Anda di halaman 1dari 4

SOAL

Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pertanian


organik dengan tujuan menyediakan produk-produk organik bagi masyarakat yang
membutuhkan. Untuk mendukung kegiatannya perusahaan ini membentuk divisi-divisi yang
mendukung operasional perusahaan yaitu: pengadaan, pemasaran, packaging,
pengendalian mutu, SDM, keuangan, dll. Secara bersinambungan setiap divisi selalu
melakukan koordinasi untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik,
efisien, dan efektif. Sebagai upaya pengembangan SDM perusahaan, pimpinan perusahaan
selalu mengadakan program-program diklat yang bertujuan untuk pengembangan SDM untuk
setiap divisi yang ada. Pimpinan perusahaan pun selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan
operasional bersinergi dan berkoordinasi dalam menggunakan sumber daya-sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien. Berdasarkan kasus tersebut, silakan Anda menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:

A. Apakah elemen-elemen yang ada dalam perusahaan XYZ telah membentuk suatu
sistem? Jelaskan!

Jawaban :

Ya, Perusahaan XYZ telah membentuk suatu sistem.

Terdapat banyak sekali definisi tentang sistem yang diciptakan oleh ahlinya dewasa ini
tergantung dari sudut pandangnya masing-masing. Sistem menurut Irham Fahmi (2010)
adalah seperangkat komponen yang berada dalam suatu organisasi yang saling
berhubungan dalam menunjang aktivitas kinerja organisasi tersebut..

Secara keseluruhan sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen (unsur-unsur) yang


terpadu dan memiliki ikatan khusus yang saling beriteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem adalah bagian-bagian yang beroperasi bersama-sama untuk mencapai tujuan.
Sistem terdiri atas subsistem-subsistem. Sistem adalah subsistem-subsistem yang
saling berinteraksi secara sinergi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sistem ialah subsistem-subsistem yang saling berinteraksi, berkorelasi, dan
berdependensi yang membentuk suatu kesatuan utuh melebihi jika subsistem-subsistem
bekerja sendiri-sendiri (sinergik).

Pada soal dijelaskan bahwa Perusahaan XYZ telah membentuk beberapa divisi untuk
mendukung operasional perusahaan yaitu: pengadaan, pemasaran, packaging,
pengendalian mutu, SDM, keuangan, dll.
Divisi ini merujuk pada elemen-elemen yang terdapat dalam sebuah sistem untuk
mencapai tujuan tertentu. Setiap divisi pada perusahaan XYZ saling terhubung dan
mendukung satu sama lain dalam proses bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan yakni keuntungan dan kemajuan perusahaan XYZ. Seperti yang kita ketahui
dalam proses produksi perusahaan XYZ yang menyediakan produk-produk organik akan
melibatkan proses pengadaan, pemasaran produk, packaging produk, pengendalian mutu.
Dan dalam proses bisnis tersebut tentu melibatkan SDM dan pengelolaan keuangan.
Dimana apabila salah satu divisi mengalami kendala akan berdampak pada divisi yang
lain. Sebagai contoh apabila divisi packaging mengalami kendala, sebagus apapun kinerja
divisi pengadaan maka produk belum tentu dapat dijual. Jika divisi pemasaran dan
packaging produk sudah baik dalam memasarkan dan mengemas produk organik, namun
hal ini tidak akan berarti jika divisi pengadaan tidak bekerja dengan baik. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa divisi-divisi pada perusahaan telah menjadi elemen yang membentuk
sistem pada perusahaan XYZ. Karena sistem tidak dapat bekerja dengan baik jika ada satu
atau dua elemen (dalam hal ini adalah divisi) tidak bekerja dengan baik.

Seperti dijelaskan pada soal bahwa setiap divisi yang dibentuk pada perusahaan XYZ
secara berkesinambungan selalu melakukan koordinasi untuk memastikan operasional
perusahaan berjalan dengan baik, efisien dan efektif. Hal ini selaras dengan pengertian
sistem diciptakan untuk dapat mencapai tujuan organisasi/perusahaan secara
efektif dan efisien.

B. Apakah sistem manajemen kinerja pada perusahaan XYZ telah terbentuk?

Jawaban :

Ya. Berdasarkan keterangan pada soal, telah terbentuk sistem manajemen kinerja
pada Perusahaan XYZ .

Hal ini tercermin pada divisi-divisi yang dibentuk Perusahaan XYZ yang telah membangun
sebuah sistem. Dalam sistem ini perusahaan XYZ juga telah membangun sistem
manajemen kinerja dengan melakukan pengadaan program-program diklat untuk
setiap divisi yang ada sebagai upaya pengembangan SDM perusahaan. Dimana hal
program tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas SDM yang akan
membantu tercapainya tujuan perusahaan.

Sistem manajemen kinerja merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan
kesuksesan kerja, peningkatan kinerja, pengembangan diri karyawan, dan sasaran
organisasi. Manajemen kinerja tidak berjalan secara linier tetapi tidak berurutan atau
melompat-lompat.
Sebagai sebuah sistem, manajemen kinerja harus berhubungan dengan fungsi-fungsi
penting lain seperti kesuksesan kerja, peningkatan kinerja, pengembangan diri karyawan,
dan sasaran organisasi. Semakin baik kita merangkaikan sebuah sistem manajemen
kinerja dengan hal-hal lain yang harus dilakukan organisasi, semakin besar kemungkinan
orang memahami bahwa hal ini mempunyai manfaat yang penting. Kalau satu atau dua
bagian kita lupakan, maka sistemnya tidak akan berjalan lancar.

Maka dari itu, dapat dilihat bahwa Perusahaan XYZ telah menciptakan sistem
manajemen kinerja secara menyeluruh pada setiap divisi yang ada. Pengembangan
kapasitas SDM di setiap bidang/divisi ini tentunya bertujuan untuk membawa pengaruh
baik dan keuntungan pada perusahaan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien. Kapasitas SDM yang meningkat membuat perusahaan
dapat menggunakan sumber daya dengan lebih efektif dan efisien baik dari segi strategi
perusahaan, waktu dan biaya.

C. Jelaskan alasan-alasan perusahaan pada umumnya membuat sistem baru untuk


membangun manajemen kinerja organisasi?

Jawaban :
Terdapat beberapa alasan perusahaan membuat sistem baru dalam membangun
manajemen kinerja organisasi:
a. sistem lama sudah tidak cocok digunakan di perusahaan karena sudah tidak sesuai
dengan zaman, perubahan lingkungan, pola pikir (paradigma) baru;
b. sistem yang baru diharapkan mampu meningkatkan kinerja individu, kelompok, dan
organisasi/perusahaan;
c. sistem lama tidak mampu menyelesaikan masalah individu, kelompok, dan
organisasi/perusahaan;
d. sistem lama tidak mampu mengakomodasi visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
strategi, program, kegiatan, anggaran, evaluasi baru perusahaan;
e. sistem lama tidak mampu mengantisipasi persaingan yang semakin sengit dan
ketat, perubahan yang sulit diramalkan, dan pekerjaan yang semakin banyak dan
kompleks.

Terlebih pada era abad ke-21 ini dimana tingkat persaingan perusahaan semakin sengit
dan ketat serta penuh dengan turbulensi-turbulensi (penuh dengan goncangan-
goncangan yang mendadak dan tidak dapat diramalkan) sejalan dengan diberlakukannya
era perdangangan bebas seperti diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA), The
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), North America Free Area (NAFTA), dan
ditandatanganinya berbagai macam persetujuan bilateral maupun multilateral yang pada
intinya untuk mendukung persaingan bebas dalam perdagangan seperti General
Agreement on Tariff and Trade (GATT) dan European Union (UE) dan sebagainya.
Untuk mengantisipasi era persaingan bebas tersebut, banyak perusahaan mulai
menata ulang persaingannya dengan melaksanakan kajian terhadap rencana stratejik
perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar internasional, membandingkan
dengan perusahaan yang memiliki kinerja terbaik di dunia (best practice), dan melakukan
evaluasi yang objektif terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri serta
meningkatkan kinerja perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kinerja, banyak perusahaan merasa bahwa
sistem manajemen kinerja yang dikembangkan saat ini, yang mayoritas di antaranya
didasarkan atas sistem pengukuran kinerja finansial, belum dapat mengakomodasikan
tuntutan persaingan yang semakin sengit, ketat, dan turbulen. Agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan, maka perusahaan-perusahaan memerlukan sistem
manajemen kinerja yang baru (Wibisono, 2006). Sistem manajemen kinerja lama yang
sudah tidak cocok dengan jamannya harus diganti dengan sistem manajemen kinerja baru
agar sistem tersebut dapat mengakomodasi tuntutan jamannya.
Adapun pokok pikiran keperluan akan design manajemen kinerja bagi organisasi baru
dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Sistem pengukuran kinerja tradisional (konvensional) dianggap menghasilkan informasi


yang terlalu lambat, terlalu global, kurang fokus, dan terlalu terdistorsi bagi manajer untuk
melakukan proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Saat ini, pengukuran kinerja
berbasis nonfinansial menjadi semakin penting karena meningkatnya minat tingkat
manajemen yang lebih tinggi untuk menemukan ‘jantung’ dan proses operasi bisnis mereka
(Stoop, 1996; Ferdow dan De Meyer, 1990; Kenny dan Dunk‘s, 1989).

Sistem baru bagi organisasi baru dibutuhkan karena sistem pengukuran kinerja
finansial tidak mampu mengakomodasi tuntutan persaingan pasar bebas.

Sumber : BMP EKMA42633sks/Modul 1-9 Edisi 1 Manajemen Kinerja

Anda mungkin juga menyukai