OVARIOHISTEREKTOMI (1)
Disusun oleh:
Muhammad Emir Kusuma W, SKH B9404231014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan : Laporan Akhir Kegiatan PPDH Stase Bedah dan Radiologi
Nama : Muhammad Emir Kusuma W, SKH B9404231004
Inayati Ilmi, SKH B9404231055
Shafa Adela Putri, SKH B9404231068
Disetujui oleh:
Diketahui oleh:
Tanggal Pengesahan:
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Kegiatan operasi ini bertujuan melatih keterampilan mahasiswa Pendidikan
Profesi Dokter Hewan (PPDH) dalam melakukan tindakan pembedahan aseptis
ovariohisterektomi (OH) yang meliputi tindakan pre-operasi, operasi, dan post-
operasi dengan baik dan benar.
DEFINISI KASUS
2.1 Anamnesis
Kucing diberi nama Deya merupakan kucing tanpa pemilik yang ada di Puri
De Kost Cibanteng. Kucing domestic short hair (DSH) berjenis kelamin betina
secara inspeksi kucing aktif, makan minum normal, tidak flu, dan bulu tampak sehat.
Kucing Deya tidak diketahui riwayat vaksin dan obat cacing.
2.2 Sinyalemen
Nama : Deya
Jenis hewan : Kucing
Jenis kelamin : Betina
Umur : <1 tahun
Ras : DSH
Warna rambut : Tabby
Berat badan : 2.6 kg
Tanda khusus : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pre-operasi ovariohisterektomi (OH) yang
dilakukan yaitu hematologi darah dan pencitraan organ reproduksi dengan
ultrasonografi (USG). Pemeriksaan darah semua kompartemen pada Lampiran 1
menunjukan hasil dalam batas normal sehingga dapat disimpulkan secara
laboratoris kesehatan kucing deya siap untuk menjalani operasi ovariohisterektomi.
Hasil sonogram uterus dan ovarium melalui USG tampak dengan interpretasi
dinding uterus tipis dan panjang. Hal pemeriksaan masih sejalan dengan keadaan
umur kucing Deya yang masih <1 tahun dan belum pernah melahirkan.
METODE
5.2 Operasi
Kucing yang telah teranestesi diposisikan dorsal recumbency dan semua
ekstremitas direstrain menggunakan tali. Asisten operasi memasangkan kain duk
dan dijepit menggunakan towel clamp pada setiap sudut duk, kemudian area insisi
diberikan kembali povidone iodine dengan mengusap secara sirkular dari dalam
area insisi ke arah luar. Insisi dilakukan sekitar 1-2 cm caudal dari umbilikus pada
kulit dan subkutan sepanjang 5 cm (Kiani et al. 2014) dan linea alba akan terlihat.
Linea alba dipegang dan diangkat sedikit menggunakan rat tooth thumb tissue
forceps untuk dilakukan insisi guna membuka rongga abdomen dengan hati-hati
agar tidak terkena jaringan lain dibawahnya. Dinding abdomen kanan dikuakkan
dan dilakukan eksplorasi rongga abdomen untuk mendapatkan kornua uteri
menggunakan spay hook. Selanjutnya kornua uteri ditarik keluar insisi dan
ditelusuri sampai ovarium ditemukan. Setelah ovarium ditemukan, lebih lanjut
ligamentum suspensorium dicari pada ujung proksimal ovarium dan dilakukan
pemutusan ligamentum suspensorium agar ovarium dapat dikeluarkan. Kompleks
pembuluh darah ovarium diligasi dan dipotong (Pereira et al 2018) menggunakan
klem arteri sebanyak 2 buah dan ligasi dilakukan menggunakan benang 3/0 catgut
chromic. Setelah itu diperiksa adanya perdarahan pada ujung kompleks pembuluh
darah ovarium yang telah diligasi, dipotong, dan dibuka klem arterinya. Setelah
prosedur yang sama dilakukan pada ovarium disisi lainnya, kedua kornua uteri
dapat ditarik keluar.
Langkah selanjutnya yaitu menelusuri bagian bifurcatio dari uterus untuk
diligasi pada bagian korpus uteri dekat serviks uteri. Operasi OH kucing deya ini
memilik kesulitan dalam mencapai bagian bifurcatio dari uterus dikarenakan
struktur anatomis kornua uterusnya sangat panjang. Pendekatan bifurcatio yang
cukup dalam kearah caudal pada kucing Deya sehingga sayatan diperpanjang
sekitar 1 cm ke arah caudal dengan straight blunt-blunt mayo sciccor. Kesulitan
selanjutnya adalah kornua kucing Deya yang ternyata rapuh sehingga ligasi yang
sebelumnya dilakukan di bifurcatio menjadi di kornua uteri yang masih dapat di
jangkau di bagian terdalam caudal. Ligasi pada kornua uteri dilakukan
menggunakan catgut chromic 3/0 dengan simpul ahli bedah sebanyak 2 ligassi di
titik yang berbeda. Setelah itu diperiksa adanya perdarahan pada ujung kornua
uteri yang telah diligasi, dipotong, dan dibuka klem arterinya. Selanjutnya sisa
potongan uterus dilepas ke dalam rongga abdomen. Kemudian rongga abdomen
diirigasi dengan cairan NaCl fisiologis dan diberi antibiotik penicilin. Selanjutnya
dilakukan penjahitan pada linea alba dan peritonium dengan pola simple
interupted suture menggunakan benang catgut chromic 3/0. Jaringan subkutan
dijahit dengan pola subkutikuler menerus sederhana menggunakan benang catgut
chromic 3/0 sedangkan penjahitan kulit dilakukan dengan pola sederhana terputus
menggunakan catgut chromic ukuran 3/0.
5.3 Monitoring
Monitoring saat operasi dilakukan oleh asisten monitoring dengan interval
15 menit sekali. Monitoring saat operasi bertujuan mengetahui status present
hewan dibawah efek obat anestesi. Hewan yang teranestesi memiliki resiko besar
sehingga moitoring ini penting dilakukan agar jika selama operasi terjadi
penurunan kondisi vital hewan yang jauh dari subnormal dapat segera diberikan
penanganan. Monitoring tanda vital yang diperiksa antara lain frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan, temperatur, dan CRT, dan mukosa. Hal ini sesuai dengan
pernyataan McKelvey dan Hollingshead (2003) pemantauan selama proses
anestesi perlu dilakukan, hal ini untuk melihat reaksi dari obat-obatan tersebut
dengan tubuh pasien. Pemantauan sebaiknya difokuskan pada fungsi respirasi,
fungsi sirkulasi, dan temperatur tubuh yang memiliki peran mempertahankan
kedalaman anestesi. Hasil monitoring kucing Deya selama operasi disajikan
pada Grafik 1.
Gambar 1 Gambaran frekuensi nafas, frekuensi jantung, dan temperatur
selama operasi ovariohisterektomi kucing deya.
Gambar 1 Luka hari 0 Gambar 2 Luka hari ke-2 Gambar 3 Luka hari ke-4
Gambar 4 Luka hari ke-6 Gambar 5 Luka hari ke-8
SIMPULAN
6.1 Simpulan
Ovariohisterektomi dilakukan mengangkat organ ovarium dan uterus hewan
betina. Teknik yang digunakan untuk operasi ovariohisterektomi kucing Bocil
melalui ventral mindline. Kondisi luka kucing deya sudah mengering dan menutup.
Perawatan yang post operasi meliputi pemberian antibiotik, antiinflamasi, vitamin,
dan perawatan luka.
6.2 Saran
Operator dan asisten operator PPDH sebaiknya menyiapkan rencana cadangan
untuk menyiapkan protokol bedah ovariektomi jika dalam kasus yang sama
ditemukan uterus kucing sangat kecil dan rapuh.
DAFTAR PUSTAKA
Adams RH. 2001. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. 8nd edition. IOWA
State: University Press Ames.
Aryanti F, Romadhiyati F. 2021. Penyembuhan Luka Pasca Kastrasi pada Kucing
Jantan dengan Menggunakan Sediaan Propolis Cair. Agrosainta 5: 1-8.
DeTora M, McCarthy RJ. 2011. Ovariohysterectomy versus ovariectomy for
elective sterilization of female dogs and cats: is removal of the uterus
necessary? J Am Vet Med Assoc. 239: 1409-1412.
Greene SA, Thurmon JC. 1988. Xylazine--a review of its pharmacology and use in
veterinary medicine. J Vet Pharmacol Ther. 11(4):295-313. doi:
10.1111/j.1365-2885.
Katzung, B. G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kennedy BPA, Cumming B, Brown WY. 2020. Global Strategies for Population
Management of Domestic Cats (Felis catus): A Systematic Review to
Inform Best Practice Management for Remote Indigenous Communities in
Australia. Animals (Basel) 10: 1-17.
Kiani FA, Kachiwal AB, Shah MG, Nizamani ZA, Khand FM, Lochi GM, Haseeb
A, Khokhar AM, Oad A, Ansari MI. 2014. Comparative Study on Midline
and Flank Approaches for Ovariohystrectomy in Cats. J Agric Food Tech.
4: 21-31.
Kreisler RE, Cornell HN, Levy JK. 2019. Decrease in Population and Increase in
Welfare of Community Cats in A Twenty-Three Year Trap-Neuter-Return
Program in Key Largo, FL: The ORCAT Program. Front Vet Sci. 6: 1-14.
McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary Anesthesia and Analgesia. 3rd
Ed. United States of America: Mosby.
Pereira MAA, Gonçalves LA, Evangelista MC, Thurler RS, Campos KD,
Formenton MR, Patricio GCF, Matera JM, Ambrósio AM, Fantoni DT.
2018. Postoperative pain and short-term complications after two elective
sterilization techniques: ovariohysterectomy or ovariectomy in cats. BMC
Vet Res. 14: 335.
Pirade PF. 2015. Perbandingan Pengaruh Anastesi Ketamin-Xylazin dan Ketamin-
Zoletil Terhadap Fisiologis Kucing Lokal (Felis domestica) [Skripsi].
Makassar (ID) : Universitas Hasanuddin.
Plumb DC. 2011. Plumb's veterinary drug handbook 7th Edition. PharmaVet Inc.
Rahmiati DU, Wismandanu O, Anggraeni TK. 2020. Kontrol Populasi dengan
Kegiatan Sterilisasi Kucing Liar di Lingkungan UNPAD. J Aplikasi Ipteks
untuk Masyarakat 9: 114-116.
Tambing, T. 2014. Perbandingan Pengaruh Anestesi Ketamin-Xylazine Dan
Ketamin-Zoletil Terhadap Frekuensi Nafas Dan Denyut Jantung Kucing
Lokal (Feline Domestica) Pada Kondisi Sudden Loss of Blood. [Skripsi].
Makassar (ID): Universitas Hasanuddin
LAMPIRAN
3. Status Present
3.2. Adaptasi Lingkungan : Baik/buruk
Palpasi
Leher
- Perototan :
- Trachea :
- Esofagus :
3.4. Thorak : 3.4.1. Sistem Pernafasan
Inspeksi Perkusi
- Ritme : teratur
Inspeksi A u s k u l t a s I (lanjutan) :
- Intensitas : kuat
Auskultasi Anus
Jantan Betina
- Urethra :
Inspeksi Palpasi
- Perototan kaki depan : simetris - Struktur pertulangan : tegas
- Perototan kaki belakang : simetris - Kaki kiri depan : kokoh dan simetris
- Spasmus otot : tidak ada - Kaki kanan depan : kokoh dan simetris
- Sudut persendian : tidak ada perubahan - Kaki kanan belakang : kokoh dan
simetris
- Konsistensi : kenyal
- Kesimetrisan ka / ki : simetris
Kestabilan pelvis
- Konformasi : tegas
Mahasiswa PPDH,
Dosen Bedah
PDW 15.0 0 – 50 %
Operasi
OVARIOHISTEREKTOMI (2)
Disusun oleh:
Muhammad Emir Kusuma W, SKH B9404231014
1.2 Tujuan
Operasi bertujuan melatih keterampilan dan kemampuan mahasiswa program
Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) dalam melakukan tindakan pembedahan
aseptis ovariohisterektomi (OH) yang meliputi tindakan pre-operasi, operasi, dan
post-operasi dengan baik dan benar
DEFINISI KASUS
2.1 Anamnesis
Kucing bernama Mommy merupakan kucing stray berjenis kelamin betina
yang ditemukan di sekitar lingkungan kampus IPB. Kucing Mommy merupakan
kucing dengan ras domestic short hair (DSH) dan memiliki kondisi umum aktif.
