Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK PENALAMAN LAPANGAN (PPL)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

“EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN


ATAS SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA TULUNGAGUNG”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Oleh:

Novita Eksanti Rahayu


NIM. 12402173050

Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., M.A.

EKONOMI SYARI’AH

i
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

2020

HALAMAN PERSETUJUAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi


dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Di : Tulungagung

Judul laporan : “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Perpajakan Atas Surat


Pemberitahuan Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tulungagung”

MENYETUJUI

DOSEN PAMONG DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Ervan Januarko Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., M.A.

NIP.198507122007011002 NIP.197506142008011009
MENGESAHKAN

DEKAN

ii
Dr. H. DEDE NURROHMAN, M.Ag

NIP. 197112182002121003

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sebagai kami berhasil menyelesaikan laporan Praktik
Pengalaman Lapangan yang berjudul “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Perpajakan Atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan
kebenaran. Laporan ini kami ajukan untuk memenuhi tugas akhir Praktik
Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
IAIN Tulungagung.

Selesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:

1. Kedua Orang tua yang selalu mendoakan, mendukung juga selalu


mencurahkan semuanya,
2. Bapak Dr. Maftukin M. Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di IAIN
Tulungagung.
3. Bapak H.Dr. Dede Nurrohman, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.

iii
4. Bapak Siswahyudianto, M.M selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
5. Bapak Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., M.A.selaku dosen pembimbing
lapangan yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam proses
Praktik Pengalaman Lapangan
6. Bapak M. Andi Setijo Nugroho selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung
7. Ibu Erni Triwuryanti selaku Kepala Sub Bag Umum Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Tulungagung
8. Bapak Ervan Januarko selaku dosen pamong Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung.
9. Bapak Sugiyanto selaku Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung
10. Segenap karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar yang telah
menerima kehadiran mahasiswi IAIN Tulungagung dengan baik.
Semoga laporan ini dapat diterima dan menjadi sesuatu yang berguna bagi
pembaca.Semoga laporan ini menjadi pedoman untuk pembuatan laporan
bagi yang membutuhkan.

Tulungagung, Februari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................................ ii

Kata Pengantar ................................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran ...................................................................................................... 1


B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................................. 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................................. 3

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga ........................................................................................................ 5


B. Pelaksanaan Praktik di KPP Pratama Tulungagung ............................................. 11
C. Permasalahan di Lapangan.................................................................................... 11
D. Tanggapan Dari Lembaga Praktik ........................................................................ 12
E. Perencanaan Kinerja di KPP Pratama Tulungagung

BAB III PEMBAHASAN

A. Landasan Teori ...................................................................................................... 13


B. Cara Mengemas SPT yang benar .......................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Wajib pajak berkewajiban untuk menghitung, memperhitungkan,
menyetor. Dan melaporkan pajak yang terutang sendiri yaitu dimana wajib
pajak harus menghitung sendiri, dan melaporkan sendiri, menyetor sendiri,
dan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT). SPT adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan
bukan objek pajak dan harta kewajiban. Dengan adanya data wajib pajak
yang akurat dan benar, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penerimaan pajak. Ketidakbenaran, ketidaklengkapan, dan ketidakjelasan
dari data wajib pajak dapat menyebabkan penerimaan pajak menjadi tidak
efisien dan tidak efektif.
Mengingat SPT tersebut harus disampaikan kepada otoritas pajak,
sudah barang tentu pengisian SPT juga memiliki dampak secara hukum.
Agar terhindar dari konsekuensi hukum yang tidak perlu, penting dicatat
bahwa SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas.
Yang dimaksud dengan SPT harus diisi dengan benar, adalah
bahwa SPT yang disampaikan benar dalam perhitungan, benar dalam
penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan, benar dalam
penulisan dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. SPT
harus diisi dengan lengkap berarti SPT tersebut memuat semua unsure-
unsur yan berkaitan dengan objek pajak dan unsure-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam SPT. Ini artinya, SPT harus disampaikan lengkap beserta
seluruh lampiran yang dipersyaratkan. Sedangkan yang dimaksud dengan
SPT harus diisi dengan jelas adalah SPT melaporkan asal-usul atau sumber
dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan.
SPT Tahunan yang meliputi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, termasuk SPT Tahunan

1
Pembetulan dan diserahkan langsung oleh Wajib Pajak melalui petugas
penerima SPT Tahunan. Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
tempat Wajib Pajak terdaftar.
SPT Tahunan yang telah diserahkan dan dilaporkan oleh Wajib
Pajak, maka pengolahan dan pengemasan data dan dokumen SPT
Tahunandilakukan oleh petugas pelayanan di setiap KPP, setelah
dilakukan pengolahan dan pengemasan di KPP Pratama Blitar maka data
dan dokumen tersebut akan dikirimkan ke Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan (PPDDP) dan Kantor Pengolahan dan Dokumen
Perpajakan (KPPDDP). Setiap daerah dibagi wilayah pusat
pengemasannya. Untuk wilayah KPP Pratama Blitar pusat pengolahan dan
pengemasan SPT Tahunan akan dipusatkan di PPDDP (Pusat Pengolahan
Data dan Dokumen Perpajakan).
Pengemasan SPT di KPP Pratama Blitar akan dikirim ke PPDDP,
maka diperlukan adanya evaluasi mengenai proses pengemasan SPT
melalui prosedur pengemasan yang efektif. Oleh karena itu saya dalam
pelaksanaan praktik lapangan ingin memperdalam pengetahuan ini dengan
mengambil judul “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Perpajakan
Atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tulungagung”

B. Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam Pengalaman Praktik
Lapangan sebagai berikut:
a. Tujuan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan)
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui ada
tidaknya kesenjangan antara teori ekonomi syariah di lapangan
dengan pemberlajaran yang dilakukan di kampus.
2. Meningkatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.

2
3. Menambahkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang
tugas dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar.
4. Membuka jalur komunikasi antara mahasiswa dan lembaga.
5. Untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja
yang akan dijalani nantinya.
6. Membandingkan teori yang telah diperoleh saat kuliah dengan
praktek nyata dilapangan.
7. Untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan professional
dalam suatu bidang usaha atau pekerjaan tertentu.

b. Kegunaan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan)


Kegunaan yang ingin dicapai setelah melakukan Praktik
Pengalaman
Lapangan (PPL) adalah:
1. Bagi mahasiswa
a. Berguna untuk memperkaya wawasan keilmuan dalam praktik
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar.
b. Memberikan masukan baik secara teroritis untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi instansi terkait
2. Bagi Lembaga atau fakultas
a. Sebagai salah satu media penyerapan informasi yang
bermanfaat untuk meyelaraskan kurikulum dengan
perkembangan kebutuhan di lapangan.
b. Dengan adanya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Perguruan tinggi sebagai pencetak intelektual yang dapat
diterpakan di lapangan dan dapat di terima di dunia
kelembagaan.
c. Sebagai sarana penghubung lembaga perguruan tinggi dengan
lembaga pemerintahan dalam rangka meningkatkan SDM
untuk menghadapi kemajuan teknologi khususnya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3
c. Waktu dan Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan salah satu
bentuk kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa setiap semester akhir
dalam perkuliahan selama satu bulan terhitung sejak penerimaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Blitar pada waktu pelaksanaan praktek pengalaman lapangan
09 Januari 2018 sampai dengan terakhir PPL tanggal 09 Februari
2018. Dalam melaksanakan kegiatan praktik mahasiswa harus dating
paling tidak pukul 07.30 WIB dan pulang pukul15.00 WIB dengan
jadwal efektif lima hari praktik dalam satu minggu, dari hari senin s/d
jum’at. Tempat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Blitardi jalan Kenari No. 118 Blitar dan
dibantu oleh satu kantor setara kantor cabang yang terletak di jalan
Panglima Sudirman No. 41 Wlingi.

4
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga

PROFIL SINGKAT KPP PRATAMA TULUNGAGUNG

1. Tugas, Fungsi, dan Peran


KPP Pratama berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
132/PMKK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
206.2/PMK.01/2014, merupakan Instansi Vertikal Departemen Keuangan yang
mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan terhadap
Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya,Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan Undang – Undang Perpajakan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas KPP Pratama Tulungagung
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga,
dan perlengkapan.
b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian
dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan, pengolahan surat
pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan
registrasi Wajib Pajak serta kerja sama perpajakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman
dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan pajak, pengalokasian
dan penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan
kinerja.
d. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN,
PPnBM, PBB, BPHTB dan Pajak Lainnya), bimbingan/himbauan kepada

5
Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib
Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
e. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan
objek dan Subjek Pajak, penilaian Objek Pajak dan kegiatan ekstensifikasi
perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan


aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan
pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
g. Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan
dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-19/PJ/2007
tanggal 13 April 2007 Tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Modern
Pada Kantor Wilayah DJP dan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
Seluruh Indonesia Tahun 2007-2008, struktur organisasi KPP Pratama terdiri dari :
1. Kepala kantor
2. Sub bagian umum dan kepatuhan internal
3. Seksi pelayanan
4. Seksi pengolahan data dan informasi
5. Seksi pengawasan dan konsultasi I-IV
6. Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan
7. Seksi pemeriksaan
8. Seksi penagihan
9. Kelompok jabatan fungsional

Bagan Organisasi KPP Pratama dapat dilihat sebagai berikut.


STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA TULUNGAGUNG

KEPALA KANTOR

6
KELOMPOK JABATAN SUB BAGIAN UMUM
FUNGSIONAL DAN KEPATUHAN
INTERNAL

SESKSI PENGOLAHAN SEKSI SEKSI SEKSI


DATA DAN INFORMASI PELAYANAN PEMERIKSAAN PENAGIHAN

SEKSI PENGAWASAN DAN SEKSI EKSTENSIFIKASI DAN


KONSULTASI PENYULUHAN
(AR berada di bawah SEKSI ini)

3. Profil Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam melaksanakan
tugas pelayanan kepada masyarakat Wajib Pajak. Memperhatikan keterbatasan SDM
yang ada di KPP Pratama Tulungagung tidak menyurutkan tekad kerja keras yang
harus dilakukan dalam mengemban tugas pokoknya. Perlu dikemukakan bahwa KPP
Pratama Tulungagung memiliki SDM sebanyak 98 orang.
Berikut disajikan data pegawai KPP Pratama Tulungagung berdasarkan
klasifikasi Golongan Kepangkatan dan Pendidikan.
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Nomor Tingkat Pendidikan Jumlah
1 S2 9
2 S1/D4 36
3 D III 22
4 DI 23
5 SLTA 8
b. Berdasarkan Golongan
Nomor Golongan Jumlah
1 IV b 1
2 IV a 7

7
3 III d 10
4 III c 10
5 III b 23
6 III a 13
7 II d 16
8 II c 4
9 II b 2
10 II a 12

B. Pelaksanaan Praktik
Prkatik Pengalaman Lapangan (PPL) berlangsung di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Blitar. Selama kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ini berlangsung kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengikuti doa pagi bersama di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Blitar.
2. Menata formulir SPT Tahunan.
3. Menata dan mengurutkan map putih Induk Berkas Subyek Pajak.
4. Memilah dan stempel SKT yang akan diposkan.
5. Menempel identitas WP pada amplop.

8
6. Melipat dan memasukkan SKT ke dalam amplop sesuai identitas.
7. Menulis NPWP identitas Wajib Pajak pada map putih Induk Berkas
Subyek Pajak.
8. Mengimput identitas SKT yang akan diposkan.
9. Meneliti SPT
10. Memilah SPT dan menggolongkan sesuai nomer.
11. Meminta tanda tangan untuk SKT yang akan di kirimkan ke WP pada
bagian umum.
12. Mengirim berkas ke bagian secretariat.
13. Mencari NPWP WP perubahan data di computer bagian Orang Pribadi.
14. Penerima tamu yaitu WP dan mengarahkan WP yang akan melaporkan
SPT.

C. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang terjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar adalah
permasalahan dimana saat pengemasan SPT ternyata kualitas SPT nya
masih belum berkualitas
1. Syarat formal kurang lengkap
2. Blangko yang diisi oleh Wajib Pajak tidak standar
3. Burem atau Terpotong
4. Lampiran kurang lengkap, stempel, tanda tangan terkadang masih
berlum ada.
5. Salah formulir

D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik


Dalam hal ini kami memperoleh tanggapan baik dari tempat kami praktik.
Permasalahan yang kami ambil juga saran dari pembimbing kami yang ada
di tempat kami melaksanakan praktik. Sehingga bahan yang kami ambil
sebagai landasan judul memiliki respon baik dari para karyawan di dinass
tersebut.

9
Menurut tanggapan dari bu Dila permasalahan yang terjadi di KPP
Pratama Blitar dapat dijadikan sebagai masukan saran atau solusi yaitu
ketika ada yang melaporkan SPT lebih ditingkatkan lagi saat proses
penelitian sebelum saat di LPAD (Lembar Pengawasan Arus Dokumen)
dan juga sosialisasi tentang pengisian kepada Wajib Pajak.

E. Perencanaan Kinerja Kpp Pratama Tulungagung

1. Visi Direktorat Jenderal Pajak


Visi DJP adalah “Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara
yang Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara.”
Dari kalimat visi tersebut menegaskan bahwa DJP ingin menjadi suatu
institusi pemerintah yang menghimpun pajak Negara yang terbaik untuk
mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan mandiridimana dibutuhkan peran dari
sumber daya manusia sebagai subjek penyelenggara penghimpun pajak Negara
tersebut.Peran sumber daya manusia diangkat melalui nilai – nilai Kementerian
Keuangan yaitu : Iintegritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan
Kesempurnaan.sehinggaperan pemerintah sebagai penghimpun pajak Negara
diharapkan dapat terwujud.

2. Misi Direktorat Jenderal Pajak


Misi DJP adalah “Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan
mandiri dengan mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak
sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil, pelayanan berbasis
teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan, aparatur
pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional,dankompensasi yang
kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.”
Misi tersebut menjelaskan bahwa DJP Dalam menjamin
penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri harus selalu menerapkan
penegakan hukum yang adil, pelayanan yang memudahkan pemenuhan
kewajiban perpajakan, aparatur yang berintegritas, kompeten, profesional, serta
kompensasi yang kompetitif berbasis manajemen kinerja.

3. Tujuan dan Sasaran

10
 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana
juga diamanatkan dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019
adalah optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi
perpajakan.
Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kapasitas fiskal
negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong strategi industrialisasi dalam rangka transformasi
ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui
peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja
Negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayaan/utang.

 Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan,
diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat
operasional yang memenuhi kriteria sebagai berikut (SMART) :Specific
(Spesifik), Measureable (terukur), Achievable (dapat dicapai), relevant
(berkaitan), dan Time phase (berdasarkan jangka waktu). Untuk mengetahui
pencapaian sasaran, perlu diterapkan Key Performance Indicators (KPI) atau
Indikator Keberhasilan Utama. Indikator keberhasilan adalah ukuran
keberhasilan ditentukan oleh realisasi dibandingkan dengan target.

BAB III

11
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Pajak
Pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat (swasta) yang berdasarkan
undang-undang, wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa
mendapat kontra prestaso secara individual dan langsung dari negara, serta
bukan merupakan penalty. Pajak juga diartikan sebagai iuran rakyat pada
kas pemerintah yang bersifat wajib dan dipaksakan berdasarkan Undang-
Undang dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung
ditunjukkan dan yang idak digunakan untuk membiayai pengeluaran dan
dalam rangka menyelenggarakan pemerintah1.

Fungsi Pajak
Terdapat 2 fungsi pajak yaitu: fungsi budetair dan fungsi regulerend.
Fungsi budgetair digunakan untuk memasukkan dana secara optimal ke
kas Negara dengan system pemungutan. Fungsi regulerend sebagai alat
kebijakan pemerintah dalam mencapai tujuan tertentu2.

Syarat Pemungutan Pajak


Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut3:
1. Pemungutan pajak harus adil
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan UU
3. Tidak menganggu perekonomian
4. Pemungutan pajak harus efisien
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Surat Pemberitahuan (SPT)

1
Mardiasno, Perpajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta:ANDI, 2009), hal. 18
2
Mardiasno, Perpajakan Edisi Terbaru, (Yogyakarta:ANDI, 2018), hal. 4
3
Soemarso, Perpajakan Pendekatan Komprehensif, (Jakarta:Salemba Empat, 2008), hal. 55

12
Surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan mengenai perhitungan
dan pembayaran pajak terutang atau pajak yang kurang/lebih dibayar.
1. SPT Masa, yaitu surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan
mengenai perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu
masa pajak (bulan) atau pada suatu saat
2. SPT Tahunan adalah surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan
mengenai perhitungan dan pembayaran pajak terutang atau pajak yang
kurang/lebih dibayar dalam satu tahun pajak

(Drs. Muda Markus, Perpajakan Indonesia, Jakarta:PT Gramedia Pustaka


Utama.2005)

Pengemasan/Kemasan
Pengemasan SPT adalah kegitan yang dilakukan untuk menghitung jumlah
lembar SPT, memberikan label barcode pada LPAD, merekam nomor
LPAD, memindai label barcode menggunakan barcode reader,
memasukkan SPT dan LPAD ke dalam box, menempel label barcode pada
kemasan, mencetak Daftar isi kemasan, serta menyegel kemasan.

Penelitian, Penerimaan Dan Pengemasan SPT Tahunan


Penelitian SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
menilai kelengkapan pengisian SPT dan lampiran-lampirannya termasuk
penilaian tentang kebenaran penulisan dan perhitungannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan. SPT digunakan untuk
melaporkan pehitungan dan atau pembayaran pajak, objk pajak dan atau
bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan pajak4
Penerimaan SPT adalah serangkaian kegiatan untuk menerima SPT
yang disampaikan Wajib Pajak, menerbitkan Lembar Pengawasan Arus

4
Dwiarso Utomo, Yulia Setiawan, Agung Yulianto, Perpajakan Aplikasi dan Terapan,
(Yogyakarta:ANDI, 2011), hal. 71

13
Dokumen (LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), meneliti kesesuaian
data antara SPT dengan LPAD serta menyatukannya.
Pengemasan SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Petugas pengemasan untuk menghitung kembali jumlah lembar SPT,
menempel label bercode pada LPAD, merekam nomor LPAD, dan
memindai label bercode dengan bercode dan memasukkan SPT beserta
LPAD yang sesuai ke dalam kemasan (box) serta membuat Daftar isi
kemasan dengan menggunakan Aplikasi pengemasan.

B. CARA MENGEMAS SPT YANG BENAR


Setelah melakukan observasi di bidang pelayanan permasalahan
yang dapat dilihat di bidang ini adalah sebagai berikut5:
Permasalahan yang terjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar
adalah permasalahan dimana saat pengemasan SPT ternyata kualitas SPT
nya masih belum berkualitas
1. Syarat formal kurang lengkap
Ketika pelaporan SPT, Wajib Pajak terkadang tidak memenuhi
syarat formal atau tidak lengkap yaitu saat pengisian formulir identitas
kurang lengkap (NPWP, Nama dan Alamat lengkap), bukti pelunasan
SSP(Surat Setoran Pajak) tidak dibawa atau malah Wajib Pajak belum
melakukan pembayaran SSP(Surat Setoran Pajak), jika ada potongan
harusnya disertakan bukti Potong PPh Pasal 21/22/23, dan Fotokopi
Kartu Keluarga.
2. Blangko yang diisi oleh Wajib Pajak tidak standar
Blangko yang digunakan SPT saat laporan SPT terkadang tidak
standar misalnya salah pengisian blangko dimana blangko SPT cacat
dan sobek, burem
3. Lampiran kurang lengkap, stempel, tanda tangan terkadang masih
berlum ada.

5
Ibid, hal. 74

14
Wajib Pajak yang melaporkan SPT terutama bagian badan harus
melengkapi NPWP, nama perusahaan / badan & alamat tercantum
dengan lengkap dan jelas. 2. Tanda tangan direktur (atau pihak yang
ditunjuk dengan surat kuasa khusus) & stempel / cap perusahaan /
badan pada SPT Tahunan Induk

4. Salah formulir
Salah formulir ini adalah kesalahan yang sering terjadi yang
dilakukan oleh Wajib Pajak dimana Wajib Pajak mengisi formulir
yang salah, memang formulir SPT itu ada berbeda-beda.
a. Formulir SPT untuk WPOP (Wajib Pajak Orang Pribadi)
Pertama,Formulir 1770 Form ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Dari usaha / pekerjaan bebas;
2. Dari satu atau lebih pemberi kerja;
3. Yang dikenakan pph final dan/atau bersifat final; dan/atau
4. Dalam negeri lainnya/luar negeri.
Kedua, Formulir 1770 S Form ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Dari satu atau lebih pemberi kerja; dalam negeri lainnya;
dan/atau
2. Yang dikenakan pph final dan/atau bersifat final.
Ketiga, Formulir 1770 SSForm ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau
pekerjaan bebas;
2. Jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000
(enam puluh juta
rupiah) setahun.
b. Formulis SPT untuk Wajib Pajak Badan

15
Pertama, Formulir 1771, Form ini diperuntukan buat
Wajib Pajak Badan dalam negeri baik berbentuk CV, PT,
Firma, dan yang berbentuk badan hukum lainnya.

Kedua, Formulir 1771 $ , Form ini diperuntukan bagi


Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.

Mengingat SPT tersebut harus disampaikan kepada otoritas pajak,


sudah tentu pengisian SPT juga memiliki dampak secara hukum. Agar
terhindar dari konsekuensi hukum yang tidak perlu, SPT harus diisi
dengan benar, lengkap, dan jelas.
Yang dimaksud SPT diisi dengan benar, adalah SPT yang
disampaikan harus benar dalam perhitungannya, benar dalam penulisan
dan benar-benar sesuai keadaan yang sebenarnya. SPT harus diisi dengan
lengkap berarti SPT tersebut memuat semua unsur-unsur yng berkaitan
deengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam
SPT. Ini artinya, SPT harus disampaikan lengkap beserta seluruh lampiran
yang dipersyaratkan. Sedangkan yang dimaksud dengan SPT harus diisi
dnegan jelas adalah SPT asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan.
Permasalahan yang terjadi di KPP Pratama Blitar dapat dijadikan
sebagai masukan saran atau solusi yaitu ketika ada yang melaporkan SPT
lebih ditingkatkan lagi saat proses penelitian sebelum saat di LPAD
(Lembar Pengawasan Arus Dokumen) dan juga sosialisasi tentang
pengisian kepada Wajib Pajak.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
SPT Tahunan yang meliputi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, termasuk SPT Tahunan

16
Pembetulan dan diserahkan langsung oleh Wajib Pajak melalui petugas
penerima SPT Tahunan. Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
tempat Wajib Pajak terdaftar.
Pengolahan SPT Tahunan diatur sesuai dengan peraturan yang
berlaku, Pengemasan SPT di KPP Pratama Blitar akan dikirim ke PPDDP,
maka diperlukan adanya evaluasi mengenai proses pengemasan SPT
melalui prosedur pengemasan yang efektif.
SPT tersebut harus disampaikan kepada otoritas pajak, sudah tentu
pengisian SPT juga memiliki dampak secara hukum. Agar terhindar dari
konsekuensi hukum yang tidak perlu, SPT harus diisi dengan benar,
lengkap, dan jelas.

B. Saran

1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam


Untuk tahun mendatang kegiatan PPL yang dilaksanakan
memaksimalkan waktu dan tempat untuk pelaksanaannya dan
diharapkan memberikan bimbingan yang lebih baik lagi kepada
mahasiswa agar di tahun-tahun mendatang lebih siap lagi untuk
menjalankan praktek pengalaman lapangan.
2. Untuk Kantor Pajak Pratama Blitar
Apabila mahasiswa PPL kesulitan dalam menjalankan tugas lebih
mendalam maka bimbingan diberikan lebih terarah.
3. Untuk mahasiswa
Dalam menjalankan PPL dapat menjadi pengalaman yang berguna
di kemudian hari saat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya dan
diharapkan agar mahasiswa mampu menyerap ilmu dengan maksimal
dan mudah beradaptasi dengan lingkungan instansi yang menjadi
tempat praktek.

17
1

Anda mungkin juga menyukai