Volume 6 (No 2) Tahun 2020 (Hal 190 s.d 196) ISSN: 2715-470X (Online) / 2477-6181 (cetak)
190
191 | S y l v i n a T e b r i a n i , F i l o s o f i d a l a m I s l a m i s a s i P e m b e l a j a …
berjanji akan meninggikan derajat orang- Al-Faruqi dan Syed M. Naquib Al-Attas.
orang yang berilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan dianggap
Agama Islam diyakini memiliki telah jauh melenceng dari ajaran-ajaran
peranan yang penting dalam mewarnai Islam. Kedua tokoh besar tersebut
bangunan ilmu pengetahuan. Namun menawarkan beberapa opsi dalam
kenyataannya, masyarakat muslim seolah melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan.
dipaksa untuk melaksanakan ajaran sekuler Diantara opsi tersebut Syed M.Naquib Al-
dalam kehidupan lantaran derasnya arus Attas menawarkan dua opsi dalam
sekularisasi (Adnan, 2017). Agar melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan,
kehidupan di dunia menjadi lebih baik, yang pertama dengan melakukan
maka setiap manusia perlu mempunyai pemisahan konsep-konsep kunci yang
ilmu pengetahuan. Berbagai masalah membentuk kebudayaan dan peradaban
dalam kehidupan dapat diatasi dengan Barat. Yang kedua, dengan memasukan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan konsep kunci Islam ke dalam setiap cabang
teknologi yang canggih. Setiap orang perlu ilmu pengetahuan masa kini yang relevan
mewaspadai sisi negatif dari (Sholeh, 2017).
perkembangan teknologi yang berkaitan Penerapan filsafat ilmu pada
dengan akhlak. Kebanyakan yang terjadi, diskusi akademik ilmu-ilmu keislaman
perkembangan ilmu pengetahuan dan harus dilakukan, karena filsafat ilmu saling
teknologi tidak mampu menumbuhkan berkaitan dengan sosiologi ilmu
akhlak yang mulia. Dibalik ragam pengetahuan. Dua cabang ilmu
kebermanfaatan yang telah dihadirkan lmu pengetahuan ini jarang didiskusikan dan
pengetahuan, ternyata terdapat tidak pernah dimasukan dalam tradisi ilmu
problematika yang serius yakni yaitu krisis keIslaman yang ada. Sebuah kenyataan
moralitas dan spiritualitas. Hal tersebut bahwa ada sebagian masyarakat, yang
disebabkan oleh worldview Fisikawan memahami secara kurang tepat hubungan
yang sekuler, dimana Tuhan dan agama antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu
menjadi tidak terpusat (sentral) dalam pengetahuan. Seakan ada distansi di antara
aktivitas ilmiah (Pradhana, 2019). keduanya yang tidak bisa disatukan dalam
Dengan kata-kata lain nilai-nilai metode tertentu. Selanjutnya dipahami
dalam kehidupan menjadi terkikis akibat bahwa agama hanya mengurusi wilayah-
corak sekuler yang melahirkan ilmu wilayah ketuhanan, kenabian, aqidah, fiqh,
pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai tafsir, hadîth, dan semisalnya, yang pada
spritual, moral dan etika. gilirannya ilmu pengetahuan diletakan
Menurut Hadi (2020) ilmu di Barat dalam bangunan lain di luar bangunan
dengan perkembangannya hanya berusaha ilmu-ilmu agama. Kemudian dimasukan ke
mengungkap segala sesuatu yang tampak dalamnya misalnya ilmu biologi, fisika,
dan bersifat fenomena (duniawi) saja dan matematika, kedokteran, dan sejenisnya.
bukan merupakan dasar pijakan konsep Hal inipun berlanjut dengan didukung pula
ilmu dalam worldview Islam. Oleh karena kebijakan pendidikan pemerintah yang
itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam dikotomik. Apa yang terjadi selama ini
pandangan para pemikir Islam merupakan adalah dikotomi yang cukup tajam antara
suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan keilmuan sekuler dan keilmuan agama
dalam mengatasi krisis masyarakat modern (ilmu keislaman). Keduanya seolah
(Alwi, 2017). mempunyai wilayah yang terpisah antara
Sholeh (2017) mengemukakan satu dengan yang lain. Hal ini juga
tentang Islamisasi pengetahuan yang berimplikasi pada model pendidikan di
dikemukakan dua cendekiawan muslim Indonesia yang memisahkan antara kedua
yang mencetuskan gagasan Islamisasi ilmu jenis keilmuan ini (Siswanto, 2013).
pengetahuan. Mereka adalah Ismail Raji
Sylvina Tebriani , Filosofi dalam Islamisasi Pembelaja… | 192
ini telah digunakan oleh banyak pihak. siswa terampil dan menguasai proses sains.
Islamisasi ilmu pengetahuan adalah Tujuan pembelajaran fisika adalah agar
pembangunan epistemologi yang berakar siswa mempunyai sikap keilmuan. Dalam
pada wahyu Allah yang disampaikan pikiran kebanyakan praktisi pendidikan
melalui Muhammad (Ummatun, 2015). makna dan hakekat belajar seringkali
Budi Handrianto dalam hanya diartikan sebagai penerimaan
penelitiannya, mengemukakan gagasan informasi dari sumber informasi (guru dan
dari berbagai cendekiawan muslim pada buku pelajaran). Akibatnya guru masih
proses islamisasi ilmu pengetahuan. memaknai mengajar sebagai kegiatan
Menurutnya belum pada wujud nyata dari transfer informasi dari guru ke siswa
gagasan sebuah proyek. Sedangkan (Handono, 2010).
penelitian yang telah dilakukan Budi telah Al-qur’an juga mengisyaratkan
menuangkan aplikasi sains islam dalam bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di
ilmu fisika (Handrianto, 2019). alam dapat dijadikan pelajaran bagi kaum
yang berfikir. Hal tersebut terungkap
FILOSOFI DAN ISLAMISASI DALAM dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat
PEMBELAJARAN FISIKA 164:
Afandi, M, dkk. 2013. Model dan Metode Pradhana, A, dkk, 2019. Worldview Islam
Pembelajaran di Sekolah. Semarang : sebagai Basis Pengembangan Ilmu
UNISSULA Press. Fisika, Jurnal Tsafaqah Vol 15 No. 2,
November 2019
Albiruni, AA. 2017. Konsep Islamisasi
Ilmu Pengetahuan Menurut Al Faruqi Purwanto, N. 2010. Prinsip-Prinsip dan
Dalam Buku Islamisasi Ilmu Teknik Evaluasi Pembelajaran.
Pengetahuan dan Implikasinya di Bandung: Remaja Rosdakarya.
Indonesia [skripsi]. Surakarta :
Sholeh. 2017. Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Institut Agama Islam Negeri
(Konsep Pemikiran Ismail Raji Al-
Surakarta.
Faruqi dan Syed Muhammad Naquib
Alwi, M. 2017. Islamisasi Ilmu Al-Attas. Jurnal Al-hikmah Vol. 14,
Pengetahuan Kontribusi Dalam No. 2, Oktober 2017.
Mengatasi Krisis Masyarakat Modern
Sholichah, s. 2018. Teori-teori Pendidikan
dalam Jurnal Lentera Pendidikan,
dalam Al-Qur’an. Jurnal Pendidikan
Volume VI, Nomor 2, Juli -
Islam Vol 07, No. 1
Desember 2017.
Sumarjono. 2005. Fisika Dasar 1. Malang:
Hadi, S. 2020. Mendudukkan Kembali
UM Press
Makna Ilmu dan Sains dalam Islam.
Jurnal Pemikiran Islam, Tasfiyah. Suprihatin, EW. 2007. Filosofi Sebagai
Unida Gontor, Vol. 4 No. 1, Februari Landasan Pengembangan Kurikulum
2020. dalam Jurnal Manajemen Pendidikan
No. 01/ Th III/ April/2007.
Handrianto, B. 2010. Islamisasi Sains:
Sebuah Upaya Mengislamkan Sains Ummatun, N. 2015. Pemikiran Islamisasi
Barat Modern, Pustaka Al Kautsar, Ilmu Pengetahuan Agus Purwanto
Tasik Malaya. dalam Buku Ayat-ayat Semesta dan
Nalar Ayat Semesta [thesis].
Kneller, George F. (2000). Foundations of
Surakarta, Universitas
Education. New York: John Willey
Muhammadiyah.
& Son Inc