Oleh:
EKONOMI SYARI’AH
i
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Di : Tulungagung
MENYETUJUI
NIP.198507122007011002 NIP.197506142008011009
MENGESAHKAN
DEKAN
ii
Dr. H. DEDE NURROHMAN, M.Ag
NIP. 197112182002121003
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sebagai kami berhasil menyelesaikan laporan Praktik
Pengalaman Lapangan yang berjudul “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Perpajakan Atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan
kebenaran. Laporan ini kami ajukan untuk memenuhi tugas akhir Praktik
Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
IAIN Tulungagung.
Selesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
iii
4. Bapak Siswahyudianto, M.M selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
5. Bapak Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., M.A.selaku dosen pembimbing
lapangan yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam proses
Praktik Pengalaman Lapangan
6. Bapak M. Andi Setijo Nugroho selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung
7. Ibu Erni Triwuryanti selaku Kepala Sub Bag Umum Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Tulungagung
8. Bapak Ervan Januarko selaku dosen pamong Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung.
9. Bapak Sugiyanto selaku Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tulungagung
10. Segenap karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar yang telah
menerima kehadiran mahasiswi IAIN Tulungagung dengan baik.
Semoga laporan ini dapat diterima dan menjadi sesuatu yang berguna bagi
pembaca.Semoga laporan ini menjadi pedoman untuk pembuatan laporan
bagi yang membutuhkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Wajib pajak berkewajiban untuk menghitung, memperhitungkan,
menyetor. Dan melaporkan pajak yang terutang sendiri yaitu dimana wajib
pajak harus menghitung sendiri, dan melaporkan sendiri, menyetor sendiri,
dan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT). SPT adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan
bukan objek pajak dan harta kewajiban. Dengan adanya data wajib pajak
yang akurat dan benar, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penerimaan pajak. Ketidakbenaran, ketidaklengkapan, dan ketidakjelasan
dari data wajib pajak dapat menyebabkan penerimaan pajak menjadi tidak
efisien dan tidak efektif.
Mengingat SPT tersebut harus disampaikan kepada otoritas pajak,
sudah barang tentu pengisian SPT juga memiliki dampak secara hukum.
Agar terhindar dari konsekuensi hukum yang tidak perlu, penting dicatat
bahwa SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas.
Yang dimaksud dengan SPT harus diisi dengan benar, adalah
bahwa SPT yang disampaikan benar dalam perhitungan, benar dalam
penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan, benar dalam
penulisan dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. SPT
harus diisi dengan lengkap berarti SPT tersebut memuat semua unsure-
unsur yan berkaitan dengan objek pajak dan unsure-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam SPT. Ini artinya, SPT harus disampaikan lengkap beserta
seluruh lampiran yang dipersyaratkan. Sedangkan yang dimaksud dengan
SPT harus diisi dengan jelas adalah SPT melaporkan asal-usul atau sumber
dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan.
SPT Tahunan yang meliputi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, termasuk SPT Tahunan
1
Pembetulan dan diserahkan langsung oleh Wajib Pajak melalui petugas
penerima SPT Tahunan. Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
tempat Wajib Pajak terdaftar.
SPT Tahunan yang telah diserahkan dan dilaporkan oleh Wajib
Pajak, maka pengolahan dan pengemasan data dan dokumen SPT
Tahunandilakukan oleh petugas pelayanan di setiap KPP, setelah
dilakukan pengolahan dan pengemasan di KPP Pratama Blitar maka data
dan dokumen tersebut akan dikirimkan ke Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan (PPDDP) dan Kantor Pengolahan dan Dokumen
Perpajakan (KPPDDP). Setiap daerah dibagi wilayah pusat
pengemasannya. Untuk wilayah KPP Pratama Blitar pusat pengolahan dan
pengemasan SPT Tahunan akan dipusatkan di PPDDP (Pusat Pengolahan
Data dan Dokumen Perpajakan).
Pengemasan SPT di KPP Pratama Blitar akan dikirim ke PPDDP,
maka diperlukan adanya evaluasi mengenai proses pengemasan SPT
melalui prosedur pengemasan yang efektif. Oleh karena itu saya dalam
pelaksanaan praktik lapangan ingin memperdalam pengetahuan ini dengan
mengambil judul “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Perpajakan
Atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tulungagung”
2
3. Menambahkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang
tugas dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar.
4. Membuka jalur komunikasi antara mahasiswa dan lembaga.
5. Untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja
yang akan dijalani nantinya.
6. Membandingkan teori yang telah diperoleh saat kuliah dengan
praktek nyata dilapangan.
7. Untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan professional
dalam suatu bidang usaha atau pekerjaan tertentu.
3
c. Waktu dan Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan salah satu
bentuk kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa setiap semester akhir
dalam perkuliahan selama satu bulan terhitung sejak penerimaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Blitar pada waktu pelaksanaan praktek pengalaman lapangan
09 Januari 2018 sampai dengan terakhir PPL tanggal 09 Februari
2018. Dalam melaksanakan kegiatan praktik mahasiswa harus dating
paling tidak pukul 07.30 WIB dan pulang pukul15.00 WIB dengan
jadwal efektif lima hari praktik dalam satu minggu, dari hari senin s/d
jum’at. Tempat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Blitardi jalan Kenari No. 118 Blitar dan
dibantu oleh satu kantor setara kantor cabang yang terletak di jalan
Panglima Sudirman No. 41 Wlingi.
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
5
Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib
Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
e. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan
objek dan Subjek Pajak, penilaian Objek Pajak dan kegiatan ekstensifikasi
perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-19/PJ/2007
tanggal 13 April 2007 Tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Modern
Pada Kantor Wilayah DJP dan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
Seluruh Indonesia Tahun 2007-2008, struktur organisasi KPP Pratama terdiri dari :
1. Kepala kantor
2. Sub bagian umum dan kepatuhan internal
3. Seksi pelayanan
4. Seksi pengolahan data dan informasi
5. Seksi pengawasan dan konsultasi I-IV
6. Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan
7. Seksi pemeriksaan
8. Seksi penagihan
9. Kelompok jabatan fungsional
KEPALA KANTOR
6
KELOMPOK JABATAN SUB BAGIAN UMUM
FUNGSIONAL DAN KEPATUHAN
INTERNAL
7
3 III d 10
4 III c 10
5 III b 23
6 III a 13
7 II d 16
8 II c 4
9 II b 2
10 II a 12
B. Pelaksanaan Praktik
Prkatik Pengalaman Lapangan (PPL) berlangsung di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Blitar. Selama kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ini berlangsung kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengikuti doa pagi bersama di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Blitar.
2. Menata formulir SPT Tahunan.
3. Menata dan mengurutkan map putih Induk Berkas Subyek Pajak.
4. Memilah dan stempel SKT yang akan diposkan.
5. Menempel identitas WP pada amplop.
8
6. Melipat dan memasukkan SKT ke dalam amplop sesuai identitas.
7. Menulis NPWP identitas Wajib Pajak pada map putih Induk Berkas
Subyek Pajak.
8. Mengimput identitas SKT yang akan diposkan.
9. Meneliti SPT
10. Memilah SPT dan menggolongkan sesuai nomer.
11. Meminta tanda tangan untuk SKT yang akan di kirimkan ke WP pada
bagian umum.
12. Mengirim berkas ke bagian secretariat.
13. Mencari NPWP WP perubahan data di computer bagian Orang Pribadi.
14. Penerima tamu yaitu WP dan mengarahkan WP yang akan melaporkan
SPT.
C. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang terjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar adalah
permasalahan dimana saat pengemasan SPT ternyata kualitas SPT nya
masih belum berkualitas
1. Syarat formal kurang lengkap
2. Blangko yang diisi oleh Wajib Pajak tidak standar
3. Burem atau Terpotong
4. Lampiran kurang lengkap, stempel, tanda tangan terkadang masih
berlum ada.
5. Salah formulir
9
Menurut tanggapan dari bu Dila permasalahan yang terjadi di KPP
Pratama Blitar dapat dijadikan sebagai masukan saran atau solusi yaitu
ketika ada yang melaporkan SPT lebih ditingkatkan lagi saat proses
penelitian sebelum saat di LPAD (Lembar Pengawasan Arus Dokumen)
dan juga sosialisasi tentang pengisian kepada Wajib Pajak.
10
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana
juga diamanatkan dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019
adalah optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi
perpajakan.
Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kapasitas fiskal
negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong strategi industrialisasi dalam rangka transformasi
ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui
peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja
Negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayaan/utang.
Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan,
diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat
operasional yang memenuhi kriteria sebagai berikut (SMART) :Specific
(Spesifik), Measureable (terukur), Achievable (dapat dicapai), relevant
(berkaitan), dan Time phase (berdasarkan jangka waktu). Untuk mengetahui
pencapaian sasaran, perlu diterapkan Key Performance Indicators (KPI) atau
Indikator Keberhasilan Utama. Indikator keberhasilan adalah ukuran
keberhasilan ditentukan oleh realisasi dibandingkan dengan target.
BAB III
11
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Pajak
Pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat (swasta) yang berdasarkan
undang-undang, wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa
mendapat kontra prestaso secara individual dan langsung dari negara, serta
bukan merupakan penalty. Pajak juga diartikan sebagai iuran rakyat pada
kas pemerintah yang bersifat wajib dan dipaksakan berdasarkan Undang-
Undang dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung
ditunjukkan dan yang idak digunakan untuk membiayai pengeluaran dan
dalam rangka menyelenggarakan pemerintah1.
Fungsi Pajak
Terdapat 2 fungsi pajak yaitu: fungsi budetair dan fungsi regulerend.
Fungsi budgetair digunakan untuk memasukkan dana secara optimal ke
kas Negara dengan system pemungutan. Fungsi regulerend sebagai alat
kebijakan pemerintah dalam mencapai tujuan tertentu2.
1
Mardiasno, Perpajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta:ANDI, 2009), hal. 18
2
Mardiasno, Perpajakan Edisi Terbaru, (Yogyakarta:ANDI, 2018), hal. 4
3
Soemarso, Perpajakan Pendekatan Komprehensif, (Jakarta:Salemba Empat, 2008), hal. 55
12
Surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan mengenai perhitungan
dan pembayaran pajak terutang atau pajak yang kurang/lebih dibayar.
1. SPT Masa, yaitu surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan
mengenai perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu
masa pajak (bulan) atau pada suatu saat
2. SPT Tahunan adalah surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan
mengenai perhitungan dan pembayaran pajak terutang atau pajak yang
kurang/lebih dibayar dalam satu tahun pajak
Pengemasan/Kemasan
Pengemasan SPT adalah kegitan yang dilakukan untuk menghitung jumlah
lembar SPT, memberikan label barcode pada LPAD, merekam nomor
LPAD, memindai label barcode menggunakan barcode reader,
memasukkan SPT dan LPAD ke dalam box, menempel label barcode pada
kemasan, mencetak Daftar isi kemasan, serta menyegel kemasan.
4
Dwiarso Utomo, Yulia Setiawan, Agung Yulianto, Perpajakan Aplikasi dan Terapan,
(Yogyakarta:ANDI, 2011), hal. 71
13
Dokumen (LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), meneliti kesesuaian
data antara SPT dengan LPAD serta menyatukannya.
Pengemasan SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Petugas pengemasan untuk menghitung kembali jumlah lembar SPT,
menempel label bercode pada LPAD, merekam nomor LPAD, dan
memindai label bercode dengan bercode dan memasukkan SPT beserta
LPAD yang sesuai ke dalam kemasan (box) serta membuat Daftar isi
kemasan dengan menggunakan Aplikasi pengemasan.
5
Ibid, hal. 74
14
Wajib Pajak yang melaporkan SPT terutama bagian badan harus
melengkapi NPWP, nama perusahaan / badan & alamat tercantum
dengan lengkap dan jelas. 2. Tanda tangan direktur (atau pihak yang
ditunjuk dengan surat kuasa khusus) & stempel / cap perusahaan /
badan pada SPT Tahunan Induk
4. Salah formulir
Salah formulir ini adalah kesalahan yang sering terjadi yang
dilakukan oleh Wajib Pajak dimana Wajib Pajak mengisi formulir
yang salah, memang formulir SPT itu ada berbeda-beda.
a. Formulir SPT untuk WPOP (Wajib Pajak Orang Pribadi)
Pertama,Formulir 1770 Form ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Dari usaha / pekerjaan bebas;
2. Dari satu atau lebih pemberi kerja;
3. Yang dikenakan pph final dan/atau bersifat final; dan/atau
4. Dalam negeri lainnya/luar negeri.
Kedua, Formulir 1770 S Form ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Dari satu atau lebih pemberi kerja; dalam negeri lainnya;
dan/atau
2. Yang dikenakan pph final dan/atau bersifat final.
Ketiga, Formulir 1770 SSForm ini diperuntukan bagi
WPOP yang mempunyai penghasilan dari:
1. Mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau
pekerjaan bebas;
2. Jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000
(enam puluh juta
rupiah) setahun.
b. Formulis SPT untuk Wajib Pajak Badan
15
Pertama, Formulir 1771, Form ini diperuntukan buat
Wajib Pajak Badan dalam negeri baik berbentuk CV, PT,
Firma, dan yang berbentuk badan hukum lainnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SPT Tahunan yang meliputi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, termasuk SPT Tahunan
16
Pembetulan dan diserahkan langsung oleh Wajib Pajak melalui petugas
penerima SPT Tahunan. Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
tempat Wajib Pajak terdaftar.
Pengolahan SPT Tahunan diatur sesuai dengan peraturan yang
berlaku, Pengemasan SPT di KPP Pratama Blitar akan dikirim ke PPDDP,
maka diperlukan adanya evaluasi mengenai proses pengemasan SPT
melalui prosedur pengemasan yang efektif.
SPT tersebut harus disampaikan kepada otoritas pajak, sudah tentu
pengisian SPT juga memiliki dampak secara hukum. Agar terhindar dari
konsekuensi hukum yang tidak perlu, SPT harus diisi dengan benar,
lengkap, dan jelas.
B. Saran
17
1