Anda di halaman 1dari 11

Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023

Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

IMPLEMENTASI AJARAN DASA NYAMA BRATA


DALAM PEMBINAAN DI PANTI ASUHAN UDYANA
WIGUNA BULELENG

Oleh
Putu Ayu Nessa Anggreni (1), Luh Putu Sudarmini (2)
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja(1) (2)
email: ayunessa54@gmail.com(1), sudarminiluhputu84@gmail.com(2)

Abstract
Efforts to empower orphanage children in Indonesia, especially in Bali, are in need of
assistance from various communities and institutions/government in order to create a
superior generation despite being under the auspices of an orphanage. Orphanage
children are as important as other children in terms of education. In Bali various
efforts have been made for orphanage children in the form of special coaching,
especially Hindu religious education for Hindu orphanages. The coaching is in the
form of Hindu religious counseling, because in addition to formal education at school,
orphanage children are also fostered spiritually, ethically, and character through
religious teachings. One of them is in terms of mental self-control contained in the
teachings of Dasa Nyama Brata. Through this Dasa Nyama Brata, orphanage children
will be taught to control and train themselves on worldly pleasures.
Keywords: orphanage children, coaching, Dasa Nyama Brata

I. PENDAHULUAN
Kerangka dasar agama Hindu yang menjadi orang yang berbudi luhur
paling penting setelah Tattwa adalah untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
Susila. Susila memegang peranan batin. Susila menurut agama Hindu
penting dalam tatanan kehidupan adalah suatu tindakan mengungkapkan
masyarakat sehari-hari. Realitas hubungan timbal balik yang harmonis
kehidupan seseorang dalam dan seimbang antara manusia dengan
berkomunikasi dengan lingkungannya alam semesta (lingkungan)
akan menentukan relevansi berlandaskan atas korban suci tulus
kepribadiannya. Ia akan memperoleh ikhlas (Yadnya), (Nurwardani, dkk
simpati dari orang lain bila pola 2016:174). Tingkah laku yang baik
hidupnya menunjukkan sikap tegas mencerminkan kepribadian manusia
yang diwarnai dengan tindakan simpati sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
dan menjunjung prinsip kesantunan. paling mulia dan memiliki akal,
Dalam Tattwa dijelaskan bahwa agama mampu membedakan mana yang baik
Hindu menuntun dan memberikan dan buruk (wiweka) dalam
pedoman kepada umat manusia untuk kehidupannya. Dengan susila (etika)
mencapai kesejahteraan hidup, dengan yang sesuai dengan norma dan
demikian ajaran sucinya cenderung ketentuan yang berlaku dan
mendidik tata susila dan nilai-nilai berlandaskan atas keyakinan setiap
moral yang mendorong umat Hindu umat, maka ketentraman diri dan

Page 19
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

keharmonisan dengan orang lain akan terkadang bisa dipecahkan dengan


tetap terjaga. ajaran-ajaran agama. Salah satu yang
Cinta kasih harus terdapat dalam menjadi pusat perhatian adalah anak-
setiap moralitas yang dimiliki anak panti asuhan Hindu yang ada di
seseorang, dimana seseorang dalam Bali khususnya. Pendidikan agama
hidupnya mengamalkan etika dan tata Hindu sangat penting bagi mereka guna
susila karena ia mencintai dirinya memperkuat batin dan makna
sendiri dan menghargai orang lain. kehidupan yang sesungguhnya.
Etika akan menjadikan kehidupan Banyak stigma-stigma yang tekenal di
manusia harmonis karena telah masyarakat bahwa anak-anak yang
mengedepankan sikap toleransi dan tinggal di panti adalah anak-anak yang
tolong menolong. Melalui etika, ditinggalkan. Namun, sesungguhnya
seseorang akan menjadi anggota mereka adalah anak-anak yang
keluarga dan masyarakat yang berbudi beruntung karena mendapatkan pola
pekerti luhur, juga menjadi warga asuh, didikan, dan binaan yang belum
negara yang berakhlak mulia (Susanti, tentu anak-anak lain dapatkan. Melalui
2020:96). Sesuai pernyataan tersebut, pendidikan agama Hindu inilah, anak-
moral menjadi bagian tak terpisahkan anak panti asuhan akan dibina secara
dalam menjalankan suatu ilmu mental dalam menghadapi stigma
pengetahun yang didapat manusia. tersebut, yaitu melalui pengendalian
Tanpa moral yang baik, seseorang diri baik secara jasmani maupun
belum bisa dikatakan berhasil dalam rohani. Salah satu pengendalian rohani
hidupnya, karena karakter merupakan atau mental adalah dengan Dasa
wujud nyata dari pengetahuan yang Nyama Brata.
dimiliki setiap orang (Putra I. W., Dasa Nyama Brata ini dapat
2021) dijadikan pedoman bagi semua orang
Hendaknya etika yang baik sudah dalam upaya pengendalian atau
diajarkan sejak seseorang masih pengekangan diri guna mendapatkan
mengenyam masa pendidikan. Karena, mental dan jiwa yang sehat, sehingga
pada masa itulah, masa muda mampu berprilaku yang baik dalam
seseorang akan lebih mudah mencerna kehidupan sehari-hari. Memiliki jiwa
dan memahami berbagai informasi yang sehat tentunya dambaan setiap
yang sesuai dengan yang mereka orang. Oleh karena itu, melalui
pelajari. Pendidikan agama Hindu pengendalian diri inilah seseorang akan
menjadi didikan penting bagi generasi dapat melaksanakan dharma dalam
muda Hindu untuk menciptakan anak kehidupannya.
yang suputra dan paham akan nilai-
nilai etika kehidupan. II. METODE
Pendidikan agama Hindu sangat Implementasi ajaran Dasa Nyama
penting didapatkan oleh anak-anak, Brata dalam pembinaan di Panti
siswa/i, hingga mahasiswa/i. Melalui Asuhan merupakan sebuah tulisan
ajaran-ajaran agama, anak-anak akan di sebagai bentuk luaran dari kegiatan
didik secara rohani/mental dan PKL Jurusan Brahma Widya STAHN
memiliki karakter berbudi pekerti yang Mpu Kuturan Singaraja tahun 2023.
luhur. Artinya, anak-anak akan mulai Tulisan ini menggunakan jenis
dilatih menjadi kuat dalam menyikapi penelitian kualitatif. Metode kualitatif
berbagai problematika kehidupan yang merupakan suatu metode yang

Page 20
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

digunakan dalam sebuah penelitian Nyama Brata dijelaskan dalam sloka


guna meneliti obyek yang memiliki Sarasamuccaya, 260 sebagai berikut:
sifat alamiah, yang dimana peneliti "Nyang bratha sapuluh kwehnya,
merupakan sebuah instrument ikang nyama ngaranya,
(Sugiyono, 2019: 18). Dalam pratyekadana, ijjyà, tapà,
penelitian ini menggunakan jenis dhayana, swadhyaya,
pendekatan penelitian studi upasthanigraha, bratha upawasa,
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah mauna, snana, nahan ta wakning
suatu studi yang biasa digunakan dalam nyama, dana weweh, annadànadi;
pengumpulan data atau informasi yang ijyà, Devapujà, pitrpujadi, tapà,
dapat didapatkan dari material- kayasangcosana, kasatan ikang
material seperti buku, dokumen, çarira, bhucarya, jalatyagadi;
majalah, artikel (Sarwono, 2006). dhyana, ikang çiwasmarana,
swadhyaya, Vedabhyasa,
III. PEMBAHASAN upasthanigraha, kahrtaning
3.1 Pengertian dan Bagian-bagian upasta, bratha annawarjadi,
Dasa Nyama Brata mauna, wacangyama kahrtaning
Dasa Nyama Brata berasal dari ujar, hay wakecek kuneng, snàna,
bahasa Sanskerta, dari urat kata “dasa” tri sandyàsewana, madyusa ring
yang artinya sepuluh dan “nyama kalaning sandhya".
brata” artinya pengendalian rohani. Terjemahan:
Dasa Nyama Brata artinya sepuluh Inilah brata sepuluh banyaknya
pengendalian diri dalam tingkat mental yang disebut niyama,
atau rohani. Implementasi ajaran Dasa perinciannya; dana, ijya, dhyana,
Nyama Brata tersebut di dunia inilah swadhyaya, upasthaningraha,
tempatnya, terutama menjelma sebagai brata, upasawa, mona, snana,
manusia. Selama manusia hidup di itulah yang merupakan niyama
dunia dan beraktivitas sehari-hari, dana; pemberian, makanan
manusia memiliki kewajiban moral minuman dan lain-lain; ijya pujaan
mempertahankan dan menumbuhkan kepada dewa, kepada leluhur dan
sifat dan prilaku yang berbudi luhur. lain-lain sejenis itu; tapa;
Melalui perilakunya dalam kehidupan pengekangan nafsu jasmaniah,
sehari-hari inilah dapat diketahui badan yang seluruhnya kurus
tingkat keluhuran mental seseorang. kering, layu, berbaring di atas
Seseorang dinilai memiliki mental tanah, di atas air dan di atas alas-
baik, sehat dan mulia hanya dapat alas lain sejenis itu; dhyana:
dilihat dari cara seseorang berperilaku tepekur merenungkan Ciwa;
(Sujana, dkk, 2013:88). swadhyaya yakin mempelajari
Ajaran Dasa Nyama Brata mampu weda; upasthaningraha;
membangun mental spiritual manusia pengekangan upastha, singkatnya
agar terbebas dari berbagai macam pengendalian nafsu sex; brata:
permasalahan akan dihadapi dan pengekangan nafsu terhadap
sedang dihadapi dalam kehidupannya. makanan/minuman; mona itu
Kewajiban manusia hidup di dunia wacanyama berarti menahan, tidak
adalah menyelesaikan berbagai mengucapkan kata-kata yaitu tidak
masalah yang sedang menantang dalam berkata-kata sama sekali tidak
hidup ini (Sujana, dkk, 2013:89). Dasa bersuara; snana:

