Anda di halaman 1dari 12

EKSISTENSI

Vol.1, No.1, Februari 2019

Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan


Six Box Model
Rizki Fitlya

Program Studi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Pontianak, jl. Jendral Ahmad


Yani no. 111 Pontianak Tenggara, Kota Pontianak
0561-764571

e-mail: rizkifitlya@unmuhpnk.ac.id

ABSTRAK
Sebuah organisasi bisnis akan terus menerus melakukan berbagai upaya untuk dapat
bertahan bahkan untuk mengembangkan diri. Perusahaan yang bergerak di bidang industri
kreatif beberapa tahun belakangan mengalami keterlambatan produksi yang tergolong cukup
tinggi, jumlah produksi yang dihasilkan masih dibawah jumlah yang ditargetkan dan
mengalami penurunan kualitas produk yang berdampak pada keberhasilan secara finansial,
sehingga perlu dilakukan Studi Identifikasi Efektifitas Organisasi dengan Menggunakan Six
Box Model. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sebuah organisasi dalam
upaya mencapai tujuan organisasi sehingga bisa diketahui cara penanganannya. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan alat pengumpulan data berupa dokumentasi,
angket, wawancara dan focused group discussion. Berdasarkan permasalahan dan analisa
data menunjukkan adanya permasalahan dalam kaitannya dengan proses manajemen
kinerja di perusahaan yang terdiri dari proses mengidentifikasi, mendorong, mengukur,
mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan atas kinerja karyawan. Kinerja
karyawan ini perlu dikelola secara baik untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga menjadi
suatu konsep manajemen kinerja Dengan penerapan Manajemen Kinerja di perusahaan
proses evaluasi hasil kinerja menjadi lebih mudah sehingga pemberian reward maupun
punistment juga akan lebih mudah untuk dilaksanakan dalam upaya peningkatan efektivitas
organisasi.

Kata kunci :manajemen kinerja, kinerja karyawan, efektivitas organisasi

ABSTRACT
A business organization will continue to make various efforts to survive even to develop
themselves. The company which is engaged in the creative industry in recent years has
experienced a delay in production which is classified as quite high, the amount of output
produced is still below the targeted amount and has decreased the quality of products that
have an impact on financial success, so the Study on Identifying Organizational Effectiveness
Using Six Box Model. This study uses qualitative methods with data collection tools in the
form of documentation, questionnaires, interviews and focused group discussions. Based on
the problem and data analysis shows the existence of problems about the performance
process in the company which consists of the process of identifying, encouraging,
measuring, evaluating, improving and rewarding employee performance. This employee’s
performance needs to be managed properly to achieve organizational goals, so that it
becomes a performance management concept. With the implementation of the Performance
Management System in the company, the evaluation process of performance results
becomes easier so that the provision of rewards and punishments will also be easier to
implement in an effort to increase organizational effectiveness.
EKSISTENSI Page 44
Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan Six Box Model

Keywords: performance management system, Employee Performance, Organizational


Effectiveness

PENDAHULUAN yang sangat cepat dewasa ini


Organisasi merupakan kumpulan membuat organisasi tidak lagi mampu
orang, proses pembagian kerja dan bertahan dengan cara-cara yang sama.
sistem kerjasama atau sistem sosial Sebagai salah satu organisasi
(Sutarto, 1995). Organisasi dibentuk bisnis yang bergerak dibidang
atas dasar adanya tujuan yang ingin cendramata terus menerus melakukan
dicapai. Keberhasilan organisasi dapat berbagai upaya untuk dapat bertahan
dilihat berdasarkan kemampuan bahkan untuk terus mengembangkan
organisasi dalam mencapai tujuan diri. Perusahaan tersebut merupakan
organisasi yang telah ditetapkan. industri kreatif yang menghasilkan
Sedangkan kegagalan dalam usaha produk cinderamata dan telah memiliki
untuk mencapai tujuan organisasi 5 gerai. Meskipun demikian, beberapa
menandakan adanya gejala-gejala tahun belakangan jumlah produksi
permasalahan dalam organisasi yang dihasilkan masih dibawah jumlah
tersebut. yang ditargetkan, keterlambantan
Keberhasilan organisasi dalam produksi juga tergolong cukup tinggi
mencapai tujuan tidak lepas dari serta penurunan kualitas produk yang
pengelolaan sumber daya yang ada di berdampak pada keberhasilan secara
dalamnya secara efektif dan efisien. finansial.
Sumber daya tersebut dapat berupa Munculnya banyak produsen–
Sumber daya manusia, Modal, Mesin, produsen baru yang menjadi pesaing
Metode kerja. Sumber daya manusia baru yang menawarkan produk yang
yang kompetensi, didukung oleh sama dengan perusahaan cendramata
modal yang madai dan mesin yang tersebut membuat konsumen semakin
baik serta dilakukan dengan metode banyak pilihan yang sesuai dengan
kerja yang efektif akan menghasilkan harapan dan kebutuhannya. Pasar
produk atau yang berkualitas dan bebas dan arus teknologi informasi
biaya yang efektif sehingga mampu yang begitu cepat, menyebabkan
bersaing dipasaran. persaingan juga semakin berat, karena
Selain faktor dari dalam konsumen dapat dengan mudah
keberhasilan organisasi dalam berbelanja cukup dengan mengakses
mencapai tujuan juga dipengaruhi oleh layanan internet serta dengan mudah
kemampuan merespon perubahan membandingkan harga dan aneka
lingkungan. Perubahan tersebut macam bentuk produk cendramata dari
berdampak pada semakin terbukanya berbagai produsen dalam satu waktu.
pasar yang membuat semakin banyak Hal tersebut tentu saja mempengaruhi
persaingan, tuntutan akan kualitas dan perusahaan tersebut dalam pencapaian
kuantitas produk dan jasa (Mustafa, tujuannya.
2001). Disisi lain kemajuan teknologi Sehubungan dengan hal
informasi membuat pelanggan pun tersebut, sangat penting kiranya
menjadi semakin cerdas dan memiliki dilakukan identifikasi efektifitas
lebih banyak pilihan. Kemajuan perusahaan dengan menggunakan six
teknologi informasi dan perubahan box model untuk memperoleh

EKSISTENSI Page 45
Rizki Fitlya

gambaran tentang kondisi dan Organisasi (ADO), karena angket ADO


identifikasi mengenai perusahaan memiliki aspek-aspek yang
sehingga dapat diketahui faktor fundamental dalam sebuah organisasi.
penyebab hal di diatas tersebut dapat Angket ini terdiri dari 35 butir aitem
terjadi dan dapat diambil tindakan yang terdiri dari enam aspek yang
perbaikan serta mampu menghadapi berdasarkan teori Six Box Model dari
tantangan dunia luar kedepannya. Marvin Wesboard (dalam Cummings &
Worley, 2005) ditambah dengan satu
METODE aspek lainnya yang aitem-aitem di
Model diagnosis digunakan dalam dalamnya berisikan aspek-aspek
studi identifikasi ini adalah dengan sebagai berikut:
menggunakan model six box yang 1. Tujuan, berkaitan dengan visi, misi
dikemukakan oleh Marvin Weisbord dan tujuan perusahaan
sebagai metode diagnosis organisasi, 2. Struktur, menggambarkan bentuk
karena metode six box ini sudah organisasi dimana tugas dan proses
memiliki aspak-aspek yang ingin yang diorganisir. Struktur berkaitan
diungkap dalam proses diagnosis. dengan tingkat kewenangan dan
Metode ini dapat mengungkapkan hubungan formal antara kelompok.
bagaimana keefektifan sebuah 3. Hubungan, berkaitan dengan
organisasi dalam menjalankan sistem hubungan atasan-bawahan dan
yang ada di dalamnya. kualitas hubungan yang terjalin.
Aspek-aspek dalam model six box 4. Reward, berkaitan dengan
tersebut adalah aspek tujuan, struktur, pemberian penghargaan, motivasi,
hubungan, kepemimpinan, insentif dan hukuman
penghargaan, dan mekanisme 5. Mekanisme pembantu, mengacu
membantu, selain itu lingkungan pada kebijakan, program,
eksternal juga turut diungkap dalam pertemuan, sistem, komite yang
model six box dan mempunyai memfasilitasi upaya bersama untuk
pengaruh terhadap keenam aspek lain mencapai tujuan.
yang ada dalam six box, meskipun 6. Kepemimpinan, berkaitan dengan
tidak direpresentasikan sebagai gaya kepemimpinan serta berfokus
"kotak". Metode diagnosis yang pada tugas dan hubungan,
digunakan untuk menggambarkan mengelola konflik dan
permasalahan yang dihadapi mempertahankan akuntabilitas
perusahaan secara menyeluruh antara 7. Sikap terhadap perubahan, meliputi
lain dengan menggunakan penyebaran preferency pegawai (keadaan suka
angket, wawancara dan studi atau tidak suka) terhadap
dokumen. perubahan organisasi.
A. Angket Aspek sikap terhadap perubahan
Angket adalah sejumlah ditambahkan sebagai pelengkap dari
pertanyaan tertulis yang digunakan angket diagnosis organisasi Six Box
untuk memperoleh informasi dari Model karena mengingat diagnosis
respon dalam arti laporan tentang organisasi dilakukan ketika ada suatu
pribadinya, atau hal-hal yang ia perubahan yang terjadi.
ketahui (Suharsimi, 2006). ADO terdiri dari tujuh pilihan
Angket yang digunakan dalam jawaban antara lain yaitu: “Sangat
asesmen ini adalah Angket Diagnosis Setuju, Setuju, Agak Setuju, Netral,
EKSISTENSI Page 46
Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan Six Box Model

Agak Tidak Setuju, Tidak Setuju, B. Wawancara


Sangat Tidak Setuju”. Responden Wawancara merupakan metode
diminta hanya memilih salah satu dari pengambilan data dengan cara
ke tujuh pilihan jawaban yang tersedia. menanyakan sesuatu kepada
Validitas dinyatakan secara seseorang responden, caranya adalah
empiric oleh suatu koefisien, yaitu dengan bercakap-cakap secara tatap
koefisien validitas. Semua aitem yang muka Prabowo (1996). Tujuan dari
mencapai koefisien korelasi minimal wawancara adalah untuk mendapatkan
0,30 daya pembedanya dianggap informasi dimana pewawancara
memuaskan, sebaliknya aitem yang memberikan pertanyaan-pertanyaan
memiliki harga atau kurang dari 0,30 untuk dijawab oleh narasumber. Dalam
dapat diinterpretasikan sebagai aitem penelitian ini, teknik wawancara
yang memiliki daya diskriminasi dilakukan dengan maksud untuk
rendah. Azwar (2009) mengemukakan memperoleh data dari informan yang
bahwa reliabilitas dinyatakan oleh benar-benar menguasai atau
koefisien reliabilitas yang angkanya berhubungan langsung dengan
berada dalam rentang dari 0 sampai permasalahan yang diamati. Informasi
dengan 1.00, semakin tinggi koefisien yang diperoleh dari wawancara
reliabilitas mendekati angka 1.00 digunakan sebagai data pelangkap
berarti semakin tinggi reliabilitasnya. yang tidak terungkap melalui angket.
Sebaliknya, koefisien yang semakin Adapaun informan yang diwawancarai
rendah mendekati angka 0 berarti meliputi karyawan perusahaan
semakin rendah reliabilitasnya. Angket cendramata yang di ambil secara
Diagnosis Organisasi memiliki random untuk mewakili setiap bagian
reliabilitas sebesar 0,918. yang ada di perusahaan.
Tabel 1. Blue Print Angket Diagnosis Panduan wawancara yang
Organisasi digunakan mengacu pada aspek-aspek
yang ada di Six box Model dari Marvin
Wesboard (dalam Cumming & Worley,
2005) ditambah dengan satu aspek,
yakni tujuan, struktur,
reward/punishment, mekanisme
pembantu, hubungan, kepemimpinan,
dan sikap terhadap perubahan.
Panduan wawancara terdapat pada
lampiran.
Sampel responden wawancara
diambil berdasarkan stratified random
sampling, yaitu metode pemilihan
sampel dengan cara membagi populasi
Jumlah responden yang diberikan
ke dalam kelompok-kelompok yang
angket ADO sebanyak 53 responden
homogen yang disebut strata, dan
yaitu seluruh karyawan reguler
kemudian sampel diambil secara acak
“Perusahaan Cenderamata” namun
dari setiap strata tersebut.
jumlah angket yang kembali sebanyak
Pengambilan respoden dengan memilih
45 responden.
secara acak perwakilan dari masing-
EKSISTENSI Page 47
Rizki Fitlya

