Anda di halaman 1dari 3

PUISI BERANTAI

Asnawy : Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ BUNGA HATIKU BUNGA
HATIMU ” untuk gadisku yang manis.
Umar : Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ PENTOL BAKSOKU
SEMANGAT HIDUPKU ”
Sofan : Dan Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ CINTA KASIH
PERAWAT BAYI ”

Asnawy : “ Aku punya pacar yang sangaaat cantik…, rambutnya…, matanya…,


tingginya…, bodinya…, mirip dengan …”

Umar : Tukang pentol, membawa pentol keliling kampung demi sesuap nasi. Pentol
bakso merupakan bagian hidupku. Tanpa bakso hidupku tak berarti .Semua jenis bakso
kujual. Dari pentol kecil, pentol sedang, sampai pentol . . .

Sofan : Bayi, Kau tersenyum padaku ketika aku menggendongmu siang itu. Dengan
hati-hati kurawat dirimu seperti merawat . . .

Umar : Gerobak pentol, sungguh besar jasamu. Berkat dirimulah aku mampu
menjajakan . . .

Asnawy : Cinta, suatu anugrah terindah bagiku. Tiada makna hidup tanpa adanya cinta.
Karna cinta itu bisa membuat . . .

Sofan : Bayi menangis, apabila bayi menangis aku harus segera menenangkannya
dengan cara menyanyikan lagu . . .

Umar : Pentol! Pentol! Bakso! Bakso! Begitulah caraku menjajakan bakso setiap
hari.Hujan dan panas tak menjadi penghalang.Oh pentolku . . .

Asnawy : Aku cinta padamu, saat ini aku ingin membelaimu lembut, membelai
rambutmu yang indah. Wajahmu yang cantik bagaikan . . .

Umar : Daging giling, adalah salah satu bahan pembuat bakso yang sangat penting.
Sebelum daging dimasukkan terlebih dahulu adonan wajib diberi . . .

Sofan : Kotoran-kotoran Bayi… adalah hal yang paling menjengkelkan bagiku.


Setiap hari tugasku merawat bayi-bayi titipan orang tua. Setelah bayi-bayi itu kumandikan,
langsung saja . . .

Umar : Ku Aduk-aduk dengan sekuat tenaga… ku pukul-pukul dengan keras agar


adonan itu menjadi lembut. Kemudian adonan itu ku masukkan ke dalam . . .

Asnawy : “ Mulut Pacarku…, menghembuskan hawa segar odol Pepsodent, hidungnya


yang mancung…, bibirnya yang ranum…, ingin sekali aku mengecup . . .

Sofan : Pantat Bayi…, merupakan bagian tubuh bayi yang sensitif. Sebelum pantat
bayi kubedaki, terlebih dahulu wajib . . .
Umar : Ku Jilati…, ku cicipi adonan pentol itu, barang kali kurang gurih ku tambah
dengan margarine…, apabila kurang asin ku tambah dengan . . .

Asnawy : “ Lipstick…, Bedak…, dan parfum pacarku…, selalu mengingatkanku di


kala aku sedih, wajah pacarku membuat aku susah tidur, apalagi kalau dia memakai . . .

Sofan : Pampers…, adalah alat yang dapat menahan ompol bayi. Agar bayi bisa
tertawa dan tetap sehat, ku ambilkan . . .

Umar : Pisau dan sendok, membantuku dalam membentuk adonan menjadi


pentol. Agar hasilnya lebih cantik ku masukkan adonan itu ke dalam . . .

Asnawy : Celana pacarku, berwarna biru dan bajunya yang berwarna putih membuat
dia terlihat begitu menawan. Sering kali aku bertanya, bolehkah aku . . .

Sofan : Mik Cucu Mik Cucu…, itulah kata-kata yang diucapkan bayi ketika haus.
Agar bayi itu tenang langsung saja ku gendong, kemudian ku letakkan ke dalam . . .

Umar : Air yang mendidih, membuat pentol menjadi kenyal. Setelah masak,
kusimpan di . . .

Sofan : Popok bayi, bila adik kecil pipis aku harus menggantinya dengan popok . . .

Asnawy : Pacarku, begitu merdu suaranya. Setiap kali dia bernyanyi aku serasa ingin . .

Sofan : Buang Air Besar, sudah 3 kali adik kecil BAB dalam satu hari ini. Mungkin
karena kemarin aku memberinya . . .

Umar : Pentol . . .oh pentol, sekarang aku dalam keadaan merugi karena pentolku tak
laku lagi. Ku renungi nasib pentolku yang . . .

Asnawy : Dimabuk cinta, Kita sama-sama tertawa bahagia dengan penuh kasih sayang.
Ku usap keningmu dengan . . .

Umar : Sumbu kompor, karena sumbu kompor sudah habis aku hanya berkata . . .

Asnawy : Sayangku tidurlah dan mimpilah yang indah. Aku akan menjagamu dan . . .

Sofan : Jangan nakal lagi, karena dapat merugikan dan akan membahayakan . . .

Umar : Kuah pentol, akan lebih gurih bila dicampur . . .

Asnawy : Bedak pacarku, kini tinggal sedikit dan hampir habis. Aku harus segera
membelikannya . . .

Sofan : Susu, kuberikan pada bayiku agar dia tumbuh sehat dan kuat . . .

Umar : Berjualan pentol, adalah rutinitas yang harus kujalani agar . . .

Asnawy : Terlihat romantis dan penyayang, adalah tindakanku untuk mencintai dan
dicintai. Saling mengerti adalah kunci dari cinta antara aku dan . . .

Sofan : Majikanku, kini telah pulang dan menanyakan keadaan . . .


Umar : Pentol, oh pentol. Aku Cuma bisa berkata . . .

Asnawy : Sayangku, tidurlah. Aku berjanji . . .

Sofan : Akan menjaga . . .

Umar : Baksoku . . .

Asnawy : Aku serahkan hatiku kepadamu. Biarkan ku kecup . . .

Umar : Panci yang penuh dengan pentol, kini telah . . .

Sofan : Tiba waktunya untuk . . .

Asnawy : Aku dan Pacarku . . .

Umar : Berjualan pentol lagi . . .

The End

Anda mungkin juga menyukai