Anda di halaman 1dari 11

YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SIBER ASIA


Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2021/2022

Mata Kuliah : PENGANTAR PERPAJAKAN


Kelas : AK201
Prodi : AKUNTANSI
Nama Mahasiswa : ERVI NUR MUBDINI
NIM : 210301070025
Dosen : Deri Yanto, S.E., M.Ak

Jawaban Ujian
SOAL TEORI
1. Surat Ketetapan Pajak (SKP) terdiri dari 4 buah, sebutkan alasan diberikannya surat
tersebut dan jelaskan fungsi dan sanksinya?
2. Apa saja tata cara cari penyelesaian keberatan dan banding sesuai UU No.16/ 200 Pasal 25 ?
3. Jelaskan kenapa Wajib pajak orang pribadi dan badan di Indonesia perlu melakukanvkegiatan
pembukuan dan pencatatan?
4. Apa yang anda ketahui tentang 3 komponen di bawah ini tentang pajak:
a. Sasaran Pemeriksaan;
b. Tujuan Pemeriksaan; dan
c. Prosedur Pemeriksaan
5. Pegawai di lingkungan Dirjen Pajak yang diangkat oleh Menteri Keuangan untuk melakukan
penyidikan tindak pidana perpajakan. Sebutkan wewenang pentidikan tersebut?
6. Jelaskan pengertian dan subjek dari PPh dan Penghasilan?
7. Sebutkan dan jelaskan objek pajak?
8. Jelaskan sanksi yang diberikan atas keterlambatan batas waktu penyerahan /penyampaian SPT
dan SSE ?
JAWAB:
1. Surat ketetapan pajak teridiri dari 4 yaitu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajkan LEbih
Bayar (SKPLB), dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar (SKPKB) adalah sebagai surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah pajak terutang, kredit pajak, kekurangan pembayaran pokok
pajak, sanksi administrasi yang masih harus dibayar.
Dalam pasal 13 UU KUP yang mengatur tentang SKPKB alasan diterbitkannya SKPKB
adalah sebagai berikut :
1. Jika pada hasil pemeriksaan atau keterangan lain, ternyata jumlah pajak tidak atau
kurang bayar.
2. SPT tidak disampaikan dalam wakatu yang telah ditetapkan.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

3. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atas PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0%.
4. Dan kewajiban pembukuan tidak terpenuhi sehingga tidak diketahui besarnya pajak
terhutang.
SKPKB berfungsi sebagai koreksi aas jumlah pajak terhutang menurut SPT, Sebagai
sarana untuk mengenakan sanksi, dan sebagai alat untuk menagih pajak.
Sanksi administrasi yang dikenakan adlah :
1. SKPKB karena tidak atau kurang bayar dari hasil pemeriksaan adalah bunga 2%
sebulan maksimum 24 bulan terhitung berakhirnya masa pajak sampai terbit SKPKB
2. SKPKB keluar karena SPT tidak disampaikan denda 50% dari PPh yang tidak atau
kurang bayar.
3. SKPKB keluar karena tidak ada pembukuan denda 100% dari PPN dan PPnBM yang
tidak atau kurang bayar. (batas waktu terbitnya adalah dalam jangka waktu 10 tahun
setelah terhutang pajak)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah tambahan pajak yang telah ditetapkan. Alasannya
diterbitkannya SKPKBT adalah :
1. Jika SKPKBT yang ditetapkan ternyata lebih rendah daripada perhitungan yang
sebenarnya.
2. Terjadi proses pengembalian pajak yang telah ditetapkan dalam SKPLB yang
seharunya tidak dilakukan.
3. Terjadinya pajak terutang dalam ketetapan pajak nihil yang ditetapkan ternyata lebih
rendah.
4. Penerbutan SKPKBT dilakukan jika ditemukan data baru atau data yang semula belum
terungkap, sehingga dapat menyebabkan penambahan pajak terutang.
Fungsinya adalah sebagai koreksi atas jumlah terhutang menurut SPT, sebagai sarana
untuk mengenakan sanksi, dan sebagai alat untuk menagih pajak. Sedangkan sanksi yang
dikenakan adalah jumlah pajak terhutang dalam SKPKBT ditambah 100% dari jumlah
kekurangan.
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat keputusan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak. Alasan surat ini diterbitkan adalah
apabila jika berdasarkan pemeriksaan dirjen pajak jumlah kredit pajak/jumlah pajak yang
telah dibayar lebih besar dari jumlah pajak terhutang. SKPLB berfungsi sebagai alat atau
sarana untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau tidak ada pajak
terutang. Alasan diterbitkannya SKPN adalah jika berdasarkan pemeriksaan dirjen pajak
jumlah kredit pajak atau pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak terutang. SKPN
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

