19.A2.0010 - UAS - EPROF - Firmansyah Ismail S.
19.A2.0010 - UAS - EPROF - Firmansyah Ismail S.
Disusun oleh :
Dosen Koordinator :
Januari 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Jika dilihat dari peta tata guna lahan diatas kecamatan Gunung Pati memiliki
fungsi sebagi wilayah permukiman dan wilayah konservasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari UU dapat ditarik kesimpulan dari pasal-pasal terkait dengan etika profesi dan
berprofesi sebagai seorang arsitek dengan penjabaran sebagai berikut:
Pasal 1:
Arsitektur adalah suatu hasil penerapan ilmu pengetahuan, lingkungan dan seni
secara utuh dengan dalam mengubah ruang dan lingkungan sebagai bagian
kebudayaan dan peradaban manusia dengan memenuhi kaidah konstruksi, estetika
yang mencakup keselamatan, keamanan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan.
Pasal 22:
1. Melaksanakan praktik harus sesuai dengan keahlian, kode etik kualifakasi dan
standar kinerja.
2. Mengutamakan kaidah keselematan, kesehatan kerja dan kelestarian
lingkungan.
3. Melaksanakan dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Mengikuti dan mematuhi semua ketentuan keprofesian yang ditentukan oleh
organisasi profesi.
Pasal 24
1. Mendapat layanan praktik sesuai dengan perjanjian antar pihak yang berkait.
2. Memperoleh informasi secara lengkap dan benar atas jasa dan hasil praktik
Arsitek.
3. Memperoleh perlindungan hukum atas jasa dan hasil praktik, menyampaikan
dan memperoleh tanggapan atas pelaksanaan.
4. Mengolah hasil praktik yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja.
5. Berhak melakukan upaya hokum atas pelanggaran perjanjian kerja sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Seorang Arsitek diberikan tawaran oleh Kontraktor untuk melaksanakan Design and
Build di suatu site berkontur pada wilayah Gunungpati, Semarang, dengan narasi
kasus sebagai berikut:
Arsitek A menghitung dengan seksama sesuai dengan desain skematik yang telah
disetujui. Dan mencapai budget sesuai dengan yang disepakati (5M). Setelah
direview oleh pihak kontraktor, arsitek A diminta untuk menurunkan budget, hal ini
didukung juga oleh estimator pihak kontraktor. Namun demikian, arsitek A tetap
tidak yakin kalau budget bisa diturunkan tanpa mengganti spek Bahan dan
merubah desain yang sudah disetujui.
Pihak kontraktor kemudian berkata: “tidak perlu takut, karena tidak akan ada
masalah dengan pihak sekolah kerana bangunan tersebut pada dasarnya sesuai
dengan desainnya”. Akhirnya, keputusan kontraktor tetap meminta arsitek A untuk
merubah gambar dan menyesuaikan dengan anggaran yang diturunkan. Arsitek A
merenung dan mereka-reka apa yang harus dilakukannya…?
1. Apakah pihak arsitek harus melaporkan masalah ini kepada pihak sekolah?
2. Apakah arsitek harus menghitung ulang RABna dengan estimator indepanden?
Kalau ya, siapa yang akan membayar biayanya?
3. Apakah arsitek sebaiknya berhenti dari Kerjasama dengan kontraktor?
Bagaimana dengan taggungjawabnya terhadap kntraktor yang telah
mengajaknya bekerjasama?
4. Apakah arsitek A harus berupaya dengan segala cara menunjukkan bahwa
kualitas proyek telah ditaati?
5. Apakah arsitek A memiliki hak untuk mengatakan bahwa spesifikasi pada waktu
skematik adalah belum fix dan akan dirubah pada waktu pengembangan
desain?
6. Seberapa besar tanggungjawab terhadap pihak sekolah yang telah
memutuskan deal harga kontrak karena masalah spek dan desain yang
memang menarik?
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Penilaian (Assesment):
Proses penilaian disini melihat dari 2 sudut pandang, yang berkait dengan
proyek tersebut:
Arsitek
Kontraktor
B. Evaluasi (Evaluation):
Sebagai seorang arsitek harus mengedepankan kejujuran,idealisme,
beretika dalam berprakter profesi namun juga harus tetap bisa bekerja
secara professional memenuhi kewajiban sesuai dengan porsi
pekerjaannya.
C. Penyelesaian (Resolution):
A. Penilaian (Assesment):
Apabila arsitek akan menghire cost estimator itu merupakan hal inisiatif yang
baik, dia berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip kaidah dan tata laku
dimana tidak ingin menipu owner dari proyek tersebut.
B. Evaluasi (Evaluation):
C. Penyelesaian (Resolution):
A. Penilaian (Assesment):
B. Evaluasi (Evaluation):
C. Penyelesaian (Resolution):
Segala hal yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor (B), namun
sebaiknya sebelum mengundurkan semua kewajiban arsitek sudah harus
diselesaikan oleh sang Arsitek.
A. Penilaian (Assesment):
B. Evaluasi (Evaluation):
A. Penilaian (Assesment):
Dalam fungsinya seorang arsitek memiliki hak dan diwajibkan memberi tahu
kepada owner bahwasanya terjadi perubahan spek dikarenakan proses review
desain.
B. Evaluasi (Evaluation):
C. Penyelesaian (Resolution):
Setelah memberi tahu owner aka nada perubahan, maka arsitek berhak untuk
mereview desain dan diwajibkan untuk mempresentasikan kepada owner hasil
perubahan dokumennya.
A. Penilaian (Assesment):
B. Evaluasi (Evaluation):
Semua pihak harus saling bekerja sama, terbuka dan bertanggung jawab
terhadap tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas masing-
masing, karena keberhasilan proyek dihasilkan dari kerjasama antar berbagi
pihak yang terlibat.
C. Penyelesaian (Resolution):
KESIMPULAN
Dari studi kasus dan pembahasan diatas maka penulis menarik kesimpulan, bahwasanya
sebagai seorang Arsitek yang berpraktik dan berprofesi harus memahami dan menjalan fungsi-
fungsi Arsitek yang telah ditentukan terutama merujuk Pada UU No. 6 Tahun 2017 Tentang
Arsitek. Dimana dalam UU tersebut sudah jelas dan mengatur berbagai hal dan aspek yang
terkait dengan keprofesian seorang arsitek.
DAFTAR PUSTAKA
REGULASI: