Anda di halaman 1dari 135

DIAGNOSIS KOMUNITAS

PERILAKU MEROKOK DI KELUARGA


BINAAN
DI RT 003/RW 04, KAMPUNG SUKASARI, DESA PANGKALAN,
KELURAHAN TEGAL ANGUS, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
PERIODE 29 FEBRUARI 2016 – 4 APRIL 2016

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

M. Irvan Dwi Fitra 1102010154


Yusra Dina 1102010306
Arief Rachman 1102011044
Prathita Amanda A. 1102011208

Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2016

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul “PERILAKU
MEROKOK DI KELUARGA BINAAN DI RT 003/RW 04, KAMPUNG
SUKASARI, DESA PANGKALAN, KELURAHAN TEGAL ANGUS,
KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI
BANTEN” periode 29 Februari 2016 – 04April 2016 telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, April 2016


Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul
“PERILAKU MEROKOK DI KELUARGA BINAAN DI RT 003/RW 04,
KAMPUNG SUKASARI, DESA PANGKALAN, KELURAHAN TEGAL
ANGUS, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN” ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1 DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan


Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat.
2 Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK,selaku kepala bagian Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
3 Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2
4 Dr. Dian Mardhiyah, M.KK,selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
5 Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6 Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7 Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8 Dr. Yusnita, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9 Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10 Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11 Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Teluk Naga,
Tangerang.
12 Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Jakarta, April 2016

TimPenulis

3
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS


1.1.1 Situasi Keadaan Umum

Desa Pangkalan terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga,


Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah
4.763.198 Ha (47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan
sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas Tegal
Angus. Terdapat enam desa binaan Puskesmas :
a. Desa Lemo d. Desa Pangkalan
e. Desa Tegal Angus
b. Desa Tanjung Pasir
f. DesaMuara
c. Desa Tanjung Burung

g.
h. Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan
i.

4
j. Batas Wilayah
k. Batas – batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada

gambar adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemodan Kampung Besar
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
l.

m.
n. Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan
o.
1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.1.2.1 Situasi Kependudukan
p. Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan
tahun 2014 tercatat sebanyak 16.871 jiwa, terdiri dari laki-laki 8682
jiwa dan perempuan 8189 jiwa. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten
Tangerang pada tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum
di tabel dibawah ini :
q.

r. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas


Tegal Angus 2014
s. N t. DESA u. L v. JU w. J x. RAT y. KEP
O U M U A- ADA
A LA M RAT TAN
S H L A

5
A
H
ab. W
I ad. R
af. PEN
L U ae. JIWA
DU
A M /RU
DU
Y PE A MAH
K
A ND H
H UD
UK ak. T
A
ai. ( N
k G al. TAN am. per
m G GGA km2
2
) A

ao. 2 ap. 3 aq. 4 ar. 5 as. 6 at. 7


an. 1
aw. ay. 5
7. ax. 16. ,
av. PANGKALA
au. 1 87 3 az. 4.08 ba. 2.24
N 5 1 6
4 2
bd. bf. 2
5. ,
bc. TANJUNG be. 7.7
bb. 2 6 bg. 4.5 bh. 1.48
BURUNG 2 54
8
4 5
bk. bm. 2
2. ,
bj. TEGAL bl. 9.3
bi. 3 9 bn. 4.6 bo. 3.31
ANGUS 8 78
0
3 0
br. bt. 1
5. ,
bq. TANJUNG bs. 9.7 bu. 4.6 bv. 1.73
bp. 4 8
PASIR 6 38 2
4 3
by.
5. bz. 3.5 ca. 4
bw. 5 bx. MUARA 9 cb. 4.4 cc. 6.86
1 24
2
4
cf.
ch. 6
3. cg. 6.5
cd. 6 ce. LEMO 5 ci. 4.4 cj. 1.82
6 57 5
1
ck. cl. cm. cn. co. cp. cq.
cr. J cv. 1
U ct. 3 3
cu. 53.
M 0. . cx. 10.3
cs. 82 cw. 4.6
L 0 9 64
2
A 2 1
H 7
cy. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

cz.

6
da. Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin
db.
c. Jumlah Penduduk
aki Su
f. L h. JUMLAH
mb a g. ere er :
a.
b.
k mpu
DESA/K
N i- a
EL n
l

i. j. Pangkalan k. 8 l. 8.189 m. 16.871


1 .
6
8
2

n. o. Tanjung p. 3 q. 3.783 r. 7.754


2 Burung .
9
7
1

s. t. Tegal u. 4 v. 4.568 w. 9.378


3 Angus .
8
1
0

x. y. Tanjung z. 4 aa.4.749 ab.9.738


4 Pasir .
9
8
9

ac. ad.Muara ae. 1 af. 1.730 ag.3.524


5 .
7
9
4

ah. ai. Lemo aj. 3 ak. 3.199 al. 6.557


6 .
3
5
8

am. an.JUMLAH ao. 2 ap.26.21 aq.53.822


7 8
.
6
0

7
Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


dc. Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari
campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap
di daerah Tangerang dan sekitarnya.
dd.

de. Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas


df. Tegal Angus Th 2014
dg. dh. Agama di. Jumlah Pemeluk
N

dj. dk. Islam dl. 49232


1
dm. dn. Budha do. 3183
2

dp. dq. Kristen dr. 771


3

ds. dt. Khatolik du. 203


4

dv. dw. Khonghucu dx. 52


5

dy. dz. Hindu ea. 3


6

eb. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

ec. Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas


Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis
kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan
laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta. Sebagian besar

8
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang secara ekonomi.
Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh
dengan pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3
% dari jumlah penduduk 53.822 jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh
dari jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas.

ed.

ee.

ef.

eg.

eh. Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk

ei. N ej. Lapangan Kerja ek. Jumlah


o Penduduk
.

el. 1 em. Petani pemilik en. 13316


.

eo. 2 ep. Petani penggarap eq. 6063


.

er. 3 es. Buruh et. 4592


.

eu. 4 ev. Nelayan ew. 386


.

ex. 5 ey. Pedagang ez. 6373


.

fa. 6 fb. Industri rakyat fc. 13536


.

fd. 7 fe. Buruh industri ff. 13757


.

fg. 8 fh. Pertukangan fi. 4109


.

9
fj. 9 fk. PNS fl. 222
.

fm. 1 fn. TNI/POLRI fo. 65


0
.

fp. 1 fq. Pensiunan PNS fr. 45


1
.

fs. 1 ft. Pensiunan TNI/POLRI fu. 43


2
.

fv. 1 fw. Perangkat Desa fx. 141


3
.

fy. 1 fz. Pengangguran ga. 4004


4
.

gb. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

gc.

1.1.2.3 Pendidikan
gd. Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam
membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program
kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan
kesehatan

ge.

10
gf. Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas
Tegal Angus

gi. JUMLAH SEKOLAH


gg. gh. NAM
N A
go. P gp. gq. gr. gs. gt. gu. gv. gw. gx.
DESA
A T R S M S M S S M
U
D

gy. gz. Pangka ha. 1 hb. hc. hd. he. hf. hg. hh. hi. hj.
1 lan 2 0 5 1 2 1 0 1 0

hk. hl. Tanjun hm. 1 hn. ho. hp. hq. hr. hs. ht. hu. hv.
2 g 0 0 2 1 0 0 0 0 0
Burun
g

hw. hx. Tegal hy. 0 hz. ia. ib. ic. id. ie. if. ig. ih.
3 Angus 1 0 2 2 2 1 1 0 0

ii. ij. Tanjun ik. 0 il. im. in. io. ip. iq. ir. is. it.
4 g Pasir 2 0 2 1 0 1 0 0 0

iu. iv. Muara iw. 0 ix. iy. iz. ja. jb. jc. jd. je. jf.
5 0 0 3 0 0 0 0 0 0

jg. jh. Lemo ji. 0 jj. jk. jl. jm. jn. jo. jp. jq. jr.
6 0 0 3 0 0 0 0 0 0

js. jt. PUSK ju. 1 jv. jw. jx. jy. jz. ka. kb. kc. kd.
ESMA 3 0 1 4 2 2 1 0 0
S

ke. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

kf. Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,
dari jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.

kg.
kh. Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
ki.

11
AR. AS. JENJANG PENDIDIKAN AT. J
NO. UMLAH

AU. av. Tidak/belum tamat SD AW. 1


1. 2598

AX. ay. SD/MI AZ. 1


2. 5738

BA. bb. SLTP/MTS BC. 4


3. 060

BD. be. SLTA/MA BF. 3


4. 601

BG. bh. AK/Diploma BI. 1


5. 59

BJ. BK. UNIVERSITAS BL. 1


6. 30

kj. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

kk.

kl.

km.
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.

1.1.2.4 Kesehatan
kn. LimaBesarPenyakit
ko. Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal
Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik
berikut ini :

12
kp. Gambar 1.3 Prevalensi Lima Besar Penyakit
kq.
kr. Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti
ISPA,disusul dengan penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular
(PTM) yang masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan
myalgia.
ks.
kt. SaranaKesehatan
ku. Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 :

kv.

13
kw.Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun
2014

kx. kz. Ju
N ml
ky. Jenis Sarana Kesehatan ah
la. lc. 1
1
lb. a. Puskesmas
ld. lf. 1
le. b. Puskesmas Pembantu
lg. li. 1
lh. c. Poskesdes
lj. ll. 0
2
lk. Rumah Sakit Pemerintah
lm. lo. 0
3
ln. Rumah Sakit Swasta
lp. lr. 0
4
lq. Rumah Bersalin Swasta
ls. lu. 2
5
lt. Balai Pengobatan Swasta
lv. lx. 5
6 lw. Praktek Dokter Umum
Swasta
ly. ma.8
7
lz. Praktek Bidan Swasta
mb. md.
8 0
mc.Dokter Gigi praktek swasta
me. mg.
9 0
mf. Laboratorium Klinik Swasta
mh. mj. 0
1
mi. Apotik
mk. ml. Optikal mm.
1 0

14
kx. kz. Ju
N ml
ky. Jenis Sarana Kesehatan ah

mp.
mn.
1 mq.
mo. Gudang Farmasi 0
mr. mt. 45
1
ms.Posyandu
mu. mw.
1 2
mv.Toko Obat
mx. mz.0
1
my.Pos UKK
na. nc. 0
1
nb. Polindes

nd. Sumber : Puskesmas Tegal Angus


ne.
nf. Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di
Puskesmas Tegal Angus masih kurang.
ng.
nh. Upaya Kesehatan

ni. Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal
ini, antara lain :
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada
balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu
hamil.
2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi
balita, pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,
Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

15
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing–masing dan lingkungan
sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program
senam LANSIA dan POSBINDU
nj.

1.1.2.7. Pengkajian PHBS


nk. Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten
Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan
puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu
rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah
tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan
7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau
balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di
Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari 62.371
rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang
dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajIan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

nl.

16
nm. Tabel 1.8. Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014

nn. INDIKATOR

no. N np. nq. nr. ns. nt. nu. nv. nw. nx. ny. nz. oa.
a Ju % % % % % % % % % % %
m
a
D
e
s
a

ob. P oc. od. oe. of. og. oh. oi. oj. ok. ol. om. on.
a 21 5 4 6 7 95 66 5 5 3 33. 1
n
g
k
a
l
a
n

oo. T op. oq. or. os. ot. ou. ov. ow. ox. oy. oz. pa.
j 21 6 5 6 4 96 46 7 6 7 72. 1
.
B
u
r
u
n
g

pb. T pc. pd. pe. pf. pg. ph. pi. pj. pk. pl. pm. pn.
e 21 3 2 5 8 90 57 9 3 7 57 1
g
a
l
A
n
g
u
s

po. T pp. pq. pr. ps. pt. pu. pv. pw. px. py. pz. qa.
j 21 7 4 7 3 91 68 9 7 6 65. 1
.
P
a
s

17
i
r

qb. N qc. qd. qe. qf. qg. qh. qi. qj. qk. ql. qm. qn.
a Ju % % % % % % % % % % %
m
a
D
e
s
a

qo. M qp. qq. qr. qs. qt. qu. qv. qw. qx. qy. qz. ra.
u 21 7 4 7 4 99 43 9 7 3 71. 5
a
r
a

rb. L rc. rd. re. rf. rg. rh. ri. rj. rk. rl. rm. rn.
e 20 6 2 6 9 83 44 8 8 6 45 1
m
o

ro. J rp. rq. rr. rs. rt. ru. rv. rw. rx. ry. rz. sa.
u 12 6 3 6 6 92 54 8 5 6 54 1
m
l
a
h

sb. Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

sc.

sd.

18
se. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan
melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan (93,42%)

2. Rumah yang bebas jentik (75,10%)

3. Penimbangan Bayi dan Balita (100%)

4. Memberikan Asi Eksklusif (15,19%)

5. Menggunakan air Bersih (99,45%)

6. Menggunakan Jamban Sehat (17,15%)

7. Olah Raga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari (12,05%)

8. Mengkonsumsi makanan seimbang (25,20%)

9. Tidak Merokok dalam rumah (25,15%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM (98,10%)

sf.

sg. Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya
masih rendah hal ini dikarenakan:

 Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air


bersih dan jamban sehat sedikit.

 Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran


tentang ASI Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah.

19
 Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala
kurang optimal.

sh. Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan


penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas
program dan lintas sektor.

si.

1.1.2.8. Kesehatan Lingkungan

sj. Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang


kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik.
Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Tegal Angus :

sk.

a) PenyehatanPerumahan

sl. Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua


anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit
diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

sm. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat


kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2014 menunjukkan dari 12.421
rumah yang diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.

sn.
so.

20
sp. Tabel 1.9. PersentaseRumahSehat Triwulan I
MenurutKecamatandanPuskesmasTahun 2015
sq. sr. ss. D st. RUMAH
NO PUSKES ESA
MAS sx. J sy. sz. ta. tb.
UMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHNY DIPERIKSA DIPERIKSA SEHA SEHAT
T
A

tc. td. te. T tf. 2 tg. th. ti. tj.


1 Tegal anjung Burung 685 254 9,46 109 42,91
Angus

tk. tl. tm.


tn. 5 to. tp. tq. tr.
P angkalan 362 298 5,56 123 21,28

ts. tt. tu.


tv. 2 tw. tx. ty. tz.
900 189 6,52 78 41,27
T egal Angus

ua. ub. uc.


ud. 1 ue. uf. ug. uh.
823 339 18,60 274 80,83
T anjung
Pasir

ui. uj. uk. M


ul. 4 um. un. uo. up.
uara
92 79 16,06 42 52,16

uq. ur. us. L


ut. 6 uu. uv. uw. ux.
emo
55 89 13,59 49 55,06

uy. uz. va. vb. vc. vd. ve. vf.

vg. vh. JUMLAH vi. 1


3917 vj. vk. vl. vm.
1248 70 675 54

vn. Sumber : Data Program KesLing PKM Tegal Angus 2015

vo.

vp. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di
wilayah puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini
21
dikarenakan tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan

22
tentang rumah sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk
meningkatkan jumlah rumah sehat.

vq.

23
b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

vr. Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah


PuskesmasTegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini :

vs.

vt. Tabel 1.10. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di

wilayah vu. Puskesmas Tegal Angus

vv.
vw. K vx. P vy. J vz. wa. TEMPAT SAMPAH
N
ECAMATAN USKESMAS UMLAH JUMLA
O wb.
PENDUDU H KK
K wh. wi. wj. wk. wl. wm.
JKM JKP JKS %JK %JKP %JKS
M

wn. wo. PA wp. T wq. 1 wr.


1 ws. wt. wu. wv. ww. wx.
NGKALAN EGAL 6.871 2.685 1 2 1 38 2 4
ANGUS

wy. wz. TA xa. xb. 7 xc.


xd. xe. xf. xg. xh. xi.
2 NJUNG .754 5.362 6 2 1 11, 4 4
BURUNG
xo. xp. xq. xr. xs. xt.
xj. xk. TE xl. xm. 9 xn. 7 1 7 24 2 4
3 GAL ANGUS .378 2.900

xz. ya. yb. yc. yd. ye.


xu. xv. TA xw. xx. 9 xy. 4 3 2 24 7 8
4 NJUNG PASIR .738 1.823

yk. yl. ym. yn. yo. yp.


yf. yg. M yh. yi. 3 yj.
1 7 4 25 6 5
5 UARA .524 492

yv. yw. yx. yy. yz. za.


yq. yr. LE ys. yt. 6 yu. 1 8 4 24 5 5

24
6 MO .557 655

zb. JUMLAH
zd. 1
ze. zf.
3
zc. 53.8 . 3.106 1.248
22 9 zg. zh. zi. zj.
1 3 24 4 5
7

zk. Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angustahun 2015

zl.

zm. Keterangan: JKM : Jumlah KK Memiliki

zn. JKP : Jumlah KK Periksa

zo. JKS : Jumlah KK Sehat

zp.

zq. Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat
sampah, kemudIan dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat
sampah sehat hanya 41,3%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,
ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang masih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

zr. c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

zs. Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor


resiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya

25
tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan
pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

zt.

zu. d) Penyehatan Makanan dan Minuman

zv. Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber
utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak
dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif
didalam penularan penyakit saluran pencernaan.

zw. Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat


pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan Tempat tempat
Umum Pengelolaan makanan. Tidak adanya tenaga sanitarIan dan kurangnya
tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan
dan minuman tidak dapat dilakukan
zx.

zy.

26
1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN

a. Lokasi Keluarga Binaan

zz. Keluarga binaan bertempat di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari
tanggal 9 Maret sampai dengan 22 Maret 2016. Adapun lokasi pemukiman
keluarga binaan kami adalah sebagai berikut:

aaa. Denah Rumah Keluarga Binaan


aab.

Rumah Tn.
aac.
Jayadi
aad.
Lapangan
Rumah Tn.
aae.
Agus
aaf.

aag. JALAN SETAPAK

aah.
Rumah Tn. Rumah Tn.
aai. Marsin Muwasim

aaj. Gambar 1.4 Denah rumah keluarga binaan

aak.

aal. Keluarga Binaan

1. Keluarga Tn. Jayadi


a. Data Dasar Keluarga Tn. Jayadi
aam. Keluarga binaan Tn. Jayadi terdiri dari 5 anggota
keluarga, yaitu Tn. Jayadi sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Eki, 3 anak perempuan bernama Nn. Devi dan Nn. Novi, dan Nn. Levi

27
aan. aao. aap. aaq. aar. aas. aat. P aau.
N Nama Status Jenis Usi Pendidi ekerja Pen
Ke Kela a kan an
lua min
rg
a
aav. aaw. aax. aay. aaz. aba. abb. T abc.
1 Tn. Suami Laki- 56 SD ukang Rp1.
Jaya laki t Parkir
di h u
abd. abe. abf. abg. abh. abi.SD abj.Buruh abk.
2 Ny. Eki
Istri Peremp 40 Rp.1
uan t

h u
abl. abm. abn. abo. abp. abq. abr.Pengan abs. -
3 Nn. Anak I Peremp 22 SMP gguran
Devi uan t
h
abt. abu abv. abw. abx. aby abz. K aca.
. .
4 Nn.
Anak Peremp 21 SMA aryaw Rp.4
a
Novi II uan t n
h u

acb. acc acd. ace. Pere acf. 1 acg. ach. P aci. -


.
5. Nn.
Anak mpuan 8 th SMP elajar
Levi
III

acj. Tabel. 1.11. Data dasar Keluarga Tn. Jayadi


ack.

28
acl. Keluarga Tn. Jayadi tinggal di RT 003/RW 04 Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Jayadi tinggal dengan istri dan ketiga

29
anaknya. Tn. Jayadi yang saat ini berusia 56 tahun bekerja sebagai tukang
parkir dengan penghasilan sekitar Rp 1.500.000,00/bulan, dengan latar
belakang pendidikan sekolah dasar. Tn. Jayadi memiliki 3 orang anak. Anak
tertuanya, Nn. Devi berusia 22 tahun, pengangguran, dengan latar belakang
pendidikan Nn. Devi adalah SMP. Kemudian anak keduanya Nn. Novi
berusia 21 tahun, bekerja sebagai pegawai bandara dengan penghasilan
sekitar Rp 4.000.000,00/bulan, dengan latar belakang sekolah menengah atas,
kemudian anak ketiganya Nn. Levi berusia 18 tahun sedang dalam
pendidikan sekolah menengah kejuruan.
acm.
acn.

30
b. Bangunan Tempat Tinggal
aco. Keluarga Tn. Jayadi tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 12 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 3
m2 Ventilasi di rumah tersebut cukup baik karena terdapat ventilasi pada
setiap ruangan dan cahaya matahari dapat masuk lewat ventilasi tersebut. Di
belakang ruang tamu terdapat ruang TV berukuran 4 x 3 m 2, tidak ada
ventilasi dan jendela untuk pencahayaan. Di depan ruang TV terdapat 1
Kamar tidur Tn. Jayadi dan Ny. Eki berukuran 4 x 3 m2 , terdapat 1 buah
ventilasi di kamar tidur tetapi tidak terdapat jendela, Di samping ruang TV
terdapat 1 kamar tidur ketiga anak perempuan Tn. Jayadi berukuran 3 x 2
m2 , tidak terdapat ventilasi dan jendela dikamar tersebut. Dibagian belakang
ruang tv terdapat 1 dapur dengan ventilasi dan tanpa jendela, di samping
dapur terdapat kamar mandi, kamar mandi Tn. Jayadi tidak terdapat jamban
sehingga keluarga Tn. Jayadi harus pergi ke sungai ketika ingin buang air
besar. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 2 jendela di ruang tamu
(bagian depan rumah) dan ruang TV. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan lantai ubin kecuali pada ruang dapur dan kamar mandi yang
beralaskan semen, dinding rumah terbuat dari batako, kemudian atap rumah
terbuat dari genteng.
acp. Keluarga Tn. Jayadi sering menggunakan air sumur sebagai
sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan
mencuci baju dan. Keluarga Tn. Jayadi menggunakan air galon untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari keluarga Tn. Jayadi
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Jayadi mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan
acq.
acr.

31
acs. Gambar 1.5. Denah Ruman Tn. Jayadi
act.
8M
acu.
acv.
acw.
Kamar DAPUR
mandi acx.
KAMAR
acy. 12 M
2
acz. RUANG
ada.
adb. Ruang
adc. Kamar
Tamu
add. I
c. Lingkungan Pemukiman
ade. Rumah Tn. Jayadi terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Di ba gian depan terdapat jalan setapak, bag ian belakang terdapat
lapangan, di bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Tidak ada
selokan untuk mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
adf. Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali ikan, ayam
atau daging. Sehari-harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga
mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan sabun
batangan sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
adg. Ketiga anak Tn. Jayadi lahir di RS Swasta di daerah Jakarta
Pusatkarena keluarga Tn. Jayadi sebelumnya bertempat tinggal di Jakarta.
Setiap kehamilan, Ny. Eki mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Eki rutin mambawa anak
ketiganya untuk dilakukan imunisasi di bidan, namun tidak pernah membawa
anak pertama dan kedua untuk imunisasi. Ny. Eki mengaku anaknya
diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6
bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini
Ny. Eki menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam
keluarganya
f. Kebiasaan Berobat

32
adh. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Jayadi belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag.
Menurut penuturan Ny. Eki, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Eki Jarang
memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
adi. Tn. Jayadi dan ketiga anaknya sering mengalami batuk.
Keluarga Tn. Jayadi tidak pernah mengalami sakit yang serius yang
membutuhkan pengobatan di Rumah Sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
adj. Tn. Jayadi, memiliki kebiasaan merokok, dalam satu hari
mampu menghabiskan 1 bungkus rokok. Keluarga Tn.Jayadi mengaku
mencuci tangan sebelum makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah
melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun batangan. Kebiasaan
berolahraga tidak ada. Didalam rumah dan diluar rumah Tn. Jayadi tidak
memiliki tempat pembuangan sampah, istri Tn. Jayadi mengaku bahwa
mereka membuang sampah di kebun belakang rumah kemudian sampah-
sampah tersebut dibakar setiap tiga hari sekali.
adk.
adl.

33
adm. Tabel 1.12. Faktor Internal Keluarga Tn. Jayadi

adn. ado. Faktor adp. Permasalahan


N Internal

adq. adr.Kebiasaan ads. Tn. Jayadi merokok 1 bungkus/hari


1 Merokok

adt. adu. Olah adv. Semua anggota keluarga tidak memiliki


2 raga kebiasaan berolahraga.

adw. adx. Pola ady. Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk
3 Makan keluarganya. Ia sering memasak makanan
dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali
ikan, ayam atau daging. Sehari- harinya mereka
makan besar 3 kali.

adz. aea. Pola aeb. Apabila sakit, mereka membeli obat di


4 Pencarian warung, terkadang pergi ke bidan.
Pengobatan

aec. aed. Menab aee. Mereka tidak pernah menabung karena


5 ung pas untuk kebutuhan sehari-hari

aeh. a. Bapak bekerja sebagai kuli bangunan, bekerja


aef. aeg. Aktivit
setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 5sore.
6 as sehari-hari aei. b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
aej. c. Anak pertama sebagai buruh pabrik karton.

aek. d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak

34
adn. ado. Faktor adp. Permasalahan
N Internal

bekerja.

ael. e. Anak ketiga masih bersekolah sekolah dasar.

aeo. Di keluarga Tn. Jayadi, istri Tn. Jayadi, Ny.Eki,


aem. aen. Alat
menggunakan kontrasepsi hormon yang di suntik 3
7 kontrasepsi
bulan sekali.
aep.

aeq.

aer.

35
aes. Tabel 1.13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Jayadi

aet. aeu. Kriteria aev. Permasalahan


N

aew. aex. Luas aey. Luas rumah 12 x 8 m2


1 Bangunan

aez. afe.Ruangan dalam afg. Ruang Tamu berukuran 4 x 3 m2. Dua


2 rumah kamar tidur berukuran 4 x 3 m 2 dan 3 x 2 m2.
aff. Dapur Tn. Jayadi berukuran 4 x 2 m2.
afa. Terdapat 1 kamar mandi tetapi tidak ada
afb. jamban.
afc.
afd.

afh. afi. Jamban afj. Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki jamban di
3 rumahnya

afk. afl. Ventilasi afm. Terdapat ventilasi udara pada ruang


4 tamu dan ruang TV dan kamar.

afn. afo. Pencahay a Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


5 aan kamar tidur.
b Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di
dapur, 1 lampu di kamar mandi, dan 1 lampu di
ruang tv
afp. afq. MCK afr. Tidak memiliki MCK di rumah, MCK berada
6 didepan rumah dan digunakan bersamaan
dengan tetangganya
afs. aft. Sumber Air afu. Dalam kesehariannya Tn. Jayadi
7 menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi memasak, dan mencuci baju. Serta membeli
air galon isi ulang untuk kebutuhan air minum
sehari-hari.

afv. afw. Saluran afx. Tidak terdapat saluran pembuangan


8 pembuangan limbah.
limbah
afy. afz.Tempat aga. Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki tempat
9 pembuangan pembuangan sampah dirumahnya, kemudian mereka

36
aet. aeu. Kriteria aev. Permasalahan
N

sampah membuang sampahnya di kebun belakang rumah.

agb. agc. Lingkung agd. Di samping kanan dan kiri , depan dan
1 an sekitar rumah belakang, rumah terdapat rumah tetangga yang
hanya berjarak satu meter. Tiga meter dari rumah
tersebut terdapat jamban tetangga. Lima meter dari
tumah tersebut terdapat kali yang kotor penuh
tumpukan sampah. Rumah tetangga berdekatan,
berjarak 1 meter satu dengan yang lainnya.
age.

2. Keluarga Tn. Muwasim


a. Data Dasar Keluarga Tn. Muwasim
agf. Keluarga binaan Tn. Muwasim terdiri dari 6 anggota keluarga,
yaitu keluarga Tn. Muwasim sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Alya, 1 anak laki-laki bernama An. Fadilah dan 2 anak perempuan, An. Nila
dan An. Naja
agg.
agh. Tabel. 1.14. Data dasar Keluarga Tn. Muwasim
agi. N agj. agk. agl. agm. agn. ago. P
ama Status Jenis U Pendidi Pekerjaa enghasil
Ke Kel kan n an
lua am
rg in
a
agp. T agq. agr.La ags. agt.SD agu. agv. R
n. Suami ki- 4 Penjahit p1.500.0
Muwasi laki kelilin 00
m g /bulan

agw. N agx. agy. agz. aha. ahb. ahc. R


y. Alya Istri Perem 3 SD Buruh p.1.000.
pua pabrik 000

37
n kue /bulan
bolu

ahd. A ahe. ahf. ahg. ahh. ahi.Pelaja ahj. -


n. Anak Laki- 1 Smp r
Fadilah lak
i
ahk. A ahl.An ahm. ahn. aho. ahp. ahq. -
n. Nila ak Perem 8 SD Pelajar
pua
n

ahr.An. Naja ahs. aht.Per ahu. ahv. ahw. ahx. -


Anak em 4 - -
pua
n
ahy.
ahz. Keluarga Tn. Muwasim tinggal di RT 003/RW 04, Kampung
Suka Sari, Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Muwasim tinggal bersama isteri
dan 3 orang anaknya. Tn. Muwasim yang saat ini berusia 40 tahun bekerja
sebagai penjahit keliling dengan penghasilan sekitar Rp 1.500.000,/bulan,
dengan latar belakang pendidikan Tn. Muwasim adalah SD. Tn. Muwasim
memiliki 3 orang anak. Anak tertuanya, Fadilah berumur 14 tahun, saat ini
bersekolah kelas 2 SMP. Kemudian anak keduanya Nila yang berusia 8
tahun, saat ini bersekolah kelas 1 SD. Anak ketiganya Naja yang berusia 4
tahun.
aia.
b. Bangunan Tempat Tinggal
aib. Keluarga Tn. Muwasim tinggal disebuah bangunan rumah
diatas tanah seluas 10 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu
berukuran 4 x 2 m2 yang sering digunakan untuk makan dan menerima tamu
serta menonton televisi. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena hanya

38
memiliki dua jendela di ruang tamu dan di kamar tidur yang terbuat dari kaca
dan tidak dapat dibuka, selain itu jendela tersebut selalu tertutup dengan kain
sehingga cahaya pun tidak dapat menembus ke dalam melalui jendela ini. Di
sisi kanan ruang tamu terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m 2. Kamar ini
disertai ventilasi dan jendela yang tertutup, sedangkan kamar di bagian
belakang kamar tersebut terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m 2 yang tidak
disertai ventilasi dan jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela
di ruang tamu (bagian depan rumah). Di bagian belakang ruang tamu terdapat
dapur berukuran 3 x 2 m2 dan terdapat 1 kamar mandi berukuran 1 x 1 m 2
yang sudah tersedia jamban leher angsa. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan semen, kecuali dapur yang beralaskan tanah. Dinding terbuat dari
bambu dan atap rumah terbuat dari asbes.
aic. Keluarga Tn. Muwasim sering menggunakan air sumur
sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Muwasim
menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Apabila
sumur dalam keadaan kering dan sulit air, biasanya keluarga Tn. Muwasim
menggunakan kali untuk mandi dan buang air besar. Dalam 3 hari keluarga
Tn. Muwasim memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Keluarga Tn. Muwasim tidak selalu mencuci tangan sebelum makan dan
masak.
aid.
aie.
aif.

39
aig.
aih. Gambar 1.6. Denah Ruman Tn.
Muwasim aii.
6aij.
M
aik. dapur
ail. Kama
r
aim. mandi
ain.
Tempa
aio. t tidur 6M
aip.
aiq
. Tempat
air. tidur
ais. ait. Ruang tamu
c. Lingkungan Pe mukiman
aiu. Rumah Tn.Muwasim terletak d i pemukiman yang padat
penduduk. Di bagian depan terdapat teras keci l dan jalan setapak, bagian
belakang terdapat rumah tetangga, dan di bagian kanan terdapat rumah
tetangga dan di bagian kiri terdapat terdapat kebun. Limbah cair dialirkan ke
sebuah lubang berukuran 2 x 1 m2.
d. Pola Makan
aiv. Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tahu, tempe dan sayuran
seperti sop dan sayur bayam. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
aiw. Anak pertama Ny. Alya lahir di dukun beranak karena pada
waktu itu jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh. Anak kedua dan
ketiga lahir di bidan, Ny. Alya mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Anak pertamanya, An. Fadilah lahir dengan berat
badan 2800 gram. Anak keduanya lahir dengan berat badan 2500 gram. Anak
ketiganya lahir dengan berat badan 3000 gram.Untuk imunisasi, keluarga Tn.
Muwasih tidak rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di bidan.
Ny. Alya mengaku ketiga anaknya hanya dilakukan imunisasi 1 kali. Ny.
Alya mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 4

40
bulan, kemudian setelah 4 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain
ASI. Kemudian saat ini Ny. Alya menggunakan KB suntik untuk mengontrol
jumlah anak dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
aix. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Muwasim belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam. Menurut penuturan
Ny. Alya , mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
g. Riwayat Penyakit
aiy. Keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami sakit yang
serius dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering
melanda keluarga Tn. Muwasim adalah batuk-batuk dan pilek. Biasanya
saling menularkan satu sama lain antar anggota keluarga.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
aiz. Tn. Muwasim mengaku merokok dan kebiasaan merokok ini
sudah sejak Tn. Muwasim berusia 20 tahun. Tn. Muwasim dapat
menghabiskan rokok 1 bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Muwasim
mengaku tidak selalu mencuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan Kebiasaan berolahraga tidak ada.
aja. Rumah keluarga Tn. Muwasim berada di lingkungan
perumahan yang padat, dan dibelakangrumah terdapat sumur. Lingkungan
rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga
membuang limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 2 x 1
m2. Di dalam rumah dan diluar rumah Tn. Muwasim tidak memiliki tempat
pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Muwasim keluarga mereka
membuang sampah, dalam membuang sampah mereka mengaku membuang
sampah setiap dua hari sekali di lubang dekat rumah. Alternatif selain itu,
mereka biasanya membakar sampah di depan rumah.
ajb.
ajc. Tabel 1.15. Faktor Internal Keluarga Tn. Muwasim

41
ajd. aje. Faktor ajf.Permasalahan
N Internal

ajg. ajh.Kebiasaan aji. Ada yang merokok pada keluarga Tn. Muwasim
1 Merokok

ajj. ajk.Olah raga ajl. Semua anggota keluarga tidak memiliki


2 kebiasaan berolahraga.

ajm. ajn.Pola Makan ajo.Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk


3 keluarganya. Ia sering memasak makanan
dengan menu seperti ikan, tahu, tempe, dan
sayur. Sehari- harinya mereka makan besar 2
kali.

ajp. ajq.Pola Pencarian ajr. Apabila sakit, mereka membeli obat di warung,
4 Pengobatan terkadang pergi ke puskesmas.

ajs. ajt. Menabung aju.Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk
5 kebutuhan sehari-hari

ajx. a. Bapak bekerja sebagai Penjahit keliling,


ajv. ajw. Aktivit
bekerja setiap hari dari jam 8pagi sampai jam 5 sore.
6 as sehari-hari ajy. b. Ibu sebagai buruh kue bolu dari jam 10 malam
sampai jam 2 pagi.
ajz. c. Anak pertama sebagai pelajar SMP.

aka. d. Anak kedua sebagai pelajar SD.


akb. e. Anak ketiga berusia 4 tahun

42
ajd. aje. Faktor ajf.Permasalahan
N Internal

ake. Di keluarga Tn. Muwasim, istri Tn. Muwasim,


akc. akd. Alat
Ny.Alya, menggunakan kontrasepsi hormon yang di
7 kontrasepsi
suntik 3 bulan sekali.
akf. Tabel 1.16. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Muwasim
akg. akh. Kriteria aki. Permasalahan
N

akj. akk. Luas akl.Luas rumah 6 x 6 m2


1 Bangunan

akm. akn. Ruangan ako. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2, 2


2 dalam rumah kamar tidur berukuran 2 x 2 m2. Dapur
berukuran 3 x 2 m2.

akp. akq. Jamban akr.Keluarga Tn. Muwasim memiliki jamban


3 leher angsa

aks. akt.Ventilasi aku. Terdapat jendela di ruang tamu dan


4 kamar tidur.

akv. akw. Pencahay akx. Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.


5 aan

aky. akz. MCK ala. Memiliki MCK berukuran 1 x 1 m2.


6

alb. alc. Sumber Air ald. Dalam kesehariannya Tn. Muwasim


7 menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi dan mencuci pakaian. Serta membeli air galon
isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

43
akg. akh. Kriteria aki. Permasalahan
N

ale. alf. Saluran alg.Tidak terdapat saluran pembuangan limbah,


8 pembuangan air limbah dialirkan ke lubang yang berukuran
limbah 1 x 1 m2.

alh. ali. Tempat alj. Keluarga Tn. Muwasim tidak memiliki tempat
9 pembuangan pembuangan sampah dirumahnya, kemudian mereka
sampah membuang sampahnya di lubang dekat dari
rumahnya atau di bakar di depan rumah.
alk. all. Lingkungan alm. Di samping kanan, depan dan belakang,
1 sekitar rumah rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak
satu meter. Rumah tetanngga berdekatan, berjarak 1
meter satu dengan yang lainnya. Sedangkan di
samping kiri terdapat kebun.

aln.
alo.

44
3. Keluarga Tn.Agus

a Data Dasar Keluarga Tn. Agus


alp. Keluarga binaan Tn. Agus terdiri dari 3 anggota keluarga,
yaitu keluarga Tn. Agus sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Neng,
dan 1 anak tiri laki-laki.
alq.
alr. Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. Agus
als.Nama alt. St alu. alv. alw. alx. aly.Penghas
at Jenis U Pendidi Pekerjaa ilan
us Kela kan n
Ke min
lua
rg
a

alz.Tn. ama. amb. amc. amd. ame. amf. R


Agus Suami Laki-laki 3 SMA Supir p1.000.0
pribad 00
i /bulan

amg. N amh. ami. amj. amk. aml. amm. -


y. Istri Perempu 5 SD Ibu
Neng an Ruma
h
Tangg
a

amn. T amo. amp. amq. amr. ams. amt. R


n. Anak Laki-laki SD Tukang p1.500.0
Erwin parkir 00
/bulan
amu.

45
amv. Keluarga Tn. Agus tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka
Sari, Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Agus tinggal dengan istri, dan satu
orang anaknya. Tn. Agus yang saat ini berusia 37 tahun bekerja sebagai supir
pribadi dengan penghasilan sekitar Rp 1.000.000,00/bulan, dengan latar
belakang pendidikan Tn. Agus adalah SMA. Tn. Agus memiliki 1 orang anak
tiri laki-laki yang bernama Tn. Erwin berusia 23 tahun.
b Bangunan Tempat Tinggal
amw. Keluarga Tn. Agus tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 8,5 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 5 x
5 m2. Di dalam ruang tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin berukuran 2 x 1
m2. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena tidak memiliki ventilasi dan
tidak memiliki jendela. Di samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur dan 1
ruangan yang dijadikan sebagai gudang, masing-masing berukuran 3 x 3 m2.
Di dalam kamar tidur terdapat kasur berukuran 2 x 2 m 2 dan 1 lemari. Di
belakang ruang tamu terdapat dapur berukuran 2 x 1 m2. Di samping dapur
terdapat kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m2. Di dalam kamar mandi
terdapat wc dan bak air berukuran 0,5 x 0,5 m 2. Rumah ini hanya
mempunyai 1 pintu depan. Seluruh ruang di rumah ini masih berlantaikan
semen yang dialasi oleh tikar plastik, kemudian atap rumah terbuat dari
genteng.
amx. Keluarga Tn. Agus menggunakan air sumur sebagai sumber
air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Agus menggunakan air galon
untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 4 hari keluarga Tn. Agus
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Agus mengaku jarang mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.
amy.
amz. Gambar 1.7. Denah Ruman Tn. Agus
ana.
anb.
Dapur
anc. MCK
and.
ane. Gudan 8 m2
anf. R.Tamu

Kamar
46
ang.
anh.
ani.
c Lingkungan Pemukiman
anj. Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman yang padat penduduk.
Di bagian depan terdapat jalan setapak dan terdapat tempat pembakaran
sampah. Di bagian kanan terdapat kandang ayam dan kiri terdapat lapangan
kosong. Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih
10 cm dan air dalam selokan tidak mengalir.
d Pola Makan
ank. Ny. Neng memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia
sering memasak makanan dengan menu seperti nasi, sayur, tahu, tempe, dan
sesekali ikan. Mereka makan besar 2 kali sehari. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka jarang mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah
makan.

e Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


anl. Anak tiri Tn. Agus lahir di rumah sakit. Pada saat hamil, Ny. Neng
mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke dokter. Untuk
imunisasi, keluarga Tn.Agus rutin mambawa anaknya untuk dilakukan
imunisasi di bidan dan puskesmas. Ny. Neng mengaku anaknya diberikan
ASI eksklusif sampai usia anak usia 3 bulan, kemudian setelah 3 bulan
anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI hingga usia 2 tahun 6
bulan. Saat ini Ny. Neng tidak menggunakan KB.
f Kebiasaan Berobat
anm. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Agus belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, sakit tenggorokan dan demam.
Menurut penuturan Ny. Neng, mereka biasanya meminum obat warung
terlebih dahulu, keluarga Ny. Neng Jarang memeriksakan ke puskemas
karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g Riwayat Penyakit

47
ann. Keluarga Tn. Agus belum pernah mengalami sakit yang serius
dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Hanya batuk, pilek, sakit
tenggorokan serta terkadang demam yang dirasa.

ano.

48
h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
anp. Di keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu Tn. Agus dan
Tn Erwin. Tn. Agus dan Tn. Erwin terbiasa menghabiskan satu bungkus
rokok setiap harinya. Tn. Agus dan Tn. Erwin biasa merokok di dalam
rumah, dan ketika sedang bekerja. Keluarga Tn.Agusmengaku jarang
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, Kebiasaan berolahraga tidak
ada.
anq. Rumah keluarga Tn. Agus berada di lingkungan perumahan
yang padat, dan didepan rumah tersebut terdapat jalan setapak dan tempat
pembakaran sampah. Di lingkungan rumah terdapat saluran untuk aliran
limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair diselokan yang
hanya berukuran kurang lebih 10 cm. Didalam rumah dan diluar rumah Tn.
Agus tidak memiliki tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Agus,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap hari
tetapi awalnya dikumpulkan terlebih dahulu dibelakang rumahnya kemudian
setelah menumpuk istri Tn. Agus membakar sampah tersebut di depan
rumahnya, hal ini di lakukan istri Tn. Agus setiap sore.
anr.
ans.

49
ant. Tabel 1.18. Faktor Internal Keluarga Tn. Agus

anu. anv. Faktor anw. Permasalahan


N Internal

anx. any. Kebias anz. ada yang merokok pada keluarga Tn.
1 aan Merokok Agus

aoa. aob. Olah aoc. Semua anggota keluarga tidak memiliki


2 raga kebiasaan berolahraga.

aod. aoe. Pola aof. Ny. Neng memasak makanan sendiri


3 Makan untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan
dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali
ikan. Sehari- harinya mereka makan besar 2
kali.

aog. aoh. Pola aoi.Apabila sakit, mereka membeli obat di warung.


4 Pencarian
Pengobatan

aoj. aok. Menab aol.Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk
5 ung kebutuhan sehari-hari

aoo. a. Tn. Agus bekerja sebagai supir pribadi,


aom. aon. Aktivit
bekerja setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 4sore.
6 as sehari-hari aop. b. Ny. Neng sebagai ibu rumah tangga.
aoq. c. Tn. Erwin bekerja sebagai tukang parkir,
bekerja setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore.

50
anu. anv. Faktor anw. Permasalahan
N Internal

aot. Di keluarga Tn. Agus , istri Tn. Agus, Ny. Neng,


aor. aos.Alat
tidak menggunakan kontrasepsi.
7 kontrasepsi

aou.

aov.

51
aow. Tabel 1.19. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Agus

aox. aoy. Kriteria aoz. Permasalahan


N

apa. apb. Luas apc. Luas rumah 8,5 x 8 m2


1 Bangunan

apd. api.Ruangan dalam apk. Didalam rumah terdapat ruang tamu


2 rumah yang berukuran 5 x 5 m2. Satu kamar tidur
apj. berukuran 3 x 3 m2. Ruangan gudang
ape. berukuran 3 x 3 m2. Dapur berukuran 2 x 1
apf. m2. Kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m 2. Di
apg dalam kamar mandi terdapat jamban.
.
aph
.

apl. apm. Jamban apn. Keluarga Tn. Agus memiliki jamban


3 leher angsa di dalam rumahnya

apo. app. Ventilasi apq. Tidak terdapat ventilasi udara pada


4 rumah Tn.Agus

apr. aps. Pencahay a Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


5 aan kamar tidur.
b Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.
c Terdapat 1 lampu pada dapur dan kamar mandi.

apt. apu. MCK apv. Tn. Agus memiliki MCK di rumah,


6 MCK berada di bagian belakang rumah.

apw. apx. Sumber apy. Dalam kesehariannya Tn. Agusmenggunakan


7 Air air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci
pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk
kebutuhan air minum sehari-hari.

apz. aqa. Saluran aqb. Terdapat saluran pembuangan limbah,


8 pembuangan air limbah dialirkan ke selokan yang
limbah berukuran 10 cm.

aqc. aqd. Tempat aqe. Keluarga Tn. Agus tidak memiliki tempat
9 pembuangan pembuangan sampah dirumahnya, mereka

52
aox. aoy. Kriteria aoz. Permasalahan
N

sampah membakar sampahnya di depan rumah, dekat dari


rumahnya.

aqf. aqg. Lingkung aqh. Di samping kanan terdapat kandang ayam,


1 an sekitar rumah kiri ,terdapat lapangan, depan terdapat jalan setapak
dan tempat pembakaran sampah.
aqi
.

4. Keluarga Tn. Marsin

a Data Dasar Keluarga Tn. Marsin


aqj. Keluarga binaan Tn. Marsin terdiri dari 7 anggota keluarga,
yaitu Tn. Marsin sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Yani, 2
anak laki-laki bernama Tn.Sukron dan An. Gery, dan 3 anak perempuan
bernama An. Cici, An. Lola dan An. Natasiah.
aqk.
aql. Tabel. 1.20. Data dasar Keluarga Tn. Marsin
aqm. aqn. aqo. aqp. aqq. aqr. aqs. aqt.
N Nama Status Jenis Usi Pendidi Pekerjaa e
Ke Kela a kan n
lua min
rg
a
aqu. aqv. aqw. aqx. aqy. aqz. ara.Penga arb.
1 Tn. Suami Laki- 38 SD ntar p1
Mar laki t air 00
sin h galon ul

arc. ard. are.Istr arf. Pere arg. arh. ari. Ibu arj. -
2 Ny. Yani i mpu 35 SD Ruma
an t h

53
h Tangg
a
ark. arl. Tn. arm. arn. aro. arp. arq. arr. R
3 Sukr Anak I Laki- 21 SD Buruh 0.
on laki t Pabri bu
h k
Percet
akan

ars. art. An. aru. arv.Laki arw. arx. ary.Tidak arz.-


4 Cici Anak -laki 17 Tidak Beker
II t bers ja
h ekol
ah

asa. asc. ase. asg. Pere asi. 1 ask. asl. Tukan asm. R
5. An. Anak mpuan 6 th Tidak g jahit 350.000

Gery II bers kanci /bulan


asb. I ash. asj.
ekol ng
asd. asf.
ah

asn. aso. asp. asq. Pere asr. 1 ass.Tida ast. Tidak asu. -
6. An. Anak mpuan 2 th k Beker
Lola IV bers ja
ekol
ah

asv. asw. asx. asy. asz. 2 ata. Tida atb.Tidak atc. -


7 An. Anak Peremp th k Beker
Nata V uan bers ja
siah ekol
ah

54
atd.

ate. Keluarga Tn. Marsin tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Marsin tinggal dengan istri dan keempat
anaknya. Tn. Marsin yang saat ini berusia 38 tahun bekerja sebagai air galon
dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00/bulan, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Marsin adalah SD. Tn. Marsin memiliki 5 orang anak. Anak
tertuanya, Tn. Sukron berusia 21 tahun, bekerja sebagai buruh pabrik
percetakan yang berpenghasilan Rp. 1.800.000,00, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Sukron adalah SD. Kemudian anak keduanya An. Cici berusia
17 tahun, masih belum bekerja dan berpenghasilan, akan tetapi An. Cici
sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya. Kemudian anak
ketiganya, An. Gery, berusia 16 tahun yang tidak bersekolah. An. Lola adalah
anak keempat Tn. Marsin yang kini berusia 12 tahun dengan latar belakang
pendidikan SD (tidak tamat SD). Anak terakhir Tn. Marsin adalah An.
Natasiah yang berusia 2 tahun.
atf.
b Bangunan Tempat Tinggal
atg. Keluarga Tn. Marsin tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 8 x 10 m 2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang tv
berukuran 4 x 3 m2. Ventilasi di rumah tersebut kurang baik karena tidak
adanya jendela pada setiap ruangan dan cahaya matahari tidak dapat masuk
lewat ventilasi tersebut. Di samping ruangan TV dan ruang tamu terdapat 1
buah kamar tidur 4 x 2 m2. Dibagian belakang terdapat 1 dapur dan 1 kamar
tidur anak Tn. Marsin tanpa jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan.
Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai tanah, dinding rumah
terbuat sebagian dari bilik dan sebagian lagi dari batu bata, kemudian atap
rumah terbuat dari asbes.
ath. Keluarga Tn. Marsin sering menggunakan air sumur sebagai
sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta air kali untuk
keperluan mencuci baju dan buang air besar. Keluarga Tn. Marsin

55
menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari
keluarga Tn. Marsin memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air
minum. Keluarga Tn. Marsin mengaku selalu mencuci tangan setelah
melakukan aktivitas dan sebelum makan.
ati.
atj.Gambar 1.8. Denah Rumah Tn. Marsin
atk.
WC Dapu
atl.
atm.
atn.
ato. Kama
r R. Tamu
atp.
atq.
atr. Kamar
Tidur
c Lingkungan Pemukiman
ats. Rumah Tn. Marsin terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat
pepohonan,di bagian kiri terdapat rumah tetangga dan di bagian kanan
terdapat tempat pembakaran sampah. Terdapat selokan untuk mengalirkan
limbah cair.
att.
d Pola Makan
atu. Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tempe dan tahu. Sehari-harinya
mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.

e Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


atv. Keempat anak Tn. Marsin lahir di dukun beranak karena pada
waktu itu keluarga sudah terbiasa dilahirkan dengan dukun beranak. Setiap
kehamilan, Ny. Yani mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya
ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Yani rutin membawa anaknya untuk
dilakukan imunisasi di bidan.Ny. Yani mengaku anaknya diberikan ASI

56
eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya
diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini Ny. Yani
menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam keluarganya.
atw.
f Kebiasaan Berobat
atx. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Marsin belum pernah
mengalami sakit yang serius. Adapun Tn. Marsin mengaku mempunyai
riwayat hipertensi. Menurut gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, dan demam. Menurut penuturan Tn.
Marsin, bila terdapat anggota keluarga yang sakit, mereka sering
memeriksakan ke Puskesmas dan meminum obat secara teratur.
aty.
g Riwayat Penyakit
atz. Tn. Marsin mempunyai riwayat hipertensi. Terkadang anak-
anak Tn. Marsin mengalami batuk, pilek dan demam.
aua.

h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari


aub. Tn. Marsin dan anak pertamanya, Tn. Sukron, memiliki
kebiasaan merokok, dalam satu hari mampu menghabiskan 1 bungkus rokok.
Keluarga Tn. Marsin mengaku mencuci tangan sebelum makan, jika tangan
tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun
batangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada.
auc. Rumah keluarga Tn. Marsin berada di lingkungan perumahan
yang padat, dan dibelakang rumah tersebut terdapat pepohonan dan tempat
untuk mandi keluarga Tn. Marsin. Di lingkungan rumah terdapat saluran
untuk aliran limbah cair rumah tangga. Didalam rumah dan sekitar
lingkungan rumah Tn. Marsin memiliki tempat pembuangan sampah, Tn.
Marsin mengaku bahwa mereka membuang sampah di tanah kosong di
samping rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar setiap tiga hari
sekali.

57
aud.
aue. Tabel 1.21. Faktor Internal Keluarga Tn. Marsin
auf.

aug. auh. Faktor aui. Permasalahan


N Internal

auj. auk. Kebias aul.Tn. Marsin merokok 1-2 bungkus/hari


1 aan Merokok

aum. aun. Olah auo. Semua anggota keluarga tidak memiliki


2 raga kebiasaan berolahraga.

aup. auq. Pola aur.Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk


3 Makan keluarganya. Ia sering memasak makanan
dengan menu seperti ikan, tempe, dan tahu.
Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.

aus. aut.Pola Pencarian auu. Apabila sakit, mereka membeli obat di


4 Pengobatan Puskesmas.

auv. auw. Menab aux. Mereka tidak pernah menabung karena


5 ung pas untuk kebutuhan sehari-hari

ava. a. Bapak bekerja sebagai pengantar air galon,


auy. auz. Aktivit
bekerja setiap Senin-Jumat dari jam 7 pagi sampai jam
6 as sehari-hari
4 sore.
avb. b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
avc. c. Anak pertama sebagai buruh pabrik
percetakan.

58
aug. auh. Faktor aui. Permasalahan
N Internal

avd. d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak


bekerja tetapi sudah menikah dan kini tinggal dengan
suaminya.

ave. e. Anak ketiga tidak bersekolah dan bekerja


menjahit kancing.

avf. f. Anak keempat tidak bersekolah dan tidak


bekerja.

avg. g. Anak kelima tidak bersekolah dan tidak


bekerja.

avj. Di keluarga Tn. Marsin, istri Tn. Marsin, Ny.


avh. avi.Alat
Yani, menggunakan kontrasepsi hormon yang di
7 kontrasepsi
suntik 3 bulan sekali.

avk. Tabel 1.22. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Marsin

avl. avm. Kriteria avn. Permasalahan


N

avo. avp. Luas avq. Luas rumah 8 x 10 m2


1 Bangunan

avr. avw. Ruangan avy. Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu


2 dalam rumah yang berukuran 4 x 3 m2. Dua kamar tidur
avx. berukuran 4 x 2 m2. Di dalam kamarnya
avs. terdapat kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn.
avt. Marsin berukuran 4 x 2 m2tidak disertai
avu ventilasi udara. Terdapat kamar mandi dan
. jamban.
avv
.

59
avl. avm. Kriteria avn. Permasalahan
N

avz. awa. Jamban awb. Keluarga Tn. Marsin memiliki jamban


3 di rumahnya

awc. awd. Ventilasi awe. Tidak terdapat ventilasi udara.


4

awf. awg. Pencahay c Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


5 aan kamar tidur.
d Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.

awh. awi. MCK awj. Terdapat MCK di rumah, MCK


6 berada di belakang rumah.

awk. awl. Sumber awm. Dalam kesehariannya Tn. Marsin


7 Air menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi dan memasak, air kali untuk mencuci baju
dan buang air besar. Serta membeli air galon isi
ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
awn. awo. Saluran awp. Terdapat saluran pembuangan limbah.
8 pembuangan
limbah

awq. awr. Tempat aws. Keluarga Tn. Marsin tidak memiliki tempat
9 pembuangan pembuangan sampah di dalam rumahnya, kemudian
sampah mereka membuang sampahnya di tanah kosong
sebelah rumah.

awt. awu. Lingkung awv. Di samping kiri dan depan rumah terdapat
1 an sekitar rumah rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter.
Lima meter dari rumah tersebut terdapat tanah
kosong yang kotor penuh tumpukan sampah. Rumah
tetangga berdekatan, berjarak 1 meter satu dengan
yang lainnya.

aww. Masalah Medis dan Non Medis Pada Keluarga


Binaan a Keluarga Tn. Muwasim
 Masalah Medis
awx. Panyakit ISPA

60
 Masalah Non Medis
1 Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
2 Perilaku Merokok
3 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
sehingga keluarga membuangnya ke lubang
4 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis
aktivitas dan sebelum makan
b. Keluarga Tn. Marsin
 Masalah Medis
awy. Penyakit ISPA
 Masalah Non Medis
1 Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya
merokok
2 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
3 Ketidak tersediaan ventilasi
4 Perilaku Merokok
c Keluarga Tn. Agus
 Masalah Medis
awz. Penyakit ISPA
 Masalah Non Medis
1 Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
2 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
3 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4 Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Perilaku Merokok
axa. d. Keluarga Tn. Marsin
 Masalah Medis
axb.Penyakit ISPA
 Masalah Non Medis
1 Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya
merokok
2 Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
3 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4 Kurangnya kebiasaan berolahraga
5 Perilaku Merokok
axc. 1.3. Penentuan Area Masalah

61
axd. Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada
masing-masing keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan
yaitu:
1. Perilaku merokok
2. Perilaku membuang sampah disekitar rumah
3. Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan
4. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5. Ketidaktersediaan jamban keluarga
6. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
7. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
8. Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis aktivitas dan
sebelum makan
9. Kurangnya kebiasaan berolahraga
10. Ketidaktersediaan lahan yang luas sehingga jarak antara rumah tinggal dan
kandang hewan jaraknya berdekatan
11. Penyakit ISPA pada keluarga
binaan axe.

1.3.1. Rumusan Area Masalah


axf.
1.3.1.1. Metode Delphi
axg.
axh.Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang
dibuat oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses
penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaIannya. (Harold, et all, 1975 : 40-55).

axi.

62
axj.

axk. Gambar 1.9 Proses Metode Delphi

axl.
axm.
axn. Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka
Sari, Desa Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan
serta menetapkan area masalah yaitu “Perilaku Merokok Di Keluarga
Binaan Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.

63
Metode Delphi dalam penelitian ini digunakan sebagai penentu area
masalah.
axo.
1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas
axp. Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, diputuskan untuk
mengangkat permasalahan “Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT 003 /
RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Periode 29 Februari – 4April 2016”.
axq.
1.3.3. Alasan Pemilihan Area Masalah
axr.Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah
yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-
data penderita 5 penyakit terbesar yang ada di wilayah PuskesmasTegal
Angus.

axt. axs.
G
a
m
b
a
r
1.
1
0.
L
i

ma Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus th 2014


axu.

axv. Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan


laporan kader desa setempat. Setelah mengamati, mewawancarai, dan
melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung
Sukasari, Desa Pangkalan terdapat berbagai area permasalahan pada
keluarga binaan tersebut, yaitu:

64
1. Kebiasaan merokok di dalam maupun diluar rumah.
2. Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
4. Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga
binaan. axw.
axx. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya
diidentifikasi langsung pada 4 keluarga binaan di Kampung Sukasari, Desa
Pangkalan. Masalah ini diangkat dengan pertimbangan dan alasan beberapa
anggota keluarga binaan sering mengalami penyakit ISPA sesuai dengan
perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan data – data diPuskesmasTegal Angus
tahun 2014.
axy.

65
axz. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aya.
2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas
ayb. Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan
cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai
dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan
suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam
melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa
yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam
melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu
kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen
kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan gizi).
ayc.
ayd. 2.2 Konsep Perilaku
aye. 2.2.1. Pengertian Perilaku
ayf. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
ayg. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
ayh. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

66
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
ayi. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
ayj. Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
ayk.
ayl.2.2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
aym. Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
ayn. Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).
ayo. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
ayp. Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.
ayq.
ayr.
ays. 2.2.3. Domain Perilaku
ayt. Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1967, teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang

67
berhubungan dengan perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun
1967, TRA mengalami perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk
mengerti/ memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya
dari hubungan ini yang menemukan secara relative korespondensi yang rendah
diantara sikap-sikap dan perilaku, serta beberapa teori yang bertujuan
menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang mendasari perilaku (Fishbein,
1993; Abelson, 1972; Wicker, 1969).
ayu. Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab
musabab yang menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan
keyakinan norma untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku,
melalui sikap dan norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan
sebab musabab diantara komponen yang ditentukan dengan jelas (Ajzen dan
Fishbein, 1980). Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik skala.
ayv. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan
untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
ayw. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
ayx. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
a) Faktor Internal
ayy. Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,
minat dan kondisi fisik.
ayz.

68
b) Faktor Eksternal
aza. Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
atausarana.
c) Faktor pendekatan belajar
azb. Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya
strategi dan metode dalam pembelajaran.
azc.
azd. Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
aze. Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
azf.Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi
azg. Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya
4) Analisis
azh. Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
azi. Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
azj.Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
azk.

69
2. Sikap (attitude)
azl. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
azm.
azn. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving)
azo. Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
azp. Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
azq. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
azr.Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
azs.
3. Praktik atau tindakan (practice)
azt. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini
mempunyai beberapa tingkatan :
azu.

70
a. Persepsi (perception)
azv. Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
azw. Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat
kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
azx. Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
azy. Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
azz.
baa. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa
jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.
bab. Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo
(2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam
diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (awareness)
bac. Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik (interest)
bad. Dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluasi (evaluation)
bae. Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
baf. Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

71
5. Menerima (Adoption)
bag. Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
bah.
bai. 2.2.4. Asumsi Determinan Perilaku
baj. Menurut Spranger, membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam
nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya
yang dominan pada diri orang tersebut.Secara rinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.
bak. Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala
kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman,
keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya.
bal.Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari
tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,
yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1. Faktor-faktor perdisposisi (predisposing factors): pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. Ikhwal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Untuk perilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
disamping itu kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat
juga dapat mendorong atau menghambat ibu tersebut untuk periksa kehamilan.
Misalnya orang hamil tidak boleh di suntik (periksa hamil termasuk suntik anti
tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut
faktor pemudah.

72
2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors):Faktor-faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,
misalnya: air bersih, temapat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk
berprilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya: perilaku pemeriksaaan kehamilan. ibu hamil yang mau periksa hamil
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat perikksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit.
fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor
pemungkin.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors): Faktor-faktor ini meliputi sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku
contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-
lebih pada petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku periksa hamil,
serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan
atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil.
bam.
ban.

73
2.3 Teori Perilaku Merokok
bao. 2.3.1 Definisi Merokok dan Kandungan Rokok
bap. Menurut Sitepoe tahun 2000, merokok merupakan aktivitas
membakar tembakau kemudian menghisap asapnya dengan menggunakan rokok atau
pipa. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan
asap yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang
mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Sumarno (2007) menjelaskan 2
cara merokok yang umum dilakukan yaitu;
1. menghisap dan menelan asap rokok kedalam paru paru dan dihembuskan;
2. hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung.
baq. Adapun definisi yang dikemukakan oleh Amstrong (2007) adalah
menghisap asap tembakau ke dalam tubuh lalu menghembuskannya keluar.
bar. Kesimpulan dari perilaku merokok dengan merujuk pada definitas di
atas adalah aktivitas membakar tembakau dan menghisap atau menghirup asap rokok
dengan pipa atau langsung dari rokoknya (mainstream smoke), dan kemudian
menghembuskan kembali asap tersebut ke udara (sidestream smoke).
bas. Racun pada rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen
dan setidaknya 2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa
elemen yang beracun, seperti:

1. Nikotin
bat. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paruparu dan
kecepatan absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara
intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian
otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,
2003 dalam Sukendro, 2007).

74
2. Tar
bau. Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap
rokok, tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau,
cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah
RI, 2003 dalam Sukendro, 2007)
3. Karbon monoksida (CO)
bav. Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang
tidak berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%.
Karbon monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan
hemoglobin (Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)
dengan hemoglobin (Hb). membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
(Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

baw.
bax. 2.3.2 Tahapan menjadi Perokok
bay. Merokok tidak terjadi dalam sekali waktu karena ada proses yang
dilalui, antara lain : periode eksperimen awal (mencoba-coba), tekanan teman sebaya
dan akhirnya mengembangkan sikap mengenai seperti apa seorang perokok
(Taylor,2009). Ada 4 tahapan yang merupakan proses menjadi perokok (Ogden,
2000) antara lain :
1. Tahap I dan II: Initation dan Maintenance
baz. Initation merupakan tahap awal atau pertama kali individu merokok
atau tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang meneruskan
atau tidak perilaku merokonya. Sedangkan maintenance merupakan tahap
dimana individu kembali merokok. Factor kognitif berperan besar ketika
individu mulai merokok, antara lain menghubungkan perilaku merokok
dengan kesenangan, kebahagiaan, keberanian, kesetiakawanan, dan

75
percaya diri. Faktor lainnya adalah memiliki orang tua perokok, tekanan
teman sebaya untuk merokok, menjadi pemimpin dalam kegiatan social.
2. Tahap III : Cessation
bba. Merupakan proses dimana perokok akhirnya berhenti merokok. Tahap
cessation terbagi menjadi 4, yaitu: precontemplation (belum ada keinginan
untuk berhenti merokok), contemplation (ada pemikiran untuk berhenti
merokok), action (ada usaha untuk berubah), maintenance (tidak merokok
selama beberapa waktu). Tahapan tersebut bersifat dinamis karena
seseorang yang berada di tahap contemplation dapat menjadi tahap
precontemplation.
3. Tahap IV : Relapse
bbb. Individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan
bahwa ia tidak akan kembali menjadi perokok. Marlatt dan Gordon (dalam
Ogden, 2000) membedakan antara lapse dan relapse. Lapse adalah
kembali merokok dalam jumlah kecil dan relapse adalah kembali merokok
dalam jumlah besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi yaitu high-
risk situation coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
bbc. Saat dihadapkan dengan high risk situation maka individu akan
melakukan strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk
perilaku misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti
sedangkan bentuk kognitif adalah mengingat alasan untuk berhenti
merokok. Positive outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi
kecemasan) dan negative outcome expectancies (merokok membuatnya
sakit) dipengaruhi pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika
individu memiliki strategi coping dan negative outcome expectancies seta
self efficacy yang rendah maka individu akanmengalami lapse.
bbd.

bbe.

76
bbf. 2.3.3 Kategori Perokok
bbg. Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah
konsumsi rokok harian, yaitu
(a) Perokok ringan (1-10 batang/hari)
(b) Perokok sedang (11-20batang/hari)
(c) Perokok berat (>20 batang/hari)
bbh. Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil
memiliki kecenderungan berhenti merokok lebih besar. Taylor (2009)
menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi
rokok kurang dari 5 batang/hari, sehingga memiliki kemungkinan yang kecil
untuk kecanduan nikotin. Istilah lainnya adalah social smoker yaitu individu
yang merokok hanya pada situasi social. Situasi social itu merupakan syarat
atau pemicu untuk merokok.
bbi.
bbj. 2.3.4 Tipe-Tipe Perilaku Merokok
bbk. Silvan Tomkins (dalam sarafino, 2002) menyebutkan 4 tipe
perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, yaitu:
a) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect
smoking). Tujuannya untuk mendapatkan/ meningkatkan perasaan positif,
misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman dan membentuk image yang
diinginkan. Dalam hal ini dibagi dalam 3 sub tipe:
 Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
 Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
 Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok.

77
b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative (negative
affect smoking). Tujuannya untuk mengurangi perasaan yang kuran
menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.
c) Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking). Individu yang sudah
ketergantungan nikotin cenderung menambah dosis rokok yang akan
digunakan berikutnya karena efek rokok yang dikonsumsi sebelumnya
mulai berkurang sesaat setelah rokok habis dihisap sehingga individu
mempersiapkan hisapan rokok berikutnya. Umumnya, individu dengan
tipe perilaku merokok yang adiktif merasa gelisah bila tidak memiliki
persediaan rokok.
d) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).
Dalam hal ini, tujuan merokok bukan untuk mengendalikan perasaannya
secara langsung melainkan karena sudah terbiasa
bbl. 2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab atau Pendorong Perilaku Merokok
bbm. Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok
merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok
disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka
mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orangtua yang merokok dan
teman sebaya yang merokok). Menurut Mu’tadin (dalam Aula, 2010)
mengemukakan alasan seseorang merokok, diantaranya:
a. Pengaruh Orangtua
bbn. Menurut Baer dan Corado, individu perokok adalah individu yang
berasal dari keluarga tidak bahagia, dimana orangtua tidak memperhatikan
anak-anaknya dibandingkan dengan individu yang berasal dari lingkunag
rumah tangga yang bahagia. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
individu yang tinggal dengan satu orangtua (Single Parent). Individu
berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok dibandingkan ayah
mereka yang merokok. Hal ini terlihat pada wanita.
bbo.

78
b. Pengaruh Teman
bbp. Berbagai faktor mengungkapkan semakin banyak individu
merokok maka semakin banyak teman-teman individu yang merokok,
begitu pula sebaliknya.
c. Faktor Kepribadian
bbq. Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.
d. Pengaruh Iklan
bbr. Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour
membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada
di iklan tersebut.
bbs. Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (dalam Nasution, 2007)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu:
- Faktor Biologis
bbt. Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok
merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada
ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang
mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.
- Faktor Psikologis
bbu. Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,
menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa
persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan beribawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku
merokok sulit dihindari.
- Faktor Lingkungan Sosial
bbv. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan
perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok dengan
memperhatikan lingkungan sosialnya.
bbw.

79
- Faktor Demografis
bbx. Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok
pada usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis
kelamin zaman sekarang sudah merokok.
- Faktor Sosial – Kultural
bby. Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi
pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu (Smet,
1994).
- Faktor Sosial – Politik
bbz. Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah
politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok
dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang
bertambah besar bagi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia
(Smet, 1994).
bca. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok yaitu faktor
dari dalam diri individu dan juga dari lingkungan.
bcb. 2.3.6 Dampak dari perilaku merokok
bcc. Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2,
yaitu:
1. Dampak positif
bcd. Merokok menimbulkan dampak yang sangat sedikit bagi kesehatan.
Graham (dalam Ogden, 2000), menyatakan bahwa perokok menyebutkan
dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu
individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.
2. Dampak negatif
bce. Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang berpengaruh
bagi kesehatan. Merokok bukanlah suatu penyakit, namun dapat memicu
berbagai jenis penyakit. Sehingga boleh dikatakan merokok tidaklah

80
menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku
merokok yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang
bisa ditimbulkan oleh rokok antara lain penyakit tekanan darah,
memperpendek umur, penurunan vertilitas dan nafsu sexual, sakit maag,
gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni,
penglihatan kabur, kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi
udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan
tenggorokan).
bcf. Menurut Hahn & Payne, 2003, dampak positif merokok yaitu
menimbulkan perasaan bahagia karena kandungan nikotin pada tembakau
menstimulasi adrenocorticotropichormone yang terdapat pada area spesifik
di otak. Rose (Marks, Murray, et al, 2004) menyatakan bahwa nikotin yang
dikonsumsi dalam jumlah kecil memiliki efek psikologis, antara lain:
menenangkan, mengurangi berat badan, mengurangi perasaan mudah
tersinggung, meningkatkan kesiagaan dan memperbaiki fungsi kognitif.
Hahn & Payne (2003) mengatakan bahwa perokok aktif biasanya lebih
mudah sakit, menjalani proses pemulihan kesehatan yang lebih lama dan
usia hidup yang lebih singkat. Merokok tidak menyebabkan kematian tapi
mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian,
antara lain : penyakit kardiovaskular, kanker, saluran pernapasan, gangguan
kehamilan, penurunan kesuburan, gangguan pencernaan,, peningkatan
tekanan darah, peningkatan prevalensi gondok dan gangguan penglihatan
(Sitepoe, 2000).
bcg. Secara signifikan, perokok memiliki kecenderungan lebih besar
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan meningkatkan resiko disfungsi
ereksi sebesar 50% (Taylor, 2000). Merokok tidak hanya berbahaya bagi
perokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok dan lingkungan
(Fyold, Mimms & Yelding, 2003). Passive smokers memiliki
kecendurungan yang lebih besar mengalami gangguan jantung karena
menghirup tar dan nikotin 2 kali lebih banyak, karbonmonoksida 5 kali

81
lebih banyak dan ammonia 50 kali lebih banyak (Donatelle & Davis, 1999).
Polusi lingkungan yang menyebabkan kematian terbesar adalah karena asap
rokok dan dikategorikan sebagai penyebab paling dominan dalam polusi
ruangan tertutup karena memberikan polutan berupa gas dan logam-logam
berat (Donatelle & Davis, 1999).
bch.
2.3.7 Aspek-aspek perilaku merokok
bci. Menurut Kumalasari (dalam Triyono,2004) ada empat predictor
dalam mengukur perilaku merokok seseorang, yaitu :
a) Aktivitas merokok adalah seberapa sering individu melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan perilaku merokoknya (menghisap
asap rokok, merasakan dan menikmatinya).
b) Tempat merokok adalah dimana individu melakukan aktivitas
merokoknya (rumah, sekolah, jalan, dan lain-lain).
c) Waktu merokok adalah kapan (pada momen-momen apa saja)
individu melakukan aktivitas merokoknya.
d) Fungsi merokok, yaitu seberapa penting aktivitas merokok bagi diri si
perokok dalam kehidupannya sehari-hari dan makna merokok itu
sendiri bagi individu yang bersangkutan.
bcj.
bck.
bcl.2.4 Kerangka Teori

bcm. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori
perilaku Lawrence Green, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu:

bcn.

82
bco. Gambar 2.1. Kerangka Teori Perilaku Lawrence Green

bcp.

Pengetahua
n,

Sikap,

Faktor Kepercayaa
Predisposisi n,

Keyakinan,

Nilai-nilai

Perilaku Lingkungan,
kesehatan Faktor
Pendu
kung Sarana dan
prasarana

Perilaku
Faktor Pendorong petugas
kesehatan

bcq. Sumber : (Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2003)

bcr.

2.4 Kerangka Konsep

bcs. Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep


yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di di
Kampung Suka Sari Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang. Kerangka konsep ini
terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.

83
bct.

bcu.

84
bcv. Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perilaku Merokok Di Keluarga
Binaan Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

Pengetahuan
bcw.

bcx.
Sikap
bcy.

Keyakinan bcz.
PERILAKU
bda. MEROKOK PADA
Nilai-nilai MASYARAKAT DESA
bdb. PANGKALAN

bdc.
Lingkungan
bdd.

bde.
Sarana dan
Prasarana bdf.

bdg.
Perilaku Petugas
Kesehatan bdh.

bdi.

bdj. 2.5Definisi Operasional


bdk.
bdl. Definisi operasional adalah pengukuran atau pengamanan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2003). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
bdm.
bdn. Tabel 2.1 Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi
Komunitas Area Masalah Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan di RT 003

85
RW 04Kampung Sukasari Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten
bdo.

bdp. bdq. bdr. DE bds. bdt. bdu. bdv.


N VARIAB FINISI ALAT CARA HASIL SKA
EL U UK UKU L
K UR R A
U P
R E
N
G
U
K
U
R
A
N
bdw. bdz. bea. akti bec. bed. bee. bei.O
1 Perilaku vitas Kuesio Wawan Skor tiap r
Mero seseorang ner cara pilihan di
bdx. kok berupa :A= n
bdy. menghisap 2, B = al
rokok 1, C = bej.
secara rutin 0
 Merokok
minimal
bef. (Skor
satu batang
≥ 3)
sehari,  Tidak
Lamanya Merokok
seseorang beg.

merokok,Je (Skor <3)


beh.

86
nis rokok,
Lokasi
Merokok,
Alasan
seseorang
memulai
merokok
beb. (W
HO, 2000)
bek. bel.Penge bem. Seg beo. bep. beq. bet.O
2 tahua ala sesuatu Kuesio Wawan Tiap r
n yang ner cara jawab di
respo responden an n
nden ketahui benar, al
tentan mengenai skor :
g merokok, 2
 Baik (Skor 8-
merok baikmenget
ok ahuikandun 10)
 Buruk
gan ber. (Skor
berbahaya <8)
dalam bes.

rokok,
penyakit
akibat
rokok,
perbedaan
perokok
aktif dan
pasif, dan
dampak

87
merokok
bagi orang
sekitar.
ben.
beu. bev. bew. Ide bex. bey. bez. bfe.
3 Sikap yang mucul Kuesio Wawan Skor tiap Ordi
respo dan ner cara pilihan n
mempengaru
nden : al
hi emosional bfa.
terhad
untuk Sgt
ap
melakukann setuju
merok
kecenderung
=1
ok an merokok bfb.
Setuju=2
bfc.
Tidak
Setuju
=3
bfd.
Sgt Tdk
setuju
=4
Baik (Skor
≤10)
Buruk (Skor
>10)
bff. bfg. bfh. Peni bfi. Ku bfj. Wa bfk. bfp.
4 Keyakina laian yang esi wan Skor tiap Ordi
n diyakini on cara pilihan n
Respo oleh er : al
bfl. Sgt
nden individu
setuju
terhad bahwa
=1

88
ap merokok bfm.
rokok dapat Setuju=2
bfn.
menghilang
Tidak
kan stress,
Setuju
memberika
=3
n kesan
bfo.
jantan,
Sgt Tdk
meningkatk
setuju
an
=4
kenyamana Baik (Skor ≥
n, dan 15)
percaya Buruk (Skor

diri. <15)
bfq. bfr. Nilai- bfs.Segala bft. Ku bfu. bfv. bga.
5 nilai sesuatu esi Wawan Skor tiap Ordi
respo yang on cara pilihan n
nden dihargai er : al
bfw.
yang masyarakat
Sgt
memp karena
setuju
engar mempunyai
=1
uhi daya guna
bfx.
perila fungsional
Setuju=2
ku yang bfy.
merok mempengar Tidak
ok uhi perilaku Setuju
merokok =3
bfz.
Sgt Tdk
setuju
=4
Baik (Skor

89
>10)
Buruk (Skor
≤10)
bgb. bgc. bgd. Kea bge. bgf. bgg. bgi.
6 Lingkung daan sekitar Kuesio Wawan Skor tiap Ordi
an individu ner cara pilihan n
yang yang :A= al
memp berpengaru 2, B = bgj.
engar h terhadap 1, C =
bgk.
uhi perilaku 0
perila  Mempengaru bgl.
merokok
ku hi (Skor ≥
bgm.
merok 6)
 Tidak
ok bgn.
Mempengar
uhi (Skor bgo.
<6)
bgp.
bgh.
bgq.
;

bgr. bgs. bgt. Seg bgu. bgv. bgw. bgy.


7 Sarana ala sesuatu Skor tiap
dan yang dapat pilihan
Prasar dipakai :A=
ana sebagai alat 1, B =
yang serta 0
memp  Mendukung
penunjangn
engar ya yang (Skor ≥ 2)
 Tidak
uhi memudahka
Mendukung
perila n perilaku
(Skor <2)
ku merokok bgx.

90
merok
ok
bgz. bha. bhb. Hal bhc. bhd. bhe. bhh.
8 Perilaku yang Kuesio Wawan Skor tiap Ordi
petug dilakukan ner cara pilihan n
as petugas : A = al
keseh kesehatan 2, B
atan terhadap =1 , C
lingkungan =0
 Positif (skor
sekitar
dalam hal : 4)
 Negatif
merokok
(skor<4)
seperti
bhf.
penyuluhan
bhg.
dan
menegur
merokok
ditempat
umum.
bhi.

bhj.

91
bhk. BAB III

bhl. METODE

bhm.

bhn. 3.1. Penentuan Instrumen Pengumpulan Data

bho. Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan presurvey dengan


teknik wawancara, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga binaan
mengenai seputar masalah kesehatan yang kemudian kami kumpulkan data dan
kami angkat sebagai area masalah bersama. Selanjutnya kami lakukan survey
dengan tekhnik wawancara, dengan kuesioner sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data. Selain itu, dilakukan juga observasi langsung ke lapangan
untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah satu keluarga
binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
bhp.
3.2. Pengumpulan Data
bhq. Pengumpulan data dilakukan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan selama 3 hari,
pada tanggal 14 - 16 Maret 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara terpimpin. Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman -
pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan masak – masak sebelumnya.
Sehingga interview hanya membacakan pertanyaan – pertanyaan tersebut kepada
interviewer. Pertanyaan – pertanyaan di dalam kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa sehingga mencakup variabel - variabel yang berkaitan dengan
hipotesisnya. Keuntungan dari wawancara terpimpin ini antara lain:
 Pengumpulan dan pengolahannya dapat berjalan dengan cermat/teliti.
 Hasilnya dapat disajikan kualitatif maupun kuantitatif.
 Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang, karena adanya
pertanyaan -pertanyaan yang uniform.

92
bhr. Sedangkan kelemahan wawancara jenis ini antara lain pelaksanaan
wawancara kaku, interview selalu dibayangi pertanyaan-pertanyaan yang sudah
tersusun. Disamping itu interview menjadi terlalu formal, sehingga hubungannya
dengan responden kurang fleksibel.

bhs. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagaiberikut :


a. Kriteria inklusi
bht. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
yaitu :
1. Bersedia untuk menjadi informan
2. Merupakan anggota keluarga binaan
3. Usia di atas 17 tahun
4. Sehat jasmani dan rohani

b. Kriteria Ekslusi
bhu. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian, yaitu :

1. Tidak bersedia menjadi informan


2. Berusia di atas 75 tahun dan kurang dari 12 tahun.
3. Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
4.Memiliki gangguan mental

bhv.

93
bhw. Adapun kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

bhx. Tabel 3.1. Pengumpulan Data


bhy.

bhz. bia. Tanggal bib. Kegiatan


N

bic. bid. Senin, 14 Maret  Perkenalan dengan ketiga keluarga binaan.


1 2016  Sambung rasa dengan masing – masing
anggota keluarga binaan.
 Pengumpulan data dari Puskesmas.
 Pengumpulan data dasar dari masing-
masing keluarga binaan dilanjutkan dengan
penentuan area masalah dan dokumentasi
rumah keluarga binaan
bie. bif. Selasa, 15 Maret  Penentuan dan pembuatan instrumen
2 2016 pengumpul data
big.
bih. bii. Rabu, 16 Maret  Pembagian kuesioner kekeluarga binaan
3 2016  Pengolahan data kuesioner dan pembuatan
bij. laporan
 Menetapkan rencana intervensi
3.3. Pengolahan dan Analisa Data

bik. Untuk pengolahan data tentang “Perilaku Merokok Pada Keluarga


Binaan di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten” digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data
menggunakan Microsoft Word. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat
adalah dengan menggunakan analisa univariat.

94
bil. Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali
setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas
kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistik, tabel, grafik. Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel
yang diukur adalah :
 Perilaku merokok pada responden
 Pengetahuan responden tentang rokok dan dampak rokok terhadap diri
sendiri dan orang lain
 Sikap reponden terhadap perilaku merokok
 Lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja yang mendorong
responden merokok
 Perilaku petugas kesehatan yang berperan dalam pembentukan
perilaku merokok

bim.
bin.
bio.
bip.
biq.
bir.
bis.
bit.
biu.
biv.
biw.
bix.
biy.
biz.
bja.
bjb.

95
bjc.BAB IV

bjd. HASIL
bje.
1 Analisis Univariant
4.1.1. Karakteristik Responden
bjf. Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel dan diagram yang
diambil dari data karakteristik responden yang terdiri dari 14 orang dalam lima
keluarga binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan
Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten
yakni: Keluarga Tn. Jayadi, Tn. Muwasim,Tn. Agus dan Tn. Marsin.
bjg.
bjh. Usia
bji. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di RT 003/RW
04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret 2016
bjj. bjk. USIA bjl.JUMLAH
N RESPONDEN

bjm. bjn. ≤ 16 bjo. -


1 tahun
bjp. bjq. 17 – bjr. 7
2 30 tahun
bjs. bjt. 31 – 50 tahun bju. 5
3
bjv. bjw. >50 bjx. 2
4 tahun
bjy.
bjz.
bka. Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada
responden di keluarga binaan didapatkan jumlah responden terbanyak adalah
yang berusia 17 – 30 th (7 orang)
bkb.
bkc.

96
bkd. Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
di Keluarga Binaan, RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan,
Maret 2016.
bke.

TINGKAT PENDIDIKAN
TIDAK SEKOLAH
14% 7% SD
SMP
14%
SMA

64%

bkf. Berdasarkan dari diagram 4.1 terlihat tingkat pendidikan terbanyak


responden di keluarga binaan adalah Sekolah Dasar
(65%). bkg.
bkh. Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Keluarga
Binaan, di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret
2016.

PEKERJAAN
BURUH
IRT
SUPIR
29% 29%
PELAJAR
PENGANGGURAN
14% 14% LAIN-LAIN
7% 7%

bki.

97
bkj.

bkk. Dari diagram 4.2 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari


keluarga binaan adalah Buruh (29%)
bkl.
bkm.
4.1.2. Variabel
bkn.Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel – variabel
dalam kuesioner yang dijawab 14 responden pada bulan Maret 2016.
bko.
bkp. Tabel 4.2. Distribusi Responden mengenai perilaku merokokpada
keluarga binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bkq.
bkr. Perilaku
bks. Jumla bkt. Persentase
Merokok h Responden (%)
bku. Merokok bkw. 7 bky. 50%
bkv. Tidak bkx. 7 bkz. 50%
Merokok

bla.Total blb. 14 blc.100%

bld.
ble.Berdasarkan tabel 4.2 Didapatkan responden terbanyak mengenai perilaku
merokokpada keluarga binaan buruk (50%).
blf.
blg. Tabel 4.3. Distribusi Responden mengenai pengetahuan tentang
merokok dan dampak akibat merokok pada keluarga binaan di RT 003/RW
04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret
2016.
blh.
bli. Pengetahuan blj.Jumlah blk. Persentase

98
Responden Responden (%)
bll. Baik bln. 1 blp. 7,1%
blm. Buruk blo. 13 blq. 92,9%

blr. Total bls.14 blt. 100%

blu.
blv.Berdasarkan tabel 4.3. Didapatkan responden terbesar memiliki pengetahuan
buruk tentang rokok dan dampaknya bagi diri sendiri dan orang lain (92,9%).
blw.

blx. Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden tentang sikap terhadap


perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bly. Sikap blz. Jumla bma. Persentase
Responden h Responden (%)
bmb. Baik bmd. 6 bmf.
bmc. Buruk bme. 8
42,8%
bmg. 57,2%

bmh. Total bmi. 14 bmj. 100%

bmk.
bml. Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan responden terbesar memiliki sikap
yang buruk terhadap perilaku merokok (57,2%).
bmm.

bmn. Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden tentang keyakinan tentang perilaku
merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal
Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret
2016.
bmo. Keyakina bmp. Jumla bmq. Persentase
n Responden h Responden (%)

99
bmr. Baik bmt. 4 bmv. 28,6%
bms. Buruk bmu. 10 bmw. 71,4%

bmx. Total bmy. 14 bmz. 100%


bna.
bnb. Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan responden terbesar memiliki
keyakinan yang buruk tentang perilaku merokok (71,4%).
bnc.
bnd.
bne.
bnf.
bng.
bnh. Tabel 4.6. Distribusi frekuensi responden tentang persepsi nilai-nilai yang
ada di masyarakat tentang perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
bni.
bnj.
bnk. Nilai-nilai bnl. Jumla bnm. Persentase
Responden h Responden (%)
bnn. Baik bnp. 5 bnr. 35,7%
bno. Buruk bnq. 9 bns. 64,3%

bnt. Total bnu. 14 bnv. 100%

bnw.
bnx. Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan responden terbesar memiliki
persepsi nilai-nilai yang buruk tentang perilaku merokok (64,3%).
bny.
bnz. Tabel 4.7. Distribusi frekuensi responden tentang faktor lingkungan
mempengaruhi perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa

100
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
boa.
bob. Lingkunga
boc. Jumlah bod. Persentase
n Responden
Responden %
boe. Mempengar bof. 8 bog. 57,2%
uhi
boh. Tidak boi. 6 boj. 42,8%
Mempengaruhi
bok. Total bol. 14 bom. 100 %
bon.
boo. Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa faktor lingkungan responden
mempengaruhi perilaku merokok (57,2%).
bop.
boq.

101
bor. Tabel 4.8. Distribusi frekuensi responden tentang sarana dan
prasarana yang mendukung perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung
Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret
2016. bos.
bot. Sarana
bou. Jumlah bov. Persentase
dan Prasarana Responden (%)
bow. Mendukun boy. 13 bpa. 92,9%
bpb. 7,1%
g boz. 1
box. Tidak
Mendukung

bpc. Total bpd. 14 bpe. 100%


bpf. Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwasarana dan prasarana
mendukung perilaku merokok menurut seluruh responden (92,9%).
bpg.
bph. Tabel 4.9. Distribusi frekuensi responden tentang perilaku petugas
kesehatan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bpi. Perilaku bpj. Jumlah bpk. Persentase
Petugas Responden (%)
Kesehatan
bpl. Positif bpn. 0 bpp. 0%
bpq. 100%
bpm. Negatif bpo. 14

bpr. Total bps. 14 bpt. 100%


bpu. Berdasarkan Tabel 4.9. didapatkan bahwa seluruh perilaku petugas
kesehatan negatif menurut seluruh responden (100%).
bpv.
bpw.

102
bpx. Tabel 4.10. Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Perilaku
Merokok pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016
bpy.
bqc. Ju
bpz.
bqa. Variabel bqb. Hasil Ukur mlah bqd. Persentase
No
(orang)
bqe. bqf. Perilaku Merokok bqg. Meroko bqi. 7 bqk. 54
bqj. 7
1 k %
bqh. Tidak bql. 46
Merokok %

bqm.bqo.Pengetahuan bqp. Baik bqr. 1 bqt. 7,7


bqq. Buruk
2 Responden bqs. 13 %
bqn. bqu. 92,
3%

bqv. bqw. Sikap Responden bqx. Baik bqz.6 brb. 46


bqy. Buruk
3 bra. 8 %
brc. 54
%
brd. bre. Keyakinan brf.Baik brh. 4 brj.
brg. Buruk 46% brk. 54
4 Responden bri. 10
%
brl. brm. Nilai-nilai brn. Baik brp. 5 brr. 38,5%
bro. Buruk brs.61,5%
5 responden brq. 9
brt. bru. Lingkungan brv. Mempe brx. 8 brz. 54
6 Responden ngaruhi bry. 6 %
brw. Tidak bsa. 46
mempengaruhi %

bsb. bsc. Sarana dan bsd. Menduk bsf. 13 bsh. 100


7 Prasarana ung bsg. 1 %
bse. Tidak bsi.0%

103
bpz. bqc. Ju
No bqa. Variabel bqb. Hasil Ukur mlah bqd. Persentase
(orang)
mendukung

bsj. bsk. Perilaku Petugas bsl. Positif bsn. 0 bsp. 0%


8 Kesehatan bsm. Negatif bso. bsq. 100%
14
bsr.
bss.

104
4.2. Rencana Intervensi Pemecahan Masalah
bst. Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan
rencana intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan
pembuatan diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai
dengan akar akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi
pemecahan masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram
fishbone dapat dilihat sebagai berikut:
bsu. Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah
yang ditemukan dapat dilihat melalui tabel 4.11, kemudian setelah ditemukan akar
penyebab masalah dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah dan rencana
intervensi

105
bsv.
bsw. Tabel 4.11 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana
Intervensi Pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016
bsx. bsy. Akar bsz. Alternatif
btb. Rencana
N Penyebab bta. Pemecahan
Intervensi
Masalah Masalah
 Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
btd. Persepsi
btc. bte.Mengubah persepsi pendidikan
yang salah
1 responden tentang  Memberikan penyuluhan
tentang
pendidikan tentang pentingnya
pendidikan
menjalani program wajib
belajar 12 tahun
 Memberikan penyuluhan
tentang rokok,
bth. Memberikan dampaknya bagi
btg. Informasi
informasi tentang rokok, kesehatan diri sendiri dan
btf. dari orang
dampaknya bagi kesehatan orang lain, dan tips untuk
2 sekitar yang
diri sendiri dan orang lain, berhenti merokok
mempengaruhi
responden dan tips untuk berhenti  Memberikan vitamin C
merokok kepada perokok sebagai
upaya untuk berhenti
merokok
bti. btj. Pengalaman btk. Memberikan  Memberikan penyuluhan
3 responden penjelasan dan arahan tentang rokok,
tentang hal yang bahwa rokok memiliki dampaknya bagi
diyakini dampak negatif bagi kesehatan diri sendiri dan
mengenai rokok kesehatan lebih besar orang lain
dibandingkan dampak
bsx. bsy. Akar bsz. Alternatif
btb. Rencana
N Penyebab bta. Pemecahan
Intervensi
Masalah Masalah
positif menurut pengalaman
responden

btl. btm. Tingkat  Memberikan penyuluhan


btn. Meningkatkan
4 pendidikan yang yang sesuai dengan
pendidikan responden
rendah tingkatan pendidikan

 Memberikan penyuluhan
btp. Kurangn tentang dampaknya bagi
btq. Memberikan
bto. ya pengetahuan kesehatan diri sendiri dan
pengetahuan tentang
5 tentang dampak orang lain
dampak rokok bagi
rokok bagi  Memberikan pamflet
kesehatan
kesehatan tentang dampak merokok
bagi kesehatan
bts.Orang tua  Mengikutsertakan orang
btr. mencontohkan btt. Mengurangi orang tua dalam kegiatan
6 perilaku tua yang merokok di dalam penyuluhan tentang
merokok rumah rokok dan dampaknya
didalam rumah bagi kesehatan
 Memberikan saran
kepada pemilik warung
btx. Mengurangi jumlah
btv.Keuntungan dari untuk mengurangi
rokok yang dijual dengan
btu. penjualan rokok jumlah rokok yang dijual
mengganti dengan barang
7 dinilai cukup dan diganti dengan
yang lebih bermanfaat,
besar sembilan bahan pokok
seperti sembilan bahan
btw. yang lebih bermanfaat
pokok.
dan memiliki daya jual
tinggi.
bsx. bsy. Akar bsz. Alternatif
btb. Rencana
N Penyebab bta. Pemecahan
Intervensi
Masalah Masalah
 Penyuluhan dan
bua. Meningkatka pemantauan tentang
bty.btz. Petugas n upaya promosi rokok secara berkalaoleh
8 kesehatan berfokus kesehatan dan petugas kesehatan
pada pengobatan
tindakan preventif  Membuat peraturan
bub. khusus tentang larangan
merokok
buc.
bud.
4.3. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih
bue. Intervensi terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri
sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok
 Memberikan poster dan leaflet tentang dampak merokok bagi kesehatan
 Memberikan permen kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti
merokok

buf. Terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan penyuluhan merupakan


salah satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk mengubah persepsi
masyarakat tentang pentingnya menjalani program wajib belajar 12 tahun serta
memberikan informasi tentang rokok, dampaknya terhadap kesehatan diri
sendiri dan orang lain, serta tips untuk berhenti merokok. Pemberian pamflet
tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan yang akan diberikan kepada
seluruh keluarga binaan berfungsi sebaga alat bantu untuk memperlancar
komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Selain itu juga terpilihnya intervensi
tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dari peneliti untuk melakukan
intervensi.

bug. Penyuluhan diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2016


mengenai “Dampak Rokok bagi Kesehatan”, menggunakan komunikasi secara
massgroup dengan jumlah peserta sebanyak + 8 orang dari 4 keluarga binaan di
Kampung Sukasari RT 03 RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

buh. Kami mempresentasikan materi penyuluhan dalam bentuk poster dan


leaflet tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan. Setelah pemberian materi
oleh presentan berakhir, kami membuka sesi tanya jawab. Peserta penyuluhan
terlihat antusias dan memperhatikan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.

bui. Menetapkan Kegiatan Operasional

1 Konsep acara
 Persiapan
1 Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2 Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3 Menghubungi pemilik ruangan (Tn. Muwasim) dan meminta izin
memakai ruangan tersebut untuk kegiatan penyuluhan
4 Menghubungi seluruh kepala keluarga binaan untuk mengajak seluruh
anggota keluarga untuk berkumpul di ruangan majelis pada waktu
yang sudah ditentukan
 Pelaksanaan
1 Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 11:30 WIB di ruangan
majelis
2 Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu dan
jam yang telah ditentukan
3 Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama dengan
anggota keluarga binaan sebagai peserta penyuluhan.
4 Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi
dalam bentuk poster dan leaflet
5 Acara berakhir pada pukul 13:00 WIB.
2 Waktu dan Tempat
buj. Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24
Maret 2016 di ruangan majelis di Kampung Sukasari, Desa Pangkalan dan
berlangsung pukul 11:30–13:00 WIB.
buk.
bul.
bum. BAB V

bun. PENUTUP

buo.

5.1 SIMPULAN

1. Area Masalah

bup. “Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT 003 / RW 04


Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten Periode 29 Februari 2016 – 4 April 2016”

2. Hasil

a Perilaku Merokok

buq. Perilaku merokok didapatkan pada sebagian besar responden (50%)

b Pengetahuan Responden

bur. Didapatkan responden terbanyak memiliki pengetahuan yang buruk


mengenai rokok dan dampaknya (92,9%)

c Sikap Responden

bus. Didapatkan responden terbanyak memiliki sikap yang buruk


mengenai rokok (57,2%)

d Keyakinan Responden

but. Didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keyakinan


yang buruk mengenai perilaku merokok (71,4%).

buu.
e Nilai-nilai Responden

buv. Didapatkan bahwa sebagian besar responden menganut nilai-nilai


yang buruk mengenai perilaku merokok (64,3%).

f Lingkungan Responden

buw. Didapatkan bahwa lingkungan cukup mempengaruhi perilaku


responden dalam merokok (57,2%).

g Sarana dan prasarana

bux. Didapatkan bahwa sarana dan prasarana disekitar responden sangat


mendukung perilaku responden dalam merokok (92,9%).

h Perilaku petugas kesehatan

buy. Didapatkan bahwa Perilaku petugas kesehatan terhadap perilaku


merokok masih negatif menurut seluruh responden (100%)

3. Hasil Fishbone

a. Kurangnya pengetahuan responden disebabkan olehpersepsi masyarakat


yang salah tentang pentingnya pendidikan tinggi.

b. Keyakinan responden mengenai rokok yang salah mengenai merokok


disebabkan oleh informasi yang salah dari orang-orang disekitar responden

c. Sikap responden yang buruk terhadap perilaku merokok disebabkan oleh


tingkat pendidikan yang rendah.

d. Nilai-nilai yang salah yang tertanam dalam masyarakat tentang rokok


disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang dampak rokok bagi
kesehatan.
e. Lingkungan yang mempengaruhi responden untuk merokok disebabkan oleh
peran orang tua yang mecontohkan perilaku merokok didalam rumah.

f. Sarana dan prasarana yang mendukung kemudahan untuk mendapatkan


rokok dengan harga yang terjangkau disebabkan oleh pemikiran para pemilik
warung tentang keuntungan penjualan rokok yang dinilai cukup besar.

g. Perilaku petugas kesehatan yang negatif terhadap perilaku merokok


disebabkan petugas kesehatan lebih berfokus pada kuratif dibandingkan
dengan promotif dan preventif

buz. 5.2 Saran

bva. Intervensi Pemecahan Masalah


1. Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri
sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok

2. Memberikan pamflet tentang dampak merokok bagi kesehatan

3. Memberikan vitamin C kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti


merokok

4. Memberikan saran kepada pemilik warung untuk mengurangi jumlah rokok


yang dijual dan diganti dengan sembilan bahan pokok yang lebih
bermanfaat dan memiliki daya jual tinggi.

5. Memberikan saran kepada petugas kesehatan untuk memberikan


penyuluhan tentang rokok

bvb. Intervensi yang terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri
sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok
2. Memberikan pamflet tentang dampak merokok bagi kesehatan Mengajukan
penambahan jumlah tenaga kesehatan

3. Memberikan vitamin C kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti


merokok

bvc. Bagi Masyarakat Kampung Sukasari

a. Hendaknya mengajak masyarakat sekitar bersama–sama untuk saling


mengingatkan satu sama lain mengenai perilaku merokok yang memberikan
dampak buruk baik bagi diri sendiri maupun orang lain

b. Diharapkan kepada keluarga binaan untuk menerapkan hasil dari penyuluhan


yang telah didapat dan mengajarkannya kepada seluruh anggota keluarga.

c. Hendaknya pemilik warung di Kampung Sukasari mengurangi jumlah rokok


yang dijual dan digantikan dengan sembilan bahan pokok yang lebih
bermanfaat bagi warga Kampung Sukasari

bvd. Bagi PuskesmasTegal Angus

a. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan


tentang perilaku merokok secara berkala dan melakukan pemantauan
tentang perubahan perilaku merokok secara rutin di desa Pangkalan

b. Meningkatkankerjasamadengan pemegang program ataupun pelayanan


kesehatan untuk membuat dan menerapkan peraturan khusus dalam
masyarakat tentang larangan merokok

c. Meningkatkan pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan


penyuluhan mengenai perilaku merokok

d. Melakukanpendekatan dengan tokoh masyarakat di kampung sukasari untuk


membantu menerapkan peraturan khusus tentang larangan merokok
bve. DAFTAR PUSTAKA

bvf.

bvg. Arikunto S. 2003. Manajemen Penelitian.Jakarta: Penerbit Rineka


Cipta.
bvh.
bvi. Azwar A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Mutiara Sumber Widya.
bvj.
bvk. Depkes RI. 1992. Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1992. Jakarta
bvl.
bvm. Entjang I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit
Alumni.
bvn.
bvo. Husaini, A. 2006. Tobat Merokok (Rahasia dan Cara Empatik
Berhenti Merokok). Jakarta: Pustaka Iman
bvp.
bvq. Karman dan Suyasa, S. 2004. Stress, Perilaku Merokok dan
TipeKepribadian, Jurnal pron esis. Vol. 6, No. 11. Hal 19-39
bvr.
bvs. Nainggolan, DR. 2006.Anda Mau Berhenti Merokok?
Pasti Berhasil.Bandung: Indonesia Publishing House
bvt.
bvu. Notoatmodjo S. 2003. Pendidilkan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
bvv.
bvw. Notoatmodjo. 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
bvx.
bvy. Prabowo. 1996. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit
Remaja Rodaskarya.

bvz.
bwa.
bwb.
bwc.
bwd.
bwe.
bwf. LAMPIRAN I
bwg. KUISIONER

bwh. Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan


bwi. Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten , Periode 29 Februari 2016 – 4 April 2016
bwj.
I. Identitas Responden
a) Nama :
b) Umur :
c) Jenis kelamin :
d) Status dalam keluarga :
e) Alamat :
f) Pendidikan terakhir :
g) Pekerjaan :
bwk.
II. Pertanyaan
bwl. Perilaku Responden
1. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. Tidak ( Langsung lanjutkan ke pertanyaan PENGETAHUAN)
2. Berapa lama anda merokok?
a. >10 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. < 5 tahun
3. Berapa batang rokok yang dihabiskan dalam satu hari?
a. >2 bungkus/hari
b. 1-2 bungkus/hari
c. <1 bungkus/hari
4. Jenis rokok apa yang biasa anda gunakan?
a. Rokok tanpa filter
b. Rokok dengan filter
5. Dimanakah anda biasa merokok?
a. Di dalam dan di luar rumah
b. Di luar rumah jarak <50 m
c. Di luar rumah jarah >50 m
bwm.
bwn. Pengetahuan
1. Manakah dibawah ini yangmerupakan zat berbahaya yang ada di dalam
rokok?
a. Nikotin
b. Tawas
c. Alkohol
d. Zat Pewarna
2. Manakah di bawah ini yang merupakan penyakit akibat merokok?
a. Mandul, kanker paru, nyeri kepala
b. Mandul, kanker paru, serangan jantung
c. Kanker paru, gatal-gatal, serangan jantung
d. Nyeri kepala, gatal-gatal, mandul
3. Apakah yang dimaksud dengan perokok aktif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
4. Apakah yang dimaksud dengan perokok pasif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
5. Menurut anda, seberapa besar resiko atau akibat buruk yang ditimbulkan
perokok terhadap orang di sekitarnya?
a. Lebih besar resikonya dari perokok
b. Sama resikonya dengan perokok
c. Lebih kecil resikonya dari perokok
d. Tidak ada resikonya
bwo.
bwp.
bwq.
bwr. Sikap
bws. bwt. bwu. bwv. bww.
SANG SET TID SAN
AT U A G
SE J K A
TUJ U S T
U E TI
T D
U A
J K
U S
E
T
U
J
U
bwx. bwy. Merokok ditempat umum bwz. bxa. bxb. bxc.
1. akan merugikan diri sendiri dan
orang lain
bxd. bxe. Saya malu jika rokok bxf. bxg. bxh. bxi.
2. tercium dari mulut saya bxj.
bxk. Saya akan berhenti bxl. bxm. bxn. bxo.
3. merokok ketika sudah batuk-
batuk
bxp. bxq. Saya akan marah jika ada bxr. bxs. bxt. bxu.
4. orang merokok didekat saya
bxv. bxw. Orangtua sebaiknya tidak bxx. bxy. bxz. bya.
5. merokok didepan anak-anaknya
byb.
byc.
byd. Keyakinan
bye. byf. byg. byh. byi.
SANG SET TID SAN
AT U A G
SE J K A
TUJ U S T
U E TI
T D
U A
J K
U S
E
T
U
J
U
byj. byk. Merokok dapat byl. bym. byn. byo.
1. mengurangi stress
byp. byq. Merokok dapat byr. bys. byt. byu.
2. memberikan kenyamanan
byv. byw. Merokok dapat byx. byy. byz. bza.
3. memberikan ketenangan
bzb. bzc. Merokok memberikan bzd. bze. bzf. bzg.
4. kesan jantan dimata orang lain
bzh. bzi.Merokok dapat membuat lebih bzj. bzk. bzl. bzm.
5. percaya diri
bzn.
bzo.
bzp.
bzq.
bzr. Nilai-nilai

bzs. bzt.SA bzu. bzv. bzw.


NG SET TID SAN
AT U A G
SE J K A
TUJ U S T
U E TI
T D
U A
J K
U S
E
T
U
J
U
bzx. bzy. Merokok bukan bzz. caa. cab. cac.
1. merupakan perbuatan tercela
cad. cae. Merokok tidak dilarang caf. cag. cah. cai.
2. oleh agama
caj. cak. Merokok sudah menjadi cal. cam. can. cao.
3. tradisi di masyarakat
cap. caq. Orang yang merokok akan car. cas. cat. cau.
4. lebih dihargai oleh masyarakat
cav.
caw. Lingkungan Responden
cax.
1. Apakah dilingkungan sekitar anda ada yang merokok?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Apakah bila anda melihat teman merokok, anda ingin ikut merokok ?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
3. Apakah teman anda pernah menawarkan rokok kepada anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
4. Apakah anda mudah dalam mendapatkan sebungkus rokok?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Sulit
5. Apakah anda tertarik untuk merokok setelah melihat iklan rokok di TV?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Tidak
cay.
caz.
cba.
cbb.Sarana dan Prasarana
cbc.
i. Apakah terdapat warung yang menjual rokok didekat tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
ii. Apakah di lingkungan tempat kerja atau di lingkungan dekat tempat tinggal
anda tersedia area khusus untuk merokok?
a. Ya
b. Tidak
iii. Apakah menurut anda harga rokok cukup terjangkau?
a. Ya
b. Tidak
cbd.Perilaku petugas kesehatan
cbe.
1. Pernahkah diadakan penyuluhan mengenai bahaya merokok di desa anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Pernahkah petugas kesehatan menegur anda saat merokok di tempat umum?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
cbf.
cbg. LAMPIRAN II
cbh. SKORING KUISIONER

cbi. Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan


cbj. Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten , Periode 29 Februari 2016 – 4 April 2016
cbk.

cbl.
I ASPEK PERILAKU MEROKOK
cbm. Nilai tertinggi 10

cbn. Hasil : 0 poin = Tidak merokok; 1-2 poin = Perokok ringan,


3-10 poin = Perokok berat
1 Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a Mendapatkan poin 2
b Mendapatkan poin 1
c Mendapatkan poin 0
2 Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a Mendapatkan poin 2
b Mendapatkan poin 1
c Mendapatkan poin 0
cbo. Tidak menjawab mendapatkan poin 0
3 Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a Mendapatkan poin 2
b Mendapatkan poin 1
c Mendapatkan poin 0
cbp. Tidak menjawab mendapatkan poin 0
4 Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a Mendapatkan poin 2
b Mendapatkan poin 1
cbq. Tidak menjawab mendapatkan poin 0
5 Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a Mendapatkan poin 2
b Mendapatkan poin 1
c Mendapatkan poin 0
cbr. Tidak menjawab mendapatkan poin 0
cbs.
II ASPEK PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG MEROKOK
cbt. Nilai tertinggi 10

cbu. Hasil : 8-10 poin = Baik; 0-7 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 0
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 0
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 2
d. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
cbv.
III ASPEK SIKAP RESPONDEN TERHADAP MEROKOK
cbw. Nilai tertinggi 20

cbx. Hasil : 4-10 poin = Baik; 11-20 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
cby. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cbz. Setuju, mendapatkan poin 2
cca. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccb. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
ccc. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccd. Setuju, mendapatkan poin 2
cce. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccf. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
ccg. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cch. Setuju, mendapatkan poin 2
cci. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccj. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cck. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccl. Setuju, mendapatkan poin 2
ccm. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccn. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
cco. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccp. Setuju, mendapatkan poin 2
ccq. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccr. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4

ccs.
IV ASPEK KEYAKINAN RESPONDEN TERHADAP ROKOK
cct. Nilai tertinggi 20

ccu. Hasil : 15-20 poin = Baik; 4-14 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
ccv. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccw. Setuju, mendapatkan poin 2
ccx. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccy. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
ccz. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cda. Setuju, mendapatkan poin 2
cdb. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdc. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
cdd. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cde. Setuju, mendapatkan poin 2
cdf. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdg. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cdh. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdi. Setuju, mendapatkan poin 2
cdj. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdk. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
cdl. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdm. Setuju, mendapatkan poin 2
cdn. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdo. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
cdp.
V ASPEK NILAI-NILAI RESPONDEN
MEMPENGARUHI PERILAKU
cdq. Nilai tertinggi 16

cdr. Hasil : 11-16 poin = Baik; 4-10 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
cds. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdt. Setuju, mendapatkan poin 2
cdu. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdv. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
cdw. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdx. Setuju, mendapatkan poin 2
cdy. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdz. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
cea. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ceb. Setuju, mendapatkan poin 2
cec. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ced. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cee. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cef. Setuju, mendapatkan poin 2
ceg. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ceh. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
cei.
VI ASPEK LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU MEROKOK
cej. Nilai tertinggi 10

cek. Hasil : 6-10 poin = Mempengaruhi; 0-5 poin = Tidak


mempengaruhi
1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
cel.
VII ASPEK SARANA DAN PRASARANA YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK
cem. Nilai tertinggi 3

cen. Hasil : 2-3 poin = Mendukung; 0-1 poin = Tidak mendukung


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
ceo.
VIII ASPEK PERILAKU PETUGAS KESEHATAN
cep. Nilai tertinggi 4

ceq. Hasil : 4 poin = Positif; 0-3 poin = Negatif


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
cer.
ces. LAMPIRAN III
cet. POSTER
ceu.

cev.
cew. LAMPIRAN IV
cex. LEAFLET
cey.

cez. LAMPIRAN V
cfa. KEGIATAN INTERVENSI
cfb.
cfc.

Anda mungkin juga menyukai