masing bagian yang ada di perusahaan (dalam Cumming & Worley, 2005)
cendramata tersebut. Responden ditambah dengan satu aspek, yakni
wawancara sebanyak 26 orang. tujuan, struktur, reward/punishment,
Rincian responden dapat dilihat di mekanisme pembantu, hubungan,
tabel 2. kepemimpinan, dan sikap terhadap
Tabel 2. Responden Wawancara perubahan. Panduan FGD terdapat
pada lampiran.
Pada asesmen ini FGD dilakukan
sebagai data pelengkap pada sub
devisi tertentu yang tidak
dimungkinkan dilakukan wawancara
yaitu pada sub devisi produksi di
departemen operasional dan di bagian
gerai yaitu supervisor, kasir dan
gardep.
FGD dilaksanakan selama dua
hari yaiu di hari pertama di bagian
produksi sebanyak 8 orang. Kemudian
di hari kedua di bagian gerai yang
terdiri dari 4 orang kasir dan 5 orang
supervisor. Hal ini dilakukan karena
mempertimbangkan waktu dan
kesibukan masing-masing karyawan
sehingga tidak dimungkinkan untuk
dilakukan pengambilan data melalui
C. Focus Group Discussion (FGD) wawancara. Rincian responden dapat
FGD (Sumarto, 2009) adalah dilihat di tabel 3.
salah satu metode dasar untuk Tabel 3. Jumlah Responden
memberikan kesempatan kepada
peserta diskusi untuk memberikan
pandangannya tentang suatu topik.
Kegiatan ini memungkinkan setiap
peserta diskusi menyumbangkan
pespektif yang berbeda satu sama lain.
FGD merupakan diskusi yang
direncanakan secara hati-hati untuk
membangun suasana yang
memungkinkan peserta diskusi bisa
mengemukakan pendapatnya secara
terbuka tanpa rasa takut. Proses FGD
D. Studi dokumen
dipimpin oleh moderator dan
Bagian metode berisi penjelasan
didampingi oleh asisten moderator
tentang jenis penelitian/desain
yang bertugas mencatat isi dan proses
penelitian. Bagian ini menjelaskan
diskusi.
tentang jumlah subjek dan
Panduan FGD yang digunakan
karakteristik subjek disertai data
mengacu pada aspek-aspek yang ada
demografi (Azwar, 2009). Pada
di Six box Model dari Marvin Wesboard
EKSISTENSI Page 48
Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan Six Box Model

penelitian kuantitatif, jika penelitian


menggunakan alat ukur tertentu, perlu
disampaikan nama alat ukur, jumlah
aitem, koefisien reliabilitas, serta
metode analisis data yang digunakan.
Pada penelitian kualitatif, dijelaskan
perspektif kualitatif yang digunakan,
hingga metode pengambilan data dan
analisisnya (Willig, 2008).
Data dokumen diperoleh dari
beberapa sumber yaitu dari
Operasional Manager mengenai laba
perusahaan, dari HR mengenai data
presensi, SOP, job description, profil Gambar 1. Dinamika Secara Umum
company, struktur perusahaan, turn
over dan hasil dari penilaian kinerja. Suatu organisasi dikatakan efektif
Manager PPIC diperoleh data bila tujuan dan sasaran yang telah
mengenai jumlah produktivitas, jumlah ditetapkan sebelumnya tercapai.
reject dan delivery time. Marketing Berdasarkan aspek tujuan, diperoleh
manager diperoleh data mengenai gambaran bahwa kinerja organisasi
jumlah sales. Semua data yang dapat dikatakan belum optimal atau
diperoleh berdasarkan data dua tahun belum efektif karena tujuan organisasi
terakhir yang ada di perusahaan belum tercapai sepenuhnya. Dari data
cendramata. dua tahun terakhir, peningkatan
penjualan sebesar 0,4% dimana pada
HASIL DAN PEMBAHASAN tahun 2010 mencapai presentase
Indikator keberhasilan sebuah 75,80% dan di tahun 2011 naik
perusahaan dapat dilihat dari output menjadi 76,20%, dan terjadi
yang dihasilkan oleh perusahaan. penurunan presentase produk reject
Adapun indikator output yang dari tahun sebelumnya sebesar 0,03%
dihasilkan perusahaan antara lain yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,31%
dapat dilihat dari pencapaian tujuan dan turun menjadi 0,28% di tahun
pokok, kuantitas dan Human 2011, tidak diimbangi dengan
Outcomes. Dalam diagnosis ini output peningkatan laba perusahaan. Laba
indikator keberhasilan perusahaan yang diperoleh mengalami penurunan
dapat dilihat dari segi kuantitas dan sebesar 10% yaitu pencapaian laba
Human outcomes. Dari aspek kuantitas sebesar 81% ditahun 2010 dan turun
dapat dilihat dari laba perusahaan, menjadi 71% di tahun 2011. Selain
jumlah produktivitas, jumlah sales, laba, output lainnya yang mengalami
delevery time, dan jumlah reject. penurunan adalah produktivitas
Sedangkan dari aspek human sebesar 3,77% dimana pada tahun
outcomes dapat dilihat dari presensi, 2010 sebesar mencapai prosentase
penilaian kinerja dan turn over. Alur 99,07% dan turun menjadi 95,30%
permasalahan secara umum dapat pada tahun 2011.
dilihat pada gambar 1.

EKSISTENSI Page 49
EKSISTENSI
Vol.1, No.1, Februari 2019

Gambar 2. Dinamika Kinerja SDM tidak Optimal

Kinerja adalah hasil kerja yang marketing sering kali mengalami


dapat dicapai oleh seseorang atau keterlambatan pemenuhan dari batas
kelompok orang dalam suatu dateline yang telah ditentukan. Pada
perusahaan sesuai dengan wewenang tahun 2011 jumlah keterlambatan
dan tanggung jawab masing–masing sebesar 66,7% dari 100% order yang
dalam upaya pencapaian tujuan dilakukan dengan waktu keterlambatan
perusahaan secara legal, tidak terbesar 90 hari dan minimal sebesar
melanggar hukum dan tidak 27 hari. Hal ini tentunya sangat
bertentangan dengan etika atau moral berpengaruh terhadap kinerja
(Rivai & Basri, 2005). Beberapa marketing, mengingat penjualan di
permasalah yang menyebabkan kinerja gerai sangat dipengaruhi oleh
di perusahaan ini kurang optimal yaitu momentum seperti liburan.
terkait dengan promosi, stok barang Keterlambatan produksi juga
digerai dan waktu penjualan. Dari sisi dipengaruhi oleh keterlambatan desain
promosi keluar, belum ada indikator yang masuk ke bagian produksi.
yang jelas, spesifik dan detail Pembuatan desain yang melebih target
mengenai taget yang akan dicapai waktu yang telah ditentukan tentunya
serta pencapaian keberhasilan dari berdampak pada keterlambatan
promosi yang dilakukan baik secara produksi. Disisi lain kapasitas produksi
kuantitas maupun kualitas. Dari sisi juga belum optimal. Tahun 2011
internal promosi terjadi pemahaman jumlah produksi baru mencapai
yang berbeda antara bagian kantor 95,30% dari 100% di targetkan dan
dengan bagian supervisor dan gardep. jumlah reject yang mecapai 0,28%.
Informasi dari bagian kantor di terima Menurut Gaspersz (1997) mengatakan
atau dipahami berbeda-beda oleh bahwa kinerja dibangun dari kualitas,
bagian supervisor sehingga dan kualitas adalah terdiri dari segala
penyampaian dari supervisor ke gardep sesuatu yang bebas dari kekurangan
juga menjadi berbeda pula. atau kerusakan yang dihasilkan oleh
Selain itu berdasarkan data yang organisasi untuk memuaskan semua
diperoleh, permintaan produksi dari unsur yang berkaitan dengan

EKSISTENSI Page 50
Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan Six Box Model

organisasi baik internal maupun salah satu penyebabnya. Selain itu,


eksternal. proses pembagian desainer yang tidak
Pencapaian laba juga dipengaruhi didasarkan pada brand menyebabkan
oleh kualitas bahan dan desain. desainer tidak fokus pada satu brand
Berdasarkan hasil wawancara saja sehingga karakter dari brand tidak
diperoleh bahwa terdapat keluhan sepenuhnya terwakili oleh desain yang
pelanggan berkaitan dengan desain dihasilkan.
kaos yang tersedia di gerai. Pada Pengembangan dan pelatihan
bagian produksi beberapa sumber sudah sering dilakukan di perusahaan
mengeluhkan bahwa SDM yang ada namun dirasa kurang sesuai dengan
kurang memiliki kemampuan yang baik kebutuhan pekerjaan karyawan
dan mengalami kesulitan untuk di sehingga hasil dari pelatihan tersebut
arahkan menjadi lebih baik lagi. Pada kurang berdampak pada kinerja
bagian marketing sering terjadinya karyawan. Pelatihan yang dilakukan
turn over. Dari data diperoleh tingkat belum bersifat continue dan belum
turn over karyawan pada tahun 2011 diarahkan pada pencapaian tujuan
mencapai 9,43%. Meskipun telah perusahaan (visi, misi, value). Hal
mengalami penurunan sebesar 5,38% tersebut disebabkan belum ada sistem
dari tahun 2010. Dari sisi kompetensi, pelatihan yang jelas dan diarahkan ke
keluar masuknya karyawan kebutuhan pada pencapaian visi dan
menyebabkan pengalaman kurang, misi perusahaan. Mangkunegara
pengetahuan akan produk kowledge (2005) menjelaskan bahwa tahapan-
kurang, keterampilan dan kemampuan tahapan dalam pelatihan dan
juga harus perlu dikembangkan serta pengembangan meliputi
berdampak pada sulitnya mengidentifikasi kebutuhan
menyesuaikan dengan ritme kerja pelatihan/need assesment;
dengan bagian lain terutama di bagian menetapkan tujuan dan sasaran
marketing dan kreatif. Kurangnya pelatihan; menetapkan kriteria
penguasaan pekerjaan menyebabkan keberhasilan dengan alat ukurnya;
proses kerjanya kurang efisien. Hal ini menetapkan metode pelatihan;
terlihat dari keluhan mengenai mengadakan percobaan (try out) dan
pengelolaan data yang masih kurang revisi; dan mengimplementasikan dan
tertata di bagian marketing. mengevaluasi. Namun hal tersebut
Pada bagian kreatif, kompetensi belum dilakukan oleh perusahaan
desainer dinilai masih belum cendramata sehingga tidak
memenuhi harapan. Dari hasil analisis mengetahui secara pasti kebutuhan
di dapatkan bahwa banyak konsumen pelatihan bagi karyawan, dan tingkat
yang menanyakan desain yang lama. keberhasilan pelatihan yang telah
Hal ini terkait dengan pemahaman dilakukan sehingga tidak terlihat hasil
akan filosofi perusahaan itu sendiri. atau perubahan dari pelatihan pada
Dari hasil wawancara disebutkan kinerja karyawan.
bahwa filosofi perusahaan tidak Tujuan perusahaan juga belum
terwakilkan pada desain yang di buat jelas sehingga gambaran kompetensi
oleh para desainer. Kurangnya yang ada juga masih bersifat general
pemahaman SDM pada bagia kreatif ini (belum mencerminkan kekhasan
mengenai filosofi perusahaan menjadi perusahaan). Sejuah ini pelatihan yang
EKSISTENSI Page 51
Rizki Fitlya

