Anda di halaman 1dari 18

Hadits Arba’in no.

30
Rambu-Rambu Allah

َ‫ىَللاخَ َعلَيَ َِهَ َوسََل َم‬


َ ‫للاَصََل‬ َِ َ‫نَر خَس َو َِل‬
َ َ‫للاخَعَنَ َهخَع‬
َ ََ‫ضي‬ َِ ‫ََر‬- َ َ‫َ خَجَرثخَ َومَبنَنَ َِشر‬-َ‫ن‬ َ ِ‫ش‬ َ َِ‫عَنََأ‬
َ ‫بَثَعَلَبَةَا َلخ‬
َ‫ل‬َ َ‫َوحََرمََأَ َشيَاءََف‬،‫ا‬َ َ‫لَتَعَتَ خَد َوه‬
َ َ‫َوحَدََ خَح خَد َوداًَف‬،‫ا‬ َ َ‫للاَتَعَالََفََرضََفََرَائِضََف‬
َ َ‫لََتخضََيَِعخ َوه‬ َ َ‫َ"َ(َإِ َن‬:‫قَال‬
َ َ."َ)‫حثخَ َواَعَنَهَا‬ َ َ‫لَتَب‬ َ ِ‫يََن‬
َ َ‫سيَانََف‬ َ َ‫َوسَكَتََعَنَََأشَيَاءَََرحَ َةًَلَ خَكمََغ‬،‫ا‬َ َ‫تَنََت َِه خَك َوه‬
.َ‫حديثَحسنَرواهَالدارقطنَوغيه‬

َ َ‫ات‬
‫َالخفََردَ خ‬
(Kosakata)

َ mengharamkanَ: َ‫حرم‬ sesungguhnyaََ: ‫إِ َن‬


َ segala sesuatu :
َ‫أشياء‬ َ : َ‫ف رض‬
mewajibkan

َ melanggarnya : ‫ت ن ت ِه خكوها‬ َ beberapa kewajibanَ: َ‫ف رائِض‬


َ mendiamkan : َ‫سكت‬ َ maka janganlahَ: ‫ل‬
َ‫ف‬
َ sebagai rahmat bagi kalianَ: َ‫رحةًَل خكم‬ َ menyia-nyiakannyaَ: ‫تخضيِعخوها‬
َ lupa : َ‫نِسيان‬ َ menetapakan batas : ً‫َح خدودَا‬
‫حد خ‬
membahasnya :َ ‫ت بحثخواَعن ها‬ َ melampauinyaَ: ‫ت عت خدوها‬
❖ Terjemahan :
Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, jurtsum bin Nasyir radhiallahu 'anhu, dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau telah bersabda : “ Sesungguhnya Allah ta’ala telah
mewajibkan beberapa perkara, maka janganlah kamu meninggalkannya dan telah
menetapkan beberapa batas, maka janganlah kamu melampauinya dan telah
mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya dan Dia telah
mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat bagimu bukan karena lupa, maka janganlah
kamu membicarakannya”. (HR. Daraquthni, Hadits hasan)

1
❖ Pelajaran yang bisa diambil dari hadits no. 30
1. Kewajiban seorang mukmin : melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan yang
diharamkan oleh Allah

2. Allah ta’ala mewajibkan pada seluruh hambaNya berbagai macam Fardhu


(kewajiban) untuk dilaksanakan. Ulama membagi Fardhu menjadi 2 bagian :
➢ Fardhu ‘ain : kewajiban yang harus dilaksanakan oleh tiap individu
Contoh : shalat 5 waktu, zakat, puasa, dan haji

➢ Fardhu kifayah : kewajiban yang harus dilaksanakan secara kolektif, yang mana
jika sebagian orang telah melaksanakannya, maka kewajiban tersebut telah
gugur
Contoh : proses pengurusan jenazah, baik berupa memandikan jenazah,
mengafani, menshalatkan maupun menguburkan

3. Allah ta’ala telah mengharamkan beberapa perkara, yang mana perkara tersebut
tidak boleh dilanggar/dikerjakan, seperti membunuh, mencuri, berzina, dan
sebagainya

4. Larangan membicarakan hal-hal yang didiamkan oleh Allah, yaitu ketika Allah
tidak memfardhukan dan tidak mewajibkannya serta tidak mengharamkannya. Jika
kita mengalami kesulitan tentang hukum suatu, apakah ia wajib atau tidak,
sedangkan kita tidak menjumpai dasar kewajibannya, maka ia termasuk perkara
yang dimaafkan oleh Allah

5. Ketika Allah mendiamkan suatu perkara, bukan berarti Allah lupa terhadap hal
tersebut, melainkan rahmat dari Allah dalam bentuk keringanan untuk hambaNya.
Karena Allah ta’ala adalah rabb maha sempurna yang jauh dari sifat kekurangan,
Allah berfirman :

ِ ‫(َلَي‬
)‫ض ُّلَرِبَوَلَي نسى‬

2
“Tuhanku tidak akan salah dan tidak (pula) lupa” (Q.S. Thaha : 52)

6. Menafikan sifat lupa dari Allah, merupakan bentuk dari kesempurnaan ilmuNya,
dan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia tidak lupa
terhadap apa yang diketahuiNya, dan ilmuNya tidak didahului oleh ketidaktahuan.
Akan tetapi Dia Maha Mengetahui segala sesuatu sejak azali untuk selama-
lamanya.

Hadits Arba’in no. 31

Hakikat Zuhud

َ‫َجاءَر خج ٌلَإِلَالنِ ِبَصلىَللاخَعَلي ِه‬:‫ضيَللاخَعنهخَقال‬ ِ ‫عنَأِبَالعباسَسه ِلَب ِنَسع ِدَالس‬


ِ ‫اع ِديَر‬

َ‫َ(اِزهد‬:‫َف قال‬،‫اس‬ ِ ِ
‫َوأحبنَالن خ‬،‫َدل ِنَعلىَعملَإذاَعَملتخهخَأحب ِنَللاخ‬،
ِ ‫ََيَرسول‬:‫وسلمَف قال‬
‫َللا خ‬ ‫خ‬

َ َ.)‫اس‬ ِ‫اس خ‬ ِ ‫َوازهدَفِيم‬،‫اَُيبكَللا‬


ِ ‫اَعندَالن‬ ِ‫َالدن ي خ‬
ُّ ‫ِِف‬
‫َُيبكَالن خ‬ ‫خ‬

.َ‫حديثَحسنَرواهَابنَماجةَوغيهَأبسانيدَحسنة‬

َ‫ات‬
‫الخفرد خ‬
(Kosakata)

aku amalkan/laksanakan : ‫ع ِملتخَهخ‬ datang : َ‫جاء‬

Allah mencintai diriku : ‫أحب ِنَللا‬ seorang pria : ‫جل‬


‫رخ‬
ُّ ‫اِزهد َِِف‬
zuhudlah didunia : ‫َالدن يا‬ ke : َ‫إِل‬

ِ‫خ‬
Allah akan mencintaimu : ‫ُيبكَللا‬ َ ‫خدل ِنَعل‬
tunjukilah aku kepada : ‫ى‬

jika : ‫إِذا‬

3
ِ َ‫فِيما‬
apa yg dimiliki oleh : ‫عندَالناس‬

manusia

❖ Terjemahan :
Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang laki-
laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah,
tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya, maka aku dicintai
Allah dan dicintai manusia’. Maka sabda beliau : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah
mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai manusia, pasti manusia
mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah dan yang lainnya, Hadits hasan)

❖ Pelajaran yang bisa diambil dari hadits no. 31 :


1. Anjuran supaya menahan diri dari memperbanyak harta dan perintah untuk
bersikap zuhud

2. Para ulama mengatakan, manusia yang paling berakal adalah orang-orang yang
berzuhud. Karena mereka mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci
apa yang dibenci oleh Allah, berupa mengumpulkan dunia

3. Imam An-Nawawi mengatakan bahwasanya zuhud adalah : meninggalkan segala


sesuatu yang tidak dibutuhkan dalam perkara dunia meskipun itu halal
Sedangkan menurut Syaikh Al-’Utsaimin, zuhud adalah : meninggalkan apa yang
tidak bermanfaat di Akhirat

4. Barangsiapa yang zuhud didunia, niscaya dia akan dicintai oleh Allah, karena
zuhud di dunia sudah pasti mencintai akhirat

5. Menginginkan dan mengharapkan dunia adalah sebab kebencian Allah pada


hamba, sedangkan menginginkan dan selalu mengawasi apa yang dimiliki oleh
manusia menyebabkan kebencian manusia pada seseorang.

4
Hadits Arba’in no. 32

Larangan Berbuat Mudharat

ِ ‫دريَرضيَللاَعنهَأنَرسول‬
َ‫َللاَصلىَللاَعليه‬ ِ ‫عدَب ِنَمالِكَب ِن‬
ِ ‫َسنانَالخ‬ ِ ‫عنَأبَسعيدَس‬
‫خ‬
ِ ‫َ(َلَضررَوَل‬:‫وسلمَقال‬
َ )َ‫َضرار‬

َ‫َمرسلًَعنَعمروَب ِنَُيَيَعنَأبِي ِهَعنَالنبَصلىَللا‬ِ ٌ ِ‫َورواهخَمال‬،ً‫َوالدارقط ِنَوغيخ خُهاَ خمسندا‬،‫ح ِديثَحس ٌنَرواهخَاب خنَماجة‬
‫كَِفَالخوطأ خ‬

‫َولهخَط خخر ٌقَيخق ِويَب ع خ‬،‫عليهَوسلمَفأسقطَأَبَسعِيد‬


.ًَ‫ضهاَب عضا‬

َ ‫الفردات‬

(Kosakata)

Janganlah : َ‫َل‬

membahayakan : َ‫ضرر‬

ِ
saling merugikan : َ‫ضَرار‬

❖ Terjemahan :

Dari Abu Sa'id, Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudri radhiyallahu anhu, sesungguhnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Janganlah engkau
membahayakan dan saling merugikan”.
(HR. Ibnu Majah, Daraquthni dan lain-lainnya, Hadits hasan. Hadits ini juga diriwayatkan
oleh Imam Malik dalam Al Muwaththa sebagai Hadits mursal dari Amr bin Yahya dari
bapaknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tanpa menyebut Abu Sa’id. Hadits ini
mempunyai beberapa jalan yang saling menguatkan)

5
❖ Pelajaran yang bisa diambil dari Hadits no. 32 :

1. Pengertian Dharar dan Dhiraar (َ‫ار‬ ِ


‫)الضرخرَوَالضر خ‬ :

 Menurut bahasa : diambil dari kata yang sama yaitu ( َ‫الض ُّر‬ atau َ‫ُّر‬
ُّ ‫ ) الض‬yang
bermakna : antonim/lawan kata dari manfaat

 Menurut syariat : ulama berbeda pendapat tentang makna keduanya. Ada yang
mengatakan keduanya bermakna sama, dan ada yg membedakan makna keduanya.
Dan pengertian yang lebih tepat :
➔ Dharar adalah : Memberikan kemudharatan/kerugian kepada orang lain
dengan status dia yang memulai
Contoh : menyetel musik dengan keras yang mengganggu tetangga, membuang
sampah sembarangan

➔ Dhiraar adalah : Memberikan kemudharatan/kerugian dengan status membalas


kemudharatan/kerugian dari orang lain dengan kemudharatan/kerugian yang
lebih parah

2. Dharar dan Dhiraar adalah bentuk kezhaliman, dan kezhaliman itu haram dilakukan,
sebagaimana firman Allah di hadits qudsi:

‫َوجعلتخهخَب ي ن خكم خ‬،‫تَالظُّلمَعلىَن ف ِسي‬


)...‫َفَلَتظال خموا‬،‫َُمرًما‬ ِ ‫(َي‬
ِ ‫َعب‬
‫اديَإِِّنَحرم خ‬
‘Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas
diriKu dan Aku mengharamkannya terhadap kalian, maka janganlah saling
menzhalimi”

3. Zhalim adalah : meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, lawan katanya adalah Adil

6
4. Kezhaliman yang terbesar adalah : berbuat syirik/menyekutukan Allah, karena
meletakkan ibadah yang seharusnya hanya kepada Allah dan meletakkannya kepada
selainNya, firman Allah di surat Luqman ayat 13 :

ٌَ ‫َالشركَلظخل ٌمَع ِظ‬


)13( ‫يم‬ ِ ‫ََب‬
ِ ‫َّللَإِن‬ ِ ‫وإِذَقالَلخقما خن ََِلبنِ ِهَو خهوَي ِع َظخهخََيَبخنََلَتخش ِرك‬

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya
menyekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (QS: Luqman : 13).

Hadits Arba’in no. 33

Dasar-Dasar Hukum dalam Islam


ِ ِ
‫َ(لوَيخعطىَالن خ‬:‫ع ِنَاب ِنَعباسَرضيَللاخَعن خهماَأنَر خسولَللاَصلىَللاَعليهَوسلمَقال‬
َ‫اس‬

ِ ِ
َ )َ‫ْيَعلىَمنَأنكر‬ ‫الَأموالَقومَو ِدم خ‬
‫َوالي ِم خ‬،‫َولك ِنَالبيِنةخَعلىَالخدعي‬،‫اءهم‬ ‫بِدعو خ‬
ٌ ‫اهمََلدعىَ ِرج‬

َ .‫حديثَحسنَرواهَالبيهقيَهكذاَبعضهَِفَالصحيحْي‬

َ ‫الفردات‬
(Kosakata)

orang-orang : ٌَ‫ِرجال‬ Seandainya : َ‫لو‬

harta suatu kaum : َ‫أموالَقوم‬ Diberikan : ‫يخعطى‬

darah mereka ‫ِدم خ‬


: َ‫اءهم‬ dengan tuntutan mereka ‫بِدعو خ‬
: َ‫اهم‬

akan tetapi َِ ‫ول ِك‬


:‫ن‬ benar-benar akan menuntut : ‫َلدعى‬

7
yang mengingkari : َ‫علىَمنَأنكر‬ bukti : ‫البيِن َةخ‬

tuduhan ِ ‫علىَالخد‬
penuduh : َ‫عي‬

َ‫الي ِم خ‬
sumpah : ‫ْي‬

❖ Terjemahan :
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam bersabda : “Sekiranya setiap tuntutan orang dikabulkan begitu saja, niscaya orang-
orang akan menuntut darah orang lain atau hartanya. Akan tetapi, haruslah ada bukti atau
saksi bagi yang menuntut dan bersumpah bagi yang mengingkari (dakwaan)”.
(HR. Baihaqi, hadits Hasan, sebagian lafazhnya ada pada riwayat Bukhari dan Muslim)

[Baihaqi (Sunan Baihaqi 10/252), dan yang lain, juga sebagian lafaznya ada di shahih
Bukhari dan Muslim]

❖ Pelajaran yang bisa diambil dari Hadits no. 33 :


1. Islam merupakan agama yang adil dalam segala hal, dan syariat islam sangat
berkeinginan memelihara harta dan darah manusia

2. Kewajiban menunaikan hak orang lain dengan cara yang adil tanpa penambahan
atau pengurangan

3. Penuduh membutuhkan bukti untuk menguatkan tuduhannya, jika ia bisa


mendatangkan bukti atas tuduhannya, maka ia diberi keputusan menurut
pengakuannya.
Contoh : Zaid menuntut Umar untuk membayar hutangnya sebesar Rp.500.000.
Jika Zaid bisa menunjukkan catatan hutang Umar, maka tuntutan Zaid dikabulkan
dan Umar wajib membayar hutang tersebut

8
4. Sedangkan yang tertuduh hanya membutuhkan sumpah untuk menolak tuduhan
terhadap dirinya
Contoh : seperti contoh diatas, jika Zaid tidak bisa menunjukkan bukti berupa
catatan hutang Umar, maka hakim akan berkata pada Umar: “Bersumpahlah
untuk menafikan apa yang dituduh oleh Zaid”. Jika Umar bersumpah, maka ia
telah bebas dari segala tuduhan

5. Seandainya orang yang tertuduh tersebut mengingkari tuduhan, tetapi tidak mau
bersumpah, maka ia dihukumi sebagai orang yang membangkang karena ia
menolak melakukan hal yang diwajibkan atas dirinya yaitu bersumpah.

Hadits Arba’in no. 34

(Menyingkirkan Kemunkaran)

َ‫َ(من‬:‫قول‬ ِ ‫عتَ ِرسول‬


‫َللاَصلىَللاَعليهَوسلمَي خ‬ ِ ِ ‫عنَأبَسعيدَالخ‬
‫ََس خ خ‬:‫دريَرضيَللاَعنهَقال‬

‫َفِإنََلَيست ِطعَفبِقلَبِ ِهَوذلِكَأضع خ‬،‫َفِإنََلَيست ِطعَفبِلِسانِِه‬،ِ‫َمنكراًَف ليخ غِيهخَبِي ِده‬


َ‫ف‬ ِ
‫رأىَمن خكم خ‬
ِ ‫ا ِإلْي‬
َ)‫ان‬

.َ‫رواهَمسلم‬

َ َ‫ات‬
‫الخفرد خ‬

(Kosakata)

‫ِمن خ‬
dari kalian/diantara kalian :َ‫كم‬ melihat :َ‫رأى‬

9
maka dengan lisannya :َ‫فبِلِسانِ ِه‬ sebuah kemungkaran :ًَ‫خمنكرا‬

maka dengan hatinya :َ‫فبِقلبِ ِه‬ hendaklah ia ubah :َ‫ف ليخ غِيهخ‬

dan itulah :َ‫وذلِك‬ dengan tangannya :َِ‫ده‬


ِ ‫َبِي‬

ِ ‫فَا ِإلْي‬
selemah-lemahnya iman:َ‫ان‬ ‫أضع خ‬ ِ ‫فِإنََلَيست‬
jika ia tidak bisa :َ‫طع‬

❖ Terjemahan :

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Barang siapa di antaramu melihat
kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya
(kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika
tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan
demikian itu adalah selemah-lemah iman”. [Muslim no. 49]

❖ Pelajaran yang bisa diambil dari hadits no. 34 :


1. Imam An-Nawawi berkata: “Sabda Rasulullah (dan demikian itu adalah selemah-
lemahnya iman) bukan yang dimaksud bahwa orang yang lemah jika mengingkari
dengan hatinya, maka imannya lebih lemah daripada keimanan lainnya. Akan tetapi
maksudnya bahwa itu adalah serendah-rendahnya iman. Karena amalan adalah
buah keimanan, dan buah keimanan terbesar adalah mencegah kemungkaran
dengan tangannya. Jika ia terbunuh (dalam mencegah kemungkaran dengan
tangannya), maka ia mati syahid”.

2. Kewajiban berdakwah setiap muslim dengan menyeru kepada yg ma’ruf dan


mencegah kemungkaran

3. Pengertian Ma’ruf dan Munkar :

10
 Ma’ruf adalah : Segala sesuatu yg memilik kebaikan yg diketahui dari segi
syariat maupun akal. Misalnya : shalat, puasa, dll
 Munkar adalah : Segala sesuatu yg diingkari dan dilarang oleh syariat atau
segala sesuatu yg telah disepakati oleh ulama tentang status haramnya.
Misalnya : pembunuhan, perjudian, dll

Imam An-Nawawi berkata: “wajib mencegah kemungkara bagi yang mampu


melakukannya dengan lisannya, meskipun kata-katanya tidak didengar”.

4. Tahapan – tahapan dalam melarang kemunkaran, dan melarang kemungkaran


dengan hati adalah suatu keharusan yg merupakan bentuk tingkatan terlemah iman
seseorang.

5. Imam Ibnu Daqiq al-‘Id berkata : “Orang yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah yang munkar semestinya melakukan hal itu dengan lemah lembut agar
lebih dekat memperoleh apa yang dituju”. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

َ َ‫ُّواَمنَحولِك‬
ِ ‫بََلن فض‬ ِ ‫فبِماَرحة َِمن‬
ِ ‫َاَّللَلِنتََلخمَولوَ خكنتَفظًّاَغلِيظَالقل‬

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari sekitarmu”. (Q.S : Ali ‘Imran : 159)

Imam Asy-Syafi’I berkata : “Siapa yang menasihati saudaranya secara sembunyi-


sembunyi, maka ia telah menasihatinya dan mengasihinya. Sebaliknya, siapa yang
menasihatinya dengan terang-terangan, maka ia telah membeberkan keburukannya
dan mencemarkannya”.

11
‫‪Hadits Arba’in no. 35‬‬

‫)‪(Ukhuwah dan Hak-Hak Muslim‬‬


‫ولَ ِ‬
‫للاَ صلىَ للاَ عليهَ وسلم‪َ( َ:‬لَ َتاس خدوا‪َ،‬‬ ‫عنَ أبَ خهريرةَ رضيَ للاَ عنهَ قال‪ َ:‬قالَ ر خس خ‬

‫َللاَ‬ ‫ض خكمَعلىَب ي ِعَب عض‪َ،‬وخكونخو ِ‬


‫اَعباد َِ‬ ‫ضوا‪َ،‬وَلَتداب خروا‪َ،‬وَلَيبِعَب ع خ‬
‫شوا‪َ،‬وَلَت باغ خ‬
‫وَلت ناج خ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪َ-‬‬ ‫إِخوانً‪َ،‬الخسل خمَأ خَخوَالخسل ِم‪ََ،‬لَيظل خمهخ‪َ،‬وَلََي خذلخهخ‪َ،‬وَلَيك ِذبخهخ‪َ،‬وَلُي ِق خرهخ‪َ،‬الت قوىَه خ‬
‫اهنا َ َ‬

‫بَام ِرىء ِ‬
‫َمنَالش ِرَأنَُي ِقرَأخاهخَالخسلِم‪ َ،‬خك ُّلَالخ ِسلِ ِمَ‬ ‫يَ إِلَصد ِرهَِثلثَمرات َ‪َِِ -‬بس ِ‬ ‫ِ‬
‫ويخش خ‬

‫علىَالخسلِ ِمَحرامَد خمهخَومالخهخَو ِعر خ‬


‫ضهخ)‪َ َ.‬‬

‫رواهَمسل َم‬

‫اتَ َ‬
‫الخفرد خ‬

‫)‪(Kosakata‬‬

‫كمَ‪janganlah diantara :‬‬


‫ضخ‬‫َلَيبِعَب ع خ‬ ‫دواَ َ‪janganlah saling dengki/iri :‬‬
‫َلََتاس خ‬
‫‪kalian berjual-beli‬‬
‫شواَ‪janganlah saling menipu :‬‬
‫َلت ناج خ‬
‫عَب عضَ‪dalam jual beli yg :‬‬
‫علىَب ي ِ‬
‫‪masih berlangsung‬‬ ‫ضواَ‪janganlah saling membenci :‬‬
‫َلَت باغ خ‬

‫كونخواَ‪dan jadilah :‬‬


‫وخ‬ ‫َلَتداب رواَ‪janganlah saling menjauhi :‬‬
‫خ‬
‫‪hamba-hamba Allah‬‬ ‫ِعباد ِ‬
‫َللاَ‪:‬‬

‫‪12‬‬
ِ ‫ِِبس‬
cukuplah seseorang itu :َ‫بَام ِرىء‬ bersaudara :ًَ‫إِخوان‬

berbuat keburukan/dosa :َ‫ِمنَالش ِر‬ seorang muslim :َ‫خوَالخسلِ ِم‬


‫الخسلِمَأ خ‬
‫خ‬
adalah saudara bagi muslim yg lain
merendahkan/menghina :َ‫أنَُي ِقر‬
janganlah menzhaliminya :َ َ‫مهخ‬ ِ
‫َلَيظل خ‬
setiap muslim :َ‫سلِ ِم‬
ِ ‫خك ُّلَالخ‬
janganlah menelantarkannya :َ‫َلََي خذلخهخ‬
haram :َ‫حرام‬
ِ ‫َلَيك‬
janganlah mendustainya :َ‫ذبخهخ‬

darahnya :َ‫د خَمهخ‬


janganlah :َ‫َلُي ِقرهخ‬
‫خ‬
hartanya :َ‫مالخهخ‬ merendahkan/menghinakannya

taqwa itu disini :َ‫اهنا‬


‫الت قوىَه خ‬
kehormatannya ‫ِعر خ‬
:َ‫ضهخ‬

beliau :َ‫د ِرهَِثلثَمرات‬


ِ ‫ي ِشيَإِلَص‬
‫خ‬ ‫خ‬
menunjuk dadanya 3 kali

❖ Terjemahan :
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : “Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu,
saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar
orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya,
menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya
menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina

13
saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain,
demikian juga harta dan kehormatannya”.

❖ Pelajaran yang bisa diambil dari hadits no. 35


1. Ukhuwah Islamiyah adalah : Persaudaraan sesama muslim dengan ikatan islam,
karena bukanlah seorang muslim dengan muslim yg lain kecuali ia bersaudara

2. Seorang muslim dengan muslim ibarat satu tubuh, jika satu mengalami sakit maka
yang lainnya akan sakit juga. Dan seorang muslim dengan muslim yang lainnya
ibarat batu bata yang saling susun menyusun untuk melengkapi satu dengan yang
lainnya sehingga terciptalah suatu bangunan yang kokoh.

3. Larangan-larangan seorang muslim pada hadits ini :


➔ Larangan berbuat Hasad / dengki
 Yaitu tidak menyukai apa yang dikaruniakan Allah pada seseorang berupa
kenikmatan dunia maupun akhirat, dan berharap nikmat tersebut hilang dari
orang tersebut

➔ Larangan berbuat Tanajusy / Munajasyah / menipu


 Menurut para ulama, Munajasyah adalah menambah-nambah harga pada
barang lelang, sementara ia tidak bermaksud untuk membelinya. Ia hanya
ingin memberikan keuntungan kepada penjual atau merugikan pembeli.

Yang mana ia telah membuat kesepakatan dengan penjual sebagai orang


yang menawar dengan harga yang tinggi, agar barang tersebut ditawar lagi
oleh orang lain dengan harga yang lebih tinggi lagi.

➔ Larangan saling membenci

➔ Larangan saling menjauhi / membelakangi

14
 Yaitu membelakangi saudaranya, tidak mengindahkannya, tidak
menyapanya, tidak menghiraukannya, dan sebagainya

➔ Larangan menjual barang yang sedang dalam proses transaksi / tawar menawar
 Misalnya : Abdullah menjual barang pada Ahmad dengan harga 5 juta,
kemudian Ahmad menawar barang tersebut dengan harga 4 juta. Datanglah
Salman dan langsung menawar barang tersebut dengan harga 7 juta pada
Abdullah, dan Abdullah langsung menjualnya pada Salman.
 Hal ini juga berlaku pada meminang wanita yang sudah dipinang,
menyewa sesuatu yg sudah disewa, dan sebagainya

➔ Larangan berbuat zhalim, berbuat dusta, dan merendahkan sesama muslim

4. Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama


muslim dan merendahkannya

5. Yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang bertaqwa, dan taqwa adalah gelar
tertinggi yang dicapai seorang muslim.

Hadits Arba’in no. 36

(Rangkuman dari Berbagai Kebaikan)


ِ ‫َ(منَن فسَعنَم‬:‫عنَأبَهريرةَرضيَللاَعنهَع ِنَالنبَصلىَللاَعليهَوسلمَقال‬
ًَ‫ؤمنَ خكربة‬ ‫خ‬ ‫خ‬

َ‫َعلىَمعسرَيسرَللاَعل ِيه‬
‫خ‬ ِ ‫َالدنياَن فسَللاخَعنهخَ خكربةً َِمنَكر‬
‫َومنَيسر‬،‫بَيومَالقيام ِة‬ ُّ ‫ب‬ ِ ‫ِمنَ خكر‬

ِ ‫َللاَِفَالدنياَو‬ ِ
ِ ‫ونَالع‬
َ‫بدَماَكان‬ ِ ‫َوللاَِفَع‬،‫اآلخرة‬
‫خ‬ ُّ ‫َمسلِماًَسَتهخ‬ ُّ
‫َومنَ َسَت خ‬،‫ِفَالدنياَواآلخرة‬
ِ ‫َفيه‬
َ‫َوما‬،‫َعلماًَسهلَللاخَلهخَبِ ِهَطريقاًَإِلَاجلن ِة‬ ِ ‫َومنَسلكَطريقاًَيلت ِمس‬،‫َأخيه‬
ِ ‫ون‬ ِ ‫العب خدَِفَع‬
‫خ‬

15
‫َللاَيتلونَكِ ِ ِ‬
‫تابَللاَويتدارسونهخَبين خهمَإَِلَن زلتَعل خ‬
‫يهمَالسكينةَ‬ ‫ومَِفَبيت َِمن ِ‬
‫َبيوت َِ‬ ‫اجتمعَق ٌ‬

‫سبخهخ)َ َ‬
‫َبهَن َ‬ ‫وغشيتهمَالرحةَوحفتهمَاللئِكةَوذكرهمَللاَفيم ِ‬
‫نَعندهخ‪َ،‬ومنَبطأَبِ ِهَعملخهخََلَيس ِرع ِ‬
‫خ‬ ‫خ خ‬ ‫خخ‬

‫ظ‬
‫رواهَمسلمَهبذاَاللف َ‬

‫اتَ َ‬
‫الخفرد خ‬

‫)‪(Kosakata‬‬

‫طريقاًَ‪jalan :‬‬ ‫ن فسَ‪melepaskan/membebaskan :‬‬

‫يلت ِمسَ‪menuntut (ilmu) :‬‬ ‫كربةًَ‪kesusahan/kesempitan :‬‬


‫خ‬
‫خ‬

‫ِ‬
‫علماًَ‪ilmu :‬‬ ‫ب ُّ‬
‫َالدنياَ‪kesusahan/kesempitan :‬‬ ‫خكر ِ‬

‫‪dunia‬‬
‫سهلَ‪memudahkan :‬‬
‫‪meringankan‬‬ ‫يسرَ‪:‬‬
‫وماَ‪dan tidaklah :‬‬
‫مع ِ‬
‫سرَ‪orang yg kesulitan :‬‬ ‫خ‬
‫اجتمعَ‪berkumpul :‬‬
‫سَتَ‪menutupi :‬‬

‫ومَ‪suatu kaum/kelompok/golongan :‬‬


‫قٌ‬
‫‪pertolongan‬‬ ‫ع ِ‬
‫ونَ‪:‬‬
‫بيتَ–َبيوتَ‪rumah :‬‬
‫سلكَ‪menempuh :‬‬

‫ي ت لخونَ‪mereka membaca :‬‬

‫‪16‬‬
rahmat :َ‫الرحة‬ mereka saling :َ‫سونهخ‬
‫ي تدار خ‬
mempelajarinya
mereka mengelilingi :َ‫حفت خهم‬
diantara mereka :َ‫ب ي ن خهم‬

mengingat/menyebut mereka :َ‫ذكرخهم‬


turun :َ‫ن زلت‬
ِ ‫فِيمن‬
disisiNya :َ‫َعندهخ‬
pada mereka :َ‫علي ِهم‬

lambat :َ‫بطأ‬
ketenangan :َ‫الس ِكي نة‬
ِ ‫َلَيس ِرع‬
nasabnya tidak akan :َ‫َبهَنسبخهخ‬ ‫خ‬
ِ‫غ‬
meliputi mereka :َ‫شي ت خهم‬
mempercepatnya

❖ Terjemahan :
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau
bersabda : “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah
akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang
menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan
di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-
Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari
ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum
di salah satu masjid untuk membaca Al Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya,
niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi

17
malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain
di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan
derajatnya”. (Lafazh riwayat Muslim)

❖ Pelajaran yang bisa diambil dari hadits no. 36


1. Diantara faidah yang bisa diambil dari hadits ini :
- Barangsiapa yang melapangkan kesusahan seseorang di dunia, maka Allah
akan melapangkan kesusahannya di akhirat
- Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah akan
memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat
- Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan di akhirat
- Allah senantiasa menolong hambaNya selagi ia menolong saudaranya
- Bagi yang sedang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
memudahkannya jalan menuju surga
2. Memohon pertolongan kepada Allah dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan
tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.
3. Keutamaan orang-orang yg berkumpul di majlis ilmu adalah : mereka akan diliputi
sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dinaungi malaikat, dan Allah menyebut
nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya
4. Nasab / keturunan tidak bisa memberi manfaat, jika tidak ada amal shalih
5. Manusia semestinya tidak terpedaya dengan dirinya sendiri, dan memperhatikan
amal shalihnya hingga ia dapat meraih derajatnya yang tinggi

18

Anda mungkin juga menyukai