Anda di halaman 1dari 80

UNIVERSITAS TERBUKA

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


PADA:
KB TUNAS HARAPAN SEMARANG
TPA BEN’S DAYCARE CIPETE JAKARTA SELATAN
TK NU MASYITHOH KAJEN TEGAL

Disusun untuk guna memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Program S1 PGPAUD

Disusun Oleh

NAMA : NAILA SHOFA

NIM : 835129109

Program Studi : S1 PG PAUD

Pokjar : Kebangsaan Bangsri

MASA REGRISTRASI : 2022.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian dan analisis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
pada program S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.

Nama : NAILA SHOFA


NIM : 835129109
Objek Penelitian : 1. KB TUNAS HARAPAN SEMARANG :
(https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw )

“ Analisis Pengembangan Motorik Halus Anak


Melalui Kegiatan Meronce ”
2. TPA BEN’S DAYCARE CIPETE JAKARTA
SELATAN
( https://youtu.be/Q-LWshxU_ok )
“ Analisis kegiatan Pengembangan Kemampuan
Motorik Kasar Melalui Kegiatan Melompat ”
3. TK NU MASYITHOH KAJEN TEGAL
(https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo)
“ Analisis kegiatan Pengembangan Kemampuan
Kognitif melalui Metode Pemberian Tugas”

Telah disahkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD4504) Program S1
PG PAUD FKIP Universitas Terbuka.

Jepara, 5 Juni 2022


Mengesahkan

Tutor Mahasisawa

HARIMURTI, S.Pd. AUD,. M.Pd NAILA SHOFA


NIP. 196701092005012003 835129109
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian dan Analisis Pendidikan Anak Usia Dini.

Penyususnan laporan ini di susun berdasarkan hasil analisis kegiatan


pengembangan anak usia dini melalui video. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis di
bantu oleh berbagai pihak yang memberikan saran, petunjuk, informasi, bimbingan, dan
kerjasama yang sangat besar artinya bagi penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh

karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Moh. Muzammil, M.M. selaku Kepala UPBJJ-UT Semarang.

2. Ibu Dra. Enny Dwi Lestariningsih, M.Pd sebagai Penanggung jawab


wilayah Kabupaten Jepara.

3. Bapak Mudhiarto dan Bapak Sundoro selaku pengelola di Pokjar


Kebangsaan Bangsr Jepara

4. Ibu Harimurti, S.Pd. AUD., M.Pd sebagai Supervisor mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.

5. Teman-teman seangkatan yang selalu memberikan bantuan, dorongan, dan


motivasi.

Penulis menyadari bahwa, laporan ini kemungkinan masih terdapat


kekurangan meskipun telah diupayakan untuk sebaik mungkin karena
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Jepara, 12 April 2022

Penulis
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI KELOMPOK BERMAIN (KB)

JUDUL

ANALISIS PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI


KEGIATAN MERONCE PADA KB TUNAS HARAPAN SEMARANG
Link : https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD 4504)

Disusun oleh

Nama : NAILA SHOFA


Nim : 835129109
Program Studi : S1 PGPAUD
Pokjar :Kebangsaan Bangsri
Masa Ujian : 2022.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Fokus Penelitian …………………………………………………………... 2

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 3


D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 3
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...... 4
A. Perkembangan Moral Motork.................................................................... 4
B.Motorik Halus ............... ……..................................................................... 5
C. Meronce ............................. ............................………………………....... 5
BAB III METODOLOGI ………………………………………………………… 7
A. Subjek Penelitian ………………………………………………………… 7
B. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 7
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 7
BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………………… 8

A. Hasil Pengamatan ………………………………………………………… 8


1. Tabulasi Data …………………………………………………………. 8

2. Analisa Data ………………………………………………………….. 10


B. Analisis Kritis …………………………………………………………….. 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….. 14


A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 14

B. Saran ……………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 15

Lampiran. . . . . . . . . . . . …………………………………………………………. 16

5
LAPORAN PENELITIAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Meronce Pada KB Tunas Harapan Semarang
Tempat Penelitian : KB Tunas Harapan Semarang
link : https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok bermain merupakan satuan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia
dibawah 5 tahun. Kelompok bermain dipercaya dapat memberikan stimulasi
yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial dan
kematangan motorik anak. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap anak
akan terlihat seiring usianya bertambah. Kemampuan dasar atau potensi
merupakan kesanggupan/kecakapan/kekuatan seorang anak untuk
berkembang yang merupakan pembawaan sejak lahir.
Masa perkembangan anak usia kelompok bermain adalah masa yang
paling tepat untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak
diantaranya nilai-nilai Agama dan moral, bahasa, sosial emosional, kognitif,
fisik motorik dan seni. Salah satu potensi dasar anak yang perlu
dikembangkan adalah tentang motorik halus. Gerakan motorik halus
merupakan kemampuan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari
jemari tangan dan pergelangan tangan yang tepat. (Sujiono Bambang, dkk,
2019: 1.17).
Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-
kira 3 tahun.Namun kemampuan anak untuk melakukan gerakan motorik baik
motorik halus maupun kasar akan tidak sama antara satu dengan lainnya
walaupun usia mereka sama. Ada beberapa kegiatan yang dapat

1
mengembangkan motorik halus anak misalnya menjahit, menganyam kertas,
melipat, menggunting dan juga meronce.
Hal ini senada dengan salah satu kegiatan yang mengembangkan motorik
halus di lembaga KB Tunas Harapan adalah meronce. Kelompok bermain
Tunas Harapan merupakan salah satu kelompok bermain yang ada di
Semarang. KB Tunas Harapan dalam pelaksaan pembelajaran menggunakan
model kelompok. Anak-anak belajar bersama dan bergantian.
Sehubungan dengan adanya analisis mengenai pembelajaran yang ada di
Kelompok Bermain ini, maka penulis melaksanakan penelitiaan
pembelanjaran di KB Tunas Harapan Semarang pada link
https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw yaitu pengembangan motorik halus melalui
kegiatan meronce dengan harapan agar dengan kegiatan ini anak menjadi
terampil dalam kemampuan mengkoordinasikan mata dengan jari jemari.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya
menjadi Tenaga Pendidik PAUD professional yaitu mampu mengembangkan
program PAUD serta membuat inovasi-inovasi baru. Salah satu mata kuliah
yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis kegiatan pengembangan
anak usia dini, mata kuliah ini akan membimbing mahasiswa dalam berfikir
kritis dalam menemukan fenomena-fenomena yang unik dalam bidang
penembangan pendidikan anak usia dini serta mencari data yang dapat
menjelaskan temuannya tersebut, kemudian mengelolanya, menyimpulkan,
dan melakukan analisis kritis terhadap kesimpulannya tersebut. Dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah tersebut penulis melakukan penelitian analisis
kegiatan di KB Tunas Harapan Semarang pada video link
https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu untuk diteliti lebih
lanjut kemudian dianalisis secara kritis.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi didalam video pada link
https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw pada salah satu ruang kelas KB Tunas
Harapan Semarang, maka penelitian ini terfokus pada kegiatan pembelajaran

2
anak yaitu kegiatan “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak
melalui Kegiatan Meronce”.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengumpulkan data mengenai :
a) Mengetahui kemampuan motorik halus anak KB Tunas Harapan
dalam kegiatan meronce
b) Mengetahui hasil pembelajaran tentang perkembangan motorik halus
anak dalam kegiatan meronce
c) Untuk menganalisis kegiatan pembelajaran tersebut, sesuai dengan
apa yang kita pelajari pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan Anak Usia Dini
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan motorik halus tentang meronce
benda di KB Tunas Harapan Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Pendidik
Sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan motorik halus anak
melalui kegiatan meronce
2. Orang tua
Dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya
3. Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara optimal
khusunya dalam mengembangkan kemampuan motorik halus

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik
Sujiono Bambang, dkk,, (2020: 1.4-1.5 mengatakan bahwa motorik adalah
semua gerakan perkembangan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh
tubuh. Sementara itu, perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan pekembangan motorik di
otak. Hal ini sejalan dengan pengembangan yang dilaksanakan oleh KB
Tunas Harapan Semarang melalui kegiatan yang terkoordinir antara susuna
syaraf, otot,dan otak.
Pada saat berkembangnya keterampilam motorik, meningkat pula tingkat
kecerdasan, akurasi, kekuatan dan efisiensi gerakan. Ketrampilan motorik
yang cenderung paling memperlihatkan perbaikan terbesar adalah
ketrampilan yang dipelajari disekolah, kelompok bermain yang dibimbing
maupun dalam kegiatan perkemahan saat libur. (Aisyah, dkk, 2019: 4.47).
Oleh karenanya kemampuan motorik perlu dikembangkan sejak dini baik
dilingkungan keluarga maupun disekolah.
Kemampuan motorik juga berhubungan dengan kemampuan refleks,
kemampuan koordinasi mata dengan organ tubuh lain (tangan, kaki, dan
kepala). Pengalaman motorik anak akan semakin bervariasai, dan juga akan
meningkatkan rasa percaya diri anak, dengan semakin meningkatnya rasa
percaya diri anak, anak juga akan merasa bangga jika ia dapat melakukan
beberapa kegiatan. Adanya kemampuan motorik anak juga akan
menumbuhkan kreatifitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari
perkembangan mental anak. Gerakan yang mereka lakukan saat bermain,
bermanfaat untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri anak
seimbang. (Sujiono Bambang, dkk,, 2020: 1.5).
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Kemampuan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari
kemampuan mengontrol otot-otot besar contohnya berjalan, berlari, melompat

4
berguling. Sedangkan ketrampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari
bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan dibagaian jari-jari
tangan (Hildayani, 2019: 3.6) contohnya menulis, menggambar dan meronce.
B. Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot
kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka dan lain-lain. Gerakan
motorik halus, terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya
membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan
otot kecil (Sujiono Bambang, dkk, 2020: 1.14). Ketrampilan motorik halus
juga berkaitan dengan optimalisasi dalam penggunaan koordinasi antara mata
dan tangan sehingga anak dapat melakukan aktifitas motorik halus dengan
teliti. (Gunarti, dkk, 2021: 2.38) . Maka dengan kegiatan meronce manik-
manik guru dapat mengstimulasi atau merangsang secara optimal kemampuan
anak antara mata dan tangan.
Pada usia kelompok bermain, perkembangan motorik halus anak semakin
meningkat, koordinasi mata-tangan anak semakin baik. Ia sudah dapat
menggunakan kemampuannya untuk mengurus dirinya dengan sedikit
pengawasan orang dewasa.diharapkan kelenturan tangannya pun makin baik
dan dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi.(Hildayani, Rini, dkk
2019:3.20) .Maka dari itu dalam mempelajari kemampuan motorik halus,
anak akan belajar tentang ketepatan koordinasi tangan dan mata. Dan pada
praktiknya, anak belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur, serta
dapat belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baik gerakan motorik halus
anak ini membuat anak semakin terampil.
C. Meronce
Kegiatan pembelajaran pada anak usia ini tidak harus dengan kegiatan yang
rumit dan peralatan yang mahal. Seperti halnya kegiatan yang dilaksanakan di
KB Tunas Harapan Semarang dalam mengembangkan kemampuan motorik
halus yaitu dengan kegiatan meronce. Meronce adalah kegiatan menarik yang
dilakukan dengan cara memasukkan benang kedalam manik-manik atau
sedotan sehingga menjadi sebuah roncean yang sempurna.

5
Meronce merupakan salah satu kegiatan yang disenangi anak. Tidak hanya
menyusun berbagai bentuk meronce mempunyai beberapa manfaat bagi
perkembangan anak usia dini, diantaranya: 1) Meningkatkan kinerja motorik
halus anak karena meronce membutuhkan kekuatan otot pada jari anak, 2)
Kegiatan belajar yang menyenangkan, 3) Meningkatkan fokus anak karena
saat meronce anak membutuhkan konsntrasi penuh, terlebih lagi saat
memasukkan menik-menik kedalam benang, 4) meningkatkan daya pikir
karena dengan meronce anak mengetahui bentuk, ukuran, warna atau bahkan
tulisan(huruf).https://berkeluarga.id/2020/08/04/yuk-kenali-manfaat-
meronce-bagi-anak-usia-dini/ ( diakses pada tanggal 20 Mei 2022 pkl 12.30
wib ). KB Tunas Harapan Semarang kaitannya dalam hal ini menggunakan
manik-manik berwarna dalam kegiatan meronce sehingga selain
mengembangkan kemampuan motorik halus juga dapat mengembangkan
aspek pengembangan lainnya yaitu kognitif.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, pemimpin kelompok
bermaindan sarana prasaran yang ada di KB Tunas Harapan Semarang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekkatan kualitatif dengan metode
interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang
diteliti dilapangan
C. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi tertutup,
Observasi tertututp yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, akan tetapi observasinya dilakukan
secara diam- diam.
2. Dokumentasi,
Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau keterangan dalam
bentuk tulisan, gambar/foto untuk dimanfaatkan kembali jika
diperlukan. Penulis mengumpulkan dokumentasi foto sebagai baban
untuk fokus peneliti

7
BAB IV
ANALISIS DATA

A. HASIL PENGAMATAN
1. TABULASI DATA
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut :

No Aspek yang Hasil Observasi dokumentasi


diteliti
Model pengembangan yang
1 Model
laksanakan pada KB Tunas
Pengembangan
Harapan pada link
kegiatan
https://youtu.be/Bs6MhofH-
Jw

adalah pengembangan
motorik halus dengan
kegiatan meronce manik-
manik, dilaksanakan secara
bersama-sama

2 Penataan Dinding ruangan nampak


Ruangan kosong tanpa adanya hiasan
ataupun gambar yang dapat
menarik anak, ataupuh
hiasan hasil karya anak.

3 Kegiatan yang Kegiatan diawali dengan


dilakukan anak pembiasaan , pendidik
menyampaikan salam
dengan suara yang keras
kemudian dijawab anak-
anak, Setelah itu anak diajak
berdoa sebelum memulai

8
kegiatan, anak juga diajak
guru untuk bermain tepuk
diantaranya tepuk semangat,
tepuk anak paud dan tepuk
anak sholeh. Setelah itu
guru menjelaskan tentang
kegiatan pada hari itu yaitu
meronce

4 APE yang Dalam pembelajaran guru


digunakan menggunakan Alat
Permainan Edukatif ( APE)
berupa manik-manik
berwarna warni, sedotan ,
tali dan juga nampan.

5 Pengaturan/Penge Dalam kegiatan


lompokan anak pembelajaran guru
hendaknya mengatur dan
mengelompokkan anak
dengan tujuan agar apa yang
disampaikan dapat diterima
oleh semua anak,Pada
kegiatan meronce di KB
Tunas Harapan Semaarang
anak bersama guru duduk
melingkar diatas karpet .

6 Cara pendidik Pendidik menunjukkan alat


memimpin dan bahan yang akan
kegiatan digunakan untuk kegiatan
meronce. Kemudian
menjelaskan cara meronce
dan memberi contoh

9
membuat gelang dengan
memasukkan manik-manik
kedalam tali dengan 3 pola
yaitu Hijau, Kuning, Merah

7 Metode yang Guru/pendidik di KB Tunas


digunakan Harapan menggunakan
metode demontrasi dalam
kegiatan meronce, hal ini
terlihat karena guru
memberikan contoh terlebih
dahulu barulah kemudian
anak melakukan hal yang
telah dicontohkan.

8 Aktivitas anak Anak-anak mampu


pada kegiatan inti melakukan kegiatan sesuai
arahan dari yaitu meronce
gelang dengan urutan Hijau,
Kuning, dan merah dari
sedotan dan tali.

9 Recalling Pada kegiatan penutup


pembelajaran hari sebelum pulang guru
ini mengulas kembali kegiatan
yang dilakukan dan
mengajak anak-anak untuk
memakai gelang hasil
roncean yang telah dibuat.

2. ANALISIS DATA
Dari data yang diperoleh saat melakukan observasi di KB Tunas Harapan
Semarang pada link https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw terlihat bahwa
program pengembangan yang ingin dicapai adalah pengembangan

10
kemampuan motorik halus , hal ini terlihat pada pemilihan kegiatan yaitu
dengan kegiatam meronce. Kegiatan dilakukan dalam satu ruangan secara
bersama-sama. Pendidik terlebh dahulu memberikan contoh kepada anak
meronce membuat gelang dari manik-manik dengan 3 pola yang berurutan
yaitu Hijau, Kuning dan Merah. Anak-anak tampak senang dan mampu
menyelesaikan kegiatan dengan baik. Hasil karya meronce gelang dipakai
bersama-sama pada kegiatan penutup. Dalam mengembangkan
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan meronce manik-manik
dengan tali dan sedotan pada KB Tunas Harapan Semarang yang ada pada
link https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw telah berhasil.
B. ANALISIS KRITIS
Dari hasill observasi di KB Tunas Harapan Semarang pada link
https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw telah berjalan sesuai harapan pendidikan
yaitu mengembangkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan
meronce yang mana kegiatan ini membutuhkan kerja otot-otot
kecil.membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan serta membutuhkan
kecermatan dan ketekunan agar dapat berkembang maksimal.
Sebagaimana yang di nyatakan oleh (Sujiono Bambang, dkk, 2020: 1.14)
motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot
kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka dan lain-lain. Gerakan
motorik halus, terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya
membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata
dan otot kecil . Ketrampilan motorik halus juga berkaitan dengan
optimalisasi dalam penggunaan koordinasi antara mata dan tangan
sehingga anak dapat melakukan aktifitas motorik halus dengan teliti.
(Gunarti, dkk, 2019: 2.38) .
Pada kegiatan motorik halus, anak dituntut untuk melakukan
gerakan-gerakan kecil yang membutuhkan ketrampilan yang ada pada diri
anak. Ketrampilan motorik halus anak di usia dini semakin meningkat.
Koordinasi mata dan tangan serta kelenturan tangannya semakin baik. Ia
mulai dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. (Hildayani, dkk,
2019: 3.20). Kegiatan meronce merupakan salah satu kegiatan yang dapat

11
dilakukan dalam mengembangkan motorik halus karena membutuhkan
keterampilan dan kreatifitas. Melalui ketrampilan motorik halus, anak
dapat menghibur dirinya sehingga memperoleh perasaaan senang, anak
dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama
kehidupannya hingga berada dalam kondisi mampu dan percaya diri
terhadap kemampuannya serta anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Mudjito (dalam Sumantri, dkk, 2020 : 4.7).
Banyak manfaat lain dari kegiatan meronce selaian
mengembangkan kemampuan motorik diantaranya adalah melatih anak
untuk lebih fokus, melatih kesabaran, konsentrasi serta daya pikir anak.
Kegiatan meronce juga dapat dilakukan dengan metode dan strategi belajar
sambil bermain. Hal ini sesuai dengan uraian yang ada pada
https://berkeluarga.id/2020/08/04/yuk-kenali-manfaat-meronce-bagi-anak-
usia-dini/.menyatakan bahwa Meronce merupakan salah satu kegiatan
yang disenangi anak. Tidak hanya menyusun berbagai bentuk meronce
mempunyai beberapa manfaat bagi perkembangan anak usia dini,
diantaranya: 1) Meningkatkan kinerja motorik halus anak karena meronce
membutuhkan kekuatan otot pada jari anak, 2) Kegiatan belajar yang
menyenangkan, 3) Meningkatkan fokus anak karena saat meronce anak
membutuhkan konsntrasi penuh, terlebih lagi saat memasukkan menik-
menik kedalam benang, 4) meningkatkan daya pikir karena dengan
meronce anak mengetahui bentuk, ukuran, warna atau bahkan
tulisan(huruf).
KB Tunas Harapan Semarang telah berhasil melaksanakan kegiatan
meronce dalam mengembangkan kemampuan motorik halus serta mampu
membuat urutan manik-manik dengan 3 pola sebagai pengembangan daya
pikir atau kognitifnya hal ini terbukti dengan respon anak-anak yang telah
mampu menyelsaikan kegiatan dengan baik.
Dari hasil observasi secara umum KB Tunas Harapan Semarang
telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Pengembangan
motorik halus pada kegiatan meronce sudah berjalan dengan baik. Cara
guru untuk memberi semangat dan menarik perhatian anak dalam

