Anda di halaman 1dari 133

DIAGNOSIS KOMUNITAS

PERILAKU MEROKOK DI KELUARGA BINAAN


DI RT 003/RW 04, KAMPUNG SUKASARI, DESA PANGKALAN,
KELURAHAN TEGAL ANGUS, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
PERIODE 29 FEBRUARI 2016 4 APRIL 2016

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
M. Irvan Dwi Fitra

1102010154

Yusra Dina

1102010306

Arief Rachman

1102011044

Prathita Amanda A.

1102011208

Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul PERILAKU


MEROKOK DI KELUARGA BINAAN DI RT 003/RW 04, KAMPUNG
SUKASARI,

DESA

PANGKALAN,

KELURAHAN

TEGAL

ANGUS,

KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI


BANTEN periode 29 Februari 2016 04April 2016 telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, April 2016


Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KATA PENGANTAR

Assalamualaykum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul
PERILAKU MEROKOK DI KELUARGA BINAAN DI RT 003/RW 04,
KAMPUNG SUKASARI, DESA PANGKALAN, KELURAHAN TEGAL
ANGUS, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan


Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat.

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK,selaku kepala bagian Ilmu


Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.

Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Dr. Dian Mardhiyah, M.KK,selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu


Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.

Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu


Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Dr. Yusnita, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10 Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11 Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Teluk Naga,
Tangerang.
12 Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Jakarta, April 2016

TimPenulis

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS
1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah
4.763.198 Ha (47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan
sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas Tegal
Angus. Terdapat enam desa binaan Puskesmas :
a. Desa Lemo
b. Desa Tanjung Pasir
c. Desa Tanjung Burung

d. Desa Pangkalan
e. Desa Tegal Angus
f. DesaMuara

g.

h. Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan


i.

j.

Batas Wilayah
k.

Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada

gambar adalah sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemodan Kampung Besar
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
l.

m.
n. Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan
o.

1.1.2

Gambaran Umum Desa Secara Demografi


1.1.2.1 Situasi Kependudukan
p.
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan
tahun 2014 tercatat sebanyak 16.871 jiwa, terdiri dari laki-laki 8682
jiwa dan perempuan 8189 jiwa. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten
Tangerang pada tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum
di tabel dibawah ini :
q.

r. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas


Tegal Angus 2014
s.

N
O

t.

DESA

u.

L
U
A
S

v.

JU
M
LA
H

w.

J
U
M
L

x.

RAT
ARAT
A

y.

KEP
ADA
TAN

A
H
ab. W
I
L
A
Y
A
H
ai.

ao. 2

an. 1

PE
ND
UD
UK

(
k
m
2
)

ap. 3

aq. 4

aw.
au. 1

av. PANGKALA
N

bb. 2

bc. TANJUNG
BURUNG

bi. 3

bj. TEGAL
ANGUS

bp. 4

bq. TANJUNG
PASIR

cl.

cs.

cy.

as. 6

at. 7

az. 4.08

ba. 2.24

bg. 4.5

bh. 1.48

bn. 4.6

bo. 3.31

bu. 4.6

bv. 1.73

bl. 9.3
78

5.
6
4

bs. 9.7
38

5.
1
4

bz. 3.5
24

ca. 4
9
2

cb. 4.4

cc. 6.86

3.
6
1

cg. 6.5
57

ch. 6
5
5

ci.

cj.

cm.
ct.

ay. 5
,
3
6
2
bf. 2
,
6
8
5
bm. 2
,
9
0
0
bt. 1
,
8
2
3

am. per
km2

2.
8
3

cf.

ck.
cr. J
U
M
L
A
H

ar. 5

TAN
GGA

be. 7.7
54

by.

ce. LEMO

al.

5.
2
4

br.

cd. 6

ak. T
A
N
G
G
A

af. PEN
DU
DU
K

7.
5
4

bk.

bx. MUARA

ae. JIWA
/RU
MAH

ax. 16.
87
1

bd.

bw. 5

ad. R
U
M
A
H

cn.
3
0.
0
2

cu. 53.
82
2

co.
cv. 1
3
.
9
1
7

4.4

cp.

cw. 4.6

1.82

cq.

cx. 10.3
64

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014


cz.

da. Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin


db.

c. Jumlah Penduduk
mb

f.
a.
N

b. DESA/K
EL

i.
1

j.

n.
2

L
a
k
il
a
k
i

g. Pere
mpua
n

h. JUMLAH

k. 8
.
6
8
2

l.

o. Tanjung
Burung

p. 3
.
9
7
1

q. 3.783

r.

s.
3

t. Tegal
Angus

u. 4
.
8
1
0

v. 4.568

w. 9.378

x.
4

y. Tanjung
Pasir

z. 4
.
9
8
9

aa.4.749

ab.9.738

ac.
5

ad.Muara

ae.1
.
7
9
4

af. 1.730

ag.3.524

ah.
6

ai. Lemo

aj. 3
.
3
5
8

ak. 3.199

al. 6.557

am.

an.JUMLAH

ao. 2
7
.
6
0
4

ap.26.21
8

aq.53.822

Pangkalan

8.189

Su
er :

m. 16.871

7.754

Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


dc.
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari
campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap
di daerah Tangerang dan sekitarnya.
dd.
de. Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas
df. Tegal Angus Th 2014
dg.

dh. Agama

di. Jumlah Pemeluk

dj.

dk. Islam

dl. 49232

dn. Budha

do. 3183

dq. Kristen

dr. 771

dt. Khatolik

du. 203

dw. Khonghucu

dx. 52

dz. Hindu

ea. 3

1
dm.
2
dp.
3
ds.
4
dv.
5
dy.
6
eb.

ec.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis


kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan
laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta. Sebagian besar

wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang secara ekonomi.


Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh
dengan pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3
% dari jumlah penduduk 53.822 jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh
dari jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas.
ed.
ee.
ef.
eg.
eh. Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk
ei. N
o
.

ej. Lapangan
Penduduk

Kerja

ek. Jumlah

el. 1
.

em. Petani pemilik

en. 13316

eo. 2
.

ep. Petani penggarap

eq. 6063

er. 3
.

es. Buruh

et. 4592

eu. 4
.

ev. Nelayan

ew. 386

ex. 5
.

ey. Pedagang

ez. 6373

fa. 6
.

fb. Industri rakyat

fc. 13536

fd. 7
.

fe. Buruh industri

ff. 13757

fg. 8
.

fh. Pertukangan

fi. 4109

fj. 9
.

fk. PNS

fl. 222

fm. 1
0
.

fn. TNI/POLRI

fo. 65

fp. 1
1
.

fq. Pensiunan PNS

fr. 45

fs. 1
2
.

ft. Pensiunan TNI/POLRI

fu. 43

fv. 1
3
.

fw. Perangkat Desa

fx. 141

fy. 1
4
.

fz. Pengangguran

ga. 4004

gb.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

gc.
1.1.2.3 Pendidikan
gd.

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam

membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program


kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan
kesehatan
ge.

10

gf.

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal

Angus
gi. JUMLAH SEKOLAH
gg.
N

gh. NAM
A
DESA

gy.
1

go. P
A
U
D

gp.
T

gq.
R

gr.
S

gs.
M

gt.
S

gu.
M

gv.
S

gw.
S

gx.
M

gz. Pangka
lan

ha. 1

hb.
2

hc.
0

hd.
5

he.
1

hf.
2

hg.
1

hh.
0

hi.
1

hj.
0

hk.
2

hl. Tanjun
g
Burun
g

hm. 1

hn.
0

ho.
0

hp.
2

hq.
1

hr.
0

hs.
0

ht.
0

hu.
0

hv.
0

hw.
3

hx. Tegal
Angus

hy. 0

hz.
1

ia.
0

ib.
2

ic.
2

id.
2

ie.
1

if.
1

ig.
0

ih.
0

ii.
4

ij. Tanjun
g Pasir

ik. 0

il.
2

im.
0

in.
2

io.
1

ip.
0

iq.
1

ir.
0

is.
0

it.
0

iu.
5

iv. Muara

iw. 0

ix.
0

iy.
0

iz.
3

ja.
0

jb.
0

jc.
0

jd.
0

je.
0

jf.
0

jg.
6

jh. Lemo

ji.

jj.
0

jk.
0

jl.
3

jm.
0

jn.
0

jo.
0

jp.
0

jq.
0

jr.
0

js.

jt. PUSK
ESMA
S

ju. 1

jv.
3

jw.
0

jx.
1

jy.
4

jz.
2

ka.
2

kb.
1

kc.
0

kd.
0

ke.

kf.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,

dari jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.
kg.
kh. Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014

ki.

11

AR.

AS.

JENJANG PENDIDIKAN

NO.

UMLAH

AU. av.

Tidak/belum tamat SD

1.

AW.

2598

AX. ay.

SD/MI

2.

AZ.

5738

BA. bb.

SLTP/MTS

3.

BC.

060

BD. be.

SLTA/MA

4.

BF.

601

BG. bh.

AK/Diploma

5.

BJ.

AT.

BI.

59

BK.

UNIVERSITAS

6.

BL.

30
kj.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

kk.
kl.
km.
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.
1.1.2.4 Kesehatan
kn. LimaBesarPenyakit
ko. Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal
Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik
berikut ini :

12

kp.

Gambar 1.3 Prevalensi Lima Besar Penyakit

kq.
kr. Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti
ISPA,disusul dengan penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular
(PTM) yang masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan
myalgia.
ks.
kt. SaranaKesehatan
ku. Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 :
kv.

13

kw.Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun
2014
kx.

kz. Ju

ml
ky. Jenis Sarana Kesehatan

la.
1

ah
lc. 1

lb. a. Puskesmas
ld.

lf. 1
le. b. Puskesmas Pembantu

lg.

li. 1
lh. c. Poskesdes

lj.
2

ll. 0
lk. Rumah Sakit Pemerintah

lm.
3

lo. 0
ln. Rumah Sakit Swasta

lp.
4

lr. 0
lq. Rumah Bersalin Swasta

ls.
5

lu. 2
lt. Balai Pengobatan Swasta

lv.
6

lx. 5
lw. Praktek Dokter Umum
Swasta

ly.
7

ma.8
lz. Praktek Bidan Swasta

mb.
8

md.
0
mc.Dokter Gigi praktek swasta

me.
9

mg.
0
mf. Laboratorium Klinik Swasta

mh.
1
mi. Apotik
mk. ml. Optikal
1

mj. 0
mm.
0

14

kx.

kz. Ju

ml
ky. Jenis Sarana Kesehatan

ah
mp.

mn.
1
mo.

Gudang Farmasi

mr.
1

mq.
0
mt. 45

ms.Posyandu
mu.
1

mw.
2
mv.Toko Obat

mx.
1

mz.0
my.Pos UKK

na.
1

nc. 0
nb. Polindes
nd. Sumber : Puskesmas Tegal Angus

ne.
nf.

Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di

Puskesmas Tegal Angus masih kurang.


ng.
nh.
Upaya Kesehatan
ni.

Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal

ini, antara lain :


1

Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada


balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu
hamil.

Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi


balita, pemberian vitamin A.

Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,


Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

15

Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.

Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara


lingkungan dengan membersihkan rumah masingmasing dan lingkungan
sekitarnya.

Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat


Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.

Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program


senam LANSIA dan POSBINDU

nj.
1.1.2.7.

Pengkajian PHBS
nk. Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten

Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan


puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu
rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah
tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan
7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau
balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di
Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari 62.371 rumah
tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat
dikatakan

sebagai

rumah

tangga

sehat.

Adapun

hasil

pengkajIan

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :


nl.

16

nm.

Tabel 1.8. Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di Puskesmas


Tegal Angus Tahun 2014
nn. INDIKATOR

no. N
a
m
a
D
e
s
a

np.
Ju

nq.
%

nr.
%

ns.
%

nt.
%

nu.
%

nv.
%

nw.
%

nx.
%

ny.
%

nz.
%

oa.
%

ob. P
a
n
g
k
a
l
a
n

oc.
21

od.
5

oe.
4

of.
6

og.
7

oh.
95

oi.
66

oj.
5

ok.
5

ol.
3

om.
33.

on.
1

oo. T
j
.
B
u
r
u
n
g

op.
21

oq.
6

or.
5

os.
6

ot.
4

ou.
96

ov.
46

ow.
7

ox.
6

oy.
7

oz.
72.

pa.
1

pb. T
e
g
a
l
A
n
g
u
s

pc.
21

pd.
3

pe.
2

pf.
5

pg.
8

ph.
90

pi.
57

pj.
9

pk.
3

pl.
7

pm.
57

pn.
1

po. T
j
.
P
a
s

pp.
21

pq.
7

pr.
4

ps.
7

pt.
3

pu.
91

pv.
68

pw.
9

px.
7

py.
6

pz.
65.

qa.
1

17

i
r
qb. N
a
m
a
D
e
s
a

qc.
Ju

qd.
%

qe.
%

qf.
%

qg.
%

qh.
%

qi.
%

qj.
%

qk.
%

ql.
%

qm.
%

qn.
%

qo. M
u
a
r
a

qp.
21

qq.
7

qr.
4

qs.
7

qt.
4

qu.
99

qv.
43

qw.
9

qx.
7

qy.
3

qz.
71.

ra.
5

rb. L
e
m
o

rc.
20

rd.
6

re.
2

rf.
6

rg.
9

rh.
83

ri.
44

rj.
8

rk.
8

rl.
6

rm.
45

rn.
1

ro. J
u
m
l
a
h

rp.
12

rq.
6

rr.
3

rs.
6

rt.
6

ru.
92

rv.
54

rw.
8

rx.
5

ry.
6

rz.
54

sa.
1

sb.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

sc.
sd.

18

se.

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan

melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk


meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

(93,42%)

2. Rumah yang bebas jentik

(75,10%)

3. Penimbangan Bayi dan Balita

(100%)

4. Memberikan Asi Eksklusif

(15,19%)

5. Menggunakan air Bersih

(99,45%)

6. Menggunakan Jamban Sehat

(17,15%)

7. Olah Raga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari

(12,05%)

8. Mengkonsumsi makanan seimbang

(25,20%)

9. Tidak Merokok dalam rumah

(25,15%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM

(98,10%)

sf.
sg. Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya
masih rendah hal ini dikarenakan:

Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air


bersih dan jamban sehat sedikit.

Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran


tentang ASI Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah.

19

Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala


kurang optimal.
sh. Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan

penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas


program dan lintas sektor.
si.
1.1.2.8.
sj.

Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang

kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat


dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik.
Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Tegal Angus :
sk.
a) PenyehatanPerumahan
sl. Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua
anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit
diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
sm.

Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2014 menunjukkan dari 12.421


rumah yang diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.
sn.
so.

20

sp. Tabel 1.9. PersentaseRumahSehat Triwulan I


MenurutKecamatandanPuskesmasTahun 2015
sq.
NO

sr.

ss.

PUSKES

ESA

st.
sx.

MAS

sy.

RUMAH
sz.

ta.

tb.

UMLAH

JUMLAH

JUMLAH

SELURUHNY

DIPERIKSA

DIPERIKSA

SEHAT

SEHAT

tg.

th.

A
tc.

td.

te.
Tegal

tf.

anjung Burung

2
685

254

ti.
9,46

tj.
109

42,91

Angus
tk.

tl.

tm.

tn.

angkalan
ts.

tt.

tu.

ub.

uc.

tv.

uj.

uk.

ur.

vg.

uz.

va.
vh.

ut.

6
55

vi.
3917

274
uo.

uv.

80,83
up.

42
uw.

13,59

41,27
uh.

16,06

89

78

18,60

21,28
tz.

ug.

un.

uu.

123
ty.

uf.

um.

tr.

6,52

79

vb.

JUMLAH

vn.

ue.

92

us.

tx.

339
4

tq.
5,56

189
1

ul.

emo
uy.

tw.

823

uara
uq.

ud.

tp.
298

900

anjung Pasir
ui.

to.

362

egal Angus
ua.

52,16
ux.

49

55,06

vc.

vd.

ve.

vf.

vj.

vk.

vl.

vm.

1248

70

675

54

Sumber : Data Program KesLing PKM Tegal Angus 2015

vo.
vp.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di

wilayah puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini
dikarenakan tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan

21

tentang rumah sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk
meningkatkan jumlah rumah sehat.
vq.

22

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar


vr. Pemenuhan

kebutuhan

sarana

sanitasi

dasar

di

wilayah

PuskesmasTegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini :
vs.
vt.

Tabel 1.10. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di wilayah


vu.

vv.
N

vw.

ECAMATAN

vx.

USKESMAS

vy.

Puskesmas Tegal Angus


J vz.

wa.

UMLAH

JUMLA

PENDUDU

H KK

TEMPAT SAMPAH
wb.

wh.

wi.

wj.

wk.

JKM

JKP

JKS

%JK

wl.

wm.

%JKP

%JKS

M
wn.
1

wo.

PA

NGKALAN

wp.

wq.

EGAL

1 wr.
6.871

2.685

ws.
1

wt.
2

wu.
1

wv.
38

ww.
2

wx.
4

xd.
6

xe.
2

xf.
1

xg.
11,

xh.
4

xi.
4

xo.
7

xp.
1

xq.
7

xr.
24

xs.
2

xt.
4

xz.
4

ya.
3

yb.
2

yc.
24

yd.
7

ye.
8

yk.
1

yl.
7

ym.
4

yn.
25

yo.
6

yp.
5

yv.
1

yw.
8

yx.
4

yy.
24

yz.
5

za.
5

ANGUS
wy.
2

wz.

TA

xa.

xb.

NJUNG

7 xc.
.754

5.362

BURUNG
xj.
3
xu.
4
yf.
5
yq.

xk.

TE

xl.

xm.

GAL ANGUS
xv.

TA

.378
xw.

xx.

NJUNG PASIR
yg.

2.900
9 xy.

.738
yh.

yi.

UARA
yr.

9 xn.

1.823
3 yj.

.524
LE

ys.

yt.

492
6 yu.

23

MO
zb.

.557

655

JUMLAH
zc. 53.8
22

zk.

zd. 1
3
.
9
1
7

ze.

zf.

3.106

1.248
zg.
3

zh.
24

zi.
4

zj.
5

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angustahun 2015

zl.
zm.

Keterangan: JKM

: Jumlah KK Memiliki

zn.

JKP

: Jumlah KK Periksa

zo.

JKS

: Jumlah KK Sehat

zp.
zq.

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang

diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di


Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat
sampah, kemudIan dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat
sampah sehat hanya 41,3%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,
ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang masih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
zr.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)


zs.

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor

resiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk


kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya

24

tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan


pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.
zt.
zu.

d) Penyehatan Makanan dan Minuman


zv.

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber

utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak
dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif
didalam penularan penyakit saluran pencernaan.
zw.

Upaya

Puskesmas

Tegal Angus

adalah

pemeriksaan

tempat

pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan Tempat tempat


Umum Pengelolaan makanan. Tidak adanya tenaga sanitarIan dan kurangnya
tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan
dan minuman tidak dapat dilakukan
zx.
zy.

25

1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN


a. Lokasi Keluarga Binaan
zz. Keluarga binaan bertempat di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari
tanggal 9 Maret sampai dengan 22 Maret 2016. Adapun lokasi pemukiman
keluarga binaan kami adalah sebagai berikut:
aaa.

Denah Rumah Keluarga Binaan

aab.
Rumah Tn.
Jayadi

aac.
aad.
Lapangan

Rumah Tn.

aae.

Agus

aaf.
aag.

JALAN SETAPAK
aah.

Rumah Tn.
Marsin

aai.
aaj.

Rumah Tn.
Muwasim

Gambar 1.4 Denah rumah keluarga binaan

aak.
aal.

Keluarga Binaan

1. Keluarga Tn. Jayadi


a. Data Dasar Keluarga Tn. Jayadi
aam.
Keluarga binaan Tn. Jayadi terdiri dari 5 anggota
keluarga, yaitu Tn. Jayadi sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Eki, 3 anak perempuan bernama Nn. Devi dan Nn. Novi, dan Nn. Levi

26

aan. aao.

aap.

Status

Nama

aaq.
Jenis

Ke

Kela

lua

min

aar.

aas.

Usi

Pendidi

aat.

P
ekerja

kan

aau.

Peng

an

rg
a
aav. aaw.

aax.

Suami

Tn.

aay.
Laki-

Jaya

aaz.

aba.

56

SD

laki

di
abd. abe.
2

abg.

Istri

abh.

Peremp

abm.

Nn.

abc.

ukang

Rp1.

Parkir

abn.

abo.

Anak I

Peremp

Devi

u
abi.SD

abj.Buruh

abk.

40

uan

abl.

h
abf.

Ny. Eki

abb.

Rp.1
t

abp.

abq.

22

SMP

uan

abr.Pengan

abs.

gguran

t
h

abt.

abu.

abv.

Nn.

abw.

Anak

Peremp

II

uan

Novi

abx.

aby.

21

SMA
t

abz.

aryawa

aca.

Rp.4

h
acb.

acc.

5.

acd.

Nn.
Levi
acj.

ace. Pere

Anak

mpuan

acf.
8 th

u
acg.
SMP

ach.

P aci.

elajar

III
Tabel. 1.11. Data dasar Keluarga Tn. Jayadi

ack.
acl. Keluarga Tn. Jayadi tinggal di RT 003/RW 04 Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Jayadi tinggal dengan istri dan ketiga

27

anaknya. Tn. Jayadi yang saat ini berusia 56 tahun bekerja sebagai tukang
parkir dengan penghasilan sekitar Rp 1.500.000,00/bulan, dengan latar
belakang pendidikan sekolah dasar. Tn. Jayadi memiliki 3 orang anak. Anak
tertuanya, Nn. Devi berusia 22 tahun, pengangguran, dengan latar belakang
pendidikan Nn. Devi adalah SMP. Kemudian anak keduanya Nn. Novi
berusia 21 tahun, bekerja sebagai pegawai bandara dengan penghasilan
sekitar Rp 4.000.000,00/bulan, dengan latar belakang sekolah menengah atas,
kemudian anak ketiganya Nn. Levi berusia 18 tahun sedang dalam
pendidikan sekolah menengah kejuruan.
acm.
acn.

28

b. Bangunan Tempat Tinggal


aco.
Keluarga Tn. Jayadi tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 12 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 3
m2 Ventilasi di rumah tersebut cukup baik karena terdapat ventilasi pada
setiap ruangan dan cahaya matahari dapat masuk lewat ventilasi tersebut. Di
belakang ruang tamu terdapat ruang TV berukuran 4 x 3 m2, tidak ada
ventilasi dan jendela untuk pencahayaan. Di depan ruang TV terdapat 1
Kamar tidur Tn. Jayadi dan Ny. Eki berukuran 4 x 3 m 2 , terdapat 1 buah
ventilasi di kamar tidur tetapi tidak terdapat jendela, Di samping ruang TV
terdapat 1 kamar tidur ketiga anak perempuan Tn. Jayadi berukuran 3 x 2
m2 , tidak terdapat ventilasi dan jendela dikamar tersebut. Dibagian belakang
ruang tv terdapat 1 dapur dengan ventilasi dan tanpa jendela, di samping
dapur terdapat kamar mandi, kamar mandi Tn. Jayadi tidak terdapat jamban
sehingga keluarga Tn. Jayadi harus pergi ke sungai ketika ingin buang air
besar. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 2 jendela di ruang tamu
(bagian depan rumah) dan ruang TV. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan lantai ubin kecuali pada ruang dapur

dan kamar mandi yang

beralaskan semen, dinding rumah terbuat dari batako, kemudian atap rumah
terbuat dari genteng.
acp.
Keluarga Tn. Jayadi sering menggunakan air sumur sebagai
sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan
mencuci baju dan. Keluarga Tn. Jayadi menggunakan air galon untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari keluarga Tn. Jayadi
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Jayadi mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan
acq.
acr.

29

acs.

Gambar 1.5. Denah Ruman Tn. Jayadi


act.
8M
acu.

acv.
acw.

Kamar
mandi
KAMAR
2

DAPUR

acx.
acy.
acz. RUANG
ada. TV

12 M

adb.
Ruang
Kamar
adc.
Tamu
I
add.
c. Lingkungan Pemukiman
ade.
Rumah Tn. Jayadi terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat
lapangan, di bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Tidak ada
selokan untuk mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
adf. Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali ikan, ayam
atau daging. Sehari-harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga
mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan sabun
batangan sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
adg.

Ketiga anak Tn. Jayadi lahir di RS Swasta di daerah Jakarta

Pusatkarena keluarga Tn. Jayadi sebelumnya bertempat tinggal di Jakarta.


Setiap kehamilan, Ny. Eki mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Eki rutin mambawa anak
ketiganya untuk dilakukan imunisasi di bidan, namun tidak pernah membawa
anak pertama dan kedua untuk imunisasi. Ny. Eki mengaku anaknya
diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6
bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini
Ny. Eki menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam
keluarganya
f. Kebiasaan Berobat

30

adh.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Jayadi belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami


anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag.
Menurut penuturan Ny. Eki, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Eki Jarang
memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
adi.
Tn. Jayadi

dan ketiga anaknya sering mengalami batuk.

Keluarga Tn. Jayadi tidak pernah mengalami sakit yang serius yang
membutuhkan pengobatan di Rumah Sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
adj.

Tn. Jayadi, memiliki kebiasaan merokok, dalam satu hari

mampu menghabiskan 1 bungkus rokok. Keluarga Tn.Jayadi mengaku


mencuci tangan sebelum makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah
melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun batangan. Kebiasaan
berolahraga tidak ada. Didalam rumah dan diluar rumah Tn. Jayadi tidak
memiliki tempat pembuangan sampah, istri Tn. Jayadi mengaku bahwa
mereka membuang sampah di kebun belakang rumah kemudian sampahsampah tersebut dibakar setiap tiga hari sekali.
adk.
adl.

31

adm.

adn. ado.

Faktor

adq.

adr.Kebiasaan

Permasalahan

ads.

Tn. Jayadi merokok 1 bungkus/hari

adv.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

Merokok
adu.

2
adw.

adp.

Internal

1
adt.

Tabel 1.12. Faktor Internal Keluarga Tn. Jayadi

Olah
raga

adx.

kebiasaan berolahraga.

Pola

ady.

Makan

Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk

keluarganya.

Ia sering memasak

makanan

dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali


ikan, ayam atau daging. Sehari- harinya mereka
makan besar 3 kali.
adz.

aea.

Pola

aeb.

Pencarian

Apabila sakit, mereka membeli obat di

warung, terkadang pergi ke bidan.

Pengobatan
aec. aed.
5

Menab

aee.

ung

pas untuk kebutuhan sehari-hari


aeh.

aef.
6

aeg.

Mereka tidak pernah menabung karena

a. Bapak bekerja sebagai kuli bangunan, bekerja

Aktivit

setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 5sore.


b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
as sehari-hari aei.
aej.
c. Anak pertama sebagai buruh pabrik karton.
aek.

d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak

32

adn. ado.

Faktor

adp.

Permasalahan

Internal

bekerja.

aem.
7

aen.

Alat

kontrasepsi

ael.

e. Anak ketiga masih bersekolah sekolah dasar.

aeo.

Di keluarga Tn. Jayadi, istri Tn. Jayadi, Ny.Eki,

menggunakan kontrasepsi hormon yang di suntik 3


bulan sekali.
aep.
aeq.

aer.

33

aes.
aet.
N
aew.
1

aeu.

Tabel 1.13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Jayadi


Kriteria

aex.

aev.

Luas
Bangunan

aey.

Permasalahan

Luas rumah 12 x 8 m2

afe.Ruangan dalam
rumah
aff.

afg.
Ruang Tamu berukuran 4 x 3 m2. Dua
kamar tidur berukuran 4 x 3 m2 dan 3 x 2 m2.
Dapur Tn. Jayadi berukuran 4 x 2 m2.
Terdapat 1 kamar mandi tetapi tidak ada
jamban.

afh.
3

afi. Jamban

afj. Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki jamban di


rumahnya

afk.
4

afl. Ventilasi

afm.
Terdapat ventilasi udara pada ruang
tamu dan ruang TV dan kamar.

aez.
2
afa.
afb.
afc.
afd.

afn.
5

afo.

Pencahay
aan

a
b

afp.
6
afs.
7

afv.
8
afy.
9

afq.

MCK

aft. Sumber Air

afw.

Saluran
pembuangan
limbah

afz.Tempat
pembuangan

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di
dapur, 1 lampu di kamar mandi, dan 1 lampu di
ruang tv
afr. Tidak memiliki MCK di rumah, MCK berada
didepan rumah dan digunakan bersamaan
dengan tetangganya

afu. Dalam
kesehariannya
Tn.
Jayadi
menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi memasak, dan mencuci baju. Serta membeli
air galon isi ulang untuk kebutuhan air minum
sehari-hari.
afx.
Tidak terdapat saluran pembuangan
limbah.
aga. Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki tempat
pembuangan sampah dirumahnya, kemudian mereka

34

aet.
N

aeu.

Kriteria

sampah
agb. agc.
Lingkung
1
an sekitar rumah

aev.

Permasalahan

membuang sampahnya di kebun belakang rumah.


agd. Di samping kanan dan kiri , depan dan
belakang, rumah terdapat rumah tetangga yang
hanya berjarak satu meter. Tiga meter dari rumah
tersebut terdapat jamban tetangga. Lima meter dari
tumah tersebut terdapat kali yang kotor penuh
tumpukan sampah. Rumah tetangga berdekatan,
berjarak 1 meter satu dengan yang lainnya.

age.

2. Keluarga Tn. Muwasim


Data Dasar Keluarga Tn. Muwasim
agf.
Keluarga binaan Tn. Muwasim terdiri dari 6 anggota keluarga,

a.

yaitu keluarga Tn. Muwasim sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Alya, 1 anak laki-laki bernama An. Fadilah dan 2 anak perempuan, An. Nila
dan An. Naja
agg.
agh.
agi.

N
ama

agj.

Tabel. 1.14. Data dasar Keluarga Tn. Muwasim


agk.

Status

Jenis

Ke

Kel

lua

am

rg

in

agl.

agm.

agn.

Pendidi

Pekerjaa

kan

ago.

enghasil

an

a
agp.

n.

agq.
Suami

Muwasi

agr.La
ki-

ags.

agt.SD

Penjahit

laki

m
agw.
y. Alya

agu.

p1.500.0

kelilin

00

/bulan

agx.

agy.

agz.

aha.

ahb.

Istri

Perem

SD

Buruh

pua

agv.

pabrik

ahc.

p.1.000.
000

35

kue

/bulan

bolu
ahd.

n.

ahe.

ahf.

ahg.

ahh.

Anak

Laki-

Smp

ahm.

ahn.

aho.

ahp.

Perem

SD

Pelajar

ahu.

ahv.

ahw.

Fadilah
ahk.

ahi.Pelaja

ahj.

laki
A

n. Nila

ahl.An
ak

ahq.

ahx.

pua
n
ahr.An. Naja

ahs.

aht.Per

Anak

em
pua
n

ahy.
ahz.

Keluarga Tn. Muwasim tinggal di RT 003/RW 04, Kampung

Suka Sari, Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Muwasim tinggal bersama isteri
dan 3 orang anaknya. Tn. Muwasim yang saat ini berusia 40 tahun bekerja
sebagai penjahit keliling dengan penghasilan sekitar Rp 1.500.000,/bulan,
dengan latar belakang pendidikan Tn. Muwasim adalah SD. Tn. Muwasim
memiliki 3 orang anak. Anak tertuanya, Fadilah berumur 14 tahun, saat ini
bersekolah kelas 2 SMP. Kemudian anak keduanya Nila yang berusia 8
tahun, saat ini bersekolah kelas 1 SD. Anak ketiganya Naja yang berusia 4
tahun.
aia.
b. Bangunan Tempat Tinggal
aib.

Keluarga Tn. Muwasim tinggal disebuah bangunan rumah

diatas tanah seluas 10 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu
berukuran 4 x 2 m2 yang sering digunakan untuk makan dan menerima tamu
serta menonton televisi. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena hanya

36

memiliki dua jendela di ruang tamu dan di kamar tidur yang terbuat dari kaca
dan tidak dapat dibuka, selain itu jendela tersebut selalu tertutup dengan kain
sehingga cahaya pun tidak dapat menembus ke dalam melalui jendela ini. Di
sisi kanan ruang tamu terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m 2. Kamar ini
disertai ventilasi dan jendela yang tertutup, sedangkan kamar di bagian
belakang kamar tersebut terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m2 yang tidak
disertai ventilasi dan jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela
di ruang tamu (bagian depan rumah). Di bagian belakang ruang tamu terdapat
dapur berukuran 3 x 2 m2 dan terdapat 1 kamar mandi berukuran 1 x 1 m2
yang sudah tersedia jamban leher angsa. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan semen, kecuali dapur yang beralaskan tanah. Dinding terbuat dari
bambu dan atap rumah terbuat dari asbes.
aic.
Keluarga Tn. Muwasim sering menggunakan air sumur
sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Muwasim
menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Apabila
sumur dalam keadaan kering dan sulit air, biasanya keluarga Tn. Muwasim
menggunakan kali untuk mandi dan buang air besar. Dalam 3 hari keluarga
Tn. Muwasim memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Keluarga Tn. Muwasim tidak selalu mencuci tangan sebelum makan dan
masak.
aid.
aie.
aif.

37

aih.
aik.
ail.

aig.
Gambar 1.6. Denah Ruman Tn. Muwasim
aii.
6aij.
M
dapur

Kama
r
mandi

aim.
ain.
Tempa
aio.
t tidur
aip.
aiq.
air.
ais.
c.

6M

Tempat
tidur

Ruang tamu
ait.
Lingkungan Pemukiman
aiu.
Rumah Tn.Muwasim terletak di pemukiman yang padat

penduduk. Di bagian depan terdapat teras kecil dan jalan setapak, bagian
belakang terdapat rumah tetangga, dan di bagian kanan terdapat rumah
tetangga dan di bagian kiri terdapat terdapat kebun. Limbah cair dialirkan ke
sebuah lubang berukuran 2 x 1 m2.
d. Pola Makan
aiv. Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tahu, tempe dan sayuran
seperti sop dan sayur bayam. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.
Mereka juga mengatakan

bahwa mereka tidak selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan.


e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
aiw.

Anak pertama Ny. Alya lahir di dukun beranak karena pada

waktu itu jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh. Anak kedua dan
ketiga lahir di bidan, Ny. Alya mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Anak pertamanya, An. Fadilah lahir dengan berat
badan 2800 gram. Anak keduanya lahir dengan berat badan 2500 gram. Anak
ketiganya lahir dengan berat badan 3000 gram.Untuk imunisasi, keluarga Tn.
Muwasih tidak rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di bidan.
Ny. Alya mengaku ketiga anaknya hanya dilakukan imunisasi 1 kali. Ny.
Alya mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 4

38

bulan, kemudian setelah 4 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain


ASI. Kemudian saat ini Ny. Alya menggunakan KB suntik untuk mengontrol
jumlah anak dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
aix.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Muwasim belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami


anggota keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam. Menurut penuturan
Ny. Alya , mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
g. Riwayat Penyakit
aiy.
Keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami sakit yang
serius dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering
melanda keluarga Tn. Muwasim adalah batuk-batuk dan pilek. Biasanya
saling menularkan satu sama lain antar anggota keluarga.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
aiz.

Tn. Muwasim mengaku merokok dan kebiasaan merokok ini

sudah sejak Tn. Muwasim berusia 20 tahun. Tn. Muwasim dapat


menghabiskan rokok 1 bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Muwasim
mengaku tidak selalu mencuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan Kebiasaan berolahraga tidak ada.
aja.

Rumah

keluarga Tn. Muwasim berada di lingkungan

perumahan yang padat, dan dibelakangrumah terdapat sumur. Lingkungan


rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga
membuang limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 2 x 1
m2. Di dalam rumah dan diluar rumah Tn. Muwasim tidak memiliki tempat
pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Muwasim keluarga mereka
membuang sampah, dalam membuang sampah mereka mengaku membuang
sampah setiap dua hari sekali di lubang dekat rumah. Alternatif selain itu,
mereka biasanya membakar sampah di depan rumah.
ajb.
ajc.

Tabel 1.15. Faktor Internal Keluarga Tn. Muwasim

39

ajd. aje.
N

ajg.

ajf.Permasalahan

Internal

ajh.Kebiasaan

1
ajj.

Faktor

aji. Ada yang merokok pada keluarga Tn. Muwasim

Merokok
ajk.Olah raga

ajl. Semua

2
ajm.

anggota

keluarga

tidak

memiliki

kebiasaan berolahraga.
ajn.Pola Makan

ajo.Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk

keluarganya.

Ia sering memasak

makanan

dengan menu seperti ikan, tahu, tempe, dan


sayur. Sehari- harinya mereka makan besar 2
kali.
ajp. ajq.Pola Pencarian
4
ajs.

ajr. Apabila sakit, mereka membeli obat di warung,

Pengobatan

terkadang pergi ke puskesmas.

ajt. Menabung

aju.Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk

kebutuhan sehari-hari
ajx.

ajv.
6

ajw.

a. Bapak bekerja sebagai Penjahit keliling,

Aktivit

bekerja setiap hari dari jam 8pagi sampai jam 5 sore.


b. Ibu sebagai buruh kue bolu dari jam 10 malam
as sehari-hari ajy.
sampai jam 2 pagi.
ajz.
c. Anak pertama sebagai pelajar SMP.
aka.

d. Anak kedua sebagai pelajar SD.

akb.

e. Anak ketiga berusia 4 tahun

40

ajd. aje.

Faktor

ajf.Permasalahan

Internal

ake.
akc.

akd.

akg.
N
akj.
1

Alat

kontrasepsi
akf.
akh.

akk.

Di keluarga Tn. Muwasim, istri Tn. Muwasim,

Ny.Alya, menggunakan kontrasepsi hormon yang di


suntik 3 bulan sekali.

Tabel 1.16. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Muwasim


Kriteria
aki.
Permasalahan

akl.Luas rumah 6 x 6 m2

Luas
Bangunan

akm. akn.
Ruangan
2
dalam rumah

ako.
Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2, 2
kamar tidur berukuran 2 x 2 m2. Dapur
berukuran 3 x 2 m2.

akp.
3

akr.Keluarga Tn. Muwasim memiliki jamban


leher angsa

aks.
4
akv.
5
aky.
6
alb.
7

akq.

Jamban

akt.Ventilasi
akw.

akz.

Pencahay
aan
MCK

alc.Sumber Air

aku.
Terdapat jendela di ruang tamu dan
kamar tidur.
akx.

Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.

ala.Memiliki MCK berukuran 1 x 1 m2.

ald. Dalam
kesehariannya
Tn.
Muwasim
menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi dan mencuci pakaian. Serta membeli air galon
isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

41

akg.
N

akh.

Kriteria

aki.

Permasalahan

ale.
8

alf. Saluran
pembuangan
limbah

alg.Tidak terdapat saluran pembuangan limbah,


air limbah dialirkan ke lubang yang
berukuran 1 x 1 m2.

alh.
9

ali. Tempat
pembuangan
sampah

alj.
Keluarga Tn. Muwasim tidak memiliki
tempat pembuangan sampah dirumahnya, kemudian
mereka membuang sampahnya di lubang dekat dari
rumahnya atau di bakar di depan rumah.

alk.
1

all. Lingkungan
sekitar rumah

alm. Di samping kanan, depan dan belakang,


rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak
satu meter. Rumah tetanngga berdekatan, berjarak 1
meter satu dengan yang lainnya. Sedangkan di
samping kiri terdapat kebun.

aln.
alo.

42

3. Keluarga Tn.Agus
a

Data Dasar Keluarga Tn. Agus


alp.

Keluarga binaan Tn. Agus terdiri dari 3 anggota keluarga,

yaitu keluarga Tn. Agus sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Neng,
dan 1 anak tiri laki-laki.
alr.
als.Nama

alt. St
at

alq.
Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. Agus
alu.
Jenis

us

Kela

Ke

min

alv.

alw.

alx.

Pendidi

Pekerjaa

kan

aly.Penghas
ilan

lua
rg
a
alz.Tn.
Agus

amg.

y.

ama.

amb.

amc.

amd.

ame.

Suami

Laki-laki

SMA

Supir

p1.000.0
00

/bulan

ami.

amj.

amk.

aml.

Istri

Perempu

SD

Ibu

an

pribad

amh.

Neng

amf.

amm.

amt.

Ruma
h
Tangg
a

amn.
n.

amo.

amp.

Anak

Laki-laki

Erwin

amq. amr.
SD

ams.
Tukang
parkir

p1.500.0
00
/bulan

amu.

43

amv.

Keluarga Tn. Agus tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka

Sari, Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Agus tinggal dengan istri, dan satu
orang anaknya. Tn. Agus yang saat ini berusia 37 tahun bekerja sebagai supir
pribadi dengan penghasilan sekitar Rp 1.000.000,00/bulan, dengan

latar

belakang pendidikan Tn. Agus adalah SMA. Tn. Agus memiliki 1 orang anak
tiri laki-laki yang bernama Tn. Erwin berusia 23 tahun.
b Bangunan Tempat Tinggal
amw.

Keluarga Tn. Agus tinggal disebuah bangunan rumah diatas

tanah seluas 8,5 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 5 x
5 m2. Di dalam ruang tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin berukuran 2 x 1
m2. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena tidak memiliki ventilasi dan
tidak memiliki jendela. Di samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur dan 1
ruangan yang dijadikan sebagai gudang, masing-masing berukuran 3 x 3 m 2.
Di dalam kamar tidur terdapat kasur berukuran 2 x 2 m2 dan 1 lemari. Di
belakang ruang tamu terdapat dapur berukuran 2 x 1 m 2. Di samping dapur
terdapat kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m 2. Di dalam kamar mandi
terdapat wc dan bak air berukuran 0,5 x 0,5 m 2.

Rumah

ini hanya

mempunyai 1 pintu depan. Seluruh ruang di rumah ini masih berlantaikan


semen yang dialasi oleh tikar plastik, kemudian atap rumah terbuat dari
genteng.
amx.

Keluarga Tn. Agus menggunakan air sumur sebagai sumber

air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Agus menggunakan air galon
untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 4 hari keluarga Tn. Agus
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Agus mengaku jarang mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.
amy.
amz.
Gambar 1.7. Denah Ruman Tn. Agus
ana.
anb.
Dapur
MCK
anc.
and.
ane.
Gudan
anf.
R.Tamu
g

8 m2

Kamar
44

ang.
anh.
ani.
c

Lingkungan Pemukiman
anj.
Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman yang padat penduduk.

Di bagian depan terdapat jalan setapak dan terdapat tempat pembakaran


sampah. Di bagian kanan terdapat kandang ayam dan kiri terdapat lapangan
kosong. Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih
10 cm dan air dalam selokan tidak mengalir.
d Pola Makan
ank.
Ny. Neng memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia
sering memasak makanan dengan menu seperti nasi, sayur, tahu, tempe, dan
sesekali ikan. Mereka makan besar 2 kali sehari. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka jarang mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah
makan.
e

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


anl. Anak tiri Tn. Agus lahir di rumah sakit. Pada saat hamil, Ny. Neng

mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke dokter. Untuk


imunisasi, keluarga Tn.Agus rutin mambawa anaknya untuk dilakukan
imunisasi di bidan dan puskesmas. Ny. Neng mengaku anaknya diberikan
ASI eksklusif sampai usia anak usia 3 bulan, kemudian setelah 3 bulan
anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI hingga usia 2 tahun 6
bulan. Saat ini Ny. Neng tidak menggunakan KB.
f

Kebiasaan Berobat
anm.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Agus belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami


anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, sakit tenggorokan dan demam.
Menurut penuturan Ny. Neng, mereka biasanya meminum obat warung
terlebih dahulu, keluarga Ny. Neng Jarang memeriksakan ke puskemas
karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g

Riwayat Penyakit

45

ann.

Keluarga Tn. Agus belum pernah mengalami sakit yang serius

dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Hanya batuk, pilek, sakit
tenggorokan serta terkadang demam yang dirasa.
ano.

46

h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari


anp.

Di keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu Tn. Agus dan

Tn Erwin. Tn. Agus dan Tn. Erwin terbiasa menghabiskan satu bungkus
rokok setiap harinya. Tn. Agus dan Tn. Erwin biasa merokok di dalam rumah,
dan ketika sedang bekerja. Keluarga Tn.Agusmengaku jarang mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, Kebiasaan berolahraga tidak ada.
anq.

Rumah keluarga Tn. Agus berada di lingkungan perumahan

yang padat, dan didepan rumah tersebut terdapat jalan setapak dan tempat
pembakaran sampah. Di lingkungan rumah terdapat saluran untuk aliran
limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair diselokan yang
hanya berukuran kurang lebih 10 cm. Didalam rumah dan diluar rumah Tn.
Agus tidak memiliki tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Agus,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap hari
tetapi awalnya dikumpulkan terlebih dahulu dibelakang rumahnya kemudian
setelah menumpuk istri Tn. Agus membakar sampah tersebut

di depan

rumahnya, hal ini di lakukan istri Tn. Agus setiap sore.


anr.
ans.

47

ant.

anu. anv.

Faktor

Kebias

anz.

aan Merokok
aob.

2
aod.

anw.

Permasalahan

Internal

anx. any.

aoa.

Tabel 1.18. Faktor Internal Keluarga Tn. Agus

Agus

Olah

aoc.

raga
aoe.

ada yang merokok pada keluarga Tn.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga.

Pola

aof.

Makan

Ny. Neng

memasak makanan sendiri

untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan


dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali
ikan. Sehari- harinya mereka makan

besar 2

kali.
aog.

aoh.

Pola

aoi.Apabila sakit, mereka membeli obat di warung.

Pencarian
Pengobatan

aoj.

aok.

Menab

aol.Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk

ung

kebutuhan sehari-hari
aoo.

aom. aon.
6

a. Tn. Agus bekerja sebagai supir pribadi,

Aktivit

bekerja setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 4sore.


b. Ny. Neng sebagai ibu rumah tangga.
as sehari-hari aop.
aoq.
c. Tn. Erwin bekerja sebagai tukang parkir,
bekerja setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore.

48

anu. anv.
N

Faktor

anw.

Internal

aot.
aor.
7

Permasalahan

aos.

Alat

Di keluarga Tn. Agus , istri Tn. Agus, Ny. Neng,

tidak menggunakan kontrasepsi.

kontrasepsi
aou.

aov.

49

aow.
aox.
N
apa.
1
apd.
2

aoy.

Tabel 1.19. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Agus


Kriteria

apb.

aoz.

Luas
Bangunan

apc.

Permasalahan

Luas rumah 8,5 x 8 m2

api.Ruangan dalam
rumah
apj.

apk.
Didalam rumah terdapat ruang tamu
yang berukuran 5 x 5 m2. Satu kamar tidur
berukuran 3 x 3 m2. Ruangan gudang
berukuran 3 x 3 m2. Dapur berukuran 2 x 1
m2. Kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m2. Di
dalam kamar mandi terdapat jamban.

apl.
3

apm.

Jamban

apn.
Keluarga Tn. Agus memiliki jamban
leher angsa di dalam rumahnya

apo.
4

app.

Ventilasi

apq.
Tidak terdapat ventilasi udara pada
rumah Tn.Agus

apr.
5

aps.

Pencahay
aan

ape.
apf.
apg.
aph.

a
b
c

apt.
6

apu.

MCK

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.
Terdapat 1 lampu pada dapur dan kamar mandi.
apv.
Tn. Agus memiliki MCK di rumah,
MCK berada di bagian belakang rumah.

apw.
7

apx.

Sumber
Air

apy. Dalam kesehariannya Tn. Agusmenggunakan


air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci
pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk
kebutuhan air minum sehari-hari.

apz.
8

aqa.

Saluran
pembuangan
limbah

aqb.
Terdapat saluran pembuangan limbah,
air limbah dialirkan ke selokan yang
berukuran 10 cm.

aqc.
9

aqd.

Tempat
pembuangan

aqe. Keluarga Tn. Agus tidak memiliki tempat


pembuangan
sampah
dirumahnya,
mereka

50

aox.
N

aoy.

Kriteria

sampah
aqf.
1

aoz.

Permasalahan

membakar sampahnya di depan rumah, dekat dari


rumahnya.

aqg.
Lingkung
an sekitar rumah

aqh. Di samping kanan terdapat kandang ayam,


kiri ,terdapat lapangan, depan terdapat jalan setapak
dan tempat pembakaran sampah.

aqi.

4. Keluarga Tn. Marsin


a

Data Dasar Keluarga Tn. Marsin


aqj.

Keluarga binaan Tn. Marsin terdiri dari 7 anggota keluarga,

yaitu Tn. Marsin sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Yani, 2
anak laki-laki bernama Tn.Sukron dan An. Gery, dan 3 anak perempuan
bernama An. Cici, An. Lola dan An. Natasiah.
aqk.
aql.
aqm. aqn.

Tabel. 1.20. Data dasar Keluarga Tn. Marsin


aqo.
aqp.
aqq.
aqr.

aqs.

Status

Pekerjaa

Nama

Jenis

Ke

Kela

lua

min

Usi

Pendidi

aqt.

kan

en

rg
a
aqu. aqv.

aqw.

Suami

Tn.

aqx.

Mar

Laki-

aqy.

aqz.

38

SD

laki

sin
arc.

ard.

Ny. Yani

are.Istr
i

arb.

ntar

p1

air

00

galon

ula

arf. Pere

arg.

arh.

mpu

35

SD

an

ara.Penga

ari. Ibu
Ruma
h

51

arj. -

Tangg
a

ark.

arl. Tn.

Sukr

arm.

arn.

Anak I

aro.

arp.

arq.

21

SD

Buruh

Laki-

on

laki

arr. Rp

Pabri

0.0

bu

Percet
akan
ars.

art. An.

Cici

aru.

arv.Laki

Anak

arw.

-laki

17

II

arx.
Tidak

bers

ekol

ary.Tidak

arz.-

Beker
ja

ah
asa.
5.

asc.
An.

6.

III

asd.

asf.

aso.

asp.

An.
Lola

asg. Pere

Anak

Gery

asb.

asn.

ase.

mpuan
ash.

asi.

6 th

ask.
Tidak

asj.

asl. Tukan

asm. Rp

g jahit

350.000

bers

kanci

/bulan

ekol

ng

ah

Anak

asq. Pere
mpuan

asr.

2 th

IV

ass.Tida

ast. Tidak

Beker

bers

ja

asu. -

ekol
ah
asv. asw.

asx.

asy.

asz.

Anak

Peremp

th

uan

An.
Nata
siah

ata.Tida

atb.Tidak

Beker

bers

ja

ekol
ah

52

atc.

atd.
ate. Keluarga Tn. Marsin tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan. Di rumah ini Tn. Marsin tinggal dengan istri dan keempat
anaknya. Tn. Marsin yang saat ini berusia 38 tahun bekerja sebagai air galon
dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00/bulan, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Marsin adalah SD. Tn. Marsin memiliki 5 orang anak. Anak
tertuanya, Tn. Sukron berusia 21 tahun, bekerja sebagai buruh pabrik
percetakan yang berpenghasilan Rp. 1.800.000,00, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Sukron adalah SD. Kemudian anak keduanya An. Cici berusia
17 tahun, masih belum bekerja dan berpenghasilan, akan tetapi An. Cici
sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya. Kemudian anak
ketiganya, An. Gery, berusia 16 tahun yang tidak bersekolah. An. Lola adalah
anak keempat Tn. Marsin yang kini berusia 12 tahun dengan latar belakang
pendidikan SD (tidak tamat SD). Anak terakhir Tn. Marsin adalah An.
Natasiah yang berusia 2 tahun.
atf.
b Bangunan Tempat Tinggal
atg.

Keluarga Tn. Marsin tinggal disebuah bangunan rumah diatas

tanah seluas 8 x 10 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang tv
berukuran 4 x 3 m2. Ventilasi di rumah tersebut kurang baik karena tidak
adanya jendela pada setiap ruangan dan cahaya matahari tidak dapat masuk
lewat ventilasi tersebut. Di samping ruangan TV dan ruang tamu terdapat 1
buah kamar tidur 4 x 2 m2. Dibagian belakang terdapat 1 dapur dan 1 kamar
tidur anak Tn. Marsin tanpa jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan.
Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai tanah, dinding rumah
terbuat sebagian dari bilik dan sebagian lagi dari batu bata, kemudian atap
rumah terbuat dari asbes.
ath.

Keluarga Tn. Marsin sering menggunakan air sumur sebagai

sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta air kali untuk
keperluan mencuci baju dan buang air besar. Keluarga Tn. Marsin

53

menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari
keluarga Tn. Marsin memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air
minum. Keluarga Tn. Marsin mengaku selalu mencuci tangan setelah
melakukan aktivitas dan sebelum makan.
ati.
atj.Gambar 1.8. Denah Rumah Tn. Marsin
atk.
WC

atl.

atm.
atn.
ato.
atp.
atq.
atr.
c

Kama
r

Dapu
r
R. Tamu

Kamar
Tidur

Lingkungan
Pemukiman
ats.
Rumah Tn. Marsin terletak di pemukiman yang padat

penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat


pepohonan,di bagian kiri terdapat rumah tetangga dan di bagian kanan
terdapat tempat pembakaran sampah. Terdapat selokan untuk mengalirkan
limbah cair.
att.
d Pola Makan
atu. Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tempe dan tahu. Sehari-harinya
mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.
e

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


atv.

Keempat anak Tn. Marsin lahir di dukun beranak karena pada

waktu itu keluarga sudah terbiasa dilahirkan dengan dukun beranak. Setiap
kehamilan, Ny. Yani mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya
ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Yani rutin membawa anaknya untuk
dilakukan imunisasi di bidan.Ny. Yani mengaku anaknya diberikan ASI

54

eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya
diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini Ny. Yani
menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam keluarganya.
atw.
f

Kebiasaan Berobat
atx.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Marsin belum pernah

mengalami sakit yang serius. Adapun Tn. Marsin mengaku mempunyai


riwayat hipertensi. Menurut gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, dan demam. Menurut penuturan Tn.
Marsin, bila terdapat anggota keluarga yang sakit, mereka sering
memeriksakan ke Puskesmas dan meminum obat secara teratur.
aty.
g

Riwayat Penyakit
atz.
Tn. Marsin mempunyai riwayat hipertensi. Terkadang anak-

anak Tn. Marsin mengalami batuk, pilek dan demam.


aua.
h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
aub.

Tn. Marsin dan anak pertamanya, Tn. Sukron, memiliki

kebiasaan merokok, dalam satu hari mampu menghabiskan 1 bungkus rokok.


Keluarga Tn. Marsin mengaku mencuci tangan sebelum makan, jika tangan
tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun
batangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada.
auc.

Rumah keluarga Tn. Marsin berada di lingkungan perumahan

yang padat, dan dibelakang rumah tersebut terdapat pepohonan dan tempat
untuk mandi keluarga Tn. Marsin. Di lingkungan rumah terdapat saluran
untuk aliran limbah cair rumah tangga. Didalam rumah dan sekitar
lingkungan rumah Tn. Marsin memiliki tempat pembuangan sampah, Tn.
Marsin mengaku bahwa mereka membuang sampah di tanah kosong di
samping rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar setiap tiga hari
sekali.

55

aud.
aue.
aug. auh.

Faktor

aui.

Permasalahan

Internal

auj. auk.
1

Kebias

aul.Tn. Marsin merokok 1-2 bungkus/hari

aan Merokok

aum. aun.
2
aup.

Tabel 1.21. Faktor Internal Keluarga Tn. Marsin


auf.

Olah

auo.

raga
auq.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga.

Pola

aur.Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk

Makan

keluarganya.

Ia sering memasak

makanan

dengan menu seperti ikan, tempe, dan tahu.


Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.
aus. aut.Pola Pencarian
4

Pengobatan

auv. auw.
5

auu.

Puskesmas.

Menab

aux.

ung

Aktivit
as sehari-hari

Mereka tidak pernah menabung karena

pas untuk kebutuhan sehari-hari


ava.

auy. auz.

Apabila sakit, mereka membeli obat di

a. Bapak bekerja sebagai pengantar air galon,

bekerja setiap Senin-Jumat dari jam 7 pagi sampai jam


4 sore.
avb.
b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
avc.
c. Anak pertama sebagai buruh

pabrik

percetakan.

56

aug. auh.

Faktor

aui.

Permasalahan

Internal

avd.

d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak

bekerja tetapi sudah menikah dan kini tinggal dengan


suaminya.
ave.

e. Anak ketiga tidak bersekolah dan bekerja

menjahit kancing.
avf.

f. Anak keempat tidak bersekolah dan tidak

bekerja.
avg.

g. Anak kelima tidak bersekolah dan tidak

bekerja.
avj.
avh.

avi.Alat

kontrasepsi
avk.

avl.
N
avo.
1
avr.
2
avs.
avt.
avu.
avv.

avm.

avp.

avw.

Di keluarga Tn. Marsin, istri Tn. Marsin, Ny.

Yani, menggunakan kontrasepsi hormon yang di


suntik 3 bulan sekali.

Tabel 1.22. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Marsin


Kriteria

Luas
Bangunan

Ruangan
dalam rumah
avx.

avn.

avq.

Permasalahan

Luas rumah 8 x 10 m2

avy.
Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu
yang berukuran 4 x 3 m2. Dua kamar tidur
berukuran 4 x 2 m2. Di dalam kamarnya
terdapat kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn.
Marsin berukuran 4 x 2 m2tidak disertai
ventilasi udara. Terdapat kamar mandi dan
jamban.

57

avl.
N

avm.

Kriteria

avn.

avz.
3

awa.

Jamban

awb.
Keluarga Tn. Marsin memiliki jamban
di rumahnya

awc.
4

awd.

Ventilasi

awe.

awf. awg.
5

Pencahay
aan

c
d

awh.
6

awi.

MCK

awk.
7

awl.

Sumber
Air

awn.
8

awo.

Saluran
pembuangan
limbah

awq.
9

awr.

Tempat
pembuangan
sampah

awt. awu.
Lingkung
1
an sekitar rumah

aww.
a

Permasalahan

Tidak terdapat ventilasi udara.

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di


kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.
awj.
Terdapat MCK di rumah, MCK
berada di belakang rumah.

awm. Dalam
kesehariannya
Tn.
Marsin
menggunakan air sumur yang digunakan untuk
mandi dan memasak, air kali untuk mencuci baju
dan buang air besar. Serta membeli air galon isi
ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
awp.

Terdapat saluran pembuangan limbah.

aws. Keluarga Tn. Marsin tidak memiliki tempat


pembuangan sampah di dalam rumahnya, kemudian
mereka membuang sampahnya di tanah kosong
sebelah rumah.
awv. Di samping kiri dan depan rumah terdapat
rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter.
Lima meter dari rumah tersebut terdapat tanah
kosong yang kotor penuh tumpukan sampah. Rumah
tetangga berdekatan, berjarak 1 meter satu dengan
yang lainnya.

Masalah Medis dan Non Medis Pada Keluarga Binaan

Keluarga Tn. Muwasim

Masalah Medis
awx. Panyakit ISPA

58


1
2

Masalah Non Medis


Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
Perilaku Merokok
3 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
sehingga keluarga membuangnya ke lubang
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis
aktivitas dan sebelum makan

b.

Keluarga Tn. Marsin


Masalah Medis
awy. Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1 Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya

merokok
2 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
3 Ketidak tersediaan ventilasi
4 Perilaku Merokok
c Keluarga Tn. Agus
Masalah Medis
awz. Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
2 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
3 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4 Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Perilaku Merokok
axa. d. Keluarga Tn. Marsin
Masalah Medis
axb.Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1

Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya


merokok

axc.

2 Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah


3 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4 Kurangnya kebiasaan berolahraga
5 Perilaku Merokok
1.3. Penentuan Area Masalah

59

axd.

Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada

masing-masing keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perilaku merokok
Perilaku membuang sampah disekitar rumah
Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
Ketidaktersediaan jamban keluarga
Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis aktivitas dan

sebelum makan
9. Kurangnya kebiasaan berolahraga
10. Ketidaktersediaan lahan yang luas sehingga jarak antara rumah tinggal dan
kandang hewan jaraknya berdekatan
11. Penyakit ISPA pada keluarga binaan
axe.
1.3.1. Rumusan Area Masalah
axf.
1.3.1.1.
Metode Delphi
axg.
axh.Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang
dibuat oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses
penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaIannya. (Harold, et all, 1975 : 40-55).
axi.

60

axj.

axk.

Gambar 1.9 Proses Metode Delphi

axl.
axm.
axn.
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka
Sari, Desa Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan
serta menetapkan area masalah yaitu Perilaku Merokok Di Keluarga
Binaan Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

61

Metode Delphi dalam penelitian ini digunakan sebagai penentu area


masalah.
axo.
1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas
axp.

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, diputuskan untuk

mengangkat permasalahan Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT 003 /


RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Periode 29 Februari 4April 2016.
axq.
1.3.3. Alasan Pemilihan Area Masalah
axr.Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah
yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai datadata penderita 5 penyakit terbesar yang ada di wilayah PuskesmasTegal
Angus.
axs.

axt.
G
a
m
b
a
r
1.
1
0.
L
i
ma Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus th 2014
axu.
axv.

Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan

laporan kader desa setempat. Setelah mengamati, mewawancarai, dan


melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung
Sukasari, Desa Pangkalan terdapat berbagai area permasalahan pada
keluarga binaan tersebut, yaitu:

62

1. Kebiasaan merokok di dalam maupun diluar rumah.


2. Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
4. Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan.
axw.
axx.

Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya

diidentifikasi langsung pada 4 keluarga binaan di Kampung Sukasari, Desa


Pangkalan. Masalah ini diangkat dengan pertimbangan dan alasan beberapa
anggota keluarga binaan sering mengalami penyakit ISPA sesuai dengan
perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan data data diPuskesmasTegal Angus
tahun 2014.
axy.

63

axz.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
aya.
2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas
ayb. Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan
cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai
dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan
suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam
melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa
yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam
melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu
kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen
kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan gizi).
ayc.
ayd.
aye.

2.2

Konsep Perilaku

2.2.1. Pengertian Perilaku


ayf.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
ayg.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap


stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.
ayh.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

64

1. Perilaku tertutup (convert behavior)


ayi.
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
ayj.
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
ayk.
ayl.2.2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
aym.

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu

respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan


dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
ayn. Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).
ayo.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
ayp. Adalah apabila seseorang merespon lingkungan,

baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.


ayq.
ayr.
ays.

2.2.3. Domain Perilaku


ayt.

Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1967, teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang

65

berhubungan dengan perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun
1967, TRA mengalami perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk
mengerti/ memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya
dari hubungan ini yang menemukan secara relative korespondensi yang rendah
diantara

sikap-sikap

dan

perilaku,

serta

beberapa

teori

yang

bertujuan

menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang mendasari perilaku (Fishbein,


1993; Abelson, 1972; Wicker, 1969).
ayu.

Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab

musabab yang menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan


keyakinan norma untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku,
melalui sikap dan norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan
sebab musabab diantara komponen yang ditentukan dengan jelas (Ajzen dan
Fishbein, 1980). Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik skala.
ayv.

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan

untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :


1. Pengetahuan (knowlegde)
ayw. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
ayx.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

a) Faktor Internal
ayy. Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,
minat dan kondisi fisik.
ayz.

66

b) Faktor Eksternal
aza. Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
atausarana.
c) Faktor pendekatan belajar
azb. Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya
strategi dan metode dalam pembelajaran.
azc.
azd.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Know)
aze.
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
azf.Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi
azg.

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya


4) Analisis
azh.
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
azi.Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
azj.Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
azk.

67

2. Sikap (attitude)
azl.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
azm.
azn.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)
azo.
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
azp.
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
azq.
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
azr.Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
azs.
3. Praktik atau tindakan (practice)
azt.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini
mempunyai beberapa tingkatan :
azu.

68

a. Persepsi (perception)
azv.
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
azw.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat
kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
azx.
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
azy.
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
azz.
baa.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa


jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.
bab.

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo

(2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam


diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (awareness)
bac.
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik (interest)
bad.
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluasi (evaluation)
bae.

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
baf.
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

69

5. Menerima (Adoption)
bag.
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
bah.
bai.

2.2.4. Asumsi Determinan Perilaku

baj.

Menurut Spranger, membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam

nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya
yang dominan pada diri orang tersebut.Secara rinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.
bak.

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman,


keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya.
bal.Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari
tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,
yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1. Faktor-faktor perdisposisi (predisposing factors): pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. Ikhwal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Untuk perilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
disamping itu kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat
juga dapat mendorong atau menghambat ibu tersebut untuk periksa kehamilan.
Misalnya orang hamil tidak boleh di suntik (periksa hamil termasuk suntik anti
tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut
faktor pemudah.

70

2. Faktor-faktor pemungkin

(enabling factors):Faktor-faktor ini mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,


misalnya: air bersih, temapat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk
berprilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya: perilaku pemeriksaaan kehamilan. ibu hamil yang mau periksa hamil
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat perikksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit.
fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor
pemungkin.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors): Faktor-faktor ini meliputi sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku
contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebihlebih pada petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku periksa hamil,
serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan
atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil.
bam.
ban.

71

2.3 Teori Perilaku Merokok


bao.

2.3.1 Definisi Merokok dan Kandungan Rokok


bap.

Menurut Sitepoe tahun 2000, merokok merupakan aktivitas

membakar tembakau kemudian menghisap asapnya dengan menggunakan rokok atau


pipa. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan
asap yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang
mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Sumarno (2007) menjelaskan 2
cara merokok yang umum dilakukan yaitu;
1.

menghisap dan menelan asap rokok kedalam paru paru dan dihembuskan;

2.

hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung.
baq.

Adapun definisi yang dikemukakan oleh Amstrong (2007) adalah

menghisap asap tembakau ke dalam tubuh lalu menghembuskannya keluar.


bar.

Kesimpulan dari perilaku merokok dengan merujuk pada definitas di

atas adalah aktivitas membakar tembakau dan menghisap atau menghirup asap rokok
dengan pipa atau langsung dari rokoknya (mainstream smoke), dan kemudian
menghembuskan kembali asap tersebut ke udara (sidestream smoke).
bas.

Racun pada rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen

dan setidaknya 2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa


elemen yang beracun, seperti:
1.

Nikotin
bat.
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paruparu dan
kecepatan absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara
intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian
otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,
2003 dalam Sukendro, 2007).

72

2.

Tar
bau.

Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap

rokok, tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau,
cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah
3.

RI, 2003 dalam Sukendro, 2007)


Karbon monoksida (CO)
bav. Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang
tidak berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%.
Karbon monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan
hemoglobin (Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)
dengan hemoglobin (Hb). membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
(Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).
baw.

bax.

2.3.2 Tahapan menjadi Perokok


bay.

Merokok tidak terjadi dalam sekali waktu karena ada proses yang

dilalui, antara lain : periode eksperimen awal (mencoba-coba), tekanan teman sebaya
dan akhirnya mengembangkan sikap mengenai seperti apa seorang perokok
(Taylor,2009). Ada 4 tahapan yang merupakan proses menjadi perokok (Ogden,
2000) antara lain :
1. Tahap I dan II: Initation dan Maintenance
baz. Initation merupakan tahap awal atau pertama kali individu merokok
atau tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang meneruskan
atau tidak perilaku merokonya. Sedangkan maintenance merupakan tahap
dimana individu kembali merokok. Factor kognitif berperan besar ketika
individu mulai merokok, antara lain menghubungkan perilaku merokok
dengan kesenangan, kebahagiaan, keberanian, kesetiakawanan, dan

73

percaya diri. Faktor lainnya adalah memiliki orang tua perokok, tekanan
teman sebaya untuk merokok, menjadi pemimpin dalam kegiatan social.
2. Tahap III : Cessation
bba. Merupakan proses dimana perokok akhirnya berhenti merokok. Tahap
cessation terbagi menjadi 4, yaitu: precontemplation (belum ada keinginan
untuk berhenti merokok), contemplation (ada pemikiran untuk berhenti
merokok), action (ada usaha untuk berubah), maintenance (tidak merokok
selama beberapa waktu). Tahapan tersebut bersifat dinamis karena
seseorang yang berada di tahap contemplation dapat menjadi tahap
precontemplation.
3. Tahap IV : Relapse
bbb. Individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan
bahwa ia tidak akan kembali menjadi perokok. Marlatt dan Gordon (dalam
Ogden, 2000) membedakan antara lapse dan relapse. Lapse adalah
kembali merokok dalam jumlah kecil dan relapse adalah kembali merokok
dalam jumlah besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi yaitu highrisk situation coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
bbc. Saat dihadapkan dengan high risk situation maka individu akan
melakukan strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk
perilaku misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti
sedangkan bentuk kognitif adalah mengingat alasan untuk berhenti
merokok. Positive outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi
kecemasan) dan negative outcome expectancies (merokok membuatnya
sakit) dipengaruhi pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika
individu memiliki strategi coping dan negative outcome expectancies seta
self efficacy yang rendah maka individu akanmengalami lapse.
bbd.
bbe.

74

bbf.

2.3.3 Kategori Perokok


bbg.

Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah

konsumsi rokok harian, yaitu


(a)

Perokok ringan (1-10 batang/hari)

(b)

Perokok sedang (11-20batang/hari)

(c)

Perokok berat (>20 batang/hari)


bbh. Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil
memiliki kecenderungan berhenti merokok lebih besar. Taylor (2009)
menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi
rokok kurang dari 5 batang/hari, sehingga memiliki kemungkinan yang kecil
untuk kecanduan nikotin. Istilah lainnya adalah social smoker yaitu individu
yang merokok hanya pada situasi social. Situasi social itu merupakan syarat
atau pemicu untuk merokok.
bbi.
bbj. 2.3.4 Tipe-Tipe Perilaku Merokok
bbk.

Silvan Tomkins (dalam sarafino, 2002) menyebutkan 4 tipe

perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, yaitu:


a) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect
smoking). Tujuannya untuk mendapatkan/ meningkatkan perasaan positif,
misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman dan membentuk image yang
diinginkan. Dalam hal ini dibagi dalam 3 sub tipe:
Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok.

75

b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative (negative


affect smoking). Tujuannya untuk mengurangi perasaan yang kuran
menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.
c) Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking). Individu yang sudah
ketergantungan nikotin cenderung menambah dosis rokok yang akan
digunakan berikutnya karena efek rokok yang dikonsumsi sebelumnya
mulai berkurang sesaat setelah rokok habis dihisap sehingga individu
mempersiapkan hisapan rokok berikutnya. Umumnya, individu dengan
tipe perilaku merokok yang adiktif merasa gelisah bila tidak memiliki
persediaan rokok.
d) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).
Dalam hal ini, tujuan merokok bukan untuk mengendalikan perasaannya
secara langsung melainkan karena sudah terbiasa
bbl.

2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab atau Pendorong Perilaku Merokok

bbm.

Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok

merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok


disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka
mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orangtua yang merokok dan
teman sebaya yang merokok). Menurut Mutadin (dalam Aula, 2010)
mengemukakan alasan seseorang merokok, diantaranya:
a. Pengaruh Orangtua
bbn.

Menurut Baer dan Corado, individu perokok adalah individu yang

berasal dari keluarga tidak bahagia, dimana orangtua tidak memperhatikan


anak-anaknya dibandingkan dengan individu yang berasal dari lingkunag
rumah tangga yang bahagia. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
individu yang tinggal dengan satu orangtua (Single Parent). Individu
berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok dibandingkan ayah
mereka yang merokok. Hal ini terlihat pada wanita.
bbo.

76

b. Pengaruh Teman
bbp.

Berbagai faktor mengungkapkan semakin banyak individu

merokok maka semakin banyak teman-teman individu yang merokok,


begitu pula sebaliknya.
c. Faktor Kepribadian
bbq.

Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.


d. Pengaruh Iklan
bbr.

Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour


membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada
di iklan tersebut.
bbs.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (dalam Nasution, 2007)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu:


- Faktor Biologis
bbt.

Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok

merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada


ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang
mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.
- Faktor Psikologis
bbu.

Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,

menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa


persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan beribawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku
merokok sulit dihindari.
- Faktor Lingkungan Sosial
bbv.

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan

perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok dengan


memperhatikan lingkungan sosialnya.
bbw.

77

- Faktor Demografis
bbx.

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok

pada usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis
kelamin zaman sekarang sudah merokok.
- Faktor Sosial Kultural
bby.

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi

pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu (Smet,


1994).
- Faktor Sosial Politik
bbz. Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah
politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok
dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang
bertambah besar bagi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia
(Smet, 1994).
bca.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok yaitu faktor


dari dalam diri individu dan juga dari lingkungan.
bcb. 2.3.6 Dampak dari perilaku merokok
bcc.

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2,

yaitu:
1. Dampak positif
bcd. Merokok menimbulkan dampak yang sangat sedikit bagi kesehatan.
Graham (dalam Ogden, 2000), menyatakan bahwa perokok menyebutkan
dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu
individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.
2. Dampak negatif
bce. Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang berpengaruh
bagi kesehatan. Merokok bukanlah suatu penyakit, namun dapat memicu
berbagai jenis penyakit. Sehingga boleh dikatakan merokok tidaklah

78

menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku


merokok yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang
bisa ditimbulkan oleh rokok antara lain penyakit tekanan darah,
memperpendek umur, penurunan vertilitas dan nafsu sexual, sakit maag,
gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni,
penglihatan kabur, kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi
udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan
tenggorokan).
bcf.

Menurut Hahn & Payne, 2003, dampak positif merokok yaitu


menimbulkan perasaan bahagia karena kandungan nikotin pada tembakau
menstimulasi adrenocorticotropichormone yang terdapat pada area spesifik
di otak. Rose (Marks, Murray, et al, 2004) menyatakan bahwa nikotin yang
dikonsumsi dalam jumlah kecil memiliki efek psikologis, antara lain:
menenangkan, mengurangi berat badan, mengurangi perasaan mudah
tersinggung, meningkatkan kesiagaan dan memperbaiki fungsi kognitif.
Hahn & Payne (2003) mengatakan bahwa perokok aktif biasanya lebih
mudah sakit, menjalani proses pemulihan kesehatan yang lebih lama dan
usia hidup yang lebih singkat. Merokok tidak menyebabkan kematian tapi
mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian,
antara lain : penyakit kardiovaskular, kanker, saluran pernapasan, gangguan
kehamilan, penurunan kesuburan, gangguan pencernaan,, peningkatan
tekanan darah, peningkatan prevalensi gondok dan gangguan penglihatan
(Sitepoe, 2000).

bcg. Secara

signifikan,

perokok

memiliki

kecenderungan

lebih

besar

mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan meningkatkan resiko disfungsi


ereksi sebesar 50% (Taylor, 2000). Merokok tidak hanya berbahaya bagi
perokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok dan lingkungan
(Fyold,

Mimms

&

Yelding,

2003).

Passive

smokers

memiliki

kecendurungan yang lebih besar mengalami gangguan jantung karena


menghirup tar dan nikotin 2 kali lebih banyak, karbonmonoksida 5 kali

79

lebih banyak dan ammonia 50 kali lebih banyak (Donatelle & Davis, 1999).
Polusi lingkungan yang menyebabkan kematian terbesar adalah karena asap
rokok dan dikategorikan sebagai penyebab paling dominan dalam polusi
ruangan tertutup karena memberikan polutan berupa gas dan logam-logam
berat (Donatelle & Davis, 1999).
bch.
2.3.7

Aspek-aspek perilaku merokok


bci.

Menurut Kumalasari (dalam Triyono,2004) ada empat predictor

dalam mengukur perilaku merokok seseorang, yaitu :


a) Aktivitas merokok adalah seberapa sering individu melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan perilaku merokoknya (menghisap
asap rokok, merasakan dan menikmatinya).
b) Tempat merokok adalah dimana individu melakukan aktivitas
merokoknya (rumah, sekolah, jalan, dan lain-lain).
c) Waktu merokok adalah kapan (pada momen-momen apa saja)
individu melakukan aktivitas merokoknya.
d) Fungsi merokok, yaitu seberapa penting aktivitas merokok bagi diri si
perokok dalam kehidupannya sehari-hari dan makna merokok itu
sendiri bagi individu yang bersangkutan.
bcj.
bck.
bcl.2.4 Kerangka Teori
bcm.

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori

perilaku Lawrence Green, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi


oleh 3 faktor, yaitu:
bcn.

80

bco.

Gambar 2.1. Kerangka Teori Perilaku Lawrence Green


bcp.

Pengetahua
Pengetahua
n,
n,
Sikap,
Sikap,
Faktor
Faktor
Predisposisi
Predisposisi

Kepercayaa
Kepercayaa
n,
n,
Keyakinan,
Keyakinan,
Nilai-nilai
Nilai-nilai

Perilaku
kesehatan
Perilaku kesehatan

Faktor
Faktor
Pendu
Pendu
kung
kung

Lingkungan,
Lingkungan,
Sarana dan
dan
Sarana
prasarana
prasarana

Faktor
Pendorong
Faktor Pendorong

bcq.

Perilaku
Perilaku
petugas
petugas
kesehatan
kesehatan

Sumber : (Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2003)

bcr.
2.4

Kerangka Konsep
bcs.

Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep

yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di di
Kampung Suka Sari Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang. Kerangka konsep ini
terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.

81

bct.
bcu.

82

bcv.

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perilaku Merokok Di Keluarga

Binaan Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan
bcw.
bcx.

Sikap
bcy.

Keyakinan

bcz.
bda.

Nilai-nilai

bdb.

PERILAKU
MEROKOK PADA
MASYARAKAT DESA
PANGKALAN

bdc.
Lingkungan
bdd.
Sarana dan
Prasarana

Perilaku Petugas
Kesehatan

bde.
bdf.
bdg.
bdh.

bdi.
bdj.
bdk.
bdl.

2.5Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengukuran atau pengamanan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur)


(Notoatmodjo, 2003). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
bdm.
bdn.
Tabel 2.1 Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi
Komunitas Area Masalah Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan di RT 003

83

RW 04Kampung Sukasari Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten


Tangerang Provinsi Banten
bdo.
bdp.

bdq.

bdr.

VARIAB

DE
FINISI

bds.

bdt.

ALAT

CARA

UK

UKU

UR

EL

bdu.

bdv.

HASIL

SKA

E
N
G
U
K
U
R
A

bdw.

bdz.

Perilaku

bdx.
bdy.

bea.

akti

vitas

N
bei.O

bec.

bed.

bee.

Kuesio

Wawan

Skor tiap

ner

cara

pilihan

di

Mero

seseorang

kok

berupa

: A =

menghisap

2, B =

al

rokok

1, C =

secara rutin
minimal
satu batang
sehari,
Lamanya
seseorang
merokok,Je

bej.

0
Merokok
bef. (Skor
3)
Tidak
Merokok
beg.
(Skor <3)
beh.

84

nis rokok,
Lokasi
Merokok,
Alasan
seseorang
memulai
merokok
beb.
bek.
2

(W

bel.Penge

HO, 2000)
bem.
Seg

tahua

ala sesuatu

yang

respo

beo.

bep.

beq.

Kuesio

Wawan

Tiap

ner

cara

bet.O
r

jawab

di

responden

an

nden

ketahui

benar,

al

tentan

mengenai

skor :

merokok,

merok

baikmenget

2
Baik (Skor 8-

ok

ahuikandun
gan
berbahaya
dalam

10)
Buruk
ber. (Skor
<8)
bes.

rokok,
penyakit
akibat
rokok,
perbedaan
perokok
aktif dan
pasif, dan
dampak

85

merokok
bagi orang
sekitar.
beu.

bev.

Sikap

ben.
bew.

Ide

yang mucul

respo

dan

nden

mempengaru

terhad
ap
merok
ok

bex.

bey.

bez.

bfe.

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

hi emosional

:
bfa.

untuk

Sgt

melakukann

al

setuju

kecenderung

=1
bfb.

an merokok

Setuju=2
bfc.
Tidak
Setuju
=3
bfd.
Sgt

Tdk
setuju

Baik

=4
(Skor

10)
Buruk (Skor
bff.

bfg.

Keyakina

bfh.

Peni

bfi. Ku

bfj. Wa

>10)
bfk.

bfp.

laian yang

esi

wan

Skor tiap

Ordi

diyakini

on

cara

pilihan

Respo

oleh

er

nden

individu

terhad

bahwa

:
bfl. Sgt

al

setuju
=1

86

ap

merokok

bfm.

rokok

dapat

Setuju=2
bfn.

menghilang

Tidak

kan stress,

Setuju

memberika

=3
bfo.

n kesan
jantan,

Sgt

meningkatk

setuju

an

=4
Baik (Skor

kenyamana
n, dan

15)
Buruk

percaya
bfq.
5

Tdk

(Skor

<15)
bfv.

diri.
bfs.Segala

bft. Ku

nilai

sesuatu

esi

Wawan

Skor tiap

Ordi

respo

yang

on

cara

pilihan

nden

dihargai

er

yang

masyarakat

memp

karena

engar

mempunyai

uhi

daya guna

perila

fungsional

ku

yang

Setuju=2
bfy.

merok

mempengar

Tidak

ok

uhi perilaku

bfr. Nilai-

merokok

bfu.

bga.

:
bfw.

al

Sgt
setuju
=1
bfx.

Setuju
=3
bfz.
Sgt

Tdk
setuju

Baik

=4
(Skor

87

>10)
Buruk (Skor
bgb.

bgc.

Lingkung

bgd.

Kea

daan sekitar

10)
bgg.

bge.

bgf.

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

n
al

an

individu

yang

yang

: A =

memp

berpengaru

2, B =

engar

h terhadap

1, C =

uhi

perilaku

perila

merokok

0
Mempengaru

bgi.

bgj.
bgk.
bgl.

hi (Skor

ku

bgm.

6)
Tidak

merok
ok

Mempengar

bgn.

uhi (Skor

bgo.

<6)
bgh.

bgp.
bgq.
;

bgr.

bgs.

bgt.

Seg

bgu.

bgv.

bgw.

Sarana

ala sesuatu

Skor tiap

dan

yang dapat

pilihan

Prasar

dipakai

: A =

ana

sebagai alat

1, B =

yang

serta

memp

penunjangn

engar

ya yang

uhi

memudahka

perila

n perilaku

ku

merokok

bgy.

0
Mendukung
(Skor 2)
Tidak
Mendukung
(Skor <2)
bgx.

88

merok
bgz.

ok
bha.

Perilaku

bhb.

Hal

yang

bhc.

bhd.

bhe.

bhh.

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

n
al

petug

dilakukan

as

petugas

: A =

keseh

kesehatan

2,

atan

terhadap

=1 , C

lingkungan
sekitar
dalam hal
merokok
seperti
penyuluhan
dan

=0
Positif (skor
: 4)
Negatif
(skor<4)
bhf.
bhg.

menegur
merokok
ditempat
umum.
bhi.
bhj.

89

bhk.
bhl.

BAB III
METODE

bhm.
bhn.

3.1. Penentuan Instrumen Pengumpulan Data


bho. Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan presurvey dengan

teknik wawancara, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga binaan


mengenai seputar masalah kesehatan yang kemudian kami kumpulkan data dan
kami angkat sebagai area masalah bersama. Selanjutnya kami lakukan survey
dengan tekhnik wawancara, dengan kuesioner sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data. Selain itu, dilakukan juga observasi langsung ke lapangan
untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah satu keluarga
binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
bhp.
3.2.
Pengumpulan Data
bhq. Pengumpulan data dilakukan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan selama 3 hari,
pada tanggal

14 - 16 Maret 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara terpimpin. Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan masak masak sebelumnya.
Sehingga interview hanya membacakan pertanyaan pertanyaan tersebut kepada
interviewer. Pertanyaan pertanyaan di dalam kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa sehingga mencakup variabel - variabel yang berkaitan dengan
hipotesisnya. Keuntungan dari wawancara terpimpin ini antara lain:
Pengumpulan dan pengolahannya dapat berjalan dengan cermat/teliti.
Hasilnya dapat disajikan kualitatif maupun kuantitatif.
Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang, karena adanya
pertanyaan -pertanyaan yang uniform.

90

bhr. Sedangkan kelemahan wawancara jenis ini antara lain pelaksanaan


wawancara kaku, interview selalu dibayangi pertanyaan-pertanyaan yang sudah
tersusun. Disamping itu interview menjadi terlalu formal, sehingga hubungannya
dengan responden kurang fleksibel.
bhs.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagaiberikut :
a. Kriteria inklusi
bht.
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
yaitu :
1.
2.
3.
4.

Bersedia untuk menjadi informan


Merupakan anggota keluarga binaan
Usia di atas 17 tahun
Sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria Ekslusi
bhu.
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Tidak bersedia menjadi informan


Berusia di atas 75 tahun dan kurang dari 12 tahun.
Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
Memiliki gangguan mental
bhv.

91

bhw.

Adapun kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai

berikut:
bhx. Tabel 3.1. Pengumpulan Data
bhy.
bhz.

bia. Tanggal

bib. Kegiatan

N
bic. bid. Senin, 14 Maret

Perkenalan dengan ketiga keluarga binaan.

Sambung rasa dengan masing masing

2016

anggota keluarga binaan.

Pengumpulan data dari Puskesmas.

Pengumpulan data dasar dari masingmasing keluarga binaan dilanjutkan dengan


penentuan area masalah dan dokumentasi

bie. bif.
2

Selasa, 15 Maret

2016

big.
bih. bii. Rabu,
3

pengumpul data
16

Maret

2016

Pembagian kuesioner kekeluarga binaan

Pengolahan data kuesioner dan pembuatan

bij.

laporan

3.3.

rumah keluarga binaan


Penentuan dan pembuatan instrumen

Menetapkan rencana intervensi

Pengolahan dan Analisa Data


bik. Untuk pengolahan data tentang Perilaku Merokok Pada Keluarga
Binaan di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data
menggunakan Microsoft Word. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat
adalah dengan menggunakan analisa univariat.

92

bil. Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali


setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas
kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistik, tabel, grafik. Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel
yang diukur adalah :
Perilaku merokok pada responden
Pengetahuan responden tentang rokok dan dampak rokok terhadap diri

sendiri dan orang lain


Sikap reponden terhadap perilaku merokok
Lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja yang mendorong

responden merokok
Perilaku petugas kesehatan yang berperan dalam pembentukan
perilaku merokok

bim.
bin.
bio.
bip.
biq.
bir.
bis.
bit.
biu.
biv.
biw.
bix.
biy.
biz.
bja.

bjb.

93

bjc.BAB IV
bjd.
bje.
1

HASIL

Analisis Univariant

4.1.1. Karakteristik Responden


bjf.

Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel dan diagram yang

diambil dari data karakteristik responden yang terdiri dari 14 orang dalam lima
keluarga binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan
Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten
yakni: Keluarga Tn. Jayadi, Tn. Muwasim,Tn. Agus dan Tn. Marsin.
bjg.

bjh.

Usia

bji. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di RT 003/RW
04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret 2016
bjj.

bjk.

USIA

RESPONDEN

bjm.

bjn.

16

1
bjp.

bjq.

tahun
17

2
bjs.
3
bjv.
4

bjl.JUMLAH

30 tahun
bjt. 31 50 tahun
bjw.

>50

bjo.

bjr. 7
bju.

bjx.

tahun

bjy.
bjz.
bka.

Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada

responden di keluarga binaan didapatkan jumlah responden terbanyak adalah


yang berusia 17 30 th (7 orang)
bkb.

bkc.

94

bkd.

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di


Keluarga Binaan, RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Maret 2016.

bke.

TINGKAT PENDIDIKAN
TIDAK SEKOLAH
14% 7%

SD
SMP

14%

SMA
64%

bkf.

Berdasarkan dari diagram 4.1 terlihat tingkat pendidikan terbanyak

responden di keluarga binaan adalah Sekolah Dasar (65%).


bkg.
bkh.
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Keluarga
Binaan, di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret
2016.

PEKERJAAN
BURUH
IRT
29%

29%

14%

14%
7% 7%

SUPIR
PELAJAR
PENGANGGURAN
LAIN-LAIN

bki.

95

bkj.

bkk.

Dari diagram 4.2 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga

binaan adalah Buruh (29%)


bkl.
bkm.
4.1.2. Variabel
bkn.Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel variabel
dalam kuesioner yang dijawab 14 responden pada bulan Maret 2016.
bko.
bkp.

Tabel 4.2. Distribusi Responden mengenai perilaku merokokpada

keluarga binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,


Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bkq.
bkr.

Perilaku

Merokok
bku.
Merokok
bkv.
Tidak

bks.

Jumla

h Responden
bkw.
7
bkx.
7

bkt.

Persentase

bky.
bkz.

(%)
50%
50%

Merokok
bla.Total

blb.

14

blc.100%

bld.
ble.Berdasarkan tabel 4.2 Didapatkan responden terbanyak mengenai perilaku
merokokpada keluarga binaan buruk (50%).
blf.
blg.

Tabel 4.3. Distribusi Responden mengenai pengetahuan tentang

merokok dan dampak akibat merokok pada keluarga binaan di RT 003/RW


04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret
2016.
blh.
bli. Pengetahuan

blj.Jumlah

blk.

Persentase

96

Responden
bll. Baik
blm.
Buruk

Responden
bln.
1
blo.
13

blr. Total

bls.14

blp.
blq.

(%)
7,1%
92,9%

blt. 100%

blu.
blv.Berdasarkan tabel 4.3. Didapatkan responden terbesar memiliki pengetahuan
buruk tentang rokok dan dampaknya bagi diri sendiri dan orang lain (92,9%).
blw.

blx.

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden tentang sikap terhadap

perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,


Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bly.

Sikap

Responden
bmb.
Baik
bmc.
Buruk

bmh.

Total

blz.

Jumla

h Responden
bmd.
6
bme.
8

bmi.

14

bma.

Persentase
(%)

bmf.
42,8%
bmg.

57,2%

bmj.

100%

bmk.
bml.

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan responden terbesar memiliki sikap

yang buruk terhadap perilaku merokok (57,2%).


bmm.

bmn. Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden tentang keyakinan tentang perilaku
merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal
Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret
2016.
bmo.

Keyakina
n Responden

bmp.

Jumla

h Responden

bmq.

Persentase
(%)

97

bmr.
bms.

Baik
Buruk

bmt.
bmu.

4
10

bmv.
bmw.

28,6%
71,4%

bmx.

Total

bmy.

14

bmz.

100%

bna.
bnb.

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan responden terbesar memiliki

keyakinan yang buruk tentang perilaku merokok (71,4%).


bnc.
bnd.
bne.
bnf.
bng.
bnh.

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi responden tentang persepsi nilai-nilai yang

ada di masyarakat tentang perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
bni.
bnj.
bnk.

Nilai-nilai

bnl.

Jumla

bnm.

Persentase

Responden
bnn.
Baik
bno.
Buruk

h Responden
bnp.
5
bnq.
9

bnr.
bns.

(%)
35,7%
64,3%

bnt.

bnu.

bnv.

100%

Total

14

bnw.
bnx.

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan responden terbesar memiliki

persepsi nilai-nilai yang buruk tentang perilaku merokok (64,3%).


bny.
bnz.

Tabel 4.7. Distribusi frekuensi responden tentang faktor lingkungan

mempengaruhi perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa

98

Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,


Provinsi Banten, Maret 2016.
boa.
bob.

Lingkunga

n Responden
boe.
Mempengar
boh.

uhi
Tidak

Mempengaruhi
bok.
Total
bon.
boo.

boc.

Jumlah

bod.

Persentase

Responden
bof.
8

bog.

%
57,2%

boi.

boj.

42,8%

bol.

14

bom.

100 %

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa faktor lingkungan responden

mempengaruhi perilaku merokok (57,2%).


bop.
boq.

99

bor.

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi responden tentang sarana dan

prasarana yang mendukung perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung


Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
bos.
bot.

Sarana

dan Prasarana
bow.
Mendukun
g
box.

bou.

Jumlah

bov.

Responden
boy.
13
boz.

bpa.
bpb.

Persentase
(%)
92,9%
7,1%

Tidak

Mendukung
bpc.
bpf.

Total
bpd.
14
bpe.
100%
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwasarana dan prasarana

mendukung perilaku merokok menurut seluruh responden (92,9%).


bpg.
bph.
Tabel 4.9. Distribusi frekuensi responden tentang perilaku petugas
kesehatan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten, Maret 2016.
bpi.

Perilaku
Petugas

bpj.

Jumlah
Responden

Kesehatan
bpl.
Positif

bpn.

bpm.

bpo.

14

bpr.
bpu.

Negatif

bpk.

Persentase
(%)

bpp.
bpq.

0%
100%

Total
bps.
14
bpt.
100%
Berdasarkan Tabel 4.9. didapatkan bahwa seluruh perilaku petugas

kesehatan negatif menurut seluruh responden (100%).


bpv.
bpw.

100

bpx.

Tabel 4.10. Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Perilaku

Merokok pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016
bpy.
bqc.

bpz.

bqa.

No

Variabel

bqe. bqf. Perilaku Merokok


1

bqb.

Hasil Ukur

bqg.

Meroko

k
bqh.

Tidak

Ju

mlah
(orang)
bqi. 7
bqj. 7

bqd. Persentase
bqk.
%
bql.

Merokok
bqm.bqo.Pengetahuan
2

Responden

bqp.
bqq.

Baik
Buruk

54
46
%

bqr. 1

bqt.

bqs. 13

7,7
%

bqu.

bqn.

92,
3%

bqv. bqw.

Sikap Responden

bqx.
bqy.

Baik
Buruk

bqz.6

brb.

bra. 8

46
%

brc.
brd. bre. Keyakinan
4

Responden

brl. brm.
5

Nilai-nilai

responden

brt. bru. Lingkungan


6

Responden

brf.Baik
brg.

brh. 4
Buruk

bri. 10

brn.
bro.

Baik
Buruk

brp. 5

brv.

Mempe

brx. 8

ngaruhi
brw.
Tidak

brq. 9

%
brj. 46%
brk.
54
%
brr. 38,5%
brs.61,5%
brz.

bry. 6

Prasarana

bsd.

Menduk

ung
bse.

Tidak

54
%

bsa.

mempengaruhi
bsb. bsc. Sarana dan

54

46
%

bsf. 13
bsg. 1

bsh.

100

%
bsi.0%

101

bqc.

bpz.

bqa.

No

Variabel

bqb.

Hasil Ukur

Ju

mlah

bqd. Persentase

(orang)
mendukung

bsj. bsk. Perilaku Petugas


8

Kesehatan

bsl. Positif

bsn. 0

bsp. 0%

bsm.

bso. 14

bsq. 100%

Negatif

bsr.
bss.

102

4.2.

Rencana Intervensi Pemecahan Masalah


bst.

Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan

rencana intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan


pembuatan diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai
dengan akar akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi
pemecahan masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram
fishbone dapat dilihat sebagai berikut:
bsu.

Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah

yang ditemukan dapat dilihat melalui tabel 4.11, kemudian setelah ditemukan akar
penyebab masalah dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah dan rencana
intervensi

103

bsv.

bsw.

Tabel 4.11 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana

Intervensi Pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari,


Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016
bsx. bsy.
N

Akar

Penyebab

bsz.
bta.

Alternatif
Pemecahan

Masalah

Masalah

btb.

Rencana

Intervensi
Memberikan penyuluhan

btc.
1

btd.

Persepsi

yang salah

tentang pentingnya
bte.Mengubah persepsi
responden tentang

tentang

pendidikan

pendidikan

pendidikan
Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
menjalani program wajib
belajar 12 tahun
Memberikan penyuluhan
tentang rokok,

btf.

Informasi bth. Memberikan


informasi tentang rokok,
dari orang

sekitar yang

dampaknya bagi kesehatan

orang lain, dan tips untuk

mempengaruhi

diri sendiri dan orang lain,

berhenti merokok

responden

dan tips untuk berhenti

btg.

merokok

dampaknya bagi
kesehatan diri sendiri dan

Memberikan vitamin C
kepada perokok sebagai
upaya untuk berhenti

bti.
3

btj. Pengalaman

btk.

Memberikan

merokok
Memberikan penyuluhan

responden

penjelasan dan arahan

tentang rokok,

tentang hal yang

bahwa rokok memiliki

dampaknya bagi

diyakini

dampak negatif bagi

kesehatan diri sendiri dan

mengenai rokok

kesehatan lebih besar

orang lain

dibandingkan dampak

bsx. bsy.
N

Akar

bsz.
bta.

Penyebab

Alternatif
Pemecahan

Masalah

Masalah

btb.

Rencana

Intervensi

positif menurut pengalaman


responden
btl.
4

btm.

Tingkat

pendidikan yang
rendah

btn.

Meningkatkan

pendidikan responden

Memberikan penyuluhan
yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan
Memberikan penyuluhan

btp.

Kurangn

bto.

ya pengetahuan

tentang dampak
rokok bagi
kesehatan

btq.

Memberikan

pengetahuan tentang
dampak rokok bagi
kesehatan

tentang dampaknya bagi


kesehatan diri sendiri dan
orang lain
Memberikan pamflet
tentang dampak merokok
bagi kesehatan
Mengikutsertakan orang

bts.Orang tua
btr.

mencontohkan

btt.

Mengurangi orang

perilaku

tua yang merokok di dalam

penyuluhan tentang

merokok

rumah

rokok dan dampaknya

didalam rumah

bagi kesehatan
Memberikan saran
btx.

btv.Keuntungan dari
btu.

penjualan rokok

dinilai cukup
besar
btw.

tua dalam kegiatan

Mengurangi jumlah

rokok yang dijual dengan


mengganti dengan barang
yang lebih bermanfaat,
seperti sembilan bahan
pokok.

kepada pemilik warung


untuk mengurangi
jumlah rokok yang dijual
dan diganti dengan
sembilan bahan pokok
yang lebih bermanfaat
dan memiliki daya jual
tinggi.

bsx. bsy.
N

Akar

Penyebab
Masalah

bsz.
bta.

Alternatif
Pemecahan

Masalah

btb.

Rencana

Intervensi
Penyuluhan dan

bua.
bty.btz. Petugas
8 kesehatan berfokus
pada pengobatan

Meningkatka

pemantauan tentang

n upaya promosi

rokok secara berkalaoleh

kesehatan dan

petugas kesehatan

tindakan preventif
bub.

Membuat peraturan
khusus tentang larangan
merokok

buc.
bud.
4.3. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih
bue.
Intervensi terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri

sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok


Memberikan poster dan leaflet tentang dampak merokok bagi kesehatan
Memberikan permen kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti

merokok
buf.

Terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan penyuluhan merupakan

salah satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk mengubah persepsi
masyarakat tentang pentingnya menjalani program wajib belajar 12 tahun serta
memberikan informasi tentang rokok, dampaknya terhadap kesehatan diri
sendiri dan orang lain, serta tips untuk berhenti merokok. Pemberian pamflet
tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan yang akan diberikan kepada
seluruh keluarga binaan berfungsi sebaga alat bantu untuk memperlancar
komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Selain itu juga terpilihnya intervensi
tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dari peneliti untuk melakukan
intervensi.
bug.

Penyuluhan diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2016

mengenai Dampak Rokok bagi Kesehatan, menggunakan komunikasi secara

massgroup dengan jumlah peserta sebanyak + 8 orang dari 4 keluarga binaan di


Kampung Sukasari RT 03 RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
buh.

Kami mempresentasikan materi penyuluhan dalam bentuk poster dan

leaflet tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan. Setelah pemberian materi
oleh presentan berakhir, kami membuka sesi tanya jawab. Peserta penyuluhan
terlihat antusias dan memperhatikan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
bui.
1

Menetapkan Kegiatan Operasional

Konsep acara
Persiapan
1 Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2 Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3 Menghubungi pemilik ruangan (Tn. Muwasim) dan meminta izin
4

memakai ruangan tersebut untuk kegiatan penyuluhan


Menghubungi seluruh kepala keluarga binaan untuk mengajak seluruh
anggota keluarga untuk berkumpul di ruangan majelis pada waktu

yang sudah ditentukan


Pelaksanaan
1 Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 11:30 WIB di ruangan
2

majelis
Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu dan

jam yang telah ditentukan


Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama dengan

anggota keluarga binaan sebagai peserta penyuluhan.


Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi

dalam bentuk poster dan leaflet


5 Acara berakhir pada pukul 13:00 WIB.
Waktu dan Tempat
buj.
Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24

Maret 2016 di ruangan majelis di Kampung Sukasari, Desa Pangkalan dan


berlangsung pukul 11:3013:00 WIB.
buk.
bul.

bum.
bun.

BAB V
PENUTUP

buo.
5.1 SIMPULAN
1. Area Masalah
bup.

Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT 003 / RW 04 Kampung

Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,


Provinsi Banten Periode 29 Februari 2016 4 April 2016
2. Hasil
a

Perilaku Merokok
buq.

Perilaku merokok didapatkan pada sebagian besar responden (50%)

b Pengetahuan Responden
bur.

Didapatkan responden terbanyak memiliki pengetahuan yang buruk

mengenai rokok dan dampaknya (92,9%)


c

Sikap Responden

bus.

Didapatkan responden terbanyak memiliki sikap yang buruk

mengenai rokok (57,2%)


d Keyakinan Responden
but.

Didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keyakinan

yang buruk mengenai perilaku merokok (71,4%).


buu.

Nilai-nilai Responden
buv.

Didapatkan bahwa sebagian besar responden menganut nilai-nilai

yang buruk mengenai perilaku merokok (64,3%).


f

Lingkungan Responden
buw.

Didapatkan bahwa lingkungan cukup mempengaruhi perilaku

responden dalam merokok (57,2%).


g Sarana dan prasarana
bux.

Didapatkan bahwa sarana dan prasarana disekitar responden sangat

mendukung perilaku responden dalam merokok (92,9%).


h Perilaku petugas kesehatan
buy.

Didapatkan bahwa Perilaku petugas kesehatan terhadap perilaku

merokok masih negatif menurut seluruh responden (100%)


3. Hasil Fishbone
a. Kurangnya pengetahuan responden disebabkan olehpersepsi masyarakat
yang salah tentang pentingnya pendidikan tinggi.
b. Keyakinan responden mengenai rokok yang salah mengenai merokok
disebabkan oleh informasi yang salah dari orang-orang disekitar responden
c. Sikap responden yang buruk terhadap perilaku merokok disebabkan oleh
tingkat pendidikan yang rendah.
d. Nilai-nilai yang salah yang tertanam dalam masyarakat tentang rokok
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang dampak rokok bagi
kesehatan.

e. Lingkungan yang mempengaruhi responden untuk merokok disebabkan oleh


peran orang tua yang mecontohkan perilaku merokok didalam rumah.
f. Sarana dan prasarana yang mendukung kemudahan untuk mendapatkan
rokok dengan harga yang terjangkau disebabkan oleh pemikiran para pemilik
warung tentang keuntungan penjualan rokok yang dinilai cukup besar.
g. Perilaku petugas kesehatan yang negatif terhadap perilaku merokok
disebabkan petugas kesehatan lebih berfokus pada kuratif dibandingkan
dengan promotif dan preventif
buz.

5.2 Saran

bva.

Intervensi Pemecahan Masalah

1. Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri


sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok
2. Memberikan pamflet tentang dampak merokok bagi kesehatan
3. Memberikan vitamin C kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti
merokok
4. Memberikan saran kepada pemilik warung untuk mengurangi jumlah rokok
yang dijual dan diganti dengan sembilan bahan pokok yang lebih
bermanfaat dan memiliki daya jual tinggi.
5. Memberikan

saran

kepada

petugas

kesehatan

untuk

memberikan

penyuluhan tentang rokok


bvb.

Intervensi yang terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan tentang rokok, dampaknya bagi kesehatan diri


sendiri dan orang lain, dan tips untuk berhenti merokok

2. Memberikan pamflet tentang dampak merokok bagi kesehatan Mengajukan


penambahan jumlah tenaga kesehatan
3. Memberikan vitamin C kepada perokok sebagai upaya untuk berhenti
merokok
bvc.

Bagi Masyarakat Kampung Sukasari

a. Hendaknya mengajak masyarakat sekitar bersamasama untuk saling


mengingatkan satu sama lain mengenai perilaku merokok yang memberikan
dampak buruk baik bagi diri sendiri maupun orang lain
b. Diharapkan kepada keluarga binaan untuk menerapkan hasil dari penyuluhan
yang telah didapat dan mengajarkannya kepada seluruh anggota keluarga.
c. Hendaknya pemilik warung di Kampung Sukasari mengurangi jumlah rokok
yang dijual dan digantikan dengan sembilan bahan pokok yang lebih
bermanfaat bagi warga Kampung Sukasari
bvd.

Bagi PuskesmasTegal Angus

a. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan


tentang perilaku merokok secara berkala dan melakukan pemantauan
tentang perubahan perilaku merokok secara rutin di desa Pangkalan
b. Meningkatkankerjasamadengan pemegang program ataupun pelayanan
kesehatan untuk membuat dan menerapkan peraturan khusus dalam
masyarakat tentang larangan merokok
c. Meningkatkan pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan
penyuluhan mengenai perilaku merokok
d. Melakukanpendekatan dengan tokoh masyarakat di kampung sukasari untuk
membantu menerapkan peraturan khusus tentang larangan merokok

bve.

DAFTAR PUSTAKA

bvf.
bvg.
Arikunto S. 2003. Manajemen Penelitian.Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
bvh.
bvi.
Azwar A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Mutiara Sumber Widya.
bvj.
bvk.
Depkes RI. 1992. Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1992. Jakarta
bvl.
bvm.
Entjang I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit
Alumni.
bvn.
bvo.
Husaini, A. 2006. Tobat Merokok (Rahasia dan Cara Empatik
Berhenti Merokok). Jakarta: Pustaka Iman
bvp.
bvq.
Karman dan Suyasa, S. 2004. Stress, Perilaku Merokok dan
TipeKepribadian, Jurnal pron esis. Vol. 6, No. 11. Hal 19-39
bvr.
bvs.
Nainggolan, DR. 2006.Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti
Berhasil.Bandung: Indonesia Publishing House
bvt.
bvu.
Notoatmodjo S. 2003. Pendidilkan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
bvv.
bvw.
Notoatmodjo. 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
bvx.
bvy.
Prabowo. 1996. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit
Remaja Rodaskarya.
bvz.
bwa.
bwb.
bwc.
bwd.
bwe.

bwf.

LAMPIRAN I
bwg.
bwh.
bwi.

KUISIONER

Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan

Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa

Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,


Provinsi Banten , Periode 29 Februari 2016 4 April 2016
I.

bwj.
Identitas Responden
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Status dalam keluarga
e) Alamat
f) Pendidikan terakhir
g) Pekerjaan
bwk.

II.

Pertanyaan

bwl.

Perilaku Responden

:
:
:
:
:
:
:

1. Apakah anda merokok?


a. Ya
b. Kadang kadang
c. Tidak ( Langsung lanjutkan ke pertanyaan PENGETAHUAN)
2. Berapa lama anda merokok?
a. >10 tahun
b. 5 10 tahun
c. < 5 tahun
3. Berapa batang rokok yang dihabiskan dalam satu hari?
a. >2 bungkus/hari
b. 1-2 bungkus/hari
c. <1 bungkus/hari
4. Jenis rokok apa yang biasa anda gunakan?
a. Rokok tanpa filter
b. Rokok dengan filter

5. Dimanakah anda biasa merokok?


a. Di dalam dan di luar rumah
b. Di luar rumah jarak <50 m
c. Di luar rumah jarah >50 m
bwm.
bwn. Pengetahuan
1. Manakah dibawah ini yangmerupakan zat berbahaya yang ada di dalam
rokok?
a. Nikotin
b. Tawas
c. Alkohol
d. Zat Pewarna
2. Manakah di bawah ini yang merupakan penyakit akibat merokok?
a. Mandul, kanker paru, nyeri kepala
b. Mandul, kanker paru, serangan jantung
c. Kanker paru, gatal-gatal, serangan jantung
d. Nyeri kepala, gatal-gatal, mandul
3. Apakah yang dimaksud dengan perokok aktif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
4. Apakah yang dimaksud dengan perokok pasif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
5. Menurut anda, seberapa besar resiko atau akibat buruk yang ditimbulkan
perokok terhadap orang di sekitarnya?
a. Lebih besar resikonya dari perokok
b. Sama resikonya dengan perokok
c. Lebih kecil resikonya dari perokok
d. Tidak ada resikonya
bwo.
bwp.
bwq.

bwr.

Sikap

bws.

bwx. bwy.
Merokok ditempat umum
1.
akan merugikan diri sendiri dan
orang lain
bxd. bxe.
Saya malu jika rokok
2.
tercium dari mulut saya
bxj. bxk.
Saya akan berhenti
3.
merokok ketika sudah batukbatuk
bxp. bxq.
Saya akan marah jika ada
4.
orang merokok didekat saya
bxv. bxw.
Orangtua sebaiknya tidak
5.
merokok didepan anak-anaknya
byb.
byc.
byd. Keyakinan
bye.

bwt.
SANG
AT
SE
TUJ
U

bwu.
SET
U
J
U

bwv.
TID
A
K
S
E
T
U
J
U

bwz.

bxa.

bxb.

bww.
SAN
G
A
T
TI
D
A
K
S
E
T
U
J
U
bxc.

bxf.

bxg.

bxh.

bxi.

bxl.

bxm.

bxn.

bxo.

bxr.

bxs.

bxt.

bxu.

bxx.

bxy.

bxz.

bya.

byf.
SANG
AT
SE
TUJ
U

byg.
SET
U
J
U

byh.
TID
A
K
S
E
T
U
J
U

byi.
SAN
G
A
T
TI
D
A
K
S
E
T

byj.
1.
byp.
2.
byv.
3.
bzb.
4.
bzh.
5.

byk.
Merokok dapat
mengurangi stress
byq.
Merokok dapat
memberikan kenyamanan
byw.
Merokok dapat
memberikan ketenangan
bzc.
Merokok memberikan
kesan jantan dimata orang lain
bzi.Merokok dapat membuat lebih
percaya diri
bzn.
bzo.
bzp.
bzq.

byl.

bym.

byn.

U
J
U
byo.

byr.

bys.

byt.

byu.

byx.

byy.

byz.

bza.

bzd.

bze.

bzf.

bzg.

bzj.

bzk.

bzl.

bzm.

bzr.
bzs.

bzx.
1.
cad.
2.
caj.
3.
cap.
4.

Nilai-nilai
bzt.SA
NG
AT
SE
TUJ
U

bzu.
SET
U
J
U

bzv.
TID
A
K
S
E
T
U
J
U

bzw.
SAN
G
A
T
TI
D
A
K
S
E
T
U
J
U
cac.

bzy.
Merokok bukan
bzz.
caa.
cab.
merupakan perbuatan tercela
cae.
Merokok tidak dilarang
caf.
cag.
cah.
cai.
oleh agama
cak.
Merokok sudah menjadi
cal.
cam.
can.
cao.
tradisi di masyarakat
caq.
Orang yang merokok akan
car.
cas.
cat.
cau.
lebih dihargai oleh masyarakat
cav.
caw. Lingkungan Responden
cax.
1. Apakah dilingkungan sekitar anda ada yang merokok?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Apakah bila anda melihat teman merokok, anda ingin ikut merokok ?
a.
Ya
b.
Tidak tahu
c.
Tidak
3. Apakah teman anda pernah menawarkan rokok kepada anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
4. Apakah anda mudah dalam mendapatkan sebungkus rokok?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Sulit
5. Apakah anda tertarik untuk merokok setelah melihat iklan rokok di TV?

a. Ya
b. Biasa saja
c. Tidak
cay.
caz.
cba.

cbb.Sarana dan Prasarana


cbc.
i. Apakah terdapat warung yang menjual rokok didekat tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
ii. Apakah di lingkungan tempat kerja atau di lingkungan dekat tempat tinggal
anda tersedia area khusus untuk merokok?
a. Ya
b. Tidak
iii. Apakah menurut anda harga rokok cukup terjangkau?
a. Ya
b. Tidak
cbd.Perilaku petugas kesehatan
cbe.
1. Pernahkah diadakan penyuluhan mengenai bahaya merokok di desa anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Pernahkah petugas kesehatan menegur anda saat merokok di tempat umum?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
cbf.

cbg.

LAMPIRAN II
cbh.
cbi.
cbj.

SKORING KUISIONER
Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan

Di RT 003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa

Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,


Provinsi Banten , Periode 29 Februari 2016 4 April 2016
cbk.
cbl.
I

ASPEK PERILAKU MEROKOK


cbm.

Nilai tertinggi 10

cbn.

Hasil : 0 poin = Tidak merokok; 1-2 poin = Perokok ringan,

3-10 poin = Perokok berat


1

Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :


a

Mendapatkan poin 2

Mendapatkan poin 1

Mendapatkan poin 0

Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :


a

Mendapatkan poin 2

Mendapatkan poin 1

Mendapatkan poin 0

cbo.
3

Tidak menjawab mendapatkan poin 0

Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :


a

Mendapatkan poin 2

Mendapatkan poin 1

Mendapatkan poin 0

cbp.
4

Tidak menjawab mendapatkan poin 0

Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :


a

Mendapatkan poin 2

Mendapatkan poin 1

cbq.
5

Tidak menjawab mendapatkan poin 0

Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :


a

Mendapatkan poin 2

Mendapatkan poin 1

Mendapatkan poin 0

cbr.

Tidak menjawab mendapatkan poin 0

cbs.
II

ASPEK PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG MEROKOK


cbt.

Nilai tertinggi 10

cbu.

Hasil : 8-10 poin = Baik; 0-7 poin = Buruk

1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :


a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 0
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2

b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 0
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 2
d. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
cbv.
III

ASPEK SIKAP RESPONDEN TERHADAP MEROKOK


cbw.

Nilai tertinggi 20

cbx.

Hasil : 4-10 poin = Baik; 11-20 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
cby. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cbz. Setuju, mendapatkan poin 2
cca. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccb. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
ccc. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccd. Setuju, mendapatkan poin 2
cce. Tidak setuju, mendapatkan poin 3

ccf. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4


3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
ccg. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cch. Setuju, mendapatkan poin 2
cci. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccj. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cck. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccl. Setuju, mendapatkan poin 2
ccm. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccn. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
cco. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccp. Setuju, mendapatkan poin 2
ccq. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccr. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
ccs.
IV

ASPEK KEYAKINAN RESPONDEN TERHADAP ROKOK


cct.

Nilai tertinggi 20

ccu.

Hasil : 15-20 poin = Baik; 4-14 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
ccv. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ccw. Setuju, mendapatkan poin 2
ccx. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ccy. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :

ccz. Sangat setuju, mendapatkan poin 1


cda. Setuju, mendapatkan poin 2
cdb. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdc. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
cdd. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cde. Setuju, mendapatkan poin 2
cdf. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdg. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cdh. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdi. Setuju, mendapatkan poin 2
cdj. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdk. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
cdl. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdm. Setuju, mendapatkan poin 2
cdn. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdo. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
cdp.
V

ASPEK NILAI-NILAI RESPONDEN MEMPENGARUHI


PERILAKU
cdq.

Nilai tertinggi 16

cdr.

Hasil : 11-16 poin = Baik; 4-10 poin = Buruk


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
cds. Sangat setuju, mendapatkan poin 1

cdt. Setuju, mendapatkan poin 2


cdu. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdv. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
cdw. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cdx. Setuju, mendapatkan poin 2
cdy. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
cdz. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
cea. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
ceb. Setuju, mendapatkan poin 2
cec. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ced. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
cee. Sangat setuju, mendapatkan poin 1
cef. Setuju, mendapatkan poin 2
ceg. Tidak setuju, mendapatkan poin 3
ceh. Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
cei.
VI

ASPEK LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU


MEROKOK
cej.

Nilai tertinggi 10

cek.

Hasil : 6-10 poin = Mempengaruhi; 0-5 poin = Tidak

mempengaruhi
1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2

b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
cel.
VII

ASPEK SARANA DAN PRASARANA YANG MEMPENGARUHI


PERILAKU MEROKOK
cem.

Nilai tertinggi 3

cen.

Hasil : 2-3 poin = Mendukung; 0-1 poin = Tidak mendukung


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0

2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :


a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
ceo.
VIII

ASPEK PERILAKU PETUGAS KESEHATAN


cep.

Nilai tertinggi 4

ceq.

Hasil : 4 poin = Positif; 0-3 poin = Negatif


1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0

cer.

ces.

LAMPIRAN III
cet.

POSTER
ceu.

cev.

cew.

LAMPIRAN IV
cex.

LEAFLET

cey.

cez.

LAMPIRAN V

cfa.

KEGIATAN INTERVENSI
cfb.
cfc.

Anda mungkin juga menyukai