Jurnal Imajinasi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi
Ismiyanto, PC.S 1
bentuk implementasi kurikulum dimensi Kurikulum LPTK, baik model dan desain
gagasan dan rancangan, dapat disebut kurikulum dan aktualisasinya bisa menjadi
kurikulum aktual (actual curriculum atau solusi?
experiences curriculum). Dalam kondisi Tulisan ini secara khusus ingin
demikian, maka yang seharusnya ditata memperbincangkan model kurikulum untuk
ulang adalah subsistem guru; misalnya LPTK Seni yang sekaligus sebagai bentuk
perbaikan sistem pendidikan guru dan usulan perbaikan dan penataan ulang
kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga struktur Kurikulum LPTK Seni di Indonesia.
Kependidikan (LPTK), perekrutan guru, dan Pertanyaan yang muncul “Bagaimanakah
pengupahan guru. Model Kurikulum LPTK Seni yang mampu
Penilaian dari Kementerian Pendidikan menjawab permasalahan di atas?”
dan Kebudayaan kiranya tidak berlebihan,
bahwa mutu guru menjadi salah satu faktor PENGERTIAN KURIKULUM
determinan implementasi Kurikulum 2013. Secara signifikan perubahan konsep
Hasil penelitian Ismiyanto dan Syafii (2011) mengenai kurikulum terjadi sejak abad ke-
juga penelitian Ismiyanto dan Aprillia 20. Perubahan tersebut dipengaruhi dan
(2015) menunjukkan bahwa Guru Seni sekaligus juga menggambarkan adanya
Budaya (baca Seni Rupa), sekalipun telah fenomena perubahan perspektif para
bersertifikat sebagai pendidik profesional, pendidik atau pakar kurikulum terhadap
namum belum menunjukkan perbaikan sosio-filosofis; perubahan konsep tentang
– ada gejala enduring pattern. Sementara IPTEKS, konsep pebelajar, konsep belajar
itu, pada acara pelatihan pengembangan dan mengajar, dan lain-lainnya. Ada yang
Kurikulum 2013 di sebuah kabupaten merumuskan bahwa kurikulum adalah
daerah Jawa Tengah, teridentifikasi para segala kegiatan yang disiapkan oleh
Guru SD/MI negeri maupun swasta tidak sekolah untuk pebelajar, ada pula yang
mampu merumuskan indikator ketercapaian mendeskripsikan kurikulum sebagai segala
kompetensi (Ismiyanto dan Eko Sugiarto, bentuk upaya sekolah untuk mempengaruhi
2014). Hal tersebut semakin menguatkan pebelajar agar dapat belajar, baik di dalam
tesis Kerry dalam Ismiyanto (1994) bahwa maupun di luar ruang, ada pula yang
in-service training tidak lagi efektif untuk menerjemahkan sebagai semua kegiatan
meningkatkan kualitas guru dan juga temuan anak (pebelajar) dengan bimbingan guru,
Beeby dalam Ismiyanto (1994) bahwa guru- dan sebagainya.
guru di Indonesia kurang dipersiapkan Tim Pengembang Kurikulum (Official
dengan lebih baik. Curriculum) 2013 Kementerian Pendidikan
Apabila benar kualitas guru menjadi dan Kebudayaan merumuskan bahwa
salah satu determinan bagi kualitas kurikulum sebagai seperangkat rencana
proses pendidikan, patut dipertanyakan, dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
“Bagaimanakah peningkatan kualitas bahan pelajaran serta cara yang digunakan
guru agar menjadi guru yang mempunyai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
wawasan luas dan profesional?” Apakah pembelajaran untuk mencapai tujuan
diperlukan peningkatan penghasilan guru, pendidikan tertentu. Dalam masa yang
sehingga tidak lagi mencari sambilan sarat dengan ketidakpastian ini, barangkali
dan fokus pada tugas utamanya? Apakah rumusan ini perlu lebih ditegaskan lagi,
diperlukan peningkatan infrastruktur menjadi seperangkat rancangan sekaligus
pendidikan di setiap sekolah? Apakah pengaturan penyelenggaraan pendidikan
penataran dan pelatihan guru secara atau pembelajaran yang isinya mencakupi
periodik dan berkesinambungan dapat komponen-komponen tujuan, bahan
menjadi solusi? Apakah perbaikan kualitas ajar, metode, dan evaluasi dalam rangka
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 2 Juli 2016 83
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 2 Juli 2016 85
mengenai data diri, latar pendidikan, Guru Seni Rupa harus mencakupi materi-
latar belakang keluarga, perolehan materi yang memungkinkan para calon guru
prestasi akademik dan non akademik, dan memperoleh berbagai pengalaman belajar
sebagainya. Seleksi moral-etika diharapkan berkarya seni rupa dan mengapresiasi karya
mampu memberikan gambaran mengenai seni rupa. Pengalaman berkarya seni rupa
perilaku dan riwayat calon dalam kehidupan bagi seorang guru seni rupa sangat penting
bermasyarakat. Seleksi akademik dilakukan karena melalui kegiatan ini, akan diperoleh
selain sebagai bentuk konfirmasi atas pengetahuan mengenai berbagai jenis karya
capaian prestasi akademik sekaligus sebagai seni rupa berikut media dan karakteristik
seleksi penempatan calon. Seleksi psikologis media berkarya seni rupa serta prosedur
untuk mengukur atau mengetahui motivasi berkarya sesuai dengan jenis karya tersebut.
pilihan profesi dan motif berprestasi calon. Pengalaman mengapresiasi karya seni rupa
Seleksi kesehatan berupa tes kesehatan fisik akan diperoleh berbagai pengetahuan;
maupun kesehatan jiwa calon; kesehatan antara lain tentang ragam, aliran, tokoh,
fisik untuk mengetahui kesamaptaan fisik, penilaian, pameran, dan pendeskripsian
dan pemeriksaan kesehatan jiwa bertujuan karya seni rupa.
untuk menggali informasi ketahanan Dalam pengembangan kurikulum
psikologis calon ketika menghadapi aneka- pendidikan guru seni rupa, selain fenomena
ragam tantangan ketika menjalankan praksis pendidikan seni di sekolah, patut pula
tugas. Terakhir seleksi kompetensi sosial, disimak kebijaksanaan program Pendidikan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan Profesi Guru (PPG) di perguruan tinggi
calon dalam mengemukakan pendapat dan yang bermandat ganda - menyelenggarakan
kemampuannya berkomunikasi pada waktu pendidikan kependidikan dan non
berinteraksi dengan pebelajar dan/atau kependidikan, yakni adanya kewajiban bagi
dengan orang lain dalam berbagai kondisi. para lulusan yang berlatar kependidikan
Untuk menjawab hal itu, Universitas maupun non kependidikan dan berminat
Pendidikan Indonesia (UPI), sebagai menjadi guru wajib mengikuti program PPG,
universitas ex-IKIP, menyiapkan dan barangkali consecutive curriculum models
merumuskan kurikulum untuk calon - dapat dipilih dan pertimbangkan dalam
guru dengan isi sebagai berikut: (a) perancangan kurikulum.
pengembangan kepribadian guru dan
tenaga kependidikan berdasarkan Pancasila KOMPETENSI GURU
dan UUD 1945, (b) pengembangan sikap dan Kompetensi ialah kemampuan bersikap
wawasan sebagai guru yang profesional, dan seseorang, menggunakan ilmu pengetahuan
(c) pengembangan atas penguasaan disiplin dan keterampilan untuk melaksanakan suatu
ilmu sesuai dengan kajian mata pelajaran dan tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan
ilmu pendidikan sebagai dasar pelaksanaan tempat tinggal seseorang sekaligus
tugas guru (baca dalam Hamalik, 2004: 57). berinteraksi (Kemendikbud, 2013). Merujuk
pada konsep tersebut, dapat diformulasikan
Dalam konteks Kurikulum Pendidikan bahwa kompetensi seorang guru hakikatnya
Guru Seni Rupa, sebagaimana dijelaskan pada berupa : (1) ilmu pengetahuan yang
paparan terdahulu; perlu memperhatikan ditekuninya, baik pengetahuan keguruan
hakikat tujuan pendidikan seni rupa pada maupun bidang studinya, (2) keterampilan
setiap jenjang dan jenis sekolah. Apabila mengimplementasikan penge-tahuan
tujuan pendidikan seni rupa adalah dalam merancang dan melaksanakan
untuk mengembangkan kreativitas dan pembelajaran, dan (3) sikap dan tanggapan
sensitivitas pebelajar (baca Ryan & Cooper, atas segala sesuatu yang terkait dengan
1984), maka isi Kurikulum Pendidikan kompetensi lainnya. Kompetensi guru
UNNES JOURNALS
86 Ismiyanto, PC.S, Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa: Implikasinya terhadap Peningkatan
Kualitas Akademik dan Profesionalitas Guru
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 2 Juli 2016 87
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta:
UNNES JOURNALS
88 Ismiyanto, PC.S, Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa: Implikasinya terhadap Peningkatan
Kualitas Akademik dan Profesionalitas Guru
UNNES JOURNALS