Anda di halaman 1dari 6

Nama : Davin Elian Qariru

NIM : 22/494170/FA/13426
Kelas : A-2022
Golongan/kelompok : 1/4
Tanggal Praktikum : 8 Mei 2023
A. Nama Sediaan
Nama : Krim
Nama Resep : Unguentum Leniens (Cold Cream)
Kekuatan Sediaan : Mengandung tinctura benzoas 5 gram
B. Tinjauan Pustaka
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batas
tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat
dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat
digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal (Anonim, 2014).
Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (m/a) dan krim tipe air dalam minyak
(a/m). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang
dikehendaki. Untuk krim tipe air dalam minyak digunakan sabun polivalen, span, adeps
lanae, kolesterol, dan cera. Sedangkan untuk krim tipe minyak dalam air digunakan sabun
monovalen seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat, dan amonium stearat.
Selain itu dapat juga memakai tween, natrium lauril sulfat, kuning telur, gelatin, CMC, dan
emulgide (Hidayati, dkk., 2018).
Menurut konsistensinya, berikut adalah perbedaan antara unguentum, cream, dan pasta:
• Unguentum
Adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada
suhu biasa.
• Krim (cream)
Adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang
dapat dicuci dengan air. Berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60%
air.
• Pasta
Adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep
tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi.
(Hidayati, dkk., 2018)
Contoh sediaan cream yang ada di pasaran adalah acyclovir cream, gentamicin sulfate
cream, hydrocortisone acetate cream, dan chloramphenicol cream.
Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu
fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui
pengencer yang cocok. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu
bulan (Anief, 1994).
Kelebihan sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau
dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket terutama tipe m/a,
memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan
untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. Sedangkan
kekurangan sediaan krim, yaitu susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus
dalam keadaan panas. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.
Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan
penambahan salah satu fase secara berlebihan (Sumardjo, 2006).
Resep standar dari Unguentum Leniens adalah Cetaceum 10 g, cera alba 5 g, adeps
lanae 10 g, oleum sesame 50, aquadest 20 g, dan tincture benzoas 5 g (Anonim, 1940). Pada
resep asli, tertera s.u.e merupakan singkatan bahasa latin signa usus externus yang berarti
tandai obat luar. Pro pada resep berarti “untuk” (Zaman-Joenoes, 2001).
C. Nama dan Isi Formula yang Akan Dibuat

R/ : Recipe (ambilah)
S.u.e. : signa usus externus (tandai untuk pemakaian luar)
Pro : Pro (untuk)
D. Formula Standar

(Anonim, 1990)
R/ : Recipe (ambilah)
E. Fungsi Setiap Bahan
• Aquadest
o Pemerian: cairan jernih, tak berwarna, tak berbau, tak berasa
o Kegunaan: pelarut dan penyejuk
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
(Anonim, 1979)
• Tinctura benzoe
o Pemerian: cairan kuning tua sampai merah coklat, mudah menguap
o Kegunaan: sebagai antiseptik dan pengawet
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1979)
• Cera alba
o Pemerian: tidak berasa, berupa padatan putih atau sedikit kekuningan atau granul
halus yang sedikit tembus cahaya.
o Kelarutan: tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin, larut
sempurna dalam kloroform, eter, minyak lemah, dan minyak atsiri.
o Kegunaan: basis krim, penambah kekentalan
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1995)
• Cetaceum
o Pemerian: masa hablur, bening licin, putih Mutiara, bau, dan rasa lemah
o Kelarutan: tidak larut dalam air dan dalam etanol dingin, larut dalam bagian etanol
mendidih
o Kegunaan: basis krim, emulgator, menaikkan titik leleh basis
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1995)
• Adeps lanae
o Pemerian: massa seperti lemak, lengket, warna kuning, dan bau khas
o Kelarutan: tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut
dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan dalam kloroform
o Kegunaan: basis krim, untuk menjaga kontak dengan kulit
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1979)
• Oleum sesami
o Pemerian: cairan kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, tidak membeku pada 0
derajat celcius
o Kelarutan: sukar larut dalam etanol 95% p, mudah larut dalam kloroform p, dalam
eter p, dan dalam eter minyak tanah p
o Kegunaan: basis krim, emulgator, medium dispersi a/m
o Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1979)
F. Khasiat dari Bentuk Sediaan dengan Kombinasi Bahan yang Tertera dalam Formula
Berdasarkan isi formula tersebut sediaan ini dapat digunakan sebagai antiseptik.
G. Perhitungan dan Penimbangan Bahan-Bahan
H. Seluruh Peralatan yang Dibutuhkan untuk Meracik
a. Neraca
b. Anak timbang
c. Kertas timbang
d. Cawan porselen
e. Penangas air
f. Sendok sungu
g. Pipet tetes
h. Gelas beaker
i. Pot plastik
j. Gelas ukur
k. Sudip
l. Serbet
m. Kaca arloji
n. Kasa
I. Cara Kerja
Ditimbang semua bahan. Catatan: Untuk mencegah kekurangan bahan akibat pemanasan,
semua bahan yang mengalami pemanasan (cera alba, cetaceum, adeps lanae) dilebihkan
20%

Dilelehkan semua bahan (kecuali tingtur benzoas dan aqua) di atas cawan porselin yang
dialasi kasa.

Dihangatkan mortir, masukkan lelehan bahan-bahan no (2) ke dalam mortir tersebut,
kemudian aduk sampai dingin dan homogen

Ditambahkan aqua, diaduk sampai homogen.

Ditambahkan tingtur benzoas, aduk sampai homogen

Dimasukkan dalam pot salep dan beri etiket.
J. Etiket
Apotek
Farmasetika
Sekip Utara, Yogyakarta
No: 6 Tgl: 8 Mei 2023
Nama pasien: Soenarti
Obat: Unguentum Leniens
Aturan pakai: Oleskan pada daerah yang sakit
OBAT LUAR
Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker
Tempat sejuk (8-15̊C)
Hindari pada
dan kering dalam wadah
daerah mata 8 Juni 2023
tertutup rapat serta Davin Elian Qariru
dan hidung
terhindar sinar matahari
K. Wadah Akhir
Wadah akhir yang digunakan adalah botol tertutup rapat.
L. Referensi
Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim, 1940, Nederlandsche Pharmacope V, Algempene Landsasukkeae, S. Graventago.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Repupblik
Indonesia.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Repupblik
Indonesia.
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Repupblik
Indonesia.
Hidayati, R., Suryanti, Sri, F., Dwi, D., & Kusumaningrum, N. 2018. Dasar-Dasar
Kefarmasian. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia, Kedokteran EGC, Jakarta.
Zaman-Joenoes, N., 2001, Ars Prescribendi: Resep yang Rasional, Airlangga University
Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai