Anda di halaman 1dari 2

MENGAPA ADAB DULU SEBELUM ILMU

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dalam islam, Rasulullah memerintahkan
umatnya untuk menuntut ilmu. Ilmu apapun itu. Belajar juga tak ada batasannya, dari buaian
hingga liang lahat. Sebagaimana sabda nabi kita Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam,
‫َط َلُب اْلِع ْلِم َف ِر ْي َض ٌة َع َلى ُك ِّل ُمْس ِلٍم‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no
3913).

Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah
yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa
atho'na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan firman Allah Ta ‘ala:
‫ِإَّنَم ا َك اَن َق ْو َل اْلُمْؤ ِمِنيَن ِإَذ ا ُدُعوا ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه ِلَي ْح ُك َم َب ْي َن ُهْم َأْن َي ُقوُلوا َس ِمْع َن ا َو َأَط ْع َن اۚ َو ُأوَٰل ِئَك ُه ُم اْلُم ْف ِلُحوَن‬
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada
Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka
hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah
orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur [24]: 51). Dan karena ilmu, dapat
membedakan kita dengan orang yang tidak berilmu. Kita dapat membedakan yang haq dan
yang bathil, dapat melakukan sunnah-sunnah nabi dan menjauhi yang dilarangnya.

Di balik semua itu, islam juga mengajarkan adab yang mana ialah posisi tertinggi setelah
tauhid. Karena tanpa adab, seorang penuntut ilmu tak akan mendapatkan faedah dengan
belajar, seperti yang dikatakan oleh syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah,
beliau berkata,
‫ إذا لم يتحل باألخالق الفاضلة فإن طلبه للعلم ال فائدة فيه‬: ‫طالب العلم‬
“Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada
faidah menuntut ilmunya.” Oleh karena itu, izinkan ana menyampaikan nasihat singkat
dengan judul, "Mengapa adab dulu sebelum ilmu?"

Teman-teman yang semoga selalu dalam lindungan Allah, adab memiliki peranan penting
bagi penuntut ilmu. Seseorang tidak dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran jika
tidak memiliki adab serta etika dan sopan santun. Sehingga dengan ia belajar adab, maka
ilmunya tak akan sia-sia didapatkan. Karena seorang penuntut ilmu tujuan utamanya bukan
ingin pintar atau memiliki pemahaman luas, tapi yang paling penting adalah dia dapat
mengamalkan apa yang telah ia pelajari di bangku sekolah. Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam menjadikan adab yang baik sebagai tanda kesempurnaan iman. Sebagaimana
hadits, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, “Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR Tirmidzi, Riyadlu Al-Shalihin : 278).

Ilmu memang memiliki keutamaan yang luar biasa. Namun ada yang lebih utama dari itu,
yakni adab. Di zaman sekarang, banyak orang yang berpendidikan tinggi, bahkan sudah S3,
tapi mereka lupa untuk mempelajari adab. Padahal adab memiliki tolak ukur pertama dalam
keberhasilan proses pembelajaran.
Orang-orang shaleh terdahulu mengatakan bahwa adab dalam menuntut ilmu itu lebih
penting dari jumlah ilmu yang kita pelajari. Imam Malik pun pernah berkata kepada salah
seorang pemuda Quraisy tentang pentingnya mendahulukan adab sebelum mempelajari
ilmu.
‫تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم‬
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Mempelajari adab harus didahulukan sebelum mempelajari ilmu. Karena dengan adab,
seseorang dapat meraih ilmu dan akan mendapatkan faedah, untuk dirinya sendiri maupun
orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Yusuf bin Al-Husain. ‫باألدب تفهم العلم‬
"Dengan mempelajari adab, maka engkau akan jadi lebih mudah dalam memahami ilmu."
Juga perkataan Syaikh Shalih Al 'Utsaimin, "Dengan memperhatikan adab maka akan
mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan menjadi sia-sia."

Ilmu akan menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain jika tidak dihiasi dengan
adab. Orang yang tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan, tapi jika ia beradab maka akan
tetap disenangi oleh orang lain, karena adab itu lah yang menghiasi dirinya, beda hal nya
dengan orang yang memiliki banyak ilmu tapi tidak beradab, maka ia tidak disegani oleh
orang lain dan ilmunya tersebut tidak berkah. Ibnu Al-Mubarok berkata, "Mempunyai adab
(kebaikan budi pekerti) meskipun sedikit adalah lebih kami butuhkan daripada (memiliki)
banyak ilmu pengetahuan." Dan juga seseorang itu akan terhalang dari ilmu sebab dia tidak
memiliki adab, seperti yang dikatakan oleh Al-Imam Az-Zarnuji dalam kitabnya Ta'limul
Muta'allim, "Ketahuilah, seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat
ilmu yang bermanfaat kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu dan menghormati guru.”

Lalu kenapa islam menganjurkan umatnya untuk belajar adab dan akhlak? Bahkan salah
satu misi penting dakwah Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlak. Karena
diantara dampak negatif dari tidak beradab atau berakhlak adalah membuat sakit hati orang
lain. Dan sakit hati itu sakitnya luar biasa meskipun dia tak berdarah. Yang pernah sakit hati
pasti tau gimana rasanya sakit hati. Lebih sakit daripada tersayat ikan sembilang. Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman,
‫َو اَّلِذْي َن ُيْؤ ُذ ْو َن اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم ٰن ِت ِبَغ ْي ِر َم ا اْك َت َس ُبْو ا َفَقِد اْح َت َم ُلْو ا ُبْه َت اًن ا َّو ِاْث ًما ُّم ِبْي ًن ا‬
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada
kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan
dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab [33] : 58).

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, "Jika kamu berinteraksi dengan orang lain, maka
berinteraksilah dengan akhlak mulia. Karena akhlak mulia hanya mengajak kepada kebaikan
dan pelakunya berada dalam ketentraman. Jangan berinteraksi dengan akhlak buruk.
Karena akhlak buruk hanya mengajak kepada keburukan dan pelakunya dalam penderitaan.
So, yuk teman-teman, mari kita mulai belajar adab dan akhlak dari sekarang. Sehingga kita
bisa tentram dan tenang tanpa ada gangguan. Semoga kita dapat menjadi hamba yang
mengamalkan perintah Rasulullah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai