i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul
“PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK, PEMERIKSAAN PAJAK
DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN (PPH) WAJIB PAJAK BADAN”. Penulisan proposal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi program studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Riau. Dalam penyusunan proposal ini, saya banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moral maupun materil
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Saidul Amin, M.A selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Riau
2. Bapak Zul Azmi, SE., M.Si., Ak., CA, CSRS, CSRA selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Riau
3. Bapak Wira Ramashar, SE., M.Ak selaku kaprodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Riau
4. Ibu Linda Hetri Suriyanti, SE., M.Ak., Ak., CA., CRMP
selaku Sekretaris kaprodi Akuntansi, pembimbing I dan
5. Bapak Agustiawan., SE., M.Sc., Ak selaku pembimbing II
6. Bapak/Ibu Dosen serta staf pegawai Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau yang telah
memberikan pengetahuan yang bermanfaat selama saya
melakukan perkuliahan.
7. Seluruh karyawan ata staff KPP Pratama Tampan yang telah
meberikan saya waktu untuk penelitian ditahun 2022.
8. Serta orang tua yang saya bapak (afrizal) dan mamak
(meuthia) dan keluarga yang terus memberikan doa, dorongan
Penulis
Aisyah Aulia Putri
JUMLAH WP TARGET
NOMO TAHU PENERIMAAN WP
BADAN PENERIMAAN WP
R N BADAN
TERDAFTAR BADAN
1 2017 23,834 Rp 128,324,522,924,- RP 1,808,160,868,000,-
2 2018 25,230 RP 148,327,075,101,- RP 1,954,249,987,000,-
3 2019 27,122 RP 78,068,031,666,- RP 1,991,472,328,000,-
4 2020 28,520 RP 78,748,903,097,- RP 1,790,031,334,000,-
5 2021 30,508 RP 85,866,482,597,- RP 1,632,785,325,000,-
Sumber: https://eriset.pajak.go.id/dashboard
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 1.1 diatas bahwa pendaftaran wp
badan tiap tahunnya semakin tinggi dari thun 2017 hingga 2021, sementara target
penerimaan wp badan atau penerimaan wp badan semakin turun. Itu arti nya kepatuhan
dan kesadaran wp badan mulai memudar dimana kondisi ini telah memberikan dampak
bagi pajak atau perekonomian di indonesia.
Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Dalam undang-undang
perpajakan juga sudah jelas bahwa kewajiban para wajib pajak adalah membayar pajak,
jika tidak memenuhi kewajiban tersebut maka wajib pajak dapat dikenakan sanski
Penilitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan yang berarti
bagi Universitas Muhammadiyah Riau sebagai bahan informasi dalam mengembangkan
Akuntansi Perpajakan dan Manajemen Perpajakan, terutama yang berkaitan dalam
masalah-masalah Perpajakan
3. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini berguna bagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat melakukan
penelitian dengan mengembangkan penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
eksplorasi dengan mengembangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Peneriman
pajak yang digunakan dalam penelitian ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan tata urutan pengujian penelitian dan
dimaksudkan untuk mempermudah penyusunan penelitian. Adapun sistematika
penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah yang
menjadi dasar pemikiran penelitian ini, rumusan masalah permasalahan
yang akan diangkat, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
1. Wajib pajak atau berusaha untuk memehami semua ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Menurut (Pohan 2014:127) Ada dua macam kepatuhan, yakni
kepatuhanformaldankepatuhanmaterial.
Nama Variabel
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Teori atribusi menjelaskan penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku
individual yang ada dalam diri seseorang. Sanksi Perpajakan merupakan sanksi yang
diberikan kepada Wajib Pajak karena tidak mematuhi peraturan dan ketentuan pajak yang
berlaku. Hal ini berarti sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Sanksi perpajakan digunakan sebagai alat untuk menghukum setiap
Wajib Pajak yang tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dengan
adanya sanksi ini, maka Wajib Pajak perlu memahami sanksi perpajakan ini agar mereka
lebih tertib dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sehingga sanksi pajak ini tidak
Universitas Muhammadiyah Riau
dikenakan kepada mereka. Wajib Pajak akan patuh jika mengetahui sanksi perpajakan akan
lebih merugikan. Oleh karenanya, pandangan Wajib Pajak terhadap sanksi akan
meningkatkan kepatuhannya. Hal tersebut sesuai dengan (Pandiangan 2014) “sanksi
perpajakan akan menimbulkan efek jera jika Wajib Pajak terkena sanksi perpajakan karena
akan merugikan Wajib Pajak sendiri baik secara materil maupun immaterial.” sanksi
perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. ini
menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan mampu meningkatkan penerimaan pajak
penghasillan. Hasil ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh (Tiraada 2013) yang
menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
penghasillan dan didukung pula oleh (Marjan 2014).
Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir
peneliti dan keterkaitan antarvariabel yang diteliti. Bagan itu juga disebut dengan
paradigma atau model penelitian. Agar dapat menunjukkan arah bagi suatu penelitian
untuk dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan, dalam penelitian ini tema yang
penulis angkat dapat disimpulkan model penelitian sebagai berikut :
H2
Pemeriksaan Wajib Pajak Penerimaan Pajak Penghasilan
(X2) (PPH) Wajib Pajak Badan
H3
(Y)
N
n=
1+ N x e ²
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat persentasi toleransi ketidak telitian sebesar 0,05 (5%)
Universitas Muhammadiyah Riau
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
N
n=
1+ N x e ²
30,508
n=
1+(30,508)(0 , 05)²
30,508
n=
1+(30,508)(0 , 05)
30,508
n=
1+76.27
30,508
n=
77.27
n=0,39482335
Jadi sampel pada penelitian ini adalah sejumlah 395 atau 400 wajib pajak badan.
Adapun responden dalam pemilihan anggota sampel pada penelitian ini adalah Wajib
Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan di
wilayah Kota.
3.4 Operasional Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut seseorang, atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain (Sugiyono, 2016;38). Penelitian ini menggunakan empat jenis variabel
yang terdiri dari variabel dependen yaitu penerimaan pajak penghasilan (PPH) wajib pajak
badan (Y), variabel independen yaitu kepatuhan wajib pajak (X1), pemeriksaan pajak (X2),
sanksi perpajakan (X3).
Pengukuran pada variabel ini menggunakan hasil dari penelitian (Ardiana 2021).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Dengan 5 poin penilaian: 1). Sangat
Tidak Setuju (STS), 2). Tidak Setuju (TS), 3). Netral (N), 4). Setuju (S), 5). Sangat Setuju
(SS).
3.4.1 Penerimaan Pajak Penghasilan (PPH) Wajib Pajak Badan (Y)
No Pernyataan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian kuantitatif memanfaatkan statistik, dimana terdapat
dua macam yakni statistik inferensial dan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yakni
statistik dimana dimanfaatkan guna melakukan penganalisisan terhadap data dengan cara
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
ada tujuan guna menyimpulkan secara generalisasi (Sugiyono 2012). Sedangkan statistik
inferensial atau disebut juga statistik induktif yakni teknik statistik dimana dimanfaatkan
guna melakukan penganalisisan terhadap data sampel serta hasil yang didapat diberlakukan
untuk populasi (Sugiyono 2012).
3.6.1 Statistik Deskriptif
Universitas Muhammadiyah Riau
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi (Sugiyono 2015). Statistik deskriptif yang digunakan peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data
demograsi responden. Variabel yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini yaitu
penerimaan pajak penghasilan (PPH) wajib pajak badan (Y), variabel independen yaitu
kepatuhan wajib pajak (X1), pemeriksaan pajak (X2), sanksi perpajakan (X3).
3.6.2 Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas ditujukan guna menelaah apakah instrument yang dipergunakan
telah valid dan reliable (andal). Hal ini dikarenaan ketika mengolah data penelitian,
kebenaran yang paling menentukan kualitas dari hasilnya. Pengujian kevalidan dan
keandalannya ialah sebagai berikut:
3.6.2.1 Uji Validitas
Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut dikatakan valid jika r
hitung lebih besar dari r-tabel (Ghozali 2006).
3.6.2.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Secara
umum suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,60 (Nunnally 2006).
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui apakah tiap variable sudah akurat dan
andal. Analisa dilakukan melalui SPSS, dan analisa dilakukan sebelum melakukan analisa
dengan metode regeresi linier berganda. Uji asumsi kalsik meliputi uji normalitas,
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas (Wibowo dan Djojo 2012).
3.6.2.1 Uji Normalitas
Y = β ₁ x ₁+ β ₂ x ₂+ β ₃ x ₃+ e
Dimana:
Y = Penerimaan pajak
X3 = Sanksi Perpajakan
e = Error
β ₁ , β ₂ , β ₃ = koefisien regresi
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktualdapat
diukur dari goodness of fit nya (Kuncoro, 2000). Secara statistik goodness of fit dapat
diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai koefisien diterminasi. Dengan
demikian untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel perlu dilakukan uji hipotesis
berupa uji t dan uji F.
3.6.4 Uji Hipotesis Statistik
3.6.5.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen (Xi) secara individual mempengaruhi variabel
dependen (Y).
Langkah-langkah pengujiannya :
1. Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y
Ha : ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
2. Level of signifikan (α = 0.05)
t tabel = t (α / 2, n-k)
3. Kesimpulan
Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara
Universitas Muhammadiyah Riau
antara masing-masing variabel X dengan variabel Y. Apabila t hitung > t tabel, maka
Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing variabel X dengan variabel
Y.
3.6.5.2 Uji F
Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) secara bersamasama terhadap
variabel tidak bebas (Y) yaitu kepuasan.
Langkah-langkah pengujian :
1. Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho = β = 0 : tidak ada pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen
(Y)
Dimana :
α = 0.05
n = jumlah sampel
2. Kesimpulan
Bila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat
pengaruh secara simultan. Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
berarti terdapat pengaruh secara simultan.
3.6.5 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0
dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai koefisien
determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variable variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali,2005:83).
Keterangan :
D : Koefisien determinasi
identitas responden dalam penelitian ini, dengan hal itu maka diharapkan akan dapat
menggambarkan tentang subjek penelitian yang akan diteliti. Adapun yang menjadi
karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur dan pendidikan.
Dan dari 400 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, maka diperoleh deskripsi
Jenis kelamin merupakan bagian dari faktor psikologis yang dapat membedakan
aktivitas yang dijalani oleh seseorang. Untuk melihat responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa sebanyak 230 orang (57,5%)
responden laki-laki dan 170 orang (42,5%) responden perempuan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa yang melakukan pengurusan Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru didominiasi
oleh laki-laki. Bagian pengurusan perpajakan merupakan bagian yang sangat penting
dalam hal menjaga legalitas usaha yang tugasnya identik diluar kantor. Untuk itu
bagian tersebut. Dan laki-laki dinilai lebih tepat menempati posisi tersebut dibandingkan
perempuan.
4.1.2 Umur
Umur dapat mempengaruhi sikap, prilaku, cara berpikir dan kekuatan seseorang
dalam melakukan kegiatan tertentu. Seorang akan memiliki kinerja yang bebeda-beda
disebabkan oleh tingkat usia mereka. Untuk melihat responden berdasarkan umur dalam
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa sebanyak 39 orang (9,8%) responden
berumur 30 tahun kebawah, 116 orang (29%) responden berumur 31-40 tahun, 156 orang
(39%) responden berumur 41-50 tahun dan 89 orang (22,2%) responden berumur diatas 50
tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang melakukan pengurusan Wajib Pajak
Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan di wilayah
Kota Pekanbaru berada pada usia yang produktif dalam bekerja. Dengan bertambahnya
usia maka cara kerja dan berpikir seseorang akan lebih rasional dan matang, sehingga
4.1.3 Pendidikan
bekerja. Ilmu dan pengalaman yang diperoleh seseorang di bangku pendidikan sedikit atau
membantu karyawan menyelesaikan berbagai tugas dan masalah yang terjadi pada tempat
kerja sehingga bisa memaksimalkan hasil kerja. Untuk melihat responden berdasarkan
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebanyak 1 orang (0,3%) responden
berpendidikan S2. Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang melakukan pengurusan
Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan di
wilayah Kota Pekanbaru memiliki tingkat pendidikan yang baik. Tingkatan pendidikan
yang tinggi akan dapat membantu seorang untuk memahami dengan baik sesuatu yang
akan dikerjakan. Karyawan yang mempunyai pendidikan lebih tinggi, akan mempunyai
wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan pekerjaan sehingga dapat lebih
terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kepatuhan wajib pajak,
pemeriksaan wajib pajak, saksi perpajakan dan penerimaan pajak. Dengan mengetahui
Universitas Muhammadiyah Riau
deskriptif statistik tersebut, maka dapat diperoleh persepsi responden terhadap hal yang
Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
pajak dalam penelitian ini diukur dengan empat pernyataan. Dari hasil penelitian, diperoleh
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan Pekanbaru
Alternatif Jawaban Rata-
No Pernyataan Jumlah Kat.
1 2 3 4 5 Rata
Kepatuhan wajib pajak 0 0 48 200 152 400
adalah faktor penting Sangat
1 4,26
dalam merealisasikan 0 0 144 800 760 1.704 Setuju
target penerimaan pajak.
2 Semakin tinggi
0 2 52 215 131 400
kepatuhan pajak, maka
penerimaan pajak akan 4,19 Setuju
semakin meningkat dan 0 4 156 860 655 1.675
sebaliknya.
Ketidakpatuhan wajib
0 9 94 224 73 400
pajak lebih buruk dari
3 sekedar tidak 3,90 Setuju
menyampaikan SPT 0 18 282 896 365 1.561
tepat waktu.
Kepatuhan dapat
diwujudkan dengan 0 20 135 189 56 400
penyuluhan, pelayanan,
dan penegakan hukum
4 3,70 Setuju
yang dapat berupa
pemeriksaan, 0 40 405 756 280 1.481
penyidikan, dan
penagihan pajak.
Universitas Muhammadiyah Riau
0 31 329 828 412 1.600
Jumlah 4,01 Baik
0 62 987 3.312 2.060 6.421
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2023 (Lampiran 3)
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat tanggapan responden variabel kepatuhan
wajib pajak mendapatkan skor sebesar 4,01 yang terletak pada interval skor 3,40 – 4,19
dengan kagegori baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tampan di
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Variabel pemeriksaan wajib pajak dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan lima pernyataan. Dari hasil penelitian, diperoleh tanggapan terhadap
pemeriksaan wajib pajak mendapatkan skor sebesar 4,12 yang terletak pada interval skor
3,40 – 4,19 dengan kagegori baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
undangan perpajakan akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi yang bertujuan sebagai alat
pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Variabel sanksi perpajakan
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan empat pernyataan. Dari hasil penelitian,
perpajakan mendapatkan skor sebesar 4,05 yang terletak pada interval skor 3,40 – 4,19
dengan kagegori baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelaksanaan sanksk
perpajakan terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru sudah terlaksana dengan baik.
sektor pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Dari hasil penelitian, diperoleh
skor 3,40 – 4,19 dengan kagegori baik. Dengan demikian dapat diartikan penerimaan dari
pajak penghasilan Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
pada taraf signifikansi 5 % untuk uji 2 sisi. Jika r hitung > r tabel maka alat ukur yang
digunakan dinyatakan valid dan sebaliknya, jika r hitung ≤ r tabel maka alat ukur yang
digunakan tidak valid. Nilai r tabel dapat diperoleh dengan persamaan N – 2 = 400 – 2 =
398 = 0,098 (lihat tabel r lampiran 4). Dan diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:
Dari Tabel 4.9 diatas diketahui nilai r hitung seluruh item pernyataan variabel > r
table (0,098). Artinya adalah bahwa item-item pernyataan yang digunakan untuk mengukur
secara statistik yaitu dengan menghitung besarnya Cornbarh’s Alpha. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur suatu kuisoner yang digunakan sebagai indikator dari variabel.
Jika koefisien alpha yang dihasilkan ≥ 0,6, maka indikator tersebut dikatakan reliable atau
Dari Tabel 4.10 dapat diketahuin nilai reliabilitas seluruh variabel ≥ 0,6, Artinya
adalah bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini reliable atau dapat dipercaya.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data,
dapat dengan melihat probability plot. Model regresi memenuhi asumsi normalitas jika
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara
lain yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov, dimana model regresi
dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dari pengujian yang
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar
dan mengikuti garis diagonal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa model regresi dalam
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Dan untuk memperkuat hasil tersebut, dapat
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat dilihat nilai signifikan one sample kolmogorov
smirnov sebesar 0,082 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian maka dapat diartikan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pada model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya penyimpangan multikolinearitas di dalam suatu model regresi adalah dengan cara
memperhatikan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas di dalam
model regresi yang digunakan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Dari tabel 4.12 dipeorleh nilai tolerance seluruh variabel lebih besar dari 0,1 dan
VIF kecil dari 10. Dapat diartikan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam
model regresi.
terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain
berbeda. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu
model regresi linear berganda dengan melihat gambar scatterplot dan uji glejser. Tidak ada
pola tertentu dan menyebar secara acak diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Universitas Muhammadiyah Riau
Sedangkan dari uji glejser jika diperoleh signifikansi variabel independen dengan absolut
residual diatas 0,05. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat dilihat titik-titik kurang menyebar acak dan
agak membentuk pola tertentu. Hal ini disebabkan karena jumlah sampel sangat besar
sedangkan jumlah indikator sedikit. Maka untuk memastikan apakah model regresi yang
Dari Tabel 4.13 diketahui seluruh variabel tidak signifikan terhadap absolut
Universitas Muhammadiyah Riau
residual (0,106; 0,053; 0,828 dan 0,819 > 0,05). Dapat diambil keputusan bahwa model
Persamaan regresi linier berganda adalah model persamaan yang digunakan untuk
pemeriksaan wajib pajak dan sanksi perpajakan) terhadap variabel dependen (penerimaan
pajak) pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Tampan Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil
1. Nilai konstanta (a) sebesar 0,943. Artinya adalah apabila variabel independen
2. Nilai koefisien regresi variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 0,287. Artinya
adalah bahwa setiap peningkatan kepatuhan wajib pajak sebesar 1 satuan, maka
akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0,287 dengan asumsi variabel lain
tetap.
3. Nilai koefisien regresi variabel pemeriksaan wajib pajak sebesar 0,267. Artinya
akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0,267 dengan asumsi variabel lain
tetap.
4. Nilai koefisien regresi variabel sanksi perpajakan sebesar 0,204. Artinya adalah
meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0,204 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. Standar error (e) merupakan variabel acak dan mempunyai distribusi probabilitas
yang mewakili semua faktor yang mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak
wajib pajak, pemeriksaan wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap penerimaan pajak
pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru.
Dari Tabel 4.15 diperoleh nilai Ajdusted R2 sebesar 0,533. Artinya adalah bahwa
sebesar 53,3% penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama
Tampan Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan wajib
pajak dan sanksi perpajakan. Sedangkan sisanya sebesar 46,7% dipengaruhi oleh variabel
Uji Simultan (uji F) dilakukan untuk melihat apakah kepatuhan wajib pajak,
signifikan terhadap penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP
Pratama Tampan Kota Pekanbaru. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil
Dari Tabel 4.16 diperoleh nilai F hitung sebesar 152,846 dengan signifikansi 0,000.
396 ; 3 = 2,627 (lihat tabel F lampiran 5), dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah
variabel bebas dan 1 adalah konstan. Dengan demikian diketahui bahwa F hitung (152,846)
> F tabel (2,627) atau Sig. (0,000) < alpha (0,05). Artinya adalah bahwa kepatuhan wajib
pajak, pemeriksaan wajib pajak dan sanksi perpajakan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP
4.4.9 Uji T
Uji parsial (uji t) digunakan untuk melihat apakah kepatuhan wajib pajak,
signifikan terhadap penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP
Pratama Tampan Kota Pekanbaru. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat masing-masing nilai t hitung dan signifikansi variabel
bebas. Diketahui nilai t tabel (uji 2 sisi pada tingkat signifikansi 5%) dengan dengan
1. Kepatuhan wajib pajak. Diperoleh nilai t hitung sebesar 10,621 dan signifikansi sebesar
0,000. Dengan demikian maka t hitung (10,621) > t table (1,966) atau signifikansi
(0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama
sebesar 0,000. Dengan demikian maka t hitung (11,045) > t table (1,966) atau
signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa pemeriksaan wajib pajak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pada Wajib Pajak Badan yang
3. Sanksi perpajakan. Diperoleh nilai t hitung sebesar 7,048 dan signifikansi sebesar 0,000.
Dengan demikian maka t hitung (11,045) > t table (1,966) atau signifikansi (0,000) < 0,05.
Artinya adalah bahwa sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak
pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru.
4.4 Pembahasan
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Tampan
Kota Pekanbaru sudah tergolong baik. Kemudian dari pengujian yang dilakukan diketahui
bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Semakin
tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak maka penerimaan pajak penghasilan pada KPP
Pratama Tampan Kota Pekanbaru akan semakin meningkat dan sebaliknya, semakin
rendah tingkat kepatuhan wajib pajak maka penerimaan pajak penghasilan pada KPP
Dalam model Theory of Planned Behavior disebutkan bahwa niat (intention) dapat
mempengaruhi perilaku individu untuk menjadi patuh atau tidak patuh terhadap aturan
perpajakan. Kesan yang terbentuk dalam mindset individu akan mempengaruhi niat atau
keyakinan pada diri individu tersebut sebelum melakukan sesuatu. Keyakinan terhadap
hasil yang dia peroleh dari perilakunya kemudian berdampak pada apakah dia akan
memenuhi kewajiban perpajakannya atau tidak. Wajib Pajak yang sadar pentingnya
membayar pajak terhadap penyelenggaraan negara, tentu saja akan memenuhi kewajiban
pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan terhadap penerimaan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan yang terdaftar dalam tujuh
KPP Pratama di Kota Semarang. Hasil penelitiannya mendapatkan bahwa kepatuhan wajib
pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama di
Kota Semarang.
Tingkat kepatuhan wajib pajak merupakan gambaran dari ketaatan, tunduk dan
patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Kepatuhan dapat terbentuk apabila wajib
pajak berlaku patuh dengan menaati aturan perpajakan yang berlaku. Semakin wajib pajak
taat pada aturan-aturan maka semakin tinggi kepatuhan yang terbentuk. Semakin tinggi
penerimaan pajak penghasilan. Pada dasarnya aturan perpajakan ditetapkan dengan tujuan
agar penerimaan pajak dapat berjalan lancar dan dapat terus meningkat tiap tahunnya.
