Anda di halaman 1dari 1

Contoh Kasus Hambatan Komunikasi Verbal

Ny. T wanita berusia 31 tahun adalah seorang istri yang ditinggal suaminya menikah
lagi. Ny. T mengalami depresi yang akhirnya sering menyakiti diri sendiri dan sering memarahi
orang-orang disekitarnya. seiring berjalannya waktu Ny. T bukan semakin membaik tetapi
keadaannya semakin memburuk, keluarga sudah memeriksakan Ny. T ke berbagai rumah sakit
tetapi tidak membuahkan hasil. Dengan sangat terpaksa Ny. T dipasung oleh keluarganya
dengan cara dipasung kayu dibagian kaki dan mengurungnya di kamar bagian belakang rumah.
hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan ekonomi keluarga yang tidak mampu
membawa Ny. T ke Rumah sakit jiwa. Pasung menjadi jalan keluar satu-satunya bagi keluarga
agar Ny. T tidak dapat menyakiti diri sendiri dan orang lain yang berada disekitarnya. dengan
begitu Ny. T melakukan semua aktivitasnya di dalam kamar dengan keadaan dipasung seperti
: Makan, minum, mandi, ganti baju dan lain-lain. terkadag Ny. T masih suka berteriak marah
sambil menyebut nama suaminya. tanpa disadari waktu berjalan sampai 8 tahun lamanya Ny.
T hidup dalam kepasungan, keterbatasan berinteraksi dengan dunia luar, keluarga dan orang-
orang desa membuat Ny. T terlihat lebih diam, tidak banyak bicara, bahkan ketika berbicara
terasa susah seperti terbata-bata, ekspresi wajah nampak bingung, terlihat Ny. T sangat
terpukul dan sedih dengan kehidupannya yang kurang beruntung.
Suatu ketika muncullah program Indonesia bebas pasung tahun 2014, sehingga satu
persatu surat kabar dan media sosial tersebar luas dimasing-masing provinsi kota se Indonesia.
pemerintah provinsi jawa timur kususnya di kota malang mengerahkan tenaga medis untuk
mendata berapa banyak pasien dengan gangguan jiwa yang masih dipasung oleh keluarganya,
sehingga suatu hari sampailah pada keluarga Ny. T di kabupaten: kota malang, desa:
sumberpucung. sesampainya tim medis dirumah Ny. T mereka terkejut dengan keadaan Ny. T
yang terlihat sangat tidak baik. dengan berbagai pertanyaan yang diberikan, Ny. T tampak diam
saja dan tidak menjawab, kemudian dengan izin keluarga dilepaskanlah pasungan Ny. T
tersebut dan Ny. T dibawa ke Rumah Sakit Jiwa yang berada di Lawang oleh tim medis.
sesampainya di RSJ Ny. T dimandikan dan digantikan dengan baju yang lebih bersih, setelah
itu perawat memeriksa tanda-tanda vital dari Ny. T, didapatkan hasil TD: 110/70 Mmhg, N:
76X/M, RR: 20X/M S: 36,0 OC. Ny. T tampak diam saja, ketika ditanya oleh perawat
menjawab dengan terbata-bata seakan sulit untuk mengungkapkan maksudnya, berbicarapun
terlihat tidak nyambung, nampak bingung dan sesekali masih menanyakan "mana suami saya"
dengan suara lambat dan kacau. Ny. T juga mengungkapkan bahwa dia merasa gagal menjadi
seorang istri, merasa hidupnya tidak beruntung dan tidak ingin melakukan aktivitas apapun.

Anda mungkin juga menyukai