Laporan Kasus SNH Kel 3
Laporan Kasus SNH Kel 3
Stroke non hemoragik atau infark adalah cidera otak yang berkaitan dengan
obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan trombus di arteri cerebrum
atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain tubuh. Stroke non hemoragik
merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral
biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan
tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Stroke Iskemik atau Non-Hemoragik
merupakan stroke yang disebabkan oleh suatu gangguan peredaran darah otak
berupa obstruksi atau sumbatan yang menyebabkan hipoksia pada otak dan tidak
terjadi perdarahan. Stroke Iskemik atau non-hemoragik merupakan stroke yang
disebabkan karena terdapat sumbatan yang disebabkan oleh trombus (bekuan)
yang terbentuk di dalam pembuluh otak atau pembuluh organ selain otak (Ayu,
2017).
2. Etiologi
a. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher). Stroke
terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran darah ke
jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan
radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua
yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iskemia serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48
jam setelah thrombosis.
b. Embolisme cerebral Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang
dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan
pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya
emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem
arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik.
c. Iskemia
Suplai darah ke jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah.
3. Klasifikasi Stroke
Klasifikasi Stroke menurut ( Muslihah, 2017) adalah :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak sepintas
dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebih dari 24
jam.
b. Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
Adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak
berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-3
minggu
c. Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
Adalah defisit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran darah otak
yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam beberapa jam
sampai beberapa hari.
d. Stroke in Resolution Stroke in resolution
Adalah defisit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran darah otak
yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam beberapa jam
sampai bbrapa hari.
e. Completed Stroke (infark serebri)
Adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan peredaran
darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa memburuk lagi.
4. Anatomi fisiologi
Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak menerima
15% dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan
sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak bertanggung jawab terhadap
bermacam-macam sensasi atau rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk
melakukan gerakan-gerakan yang disadari, dan kemampuan untuk melaksanakan
berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional,
intelegensi, berkomuniasi, sifat atau kepribadian, dan pertimbangan. Berdasarkan
gambar dibawah, otak dibagi menjadi lima bagian, yaitu otak besar (serebrum),
otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon), otak depan (diensefalon), dan
jembatan varol.
a. Otak Besar (Serebrum) Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak
manusia. Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas
mental, yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis sebagai
pusat pendengaran, dan Lobus frontalis yang berfungsi sebagai pusat
kepribadian dan pusat komunikasi.
b. Otak Kecil (Serebelum) Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap
otot dan tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan gerakan yang halus dan cepat.
c. Otak Tengah (Mesensefalon) Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.
Otak tengah berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi
atau kedudukan tubuh.
d. Otak Depan (Diensefalon) Terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang
berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor kecuali bau, dan
hipotalamus yang berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrien,
penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
e. Jembatan Varol (Pons Varoli) Merupakan serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan
sumsum tulang belakang.
5. Pathway Stroke Non Hemoragik
Iskemik
Infark serebral
6. Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah
dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh
darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau
cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler)
atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
7. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis Stroke menurut (Ayu, 2017) antara lain :
a. Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak.
b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.
c. Perubahan status mental yang mendadak.
d. Afasia (bicara tidak lancar).
e. Ataksia anggota badan.
f. Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala
8. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien Stroke menurut (Dellima,2019)
adalah :
a. Angiografi serebral
b. Elektro encefalography dan EKG
c. Lumbal fungsi
d. Ultrasonography Doppler
e. CT- Scan dan MRI
f. Pemeriksaan darah dan urin
g. Pemeriksaan laboratorium
9. Komplikasi
Komplikasi berdasarkan waktu terjadinya Stroke menurut (Dellima, 2019)
adalah :
a. Berhubungan dengan imobilisasi
b. Infeksi pernafasan
c. Nyeri berhubungan dengan daerah yang tertekan
d. Konstipasi
e. Tromboflebitis
f. Nyeri daerah punggung
g. Dislokasi sendi
h. Berhubungan dengan kerusakan otak
i. Epilepsi
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan pasien
d. Pemeriksaan fisik
e. Kaji pola fungsi kesehatan
f. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT Scan
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan Foto Thorax
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan persepsi sensori
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infark jaringan otak,
vasopasme serebral, edema serebral
c. Konstipasi gangguan eliminasi fekal berhubungan dengan penurunan motilitas
gastrointestinal
d. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Intake tidak adekuat
4. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi
kep
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah
dan alas an Tindakan
- Anjurkan peningkatan dan
asupan cairan jika tidak
ada kontraindikasi
Kolaborasi
- Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan
obat pencahar jika perlu
- Anjurkan pasien
mengkonsumsi asupan serat
dan air (Nunung, dkk. 2019)
d. Nutrisi adekuat setelah Observasi :
dilakukan perawatan - Identifikasi faktor penyebab
selama 3x24 jam, dengan menurunnya nafsu makan
KH :
- Auskultasi bunyi usus
1. Klien nafsu makan
meningkat
2. BB dapat dipertahankan Terapi :
- Mulai dengan makan sedikit
sesuai dengan diit DM
Edukasi :
- Anjurkan klien untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulut
- Bantu pemberian makanan
Kolaborasi
- penjadualan/pemograman
dalam pemenuhan nutrisi
dengan ahli gizi
DAFTAR PUSTAKA
Ruang : CATLEYA 10
1. Identifikasi
A. Pasien
Nama : Tn . A
Usia : 46 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pekalongan
Nama : Ny. E
Alamat : Pekalongan
C. Riwayat Kesehatan
2) Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakkan tangan dan kaki kiri lemah
sejak pagi hari pada tgl 25 Juni 2023. Oleh keluarga pasien di bawa ke IGD SMC
Telogorejo Semarang, saat di IGD di lakukan pemeriksaan TTV, didapatkan
hasil TD 200/123 mmHg, N 89x/menit, SpO2 98%, Suhu 36 OC, RR 20x/menit.
Dari hasil pemeriksaan pasien di anjurkan untuk rawat inap kemudian pasien di
rawat inap di ruang catleya 10 saat di ruangan dilakukan tindakan TTV
didapatkan hasil TD : 144/87mmHg, Nadi 89x/menit, SpO2 98%, Suhu : 36°C
RR 17x/menit.
5) Alergi obat dan makanan : Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat dan
makanan.
6) Riwayat kesehatan keluarga
a) Genogram
: Pasien
2. Pemeriksaan fisik
A. Tanda-tanda vital
1) Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif
5) Nadi : 93X/menit
B. Antropometri
1) Kepala
Bentuk : Mesosepal
Kulit kepala : Bersih, tidak ada lesi
Rambut : Bersih warna rambut hitam sedikit beruban
2) Mata
Kondisi bersih tidak ada serumen dan tidak memakai alat bantu dengar.
5) Mulut
Inspeksi : Bentuk dada simetris, gerakan dada kanan dan kiri seimbang
Palpasi : Vocal fremitus teraba kanan dan kiri, ekspensi paru kanan dan
kiri sama
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Suara vesikuler
8) Jantung
Inspeksi : Tidak ada lesi, bentuk simetris, tidak ada inflamasi dan hernia
pada umbilical
Auskultasi : Bising usus 16 X/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara timpani
10) Ekstremitas
ekstremitas bawah.
Kekuatan otot : 5 3
5 3
Pasien mengatakan apabila sakit pasien dan keluarga berobat di klinik atau
rumah sakit terdekat. Pasien mengerti tentang kondisi dan penyakitnya saat ini, serta
rencana tindakan yang akan dilakukan. Pada saat pasien mengalami keluhan, pasien
dan keluarga segera berobat ke rumah sakit SMC Telogorejo Semarang. Pasien tidak
mempunyai alergi obat ataupun makanan
C. Pola eliminasi
Dirumah : BAB teratur setiap pagi, bentuk dan warna faeces lunak,
berwarna kuning kecoklatan, BAK kurang lebih 2-3 kali
perhari, warna kuning jernih
Di rumah sakit : Pasien BAB 3 hari sekali dengan bantuan obat suppositoria
Dirumah :
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB, BAK dan
berpakaian pasien melakukan secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu.
Pasien sebagai kepala keluarga bekerja sebagai supplier alat listrik untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
Di rumah sakit :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi V
Makan V
Toileting V
Mobilitas Ditempat V
tidur
Berpakaian V
Aktivitas harian V
Dirumah : Pasien istirahat tidur dirumah biasanya dalam sehari tidur 6-7
jam
Di rumah sakit : Selama dirumah sakit pasien mengatakan mudah terbangun 2 jam
sekali bila istirahat dan tidur, karena suasa baru di rumah sakit,
tetapi pasien tetap berusaha untuk mencukupi kebutuhan istirahat
dan tidurnya
keluarganya
Di rumah sakit : Pasien dalam keadaan sadar mengeluh kaki dan tangan kiri lemah
5 3
5 3
Di rumah sakit : Saat dirunah sakit pasien merasa harga diri tidak
bermasalah, identitas diri tidak bermasalah, peran pasien
tidak bermasalah,
Di rumah sakit : Saat sakit pasien tetap berkomunikasi baik dengan istri
serta anak-anaknya tentang apa yang dirasakan dan apa
yang dibutuhkan pasien
Di rumah sakit : Saat dirumah sakit pasien kooperatif, supel dan terbuka
mau menggungkapkan keluhannya
Di rumah sakit : Saat dirumah sakit pasien mengatakan tetep berdoa sesuai
apa yang diajarkan di agamanya
4. Data penunjang
A. Pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Hematokrit 43 % 40 - 52
Diff Count
NLR 1,7 %
Kimia Klinik
Kesan:
Kesan :
Hasil NEGATIF
D. Pemeriksaan CT-Scan
Kesan:
E. Terapi
5. Analisa Data
TTD &
No Data Etiologi Masalah
Nama
6. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infark jaringan otak,
vasopasme serebral, edema serebral
7. Intervensi Keperawatan
Terapeutik
e. Anjurkan diet tinggi
serat
Edukasi
f. Jelaskan etiologi
masalah dan alas an
Tindakan
g. Anjurkan peningkatan
dan asupan cairan jika
tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi
h. Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
i. Kolaborasi penggunaan
obat pencahar jika perlu
l. BerikanMinum Air
Putih Hangat
(Mindaria, 2020)
m. Anjurkan pasien
mengkonsumsi asupan
serat dan air (Nunung,
dkk. 2019)
Terapeutik
f. Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Kolaborasi
n. Kolaborasi pemberian
sedasi dan antikonvulsan
o. Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis
p. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
8. Implementasi keperawatan
Nama : Tn. A
Umur : 46 Tahun
Ruangan : Catleya 10 SMC RS Telogorejo
Tanggal Jam No. Implementasi Respon pasien TTD &
DK Nama
3 Juli 14.00 1 Memonitor kondisi, DS : pasien Wahyuni
2023 keluhan pasien mengatakan kaki dan
tangan sebelah kiri
masih lemas
DO : Kekuatan otot 5
3
53
Pasien terpasang infus
Nacl 0,9% 10
tetes/menit.
Tetesan lancar, tak
tampak kemerahan dan
plebitis pada lokasi
insersi
14.30 1 Memonitor pasien dan TTV pasien Ulfa
DS : pasien mengatakan
tangan dan kaki kiri
masih lemas
DO : pasien nampak
lemas
TTV :
TD : 144/87mmHg,
Nadi 89x/menit, SpO2
98%, Suhu : 36°C RR
17x/menit.
15.40 1,3 Membantu memandikan DS : pasien mengatakan Iwur
pasien ingin mandi belum bisa
nampak bersih dan segar BAB
DO : pasien nampak
lebih nyaman setelah
dimandikan, pasien
16.00 1 Memberi injeksi brainact DS : Pasien Rizki
500mg dan pranza 1 mengatakan tidak nyeri
ampul saat injeksi masuk
DO : injeksi brainact
dan pranza masuk
melalui infus lancar
tidak ada sumbatan dan
tidak ada plebitis
9. Evaluasi keperawatan
Nama : Tn. A
Umur : 46 Tahun
O:
Pasien tampak rileks dan sedang
tiduran
TTV: TD : 160/87mmHg, Nadi :
98x/menit, RR : 18x/menit,Suhu :
36.2°C, SpO2 : 99%
Terpasang infus NaCl 0.9%
10x/menit tetesan lancar dan tidak
ada plebitis.
ADL masih di bantu keluarga dan
perawat
BAB warna coklat, dan lunak
A : Masalah teratatasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
a. Monitor TTV dan KU pasien
b. Monitor aktivitas pasien
c. Bantu ADL pasien
d. Monitoring BAB pasien
SOAP pulang
19.00 1,2,3
S : Pasien mengatakan sudah tidak lemes
Rizki O,
dan merasa lebih nyaman
Ulfa Anif
O:
Pasien nampak tenang dan rilex
TTV: TD : 128/85mmHg, Nadi :
96x/menit, RR : 18x/menit, Suhu :
36.3°, SpO2: 99%
Infus NaCl 0.9% 10 tetes/menit
lancar, tidak ada plebitis
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
a. Monitor TTV dan KU pasien
b. Monitor aktivitas pasien
c. Monitor BAB
d. Bantu ADL pasien