(Jessica, 2017)
Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru sudah dijalankan dengan baik.
Kemudian dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa pemeriksaan wajib pajak
dilakukan terhadap wajib pajak maka penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama
Tampan Kota Pekanbaru akan semakin meningkat dan sebaliknya, semakin kurang baik
pemeriksaan yang dilakukan kepada wajib pajak maka penerimaan pajak penghasilan pada
antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Berdasarkan asumsi filosofis mengenai sifat
individu yang berintegritas. Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara
kesejahteraan rakyat. Apabila tujuan ini mampu tercapai oleh pemerintah maka rakyat
selaku pemilik akan merasa puas dengan kinerja pemerintah. Implikasi teori stewardship
terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan eksistensi Pemerintah Daerah sebagai suatu
lembaga yang dapat dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik dengan
agar dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas (Herawati, 2016).
efektif terhadap penerimaan pajak apabila dilakukan terhadap wajib pajak yang terindikasi
melakukan kecurangan dalam melaporkan besarnya pajak yang terutang. (Agustin, 2020)
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anam (2018) tentang
pengaruh kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak, dan penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Balikpapan.
secara langsung. Hal ini terjadi karena dengan dilakukannya pemeriksaan maka DJP akan
mengetahui seberapa jauh upaya atau tindakan kecurangan yang nantinya dapat
Universitas Muhammadiyah Riau
diminimalkan atau dihilangkan sehingga tidak ada lagi celah yang dapat mengurangi
pemeriksaan maka semakin tinggi pula penerimaan pajak penghasilan. (Jessica, 2017)
Sanksi terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru yang tidak patuh telah dilaksanakan
dengan baik. Kemudian dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa sanksi perpajakan
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Semakin baik penerapan sanksi maka
penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru akan semakin
meningkat dan sebaliknya, semakin buruk penerapan sanksi maka penerimaan pajak
penghasilan pada KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru akan semakin kecil.
akuntansi tersebut adalah informasi tentang jumlah sanksi bunga dan administrasi yang
akan diterima oleh wajib pajak jika tidak atau telat membayarkan kewajiban perpajakannya
yang diduga akan memengaruhi perilaku wajib pajak dalam membayar pajaknya. Teori
atribusi relevan untuk menjelaskan bahwa tingkah laku wajib pajak yang disebabkan oleh
atribusi eksternal (sanksi perpajakan) yang merubah sikap sesorang, yaitu sikap untuk
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yanto (2022) tentang
Pengaruh Penyuluhan Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pada KPP Pratama Surabaya Mulyorejo. Hasil penelitiannya mendapatkan bahwa
kepatuhan pajak. Kontribusi pemasukan dana yang bersumber dari Wajib Pajak
merupakan pendapatan yang berarti dan memiliki makna yang luas bagi pembangunan
Negara Republik Indonesia. Menurut Bawazier (2011) hal yang sangat menjadi
perhatian adalah usaha untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar
pajak adalah inti dari peraturan dan pengenaan sanksi pidana di bidang perpajakan.
Sanksi pajak sangat diperlukan dalam sistem pajak agar Wajib Pajak patuh akan
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan pada BAB sebelumnya, maka dapat
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Kota
tingkat kepatuhan wajib pajak maka penerimaan pajak penghasilan pada KPP
2. Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru sudah dijalankan dengan
3. Sanksi terhadap Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Tampan di wilayah Kota Pekanbaru yang tidak patuh telah
maka penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru
5.2 Keterbatasan
diantaranya:
1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama di tempat lain. Hal ini disebabkan kondisi di beberapa daerah
karena itu, jawaban yang diberikan oleh responden belum tentu menggambarkan
keadaan sebenarnya.
3. Data penelitian hanya dilakukan pada pertanyaan yang sifatnya tertutup, sehingga
peneliti tidak mendapat argumen secara langusng dan detail dari responden secara
keseluruhan.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
Universitas Muhammadiyah Riau
penulis memberikan saran sebagai berikut:
Pratama Tampan Kota Pekanbaru. Oleh karena itu KPP Pratama Tampan Kota
Pekanbaru sebagai instansi pemungut pajak dari wajib pajak harus terus
kualitas SDM maupun fasilitas lainnya, sehingga dapat mendorong wajib pajak
Tampan Kota Pekanbaru. Untuk itu KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru
efektif terutama terhadap Wajib Pajak yang SPTnya lebih bayar sehingga wajib
pajak merasa adanya kejujuran dalam pemungutan pajak. Kemudian juga untuk
Wajib Pajak yang kurang bayar, sehingga tidak merugikan penerimaan negara dari
sektor pajak.
Tampan Kota Pekanbaru. Oleh karenanya KPP Pratama Tampan Kota Pekanbaru
pelayanan perpajakan juga harus berperan aktif, harus bisa menegakkan aturan
perpajakan, harus bisa bekerja secara jujur, dan dapat bersikap adil dalam
Aditya. Riza. 2017. “Pengaruh Kesadaran Pajak, Sanksi Pajak, serta Pelaporan Pajak
terhadap Penerimaan PPh Pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Malang Utara”. Jurnal Riset Mahasiswa. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-12.
Agusti, Asri Fika dan Herawaty. 2009. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak
Pada KPP Pratama, Simposium Nasional Akuntansi 12.
Agustin, Artika Wulan. (2020). Kepatuhan, Pemeriksaan, Penagihan dan Penerimaan
Terhadap Pajak dengan Peran Account Representative Sebagai Pemoderasi. JRAP
(Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 1, Juni 2020, hal 79-94.
Bawazier, Fuad.2011. Reformasi Pajak di Indonesia.Jurnal Legislasi Indonesia,Vol.8,
No.1: 1-12
Chairil Anwar Pohan. (2013). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan dan Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. (2014). Pengaruh Pemeriksaan
Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Jupe UNS. Vol 3. No.
1. Hal 72 – 82.
Fishbein, M, & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research, Reading, MA: Addison-Wesley.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang
Universitas Muhammadiyah Riau
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Herawati, Elies. (2016). Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan
Pemanfaatan Teknoinformasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Jurnal Ilmu Akuntansi Mulawarman, Vol. 1 (1), 2016.
Ilyas, Wirawan B. 2007. Hukum Pajak, Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat
Ilyas, Wirawan B. dan Rudi Suhartono. 2007. Pajak Penghasilan. Jakarta Universitas
Indonesia Press.
Krisnadeva, Anak Agung Ngurah. (2020). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar. e-
Jurnal Akuntansi Vol 30 No 6 Juni 2020.
Liberty, Pandiangan. 2014. Administrasi Perpajakan, Penerbit Erlangg.
Mardiasmo. 2006. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Murtedjo, R. d. (2013) Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP PRATAMA Jakarta
Kembangan. Jakarta
Nugraheni & Prwanto. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Kota Magelang). Diponegoro
Journal of Accounting Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-14.
Oktivani, Debby. (2007). “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan
terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun”.
Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Pandiangan, L. (2014). Administrasi Perpajakan, Pedoman Praktis Bagi Wajib Pajak di
Indonesia. Penerbit Erlangga
Pohan, Chairil Anwar. (2014). Pengantar Perpajakan: Teori dan Konsep Hukum Pajak.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Purba, Arifanda. 2012. Analisis Hasil Pemeriksaan Pajak Tahun 2008-2011 untuk
Menentukan Pola Profil wajib pajak Badan yang Potensial di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jakarta Palmerah. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Prihastanti, Rosy; dan Kiswanto. 2015. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap
Penerimaan Pajak Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak. Jurnal ISSN: 2252-6765.
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Resmi, Siti. 2012. Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.