Anda di halaman 1dari 3

WAKIL RAKYAT

Pagi hari saat cuaca sedang hujan, di sebuah warung kopi ada dua pemuda sejoli
yang menikmati kopinya sambil berbincang-bincang, mereka terkenal sangat riang
dengan lidah mereka yang tajam.
Tiyas : Wakil rakyat saat ini bukannya menyejahterakan rakyat, tapi malah
menyengsarakan rakyat.
Jenny : Lebih parahnya lagi banyak wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi.
Tiyas : Emang parah, Jenn. Rakyat makin susah, eh wakil rakyat malah makin
semringah. Banyak rakyat yang kehilangan pekerjaan, eh wakil rakyat malah
bersenang-senang. Betapa bahagia dan sejahtera sekali mereka mendapat uang
yang bukan hak mereka.
Jenny : Eh, tapi ya Tii, kalau dipikir sih yang namanya wakil rakyat kan mewakili
rakyat. Padahal kan mereka hanya makan, tudur, ngomong kecil..tapi gajinya
gede!
Tiyas : Emang iya. Makanya kalo di pikir pikir wakil rakyat perutnya gede gede!
Bapaknya Elsa kan ketua RT tuh, aku juga mikir Elsa makan uang rakyat juga gak
ya hahahahaha..
Jenny : Ya gak begitu juga Tii...Titiiii!! Coba pikirkan lagi Tii, mereka kan wakil
rakyat. Kalau dipikir-pikir sih wakil rakyat itu sudah sepantasnya mewakili rakyat.
Rakyat pengen bahagia, sudah ada yang mewakili.
Rakyat pengen harta melimpah sudah ada yang mewakili. Semua sudah diwakili
oleh wakil rakyat. Bahkan rakyat pengen berantem pun sudah diwakili sama
mereka.
Tiyas : Hahaha, masak sih Jen, masak berantem juga diwakili oleh mereka.
Jenny : Kaya gak tau aja, Tiii, itu pas waktu sidang tidak jarang mereka pada
berantem, pada tawuran di sana. Emang yaa soal harta itu nikmat dunia..kayak
kita yaa Tii suka gila harta.
Tiyas : Bener juga kamu Jen, hahaha. Ayo Jen diminum dulu kopinya.
Mereka berdua pun meminum kopi yang tinggal sedikit dan kemudian
melanjutkan perjalanan untuk ke sekolah.

Anda mungkin juga menyukai