Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan
Hj. Bai Badariah1 Dr. Cucu Atikah, M.Pd2
hjbaibadariah@gmail.com
Disusun oleh:
Nama : Hj. Bai Badariah
NIM : 7784220020
Abstrak
Total Quality Management atau kita sebut (TQM) merupakan model manajemen
yang pertama kali dikembangkan di bidang manufaktur dan berfokus pada
pengendalian mutu. TQM mengalami evolusi dan mengalami diversifikasi untuk
aplikasi di bidang manufaktur, industri jasa, kesehatan, dan bidang pendidikan.
Dalam Konteks dunia Pendidikan TQM merupakan sistem manajemen mutu yang
berkaitan dengan upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai
aspek secara berkelanjutan. Mutu pendidikan dapat diukur dari tercapainya
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sebagai institusi pelayanan jasa, pendidikan
perlu menciptakan budaya mutu untuk memenuhi harapan pelanggan yang cenderung
mengalami perubahan. TQM menekankan pada perbaikan yang berkelanjutan dan
berlandaskan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama yang perlu
diimplementasikan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia agar dapat menjadi
unggul dan memenangkan persaingan global.
I.PENDAHULUAN
Artikel ini disusun dengan menggunakan metode studi literatur dengan cara
mengumpulkan literatur (bahan-bahan materi) yang bersumber dai buku, jurnal, dan
sumber lainnya. Semua bahan yang bersangkutan dengan menuliskan artikel ini
dikumpulkan kemudian dipelajari dan dipahami oleh peneliti untuk selanjutnya hasil
penelusuran itu dituangkan dalam artikel ini secara sistematis dan kronologis. Hasil-
hasil penelusuran ini dapat dideskripsikan berdasarkan urutan pencapaian tujuan
penelitian.
A. Definisi TQM
Pengertian secara umum: (penjelasan umum ada di halaman 4 buku TQM)
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungannya.
Ada empat Prinsip utama dalam TQM menurut Hensler dan Brunell (dalam
Scheuing dan Christopher,1993 pp.165-166) yaitu: (pada buku TQM Edisi
Revisi oleh Fandi Ciptono dan Anastasia Diana hal.14-15)
1. Kepuasan Pelanggan
2. Respek terhadap setiap orang
3. Manajemen berbasis data
4. Perbaikan berkesinambungan
(penjelasan ada di hal 14-15 ditambah penjelasan yang berkaitan dengan
Pendidikan contohnya)
(sedangkan dalan kontek Pendidikan)
Dikaitkan dengan konsep Pendidikan
1. Mutu
2. Kepuasan Pelanggan
3. Perbaikan terus menerus
4. Melibatkan Seluruh Komponen Organisasi
(penjelasan)
1. Mutu
Pada TQM konsep mutu yang digunakan adalah konsep mutu relatif. Dalam
konsep relatif, mutu memilki dua aspek. Pertama, produk/jasa yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi.6 Kedua, mutu bisa artikan sebagai
sesuatu yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.7
Sementara itu, quality in preseption merupakan kepuasan dan bertambahnya
minat pelanggan terhadap lulusan lembaga pendidikan.
