Anda di halaman 1dari 6

Naskah drama masa reformasi (1998-sekarang)

Pada mei 1998, Indonesia mengalami pukulan terberat krisis ekonomi yang menerpa Asia
Timur. Meningkatnya inflasi dan pengangguran menciptakan penderitaan di mana-mana.
Ketidakpuasan terhadap pemerintah yang lamban dan merajalelanya korupsi juga meningkat.
April 1998 segera setelah Suharto terpilih kembali sebagai presiden, mahasiswa dari berbagai
Universitas di seluruh tanah air menyelenggarakan demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut
pemilu ulang dan tindakan efektif pemerintah untuk mengatasi krisis. Ini adalah insiden terbaru,
ketika mahasiswa Indonesia meneriakkan aspirasi rakyat dan dipukuli karena dianggap
menimbulkan kekacaun.

Gerakan Mahasiswa di Indonesia

(12 mei 1998-17 desember 1998)

 10 Mei 1998

Pinta : Hei Hei .. (memasuki halaman Universitas dengan lari tergopoh-gopoh)


Ketua dan lain-lain sedang mendiskusikan tugas di halaman
Steven : Ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?
Pinta : Hosh hoshhh. Aku baru saja melihat televisi di warung depan. Suharto terpilih lagi
menjadi presiden!
Steven : Benar begitu?!
Pinta : iya!!!Gila! Ini benar-benar situasi rumit! Kita sudah lelah dipimpin oleh pemerintahan
kolot seperti dia!!! Hah! Aku benar-benar tak habis pikir!
Gosyen : Suharto dipilih lagi oleh para perut besar itu?!! Ini benar-benar sudah menyalahi aturan.
Kita harus segera berontak!!
Pinta : Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Gosyen : Tidak ada cara lain lagi.
Steven : Sejujurnya , kita lelah dengan semua ini. Pemerintah yang tak pernah memperhatikan
nasib rakyat di berbagai wilayah menjadi bukti. Saya merasa kasihan melihat mereka. (tatapan
muka sedih)
Pinta : Itu benar. Kita harus segera berontak!
Gosyen : Siapkan poster dan perlengkapan lainnya kecuali senjata tajam. Tanggal 12 mei nanti
kita semua berkumpul di halaman Universitas ini untuk berdemo. Apa yang kita lakukan nanti
yang pasti untuk masa depan Indonesia.
Steven : Kenapa tidak boleh membawa senjata tajam?
Ketua: Niat kita hanya untuk berdemo, bukan untuk membunuh. Kita hanya menyampaikan
aspirasi untuk meruntuhkan rezim kakek tua biadab itu.
Steven : Oke. Nanti aku, Elang, Hery, dan Hendriawan Sie akan mempersiapkan poster.
Gosyen: Baiklah. Dan untuk mahasiswa lain, hubungi anak-anak dari Universitas di seluruh
Indonesia untuk melakukan demonstrasi bersama.
Seluruh mahasiswa: Baik.
11 Mei 1998

Saat mentari belum sepenuhnya bangun dari peraduan, seluruh mahasiswa Trisakti sudah
berkumpul di halaman kampus. Poster-poster dan suara-suara mahasiswa yang dituangkan dalam
tulisan tangan rapuh menjadi saksi bisu kekecewaan mahasiswa kepada para wakil rakyat.
Tujuan mereka hanya satu. Mereka hanya ingin membangun Negara Indonesia menjadi Negara
demokrasi.
Jesslyn : Selamat pagi semuanya.
Gabung : Pagi.
Jesslyn : Sesuai dengan perjanjian kemarin, kita semua berkumpul di halaman Universitas ini
untuk berdemo menuntut agar Suharto turun dari kursi pemerintahan.
Pinta : Ya, demo yang kita lakukan ini bukan untuk aksi sepele. Hari ini masa depan bangsa ada
di tangan kita semua.
Gosyen : Apapun hasil yang telah kita capai, yang pasti kita hanya ingin keselamatan. Apakah
kalian semua siap untuk berdemo?! Apakah kalian semua siap untuk masa depan bangsa?!
Apakah kalian siap untuk mengorbankan nyawa kalian, jika terjadi sesuatu?!
Mahasiswa: Siap!!!
Steven : Bagaimana dengan perlengkapaan yang dibutuhkan?
Pinta : Seluruh bahan perlengkapan sudah siap.
Ketua: Bagus. Kita tinggal meminta izin kepada aparat untuk berdemo. Ayo!
……………………………
Steven : Pak, maaf menggangu waktu bapak. Kedatangan kami kemari untuk meminta izin bapak
untuk berdemo di halaman gedung MPR.
Martohap : Apa? Bukankah Kepala Universitas Trisakti sudah mengatakan, bahwa kalian hanya
boleh berdemonstasi di halaman Universitas saja.
Gosyen : Iya sudah. Kami sudah mendengar penjelasan dari bapak Kepala Universitas. Tapi ini
masalah Hak asasi manusia pak. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami. Kami hanya
ingin berdemo di depan gedung MPR agar para wakil rakyat bisa langsung mendengar kami!
Kami tidak ingin dikekang!
Martohap : Sesuai anjuran atasan kami, kalian hanya boleh berdemo di halaman Universitas.
Tidak boleh melanggar lebih dari itu. Atau kalian akan tahu akibatnya nanti.
Steven : Apapun yang akan bapak nyatakan, kami akan membantah jika hal itu memaksa kami
untuk melakukan sesuatu. Kita lihat saja besok.

12 Mei 1998

(Halaman gedung MPR)


Gosyen : NIAT KAMI BAIK UNTUK MENYAMPAIKAN ASPIRASI!
Gabung (diikuti oleh mahasiswa lain): TURUN SUHARTO! TURUN SUHARTO! TURUN
SUHARTO SEKARANG JUGA!
Gosyen : KAMI INGIN BERDEMO DI DEPAN GEDUNG MPR!
Martohap : Apa yang akan menjadi tanggung jawab kami akan terus kami emban. Kalian tetap
tidak boleh berdemo di depan gedung MPR.
Steven : Maafkan kami, jika kami membantah bapak pelindung masyarakat!
Gosyen : Siap-siap bergerak kawan! Insyaallah kita bisa mewujudkan reformasi! Apa yang kita
lakukan hari ini untuk masa depan Indonesia! Untuk anak cucu kita! Panjatkan doa dalam hati!
Jangan takut! Ada Tuhan di samping kita! MAJU!!!
DUAR DUARR DDUARRR DUARRRR (tembakan dari aparat menjadi pembuka demonstrasi
mahasiswa)

13 Mei 1998

(Di dalam Istana Negara)


Suharto: Terima kasih atas kedatangan anda disini. Tujuan saya untuk mengumpulkan para
menteri, tokoh masyarakat, dan para ulama adalah untuk membantu saya dalam mempertahankan
pemerintahan 5 tahun mendatang. Pastinya kita semua tahu bahwa para mahasiswa telah
berdemo di halaman gedung MPR untuk menurunkan saya dari jabatan presiden. Apa yang
mereka sebut dengan korupsi,kolusi,nepotisme dan lain-lain ini tidak sepenuhnya benar.
Buktinya banyak masyarakat mayoritas mengatakan bahwa dalam pemerintahan saya, mereka
sejahtera. Nah,yang saya inginkan adalah mendapat dukungan dari anda sekalian. Karena anda
adalah orang-orang terpercaya yang saya pilih untuk tetap mendampingi saya.
(hening sejenak)
Suharto: (tersenyum kecil) Sudah saya duga, pasti anda sekalian tetap mendukung saya untuk
pemerintahan mendatang
Jesslyn : Maaf, kami tidak dapat mendukung bapak. Bukan saya membela mahasiswa, tapi ini
masalah hati nurani. Saya rela jika saya dibunuh setelah ini. (sambil menundukkan kepalanya)
Pinta: Kami juga. Banyak masyarakat dan mahasiswa mengadu kepada saya bahwasannya
mereka menginginkan pemerintahan bapak turun. (menundukkan kepala)
Suharto: Apa?! (Pak Suharto memijit kepalanya yang terasa pusing)
Martohap: Kami juga sudah membuat keputusan pak.
Suharto: Saya yakin kalian akan membantu saya untuk meyakinkan mahasiswa bahwa saya tidak
seperti apa yang mereka kira selama ini.
Martohap: Saya dan 13 kementerian lain akan mengundurkan diri. Terima kasih. (menteri
meninggalkan ruang utama)
(suasana penuh ketegangan)
Jesslyn ,pinta: Terima kasih pak. Kami permisi dahulu.
Suharto: Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah saya benar-benar harus mengundurkan
diri?!!
Gosyen : Ti..tidak ada jalan lain pak. (dengan wajah penuh kecemasan dan gugup)
Suharto: Saya bahkan baru menjabat presiden bulan lalu.
Ajudan: …..
Suharto: Namun, jika saya terus menjalankan roda pemerintahan siapa yang akan membantu
saya?. 14 kementerian sudah mengundurkan diri. Apa saya harus mengangkat para menteri yang
baru?. Bahkan, saya tidak memecat mereka. Ini keputusan yang sangat sulit.
Martohap : Bapak Presiden yang terhormat, jika saya boleh memberi saran, bapak ikuti saja
kemauan mahasiswa, selain untuk kebaikan bapak yang saya lihat akhir-akhir ini sering lelah ,
keputusan bapak pasti dapat membuat mereka mematahkan persepsi bahwa bapak tidak seperti
apa yang mereka pikirkan. Lagipula, bukankah ada bapak B.J.Habibie yang nantinya akan
menggantikan bapak?
Suharto: BRAKKK! (memukul menja) Jadi kau membela para mahasiswa tengik itu?!
Steven : B..Bukan begitu p..pak. Maaf.. maafkan saya. (membungkuk beberapa kali)
Suharto: Saya masih belum rela melepas jabatan saya sebagai kepala Negara dan pemerintahan.
(nada bicaranya melunak). Saya tidak ikhlas jika Negara Indonesia yang kaya raya ini jatuh ke
tangan B.J.Habibie. (memijit kepalanya). Para mahasiswa itu memang pantas dibunuh!!

