Anda di halaman 1dari 5

1.

(20-Timotius) Apakah bisa menentukan hubungan atas dasar suka sama suka atau
pemerkosaan berdasarkan pemeriksaan fisik?
(07-Vera) Pembuktian medis kasus perkosaan dilakukan terhadap korban dan pelaku.
Pada korban dilakukan untuk mengenali tanda- tanda kekerasan dan persetubuhan.
Tanda- tanda kekerasan seperti adanya memar dan luka lecet pada daerah mulut, leher,
pergelangan tangan, lengan, paha bagian dalam, dan pinggang. Pada vulva didapatkan
adanya tanda kekerasan seperti heipermi, edema, memar, dan luka lecet. Pada introitus
vagina didapatkan hiperemi dan edema.
(02-Billy) dari pemeriksaan fisik tidak bisa diketahui atas dasar suka sama suka atau
tidak, hanya dapat mengetahui adanya tanda-tanda kekerasaan. Untuk pemeriksaan
suka sama suka à lebih mengarah ke psikis
(18-Elizabeth) KUHP 284-285 à tidak bisa menentukan apakah terdapat adanya
paksaan dalam hubungan persetubuhan. Dokter hanya dapat menentukan apakah
terjadi persetubuhan atau tidak, apakah ada tanda-tanda kekerasan, tetapi tidak dapat
menentukan apkah terdapat unsur paksaan. Ditemukan tanda kekerasan pada tubuh
korban tidak selalu merupakan akibat paksaan

Yang dicari hasil dari apakah adanya tanda persetubuhan. Harus mencari bukti dari
Tindakan kekerasan. harus melihat apa unsur” yg tertulis apa yg msk kategori
pemerkosaan, persetubuhan : masuknya kelamin pria ke dlm kelamin wanita tpi kita tdk
lihat prosesnya hanya hasilnya, sebagai dokter yg diliat klo ada bekas-bekasnya seperti
apa, harus bisa bedakan yg masuk itu apa krn bisa saja bkn hanya penis → tanda
persetubuhan. mencari bekas-bekas kekerasan.
Yang dimaksud kekerasan : pasal 89 KUHP, membuat org pingsan atau tidak berdaya
itu disamakan dengan menggunakan kekerasan (cth : gebukin org sampai pingsan
sama dengan kekerasan)
pasal 351 ayat 4 dikatakan dengan penganiayaan disamakan dengan merusak
kesehatan
kekerasan psikis → urusan psikiater
untuk menentukan urusan suka sama suka à tidak bisa dibuktikan oleh dokter, hanya
bisa melihat dari hasilnya.
2. (06-Amelci) Apakah setiap perempuan yang hamil akibat perkosaan boleh dilakukan
aborsi dan apakah ada kriteria tertentu berdasarkan trauma psikologis yang dialami
pasien tsb? Apakah dokter boleh melakukan aborsi akibat perkosaan atau tidak?
(04-Vicky) Menurut UU No 36 th 2009 pasal 75 ayat 2 poin 2 kehamilan akibat
perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan, poin 3
hanya dapat dilakukan setelah melalui konselimg dan atau penasehatan pra tindakan
dan diakhiri dg konseing pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten
dan berwenang. pasa 76 poin 2 tenaga kesehatan yang memiliki kettampilan dan
kewenangan yg memiliki sertifikat ditetapkan olrh mentri. aborsi boleh sebelum
kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal
kedaruratan medis, persetujuan bumil yg bersangkutan, penyedia layanan kesehatan
yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri. So, Dokter boleh secara HUKUM.
namun, saya pribadi tdk akan melakukan.
Yang penting dari pasal 75 ayat 2 yang ditekankan adalah korban pemerkosaan, semua
korban pemerkosaan yang trauma psikologisnya tampak secara jelas ataupun tidak
berhak untuk menggugurkan kandungannya.
Pasal 76 mempersyaratkan pengguguran kandungan.
Selama belum dibuktikan, pelaku tidak boleh dianggap bersalah. Yang berhak
menentukan ini kasus perkosaan atau bukan adalah pengadilan.
Tidak ada pasal yang mengatakan dokter wajib menggugurkan korban perkosaan.
Pengertian KUHP mengenai perkosaan → perkosaan : suatu perbuatan persetubuhan
yang dilakukan seorang pria kepada seorang wanita yang dilakukan dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan.
Selama belum dibuktikan itu kasus perkosaan atau tidak, pelaku gadikatakan bersalah.
siapa yang berhak menentukan pelaku dan korban? → pengadilan.
Dokter yang mempunyai kewenangan dan hak untuk melakukan itu, adalah dokter
spesialis kandungan. untuk dokter umum → memberikan solusi, dan merujuk ke dokter
yang mau melakukan hal tersebut.

3. (04-Vicky) Bagaimana membuktikan KDRT kekerasan psikis karena tidak ada bukti luka2?
(12-Arya) Cara yang dapat digunakan untuk membuktikan KDRT kekerasan psikis adalah
dengan menggunakan surat keterangan dari psikiater, sebagaimana dikatakan dalam UU
No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Dalam Rumah Tangga Pasal 55 yaitu Sebagai
salah satu alat bukti yang sah, keterangan seorang
saksi korban saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, apabila
disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
Jadi surat keterangan dari psikiater dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah,
karena psikiater disini berperan sebagai ahli

Pemeriksaan yang dilakukan secara holistic dan komprehensif. Psikolog tidak dilatih
menangani kasus kelainan psikis, harus psikiater, membutuhkan waktu sektiar 3 bulan
untuk pemeriksaan, dibuat visum sementara nanti dibuat visum et repertum definitif
4. (19-Cindy) Pada kasus persetubuhan dalam kondisi sadar dan tidak sadar, apakah bisa
dibedakan secara pemeriksaan fisik (klinis) contohnya pada wanita yang berbohong jika
ia diberikan obat tidur atau pingsan dan melakukan persetubuhan padahal dalam
kondisi asli tersebut, wanita dan pria tersebut melakukan persetubuhan secara sadar
tetapi wanita tersebut takut dan menyalahkan pria tersebut dan di fasilitas kesehatan
kita tidak bisa melakukan uji toksikologi, apakah dari pemeriksaan biasa bisa dibedakan?
(20-Timotius) Jika tidak dilakukan pemeriksaan toksikologi berupa darah dan urine maka
kita tidak bisa memastikan bahwa korban diberi obat
Sedangkan dari pemeriksaan fisik hal ini tidak dapat dibuktikan kareena hanya dapat
ditemukan tanda persetubuhan sehingga uji ini perlu dilakukan dikirim ke faskes yang
memiliki uji toksikologi
5. (03-Shalisha) Pemeriksaan apa yang dapat menjadi bukti bahwa seorang perempuan
telah menjadi korban yang telah menjadi korban pemerkosaan setelah waktu yg lama
baru berani melapor?
(02-Billy) harus menentukan dulu terakhir kali terjadi pemerkosaan kapan, kalo lebih
dari 3 hari à hilang. Ada syarat : korban diharapkan tidak menghilangkan bukti pada
dirinya, atau membersihkan daerah yang dapat menjadi bukti. Kesimpulan à tidak ada
yang dapat dilakukan.
(20-Timotius) diperiksa pada tkp atau pakaian dengan menggunakan sinar UV.
(18-Elizabeth) Dilihat dari kondisi selaput dara korban (bisa menentukan ada tidaknya
terjadi persetubuhan), adanya bite marks atau kecupan pada tubuh korban (namun
tidak selalu dapat ditemukan)

Kalo ditunda pemeriksaannya à salah korbannya karena merugikan dirinya sendiri.


Buat visumnya sesuai dengan keadaan korban. Pada pemeriksaan tidak ditemukannya
tanda-tanda kekerasaan atau tanda persetubuhan, tidak menyatakan perbuatan
tersebut tidak terjadi karena jangka waktu antara pemeriksaan dan kejadian sudah
beberapa lama terjadi sehingga tanda-tanda yang diharapkan sudah hilang. Bukti bukti
lain à polisi.
6. (02-Billy) Apakah perempuan yang berhubungan badan tanpa consent dari perempuan
dibawah kontrol alkohol dapat di lakukannya aborsi?

Kasus ini bukan kasus perkosaan, karena si perempuan dibawah kontrol alcohol karena
keputusuannya sendiri. Di hukum Indonesia tidak ada consent. Tetap masuk pidana
penjara tadi tidak tergolong perkosaan.
Pasal 75 ayat 2 tidak berlaku pada korban ini, karena tidak tergolong perkosaan.
7. (08-Celine) mengenai KUHP pasal 304 sampai pasal 307 dan pasal 486
8. (08-Calvin) 1. Apakah benar uji apung paru tidak dapat dilakukan lagi? kalau tidak bisa
alasannya mengapa? 2. Untuk pengambilan sampel darah pemeriksaaan toksikologi
pada kasus abortus lebih baik diambil dari jantung atau vena perifer?
(18-Devy) bisa dilakukan, namun banyak faktor yang mempengaruhi, certaintynya hanya
sekitar 80% (tidak 100%) karna bisa false negatif, bahkan kasus hasil + juga belum tentu
lahir hidup karena bisa aja dari gas pembusukan, oleh karna itu perlu pemeriksaan
penunjang lain, spt pemeriksaan histopatologis untuk bantu menegakkan hasil
pemeriksaan

pengambilan sampel darah dari jantung diutamakan dilakukan pada pemeriksaan


toksikologis kasus abortus karena konsentrasi obat post mortem akan lebih tinggi dan
terakumulasi pada jantung dibandingkan organ lainnya, sekalipun tidak bisa/sulit
diperoleh, bisa dilakukan pengambilan dari vena besar terlebih dahulu (misal spt vena
femoralis) atau baru vena perifer

Uji apung paru tetap bisa dilakukan, tapi dilihat dari kondisi parunya seperti apa.
9. (18-Johansen) untuk kasus pemerkosaan jika pria yang menjadi korban dari wanita, apa
ada pemeriksaan yang dapat memastikan, dan bagaimana jika pria nya yang dituduh
sebgai pemerkosa, jika wanita tersebut hamil, bisakah pria tersebut memaskakan aborsi
paksa ke pihak wanita?
(13-Belinda) tidak bisa
(02-Laurencia) RUU PKS Pasal 15
Pemaksaan aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf d
adalah Kekerasan Seksual yang dilakukan dalam bentuk memaksa orang lain
untuk melakukan aborsi dengan kekerasan, ancaman kekerasan, tipu
muslihat, rangkaian kebohongan, penyalahgunaan kekuasaan, atau
menggunakan kondisi seseorang yang tidak mampu memberikan persetujuan.
Bagian Keenam
Pidana Pemaksaan Aborsi
Pasal 105
(1) Setiap orang yang melakukan pemaksaan aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf d, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima tahun) tahun dan pidana
tambahan Ganti Kerugian.
(2) Setiap orang yang melakukan pemaksaan aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf d terhadap anak, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan
pidana tambahan Ganti Kerugian
10. (12-Michelle) untuk kasus kekerasan senjata apa apakah hanya dilakukan pemeriksaan
terhadap lukanya saja atau harus diperiksa sampai anak peluru dan senjata api?
(02-Billy) pemeriksaan luka tembak hingga anak peluru (jika terdapat di dalam luka
tembak), pemeriksaan luka tembak, kedalaman luka, anak peluru guna mengetahui
jarak tembak jenis tembak masuk atau keluar , gambaran dan perkiraan posisi
penembak saat menembak terhadap korban, dapat membantu penyidik memperkirakan
jenis senjata yang di gunakan penembak, senjata api merupakan bagian penyidik untuk
memeriksa
(20-Timotius) untuk pemeriksaan senjata tidak perlu digunakan, karena di visum tidak
ditulis. Tidak boleh ditulis pistol atau revolver, namun yang ditulis hanya senjata api
dengan kaliber....... Dengan alur ke......

Apa yang didapatkan dari hasil pengukuran tubuh manusia bisa salah karena
elasitisitasnya. Benda asing yang didapatkan harus dideskripsikan pada visum.

11. (07-Nesya) Dari yang tadi dipresentasikan pada Visum untuk anak tiri tadi pada
kesimpulan ditulis robekan pada selaput dara menyerupai tanda persetubuhan. Kenapa
dicantumkan menyerupai tanda persetubuhan? Karena pada kelompok kami, agak
sedikit berbeda. Karena di diskusi kelompok kami itu dibahas kalau persetubuhan itu
adalah masuknya penis ke dalam vagina. Karena hal itu, di kelompok kami pada
kesimpulan adanya kekerasan tumpul, karena bisa saja robekan selaput dara nya ini
disebabkan oleh benda tumpul lain misalkan timun, tongkat itu kan juga bisa
menyebabkan robekan selaput dara. Apakah lebih tepat apabila di visum disebutkan
kekerasan tumpul atau boleh langsung mengatakan persetubuhan apabila berdasarkan
pemeriksaan robekan selaput dara nya?

Robekan lama/baru di arah jam xxx akibat kekerasan tumpul. Jika di pemeriksaan ada
tanda persetubuhan contoh seperti ketemu sperma, boleh ditulis "Robekan lama/baru
di arah jam xxx akibat kekerasan tumpul yang menyerupai tanda persetubuhan"

12. (04-Vicky) mencabuli -> diancam penjara. apakah ada sanksi berupa materi atau
tanggung jawab menikahi?

Tanggung jawab tidak ada, kalo materi gugat ke perdata

13. (04-Vicky )apakah pemaksaan hub seks terhadap pasangan yg sah ada hukum nya
sendiri? hk perlindungan wanita?

Tidak diatur dalam KUHP

Anda mungkin juga menyukai