dilakukan masih sebatas pencapaian melakukan proyeksi kondisi pada masa


target kuantitatif berupa depan, sehingga rencana strategis
penyelenggaraan pelatihan dan target adalah sebuah petunjuk yang dapat
peserta, belum ada evaluasi tentang digunakan organisasi dari kondisi saat
efektivitas (kualitatif) pelatihan yang ini untuk mereka bekerja menuju 5
telah dilakukan terhadap pencapaian sampai 10 tahun ke depan (Kerzner,
tujuan organisasi. Sistem 2001). Sejauh ini perencanaan yang
pengembangan juga terkait dengan dilakukan masih berorientasi pada
masalah jenjang karir, sejauh ini masih pencapaian target-target jangka
direspon berbeda-beda oleh karyawan. pendek. Perencanaan yang dilakukan
Perusahaan belum memiliki belum di definisikan secara spesifik,
perencanaan karir yang jelas bagi komprehensif dan terukur dan masih
karyawan, sehingga pelatihan yang berorientasi pada pencapain target
dilakukan belum diarahkan pada keuangan saja. Hal ini berdampak
pencapaian karir individu pada tahapan pada kurang optimalnya pertumbuhan
karir berikutnya. organisasi.
Kompetensi yang masih bersifat Sejalan dengan perencanaan
general tersebut juga dapat yang belum spesifik, kontrol juga
berpengaruh terhadap proses belum menjadi bagian dari
rekrutmen sehingga mengalami perencanaan. Kontrol yang dilakukan
kesulitan untuk mencari karyawan masih rutinitas yaitu melalui laporan
yang sesuai dengan posisi dan bulanan dan meeting mingguan dan
spesifikasi yang dibutuhkan untuk tidak dilakukan pada seluruh proses.
mendukung pencapaian tujuan Hal tersebut dapat dilihat dari
perusahaan kedepannya. Berdasarkan beberapa proses atau aktivitas yang
hasil wawancara dan FGD disusunlah dilakukan namun tidak terdokumentasi
sebuah rangkaian dinamika yang atau data masih berwujud data yang
berkaitan dengan SDM yang ada di belum diolah, atau hanya sekedar
perusahaan cendramata sebagaimana dokumentasi yang tidak pernah
tampak pada gambar 3. ditindak lanjuti sehingga menjadi tidak
bermakna. Proses evaluasi yang
dilakukan juga tidak ditindak lanjuti
dengan tindakan perbaikan yang
terencana sistematis.
Evalusi kinerja karyawan
sebenarnya sudah dilakukan melalui
agenda performance appraisal setiap 4
Gambar 3. Dinamika SDM bulan sekali. Performance Appraisal
Visi, misi dan tujuan yang belum (penilaian kinerja) menurut Cumming
jelas di perusahaan ini membuat dan Worley (2005) adalah sistem
pemimpin mengalami kesulitan untuk umpan balik yang melibatkan evaluasi
menentukan perencanaan kedepannya langsung dari individu atau kinerja
terutama yang bersifat jangka kelompok yang dilakukan seorang
panjang. Perencanaan Strategis supervisor, manajer, atau rekan-rekan.
(Strategic Planning) adalah sebuah alat Penilaian kinerja merupakan link
manajemen yang digunakan untuk penting antara penetapan tujuan,
mengelola kondisi saat ini untuk proses dan sistem imbalan. Hanya saja
EKSISTENSI Page 52
Studi Identifikasi Efektivitas Organisasi dengan Menggunakan Six Box Model

PA yang dilakukan di perusahaan tidak Menurut Mathis dan Jackson (2001)


ditindak lanjuti dengan umpan balik faktor–faktor yang mempengaruhi
hasil penilaian kepada karyawan. Tidak kinerja individual tenaga kerja, yaitu;
ada proses menyampaikan hasil Kemampuan mereka, Motivasi,
penilaian kepada karyawan dan umpan dukungan yang diterima, keberadaan
balik pada karyawan. Dengan proses pekerjaan yang mereka lakukan, dan
kontrol yang kurang optimal dan hubungan mereka dengan organisasi.
kurangnya evaluasi dari atasan maka Pemberian kompensasi yang adil dan
feedback yang diberikan juga kurang layak merupakan motivasi bagi
maksimal. karyawan dalam meningkatkan
Penilaian kinerja di perusahaan kinerjanya dan memberikan kontribusi
cendramata ini tidak berdasarkan yang baik bagi perusahaan.
Balanced Scorecard sehingga tidak Beberapa reward/punishment
mengacu pada 4 perspektif. Menurut yang diberikan di perusahaan
Gaspersz (2003), Balanced scoredcard cedramata ini dinilai kurang
merupakan sistem manajemen bagi memotivasi karyawan untuk lebih baik
perusahaan untuk berinvestasi dalam lagi salah satunya dapat dilihat dari
jangka panjang untuk pelanggan masih tingginya prosentase karyawan
(customer), pembelajaran dan yang terlambat sebasar 58,94%
pertumbuhan karyawan, termasuk karyawan masih sering terlambat
manajemen (learning and growth), masuk kerja. Padahal karyawan yang
proses bisnis internal (sistem), demi terlambat kerja akan mendapat
memperoleh hasil-hasil finansial yang punishment berupa pemotongan
memungkinkan perkembangan honor kedatangan dan karyawan yang
organisasi bisnis daripada sekedar datang tepat waktu akan mendapat
mengelola bottom line untuk memacu reward tambahan uang. Artinya sanksi
hasil-hasil jangka pendek. 4 perspektif yang diterapkan dapat dikatakan tidak
tersebut antara lain perspektif efektif.
financial, perspektif pelanggan Reward juga dirasa masih belum
(customer), perspektif pembelajaran memberi kepuasan pada karyawan.
dan pertumbuhan (learning and Dari segi gaji, gaji yang diperoleh
growth), dan perspektif proses bisnis dinilai tidak kompetetif. Selain itu,
internal (internal-business-process). reward yang terkait dengan
Sedangkan penilaian kinerja di pencapaian target kinerja dirasa belum
perusahaan hanya lebih mengacu pada jelas. Pada beberapa unit, karyawan
perspekti financial (keuangan) dan merasa bahwa perhitungan sistem
mengacu pada hasil-hasil yang sifatnya reward tidak jelas. Hal ini tentu saja
jangka pendek. Pengukuran di berdampak pada motivasi karyawan
perusahan juga belum dapat yang tentu saja berdampak pada
digunakan untuk untuk menetapkan penurunan kinerja hingga perilaku
target, dan belum mengarah ke turnover. Dari data yang diperoleh
peningkatan kinerja di masa tingkat turnover di perusahaan
mendatang. cendramata mencapai 9,43%. Selain
Pemberian penghargaan itu kebijakan punishment juga dirasa
(Reward) merupakan hal yang penting kurang konsisten bagi beberapa
setelah proses penilaian kinerja. karyawan. Beberapa karyawan
EKSISTENSI Page 53
Rizki Fitlya

menyampaikan bahwa beberapa karyawan yang melanggar aturan atau


prosedur kerja yang ada tidak karyawan bisa belajar seberapa besar
dikenai sanksi. Kurangnya motivasi kinerja mereka melalui sarana
karyawan dapat menyebabkan informasi seperti komentar baik dari
terjadinya turnover yang dapat mitra kerja. Namun demikian penilaian
berimbas pada kinerja unit menjadi kinerja yang mengacu kepada suatu
kurang optimal. Kinerja unit yang sistem formal dan terstruktur yang
kurang optimal tentu saja berpengaruh mengukur, menilai dan mempengaruhi
pada kurang optimalnya kinerja sifat-sifat yang berkaitan dengan
perusahaan. pekerjaan perilaku dan hasil termasuk
Masalah yang menjadi fokus tingkat ketidakhadiran. Fokus penilaian
utama untuk di analisis pada penelitian kinerja adalah untuk mengetahui
ini adalah mengenai proses kinerja di seberapa produktif seorang karyawan
perusahaan/organisasi yang masih dan apakah ia bisa berkinerja sama
belum optimal. Kinerja pada dasarnya atau lebih efektif di masa yang akan
merupakan hasil kerja secara kualitas datang.
dan kuantitas yang dicapai seorang Begitu pentingnya masalah
karyawan dalam melaksanakan kinerja karyawan ini, sehingga tidak
tugasnya sesuai tanggung jawab yang salah bila inti pengelolaan sumber
diberikan kepadanya (Cumming dan daya manusia adalah bagaimana
Worley, 2005). Dalam hal ini, mengelola kinerja SDM. Mengelola
manusia dalam konteks organisasi dari proses mengidentifikasi,
berarti mengelola manusia agar dapat mendorong, mengukur, mengevaluasi,
menghasilkan kinerja yang optimal meningkatkan dan memberi
bagi organisasi. Oleh karenanya kinerja penghargaan atas kinerja karyawan.
karyawan ini perlu dikelola secara baik Kinerja karyawan ini perlu dikelola
untuk mencapai tujuan organisasi, secara baik untuk mencapai tujuan
sehingga menjadi suatu konsep organisasi, sehingga menjadi suatu
manajemen kinerja. Menurut Cumming konsep manajemen kinerja Dengan
dan Worley (2005) manajemen kinerja penerapan Manajemen Kinerja di
adalah proses yang terintegrasi untuk perusahaan proses evaluasi hasil
mendefinisikan, menilai dan kinerja menjadi lebih mudah sehingga
memperkuat perilaku kerja karyawan pemberian reward maupun punistment
dan hasilnya. Manajemen kinerja juga akan lebih mudah untuk
melibatkan penetapan tujuan, dilaksanakan dalam upaya peningkatan
penilaian kinerja, dan sistem imbalan efektivitas organisasi.
yang menyelaraskan anggota perilaku
kerja dengan strategi bisnis, DAFTAR PUSTAKA
keterlibatan karyawan, dan teknologi di
tempat kerja. Anwar, Prabu. Mangkunegara. (2005).
Manajemen Sumber daya
KESIMPULAN Manusia Perusahaan. Bandung:
Berdasarkan uraian diatas dapat PT Remaja Rosdakarya.
disimpulkan bahwa adanya
permasalahan dalam kaitannya dengan Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
proses manajemen kinerja di Penelitian Suatu Pendekatan
perusahaan cendramata yang terdiri Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
EKSISTENSI Page 54
EKSISTENSI
Vol.1, No.1, Februari 2019

Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori Planning, Scheduling and


dan Pengukurannya. Jakarta: Controlling. 7th Edition. New
Pustaka Pelajar. Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Basri, Rivai. (2005). Performance Mathis.L.Robert dan Jackson.H.John.


Appraisal. Cetakan Pertama. (2001). Manajemen Sumber Daya
Jakarta: PT Raja Grafindo Manusia. Jakarta : Buku kedua.
Persada.
Prabowo, H. (1996). Pengantar
Cummings & Worley. (2005). antropologi : seri diktat kuliah.
Organization Development & Depok : Uniersitas Gunadarma.
Change 6th Ed. South-Western:
College Publishing. Sumarto. (2009).Meningkatkan
Komitmen dan Kepuasan untuk
Gaspersz, Vincent. Sistem
(2003). Menyurutkan Niat Keluar . Dalam
Manajemen Kinerja Terintegrasi Jurnal Manajemen dan
Balanced Scorecard dengan Six Kewirausahaan Vol. 11, No.2.
Sigma untuk Organisasi bisnis dan ISSN 1411-1438. UPN Jawa
Pemerintah. Jakarta: PT. Timur.
Gramedia Pustaka Utama.
Sutarto. (1995). Dasar-dasar
Mustafa, Hasan. (2001). Manajemen Organisasi, Yogyakarta: Gajah
Perubahan. Mada University Press
www.home.unpar.ac.id/~hasan/M
ANAJEMEN%20PERUBAHAN Willig, C. (2008). Introducing
Qualitative Research in
Kerzner Harold, (2001). Project Psychology. New York: Open
Management: A System to University Press.

EKSISTENSI Page 55

Anda mungkin juga menyukai