2. Kepuasan Pelanggan
Dua hal yang sangat menentukan kepuasan pelanggan, yaitu apa yang akan
dijadikan sebuah produk? dan siapa yang menjadi pelanggan? Dengan adanya
konsep TQM, dunia pendidikan diposisikan sebagai jasa, yakni selalu
memberikan pelayanan maksimal sesuai kebutuhan pelanggan.9 Dalam hal
ini, yang dimaksud produk adalah jasa yang diberikan oleh lembaga
pendidikan kepada pelanggan, yang meliputi: pendidikan, bimbingan belajar,
penilaian, layanan administrasi. Selain itu, pelanggan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu : pertama pelanggan dalam (internal customer), yakni
pengelola lembaga pendidikan itu sendiri, misalkan kepala sekolah/manager,
guru, staf/tenaga kependidikan, pengelola instansi. Kedua, pelanggan luar,
misalnya peserta didik, orang tua, masyarakat, pemerintah, dan bursa kerja.10
3. Perbaikan
Terus Menerus Melakukan perbaikan terus menerus ini memang bukanlah hal
yang mudah, seorang manajer harus mampu menciptakan kultur perbaikan
terus-menerus tersebut. Hal tersebut membutuhkan waktu yang lama. TQM
membutuhkan perubahan sikap dan metode. Guru dan staf dalam lembaga
pendidikan di wajibkan untuk memahami dan melaksanakan moral TQM agar
bisa membawa dampak. Untuk itu seorang manajer/kepala sekolah harus
mempercayai guru dan stafnya dan mendelegasikan keputusan pada
tingkatan-tingkatan yang tepat. Dalam hal ini bertujuan supaya guru dan staf
mempunyai tanggung jawab dalam hal menyampaikan mutu pada lingkungan
mereka. Guru dan staf membutuhkan kebebasan dalam kerangka kerja yang
sudah jelas dan tujuan organisasi yang sudah diketahui.11
4. Melibatkan Seluruh Komponen Organisasi
Melibatkan semua komponen yang ada dalam pelaksanaan TQM merupakan
hal yang sangat penting. tentunya terdapat manfaat bagi organisasi, manfaat
tersebut antara lain: a. Menghasilkan keputusan yang baik dan perbaikan
yang lebih efektif karena mencakup pemikiran dari pihak yang menangani
berhubungan dengan situasi kerja. b. Dapat memberikan peningkatan pada
sikap memiliki dan tanggung jawab. (JIEMAN: Journal of Islamic
Educational Management Vol. 2 No. 1, Juni 2020)
C. Manfaat TQM
Menurut Hassel, ada beberapa manfaat penerapan Total Quality Management
(TQM) bagi perusahaan/organisasi adalah (Nasution,2005:366). yaitu :
1. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja
kualitas, yaitu keandalan produk, product features dan serviceability.
2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan
produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang,
mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin dan menghemat penggunaan
material.
3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi
kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih
cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja
pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal,
perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Sedangkan manfaat TQM Dalam konsep Pendidikan yaitu:
TQM dalam pendidikan sangat penting dalam mempertahankan dan
meningkatkan mutu hasil dan mutu proses sehingga pihak pimpinan memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pengetahuan para anggotanya yaitu
pemimpin sendiri, tenaga pendidik dan kependidikan, para siswa, wali siswa, dan
yayasan.
C.
IV. Kesimpulan
Total Quality Management dalam konsep Pendidikan diibaratkan sebagai suatu
pilar yang memberi kekuatan dalam menggerakkan organisasi sekolah dan di
jabarkan dalam sebuah prinsip-prinsip. Dengan pilar ini diharapkan dapat
membantu organisasi sekolah dalam peningkatan proses pendidikannya.
TQM sangat memberikan suatu perubahan terhadap struktur pendidikan di
indonesia. Dengan adanya TQM dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
indonesia sehingga dapat bersaing dengan dunia Internasional. Begitu banyak
manfaat yang dapat dengan adanya TQM baik itu bagi lembaga maupun
pelanggan. Seperti manfaat yang didapatkan oleh pelanggan yaitu sedikit atau
bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan, kepedulian
terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan dan tentunya
kepuasan pelanggan lebih terjamin. Begitu juga dengan manfaat yang dirasakan
oleh institusi/lembaga diantaranya terdapat perubahan kualitas produk dan
pelayanan, staf lebih termotivasi, produktifitas meningkat, biaya penggunaan
turun, produk cacat berkurang dan permasalahan dapat diselesaikan dengan
cepat.
Adapun beberapa kendala yang biasanya di temukan dalan penerapan TQM
dalam konteks Pendidikan biasanya bisa datang dari atasan dalam hal ini kepala
sekolah ataupun dari bawahannya itu sendiri yaitu guru dan tenaga kependidikan
yang semuanya itu di rangkum dalam 1 kata yaitu “motivasi”, artinya seorang
kepala sekolah harus bisa merangsang motivasi kerja bawahannya dalam hal ini
guru atau tenaga kependidikan dengan ditunjukannya prestasi yang didapat baik
itu dari siswa ataupun gurunya itu sendiri.
V. Daftar Pustaka
Sallis, Edward. (2015). Total Quality Management in Education. IRCiSoD:
Yogyakarta.