berfungsi sebagai bukti bahwa pokok pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak sama
dengan jumlah kredit pajak.
2. Menurut UU No. 16 t ahun 2000 pasal 25 wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Dirjen Pajak Atas SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, dan pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan letentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
1. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah
pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi
menurut perhitungan Wajb Pajak dengan disertai alas an-alasan yang jelas.
2. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal pemotongan atau
pemungutan, keceuali apabila Wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu
tidak dapat dipenuhi karaena keadaan diluar kekuasaannya.
3. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dianggap sebagai surat keberatan
sehingga tidak dipertimbangkan.
4. Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh pejabat Dirjen Pajak yang ditunjuk
untuk itu atau tanda pengiriman surat keberatan melalui pos tercatat menjadi tanda bukti
penerimaan surat keberatan.
5. Apabila diminta oleh wajib pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Dirjen Pajak wajib
memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak,
perhitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak.
6. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan
penagihan pajak.
Sedangkan untuk mengajukan permohonan banding dapat dilakukan kepada badan peradilan
pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas
dalam waktu 3 bulan sejak keputusan diterima, dilampiri Salinan dari surat keputusan
tersebut.
2. Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pejak dan
pelaksanaan penagihan pajak.
3. Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima sebagian atau seluruhnya,
sepanjang utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
dan atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan telah dibayar yang menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak, maka kelebihan pembayaran dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding.

3. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut. Sedangkan pencatatan meliputi data-data yang dikumpulkan
secara teratur mulai dari peredaran, penerimaan, atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung umlah pajak yang terutang. Pada dasarnya pembukuan dan pencatatan dilakukan
untuk membantu wajib pajak untuk menghitung besaran pajak yang harus dibayarkan dan juga
membantu dalam memenuhi kewajiban perpajakan lainnya seperti dalam pengisian SPT,
perhitungan atas Penghasilan Kena Pajak, PPN. Dan PPnBM, serta untuk mengetahui posisi
keuangan dari hasil kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
4. A. Sasaran pemeriksaan pajak masuk ke dalam populasi Dafar Sasaran Prioritas Penggalian
Potensi (DSP3). Pertama, Indikasi ketidak patuhan yang tinggi atau biasa disebut tax gap.
Ketidak patuhan ini adalah kesenjangan atau perbedaan antara pprofil perpajakan berdasarkan
SPT dengan profil ekonomi yang sebenarnya. Kedua, Indikasi modus ketidak patuhan wajib
pajak. Secara garis besar mereka adalah yang tidak melaporkana omset sebenarnya dengan
cara-cara tertentu, seperti mencatat penghasilan sebagai utang, menurunkan harga jual dari
harga aslinya, sehingga tidak melapor kuantitas penjualan secara benar. Ketiga, Identifikasi
nilai potensi pajak. Kepala di KPP akan menetapkan prioritas bagi WP yang memiliki potensi
pajak yang besar, dimana dengan cara mengalikan tarif pajak dengan potensi tax gap. Dan
dilanjutkan dengan mengidentifikasi kemampuan WP untuk membabyar pajak untuk
memastikan target penerimaan pajak sesuai dengan potensi dari wajib pajak yang
bersangkutan. Keempat, Dirjen pajak memiliki wewenangn untuk menteapkan wajib pajak
masuk dalam populasi DSP3 atas dasar petimbangan tertentu.
B. Tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan, yaitu pemeriksaan yang akan
menghasilkan SKPKB, SKPLB, SKPN atau STP. Juga pemeriksaan yang berujung
rekomendasi atau pendapat pemeriksa.
C. Prosedur pemeriksaan:
Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
atau pengiriman surat panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor. Pemeriksaan lapangan
dilakukan di tempat kediaman, tempat bisnis, serta tempat dimana Wajib Pajak bekerja, atau
mungkin tempat lain yang telah ditetapkan oleh DJP. Pemeriksaan lapangan dilakukan untuk
menguji pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam waktu paling lama enam bulan
sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan kepada Wajib Pajak sampai
dengan tanggal SPHP disampaikan. Perpanjangan juga dapat dilakukan untuk jangka Panjang
paling lama 2 bulan selama prosesnya. Sedangkan untuk pemeriksaan kantor dilakukan di
kantor DJP. Pemeriksaan kantor ini dilakukan dalam waktu paling lama empat bulan dihitung
sejak tanggal WP memenuhi surat panggilan dalam rangka pemeriksan kantor. Lama
pemeriksaan juga dapat dilakukan perpanjangan paling lama 2 bulan.

Kemudian hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada wajib pajak melalui penyampaian
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang dilampiri dengan daftar temuan
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

pemeriksaan yang mencantumkan dasar hukum atas temuan tersebut. Pemeriksaan dalam
pengujian kepatuhan Wajib Pajak diakhiri dengan pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dan produk hukum yang dapat berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil
(SKPN), dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Pemeriksaan untuk tujuan lain ditutup
dengan diterbitkannya LHP yang berisi usulan diterima atau ditolaknya permohonan Wajib
Pajak.

5. Dalam pasal 44 ayat 2 UU KUP dan PP NO 59 tahun 2022 kewenangan penyidik pajak yaitu:

1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan


dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan menjadi lebih jelas
dan lengkap
2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di perpajakan
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan
4. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan
5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bukti pembukuan, pendapatan, dan
dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti.
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan.
7. Memberi perintah untuk berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan/tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang benda, dan
dokumen yang dibawa.
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
10. Melakukan pemblokiran harta kekayaan milik tersangka seusai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau penyitaan harta kekayaan milik tersangka sesuai dengan
undang-undang yang mengatur mengenai hukum acara pidana, termasuk tetapi tidak
terbatas dengan adanya izin ketua pengadilan negeri setempat.
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan menurut ketentuan peraturan perpundang-undangan.

6. PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atu
diperolehnya dalam tahun pajak. Sedangkan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang berasal dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dapat dipakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yang menjadi subjek pajak adalah:
1. Orang pribadi, warisan yang belum terbagi
2. Badan yang terdiri PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk
apapun Fa, Kongsi, Koperasi dll atau organisasi yang sejenis Lembaga dan bentuk badan
lainnya
3. Bentuk Usaha tetap.

7. Objek pajak bagi wajib pajak dalam negeri adalah setiap kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh baik di Indonesia maupun diluar Indonesia, yang dapat dipakai atau dikonsumsi
atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk
apapun.
Objek pajak bagi wajib pajak luar negeri adalah penghasilan terbatas yang bersumber dari
Indonesia.
Objek pajak bagi wajib pajak BUT adalah penghasilan yang ditunjuk sebagai objek pengenaan
pajak penghasilan bagi wajib pajak BUT.
8. Sanksi administratif atas keterlambatan batas waktu penyerahan/ penyampaian STP :
• Sanksi administrasi berupa denda Rp 50.000,- apabila Wajib Pajak tidak atau terlambat
menyampaikan SPT Masa. Dikenakan denda Rp 100.000,- apabila tidak atau terlambat
menyampaikan SPT Tahunan.
• Sanksi administrasi berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak dalam hal:
1. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN tetapi tidak
melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
2. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi membuat faktur pajak.
3. Pengusaha telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak atau
membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur
pajak.
• Sanksi administrasi berupa bunga dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT
miliknya dan hasil pembetulan tersebut menyatakan kurang bayar.
• Sanksi administrasi berupa bunga apabila Wajib Pajak terlambat atau tidak membayar
pajak yang sudah jatuh tempo pembayarannya.
Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 2022 berlaku tarif sanksi administrasi pajak yang diatur
oleh Menteri Keuangan perhitungannya mengacu pada suku acuan bunga Bank Sentral
Indonesia. Sehingga tarif denda ini akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung besar tarif
sanksi denda yang ditetapkan Menteri Keuangan.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

KASUS

SOAL-1

Perubahan yang terjadi dan adanya masa transisi perpindahan UU no 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi UU no 7 Tahun 2021 adanya
perubahan yang terjadi dalam hal sanksi yang ditetapkan. Buatkah system perbandingan yang
terjadi dalam upaya hukum pengenaan sanksi perpajakan dalam tindakan melakukan system
hukum, banding dan melakukan peninjauan kembali dari sanksi perpajakan? Dan apa yang
menjadi dasar warna Negara tertib pajak dalam penerapan UU no 7 Tahun 2021?

JAWAB:

Keterangan UU KUP UU HPP


Saat pemeriksaan terdapat wajib pajak tidak melaporka SPT
sanksi administrasi berupa bunga
PPh Kurang bayar 50% sebesar suku bunga acuan + upliift
factor 20% (maks 24 bulan)
sanksi administrasi berupa bunga
PPh kurang dipotong 100% sebesar suku bunga acuan + upliift
factor 20% (maks 24 bulan)
PPh dipotong tetapi tidak
100% 75%
disetor
PPN & PPnBM kurang bayar 100% 75%
Setelah dilakukan upaya hukum
permohonan keberatan 50% 30%
permohonan banding 100% 60%
Peninjauan kembali 100% 60%
Sanksi penggantian kerugian negara
bayar pokok pajak
bayar pokok pajak + sanksi 1 kali
pidana pajak atas kealpaan + sanksi 3 kali
pajak kurang bayar
pajak kurang bayar
bayar pokok pajak
bayar pokok pajak + sanksi 3 kali
pidana ketidaksengajaan + sanksi 3 kali
pajak kurang bayar
pajak kurang bayar
bayar pokok pajak
Pidana Pajak pembuatan faktur bayar pokok pajak + sanksi 4 kali
+ sanksi 3 kali
pajak/bukti potong PPh fiktif pajak kurang bayar
pajak kurang bayar
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

yang menjadi dasar warga Negara tertib pajak dalam penerapan UU no 7 Tahun 2021 adalah karena
dalam UU no 7 2021 memiliki 5 tujuan utama yaitu :
• meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendukung percepatan
pemulihan perekonomian;
• mengoptimalkan penerimaan negara guna membiayai pembangunan nasional secara
mandiri menuju masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera;
• mewujudkan sistem perpajakan yang lebih berkeadilan dan berkepastian hukum;
• melaksanakan reformasi administrasi, kebijakan perpajakan yang konsolidatif, dan
perluasan basis perpajakan; dan
• meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
Agar tujuan ini dapat tercapai pemerintah memberlakukan beberapa aturan baru contohnya:
Pertama, memberlakukan NIK menjadi NPWP bagi wajib pajak orang pribadi. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah administrasi WP sehingga mempermudah WP melakukan
pendaftaran dan melakukan administrasi perpajakan. Kedua, disisipkannya Pasal 20A dalam
UU HPP terkait penagihan global. Pasal ini bertujuan untuk mencegah penghindaran pajak
yang dilakukan oleh wajib pajak. Ketiga, diturunkannya tarif pengenaan sanksi pada proses
keberatan dan/atau banding bertujuan untuk meningkatkan keadilan, kesetaraan dan kepastian
hukum bagi WP.

SOAL-2
Mengubah UU Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (UU PPN dan PPnBM) Diatur dalam Bab IV Pajak Pertambahan Nilai UU HPP, diuraikan
dalam Pasal 4 UU HPP. Mengubah sejumlah ketentuan dalam UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yang
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga
atas UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM. Tarif umum PPN akan naik bertahap
mulai 2022, dari 10 persen menjadi 12 persen. Adapun tarif khusus akan diatur kemudian.
Dari peninjauan perubahaan diatas berikut, maka:
a. Apa kebijakan yang diterapkan dalam program pengungkapan sukarela yang diberikan?
b. Keuntungan apa yang diberikan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan atau Badan dalam
pengungkapan sukarela yang diberikan pada tahap II di tahun 2022? Jelaskan pendapat anda
kenapa perlu adanya perubahan secara besar-besaran dari pengungkapan ke II ? Dan Menurut
anda akses apa yang perlu ditingkatkan dari perubahan semua tarif dan kebijakan?
JAWAB:
a. Pada kebijakan pertama, tarif PPh final 6% untuk harta luar negeri yang direpatriasi dan harta
di dalam negeri yang diinvestasikan dalam Surat Berharga Negara (SBN) dan hilirisasi SDA
dan energi terbarukan. 8% untuk harta lura negeri yang direpatriasi dan harta di dalam negeri.
11 % untuk harta luar negeri yang tidak direpatriasi ke dalam negeri.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

Pada kebijakan kedua atau tax amnesty jilid II berlaku untuk WP yang belum pernah
melaporkan kekayaan yang diperoleh pada 2016-2020 dan belum dilaporkan selama SPT 2020.
Maka tarif final yang akan dikenakan adalah 12% untuk harta di luar negeri yang direpatriasi
dan harta dalam negeri yang diinvestasikan dalam SBN dan hilirisasi SDA dan energi
terbarukan. 14% untuk harta luar negeri yang direpatriasi dan harta dalam negeri. 18% untuk
harta di luar negeru yang tidak direpatriasi kedalam negeri
b. Keuntungan apa yang diberikan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan atau Badan dalam
pengungkapan sukarela yang diberikan pada tahap II di tahun 2022?
Keuntungan diberikan dalam pengungkapan sukarela yang diberikan pada tahap II di tahun
2022 adalah tidak diterbitkan ketetapan untuk kewajiban 2016-2020, kecuali ditemukan harta
kurang diungkap dan data/informasi yang bersumber dari SPPH dan lampirannya yang
diadministrasikan oleh Kemenkeu atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan dengan
UU HPP tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan, dan/atau penuntutan
pidana terhadap WP.
Jelaskan pendapat anda kenapa perlu adanya perubahan secara besar-besaran dari
pengungkapan ke II ?
Program Tax amnesty bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan sukarela wajib pajak
dan diselenggarakan berdasarkan asas kesederhanaan, kepastian hukum serta kemanfaatan.
Maka setelah dijalankannya tax amnesty Dirjen pajak wajib memiliki data yang akurat untuk
membangun administrasi perpajakan yang lebih efektif dan wajib pajak yang telah
mendapatkan amnesti harus tetap di awasi dengan ketat. Atau dipersiapkan untuk peningkatan
audit dan pengenaan sanksi yang lebih berat kepada wajib pajak yang telah menerima amnesty
jika melakukan pelanggaran yang sama. Dan harus dilakukan reformasi pengelolaan system
perpajakan yang diimbangi dengan peningkatan pemahaman mayarakat bahwa setiap nominal
yang dibayarkan oleh WP akan menjadi manfaat dalam perbaikan aspek kehidupan
masyarakat.
Dan Menurut anda akses apa apa yang perlu ditingkatkan dari perubahan semua tarif dan
kebijakan?
Menurut saya, Pemerintah harus meningkatkan pelayanan yang lebih baik dalam melayani
wajib pajak dan juga menghadirkan informasi terbuka mengenai perpajakan yang dapat
diakses oleh masyarakat. Dengan adanya perubahan NIK menjadi NPWP seharusnya petugas
pajak memiliki database informasi yang lebih luas dan bisa memudahkan untuk memantau
warga negara yang berindikasi menjadi wajib pajak. Pemerintah juga harus melakukan
program pendampingan pajak bagi masyarakat yang awam atau minim pengetahuan soal pajak.
Terkait dengan Self assessment system yang membuat wajib pajak perlu menghitung secara
mandiri tarif pajaknya dan itu mungkin akan menyuliltkan. Dibanding menggunakan pihak
ketiga untuk mambantu alangkah baiknya ada peranan dari pemerintah untuk membantu wajib
pajak dengan mengadakan pelatihan-pelatihan atau dengan penyuluhan. Dan juga tingkat
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

pengawasan kepada wajib pajak yang telah menrima amnesety harus lebih ditingkatkan agar
tidak mengulangi kesalahannya.

Sumber :
Materi pembelajaran Pengantar Perpajakan Unsia sesi 1-15. Universitas Siber Asia
Putera, A. Donnal. 2018. Ini Kriteria Wajib Pajak yang Jadi Sasaran Pemeriksaan Petugas.
Diakses pada 7 Februari 2023, dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/17/064900226/ini-kriteria-wajib-pajak-yang-jadi-
sasaran-pemeriksaan-petugas?page=all.
https://klikpajak.id/blog/batas-waktu-pembayaran-pajak-badan/
Hana, Oktaviano. D.B. 2021. UU HPP Turunkan Sanksi Administratif Bagi Wajib Pajak, Ini
Perinciannya. Di akses pada 7 Februari 2023, dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211013/259/1453957/uu-hpp-turunkan-sanksi-administratif-
bagi-wajib-pajak-ini-perinciannya.
Ananda, C. Fajri. Mengapa Harus Tax amnesty. Diakses pada 7 Februari 2023, dari
https://feb.ub.ac.id/id/mengapa-harus-tax-amnesty.html

Tanda Tangan Dosen Tanda Tangan


Nilai
Pengampu / Tutor Mahasiswa

(
(……………………..) ( Ervi Nur Mubdini )
Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan:
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

10 Februari 2023 10 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai