Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN

Vo2MAX ANALYSIS ABC RUNNING DRILL WITH TRAINING MASK


METHOD USING ANDROID BASED

DISUSUN OLEH:
Ketua Tim: Dicky Reva Apriana Sanga Dwi, M.Pd
Anggota: Budi, M.Pd
Dr. Boby Agustan

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Vo2MAX ANALYSIS ABC RUNNING


DRILL WITH TRAINING MASK
METHOD USING ANDROID BASED

Ketua

Nama Lengkap : Dicky Reva Apriana Sanga Dwi,M.Pd


NIK/NIDN : 201809085/0424049202
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
No Hp : -
E-Mail : Dickyreva@gmail.com
Anggota
Jumlah Anggota : 2
Jumlah Anggota Mahasiswa : -
Anggota 1
Nama Lengkap : Budi,M.Pd
NIK/NIDN : 201809084/0412117707
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi
Anggota 2
Nama Lengkap : Dr. Boby Agustan
NIK/NIDN : 201402033/0423088901
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi
Mahasiswa 1
Nama Lengkap : -
NIM : -
Program Studi : -

Kuningan, 5 Januari 2022

Mengetahui, Ketua Peneliti,


Ketua LPPM

Nana Sutarna,M.Pd Dick Reva Apriana Sanga Dwi,


NIK/NIDN. M.Pd
NIK/NIDN.201809085/0424049202

Menyetujui,
Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan
Nanan Abdul Manan, M.Pd
NIK/NIDN. 201102010/0411028203
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... .....
ABSTRAK.................................................................................................... .....
DAFTAR ISI……………………………………………………………... .....

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.…………………………..……….……….. .....
B. Rumusan Masalah Penelitian……………………….………………… .....
C. Tujuan Penelitian.…………………………….………....……………. .....
D. Manfaat Penelitian………………………..…………….….…………. .....
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori...............….…………….................................................... .....
B. Penelitian Relevan………………...…..…………………………...….. .....
C. Kerangka Berpikir…….............……………………............................. .....
D. Hipotesis................................................................................................. .....
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian................................................................................... .....
B. Desain Penelitian………...…..……..…………………….……………. .....
C. Populasi dan Sampel………………………………………….…….… .....
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……………….… .....
E. Teknik Analisis Data…………………………...………………….…… .....
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan.................................................................................................... .....
B. Pembahasan............................................................................................ .....
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan……………………………………….………………........... .....
B. Implikasi................................................................................................. .....
C. Rekomendasi……………………………………………….................. .....
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….......………...... .....
LAMPIRAN................................................................................................ .....
.

Abstrak penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latarbelakang
penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, hasil penelitian, simpulan.
Abstrak

:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ABC Running
Drill menggunakan Training Mask terhadap peningkatan Vo2max berbasis
Android. Dari tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan Desain
Eksperimen Pretest-Posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah model
penelitian dan pengembangan (RnD) dari Borg and Gall. Populasi penelitian ini
adalah atlet pemula anggota Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) Atletik STKIP
Muhammadiyah Kuningan yang berjumlah 10 orang, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling. Instrumen tes penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah tes lari 2400 Meter (Cooper Test). Setelah
mendapatkan data dan memperolehnya kemudian data tersebut diinput ke dalam
sistem untuk dijadikan database pada aplikasi, aplikasi android dapat diunduh
pada link bit.ly/PDPDickyReva. Untuk menganalisis data penelitian
menggunakan SPSS Versi 26, hasil pengolahan Uji Hipotesis menggunakan
rumus Pearson diperoleh data sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang signifikan
setelah proses latihan ABC Running Drill menggunakan Training Mask (sig.) 0,00
< 0,05 sehingga dapat disimpulkan Latihan Latihan Lari ABC dengan
menggunakan Training Mask berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
vo2max pada Track and Field UKM STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Kata Kunci : ABC Running, Training Mask, VO2max, Android.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam olahraga dan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat di pisahkan satu
sama lain, ini bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dibantu oleh
IT untuk memudahkan analisa kebugaran atlet. Oleh karena itu, berbasis android
aplikasi untuk mendukung olahraga ini harus diterapkan dengan benar.
Pemanfaatan TI bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
khususnya pada sektor-sektor strategis, khususnya di bidang olahraga.
Perkembangan olahraga ilmu pengetahuan dan teknologi telah dikonfirmasi dalam
UU No. 3 Tahun 2005 tentang Nasional Sistem Olahraga, khususnya Pasal 74 [1].
Selanjutnya diperjelas lebih lanjut dalam PP No 16 Tahun 2007 khususnya pada
Bab IX Pasal 74 [2]. Kajian ini sangat dibutuhkan oleh atlet dan pelatih dengan
isu strategis yang diangkat, yaitu terbatasnya sumber daya manusia praktisi
olahraga dalam hal peninjauan kondisi atlet (VO2max) berdasarkan aplikasi
android untuk melihat perkembangannya kemampuan dan kebugaran atlet atletik.
Implementasinya dilakukan pada atlet atletik remaja di Kuningan Daerah.
Masalah yang ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti
menemukan data aplikasi. Untuk mengontrol status VO2max atlet, 2) Pembina
belum sepenuhnya menerapkan IT pada roses program latihan atlet, 3) tersebut
kebutuhan analisis VO2max pada atlet berbasis pada aplikasi android yang dapat
dengan mudah diakses melalui smartphone, Penelitian ini berfokus pada pelatihan
ABC Running Drill metode menggunakan masker pelatihan topeng untuk
mengetahuinya apakah terjadi peningkatan VO2max dihasilkan dari program
latihan itu diterapkan atau dimasukkan ke data yang dapat diakses pada aplikasi
android yang selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi pelatih untuk mengetahui
VO2max atlet pengembangan, melalui proposal penelitian ini oleh dosen pemula
(PDP).

B. Rumusan Masalah Penelitian


1. Pelatih belum menggunakan yang berbasis android aplikasi
2. Untuk mengontrol status VO2max atlet
3. Pembina belum sepenuhnya menerapkan IT pada proses program latihan
atlet tersebut.
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dibantu oleh IT untuk
memudahkan analisa kebugaran atlet. Oleh karena itu, berbasis android aplikasi untuk
mendukung olahraga ini harus diterapkan dengan benar

