Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INTERVENSI KLINIS PENDEKATAN HUMANIS


Guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi Klinis
Dosen Pengampu : Ika Famila Sari, M.Psi., Psikolog

Oleh:
Maudina Aulia Maritza (220701035)

Prodi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Gresik
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Pendekatan Humanistik................................................................................................................4
B. Asumsi Dasar Manusia menurut pendekatan humanistik.........................................................4
C. Angkatan Ketiga............................................................................................................................5
D. Pendekatan Konseling Humanistik..............................................................................................6
E. Konseling Humanistic...................................................................................................................6
F. Kunci Penting Pendekatan Humanistik.......................................................................................6
G. Teknik Konselor........................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................8
B. SARAN...........................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi klinis adalah psikologi terapan yang berbeda dengan psikiatri.
Psikologi klinis adalah ilmu yang menerapkan dan mengaplikasikan psikologi
abnormal sebagai ilmu dasar, dimana psikologi abnormal merupakan studi
lanjutan dari psikologi kepribadian. Psikologi klinis punya beberapa cabang ilmu,
antara lain psikologi klinis dewasa, psikologi klinis anak, psikologi klinis social
(patologi social), psikologi klinis lanjut usia. Di Indonesia, berdasarkan program
magister ataupun magister profesi yang ada di Indonesia antara lain psikologi
klinis anak dan psikologi klinis dewasa. Psikologi klinis lanjut usia masuk dalam
program psikologi klinis dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Pendekatan Humanistik
2. Asumsi Dasar Manusia Menurut Pendekatan Humanistik
3. Angkatan Ketiga
4. Pendekatan Konseling Humanistik
5. Konseling Humanistik
6. Kunci Penting Pendekatan Humanistik
7. Teknik Konselor

C. Tujuan
1. Untuk memahami pendekatan humanistic
2. Untuk memahami asumsi dasar manusia menurut pendekatan humanistic
3. Untuk memahami angkatan ketiga
4. Untuk memahami pendekatan konseling humanistic
5. Untuk memahami konseling humanistic
6. Untuk memahami kunci penting pendekatan humanistic
7. Untuk memahami teknik konselor
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
Pendekatan humanistik menekankan keunikan, keberhargaan dan martabat,
perkembangan nilai-nilai pribadi dan tujuan pribadi.

Terapi humanistik menangani keseluruhan (holistic), perilaku dan pikiran


tidak dipahami terpisah, focus ke kondisi potensi atau pengembangan diri yang
sesuai dengan lingkungan.

Ada beberapa factor yang membedakan pendekatan humanistic dari


pendekatan-pendekatan lain dalam psikologi, termasuk penekanan pada makna
subjektif, penolakan terhadap determinisme, dan kepedulian terhadap
pertumbuhan positif daripada patologi.

kegiatan yang dilakukan klinisi untuk mengubah perilaku atau keadaan


sosial dengan sengaja sesuai tujuan yang dikehendaki. Bentuk intervensi klinis:
psikoterapi, rehabilitasi psikososial, & preventif.

B. Asumsi Dasar Manusia menurut pendekatan humanistik


1. Manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang baik dan berupaya menjalin
hubungan yang bermakna dan konstruktif dengan orang lain.
2. Manusia lebih bijak daripada inteleknya
Manusia lebih bijak dari pikiran-pikiran yang didasarinya bila mana manusia
berfungsi dengan cara yang baik dan tidak disentrif.
3. Manusia memiliki kecenderungan kearah aktualisasi
Kecenderungan manusia adalah bergerak kearah pertumbuhan, kesehatan,
penyesuaian, sosialisasi, realisasi diri, kebebasan dan otonomi.
4. Kehidupan pada saat ini, ialah kehidupan sekarang
Kehidupan itu lebih dari sekedar tingkah laku otonistik yang ditentukan oleh
peristiwa masa lalu, dan nilai kehidupan terletak pada saat sekarang, bukan
pada masa lalu atau pada saat yang akan datang
5. Manusia adalah makhluk yang subyektif
Tingkah laku manusia hanya dapat dipahami berdasarkan dunia subyektifnya,
yaitu bagaimana individu itu memandang diri dan lingkungannya.
6. Kebutuhan pokok manusia
Hubungan manusiawi yang mendalam merupakan salah satu kebutuhan yang
terpokok manusia. Meningkatnya hubungan antar pribadi yang mendalam
memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber kesejahteraan mental
manusia.

C. Angkatan Ketiga
Pendekatan humanistik dikatakan sebagai angakatan ketiga dalam
psikologi. Ada beberapa teknik yang sering dipakai. Seeking adalah teknik pencari
cara untuk melepaskan energi psikologis potensial supaya dapat masuk ke semesta
kehidupan baru yang kaya dan rewarding. Sensitivity training movement atau
gerakan latihan kepekaan (Lewin) untuk membantu klien dalam membentuk pola
interaksi dengan lingkungan. T-Groups atau training Groups adalah teknik
mengajari klien “normal” menyadari apa yang sedang dikomunikasikan, perasaan
atau pikiran dan menyadari potensi yang dapat dikembangkan.
Maslow menyatakan manusia pada dasarnya positif dan kreatif. Belakangan
hirarkhi kebutuhan manusia bertambah satu. Setelah aktualisasi diri adalah
transendensi atau kebutuhan spiritual. Bila potensi dimanfaatkan, kehidupan lebih
kaya.

Client centered atau person centered (Rogers) adalah teknik pendekatan


intervensi yang fokus menangani permasalahan masa kini, membantu klien
memperjelas persepsi tentang diri sendiri dengan interpretasi minim dari terapis,
merekam dan menerbitkan verbatim untuk kemudian interaksi terapiutik diteliti,
penelitian ekstensif, membandingkan persepsi klien terhadap self aktual dan self
ideal, menggunakan teknik reflection of feelings dan terapis sebagai cermin,
memberikan gambaran tentang klien, masuk ke dalam emosi yang diungkapkan
klien, klien sampai pada kesadaran dan menerima diri, adanya
perubahan/perbaikan.
Tugas terapis: kongruensi atau korespondensi pikiran dan perilaku terapis;
memberikan empati atau persepsi akurat tentang perasaan orang lain, serta tetap
memberikan anggapan positif tanpa syarat.

Teori Gestalt Fenomena psikologis adalah keseluruhan yang terorganisasi


merupakan ide dari Gestalt (Fritz Perls).
Focus terapi: Here and Now (melihat dan memahami yang terjadi
sekarang), Mendorong tanggung jawab atas pikiran dan perilaku.
Tujuan terapi: Memahami struktur naskah cerita kehidupan, Menghasilkan
pertumbuhan , otonomi, tanggung jawab pada diri sendiri.
Prinsip terapi: 1.Kekuatan ada di masa kini 2. Pengalaman yang terpenting
3. Terapis adalah instrumen 4. Terapi terlalu bagus kalau dibatasi hanya untuk
klien yang ‘sakit’.

D. Pendekatan Konseling Humanistik


1. Pribadi Sehat
pribadi yang sehat adalah mampu membagi energy psikis yang seimbang
antara id, ego, super ego, mekanisme pertahanan dirinya dapat digunakan
berfungsi secara efektif, dapat menyesuaikan dengan semua tekanan
(dorongan) yang ada, dan memiliki tingkat kesadaran yang lebih besar dari
pengalaman mereka. Mendasarkan pada hal tersebut dapat diketahui bahwa
pribadi yang sehat adalah:
a. Pembagian energy psikis yang seimbang antara id, ego, super ego,
b. Dapat menyesuaikan dengan semua tekanan yang ada,
c. Memiliki tingkat kesadaran yang lebih besar dari pengalaman mereka,
d. Mekanisme pertahanan dirinya dapat digunakan (berfungsi secara efektif).
2. Pribadi Tidak Sehat
Pribadi tidak sehat dalam bahasa sehari Freud, psikopatologi secara umum
dibagi menjadi 2 kategori: neurosis dan psikosis. Neurosis ditandai oleh
gangguan fungsi dan tekanan subjektif kronis yang mendasari kecemasan dan
munculnya ditandai dari perilaku yang merugikan diri sendiri. Neurosis
termasuk apa yang disebut Fobia (ketakuan irasional objek tertentu atau situasi,
gangguan konversi). Mendasarkan konsep diatas maka dapat diketahui bahwa
pribadi yang tidak sehat adalah:
a. Pribadi yang memiliki kecemasan yang berlebihan,
b. Pembagian energy psikis yang tidak seimbang dalam memenuhi kebutuhan
antara id, ego, super ego,
c. Ketakutan yang irasional.

E. Konseling Humanistic
 Adanya hubungan akrab antara konselor-klien.
 Adanya kebebasan secara penuh bagi indvidu untuk mengemukakan
problem.
 Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap, keluhan dan perilaku
individu tanpa memberi sanggahan.
 Menghargai keadaan dan kemampuan klien, adalah hal yang paling
menentukan dalam hubungan konseling.
 Pengenalan latar belakang klien diperlukan oleh konselor.

F. Kunci Penting Pendekatan Humanistik


 Membina hubungan baik (good rapport).
 Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan
keterbatasannya merangsang kepekaan emosi klien.
 Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
 Mengembangkan potensi dan emosi positif klien.
 Membuat klien menjadi adequate.

G. Teknik Konselor
1. Emphaty kemampuan konselor untuk merasakan bersama dengan klien dan
menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka.
2. Positive regard (acceptance) disebut juga genuine caring yang mendalam untuk
klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.
3. Congruence genuineness kondisi transparan / apa adanya dalam hubungan
terapiutik.
4. Kemudian diharapkan klien dapat memahami dan menerima diri, dan
lingkungan dengan baik mengambil keputusan yang tepat mengarahkan diri
mewujudkan dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prinsip dan karakteristik terapi humanistic: 1. Manusia memiliki kecenderungan
alamiah ke arah perkembangan emosional yang sehat 2. Aktualisasi diri adalah
kecenderungan ke arah tingkat perkemb. yg lebih kompleks dan terintegrasi 3.
Determinasi diri berarti bahwa manusia memegang kendali, menyeleksi perilaku,
dan mengonstruksikan realitas 4. Hubungan dengan klien merupakan aspek sentral
5. Klinisi harus tulus dan klien harus mempersepsinya seperti itu 6. Terapi
menengarai dan mengurangi ketidakkongruenan antara pengalaman dan konsep
diri 7. Anggapan positif tanpa syarat, pendekatan yang bersifat menerima, tidak
menghakimi, supportif, empatik (terapis yang dibutuhkan).

B. SARAN
Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang penting,
dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus
mengasah kemampuan kreatifitas kita secara baik berdasarkan pengalaman
pengalaman pribadi kita di lingkungan. Kita dapat memahami dan mengetahui hal-
hal atau masalah klien kita nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Nietzel, M.T., Bernstein, D.A., Milich, R. 1998. Introduction to Clinical


Psychology (5th Ed). New Jersey: Prentice Hall.

Phares, E. Jerry. 1992. Clinical Psychology Concept, Methods, and Profession (4th
Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company.

Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi).


Bandung: Refika Aditama.

Kottler, Jeffrey A & Shepard, David S. 2008: 146

American Psychiatric Association, 2000: 520

Fall, Kevin A. et.all. 2004: 47-48

Anda mungkin juga menyukai