Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : CHIQUITTA ANDRIANI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 047892724

Kode/Nama Mata Kuliah : PAJA3211/Dasar - dasar Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : BOGOR

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1.. Syarat Mengajukan Keberatan Pajak
Tidak semua wajib pajak dapat mengajukan keberatan pajak. Wajib pajak yang mengajukan
keberatan harus memenuhi sejumlah persyaratan. Nah, berikut ini beberapa syarat yang harus
dipenuhi ketika wajib pajak mengajukan keberatan pajak:

Pengajuan dilakukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia.


Menuliskan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong/dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan wajib pajak disertai dengan alasan yang menjadi dasar penghitungan.
Satu keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak/satu pemotongan pajak/satu
pemungutan pajak (disesuaikan dengan kasus keberatan yang diajukan oleh wajib pajak).
Wajib pajak sudah melunasi pajak yang harus dibayar, paling sedikit sesuai dengan jumlah yang
disetujui oleh wajib pajak, dalam pembahasan hasil akhir, sebelum surat keberatan pajak
disampaikan. (Persyaratan ini hanya berlaku untuk keberatan pajak kurang bayar).
Dapat diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim atau sejak terjadi
pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Kondisi ini tidak berlaku apabila wajib pajak
dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena kondisi yang terjadi di
luar kekuasaan wajib pajak bersangkutan.
Surat keberatan pajak harus ditandatangani oleh wajib pajak. Jika surat keberatan pajak
ditandatangani selain oleh wajib pajak, maka keberatan pajak tersebut harus dilampiri dengan surat
kuasa khusus sebagaimana tercantum dalam pasal 32 ayat 3 Undang-Undang KUP.
Surat keberatan pajak disampaikan ke KPP atau ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) yang berada dalam wilayah wajib pajak bersangkutan.
Jangka Waktu Keputusan Keberatan Pajak
Dirjen pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dalam jangka waktu paling
lama 12 bulan sejak tanggal surat keberatan pajak diterima.

Keputusan Dirjen pajak terkait keberatan pajak dapat berupa pengabulan seluruhnya atau sebagian.
Dirjen pajak juga dapat menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Apabila telah melampaui jangka waktu 12 bulan sejak diterimanya keberatan dan Dirjen pajak belum
menerbitkan surat keberatan pajak, maka permohonan wajib pajak dianggap dikabulkan.

Pihak Dirjen pajak wajib menerbitkan surat keputusan keberatan sesuai dengan keberatan wajib
pajak dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak 12 bulan bulan telah berakhir.

2. Dalam pengertian luas, administrasi diartikan sebagai aktivitas kerja sama oleh sekelompok orang
yang didasarkan pada pembagian kerja, sesuai yang telah ditentukan dalam struktur, dilakukan
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Administrasi dalam artian sempit bisa dikatakan juga sebagai tata usaha. Sedangkan dalam
pengertian luas, administrasi mempunyai sejumlah unsur penting, yakni sekelompok orang, kerja
sama, pembagian tugas, terstruktur, kegiatan yang runtut untuk mencapai tujuan, serta
pemanfaatan berbagai sumber.

3. Diket :

a. CV. Abadi

Bahan baku makanan sebesar Rp. 3.500.000


Jasa katering sebesar Rp. 1.300.000

b. Andi (WP OP)

Bahan baku makanan sebesar Rp. 3.000.000

Jasa katering sebesar Rp. 800.000

Ditanya : hitunglah PPh terutang dan sebutkan dasar hukumnya!

Jawab :

Dasar hukum dari jasa katering merupakan jenis jasa yang termasuk ke dalam objek PPh Pasal 23.
Pengenaan tarif atas jasa tersebut sebesar 2% dari jumlah bruto jika Wajib Pajak yang telah
dipotong memiliki NPWP. Maka perhitungannya adalah :

a. CV. Abadi

Rp. 3.500.000 x 2% = Rp. 70.000

Rp. 1.300.000 x 2% = Rp 26.000

b. Andi (WP OP)

Rp. 3.000.000 x 2% = Rp. 60.000

Rp. 800.000 X 2% = Rp. 16.000

Total PPh: Rp. 70.000 + Rp 26.000 + Rp. 60.000 + Rp. 16.000 = Rp. 172.000,-

Jadi, a. CV. Abadi

Rp. 3.500.000 x 2% = Rp. 70.000

Rp. 1.300.000 x 2% = Rp 26.000

b. Andi (WP OP)

Rp. 3.000.000 x 2% = Rp. 60.000

Rp. 800.000 X 2% = Rp. 16.000

Total PPh: Rp. 70.000 + Rp 26.000 + Rp. 60.000 + Rp. 16.000 = Rp. 172.000,-

Jadi, PPh terutang PT. Murni yaitu sebesar Rp. 172.000,-

Anda mungkin juga menyukai