Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Era Wahyuni, A.MD. KEB

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041786958

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4440/Keuangan Publik

Kode/Nama UPBJJ : 51/Tarakan

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. (1) Tahapan pelaksanaan penagihan Pajak terutang yang tidak atau kurang bayar
setelah jatuh tempo pembayaran diatur sebagai berikut:
a. Surat Peringatan atau Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan Pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari kalender sejak saat jatuh tempo
pembayaran.
b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal Surat Peringatan
atau Surat Teguran, Wajib Pajak harus melunasi Pajak yang terutang.
c. Surat Peringatan atau Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada huruf a,
diberikan sebanyak 3 (tiga) kali.
d. Dalam hal jumlah Pajak yang belum dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu
sebagaimana ditentukan dalam Surat Peringatan atau Surat Teguran, Kepala
Badan menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari kalender
sejak Surat Peringatan atau Surat Teguran; dan
e. Setiap penerbitan Surat Peringatan atau Surat Teguran, dapat disertai
penempelan stiker atau tulisan teguran pada Objek Pajak yang bersangkutan.
(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pelaksanaan penagihan Pajak dengan Surat Paksa tidak mengakibatkan
penundaan Hak Wajib Pajak mengajukan keberatan Pajak serta mengajukan
pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi.

2. Sistem pemungutan pajak merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk


menghitung besarnya pajak yang harus dibayar wajib pajak ke negara.
Di Indonesia, berlaku 3 jenis sistem pemungutan pajak, yakni:
Self Assessment System.
Official Assessment System.
Withholding Assessment System.
3. Di Indonesia Kebutuhan akan Pekerjaan begitu tinggi, namun lapangan pekerjaan
yang tersedia begitu rendah. Sehingga hal ini menyebabkan banyaknya orang
tidak dapat membayar pajak. Kebijakan pemerintah yang tepat ialah
mensubsidikan hasil pajak untuk menciptakan peluang kerja baru, agar nantinya
pembayar pajak dapat bertambah.

Anda mungkin juga menyukai