D. Manfaat Penelitian

Pemanfaatan TI bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,


khususnya pada sektor-sektor strategis, khususnya di bidang olahraga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Latihan ABC Running
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan
fitness/kesegaran seorang atlet dalam suatu aktifitas yang dipilih. Program latihan
menggunakan latihan atau praktek untuk mengembangkan kualitas yang dituntut
oleh suatu event (Thompson, 1991: 61). Latihan adalah proses sistematis yang
dilakukan berulang-ulang untuk meningkatkan prestasi, dengan tahapan ataupun
penyusunan program yang jelas dan terukur untuk mencari peningkatan-
peningkatan dalam jangka panjang. Peningkatan-peningkatan prestasi di dapat
ketika melakukan latihan dengan tahapan yang sesuai dengan usia latihan maupun
usia atlet yang menggunakan latihan dengan tahapan yang sesuai dengan usia
latihan dan juga usia atlet dengan menggunakan kaidahkaidah teori latihan yang
benar.
IAAF (International Association of Athletics Federation) sebagai induk
organisasi cabang olahraga Atletik di dunia membuat pola tahapan pembinaan
latihan dibagi menjadi: Developing the Athlete (Pengembangan atlet), Athlete
Development – the Long Term Approach (Pengembangan atlet – pendekatan
jangka panjang), Stages of Athhlete Development (Tahap perkembangan atlet).
Athlete Development and Maturation (pendewasaan dan pengembangan atlet),
Planning, Competition and Athlete Development (Perencanaan, kompetisi, dan
pengembangan atlet) (Thompson, 1991:57).
Pada tahap Stages of Athlete Development (Tahap perkembangan atlet)
kita harus mengenali lima tahap model pengembangan atlet yang dimulai dari
tahap kids’ Athletics, tahap multi-event, tahap Event Grup Delopment, tahap
Specialisation sampai tahap performance (Thompson, 1991: 58). Tahap pertama
pada jalur pengembangan IAAF adalah ‘Kids Athletics’. Pada proses latihan Kids
Athletics program yang disusun harus terstruktur dengan mengenalkan aktifitas
atletik yang menyenangkan, memberikan penekanan pada kebugaran dasar dan
memberikan kemampuan-kemampuan dalam menguasai gerakan dasar. Gerakan-
gerakan dasar dalam kemampuan ini biasa disebut dengan ‘Running ABC’
Running ABC atau Athletic Basic Coordination adalah salah satu tahapan dasar
yang dapat diberikan dalam proses latihan guna membangun koordinasi gerak
dasar atletik. Gerakan yang termasuk didalamnya meliputi berjalan, berlari,
loncat, dan juga kemampuan gerakan yang berhubungan dengan kesadaran tubuh
dan koordinasi mata dengan tangan, mata dengan kaki.
Aktivitas lari ABC yang diberikan merupakan gerak dasar yang bervariasi dan
disusun berdasarkan sistematika berbagai bentuk gerakan kaki dari yang mudah
ke yang sukar. Gerakan juga dilakukan secara terukur dimulai dari gerakan
dengan intensitas rendah, sedang, kemudian tinggi. Sebagai penerapan aktivitas
lari ABC peneliti memberikan 10 variasi latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan gerakan teknik saat berlari pada saat lari yang sebenarnya, macam
gerakan latihan ABC meliputi:
a) Angkling Drill
b) High-Knee Drill
c) Butt Kick
d) Skippings
e) Foreleg Extension Marching
f) Straight Leg Running
g) High Knee Bounce Skips
h) Ankle Bounce
i) Bounding
2. Hakikat Masker Pelatihan
Masker olahraga khusus atau biasa yang disebut masker pelatihan adalah
masker yang ada dirancang khusus untuk mendukung olahraga aktivitas yang
dapat meningkatkan kapasitas VO2max. Masker Pelatihan Ketinggian 2.0 (ETM)
konon mensimulasikan pelatihan ketinggian dan telah disarankan untuk
meningkatkan aerobic kapasitas (VO2max), kinerja daya tahan, dan fungsi paru-
paru (Porcari, 2016). Menurut untuk masker pelatihan ketinggian Porcari bias
memberikan efek latihan intensitas tinggi untuk meningkatkan kapasitas aerobic
(VO2max), kinerja daya tahan, dan paru-paru fungsi.

Gambar Masker Pelatihan :


Menggunakan alat ini jika dapat meningkatkan kapasitas VO2max seseorang
karena memiliki manfaat telah dilatih menggunakan masker pelatihan sehingga
dengan ini melatih sistem pernapasan atau kapasitas aerobik (VO2max) dapat
ditingkatkan, peningkatan VO2max dapat memperbaiki performa lari atlet
sehingga dapat terus unggul dengan metode pelatihan ditambah penggunaan
masker. Pelatihan Ketinggian Masker (ETM) mengklaim dapat merangsang
peningkatan kebugaran kardiorespirasi seperti pelatihan di ketinggian (Biggs,
2017).
3. Hakikat Vo2Max
Kapasitas aerobik atlet adalah elemen penting keberhasilan dalam
olahraga prestasi. Hal ini umumnya dianggap indikator terbaik ketahanan
kardiorespirasi dan kebugaran atletik. Persentase lemak tubuh mempengaruhi
VO2 max dan juga kardiovaskular status atlet (Shete, 2014).
Menurut Shete, kapasitas aerobiknya adalah seorang atlet merupakan
unsur penting dalam keberhasilan prestasi olahraga. Pada dasarnya dianggap
terbaik indikator dari daya tahan kardiorespirasi dan atletik kebugaran. Persentase
lemak tubuh mempengaruhi VO2max serta status kardiovaskular para atlet.
VO2max adalah hal yang penting latihan fisik terprogram dapat ditingkatkan
kinerja atlet. Menjalankan kinerja di atletik dipengaruhi oleh fisiologis oleh
karena itu, pelari atletik sangat tergantung pada kapasitas aerobik yang tinggi atau
dalam pengambilan oksigen maksimal (VO2 max) bila berjalan, pada saat pertama
mulai berlari hingga VO2max 10 menit memegang peranan penting dalam berlari,
VO2max terbukti menjadi variabel fisiologis yang berkorelasi terbaik dengan
performa di kompetisi yang bertahan lama antara 4 dan 10 menit (Støa, 2010).
Menurut Støa VO2max terbukti variabel fisiologis paling penting terkait terhadap
kinerja kapasitas oksigen dalam kompetisi yang berlangsung antara 4 dan 10
menit.
B. Penelitian Relevan
 ANALISIS TINGKAT VO2MAX SISWA SMA NEGERI 1 BALUNG
KABUPATEN JEMBER oleh SITI HANIFAH UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI S1
ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN 2015.
 SURVEI TINGKAT KONDISI FISIK KHUSUSNYA (VO2Max)
PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRA SMA NEGERI DI
KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2019 OLEH RIO BAGUS
KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG TAHUN 2020
 TINJAUAN TINGKAT VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA SEKOLAH
SEPAKBOLA BIMA JUNIOR KOTA BUKITTINGGI OLEH
NIRWANDI Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang

C. Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
 Penelitian dan pengembangan (RnD)
Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang
yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang
pendidikan. Langkah-langkah dalam proses ini pada umumnya dikenal sebagai
siklus R& D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada produk
yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk,
pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang dan mengoreksi
produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi bahwa produk
temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai obyektivitas.
Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah
penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall (1983)
menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari
dua tujuan utama, yaitu:
1) Pengembangkan produk.
2) Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua
disebut sebagai validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian pengembangan
lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan
upaya validasinya.
Borg dan Gall (1983: 775) mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh
dalam pendekatan ini, yaitu “research and information collecting, planning,
develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product
revision, main field testing, operational product revision, operational field testing,
final product revision, and dissemination and implementation”. Secara konseptual,
pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum,
sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti model di bawah ini:
1. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara
lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan
persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan
keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang
akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan
melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk
permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku
petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam
skala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada
langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara
wawancara, observasi atau angket;
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal
yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat
mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk
(model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
6. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7. Operational product revision, yaitu melakukan
perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga
produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional
yang siap divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan;
9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model
yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
10. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produk/model yang dikembangkan.

Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall.
Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan
jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010)
menjelaskan ”Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti
dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan”. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku
yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti.
B. Desain Penelitian
Desain Eksperimen Pretest-Posttes
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Atlet pemula anggota Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) Atletik STKIP
Muhammadiyah Kuningan yang berjumlah 10 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
 Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
 Instrumen tes penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah tes lari 2400 Meter (Cooper Test).

E. Teknik Analisis Data


 Total Sampling
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dari Data Analisis yang diperoleh peneliti sebagai berikut :
 Statistik Dan Penelitian
Tabel.1 Statistik

N Pretest Posisi
Sah 10 10
Hilang 0 0
Parameter Normala B mean 12.8960 11.9840
Std.Deviasi .83751 .76301
Perbedaan paling ekstrim Mutlak 187 226
Positif 150 171
Negatif -187 -226
Statistik Uji 187 226

Asymp. Sig. (2-tailed) 200c,d .157c

Dari pengujian tersebut, signifikansinya nilai Asymp diperoleh. Sig. (2-Tailed)


pretest 0,200 dan postes 0,157, nilainya adalah lebih besar dari 0,05 atau 0,200 >
0,05 dan 0,157 > 0,05 artinya data dapat diambil kesimpulannya semua data
normal didistribuskan.

 Uji Normalitas
pengujian ini bertujuan untuk melihat sebarannya kelompok diberi perlakuan
menggambar kesimpulan apakah datanya normal didistribusikan atau tidak. Hasil
normalitas pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.2 Uji Normalitas
Mean 12.8960 11.9840
Median 13.1450 12.2500
Mode 12,33 10.48a
Std.Deviation 83751 76301
Variance 701 582
Range 2.89 2.81
Minimum 11.46 10.48
Maksimum 14.35 13.29
Sum 128.96 119.84

Dari tabel data diatas diperoleh bahwa nilai mean pretest sebesar 12,8960
sedangkan untuk rata-rata post test nilainya adalah 11.9840, untuk nilai median
pretest adalah 13,1450 sedangkan post-test sebesar 12,2500, maka nilai yang
sering muncul pada pretest. Yaitu 12,33 sedangkan posttest 10,48 standar deviasi
pretest sebesar 0,83751 sedangkan posttest sebesar 0,76301, nilai tertinggi sebesar
11,46 posttest dan 10,48 posttest, nilai terendah adalah 14,35 dan posttest adalah
13,29, nilai totalnya dari pretest yaitu 128,96 sedangkan postes adalah 119,84.
Kesimpulan dari hasil data berarti ada perbedaan antara pretest dan posttest jadi
bisa menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan setelah diberikan treatment.

 Uji Homogenitas
Tabel.3 Uji Homogenitas

Nilai Test = 0
95% Confidence

Interval Of The
Sig.(2-Taile)Mean Difference
Df Difference Lower Upper

Vo2Max 49.668 9 000 11.98400 11.4382 12.5298


Dari data diatas nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 berarti dapat disimpulkan Bahwa
populasi nya Homogen.
 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis bersifat inferensial perhitungan statistik yang bertujuan
menarik kesimpulan tentang suatu populasi berdasarkan data yang diperoleh dari
populasi sampel.
Tabel.4 Uji Hipotesis Symmetric Measure
Asymptotic
Standard Approximate Approximate
Value Error T Significance

Interval Person R .980 .010 14.083 .000

By Interval

Ordinal Spearman .888 .126 5.446 .001

By Correlation Ordinal

N Of Valid Cases 10

Rumus Pearson, nilai signifikansi diperoleh 0,000, artinya 0,000 < 0,05, itu dapat
disimpulkan bahwa ABC Running Drill latihan menggunakan Training Mask memiliki
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan vo2max dalam Unit Kegiatan Mahasiswa
Atletik STKIP Muhammadiyah Kuningan.
B. Pembahasan
Dari pengujian tersebut, signifikansinya nilai Asymp diperoleh. tanda tangan.
pretest 0,200 dan postes 0,157, nilainya adalah lebih besar dari 0,05 atau 0,200 >
0,05 dan 0,157 > 0,05 artinya data dapat diambil kesimpulannya semua data
normal didistribusikan.
nilai mean pretest sebesar 12,8960 sedangkan untuk rata-rata post test nilainya
adalah 11.9840, untuk nilai median pretest adalah 13,1450 sedangkan post-test
sebesar 12,2500, maka nilai yang sering muncul pada pretest. Yaitu 12,33
sedangkan posttest 10,48 standar deviasi pretest sebesar 0,83751 sedangkan
posttest sebesar 0,76301, nilai tertinggi sebesar 11,46 posttest dan 10,48 posttest,
nilai terendah adalah 14,35 dan posttest adalah 13,29, nilai totalnya dari pretest
yaitu 128,96 sedangkan postes adalah 119,84.
Dari data diatas nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 berarti dapat disimpulkan bahwa
populasinya homogen.
Rumus Pearson, nilai signifikansi diperoleh 0,000, artinya 0,000 < 0,05, itu dapat
disimpulkan bahwa ABC Running Drill latihan menggunakan Training Mask
memiliki berpengaruh signifikan terhadap peningkatan vo2max dalam Unit
Kegiatan Mahasiswa Atletik STKIP Muhammadiyah Kuningan.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ABC
Running Drill latihan menggunakan Training Mask dapat meningkat VO2max
pada atlet atletik pemula yang adalah anggota Kegiatan Mahasiswa Atletik Unit
STKIP Muhammadiyah Kuningan.

B. Implikasi
ABC Running Drill latihan menggunakan Training Mask dapat meningkat
VO2max pada atlet atletik pemula.

C. Rekomendasi
Dengan diadakan nya penelitian ini penulis Menyarankan agar pelatih atletik di
usia remaja memakai metode pelatihan ini demi tercapainya target prestasi di
kejuaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Bennett, H., Parfitt, G., Davison, K., & Eston, R. (2016). Validitas Tes Langkah
Submaksimal untuk Memperkirakan Serapan Oksigen Maksimal pada Orang
Dewasa Sehat. Kedokteran olahraga (Auckland, NZ), 46(5), 737–750.
https://doi.org/10.1007/s40279-015-0445-1.

Biggs, NC, Inggris, BS, Turcotte, NJ, Cook, MR, & Williams, AL(2017).
Pengaruh Simulasi Ketinggian pada Serapan Oksigen Maksimal dan Kebugaran
Inspirasi.Internasional jurnal ilmu olahraga, 10(1), 127–136.

Dwi, D. R. A. S., Asmawi, M., Wasan, A., & Widiastuti, W. (2018). Pengaruh
Metode Latihan Dan Power Tungkai Terhadap Peningkatan Kecepatan Akselerasi
Sprint. JUARA : Jurnal. Olahraga, 3(2), 62-69.
https://doi.org/10.33222/juara.v3i2.236.

Gall, MD, Borg, WR, & Gall, JP (1996). Pengenalan penelitian pendidikan (edisi
ke-6). White Plains, NY: Longman Publishers AS.

George, D., & Mallery, P. (2019). Statistik IBM SPSS 26 langkah demi langkah:
Panduan dan referensi sederhana. Routledge

Porcari, JP, Probst, L., Forrester, K., Doberstein, S., Foster, C., Cress, M. L., &
Schmidt, K. (2016). Pengaruh Pemakaian Masker Latihan Ketinggian terhadap
Kapasitas Aerobik, Fungsi Paru-paru, dan Variabel Hematologi. Jurnal ilmu
olahraga & kedokteran, 15(2), 379–386.

Setyantoko, M., Widiastuti, W., & Hernawan, H. (2019). Model Latihan Lari
ABC Berbasis Game untuk Anak Usia 6-12 Tahun.

Penelitian Internasional Budapest dan Jurnal Kritikus dalam Linguistik dan


Pendidikan (BirLE), 2(3), 506-518.
Shete, AN, Bute, SS, & Deshmukh, PR(2014). Kajian VO2 Maks dan Persentase
Lemak Tubuh pada Atlet Wanita. Jurnal penelitian klinis dan diagnostik : JCDR,
8(12), BC01–BC3. https://doi.org/10.7860/JCDR/2014/10896.5329.

Støa, EM, Støren, Ø., Enoksen, E., & Ingjer, F. (2010). Persen pemanfaatan VO2
max pada kecepatan kompetisi 5 km tidak menentukan kinerja waktu pada jarak 5
km pada pelari jarak jauh elit. Jurnal penelitian kekuatan dan pengkondisian,
24(5), 1340–1345. https://doi.org/10.1519/JSC.0b013e3181cc5f7b.

Wilkerson, GB, Gupta, A, Allen, JR, Keith, CM &Colston, MA Pemanfaatan


Beban Inersia Rata-Rata Sesi Latihan untuk Mengukur Risiko Cedera Sepak Bola
Perguruan Tinggi. Jurnal penelitian kekuatan dan pengkondisian, vol.30,
hal.2369-2374, 20.
LAMPIRAN

1. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA

No Uraian Jumlah
1 Bahan
.......................................................................
....................................................................... 350.000

2 Pembantu lapangan
.................................................................
................................................................. 350.000

3 Analisis data (sewa peralatan)


.....................................................................
..................................................................... 400.000

4 Pelaporan luaran wajib luaran tambahan


......................................................................
400.000
......................................................................

Jumlah 1.500.000

Kuningan, 5 Januari 2022


Ketua Peneliti,

Dicky Reva Apriana Sanga


Dwi, M.Pd
NIK. 201809085

Anda mungkin juga menyukai