14 Mei 1998

DUARRR DUARRRRR
Mahasiswa banyak berjatuhan. Mereka mati syahid dalam membela kebenaran.
Pemimpin dari aksi demonstrasi ini menghampiri salah seorang mahasiswa yang masih saja
mengumandangkan suara-suara anak bangsa.
Pinta : SUARA-SUARA RAKYAT DIBUNGKAM PELURU! PARA DOSEN MERASA
SEAKAN TEMBOK BERISI WAJAH-WAJAH TNI! DAN, AKSI DEMONSTRASI
MAHASISWA DIJEGAL DENGAN TANK-TANK BESI! BANGKITLAH KAWANKU! AYO
KITA MAJU! MERDEKA!
Gabung : Merdeka!!! (Satu Nusa Satu Bangsa’s Song)
Gosyen : Berapa banyak korban terlukan dan tewas?
Pinta : Ratusan.
Gosyen : Dimana mereka dirawat?
Martohap : Di Rumah Sakit Sumber Waras. Mereka sedang mendapat perawatan.
Hery,Hafidhin,Elang,dan Hendriawan juga salah satunya.
Gosyen : Lanjutkan perjuangan kawan! Saya akan menengok keadaan mereka.
Seluruh Mahasiswa: TURUNKAN SUHARTO! TURUNKAN SUHARTO! TURUNKAN
SUHARTO! TURUNKAN SUHARTO SEKARANG JUGA!!
……………………………………………………………………
(Di dalam gedung MPR)
Suharto: Untuk memperhatikan ketentuan pasal 8 dengan itu saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti. Untuk menghindari kekosongan pemerintahan, posisi presiden akan
digantikan oleh wakilnya.
Mahasiswa: Indonesia Merdeka!!!! (mahasiswa bersorak-sorai setelah Suharto turun dari
jabatannya)
B.J.Habibie: Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden RI dengan sebaik-
baiknya.
Mahasiswa: Indonesia Merdeka!!
Jesslyn : Yang mau tolak Habibie tepuk tangan (prok prok prok) 3X
Jesslyn : Habibie pun tak luput dari tindak KKN! BELIAU JUGA MELAKUKAN KKN! APA
KITA INGIN, BANGSA KITA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN KKN?!
Gosyen : Sumpah mahasiswa Indonesia! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Bertanah air
satu! Tanah air tanpa penindasan! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Berbangsa satu!
Bangsa penuh keadilan! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Berbahasa satu! Bahasa tanpa
kebohongan! Hidup rakyat!! HIDUP RAKYAT!!!
(Kembali ke mahasiswa 1 dan mahasiswa 2)
Gosyen : Negeri ini dikuasai oleh fasis, militer yang sewenang-wenang menginjak-injak hak
rakyat, menginjak-injak kita semua. ABRI! ABRI! Tugasnya dwifungsi! Harusnya melindungi
rakyat kini tak ubahnya seperti NAZI! Tidak ubahnya seperti fasis Itali!!. Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia. Tidak berguna. Bubarkan saja (song)

20 Mei 1998

Seminggu kemudian mahasiswa berhasil menduduki gedung MPR tanpa perlawanan


berarti dari aparat keamanan.
DUARRR DUARRRRR
Gosyen : Hari ini kita berhasil menduduki gedung MPR. Namun, selain membawa berita
menggembirakan ini, ada hal lain yang tak kalah menyedihkan. Ke empat sahabat baik kita Hery,
Hafidhin,Elang,dan Hendriawan meninggal di rumah sakit Sumber Waras karena tertembak
peluru karet. Kemarin, setelah saya sampai di rumah sakit, tubuh mereka sudah tertutupi selimut.
Mari kawan kita doakan mereka di hari Kebangkitan Nasional ini. Kawan, kita lanjutkan
perjuangan yang telah mereka bayar dengan nyawa. Kita harus bisa bangkit! Jangan takut untuk
mati! Ingatlah, bawa Tuhan Yang Maha Esa selalu berada di sisi kalian! MERDEKA!!
(Indonesia Raya’s song)

28 Oktober 1998

Steven : Sersan.
Anju: Siap!
Steven : Kerahkan seluruh serdadu untuk menghadapi demonstrasi mahasiswa.
Anju : Siap!
Steven : Siapkan juga ribuan peluru karet yang persediaannya semakin menipis.
Anju : Siap!
Dalam pandangan pihak militer, anak-anak kelas menengah Indonesia ini adalah musuh
Negara yang tidak bisa diatur. Di dalam gedung MPR tengah dilaksanakan Sidang Istimewa,
namun beranggotakan era Suharto yang semakin membuat mahasiswa geram.
Jesslyn : Pasti menang!! Pasti menang! Lawan, lawan,lawan dan menang! Kita semua pasti kan
menang!!!!!
(Di dalam gedung MPR)
Anju : Untuk membahas persiapan pemilu tahun 1999, Sidang Istimewa MPR dibuka!!
(seluruh peserta bertepuk tangan!!)

(Halaman MPR)
Gosyen : Sia-sia pengorbanan kami, dibunuh, ditembaki semuanya jika pemerintah tetap tidak
menaruh perhatian seinci pun pada kami.
(Gugur Bunga’s song)
Gosyen : Ucapan kami tidak pernah digubris oleh pemerintah!!! Kami benci! Kami benci
terhadap siapapun yang tidak diajari untuk menghargai pendapat orang lain! Kami dibunuh!
Kami ditembaki!!
(Satu Nusa Satu Bangsa’s song)
  
12 November 1998
Gosyen : Siapkan bus-bus umum untuk mengangkut mahasiswa lain ke halaman gedung MPR.
Besok hari terakhir Sidang Paripurna.
Steven : Baik.

13 November 1998
 
Sepanjang sidang istimewa mahasiswa terus turun ke jalan. Pada hari ini mahasiswa berusaha
menembus garis batas 2 km dari gedung MPR dan harus menghadapi pemukulan yang semakin
kerap dan brutal. Malam semakin larut, tembakan makin menderas dan korban semakin
berjatuhan
Ketua+Mahasiswa: PEMBUNUH!! PEMBUNUH!!!
DUARRR DARRRRR DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRR
BRUKKK
BRKKKK
BRKKKK (mahasiswa banyak yang tewas)
Peran pembantu: Kita menang!! Kita menang!
Ayah seorang mahasiswa: Karena anak laki-laki saya terbunuh! Saya ingin mengatakan kepada
kalian. Para pejuang muda, jangan berhenti sampai disini!!!!! Lanjutkan perjuangan kalian!!
(Gugur Bunga’s song)
(Kami menang… aparat meneriakkan kami menang terus menerus)
(Mahasiswa memberikan bungaa)
Drama ini didedikasikan kepada segenap mahasiswa dan rakyat Indonesia yang telah
menyumbangkan segalanya, bahkan jiwa mereka untuk berjuang membela kebenaran, keadilan,
dan demokrasi. Selamat jalan Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hery Haryanto, dan
Hendriawan Sie 4 mahasiswa Trisakti yang tewas dalam tragedi 1998. Semoga Tuhan
memberkati mereka. Dan juga untuk ABRI yang dengan gagah berani berupaya memerangi
segala kekuatan yang anarkis, bertempur mati-matian melawan mahasiswa yang bersenjatakan
poster dan megafon. Semoga Tuhan mengampuni mereka.
SELAMAT HARI PAHLAWAN UNTUK SEGENAP LAPISAN BANGSA!

Anda mungkin juga menyukai