Kucing Mommy belum pernah diberikan obat cacing ataupun divaksin.
2.2 Sinyalemen
Nama : Mommy
Jenis Hewan : Kucing
Jenis Kelamin : Betina
Umur : 土 2 Tahun
Ras : DSH
Warna Rambut dan Kulit : Calico dan kulit putih
Berat Badan : 3 kg
Tanda Khusus :-
Gambar 1 Kucing Mommy
PEMERIKSAAN PENUNJANG
METODE
4.1 Waktu dan Tempat
Operasi dilaksanakan pada hari Jumat, 22 September 2023 pukul 09.00 sampai
11.00 WIB di Laboratorium Bedah dan Radiologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan
Biomedis, Institut Pertanian Bogor.
Sediaan obat yang digunakan pada pre-operasi, operasi, dan post-operasi ini di
antaranya adalah premedikasi menggunakan sediaan atropin sulfat (SC), ketamine-
xylazine (IM), dan penisilin (topikal), intramox (IM), biosan (IM).
Tabel 2 Perhitungan volume pemberian obat-obatan
Amoxicillin (Intramox)
Dosis = 20
mg/kg BB
Konsentrasi = 150
mg/ml
Volume pemberian = 0.4 ml
4.3.2 Operasi
5.2 Operasi
Hewan diletakkan dengan posisi dorsal recumbency. Area bedah atau area
insisi di draping terakhir menggunakan povidone iodine secara melingkar (dari dalam
ke luar). Kain duk steril diletakkan di area insisi, kemudian difiksasi menggunakan 4
buah towel clamp pada keempat sisi kain. Insisi dilakukan pada bagian caudal
umbilikal dengan jarak 2–3 jari (2–3 cm) dari caudal umbilikal menggunakan blade
no.10. Insisi dibuat sepanjang 3–4 cm. Kemudian dipreparir menggunakan straight
sharp-sharp mayo scissors hingga menemukan linea alba. Linea alba ditemukan,
diangkat menggunakan dressing thumb tissue forceps kemudian di sayat
menggunakan scalpel dengan posisi yang tajam berada di atas (scalpel di balik).
Selanjutnya, line alba dibuka dan di preparir menggunakan straight sharp-blunt mayo
scissors. Bagian kulit dan otot diikat dengan stay suture untuk mempermudah
eksplorasi rongga abdomen.
Cornua uteri ditelusuri dan ditemukan ovarium lainnya. Setelah kedua ovarium
sudah terpisah, cornua uteri ditelusuri sampai pada corpus uteri. Bifurcatio uteri
diangkat, kemudian bagian posteriornya dijepit dengan 2 hemostat. Kemudian ligasi
dilakukan tepat di anterior hemostat pada kedua cornua sebanyak minimal 2 kali atau
sampai terlihat cincin anemis. Penyayatan dilakukan pada bagian diantara kedua
hemostat, kemudian pendarahan dipastikan kembali dan diteteskan penicillin,
kemudian dilepaskan perlahan. Rongga abdomen di-flushing dengan NaCl fisiologi
dan diberikan beberapa tetes penicillin. Linea alba dan aponeurosa m. rectus
abdominis dijahit dengan pola simple interrupted menggunakan benang catgut
chromic 3.0. Subkutan dan kulit ditutup dengan pola subcutaneous menggunakan
benang catgut chromic 3.0. Ujung area insisi ditutup dengan pola jahitan simple
suture sebanyak 1 jahitan menggunakan benang silk 4.0. Luka jahitan dibersihkan
menggunakan NaCl 0.9%, povidone iodine, dan diberikan salep perubalsam. Luka
jahitan ditutup menggunakan kassa steril, micropore, dan dibalut dengan gurita untuk
meminimalisasi risiko terbukanya perban akibat pergerakan aktif pasien. Selama
proses operasi berlangsung, hewan dimonitoring setiap 15 menit. Pemeriksaan
kondisi hewan meliputi capillary refill time (CRT), frekuensi denyut jantung,
frekuensi nafas, dan suhu.
5.3 Monitoring
Monitoring saat operasi perlu dilakukan untuk mengetahui status hewan selama
operasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah efek dari anestesi pasien
masih ada atau sudah mulai sadar. Monitoring dilakukan tiap 15 menit sekali saat
operasi berlangsung. Hal yang perlu dilakukan monitoring yaitu menghitung
frekuensi denyut jantung, frekuensi pernapasan, temperator, CRT, dan juga mukosa.
Berikut hasil monitoring kucing Mommy selama operasi (Tabel 3).
Tabel 3 Hasil monitoring kucing Mommy selama operasi ovariohisterektomi
Menit ke-
Parameter Monitoring
1 2 3 4 5 6 7
Frekuensi 32 48 36 48 28 32 48
Nafas
Frekuensi 112 112 108 196 104 108 140
Jantung
Temperatur 37,2 38,7 38,0 38,2 37,5 37,7 38,6
(oC)
CRT (detik) 2 2 2 2 2 2 2
Turgor <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3
Mukosa pink pink pink pink pink pink pink
Terapi obat pascoperasi yang diberikan yaitu cefadroxil oral (Lostacef®) dan
imboost®. Cefadroxil diberikan sebanyak dua kali sehari dengan dosis 1 mL/kg berat
badan, sedangkan imboost® diberikan 1 mL/hari/ekor. Cefadroxil merupakan
antibiotik berspektrum luas yang berfungsi untuk menghambat sintesis dinding sel
bakteri karena memiliki aktivitas bakterisida. Imboost® merupakan
immunomodulator yang digunakan untuk memperbaiki daya tahan tubuh kucing dan
digunakan sebagai terapi suportif (Rukmini et al. 2022).
SIMPULAN
6.1 Simpulan
Ovariohisterektomi yang dilakukan pada kucing Mommy dilakukan untuk
menangkat organ ovarium hingga uterus kucing. Kucing diberikan terapi antibiotik
cefadroxil dan suportif imboost®. Kondisi luka kucing Mommy menutup sempurna
pada hari ke-12 setelah diberikan bioplacenton® setiap harinya.
6.2 Saran
Sebelum kucing dilepaskan kembali perlu dilakukan pemeriksaan darah ulang
agar mengetahui apakah kucing dilepaskan dalam keadaan sehat atau tidak. Perlu
diberikan terapi suportif berupa pakan recovery agar mempercepat proses
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
[OIE] Office International des Epizooties. 2018. Animal population:
Cats2018[Internet]. Diunduh pada 2022 Mar 8. Tersedia pada:
https://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/Countryinformation/Animalpo
pulation.
Noviana D, Gunanti, Jelantik NRFH. 2006. Pengaruh anestesi terhadap saturasi
oksigen selama operasi ovariohisterektomi kucing. J.Sain.Vet. 24(2):177-184.
Rahayu NF, Nurmaningdyah AA, Fitria RI, Anggraeni A, Prabawan R. 2021.
Laporan kasus: pyometra pada kucing domestic short hair. MKH. 32: 1-11.
Rahmatullah AH, Jayanti PD. Penggunaandaun tempuyung untuk pengobatan
urolithiasis pada kucing lokal. Jurnal Ilmu Kesehatan Hewan. 5(9): 142-150.
Rahmiati DU, Wismandanu O, Anggaeni TK. 2020. Kontrol populasi dengan
kegiatan sterilisasi kucing liar di lingkungan Unpad. Dharmakarya: Jurnal
Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 9(2): 114-116.
Roeswandono, Mussa ORPA, Pangaribuan MJA. 2019. Perhitungan telur toxocara
cati dan jumlah sel darah putih pada kucing liar (felis catus) di dukuh kupang
surabaya. Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan. 9:18-23.
Rukmini NWA, Suartha IN, Batan IW. Laporan kasus: peradangan kantung kemih
dan kristalisasi kalsium oksalat air kemih. Indonesia Medicus Veterinus. 11(6):
876-885.
Yadav GU, Thorat MG, Bedarkar SN. 2008. Efficacy of xylazine as a sedative in
cattle. Veterinary World. 1(11):340.
LAMPIRAN
Umur : 2 tahun o
Suhu tubuh : 38,6 C
3. Status Present
3.2. Adaptasi Lingkungan : Buruk
Palpasi
- Iris : tidak ada perlekatan, kuning - Iris : tidak ada perlekatan, kuning
- Pupil : tidak ada perlekatan, hitam - Pupil : tidak ada perlekatan, hitam
Leher
- Perototan :
- Trachea :
- Esofagus :
Inspeksi Perkusi
- Bentuk rongga thorax : simetris - Lapangan paru-paru : tidak ada perubahan
- Ritme : teratur
Inspeksi A u s k u l t a s I (lanjutan) :
- Intensitas : kuat
- Lapangan jantung : tidak ada kelainan - Suara sistolik & diastolik : jelas
- Legok lapar : tidak ada kelanan - Hypogastrikus : tidak ada rasa sakit
Auskultasi Anus
Auskultasi - Sekitar anus : sedikit kotor
Jantan Betina
- Urethra :
Inspeksi Palpasi
- Perototan kaki belakang : simetris - Kaki kiri depan : kokoh dan simetris
- Spasmus otot : tidak ada - Kaki kanan depan : kokoh dan simetris
- Sudut persendian : tidak ada perubahan - Kaki kanan belakang : kokoh dan simetris
- Cara bergerak - berjalan : Koordinatif - Konsistensi pertulangan : kompak, tidak ada
rasa
- Konsistensi : kenyal
- Kesimetrisan ka / ki : simetris
Kestabilan pelvis
- Konformasi : tegas
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
PEMERIKSAAN LANJUTAN
PROGNOSA
TERAPI/TINDAKAN Ovariohisterektomi
Mahasiswa PPDH,
Dosen Bedah
KASTRASI
Disusun oleh:
Muhammad Emir Kusuma W, SKH B9404231014
1.2 Tujuan
Tindakan operasi bertujuan melatih keterampilan mahasiswa Pendidikan Profesi
Dokter Hewan (PPDH) dalam melakukan teknik operasi kastrasi pada kucing.
DEFINISI KASUS
2.1 Anamnesis
Seekor kucing ras Domestic Short Hair bernama Jack, merupakan kucing stray
jantan berusia <1 tahun di temukan di AHN yang kemudian di bawa ke RSHP IPB
untuk dilakukan kastrasi. Secara umum jack mudah beradaptasi dengan lingkungan
baru.
2.2 Sinyalemen
Nama : Jack
Jenis hewan : Kucing
Ras/breed : Domestic short hair (DSH)
Warna rambut : Hitam
Jenis kelamin : Jantan
Umur : <1 tahun
Berat badan : 2,8 kg
Tanda Khusus :-
METODE
5.2 Operasi
Tindakan kastrasi pada kucing jantan merupakan metode yang efektif untuk
mengontrol populasi kucing. Tindakan ini dilakukan dengan mengambil bagian testis
pada kucing. Terdapat dua metode kastrasi yang dapat digunakan yaitu metode
terbuka dan metode tertutup. Pada kasus ini, kastrasi yang dilakukan yaitu metode
kastrasi terbuka dengan autoligasi. Hal ini dikarenakan tidak perlu dilakukannya
penjahitan pada kulit skrotum dan luka sayatan dibiarkan terbuka sehingga luka cepat
kering dan persembuhannya dapat lebih cepat (Rahmiati et al. 2020).
Sebelum dilakukan tindakan operasi, kucing diberikan premedikasi dan anestesi
terlebih dahulu. Salah satu obat anestesi yang paling sering digunakan pada kastrasi
kucing adalah kombinasi obat ketamine, xylazine, dan atropin. Kombinasi ini
digunakan karena memiliki sifat yang saling melengkapi antara efek analgesik dan
relaksasi otot serta sangat baik dan efektif karena memiliki rentang keamanan yang
lebar (Gaol et al. 2016). Pemberian premedikasi atropin sulfat sebelum anestesi yaitu
untuk mengurangi sekresi air liur dan sekresi bronkus, meringankan peristaltik sistem
pencernaan serta menghentikan refleks muntah (Robaj et al. 2014). Setelah 15 menit
dari injeksi atropin sulfat, kucing diinjeksi menggunakan kombinasi ketamine dan
xylazine secara intramuskular. Ketamine memiliki onset of action yang cepat dan
memberikan efek analgesik yang kuat pada sistem saraf pusat, tetapi penggunaan
secara tunggal dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri. Ketamine
meningkatkan tekanan darah sistol dan diastol kira-kira 20-25% karena adanya
peningkatan aktivitas saraf simpatik dan depresi baroreseptor serta menyebabkan
terjadinya peningkatan denyut jantung. Penggunaan xylazine dapat mengurangi
sekresi saliva dan peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh penggunaan
ketamine. Kombinasi ketamine dan xylazine diberikan karena dapat meningkatkan
relaksasi otot, mencegah terjadi kejang dan untuk memperpanjang durasi efek
anestesi (Gebremedhin et al. 2018).
Tabel 1 Monitoring pembiusan hewan (Jack)
Gambar 2 Grafik heart rate (HR) dan respiration rate (RR) kucing Jack selama
pembiusan.
5.3 Monitoring
Monitoring post-operasi kucing Jack dilakukan selama 7 hari. Terapi yang
diberikan yaitu pemberian injeksi Tolfedine® pada sore hari di hari pertama dan pagi
hari di hari ke dua. Pemberian Tolfedine® (tolfenamic acid) berfungsi sebagai anti-
inflamasi non-steroid. Tolfenamic acid memiliki sifat anti-inflamasi, analgesik dan
antipiretik (Krause dan Tecke 2010). Antibiotik Cefadroxil (Lostacef®) diberikan
secara oral sebanyak satu kali sehari. Pemberian Cefadroxil dikarenakan obat ini
merupakan antibiotik spektrum aksi luas golongan sefalosporin yang mempunyai
aktivitas bakterisidal dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Proses penyembuhan luka jahitan terlihat baik dan luka jahitan sudah mulai
mengering sejak hari kedua post operatif. Pada hari ke-5 post operasi luka jahitan
sudah benar-benar kering tetapi terlihat adanya kenaikan suhu tubuh dan kucing
mengalami diare.
SIMPULAN
6.1 Simpulan
Kastrasi merupakan teknik menghilangkan fungsi testis yang berfungsi untuk
menghasilkan sperma yang bertujuan untuk mengendalikan populasi kucing. Metode
kastrasi yang digunakan yaitu ligasi benang terbuka.
6.2 Saran
Perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk lebih mengetahui kondisi
kucing agar mencegah terjadinya kesalahan dalam menentukan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti F, Romadhiyati F, 2021. Penyembuhan luka pasca kastrasi pada kucing jantan dengan
menggunakan sediaan propolis cair. Jurnal AgroSainTa. 5(1):1-8.
Flockhart DTT and Coel JB. 2018. Multistate matrix population model to assess the
contributions and impacts on population abundance of domestic cats in urban areas
including owned cats, unowned cats, and cats in shelters. PLOS ONE. 13(2): 1-34.
Gaol RL, Sudisma IG, Ardana IB, Sudimartini LM. 2016. Gambaran darah anjing yang
diinjeksi xilasin-ketamin secara subkutan. Buletin Veteriner Udayana. 8(1):99-105.
Gebremedhin Y, Negash G, Fantay H. 2018. Clinical evaluation of anaesthetic combinations
of xylazine-ketamine, diazepam-ketamine and acepromazine-ketamine in dogs of local
breed in Mekelle, Ethiopia. SOJ Veterinary Science. 4(2):1-9.
Krause M, Tecke S. 2010. Clinical application of tolfenamic acid (Tolfedine®) in dogs and
cats. Kleintierpraxis. 55(9):484-489
Kreisler RE, Cornell HNand Levy JK. 2019. Decrease in Population and Increase in Welfare
of Community Cats in a Twenty-Three Year Trap-Neuter-Return Program in Key
Largo, FL: The ORCAT Program. Front. Vet. Sci. 6(7): 2-14.
Maan J, Sasputra I, Wungouw H. 2020. Perbandingan efektivitas pemberian ekstrak rimpang
kunyit (Curcuma domestica Val) dan salep gentamisin terhadap penyembuhan luka
sayat kulit mencit (Mus musculus). Cendana Medical Journal. 8(2):147-155.
Plumb DC. 2015. Plumb’s Veterinary Drug Handbook 8th ed. Iowa: Blackwell Publishing.
Rahmiati DU, Wismandanu O, Anggaeni TK. 2020. Kontrol populasi dengan kegiatan
sterilisasi kucing liar di lingkungan UNPAD. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat.
9(2):114-116.
Robaj A, Hamidi A, Sylejmani D, Postoli R, Gjino P. 2014. Effects of atropine sulfate prior to
usage of pre anesthetic and anesthetics in dogs. Journal of International Scientific
Publications. 2: 222-226.
Rukmini NWA, Suartha IN, Batan IW. Laporan kasus: peradangan kantung kemih dan
kristalisasi kalsium oksalat air kemih. Indonesia Medicus Veterinus. 11(6): 876-885.
LAMPIRAN
Umur : 1 tahun o
Suhu tubuh : 38 C
3. Status Present
3.2. Adaptasi Lingkungan : Baik/buruk
Palpasi
- Iris : tidak ada perlekatan, kuning - Iris : tidak ada perlekatan, kuning
- Pupil : tidak ada perlekatan, hitam - Pupil : tidak ada perlekatan, hitam
Leher
- Perototan :
- Trachea :
- Esofagus :
Inspeksi Perkusi
- Bentuk rongga thorax : simetris - Lapangan paru-paru : tidak ada perubahan
- Ritme : teratur
Inspeksi A u s k u l t a s I (lanjutan) :
- Intensitas : kuat
- Lapangan jantung : tidak ada kelainan - Suara sistolik & diastolik : jelas
- Legok lapar : tidak ada kelanan - Hypogastrikus : tidak ada rasa sakit
Auskultasi Anus
Auskultasi - Sekitar anus : sedikit kotor
Jantan Betina
- Urethra :
Inspeksi Palpasi
- Perototan kaki belakang : simetris - Kaki kiri depan : kokoh dan simetris
- Spasmus otot : tidak ada - Kaki kanan depan : kokoh dan simetris
- Sudut persendian : tidak ada perubahan - Kaki kanan belakang : kokoh dan simetris
- Cara bergerak - berjalan : Koordinatif - Konsistensi pertulangan : kompak, tidak ada
rasa
- Konsistensi : kenyal
- Kesimetrisan ka / ki : simetris
Kestabilan pelvis
- Konformasi : tegas
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
PEMERIKSAAN LANJUTAN
PROGNOSA
TERAPI/TINDAKAN Kastrasi
Mahasiswa PPDH,
Dosen Bedah