Page 21
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

trisandhyasewana, mengikuti sendiri dengan membiarkan


trisandhya, mandi membersihkan penderitaan yang dialami orang lain.
diri pada waktu pagi, tengah hari Memberikan dana punia kepada
dan petang hari. sesama merupakan kewajiban setiap
Sloka tersebut menjelaskan umat manusia sebagai wujud
bahwa itulah kesepuluh rincian ajaran persaudaraan (Sujana, dkk, 2013:91).
Dasa Nyama Brata yang patut Sesuai dengan pernyataan
dimengerti, dipahami, dan diamalkan tersebut, jika kita hendak berdana
dalam kehidupan beragama demi punia haruslah dilandaskan dengan hati
mewujudkan kesempurnaan batin umat yang tulus dan ikhlas tanpa motif
sedharma. Manfaat dari ajaran Dasa apapun. Pemberian dana punia tersebut
Nyama Brata adalah sebagai media dapat berupa makanan, pakaian,
pembelajaran, pendidikan, pengamalan maupun ilmu pengetahuan sesuai
ajaran agama Hindu guna mewujudkan dengan kemampuan kita. Pemberian
umat sedharma yang berbudi pekerti dana punia tersebut yang akan
luhur berlandaskan atas dharma menikmati hasilnya adalah yang
(kebenaran) untuk mencapai tingkat memberikan dana punia, bukan orang
kebahagiaan batin (Sujana, dkk, lain. Karma baik yang akan kita terima
2013:90). dari punia yang diberikan.
Implementasi Dasa Nyama 2. Ijya berarti pujaan kepada Deva,
Brata hendaknya dilakukan kepada leluhur, dan lain-lainnya.
berlandaskan keyakinan dan ketulusan Selain pemujaan kepada Tuhan,
hati agar manfaatnya dapat dirasakan pemujaan kepada para Deva dan
oleh setiap umat maupun orang lain di leluhur hendaknya dapat dilakukan
kehidupan beragama. Ajaran-ajarannya oleh seseorang yang mendalami ajaran
memberikan pemahaman kepada umat agama. Kita percaya bahwa Deva
bagaimana sepatutnya beprilaku adalah manifestasi dari Tuhan, dan
sebagai manusia yang dianggap melalui bantuan manifestasi Tuhan
makhluk yang paling mulia. Menjelma itulah maka manusia memohon dan
menjadi manusialah kesempatan yang menikmati berkah-Nya. Pemujaan itu
tepat untuk dapat mengamalkan ajaran- juga dilakukan kehadapan leluhur
ajaran suci demi mewujudkan untuk memohon doa restu-Nya agar
kehidupan yang damai dan sejahtera. sehat dan sejahtera di dunia (Sujana,
Bagian dari Dasa Nyama Brata, seperti dkk, 2013:91).
yang telah dijelaskan diatas yaitu Pernyataan tersebut berarti bahwa
sebagai berikut: kita sebagai umat manusia selain
1. Dana berarti pemberian-pemberian berusaha menjalankan kewajiban, kita
makanan dan minuman. pasrahkan dan serahkan hasilnya
Memberikan bantuan kepada orang kepada Tuhan. Berusahalah sesuai
lain berarti seseorang telah mampu kemampuan dan berserahlah kepada
meringankan beban penderitaan orang Tuhan melalui manifestasi-manifestasi
lain. Membantu seseorang yang benar- beliau sebagai deva, berbakti dan
benar memerlukan bantuan untuk memohon berkat juga kepada leluhur.
menyambung hidupnya adalah 3. Tapa berarti pengekangan hawa
perbuatan yang mulia dan terpuji. nafsu jasmani
Sebagai makhluk sosial, kita tidak Tapa artinya mengekang atau
dibenarkan hanya mementingkan diri mengendalikan hawa nafsu agar

Page 22
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

memperoleh kehidupan yang suci. (kewajibannya) sesuai jalan dharma


Melalui tapa, umat Hindu dapat dan selalu memusatkan diri kepada
meyakini suatu tujuan hidup dapat Tuhan sebagai kewajiban utama,
terwujud dengan pelaksanaan tapa sehingga kesejahteraan hidup akan
yang mantap dan fokus. Salah satu menghampiri orang tersebut. Apa yang
contoh pengekangan nafsu misalnya menjadi keinginannya akan mudah
nafsu jasmaniah dengan mengurangi tercapai.
porsi makanan yang dimakan setiap 5. Swadhyaya berarti mempelajari
hari, makanan yang dimakan harus Veda.
seimbang dan tidak lebih atau kurang. Swadhyaya dapat diartikan
Cara ini bermanfaat untuk meyakini dan mempelajari kitab suci
mengendorkan gejolak emosi Veda. Mempelajari Veda bagi mereka
seseorang agar dapat berpikir dengan yang terjun secara mendalam dalam
tenang (Sujana, dkk, 2013:92). kehidupan spiritual adalah kewajiban.
Sesuai dengan pernyataan diatas, Di Veda terdapat pedoman bagi mereka
selain nafsu jasmaniah berupa yang sedang menjalani hidup suci.
pengendalian makanan seseorang juga Dalam Veda terdapat berbagai jalan
harus mampu mengendalikan emosi yang menuntun umat sedharma
negatif, mengatasi rasa iri, mencapai tujuan hidupnya (Sujana,
merendahkan diri, dan menjaga diri dkk, 2013:92).
dari kelalaian. Dengan mengekang Setiap orang jika ingin mencapai
hawa nafsu jasmani atau membatasi kebahagiaan dalam hidupnya, ia harus
diri dengan hal-hal diluar dirinya, selalu berada dan berpegang teguh
seseorang juga akan membantu pada ajaran-ajaran Veda yang
jiwanya lebih sehat. mengandung kebenaran (sanatana
4. Dhyana berarti merenung memuja dharma), karena Veda akan menuntun
Tuhan. umat manusia menuju kebahagiaan
Dhyana artinya rajin memusatkan yang sejati (moksa). Ajaran dalam
pikiran kepada Tuhan untuk Veda harus diyakini, karena
menyatukan antara pikiran dengan merupakan wahyu Tuhan yang suci dan
Tuhan saat memuja Beliau. Usaha kekal abadi.
tersebut bertujuan untuk tercapainya 6. Upasthanigraha berarti
konsentrasi yang baik sebagai dasar pengekangan nafsu kelamin.
memperoleh kesucian jiwa. Seseorang yang ingin mendapatkan
Memperoleh konsentrasi yang baik kesucian jiwa, maka seseorang
perlu dilakukan secara hendaknya mengekang nafsu birahi
bertahap/berjenjang, dari tingkatan dengan sungguh-sungguh. Seseorang
pemusatan dengan waktu yang singkat yang selalu mengumbar hawa nafsunya
sampai dengan rentang waktu yang adalah sebagai akibat bahwa
cukup lama. Jika sudah terbiasa, maka bersangkutan telah mengetahui dan
hari demi hari seseorang akan mampu merasakan nikmatnya birahi itu,
mencapai tingkat konsentrasi yang sehingga mencoba untuk memenuuhi
mantap, dan akhirnya mencapai tingkat keinginan seksualnya dengan berbagai
samadhi (Sujana, dkk, 2013:92). cara yang kurang terpuji, salah satunya
Konsentrasi akan memunculkan adalah pemerkosaan. Memperkosa
konsistensi bagi seseorang saat sering disebut berzinah. Perbuatan ini
menjalankan swadharma harus dihilangkan karena menimbulkan

Page 23
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

kemerosotan moral (Sujana, dkk, Ada berbagai macam pengekangan


2013:92). diri yang dapat dilakukan seperti, puasa
Seseorang hendaknya menghindari makan, minum, puasa tidak tidur,
perbuatan-perbuatan dosa yang hanya puasa melihat, puasa tidak bicara, tidak
berlandaskan pada nafsu birahi saja. bepergian tidak bekerja dan
Seseorang harus mampu sebagainya. Di dalam agama Hindu
mengendalikan nafsu birahinya agar Nusantara jenis puasa ini
tidak terjebak selamanya pada siklus pelaksanaannya dirangkaikan dengan
kelahiran berulang-ulang. Lakukanlah pelaksanaan hari raya suci, seperti
sesuatu hal hanya untuk memenuhi Nyepi dan Siwaratri. Misalnya dapat
kewajiban di dunia ini sebagai dilihat dalam pelaksanaan upawasa
manusia, melalui cara-cara yang nyepi, umat Hindu dapat melaksanakan
positif. upawasa tersebut di tempat-tempat
7. Brata berarti pengekangan nafsu suci agar pelaksanaannya lebih mantap
terhadap makanan. (Sujana, dkk, 2013:93).
Seseorang yang berkeinginan untuk Jika seseorang tidak mampu
mencapai kesucian jiwa hendaknya mengendalikam nafsu dalam dirinya,
mampu membatasi diri untuk maka ia tidak akan pernah merasa puas.
mengonsumsi makanan maupun Dengan belajar berpuasa, seseorang
minuman dari segi jumlah maupun akan merasa cukup akan apapun yang
mutunya. Seperti misalnya membatasi ia miliki saat ini. Ia akan lebih
makanan yang berlebihan, membatasi bersyukur dan menikmati hidupnya.
makanan yang mengandung bahan- 9. Mona berarti tidak bersuara.
bahan pengawet, makan pedas, makan Mona artinya membatasi perkataan.
yang terlalu manis dan lain sebagainya. Mona bukan berarti tidak berkata-kata
Mengonsumsi makanan yang sama sekali, melainkan adalah kata-
berlebihan sangat memengaruhi kata yang harus dibatasi saat ingin
perkembangan jasmani dan rohani diungkapkan, sehingga masih dalam
yang mengonsumsinya (Sujana, dkk, batas yang wajar. Misalnya berkata
2013:93). baik dan benar, berkata menyenangkan
Sesuai dengan pernyataan tersebut, orang lain bila didengar. Dalam
seseorang harus memiliki pengetahuan mencapai jiwa yang suci, membatasi
mengenai apapun yang dikonsumsinya. kata-kata itu memang sangat penting,
Pengetahuan menjadi sumber utama sebab dari perkataan itulah seseorang
kecerdasan seseorang dalam akan disenangi atau tidak, melalui kata-
menentukan segala hal yang diperlukan kata itulah yang akan menentukan
dalam kehidupannya. Salah satunya perilaku orang lain kepada kita
adalah pengendalian diri yang dapat (Sujana, dkk, 2013:94).
dilakukan dengan melakukan tapa Sesuai pernyataan tersebut,
brata, pengekangan terhadap nafsu. apapun yang ingin kita katakan akan
Mengekang diri dari berbagai hal yang mendapat respon yang baik ataupun
tidak diperlukan bagi jasmani dan buruk, maka saringlah perkataan
rohani, maka seseorang akan sebelum sharing. Seseorang yang
memberikan ketenangan dan bijaksana akan mampu mengendalikan
kesejahteraan diri bagi setiap umat kata-katanya agar tidak menyakiti hati
manusia. orang lain. Dari kata-kata seseorang
8. Upawasa berarti pengekangan diri.

Page 24
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

akan mendapat kebahagiaan atau kebutuhan fisik, mental dan sosial


penderitaan. kepada anak asuh sehingga
10. Snana berarti melakukan memperoleh kesempatan yang luas,
pemujaan dengan Tri Sandhya. tepat dan memadai bagi
Snana artinya rajin melaksanakan pengembangan kepribadiannya sesuai
pembersihan diri secara rohani dengan dengan yang diharapkan sebagai
sembahyang (tri sandhya). bagian dari generasi penerus cita- cita
Melaksanakan Tri Sandhya bangsa dan sebagai insan yang akan
sesungguhnya adalah dasar dari turut serta aktif dalam bidang
dhyana. Biasanya seseorang sebelum pembangunan nasional”
secara disiplin dapat melakukan (Karyadiputra, dkk, 2019:186).
dhyana, terlebih dahulu yang dilakukan Menurut Sudarsana (2018:44)
adalah melaksanakan Tri Sandhya. untuk meningkatkan kemampuan
Praktek ini diawali dengan fungsi sosial anak asuh, dapat
membersihkan badan dengan cara dilakukan melalui pendidikan formal
mandi. Membersihkan badan terlebih maupun pendidikan non-formal. Hal
dahulu sebelum melaksanakan Tri itu karena pendidikan dapat
Sandhya itu akan menjadi lebih mantap menciptakan kepekaan sosial sehingga
dan berkonsentrasi (Sujana, dkk, anak tersebut dapat mengontrol dirinya
2013:94). sendiri dan dapat meningkatkan
Siapapun yang senantiasa kemampuan anak asuh sesuai dengan
menyerahkan diri kepada Tuhan dan tujuan pendidikan. Anak-anak dalam
melakukan pemujaan dengan penuh panti sosial tentunya sesuai dengan
pengabdian dan kesungguhan, maka semangat ajaran Agama Hindu, karena
Tuhan akan melindungi mereka dalam menolong sesama manusia merupakan
hidupnya. Salah satu hal sederhana bentuk Manusa Yadnya menurut
yang dapat dilakukan umat Hindu saat konsep Hindu. Memberikan
memuja Tuhan adalah dengan pendidikan bagi orang kurang mampu
melakukan Tri Sandhya setiap hari. merupakan yadnya tertinggi.
Panti Asuhan bagi anak-anak
3.2 Panti Asuhan sangat membantu tumbuh kembang
Panti Asuhan atau Panti Sosial dan pola pikir, terutama dalam segi
Asuhan Anak juga Lembaga mental/rohani anak asuh tersebut.
Kesejahteraan Sosial Anak adalah Selain pendidikan formal yang didapat
lembaga sosial nirlaba yang anak asuh di sekolah, pendidikan non-
menampung dan mendidik anak-anak formal yang didapat di panti asuhan
yatim, yatim piatu dan anak telantar. akan menjadi bekal bagi anak tersebut
Menurut Depsos (Departemen Sosial) agar siap menghadapi kehidupan
RI, “Panti Sosial Asuhan Anak adalah bermasyarakat saat dewasa nanti
suatu lembaga usaha kesejahteraan terutama ajaran-ajaran agama. Karena,
sosial yang mempunyai tanggung ajaran-ajaran agama akan mampu
jawab untuk memberikan pelayanan memotivasi anak asuh agar memiliki
kesejahteraan sosial pada anak mental yang kuat dan berbudi pekerti
telantar dengan melaksanakan yang luhur. Selain itu pendidikan
penyantunan anak telantar, agama akan mampu membantu anak
memberikan pelayanan pengganti asuh dalam menghadapi permasalahan
orang tua/wali anak dalam memenuhi

Page 25
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

hidup dan selalu mendekatkan diri Samniyamya tu tanyewa tatah


kepada Tuhan. siddhim niyacchati”.
Ajaran-ajaran suci dan luhur Terjemahan:
dalam agama Hindu, akan membantu Karena keterkaitan dengan
mendidik anak-anak asuh untuk selalu keduniawian, maka manusia
berfikir, berkata, dan berbuat yang baik tanpa ragu pasti berbuat dosa.
dalam kehidupan sehari-harinya, Tapi mampu mengendalikan diri
seperti menghargai sesama, toleransi, ia akan berhasil dengan segala
kasih sayang, sujud bhakti kepada catur tujuannya.
guru, dan ajaran-ajaran yang Sloka tersebut menjelaskan bahwa
pengimplementasiannya sudah banyak seseorang harus dapat mengendalikan
dilakukan di lingkungan mereka. dirinya maupun indria nya dalam
Melalui pendidikan agama Hindu yang berprilaku sehari-hari. Manusia
diberikan sejak dini, anak-anak akan dianggap memiliki kecenderungan
memiliki landasan yang kuat untuk untuk terjebak dalam nafsu dan
bergaul dengan orang lain, keinginan sensoris, yang jika tidak
mengajarkan nilai-nilai yang baik, dan dikendalikan dengan baik, dapat
membantu terciptanya suasana yang mengarah pada perilaku yang
penuh kasih sayang dan keharmonisan. melanggar norma etika dan moral. Jika
seseorang mampu mengendalikan
3.2 Implementasi Dasa Nyama Brata nafsu dalam dirinya, maka seseorang
Di Panti Asuhan Udyana akan mencapai tujuan hidupnya yang
Wiguna Buleleng dalam agama Hindu yaitu “Moksartam
Dasa Nyama Brata adalah Jagathita Ya Ci Iti Dharma” (tujuan
sepuluh macam pengendalian diri hidup adalah untuk mencapai
dalam tingkat yang lebih tinggi, yaitu kesejahteraan di dunia ini maupun
secara mental dan rohani. Dalam hal ini mencapai moksa). Oleh karena itu,
ajaran Dasa Nyama Brata sangat melalui ajaran Dasa Nyama Brata
penting untuk diimplementasikan inilah seseorang dapat belajar untuk
dalam kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan dirinya secara mental
mewujudkan jiwa atau mental yang atau rohani (Ni Putu Dasniari, 2021)
sehat untuk menghadapi Panti Asuhan adalah organisasi
kemungkinan-kemungkinan yang sosial yang diperuntukkan untuk
terjadi dalam kehidupan di dunia ini. mengasuh, mendidik dan merawat
Sepuluh hal tersebut tentunya anak-anak yatim piatu/yatim/piatu dan
memiliki peranan yang penting bagi anak terlantar. Panti asuhan seringkali
setiap manusia sebagai makhluk menjadi tempat bagi anak yang
individu dan sosial. Manusia tidak bisa mengalami kesulitan ekonomi dan
lepas dari kehidupan duniawi, tetapi sosial sehingga tidak dapat tinggal
jika manusia mampu mengendalikan bersama keluarga kandungnya. Adanya
dirinya maka tujuan hidupnya akan panti asuhan bertujuan untuk
tercapai. Dinyatakan dalam sloka menyediakan lingkungan yang aman,
Manawa Dharmasastra, II.93 sebagai mendukung dan memuaskan bagi
berikut: anak-anak yang tinggal di sana. Di
“Indriyanam parasanggena panti asuhan, anak-anak biasanya
dosamrechatysamcayam mendapat pelayanan dasar seperti

Page 26
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

makanan, pakaian, tempat tinggal dan masyarakat umum atau


pendidikan. pemerintah, mereka juga diajarkan
Selain pendidikan secara umum, untuk selalu berbagi satu sama lain
anak-anak panti asuhan juga tanpa membeda-bedakan.
mendapatkan pendidikan agama Meskipun mereka tidak sedarah,
sebagai bekal dalam berprilaku tetapi mereka tinggal di satu atap
berlandaskan kebenaran (dharma) yang sama sebagai saudara.
untuk kesejahteraan kehidupan mereka 2. Ijya berarti pemujaan kepada
kedepan, baik secara jasmani maupun manifestasi Tuhan (Deva), para
rohani. Dalam panti asuhan Udyana leluhur, dan lain-lain. Selain
Wiguna ajaran-ajaran Hindu yang pemujaan kepada Tuhan, anak-
diberikan berupa ajaran dasar yang anak di panti asuhan pasti
tentunya bermanfaat bagi mereka diajarkan untuk menghormati dan
kedepannya, karena meskipun zaman memuja para deva sebagai
mengalami perubahan ajaran-ajaran manifestasi Tuhan dan leluhur
agama akan tetap relevan di mereka dimana mereka berasal.
implementasikan. Terkait dengan Jika hari libur tiba, anak-anak panti
kondisi anak-anak di zaman kali yuga biasanya akan kembali ke rumah
ini, hal yang paling menjadi perhatian masing-masing untuk bertemu
adalah kesehatan mental dan rohani sanak saudara agar mereka selalu
berupa pengendalian diri. ingat darimana mereka berasal.
Pengendalian diri secara mental perlu 3. Tapa berarti pengekangan hawa
dilakukan sejak dini atau usia anak- nafsu jasmani. Di zaman sekarang
anak agar nanti mereka tidak ini pengekangan nafsu perlu
terjerumus ke hal-hal yang tidak diajarkan sejak dini. Anak-anak
bermoral. Salah satu yang dapat panti diajarkan untuk
menjadi pegangan bagi mereka adala mementingkan apa yang menjadi
ajaran Dasa Nyama Brata. (Putra, prioritas. Maksudnya adalah
2021) keinginan-keinginan yang tidak
Ajaran Dasa Nyama Brata ini sesuai kebutuhan harus dikekang.
sangat tepat untuk diajarakan kepada Seperti misalnya pembatasan
anak-anak sebagai pengetahuan awal penggunaan handphone secara
pengendalian diri. Sepuluh ajaran berlebihan.
dalam Dasa Nyama Brata akan mampu 4. Dhyana artinya tekun memusatkan
menumbuhkan karakter anak-anak pikiran kepada Tuhan.
yang berbudi luhur dan tidak Memusatkan pikiran kepada
melenceng dari norma-norma yang Tuhan tentu bukan hal yang
berlaku di masyarakat. Adapun bagian- mudah. Namun, tahap awal agar
bagian Dasa Nyama Brata dan bisa memusatkan pikiran kepada
implementasinya bagi anak-anak panti Tuhan adalah melalui latihan yoga.
asuhan, yaitu: Bagi anak-anak yoga bisa
1. Dana artinya suka bersedekah atau membantu mereka untuk
berpunia berupa makanan, meningkatkan konsentrasi, baik
minuman, pengetahuan, dan saat memuja Tuhan maupun dalam
sebagainya. Anak-anak yang aktivitas pembelajaran.
tinggal di panti asuhan, selain 5. Swadhyaya artinya yakin
mendapatkan bantuan dari mempelajari kitab suci Weda.

Page 27
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Weda bisa dipelajari oleh ini akan melatih kepekaan mereka


siapapun, namun perlu bertahap untuk merasakan bagaimana
dan berjenjang agar tidak ada salah penderitaan orang lain ketika tidak
tafsir. Bagi anak-anak kitab Itihasa ada makan dan minum. Tentunya
dan Purana sangat tepat diberikan mengajarkan mereka cara
sebagai awal pengenalan kitab suci bersyukur.
Weda. Ajaran-ajaran 9. Mona artinya tidak berkata,
kepahlawanan dan sejarah kuno membatasi bersuara. Membatasi
dari Itihasa dan Purana akan suara disini bukan berarti tidak
memudahkan mereka dalam bersuara sama sekali, namun
meresapi inti ajaran Weda. membatasi dalam berkata. Artinya,
6. Upasthanigraha berarti anak-anak akan diajarkan
pengekangan dari nafsu birahi. bagaimana cara berbicara yang
Seiring berkembangnya zaman, baik dan tidak menyakiti orang
tindak kekerasan dan pergaulan lain. Berbicara sopan dan santun,
bebas pun mulai merajalela mengucapkan salam ketika
terutama bagi kaum remaja dan bertemu sesorang atau memulai
anak-anak. Pengenalan mengenai suatu kegiatan adalah cara untuk
seks bebas perlu diberikan kepada membatasi diri agar tidak berkata
anak-anak panti asuhan yang tidak yang kasar atau tidak baik.
diasuh oleh orang tua mereka 10. Snana berarti rajin melaksanakan
secara langsung. Agar tidak mudah pembersihan diri (batin) dengan
terjadinya seks bebas perlu adanya cara sembahyang. Penerapan
sosialisasi sejak dini mengenai sederhana yang dapat dilakukan
dampak pergaulan bebas. anak-anak setiap harinya adalah
7. Brata adalah pengekangan nafsu dengan Tri Sandhya sebelum
terhadap makanan dan minuman. memulai suatu kegiatan. Dengan
Dalam hal ini pengekangan yang melaksanakan Tri Sandhya yang
dimaksud adalah membatasi dilakukan 3 kali sehari, anak-anak
segala yang berlebihan. Bagi anak- telah melakukan pembersihan diri
anak yang masih dalam tumbuh secara rohani agar selalu berada di
kembang, tentu harus dijaga pola jalan Tuhan. Penyucian lainnya
makan dan minum agar tidak yang dapat dilakukan adalah
sembarangan dalam penyucian pikiran dengan
mengkonsumsinya. Makanan dan pengetahuan. Pendidikan formal
minuman yang dikonsumsi harus maupun non formal yang didapat
dalam takaran yang sesuai dengan anak-anak akan mampu
kebutuhan gizi mereka, tidak membersihkan pikiran mereka,
kurang maupun berlebihan. sehingga mampu berprilaku sesuai
8. Upawasa adalah pengekangan diri ajaran dharma.
(berpuasa). Pelaksanaan puasa ini Penerapan Dasa Nyama Brata
biasanya dilaksanakan saat hari bagi anak-anak panti asuhan tentu akan
raya suci di Bali, seperti Nyepi memudahkan mereka dalam
maupun Siwaratri. Anak-anak menghadapi permasalahan kehidupan
panti juga harus diajarkan cara dan mempersiapkan diri untuk hidup
berpuasa, tanpa makan dan minum yang lebih sejahtera. Jika mereka sudah
meskipun hanya setengah hari. Hal terbiasa sejak dini melakukan ke

Page 28
Swara Vidya / Volume 3 Nomor 2 2023
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

sepulun hal tersebut, maka batin atau danmempersiapkan diri untuk hidup
mental mereka akan lebih kuat. yang lebih sejahtera.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Panti Asuhan adalah organisasi Artajaya dan Kerti. 2022. Dasa Yama
sosial yang diperuntukkan untuk anak- Dan Dasa Nyama Brata
anak yatim, piatu, yatim piatu, dan (PENDIDIKAN AGAMA
terlantar atau kebutuhan ekonominya HINDU DAN BUDI PEKERTI.
tidak dapat terpenui. Panti Asuhan bagi Dasniari, N. P., & Putra, I. W. S.
anak-anak sangat membantu tumbuh (2021). HUKUM
kembang dan pola pikir, terutama KARMAPHALA DAN
dalam segi mental/rohani anak asuh PUNARBAWA MENURUT
yang tidak diasuh oleh keluarga GARUDA PURANA. SWARA
biologisnya. Selain pendidikan formal WIDYA: Jurnal Agama
yang didapat anak asuh di sekolah, Hindu, 1(2).
pendidikan non-formal yang didapat di Putra, I. W. S. (2021). Implikasi Covid-
panti asuhan akan menjadi bekal bagi 19 Terhadap Nilai Kesusilaan
anak tersebut agar siap menghadapi Persfektif Teologi
kehidupan bermasyarakat saat dewasa Moral. Sphatika: Jurnal
nanti terutama ajaran-ajaran agama. Teologi, 12(1), 38-48.
Dalam agama Hindu, salah satu ajaran Putra, IW.S, & Suardika, N. (2021).
penting yang dapat diimplementasikan ETIKA HINDU DALAM
oleh anak-anak panti asuhan adalah REPRESENTASI SENI
Dasa Nyama Brata. Penerapan BONDRES DI KOTA
DasaNyama Brata bagi anak-anak SINGARAJA BALI. Widya
panti asuhan tentu akan memudahkan Genitri: Jurnal Ilmiah
mereka dalam menghadapi Pendidikan, Agama dan
permasalahan kehidupan Kebudayaan Hindu, 12(2), 108-
117.
Setyaningsih. 2019. PERAN
Nurwardani, dkk. 2016. Pendidikan PENDIDIKAN AGAMA HINDU
Agama Hindu untuk Perguruan DALAM MEMBENTUK
Tinggi. Jakarta: RISTEKDIKTI. KEPRIBADIAN SISWA. Klaten
Susanti, K.D. 2020. AJARAN SUSILA Jawa Tengah.
HINDU DALAM MEMBANGUN Sujana, dkk. 2013. Buku
KARAKTER DAN MORALITAS. Pengembangan Materi Agama
Haridracarya: Jurnal Pendidikan Hindu dan Budi Pekerti Untuk
Agama Hindu, Vol. 1, No. 1. SMA & SMK. Penerbit: Sri Rama

Page 29

Anda mungkin juga menyukai