12
pengembangan juga tepat. Kemampuan guru dalam menyampaikan dan
mengorganisasikan kelas juga sudah cukup baik. Kegiatan pembelajaran
dari awal sampai akhir terlihat anak sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan. Selain menguasai materi dan totalitas, pendidik juga dapat
memotivasi anak untuk belajar dengan semangat saat kegiatan
pembelajaran sertamemberikan anak kesempatan mempunyai pengalaman
langsung dalam membuat gelang dengan meronce manik-manik.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
a. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh.Sedangkan gerakan motorik halus merupakan kemampuan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil.
b. Pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan meronce sangat
bermanfaat bagi anak yaitu dapat melatih koordinasi mata dan tangan,
melatih ketekunan, kesabaran,ketelitian, konsentrasi anak serta dapat
meningkatkan kreatifitas dan imajinasi anak.
c. KB Tunas Harapan mempunyai program pengembangan pada anak usia
dini dengan meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berfikir kreatif dan
kritis. KB Tunas Harapan memberikan layanan yang terbaik untuk anak
didiknya dalam meningkatkan motorik halus melalui kegiatan meronce.
B. Saran-saran
a. Bagi Pendidik
Dalam kegiatan pengembangan motorik halus pendidik harus kreatif dan
inovatif merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi
anak tidak hanya dengan kegiatan meronce.
b. Bagi Orangtua
Sebaiknya orangtua berusaha terlibat langsung dalam mendampingi
tumbuh kembang anak utamanya dalam hal motorik halus anak.
c. Bagi Sekolah
Dalam memfasilitasi kegiatan pengembangan motorik halus agar lebih
memperhatikan berbagai faktor yang dapat berpengaruh pada tercapainya
tujuan pembelajaran.
d. Selaian itu penataan ruangan juga harus lebih diperhatikan misalnya
dengan menghiasi dinding ruangan dengan gambar atau hiasan yang
menarik anak sehingga anak akan lebih senang dan nyaman belajar dalam
ruangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S dkk. (2019) Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak


Usia Dini.Tangerang selatan : Universitas terbuka.
Gunarti, Winda dkk. (2021) Metode pengembangan Perilaku Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Hildayani, R. dkk. (2021) Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Setiawan, Denny, dkk. 2021. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Sujiono, Bambang,dkk. (2020) Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

15
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI KELOMPOK BERMAIN

KELOMPOK BERMAIN : KB TUNAS HARAPAN SEMARANG


OBSERVER : NAILA SHOFA
NIM : 835120109
TANGGAL OBSERVER : 20 APRIL 2022
LINK VIDEO : https://youtu.be/Bs6MhofH-Jw

No Hal-Hal Unik/Menarik Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan


Yang Ditemukan Dalam
Ya Tidak

1. Model pengembangan √ Model pengembangan yang dilakukan


kegiatan pada KB Tunas Harapan adalah
kegiatan pengembangan motorik halus

2. Penataan Ruangan √ Dinding ruangan nampak bersih tanpa


adanya gambar atau hiasan yang sesuai
dengan anak. Anak belajar diatas karpet
sementara terdapat meja belajar yang
dilipat dipinggir ruangan.

3. Kegiatan yang dilakukan √ Pada kegiatan pembuka anak diajak


anak berdoa dan bermain tepuk-tepuk,
kemudia pada kegiatan inti anak
melakukan kegiatan meronce membuat
gelang dari manik-manik dengan 3 pola
warna yaitu Hijau, Kuning, Merah.

4. APE yang digunakan √ Guru menyiapkan APE berupa sedotan,


tali dan manik-manik warna warni

5. Pengaturan/pengelompokan √ Anak-anak duduk membentuk


lingkaran diatas karpet warna biru dan

16
anak pendidik duduk bersama mereka

6. Cara pendidik memimpin √ Pendidik memperlihatkan alat dan


kegiatan bahan yang digunakan, menjelaskan
cara meronce membuat gelang kepada
anak, memberikan contoh bagaimana
cara memasukkan roncean ke tali
dengan membuat 3 pola(hijau, kuning,
merah)

7. Metode yang digunakan √ Belajar sambil bermain dengan metode


demonstrasi

8. Aktivitas anak pada √ Anak beraktifitas sesuai arahan dari


kegiatan inti pendidik. Meronce membuat gelang
dengan3 pola (hijau, kuning, merah)
dari sedotan dan tali. Mereka terlihat
senang dan gembira.

9. Recalling pelajaran hari ini √ Sebelum pulang pendidik mengulas


kembali kegiatan yang sudah
dilakukkan dan mengajak anak untuk
memakai gelang hasil roncean yang
sudah dibuat bersama-sama.

17
DOKUMENTASI

18
19
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI TEMPAT PENITIPAN ANAK ( TPA )

JUDUL

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK


KASAR MELALUI KEGIATAN MELOMPAT
DI BEN’S DAYCARE CIPETE JAKARTA SELATAN
Link : https://youtu.be/Q-LWshxU_ok

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD 4504)

Disusun oleh
Nama : NAILA SHOFA
Nim : 835129109
Program Studi : S1 PGPAUD
Pokjar :Kebangsaan Bangsri
Masa Ujian : 2022.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Fokus Penelitian …………………………………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 3


D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 3

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...... 4


A. Perkembangan Fisik Motorik ……………………………………………. 4
B. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Perkembangan Motorik…… 4
C.Motorik Kasar ............................................................................................. 6
D. Pengembangan Motorik Kasar ............................……………………. 6
E. Melompat...............................................................................................….. 8
BAB III METODOLOGI ………………………………………………………… 10

A. Subjek Penelitian ………………………………………………………… 10


B. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 10

C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 10


BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………………… 11

A. Hasil Pengamatan ………………………………………………………… 11


1. Tabulasi Data …………………………………………………………. 11
2. Analisa Data ………………………………………………………….. 14
B. Analisis Kritis …………………………………………………………….. 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….. 17
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 17

B. Saran ……………………………………………………………………… 18

ii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 20
Lampiran …………………………………………………………………………. 21

iii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis kegiatan Pengembangan Kemampuan


Motorik Kasar Melalui Kegiatan Melompat
Tempat penelitian : Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan
LINK : https://youtu.be/Q-LWshxU_ok

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak adalah generasi penerus masa depan bangsa. Anak harus
mendapatkan perawatan, pengasuhan, serta pembinaan jasmani, mental,
spiritual dan secaraoptimal sejak dini. Dunia anak adalah dunia bermain, hal
itu merupakan fenomena sangat menarik perhatian bagi pendidik.
Setiap anak secara alamiah mempunyai kebutuhan untuk bermain.
Bermain bukan hanya sekedar memberikan kenangan akan tetapi juga
memiliki manfaat yang sangat besar bagi anak. Lewat kegiatan bermain yang
positif, anak bisa menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi penginderaan,
menjelajahi duniasekitarnya dan mengenali lingkungan tempat tinggal
termasuk mengenali dirinya sendiri. Upaya pengembangan seluruh potensi
tersebut memerlukan pengelolaan kegiatan yang jelas dan bertujuan
khususnya di lembaga TPA (Taman Penitipan Anak).
Taman Penitipan Anak (Child Care Center) adalah wahana
asuhankesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
waktutertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya
waktu untukmemberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya. Selain itu
Taman penitipan Anak juga disebut sebagai wahana pendidikan dan
pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga
untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak
memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau
sebab lain. (Asmawati, 2020).

1
Perkembangan motorik adalah proses seorang nak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh.Untuk itu anak belajar dari guru tentang
beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih
ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi
tangan dan mata. ( Sujiono, Bambang, dkk 2019 : 1.12).
Dari buku Balita dan Perkembangannya (2001) dalam Sujiono , Bambang,
dkk 2019: 1.13) , Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian,
yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik
kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan
hampir, seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. selain itu
perkembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot
anak tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari,
menaiki sepeda roda tiga , serta berdiri dengan satu kaki.
Sehubungan dengan adanya analilis pengembangan kegiatan pembelajaran
peneliti tertarik mengamati video pembelajaran di Ben’s Daycare yang
lokasinya di Cipete, Jakarta Selatan pada link youtube https://youtu.be/Q-
LWshxU_ok . Dalam kegiatan pembelajaran pada anak di Ben’s Daycare,
Peneliti melakukan pengamatan terhadap pengembangan motorik kasar
melalui kegiatan melompat dan meloncat. Peneliti tertarik untuk mengamati
kegiatan tersebut karena anak usia dini perkembangan motorik kasarnya
sedang pesat-pesatnya di usia ini. Selain itu, kemampuan motorik kasar anak
dusia dini sangat berpengaruh terhadap kemampuannya melakukan berbagai
aktivitas dikemudian hari. Pembelajaran yang diselenggarakan di Ben’s
Daycare melatar belakangi dalam penelitian dan analisis dengan judul
Pengembangan Fisik Motorik Kasar Melalui Kegiatan Melompat di Ben’s
Daycare.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya
menjadi Tenaga Pendidik PAUD professional yaitu mampu mengembangkan
program PAUD serta membuat inovasi-inovasi baru. Salah satu mata kuliah
yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis kegiatan pengembangan anak
usia dini, mata kuliah ini akan membimbing mahasiswa dalam berfikir kritis

2
dalam menemukan fenomena-fenomena yang unik dalam bidang
penembangan pendidikan anak usia dini serta mencari data yang dapat
menjelaskan temuannya tersebut, kemudian mengelolanya, menyimpulkan,
dan melakukan analisis kritis terhadap kesimpulannya tersebut. Dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah tersebut penulis melakukan penelitian analisis
kegiatan di Ben’s Daycare cipete Jakarta Selatan pada video di link
https://youtu.be/Q-LWshxU_ok yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu untuk diteliti lebih
lanjut kemudian dianalisis secara kritis.
B. FOKUS PENELITIAN
Setelah diadakan observasi didalam video pada link https://youtu.be/Q-
LWshxU_ok , maka penelitian ini terfokus pada kegiatan” pengembangan
kemampuan motorik kasar melalui kegiatan melompat”
C. TUJUAN PENELITIAN
3. Mengumpulkan data mengenai :
d) Mengetahui kemampuan motorik kasar anak di Ben’s Daycare Cipete
Jakarta Selatan melalui kegiatan melompat.
e) Mengetahui hasil pembelajaran tentang perkembangan motorik
kasaranak dalam kegiatan melompat
f) Untuk menganalisis kegiatan pembelajaran tersebut, sesuai dengan
apa yang kita pelajari pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan Anak Usia Dini
4. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan motorik halus tentang meronce
benda di Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk:
4. Pendidik : Sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan motorik kasar
anak melalui kegiatan melompat
5. Orang tua : Dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya
6. Sekolah : Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara
optimal khusunya dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Fisik-Motorik
Dalam Hildayani, Rini, dkk (2019 : 3.4) Perkembangan Fisik adalah
pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan/jasmani
seseorang. Tanda yang paling jelas pada terjadinya perkembangan fisik pada
manusia adalah adanya perubahan pada bentuk dan ukuran tubuhnya.
Perkembangan Motorik adalah perubahan secara progresif pada control dan
kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi
anatar factor kemtangan dan latihan/pengalaman selama kehidupan yang
dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang dilakukan.
Sedangkan dalam ( Sujiono, Bambang, dkk 2019 : 1.12) Perkembangan
motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan
anggota tubuh.Untuk itu anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan
yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan,
kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Keterampilan/ kemampuan motorik kasar, yaitu gerakan yang
dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah
berjalan, berlari, melompat, berguling. Sedangkan perkembangan
keterampilan motorik halus , yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang
meliputi otot kecil, terutama dibagian-jari-jari tangan, contohnya menulis,
menggambar, dan memegang sesuatu. Keterampilan motorik kasar
berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan keterampilan motorik halus.(
Hildayani, Rini, dkk 2019: 3.6)
B. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Perkembangan Motorik
Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh yang tampak mata,
perkembangan fisik juga terjadi didalam tubuh, antara lain dengan
perkembangan otot dan tulang.Perkembangan otot dan tulang ini terjadi
selama masa kanak-kanak dan remaja.Oleh karena sangat penting untuk kita
menstimulasi perkembangan fisik-motorik dimasa usia anak dini.

4
Faktor hereditas, hormon, nutrisi, dan penyakit infeksi dapat
mempengaruhi perkembangan fisik seseorang. Faktor hereditas berhubungan
dengan keturunan. Dapat dikatakan bahwa anak tinggi mempunyai orangtua
yang tinggi juga, begitupun sebaliknya.Sehingga dapat dikatakan bahwa
factor hereditas memegang peranan penting dalam mempengaruhi
perkembangan fisik sesorang. Faktor kedua yaitu hormon.Ada beberapa
hormone yang mempengaruhi pertumbuhan fisik seseorang, yaitu GH (
hormone pertumbuhan) dan hormone Thyroxine.Faktor ketiga yang juga
penting adalah nutisi/gizi. Nutrisi paling penting dibutuhkan selama masa
bayi, dimasa perkembangan fisik berjalan sangat cepat.Kekurangan nutrisi
dapat menghambat terjadinya pertumbuhan dan perkembangan, terlihat pada
kurangya berat badan dan tidak adanya penambahan tinggi badan., selain
ketiga factor tadi penyakit infeksi yang diderita juga dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.( Hildayani, Rini, dkk 2019 : 3.7-
3.9)
Hildayani, Rini, dkk (2019 : 3.10) juga mengatakan ada banyak variabel
yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak, diantaranya
factor genetic, gizi, pengasuhan, serta perbedaan latar belakang dan budaya.
Rendahnya berat badan lahir atau malnutrisi pada bayi juga dapat
mengganggu perkembangan motorik anak.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum factor
yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik digolongkan menjadi 2,
yaitu faktor bawaan (genetik) dan faktor lingkungan.Faktor lingkungan yang
di maksud adalah penyediaan makanan bergizi dan pemberian kesempatan
serta bimbingan pada anak untuk bermain dan berlatih. Selain itu perbedaan
jenis kelamin juga mempengaruhi perkembangan motorik selama masa
prasekolah. Dimana anak laki-laki lebih senang berpartisipasi pada kegiatan
keterampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan pada keterampilan
motorik halus.

5
C. Motorik Kasar
Dalam Sujiono, Bambang ,dkk ( 2019 : 1.13) , Dari buku A samapi Z
tentang perkembangan anak (2002) dan buku Balita dan perkembangannya
(2001), perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu
gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar
terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir,
seperti orang dewasa. Gerak motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar dari bagian tubuh. Oleh karena itu
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar.
Dalam bukunya Sumantri, M Syarif ( 2020: 1.11) juga mengatakan bahwa
gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi
sebagian besar bagian tubuh. Motorik kasar adalah gerakan fisik yang
melibatkan otot-otot besar, seperti otot lengan, kaki dan leher. Ada juga yang
menyatakan bahwa motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar.Sebagian anggota tubuh yang terlibat dalam
aktivitas motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang,
berlari, naik turun tangga dan sebagainya.

D. Pengembangan Motorik Kasar


Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan keterampilan
fisik-motorik pada seorang anak. Selain faktor genetik dan kematangan alat-
alat tubuh , hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan dan
pengalaman. Anak usia pra sekolah masih membutuhkan dukungan dan
dorongan dari orang dewasa untuk mengembangkan rasa percaya diri dan
perasaan kemampuannya dalam melakukan berbagai kegiatan fisik.
Dalam Gunarti, Winda, dkk (2021 : 2.37 ) mengatakan bahwa
pengembangan fisik mencakup dua bidang pengembangan yaitu,
pengembangan keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus.
Pengembangan keterampilan motorik kasar berkaitan dengan usaha yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengoptimalkan motorik kasar atau gerakan
yang lebih banyak dilakukan oleh otot-otot kasar, seperti berlari, berjalan,

6
menendang, melompat dan sebagainya. Anak usia 3-4 tahun sedang berada
dalam masa emas perkembangan motorik, terutama motorik kasar.Anak
menyenangi kegiatan fisik , mulai mengembangkan keterampilan baru dan
memperbaiki keterampilan sebelumnya. Oleh karena itu, guru sebaiknya
merancang kegiatan harian yang menyediakan kesempatan pada anak untuk
mempraktikkan kemampuan fisiknya. Gerakan motorik kasar melibatkan otot
tangan, kaki dan seluruh tubuh anak.
Pengembangan keterampilan motorik kasar menurut Gunarti, Winda , dkk.
(2021) berkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengoptimalkan motorik kasar atau gerakan yang lebih banyak dilakukan
dengan otot-otot kasar seperti berlari, berjalan, menendang, dan sebagainya.
Hafidin (dalam Aisyah, 2019) menguraikan bahwa untuk mengembangkan
keterampilan motorik kasar anak Pendidik dapat mengajak anak untuk
melakukan gerakan dan permainan serta kegiatan yang membantu
meningkatkanperkembangan keterampilan gerakan. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah melompat,memanjat melalui rintangan, berguling.
Menurut Hadis ( 2003) dalam bukunya Sujiono, Bambang, dkk ( 2019:
1.13) menyatakan bahwa untuk merangsang motorik kasar anak dapat
dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, melompat, memanjat, berlari,
berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di papan titian, dan sebagainya.
Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal.Karena dalam mengembangkan
kemampuan motoriknya, anak juga mengembangkan kemampuan mengamati,
mengingat hasil pengamatanya dan pengalamannya.
Seefel dalam Sujiono, Bambang, dkk (2019 : 1.12) menggolongkan tiga
keterampilan dalam mengembangkan motorik anak, yaitu keterampilan
lokomotor (berjalan, berlari, meloncat, meluncur), keterampilan
nonlokomotor( mengangkat, mendororng, melengkung, berayun, menarik),
dan keterampilan memproyeksi dan menerima/mencakup benda (menangkap.
melempar).
Sama halnya dengan Sujiono, dalam Sumantri, M Syarif , dkk (2020 :
1.12) menyatakan ada tiga gerakan yang dapat dilakukan dalam motorik

7
kasar, yaitu 1). gerak lokomotor, seperti melangkah, berjalan, berlari,
melompat, meragkak dll, 2) gerak nonlokomotor , seperti gerakan memutar
tubuh atau bagian tubuh, menekuk atau membungkukkan tubuh, serta latihan
keseimbangan, 3) gerak manipulatife, seperti melempar, menangkap,
menggiring, menendang, memantulkan bola atau benda-benda lainnya.
Dalam Sujiono, Bambang, dkk ( 2019 : 2.10) mengemukakan bahwa untuk
mengembangkan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan
fisik/motoriknya maka guru-guru TK akan membantu meningkatkan
keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih
gerakan motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan kemampua
mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.
Cara mempelajari keterampilan motorik yang paling umum yaitu: 1)
Belajar coba dan ralat trial and error; 2) Meniru; 3) Pelatihan; dan 4) Belajar
dengan supervisi atau bimbingan. Hal penting dalam mempelajari
keterampilan motorik yaitu “ a) kesiapan belajar; b) kesempatan belajar; c)
kesempatan berpraktek; d) model yang baik; e) bimbingan; f) motivasi; g)
setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu; h) keterampilan
sebaiknya dipelajari satu per satu.(Aisyah, Siti, dkk 2020 : 4.43-4.47)
E. Melompat
Mahendra (dalam Sumantri, 2019) mendefinisikan melompat sebagai
suatu gerak lokomotor yang membuat tubuh terlontar ke udara yang
menyebabkan tubuh lepas kontak dari tanah atau dari alat dan sesaat
menimbulkan fase melayang. Melompat merupakan aksi tubuh yang sangat
menyenangkan bagi anak terutama pada fase melayangnya. Kemampuan
melompat biasanya sudah akan dikuasai anak pada usia 2 tahun. Tujuan
pembelajaran melompat dan mendarat adalah meningkatkan kemampuan
gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Lompatan biasanya dilakukan dengan dua arah, pertama menaikkan tubuh
secara lurus ke atas hingga mencapai ketinggian, kedua menaikkan tubuh

8
dengan momentum horizontal untuk memperoleh jangkauan jarak yang jauh.
Anak yang diajari melompat secara efektif, akan lebih siap untuk terlibat
berbagai aksi seperti permainan, dansa, senam dan lain-lain yang memerlukan
kemampuan melompatyang baik. (Sumantri dkk, 2019).
Menurut Wickstrom, dalam . (Sumantri,M Syarif, dkk 2019:6.18 )jenis
kemampuan melompat dari anak-anak prasekolah berkembang sesuai dengan
kesulitannya adalah sebagaimana berikut:Melompat ke bawah dari satu kaki
ke kaki lainnya.
a. Melompat ke atas dari dua kaki kedua kaki
b. Melompat ke bawah dari kaki kedua kaki
c. Berlari dan melompat dari satu kaki ke kaki lainnya.
d. Melompat ke depan dari dua kaki kedua kaki
e. Melompat ke bawah dari satu kaki kedua kaki
f. Berlari dan melompat ke depan dari satu kaki ke kaki lainnya.
g. Melompat melewati benda dari dua kaki kedua kaki
h. Melompat dari satu kaki ke kaki yang sama secara ritmis.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, pemimpin kelompok bermain
dan sarana prasaran yang ada di Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekkatan kualitatif dengan metode
interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang
diteliti dilapangan
C. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi tertutup,
Observasi tertututp yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, akan tetapi observasinya dilakukan
secara diam- diam.
2. Dokumentasi,
Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau keterangan dalam
bentuk tulisan, gambar/foto untuk dimanfaatkan kembali jika
diperlukan. Penulis mengumpulkan dokumentasi foto sebagai baban
untuk fokus peneliti.

10
BAB IV
ANALISIS DATA

A. PENGAMATAN
1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut :
Aspek yang Hasil Dokumentasi
Observasi
diteliti
Penataan Ruang kelas dibagi menjadi
Ruang Kelas beberapa bagian.. Dinding
dengan warna netral
lengkap dengan hiasan
edukatif
warna-warni.

Kegiatan Kegiatan awal bermain


Outdoor bebas di luar ruangan
menggunakan alat
permainan yang ada seperti
jaring laba-laba. Anak juga
diberi kesempatan
mencorat coret
dengan kapur di atas paving
.
Program Terdapat reading corner
Literasi dengan penataan rak yang
memudahkan anak
mengambil dan
mengembalikan buku serta
menarik perhatian karena
sampul buku menghadap
ke depan

11
Ruang Tidur Ruang tidur yang
disediakan nampak bersih,
nyaman dan lengkap
dengan kasur, bantal, TV
LCD dan lampu tidur.
1 kasur untuk 1 anak.

Media Beberapa alat dan bahan


Pembelajaran yang bisa digunakan untuk
media pembelajaran ditata
berjajar pada sebuah rak
sesuai kategori. Hal ini akan
memudahkan Pendidik dan
anak dalam mengambil dan
mengembalikan alat dan
bahan yang dibutuhkan.

Kegiatan Ragam main untuk motorik


Pengembangan kasar dilakukan dengan
Motorik Kasar praktik melakukan beberapa
gerak dasar seperti berjalan
dan melompat. Pertama,
anak melakukan gerak
meloncat di atas sofa titian.
Kedua, berjalan zig zag
sesuai garis lakban sambil
membawa kelereng di
sendok. Ketiga, anak

12
melakukan gerak melompat
satu kaki dan dua kaki ke
depan dan ke belakang.

Kegiatan Kegiatan memotong buah


Pengembangan pisang dengan pisau mainan
motorik halus yang aman, menggunting
pola dan menyemai benih
merupakan kegiatan yang
dapat meningkatkan
motorik halus anak.

Kegiatan Dapat dilihat bahwa


Pengembangan kesenian yang
Seni dikembangkan adalah
seni
menggambar/melukis dan
seni tari yakni menari tanpa
irama dengan gerakan
kreasi sendiri

13
Kegiatan Menyusun kata dengan
Pengembangan media puzzle huruf dna
Bahasa mencocokkan kata
menggunakan kertas huruf
warna-warni.

Kegiatan Anak diajari untuk mandiri


Pengembangan dengan melakukan kegiatan
Sosial self help skills seperti
Emosional memasang kaos kaki. Anak
juga diberi kesempatan
melakukan cuci peralatan
makan untuk mengasah
sikap
tanggung jawab.

Kegiatan Anak nampak bermain


Pengembangan kartu angka dan papan
Kognitif abjad dari kertas.

14
2. Analisis Data
Dari data yang diperoleh saat melakukan observasi di Ben’s Daycare
Cipete Jakarta Selatan pada link https://youtu.be/Q-LWshxU_ok terlihat
bahwa Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan merupakan salah satu TPA
yang ada Indonesia di bawah Twinkle Stars Early Childhood Education
Center. Program pembelajaran di Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan
merupakan program belajar sambil bermain yang menyediakan berbagai
kegiatan pengembangan mulai dari pengembangan fisik motorik seperti
berjalan dan melompa bervariasi, pengembangan motorik halus dengan
kegiatan memotong buah pisang dengan pisau mainan yang aman,
menggunting pola, pengembangan bahasa dengan kegiatan menyusun
kata dengan media puzzle huruf dna mencocokkan kata menggunakan
kertas huruf warna-warni, pengembangan kognitif dengan kegiatan Anak
nampak bermain kartu angka dan papan abjad dari kertas., pengembangan
sosial emosional dengan pembiasaan dalam melakukan kegiatan self help
skills seperti memasang kaos kaki dan memcuci peralatan makan untuk
melatih kemandirian dan tanggung jawab.Penataan ruang belajar dan
bermain sangat tertata rapi, bersih dan nyaman, mulai dari alat permainan
di outdoor, ruang belajar yang nyaman dihiasi dengan hiasan edukatif
warna-warni, ruang tidur yang bersih lengkap dengan fasilitasnya seperti
kasur, bantal, TV LCD dan lampu tidur, Selain itu alat permainan
edukatif juga tertata rapi sesuai dengan kategori pengembangannya
seperti literasi (bahasa), motorik, kognitif.
B. ANALISIS KRITIS
Dari hasil observasi di Ben’s Daycare Cipete Jakarta Selatan pada
link https://youtu.be/Q-LWshxU_ok berbagai kegiatan bermain fisik yang
dilaksanakan di Ben’s Daycare seperti kegiatan outdoor play dan kegiatan
pengembangan motorik yang dilakukan diruang belajar merupakan usaha
untuk dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta
ketepatan koordinasi tangan dan mata anak didiknya. Hal ini sesuai dengan
apa yang disampaikan oleh Sujiono, Bambang, dkk (2019 : 1.12)

15
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh.Untuk itu anak belajar dari guru tentang
beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih
ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi
tangan dan mata.
Kegiatan melompat yang dipilih oleh Ben’s Daycare sudah tepat
dalam mengoptimalkan motorik kasar atau gerakan yang lebih banyak
dilakukan dengan otot-otot kasar dengan kegiatan berjalan dan melompat
merupakan suatu usaha dalam mengembangkan keterampilan motorik
kasar anak sebagaimana disampaikan Hildayani, Rini, dkk (2019: 3.6)
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Keterampilan/ kemampuan motorik kasar, yaitu gerakan yang
dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah
berjalan, berlari, melompat, berguling.
Kegiatan Ben’s Daycare mengoptimalkan motorik kasar atau
gerakan yang lebih banyak dilakukan dengan otot-otot kasar dengan
kegiatan berjalan dan melompat merupakan suatu usaha dalam
mengembangkan keterampilan motorik kasar anak sebagaimana
disampaikan dalam Gunarti, Winda, dkk (2021 : 2.37 ) yang mengatakan
bahwa pengembangan fisik mencakup dua bidang pengembangan yaitu,
pengembangan keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik
halus. Pengembangan keterampilan motorik kasar berkaitan dengan usaha
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengoptimalkan motorik kasar atau
gerakan yang lebih banyak dilakukan oleh otot-otot kasar, seperti berlari,
berjalan, menendang, melompat dan sebagainya.
Sesuai dengan penjelasan Hafidin (dalam Aisyah, Siti, dkk : 2019)
bahwa untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar anak Pendidik
dapat mengajak anak untuk melakukan gerakan dan permainan serta
kegiatan yang membantu meningkatkan perkembangan keterampilan
gerakan. Dalam hal ini, gerakan dan permainan yang dimaksud sudah
diwujudkan oleh Ben's Daycare melalui kegiatan variasi berjalan dan
melompat.

16
Dengan adanya kegiatan melompat yang bervariasi, tujuan
pembelajaran melompat dan mendarat seperti disampaikan Mahendra
(dalam Sumantri, 2019) yakni untuk meningkatkan kemampuan gerak
dasar fundamental yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari diharapkan akan tercapai sehingga anak aakan lebih siap untuk terlibat
berbagai aksi.
Jika diamati dari jenis kemampuan melompat yang disampaikan
Wikstrom (dalam Sumantri, 2019) mengenai perkembangan melompat
anak-anak prasekolah, maka kegiatan melompat di atas sofa dalam video
merupakan jenis melompat ke bawah dari satu kaki ke kaki lainnya.
Sementara kegiatan melompat dengan lakban sebagai pembatasnya.
merupakan jenis melompat dari satu kaki ke kaki yang sama secara ritnis
dan melompat ke depan dari dua kaki kedua kaki.

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut :
1. Kegiatan harian yang dilakukan di Ben’s Daycare telah mengembangkan 6
aspek perkembangan anak dan pengelolaan kegiatannya sudah sesuai
dengan anakusia dini di TPA.
2. Kegiatan Pengembangan motorik kasar anak melalui kegiatan melompat di
Ben’s Daycare telah sesuai dengan tahapan perkembangan motorik kasar
anak usia dini di TPA terbukti dari cara anak melakukan kegiatan sudah
tepat.
B. Saran-saran
1. Bagi Pendidik:
Dalam melakukan kegiatan pengembangan motorik kasar harus mau
kreatif dan inovatif merancang pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna walaupun nampak sederhana.
2. Bagi Sekolah :
Dalam memfasilitasi kegiatan pengembangan motorik kasar agar lebih
memperhatikan berbagai faktor yang dapat berpengaruh pada tercapainya
tujuan pembelajaran.
3. Bagi Orangtua :
Sebaiknya orang tua berusaha terlibat serius dalam mendampingi tumbuh
kembang anak utamanya dalam hal motorik kasaranak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti.dkk (2019). Pembelajaran Terpadu. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka
Aisyah, Siti (et al). 2020. Perkembangan dan Konsep Dasar Anak Usia
Dini.Tangerang Selatan Universitas Terbuka
Asmawati, Luluk . 2021. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Gunarti, Winda .dkk. 2019. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Hildayani, Rini (et al). 2019. Psikologi Perkembangan Anak. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Sujiono, Bambang,dkk. (2020) Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Sumantri, Syarif (et al). 2020. Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Setiawan, Denny (et al). 2021. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

19
lampiran

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


DI TAMAN PENITIPAN ANAK

KELOMPOK BERMAIN : BEN’S DAYCARE CIPETE


OBSERVER : NAILA SHOFA
NIM : 835129109
TANGGAL OBSERVASI : 20 MEI 2022
LINK VIDEO : https://youtu.be/Q-LWshxU_ok

No Hal-Hal Unik/Menarik Yang Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan


Ditemukan Dalam Ya Tidak
1. Penataan Ruang Kelas Ruang belajar dibagi menjadi
beberapa bagian
2. Kegiatan Outdoor Sebelum anak belajar diruang
kelas sebagai kegiatan awal
anak bermain bebas diluar
ruanagn menggunakan alat
permainan yang ada dan
bermain bebas.
3. Program Literasi Terdapat reading corner atau
ruang baca anak yang tertata
rapi sesuai dengan usia anak
4. Ruang Tidur Ruangan tidur/istirahat anak
nampak rapi, bersih, nyaman
serta perlengkapan lengkap
5. Media Pembelajaran Beberapa alat dan bahan yang
bisa digunakan untuk media
pembelajaran di tata rapi pada
rak dan dikelompokan sesuai
dengan aspek perkembangan
anak

20
6. Ragam Main Ragam main yang disediakan
bervariasi pada setiap aspek
perkembangan mulai dari
motorik, bahasa, sosem,
kognitif dan seni
7. Perkembangan 6 Aspek Semua Aspek perkembangan
di stimulasi secara optimal
dengan kegiatan-kegiatan yang
menarik dan kreatif sehingga
anak menjadi lebih tertarik
8. Respon anak Anak nampak antusias dalam
setiap kegiatan pembelajaran
yang telah di siapkan oleh
guru.

21
DOKUMENTASI

22
23
24
25
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK ( TK )

JUDUL

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF


MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS
DI TK NU MASYITHOH KAJEN TEGAL
Link : https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD 4504)

Disusun oleh
Nama : NAILA SHOFA
Nim : 835129109
Program Studi : S1 PGPAUD
Pokjar :Kebangsaan Bangsri
Masa Ujian : 2022.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Fokus Penelitian …………………………………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 4


D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 4

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...... 5


A. Perkembangan Kognitif ……………………………………………......... 5
B. Tahap Perkembangan Kognitif…………………………………………… 5
C.Tujuan Perkembangan Kognitif .................................................................. 7
D. Pentingnya Perkembangan Kognitif ............................…………………. 8
E. Metode Pemberian Tugas ........................................................................... 9
BAB III METODOLOGI ………………………………………………………… 11

A. Subjek Penelitian ………………………………………………………… 11


B. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 11

C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 11


BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………………… 12

A. Hasil Pengamatan ………………………………………………………… 12


1. Tabulasi Data …………………………………………………………. 12
2. Analisa Data ………………………………………………………….. 16
B. Analisis Kritis …………………………………………………………….. 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….. 19
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 19

B. Saran ……………………………………………………………………… 19

ii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 20
Lampiran …………………………………………………………………………. 21

iii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis kegiatan Pengembangan Kemampuan


Kognitif melalui Metode Pemberian Tugas
Tempat penelitian : TK NU MASYITHOH KAJEN TEGAL
Link Video : https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Artinya pola
perkembangan motorik anak, intelegensi, sosial emosional serta bahasa anak
berkembang sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak usia dini merupakan masa usia emas, dimana seluruh aspek
perkembangannya berkembang pesat pada usia ini. Tugas pendidik dan orang
tua adalah mengoptimalkan tumbuh kembang di semua aspek
perkembangannya yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik, nilai agama
dan moral serta sosial emosional.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu
melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga
dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan
kodratnya.
Pendidikan merupakan salah satu wadah pembinaan untuk memberikan
rangsangan pada anak dengan tujuan mengembangkan seluruh potensi anak
agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang cerdas dan bermanfaat bagi
bangsa. Salah satu jalur pendidikan tersebut adalah Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur formal maupun non
formal. Hal ini berdasarkan Undang-undanf Sikdiknas NO 20 Tahun 2003
pasal 28 ayat (3) disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal

1
(RA), atau bentuk lain sederajat. Sedangkan jalur non formal adalah KB dan
TPA.
Pendidikan terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan
diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi
manusia yang memiliki identitas sebagai manusia yang berbeda dengan
makhluk lainnya. Oleh karenaitu, pendidikan memiliki peran yang sangat
sentral dalam “membentuk” manusia seperti apa yang akan dihasilkan melalui
pendidikan. (Ali Nugraha dkk, 2021: 2.3)
Taman Kanak-kanak NU Masyithoh Kajen merupakan salah satu lembaga
pendidikan anak usia dini yang melayani kelompok usia 5-6 tahun. Lembaga
ini turut pula mengutamakan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini
agar dapat berkembang secara optimal. Berbagai pengembangan telah
dilakukan oleh lembaga pendidikan anak usia dini khususnya di TK NU
Masyithoh ini, salah satunya yaitu pengembangan kognitif anak. Kegiatan
tersebut dilakukan untuk melatih anak berpikir kreatif serta mampu
memecahkan masalah sehari-hari dan juga sebagai kesiapan anak dalam
melanjutkan jenjang pendidikan dasar.
Seperti lembaga PAUD lainnya, TK Negeri Pembina Cawas
mengembangkan beberapa aspek pengembangan dalam pembelajarannya,
yaitu aspek bahasa, kognitif, sosial emosional, mototrik, seni dan moral
agama. Dalam kegiatan pembelajaran pada anak di TK Negeri Pembina
Cawas, peneliti melakukan pengamatan terhadap pengembangan kognitif
melalui metode eksperimen. Peneliti tertarik untuk mengamati kegiatan
tersebut karena pengembangan kognitif sangat penting bagi perkembangan
anak usia dini dan juga dapat berpengaruh pada aspek perkembangan yang
lain.
Perkembangan kognitif merupakan tahap-tahap perkembangan kognitif
manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa, mulai dari proses berpikir
secara konkrit atau melibatkan konsep-konsep konkrit sampai dengan yang
lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis. Proses kognitif
meliputi ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan. Untuk

2
mengembangkan kemampuan kognitif kepada anak usia dini dapat dilakukan
dengan berbagai cara dan berbagai media.
Sehubungan dengan adanya analilis pengembangan kegiatan pembelajaran
peneliti tertarik mengamati video pembelajaran di TK NU MASYITHOH
KAJEN link youtube. https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo. Dalam kegiatan
pembelajaran pada anak di TK NU Masyithoh Kajen, Peneliti melakukan
pengamatan terhadap pengembangan kognitif melalui kegiatan berhitung
dengan metode pemberian tugas. Peneliti tertarik untuk mengamati kegiatan
tersebut karena perkembangan kognitif pada anak sangatlah penting untuk
dikembangkan agar anak mampu berpikir secara logis dan sistematis .
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh TK NU Masyithoh
melatar belakangi dalam penelitian dan analisis dengan judul “ Analisis
Pengembangan Kemampuan Kognitif melalui kegiatan berhitung dengan
metode pemberian Tugas”

Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya


menjadi Tenaga Pendidik PAUD professional yaitu mampu mengembangkan
program PAUD serta membuat inovasi-inovasi baru. Salah satu mata kuliah
yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis kegiatan pengembangan anak
usia dini, mata kuliah ini akan membimbing mahasiswa dalam berfikir kritis
dalam menemukan fenomena-fenomena yang unik dalam bidang
penembangan pendidikan anak usia dini serta mencari data yang dapat
menjelaskan temuannya tersebut, kemudian mengelolanya, menyimpulkan,
dan melakukan analisis kritis terhadap kesimpulannya tersebut. Dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah tersebut penulis melakukan penelitian analisis
kegiatan di TK NU MASYITHOH KAJEN pada link youtube.
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu untuk diteliti lebih
lanjut kemudian dianalisis secara kritis.
B. FOKUS PENELITIAN
Setelah diadakan observasi video pada kegiatan pembelajaran di TK NU
MASYITHOH KAJEN link youtube. https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo maka

3
peneliti terfokus pada kegiatan pengembangan kemampuan kognitif melalui
kegiatan berhitung dengan metode pemebrian tugas.

C. TUJUAN PENELITIAN
5. Mengumpulkan data mengenai :
g) Mengetahui kemampuan motorik kasar anak di TK NU
MASYITHOH KAJEN melalui kegiatan berhitung gambar
h) Mengetahui hasil pembelajaran tentang perkembangan kognitif
dengan metode pemberian tugas
i) Untuk menganalisis kegiatan pembelajaran tersebut, sesuai dengan
apa yang kita pelajari pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan Anak Usia Dini
6. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan motorik halus tentang metode
pemebrian tugas dalam mengembangkan kemampuan kognitif
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk:
7. Pendidik : Sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan kognitif
8. Orang tua : Dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya
9. Sekolah : Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara
optimal dalam memilih kegiatan peembelajaran khusunya dalam
mengembangkan kemampuan kognitif.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir
hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
dialami oleh seorang individu menuju kedewasaan dan kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik yang
menyangkut aspek fisik maupun psikis (Yusuf, 2001) dalam Masitoh ,
dkk , 2017 : 2.3).
Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa (Sujiono, dkk, 2019:1.3). Sedangkan Woolfork dalam buku
yang sama juga mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu atau
beberapa kemampuan memperoleh dan menggunakan kemampuan dalam
rangka memecahkan masalah dan beradapatsi dengan lingkungan.
Dari keterangan para ahli diatas, maka dapar saya simpulkan
bahwa perkembangan kognitif adalah bertambahnya kemampauan daya
pikir ( kognitif ) seseorang dalam memecahkan masalah menuju
kematangan dan kedewasaan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Yang mana Kemampuan kognitif mempunyai peranan penting
bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas
dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga
dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak dapat
melangsungkan hidupnya.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF


Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan
perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget. Piaget membagi
perkembangan kognitif ke dalam empat fase, yaitu tahap sensorimotor,

5
tahap pra-operasional, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal
(Sujiono, Yuliana Nuraini, dkk., 2019: 3.6-3.12), dengan penjelasan
sebagai berikut:
a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakan-
tindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik.
Seorang bayi berkembang dari tindakan refleksi, instingtif pada saat
kelahiran hingga berkembangnya pemikiran simbolik awal pada akhir
tahap ini.
Pada usia ini penting memperhatikan perubahan, atau langkah-
langkah dalam kualitas fungsi kognitif. Pendekatan tahapan
sensorimotor memberikan perhatian tentang bagaimana pikiran
menstruktur aktivitas bayi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
b. Tahap Pra-Operasional (Usia 2-7 tahun)
Tahap ini merupakan rasa permulaan bagi anak untuk membangun
kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara
berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara
baik. Tahap praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu
subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris dan subfase
berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4
tahun.
Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk
menggambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir.
Kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil
untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan
lainnya. Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara
sederhana. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4
tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidak mampuan anak
untuk memahami perspektif atau cara berpikir orang lain. Benar atau
tidak benar, bagi anak pada fase ini, ditentukan oleh cara pandangnya
sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.

6
c. Tahap Operasi Konkret (usia 7-12 tahun)
Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara
logis sudah berkembang, dengan syarat, obyek yang menjadi sumber
berpikir logis tersebut hadir secara konkret. Kemampuan berpikir
ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat,
memahami dan mampu memecahkan masalah
d. Tahap Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa) . Tahap operasi
formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara
berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari
kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan
terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan
hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran
hipotesis

C. TUJUAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


Dogde (2009) dalam bukunya Gunarti, Winda, dkk (2021 :2.46)
mengemukakan bahwa tujuan perkembangan kognitif anak usia prasekolah
sebagai berikut:
1. Belajar dan pemecahan masalah
anak diharapkan dapat lebih fokus dalam memeperoleh dan
menggunakan informasi, sumber belajar, serta penalaran. Ketika anak
mengobservasi kejadian di sekeliling mereka, anak dapat menanyakan
sesuatu, membuat pertanyaan, membuat prediksi, dan mengetes
pemecahan masalah yang mungkin.
2. Berpikir logis
Anak diharapkan dapat mempertemukan dan memiliki pemahaman
yang baik terhadap sesuatu informasi dengan membandingkan,
membedakan, mengelompokkan, mengatur, mengukur, dan memahami
pola-pola.Ketika anak menggunakan kemampuan berpikir logis,
mereka akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang bagaimana
sesuatu dapat bekerja.

7
3. Berpikir menggunakan symbol
Anak diharapkan dapat menggunakan objek dengan sesuatu cara yang
unik, seperti menggunakan sapu lidi sebagai kuda atau bangku sebagai
mobil. Kegiatan bermain pura-pura seperti ini akan mendukung
kemampuan representasinya.

D. PENTINGNYA PERKEMBANGAN KOGNITIF


Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada
di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai apek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat
Piaget dalam Sujiono, Yuliani Nurani, dkk (2012: 1.22) adalah maka
pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagai
berikut.
a. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif
b. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dilaminya
c. Agar anak mampu mengembangkan pemikirn-pemikirannya dalam rangka
menghubungkan satu peristiwa degnan peristiwa lainnya
d. Agar anak memahami simbol-simbol yng tersebar di dunia sekitarnya
e. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran bagi yang terjadi
secara proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah
(percobaan)
f. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong
dirinya sendiri.

8
E. METODE PEMBERIAN TUGAS
Metode adalah cara menyampaikan/ mentransfer ilmu yang tepat
sesuai dengan anak usia dini sehingga menghasilkan pemahaman yang
maksimal bagi anak usia dini, metode merupakan bagian dari strategi
pembelajaran.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang
sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tugas diberikan kepada anak untuk dilaksanakan sesuai petunjuk dari
guru yang sudah dipersiapkan. Sehingga anak dapat melaksanakannya dari
awal sampai selesai. Adapun tugas-tugas yang diberikan kepada anak
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan sesuai dengan
kapasitas kemampuan dari anak tersebut. Anak sering mengalami
hambatan dalam belajarnya dikarenakan tugas yang diberikan terlalu
banyak dan tidak menentu sehingga anak merasa bingung mengenai
tugasnya. Apa yang dikerjakan, mulai dari mana dan tujuannya apa.
Pemberian tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
Dalam pemberian tugas kepada anak harus diberi kebebasan untuk
pengerjaannya. Kita tidak boleh menuntut anak untuk menyelesaikan tugas
dengan waktu yang sama dengan anak lainnya, mengingat kecakapan atau
kemampuan anak satu dengan yang lainnya berbeda. Montessori
berpendapat bahwa anak memiliki siklus aktifitas (cycle of activity) atau
suatu tenggang waktu yang dibutuhkan oleh anak untuk mengerjakan
suatu tugas sesuai dengan tahapan perkembangannya sendiri (Gunarti ,
Winda, dkk, 2021).
Menurut Winda Gunarti (2021:4.38-4.40) pemberian tugas
merupakan salah satu metode yang dilakukan pendidik ketika memberikan
pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan kegiatan
pengembangan tertentu. Pemberian tugas kepada anak bertujuan untuk
mengembangkan secara optimal seluruh aspek pengembangan perilaku
dan kemampuan dasar anak. Pemberian tugas harus jelas dan penentuan
batasannya tepat dan benar-benar nyata.

9
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas kepada anak
antara lain:
a. Tugas harus cukup jelas rinciannya agar tugas itu tidak
membingungkan anak.
b. Anak paham terhadap tugas, darimana dimulainya dan sampai dimana
harus mengahirinya.
c. Pemberian tugas harus jelas kaitannya dengan hal konkrit yang
dihadapi anak sehari-hari.
Menuruthttps://herninofriyanti.wordpress.com/2012/12/15/metode-
pemberian-tugas-anak-tk/ ( di akses pada tanggal 6 juni 2022 pukul 4.47 wib )
Adapun manfaat dari penerapan metode pemberian tugas adalah :
1. Apabila dirancang secara urut, sistematis dan komprehensif akan
memudahkan anak dalam membangun pengetahuan yang benar;
2. Apabila diberikan secara teratur, berkala akan menanamkan sikap
belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk
belajar sendiri, berlatih sendiri, mempelajari dan mempraktikan kembali
sendiri;
3. Apabila dirancang secara tepat dan seksama akan menghasilkan prestasi
belajar secara optimal;
4. Bila menggunakan bahan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan
minat, dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang akan
diberikan berikutnya.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, pemimpin kelompok
bermain dan sarana prasaran yang ada di TK NU MASYITHOH KAJEN Kec.
Talang Kab. Tegal yang ada pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekkatan kualitatif dengan metode
interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang
diteliti dilapangan
C. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3. Observasi tertutup,
Observasi tertututp yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, akan tetapi observasinya dilakukan
secara diam- diam.
4. Dokumentasi,
Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau keterangan dalam
bentuk tulisan, gambar/foto untuk dimanfaatkan kembali jika
diperlukan. Penulis mengumpulkan dokumentasi foto sebagai baban
untuk fokus peneliti.

11
BAB IV
ANALISIS DATA
A. PENGAMATAN
1. TABULASI DATA
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian
dibuat tabulasi sebagai berikut :

No Aspek Yang Di Hasil Observasi Dokumentasi


Teliti

1 Model Model Pembelajaran kelompok


Pengembangan dengan program pengembangan
kegiatan kognitif melalui kegiatan
berhitung gambar.

2 Penataan Ruangan terlihat rapid an bersih,


Ruangan di dinding ruangan terlihat ada
tempelan-tempelan gambar yang
sesuai dengan anak usia dini,
seperti gambar alphabet, gambar
buah ,dll terlihat juga sebuah
papan tulis, dan juga terdapat
loker tempat menyimpan alat
belajar anak di pinggir
ruangan,serta karpet yang di
letakkan di tengah ruangan.

3 Kegiatan yang Anak datang kesekolahan ,


dilakukan anak mencuci tangan kemudian
masuk kedalam kelas.Pada
kegiatan awal anak bermain
tepuk kemudia dilanjutkan
berdoa, apersepsi dan pada
kegiatan inti anak melakukan
kegiatan antara lain yaitu

12
menghitung gambar kaos
sebagai pengembangan kognitif.
mengecap kaos dengan cutton
bud, dan menirukan tulisan kaos
dengan kerikil.

13
4 Alat Peraga Alat peraga yang digunakan
Edukatif( APE) pada kegiatan pembelajaran hari
yag digunakan itu guru menyiapkan celana, rok,
kemeja dan juga kaos, pasta
warna, cutton bud.

Dalam kegiatan berhitung


sebagai perkembangan kognitif
guru menyiapkan lembar kerja
yang ada gambar kaosnya.

5 Pengaturan Dalam kegiatan pembukaan


/pengelompokan anak membentuk lingkaran pada
anak karpet yang disediakan,
kemudian pada kegiatan inti
anak dapat memilih kegaiatan
mana yang di senangi terlebih
dahulu

6 Cara pendidik Pada kegiatan awal pendidik


memimpin mengajak anak berdoa
kegiatan kemuadian salam.

Dalam kegiatan inti pendidik


menjelaskan terlebih dahulu
tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini, yaitu
menghitung gambar kaos,
membatik kaos dan menirukan
tulisan kaos dengan batu keriki

14
7 Metode yang Metode pembelajaran yang
digunakan digunakan di TK MASYITHOH
KAJEN pada link video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo.
adalah metode pemberian tugas

8 Aktivitas anak Anak-anak nampak senang dan


pada kegiatan inti antusias dalam melaksanakan
kegiatan yang di siapkan oleh
pendidik. Khususnya pada
kegiatan berhitung gambar kaos
anak –anak terlihat sangat serius
dalam meyelesaikan tugasnya.

15
2. ANALISIS DATA
Dari data yang diperoleh saat melakukan observasi di TK NU
MASYITHOH KAJEN pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo
terlihat bahwa program pengembangan yang ingi dicapai adalah
pengembangan kognitif dengan kegiatan berhitung, hal ini terlihat pada
proses kegiatan ini dimana salah satu kegiatan yang dipilih adalah
berhitung gambar kaos untuk mengembangkan kemampuan kognitif
anak. Penataan ruang belajar nampak rapi dan bersih, dinding ruangan
dihiasi gambar-gambar sesuai anak, serta terdapat sebuah papan tulis
dan juga loker penyimpan alat belajar anak, didalam ruangan juga
disediakan karpet.Kegiatan awal di mulai dengan bermain tepuk dan
berdoa , selanjutnya guru menginformasikan tentang ragam kegiatan
hari itu yaitu : menghitung gambar kaos, membatik dengan cuuton bud,
serta meniru tulisan kaos dengan batu kerikil.
Metode yang diberikan juga sesuai yaitu metode pemberian tugas
dengan beberapa ragam main, anak bebas memilih kegiatan mana yang
paling disukai terlebih dahulu. Anak-anak terlihat senang dan antusias
dalam melakukan kegiatan. Dalam pembelajaran pengembangan
kognitif melalui kegiatan berhitung gambar kaos di TK NU
MASYITHOH KAJEN pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

B. ANALILIS KRITIS
Dari hasil observasi di TK NU MASYITHOH KAJEN pada link video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo telah berjalan sesuai harapan pendidik yaitu
mengembangkan kemampuan kognitif anak agar anak mampu
mengembangkan kemampuannya dalam usaha memecahkan masalah secara
kreatif sebagaimana yang dikatakan Woolfork dalam Sujiono, Nurani
Yuliani, dkk ( 2019 1:24 ) mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu
atau beberapa kemampuan memperoleh dan menggunakan kemampuan
dalam rangka memecahkan masalah dan beradapatsi dengan lingkungan.
Tujuan dari kegiatan berhitung yang dilaksanakan oleh TK NU
MASYITHOH KAJEN juga sesuai dengan tujuan perkembangan kognitif

16
yang di sampaikan oleh Dogde (2009) dalam bukunya Gunarti, Winda, dkk
(2021 :2.46) mengemukakan bahwa tujuan perkembangan kognitif anak usia
prasekolah sebagai berikut: a) Belajar dan pemecahan masalah, b) berpikir
logis, c) Berpikir menggunakan symbol, hal ini sesuai dengan kegiatan yang
dipilih dimana anak dituntut untuk berpikir logis dan mengenal symbol
angka sesuai jumlah gambar.
Anak usia Taman Kanak-kanak adalah anak dimana perkembangan
kognitifnya berada pada tahap pra-operasional (2-7 Tahun ), yang mana
pada usia ini anak membangun kemampuannya dalam menyusun
pikirannya. yang mana cara berpikir anak pada tahap ini belum stabil dan
tidak terorganisasi secara baik, sehingga perlu dirangsang agar berkembang
lebih optimal. Ini sesuai dengan Teori Peaget. dalam bukunya Sujiono,
Yuliana Nuraini, dkk.,(2019: 3.6-3.12),Piaget membagi perkembangan
kognitif ke dalam empat fase, yaitu 1) tahap sensorimotor( usia 0-2 tahun) ,
2) tahap pra-operasional ( usia 2-7 Tahun) , 3) tahap operasi konkret(usia 7-
11 Tahun), dan 4) tahap operasi formal ( usia 11- dewasa).
Pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan
pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan
hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah sehingga sangatlah
penting untuk dikembangkan sedini mungkin. Alasan Pentingnya
mengembangkan kemampuan kognitif pada anak antara lain sebagai berikut.:
a) Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif
b) Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dilaminya

17
c) Agar anak mampu mengembangkan pemikirn-pemikirannya dalam rangka
menghubungkan satu peristiwa degnan peristiwa lainnya
d) Agar anak memahami simbol-simbol yng tersebar di dunia sekitarnya
e) Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran bagi yang terjadi
secara proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah
(percobaan)
f) Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong
dirinya sendiri.
Hal ini sesuai pendapat Piaget dalam Sujiono, Yuliani Nurani, dkk
(2012: 1.22).
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dapat dipilih
guru dalam mengembangkan pengembangan terterntu, seperti hal metode
pemberian tugas yang dipilh oleh pendidik di TK NU MASYITHOH
KAJEN dalam mengembangkan kemampauan kognitif anak dengan
kegiatan berhitung sesuai dengan Winda Gunarti (2021:4.38-4.40) yang
mengatakan bahwa pemberian tugas merupakan salah satu metode yang
dilakukan pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk
mencapai suatu tujuan kegiatan pengembangan tertentu.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
a) Di TK Masyithoh Kecamatan Talang Kabupaten Tegal mempunyai
program pengembangan aspek kognitif sejak dini, yaitu meletakkan
dasar-dasar yang kuatbagi perkembangan kognitif sejak dini melalui
kegiatan menghitung jumlah kaos,menulis kata dengan batu kerikil serta
melukis/membatik dengan cotton bud.
b) Kegiatan pengembangan aspek kognitif di TK Masyithoh Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal menggunakan metode pemeberian tugas
B. SARAN
a) Pengembangan aspek kognitif di TK Masyithoh Kecamatan Talang
KabupatenTegal benar-benar sesuai dengan perkembangan anak
b) Dalam mengembangkan aspek kognitif TK Masyithoh Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal diharapkan lebih variatif lagi dalam merancang kegiatan
agar anak lebih senang serta sesuai dengan kemampuan anak dan tingkat
usia anak.

19
DAFTAR PUSTAKA

Masitoh, dkk (2017) Strategi pembelajarn TK.Tangerang Selatan .Universitas


Terbuka

Nugraha, Ali, dkk. 2021. Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Setiawan, Denny, dkk. 2021. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak


Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Gunarti, Winda dkk. (2021) Metode pengembangan Perilaku Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
https://herninofriyanti.wordpress.com/2012/12/15/metode-pemberian-
tugas-anak-tk/ ( di akses pada tanggal 6 juni 2022 pukul 4.47 wib )

20
LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


DI TAMAN KANAK-KANAK

KELOMPOK BERMAIN : TK NU MASYITHOH


OBSERVER : NAILA SHOFA
NIM : 835129109
TANGGAL OBSERVER : 28 MEI 2022
LINK VIDEO : . https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

No Hal-hal unik/Menarik
yang
Ya Tidak Keterangan/Uraian/Pertanyaan
ditemukan dalam

1 Model Pengembangan √ Model Pembelajaran kelompok dengan


kegiatan program pengembangan kognitif
melalui kegiatan berhitung gambar.

2 Penataan Ruangan √ Ruangan terlihat rapi dan bersih, di


dinding ruangan terlihat ada tempelan-
tempelan gambar yang sesuai dengan
anak usia dini, seperti gambar alphabet,
gambar buah ,dll terlihat juga sebuah
papan tulis, dan juga terdapat loker
tempat menyimpan alat belajar anak di
pinggir ruangan,serta karpet yang di
letakkan di tengah ruangan.

3 Kegiatan yang √ Anak datang keselohan , mencuci


dilakukan anak tangan kemudian masuk kedalam
kelas.Pada kegiatan awal anak bermain

21
tepuk kemudia dilanjutkan berdoa,
apersepsi dan pada kegiatan inti anak
melakukan kegiatan antara lain yaitu
menghitung gambar kaos sebagai
pengembangan kognitif. mengecap kaos
dengan cutton bud, dan menirukan
tulisan kaos dengan kerikil

4 Alat Peraga Edukatif( √ Alat peraga yang digunakan pada


APE) yag digunakan kegiatan pembelajaran hari itu guru
menyiapkan celana, rok, kemeja dan
juga kaos, pasta warna, cutton bud.

Dalam kegiatan berhitung sebagai


perkembangan kognitif guru
menyiapkan lembar kerja yang ada
gambar kaosnya.

5 Pengaturan √ Dalam kegiatan pembukaan anak


/pengelompokan anak membentuk lingkaran pada karpet yang
disediakan, kemudian pada kegiatan inti
anak dapat memilih kegaiatan mana
yang di senangi terlebih dahulu.

6 Cara pendidik √ Pada kegiatan awal pendidik mengajak


memimpin kegiatan anak berdoa kemuadian salam.

Dalam kegiatan inti pendidik


menjelaskan terlebih dahulu tentang
kegiatan yang akan dilakukan pada hari

22
ini, yaitu menghitung gambar kaos,
membatik kaos dan menirukan tulisan
kaos dengan batu kerikil

7 Metode yang √ Metode pembelajaran yang digunakan


digunakan di TK MASYITHOH KAJEN pada link
video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo.adalah
metode pemberian tugas

8 Aktivitas anak pada √ Anak-anak nampak senang dan antusias


kegiatan inti dalam melaksanakan kegiatan yang di
siapkan oleh pendidik. Khususnya pada
kegiatan berhitung gambar kaos anak –
anak terlihat sangat serius dalam
meyelesaikan tugasnya.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai