Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shahril Dwi Kurniawan

LKS BINDO HAL 75


Data yang diperoleh dari artikel Ahmad Tohari
No Data yang diperoleh
.
1. Lahir pada 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jawa Tengah.
Ayahnya seorang kiai (pegawai KUA) dan ibunya pedagang kain.
Menikah tahun 1970 dengan Siti Syamsiah dan memiliki lima anak.
2. Menyelesaikan pendidikan menengah di SMAN II Purwokerto.
Kuliah di beberapa fakultas, termasuk Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Sudirman (UNSUD), Fakultas Sosial Politik, dan Fakultas Kedokteran YARSI,
namun tidak menyelesaikan studi di kedua universitas tersebut.
3. Memiliki latar belakang pekerjaan di BNI 1946 dan berkontribusi dalam majalah
seperti Keluarga, Merdeka, Amanah, dan Kartini.
Mulai menulis sejak 1970-an, namun karyanya dipublikasikan secara luas setelah
menang dalam sayembara cerpen.
Karya-karyanya, seperti "Ronggeng Dukuh Paruk", "Kubah", "Jantera Bianglala",
dan "Bekisar Merah", meraih berbagai penghargaan sastra, baik di dalam maupun di
luar negeri.
4. Mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat, pada tahun 1990.
Beberapa karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing, seperti
Jepang, Belanda, Jerman, dan Inggris.
5. Novel-novelnya telah diadaptasi menjadi film dan sinetron, seperti "Ronggeng
Dukuh Paruk" yang difilmkan dengan judul "Darah Mahkota Ronggeng" dan "Di
Kaki Bukit Cibalak" yang diadaptasi menjadi sinetron.
6. Selain novel, Ahmad Tohari juga memiliki kumpulan cerpen seperti "Senyum
Karyamin" dan beberapa cerpen yang diterbitkan dalam berbagai media massa.

4. PENAFSIRAN DAN INTERPRETASI PENGARANG DALAM KUTIPAN NOVEL


BERKISAR MERAH

Judul Novel Bekisar Merah


Penulis Ahmad Tohari
Sinopsis Novel Novel "Bekisar Merah" mengisahkan kehidupan pasangan
suami-istri, Darsa dan Lasi, yang tinggal di desa Karangsoga.
Mereka adalah penyadap kelapa yang hidup sederhana dan
berjuang keras untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam hidup
mereka.
Cerita dimulai dengan perjalanan Lasi menuju rumah sakit kecil
di kota kewedanan untuk menjenguk suaminya, Darsa.
Darsa, seorang penyadap muda, mengalami cedera yang
memerlukan perawatan medis. Namun, biaya perawatan
tersebut cukup besar, dan keluarga mereka berjuang untuk
mengumpulkan uang yang dibutuhkan. Dalam kunjungannya ke
rumah sakit, Lasi diberi tahu bahwa Darsa membutuhkan
perawatan lebih lanjut di rumah sakit besar karena masalah
kesehatan yang serius.
Dalam pertemuan dengan dokter, Lasi diberi tahu bahwa
suaminya sudah lepas dari bahaya, tetapi perawatan lebih lanjut
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya. Dokter
mengungkapkan bahwa biaya perawatan tersebut bisa mencapai
puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Lasi merasa cemas dan bingung tentang bagaimana mereka
akan mampu membayar biaya perawatan yang besar ini. Dia
merasa terjebak dalam situasi yang sulit dan tidak tahu harus
bertindak bagaimana.
Kembali ke rumah, Lasi berbagi berita dengan orangtuanya, dan
mereka semua merasa terkejut dan bingung. Mereka bertanya-
tanya bagaimana mereka bisa mengatasi masalah biaya yang
sangat besar ini.
Nilai Dalam Novel Nilai Sosial:

 Kasih sayang dan perhatian:


Lasi berusaha untuk merawat suaminya yang sakit
meskipun mereka menghadapi kesulitan keuangan. Ini
mencerminkan kasih sayang dan perhatian dalam
keluarga di mana anggota keluarga saling mendukung
dalam masa-masa sulit.

Nilai Moral:

 Kepedulian dan pengorbanan:


Lasi menunjukkan pengorbanan dan kepeduliannya
terhadap suaminya yang sakit meskipun mereka
menghadapi masalah keuangan. Ini menggambarkan
nilai moral pengorbanan dan kepedulian terhadap orang
yang kita cintai.
 Tanggung jawab:
Ketika Darsa dihadapkan pada masalah kesehatan yang
serius, Lasi bertanggung jawab untuk mencari
perawatan yang tepat bagi suaminya.

Nilai Budaya:

 Tradisi penyadap kelapa: Aktivitas menyadap kelapa


merupakan bagian dari budaya masyarakat di
Karangsoga dengan ciri khas daerahnya berupa lereng
atau perbukitan.
 Peran istri dalam keluarga: Lasi, sebagai istri, merawat
suaminya dengan penuh pengorbanan dan kepedulian.
Ini mencerminkan peran tradisional perempuan dalam
keluarga.

Pandangan Novel ini menggambarkan pandangan pengarang tentang

Pengarang kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang penyadap


kelapa di sebuah lingkungan pedesaan. Pengarang menceritakan
situasi yang sulit yang dihadapi oleh tokoh utama, Lasi, yang
harus merawat suaminya yang sakit dan menghadapi masalah
keuangan yang serius untuk perawatan suaminya.

Dalam novel ini, pengarang menggambarkan realitas kehidupan


di daerah pedesaan, mengisahkan perjuangan, harapan, dan
keterbatasan yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam
menghadapi kesulitan finansial. Dengan demikian dalam nove
ini, mencerminkan perjuangan ekonomi masyarakat pedesaan.
Interpretasi Kehidupan Sehari-Hari di Pedesaan :

Pandangan
Pengarang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat
Pengarang di daerah pedesaan, khususnya dalam konteks pekerjaan sebagai
penyadap kelapa, bahwa pekerjaan penyadap kelapa tidak selalu
menghasilkan pendapatan yang stabil dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini mencerminkan
tantangan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga-keluarga
seperti yang diwakili oleh tokoh utama, Lasi dan Darsa.

Masalah Finansial:

Pengarang menggambarkan perjuangan finansial yang dihadapi


keluarga Darsa dalam menghadapi biaya perawatan medis yang
mahal. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk
mengatasi kebutuhan kesehatan yang mendesak.

Permasalahan kehidupan:

Ketidakpastian ekonomi dan kesehatan adalah masalah yang


diangkat dalam novel ini. Darsa menghadapi masalah kesehatan
yang serius, sementara keluarganya merasa tidak mampu
mengatasi biaya pengobatan yang diperlukan. Hal ini
mencerminkan realitas kehidupan di daerah pedesaan di mana
akses terhadap perawatan medis yang layak dan finansial yang
stabil mungkin sulit dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai