CONSUMER BEHAVIOUR
Dr. Prima Mulyasari Agustini., S.Sos., M.Si
Michael (2221021043)
Program Studi Magister Manajemen Universitas Bakrie
Universitas Bakrie, Indonesia
Email: mingie2204@gmail.com
Michael
2221021043
MENGUBAH HAL NEGATIF MENJADI POSITIF DIDALAM MENINGKATKAN DAYA MINAT
DAN KESADARAN KONSUMEN AKAN PRODUK
PENDAHULUAN
Pada dasarnya manusia mempunyai akal dan pikiran didalam membeda-bedakan hal yang
positif dan negative, ada pun observasi akan hal ini kerap kali dikaitkan didalam pengambilan
keputusan setelahnya. Didalam penilaian hal negatif dan positif penggiringan opini pun
kadang dilakukan untuk menitikjelaskan maksud tujuan dari pemasar agar memperjelas
maksud keinginan pemasar menyampaikan pesan. Masing-masing pesan memberikan
manfaat kepada pemasar untuk menyampaikan maksud dan juga mempunyai keunggulan
satu sama lain tergantung cara penggunaan dan momentum waktu penggunaan yang
berkaitan. Namun hal ini juga dipengaruhi tingkat memori seseorang dalam mencernakan
informasi yang diterima didalam selama hidupnya, adapun pesan dari segi nama, persepsi,
dan kapasitas memori konsumen dalam mengingat pesan yang disampaikan suatu produk
yang menonjol. Memori berguna sebagai tempat memproses dan mengolah informasi-
informasi yang belum disaring, dan dari informasi tersebut di proses dengan menggabungkan
informasi lama dan baru dan menyimpannya. (Horton, 1984) Memori inilah yang akan nanti
nya akan distimulus oleh pesan dari situ akan memberikan sebuah response dari masing-
masing konsumen.
Berbagai bentuk stimulus dari unconditioned stimulus, conditioned stimulus, dan
conditioned response yang tercakup disini yang berkaitan dengan pembelajaran dan memori.
(Solomon, 2009) Disini pesan stimulus diberikan agar konsumen dapat mencerna dan
melakukan pembelajaraan akan pesan ataupun keadaan yang disampaikan oleh pemasar baik
itu pesan dengan stimulus bermuatan penguatan positif dan negative. Dalam hal ini
dibahaskan terkait stimulus pesan negatif yang biasa nya digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan negatif yang bertujuan dari penonton/penerima pesan untuk menghindari hal
negatif yang terburuk dan tidak sampai mengalami hal negatif tersebut. Mengapa stimulus
ini bisa dan sering digunakan, hal ini berkaitan dengan penelitian dari para Para peneliti dari
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Tulane AS dan Fakultas Kedokteran Universitas Tufts,
di AS telah mempelajari pembentukan ingatan di otak, dari penelitian ini telah menemukan
pengalaman traumatis dapat merangsang system pusat di otak yang mengatur sisi emosional,
sehingga proses ketakutan dan stress ini menghasilkan pola ledakan muatan rangsangan
listrik di otak secara berulang sehingga pada kenyataan nya akan terus teringat nanti nya dan
sulit dilupakan. (Dinno Baskoro, 2022) Hal negatif inilah yang akan mendorong kita untuk
mendapatkan pertahanan atau antipati terhadap yang akan terjadi atau hal yang harus
dihindari. Disini dapat mendorong juga kita sebagai konsumen untuk melakukan
perencanaan atau impulse buying apabila ingin terhindar dari hal-hal negatif yang akan
terjadi. Jadi ada hal positif yang bisa diambil dari hal negatif sebenarnya, karena dalam hal ini
terdapat sisi positif yaitu membentuk pertahanan diri untuk lebih berhati-hati didalam
berencana dan mengambil keputusan. Karena biasanya dari hal negatif yang disampaikan
membuat kita belajar dan menciptakan pengalaman berharga untuk kita dapatkan.
Contoh 1 Stimulus dengan Penguatan negative yang memberikan dampak positif
Penggunaan stimulus negatif ini sering digunakan oleh pemasar untuk menyampaikan
pesan negatif untuk dihindari, contohnya pada salah satu iklan cat anti bocor brand X. Disini
pemasar menyampaikan pesannya dengan sangat sederhana ketika, satu keluarga yang
tinggal didalam rumah baik-baik saja, tiba-tiba saja terjadi hujan besar dan seketika rumahnya
mengalami kebocoran dikarenakan tidak menggunakan cat anti bocor didalam rumahnya
sehingga mengalami kerugian bahkan ketidaknyamanan didalam rumah dimana diceritakan
bahwa rumah seharusnya memberikan rasa aman, nyaman dan ketenangan. Dari pesan iklan
yang ingin disampaikan oleh pemasar adalah kenyamanan rumah seharusnya tidak terganggu
apabila menggunakan cat anti bocor brand X dan tidak sembarangan menggunakan cat anti
bocor brand yang asal-asalan yang tidak menjamin daya tahan air. Di iklan ini ditekankan
bahwa faktor emosional kekecewaan oleh sang actor yang menggunakan brand asal-asalan
sehingga merugikan diri dan keluarga nya. Dari iklan ini sang pemasar juga menstimulasi
pemikiran negatif lainnya yaitu trauma akan kerusakan rumah atau tempat tinggal apabila
terjadi kebocoran yang dikarenakan memakai cat anti bocor sembarangan. Jadi dengan
stimulasi negative ini tentu saja kita sebagai orang awam akan mendapatkan notifikasi bahwa
bila tidak berhati-hati menggunakan produk untuk cat anti bocor, maka akan terjadi
kebocoran yang tidak dapat dihindari dan terjadi kerusakan pada properti menimbulkan
kerugian dan kenyamanan dirumah. Di pesan ini memori yang ditanamkan kepada konsumen
adalah tingkat kesadaran ketika dirumah terjadi hujan besar, maka rasa takut dan cemas
konsumen akan meningkat sehingga akan selalu mengingat apabila terjadi kebocoran akan
produk brand X, jadi dalam tidak sadar dan sadar pesan iklan ini masuk kedalam memori
ingatan konsumen apabila ada trigger terjadi hujan dan kebocoran.
Horton, R. L. (1984). Buyer Behavior Decision Making Approach. Colombus, Ohio: Charles E Merril.
Solomon, M. R. (2009). Consumer behaviour : buying, having, and being. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.