Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN DAN CONTOH CERITA

MENGENAI DANA. IJAYA, TAPA, DYANA, DAN SWADHYAYA

NAMA :

XII MIPA 5
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SMA NEGERI 1 SINGARAJA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................5
2.1 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
1.3 KESIMPULAN....................................................................................................................7
2.3 SARAN.................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dasa Nyama Bratha adalah konsep yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Hindu Bali. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari "Dasa" yang berarti
"sepuluh", "Nyama" yang berarti "jenis" atau "kelompok", dan "Bratha" yang berarti "pola"
atau "aturan". Jadi, secara harfiah, Dasa Nyama Bratha dapat diartikan sebagai "sepuluh jenis
aturan" yang menjadi pedoman bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali. Dasa Nyama Bratha
mengacu pada sepuluh aturan atau prinsip moral yang diikuti oleh masyarakat Hindu Bali
untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip ini
mencerminkan nilai-nilai spiritual, etika, dan tata krama yang tinggi, yang membentuk
landasan moral bagi individu dan komunitas mereka. Latar belakang Dasa Nyama Bratha
dapat ditelusuri kembali ke ajaran-ajaran agama Hindu dan kepercayaan tradisional Bali.
Hinduisme telah menjadi bagian integral dari kehidupan dan budaya Bali selama berabad-
abad, membentuk pola pikir, perilaku, dan sistem nilai masyarakatnya. Dalam konteks ini,
Dasa Nyama Bratha bukan hanya sekadar seperangkat aturan, tetapi juga representasi dari
filosofi Hindu yang mengatur hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Konsep Dasa
Nyama Bratha mencerminkan pentingnya menjaga harmoni dalam hubungan manusia dengan
diri mereka sendiri, sesama, dan alam sekitar. Dasa Nyama Bratha membentuk kerangka
kerja yang kuat bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali. Prinsip-prinsip ini membantu
membentuk karakter individu, memelihara keseimbangan sosial, dan melestarikan budaya
dan lingkungan alam. Melalui pengamalan Dasa Nyama Bratha, masyarakat Hindu Bali
berusaha mencapai kebahagiaan dan keselarasan dengan alam semesta serta mencapai
kesempurnaan spiritual.

2.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Dasa Nyama Bratha?
2. Apa saja bagian-bagian ajaran Dasa Nyama Bratha?
3. Bagaimana contoh cerita dalam kehidupan di masyarakat mengenai Dana, Ijaya, Tapa,
Dyana, dan Swadhyaya?
BAB II
PEMBAHASAN

Dasa Nyama Bratha adalah konsep yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Hindu Bali. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari "Dasa" yang berarti
"sepuluh", "Nyama" yang berarti "jenis" atau "kelompok", dan "Bratha" yang berarti "pola"
atau "aturan". Jadi, secara harfiah, Dasa Nyama Bratha dapat diartikan sebagai "sepuluh jenis
aturan" yang menjadi pedoman bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali. Dasa Nyama Bratha
mengacu pada sepuluh aturan atau prinsip moral yang diikuti oleh masyarakat Hindu Bali
untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

Nyang bratha sapuluh kwehnya, ikang nyama ngaranya, pratyekadana, ijyà, tapa, dhayana,
swadhyaya, upasthanigraha, bratha upawasa, mauna, snana, nahan ta wakning nyama, dana
weweh, annadanadi; ijyà, Devapuja, pitrpujadi, tapa, kayasangcosana, kasatan ikang çarira,
bhucarya, jalatyagadi; dhyana, ikang siwasmarana, swadhyaya, Vedabhyasa,
upasthanigraha, kahrtaning upasta, bratha annawarjadi, mauna, wacangyama kahrtaning
jar, hay wakecek kuneng, snana, tri sandyasewana, madyusa ring kalaning sandhya.

Terjemahan :

Nilah bratha sepuluh banyaknya yang disebut Nyama, perinciannya; dana, ijaya, tapa,
dhyana, swadhyaya, upasthaninggraha, brata, upawasa, mona, stana, itulah yang merupakan
Nyama; dana, pemberian; pemberian makan, minuman dan lain-lain; ijya, pujaan kepada
Deva, kepada leluhur, dan lain-lain; tapa, pengekangan nafsu jasmaniah, badan yang
seluruhnya kurus, kering, layu, berbaring di atas tanah, di atas air, dan di atas alas-alas lain
sejenis itu; dhayana, merenungkan Deva Siwa; swadhyaya mempelajari Weda;
upasthanigraha, pengekangan, upastha, singkatnya pengendalian seks; brata, pengekangan
nafsu terhadap makanan; mona, itu macamnya, tidak menguacapkan kata-kata yaitu tidak
mengucapkan kata-kata sama sekali, tidak bersuara; snana, Tri Sandhya sewana, melakukan
Tri Sandhya, mandi membershkan diri pada waktu melakukan Sandhya (Sarasamuçcaya,
260).
Berdasarkan penjelasan kitab suci Sarasamuçcaya, menyebutkan ada sepuluh bagian ajaran
Nyama bratha yang patut dijadikan pedoman oleh umat secharma untuk mewujudkan
kesempurnaan bathin dalam hidup dan kehidupan ini yang terdiri dari;

A. Dana artinya pemberian-pemberian makanan dan minimal, dll.


B. Ijya artinya pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya.
C. Tapa artinya pengekangan hawa nafsu jasmani.
D. Dhyana artinya merenung memuja tuhan
E. Swadhyaya artinya mempelajari Weda
F. Upastanigraha artinya pengekangan nafsu kelamin
G. Brataha artinya pengekangan nafsu terhadap makanan
H. Upawasa artinya pengekangan diri
I. Mona artinya pengendalian kata-kata
J. Snana artinya melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya

Adapun beberapa contoh cerita dalam Masyarakat mengenai bagian dari Dasa Nyama Bratha
sebagai berikut :

1. Dana

Pada abad ke 20 saat musim panas terdapat seorang petani yang setia mengikuti
prinsip Dasa Nyama Bratha. Beliau adalah Wayan, dan dia hidup sederhana dengan
keluarganya. Suatu hari, ketika panen mereka gagal karena musim kemarau yang panjang,
Wayan berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanpa ragu, Wayan memutuskan
untuk meminta bantuan kepada tetangganya, Made. Meskipun Made juga menghadapi
kesulitan, dia dengan tulus membantu Wayan dengan memberikan sebagian dari hasil
panennya. Wayan merasa bersyukur dan berjanji akan mengembalikan bantuan itu ketika dia
mampu. Beberapa bulan kemudian, situasi Wayan membaik dan panennya berhasil. Alih-alih
menghabiskan semua hasil panennya untuk keperluan pribadi, Wayan mengambil sebagian
dari hasil panennya dan memberikannya kepada Made sebagai tanda terima kasih atas
bantuannya. Ketika Made menerima hadiah itu, dia terharu dan mengingatkan Wayan bahwa
membantu sesama adalah bagian dari prinsip Dasa Nyama Bratha. Keduanya merayakan
kebersamaan mereka sambil berbagi cerita dan tersenyum bahagia.
Kisah Wayan dan Made adalah contoh nyata dari bagaimana prinsip Dasa Nyama Bratha
memperkuat solidaritas dan saling mengasihi di antara masyarakat Bali. Dana, atau
memberikan bantuan kepada sesama, adalah salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam
kehidupan sehari-hari mereka.

2. Ijya

Di sebuah desa kecil di Buleleng, tinggalah seorang wanita tua yang bernama Sekar.
Meskipun hidupnya sederhana, dia dikenal karena kebijaksanaan dan kasih sayangnya
terhadap tetangga-tetangganya. Sekar adalah contoh yang sempurna dari nilai-nilai Dasa
Nyama Bratha, terutama dalam konsep Ijya, atau penghormatan terhadap orang tua dan yang
lebih tua. Suatu hari, seorang pemuda bernama Ketut, yang baru saja kehilangan orang
tuanya, merasa kehilangan arah dan bingung dengan masa depannya. Tanpa ragu, dia
mendatangi Sekar untuk meminta nasihat dan bimbingan. Sekar menerima Ketut dengan tulus
dan memberikan nasihat yang bijaksana, mengingatkan Ketut tentang pentingnya
menghormati orang tua, menghargai tradisi, dan menjalani hidup dengan integritas. Dia
mengajarkan Ketut untuk selalu bersikap hormat dan rendah hati terhadap orang tua dan para
tetua di masyarakat. Ketut merasa terinspirasi oleh kata-kata Sekar dan berjanji untuk
mengikuti nasihatnya. Dia mulai belajar tentang adat dan budaya Bali serta berusaha untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Beberapa bulan kemudian, Ketut kembali mengunjungi
Sekar dengan senyum di wajahnya. Dia menceritakan bagaimana nasihat Sekar telah
membantunya menemukan jalan hidupnya yang sejati. Ketut sekarang bekerja dengan tekun
dan menghormati orang-orang di sekitarnya,

Kisah Sekar dan Ketut adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana nilai Ijya dalam
Dasa Nyama Bratha memperkuat hubungan antara generasi muda dan tua, serta menjaga
kearifan lokal dan tradisi di masyarakat Bali.

3. Tapa

Di sebuah desa terpencil di pegunungan Bali, hiduplah seorang biksu tua bernama
Wayan. Setiap hari, dia melakukan tapa, atau meditasi dan pertapaan, di gua kecil di lereng
gunung. Wayan mempraktikkan Dasa Nyama Bratha dengan penuh kesungguhan. Suatu hari,
berita datang bahwa desa mereka akan menghadapi bencana alam yang besar. Tanpa ragu,
penduduk desa bergegas mempersiapkan diri dan mencari tempat perlindungan. Namun,
Wayan memilih untuk tetap tinggal di guanya, melakukan tapa, dan memohon perlindungan
kepada dewa-dewa. Selama berhari-hari, Wayan bermeditasi dengan tekun, memohon
keselamatan bagi desa dan penduduknya. Akhirnya, bencana itu melanda, tapi desa mereka
luput dari kerusakan yang parah. Ketika penduduk desa menyadari bahwa Wayan telah
menyelamatkan mereka dengan tapanya, mereka menghormatinya dengan penuh rasa syukur.
Wayan, dengan rendah hati, menjelaskan bahwa kekuatan tapa dan doa yang sejati berasal
dari hati yang tulus dan keyakinan yang kuat.

Kisah Wayan mengilustrasikan betapa pentingnya praktik tapa dalam Dasa Nyama Bratha,
yang mengajarkan pengabdian dan kesadaran spiritual yang mendalam di tengah-tengah
kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

4. Dhyana

Di sebuah desa Bali, seorang tua bijaksana bernama Made mempraktikkan Dasa
Nyama Bratha dengan setia. Setiap pagi, dia duduk di tepi sungai, mendalami meditasi
dhyana. Suatu hari, seorang pemuda gelisah, Putu, datang meminta bimbingan. Made
mengajarkannya teknik meditasi, membantu Putu menemukan ketenangan batin. Putu
menjadi lebih tenang dan berpikiran jernih. Dengan panduan Made, Putu mulai menghargai
kekuatan dhyana dalam menjaga keseimbangan dan kedamaian dalam hidupnya. Keduanya
bersama-sama menemukan kedamaian dalam meditasi dan memperkuat ikatan spiritual
mereka.

5. Swadhyaya
Di sebuah desa Bali, seorang pemuda bernama Tameng mempraktikkan Swadhyaya
setiap hari. Dia rajin membaca kitab suci dan meneliti ajaran-ajaran Hindu. Suatu hari, ketika
desa mereka dihadapkan pada konflik, Tameng menggunakan pengetahuannya untuk
memediasi dan menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Melalui Swadhyaya, Tameng juga
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kehidupan. Ia mengajarkan
masyarakatnya tentang pentingnya belajar dan refleksi atas ajaran-ajaran yang dipelajari.
Swadhyaya membawa kedamaian dan pemahaman yang lebih baik di antara masyarakat,
memperkuat ikatan sosial mereka.
BAB III
PENUTUP
1.3 KESIMPULAN

Dasa Nyama Bratha merupakan seperangkat aturan moral yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Hindu Bali. Konsep ini tidak hanya mencakup prinsip-prinsip moral,
tetapi juga mewakili filosofi yang mengatur hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Dasa Nyama Bratha menjadi landasan moral bagi individu
dan komunitas Hindu Bali, membentuk pola pikir, perilaku, dan sistem nilai masyarakat
mereka.Sepuluh bagian ajaran Dasa Nyama Bratha, mulai dari Dana hingga Swadhyaya,
mencerminkan nilai-nilai spiritual, etika, dan tata krama yang tinggi. Melalui praktik dan
pemahaman atas ajaran ini, masyarakat Hindu Bali berusaha mencapai kesempurnaan
spiritual, menjaga keseimbangan sosial, dan melestarikan budaya serta lingkungan
alam.Contoh-contoh cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali
menggambarkan bagaimana prinsip-prinsip Dasa Nyama Bratha diterapkan dalam berbagai
situasi. Mulai dari memberikan bantuan kepada sesama (Dana), menghormati orang tua dan
yang lebih tua (Ijya), menjalani pertapaan untuk kebaikan bersama (Tapa), merenungkan
Tuhan (Dhyana), hingga belajar dan merefleksikan ajaran-ajaran agama (Swadhyaya), nilai-
nilai tersebut menjadi pedoman yang kuat dalam menjaga harmoni dan kedamaian dalam
kehidupan sehari-hari.Keseluruhan, Dasa Nyama Bratha merupakan kerangka kerja yang kuat
bagi masyarakat Hindu Bali. Prinsip-prinsipnya tidak hanya mengarah pada kehidupan
spiritual, tetapi juga pada praktik-praktik yang memperkuat ikatan sosial dan menjaga
keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Dengan memahami dan mengamalkan Dasa
Nyama Bratha, masyarakat Hindu Bali berusaha untuk mencapai kebahagiaan, keselarasan,
dan kesempurnaan dalam kehidupan mereka.

2.3 SARAN

Anda mungkin juga menyukai