NIM :190403108
Mata Kuliah : Perancangan, Pengukuran dan Pembakuan Sistem Kerja (P3SK)
1. Saya melakukan pengamatan kepada penjual Bakmi di jalan Abdul Hakim, Medan.
Pada warung bakmi ini, terdapat 3 orang yang bergantian untuk memasak pesanan
pelanggan. Warung ini buka mulai dari jam 17.00 – 00.00 WIB. Dalam 1 hari
diperkirakan warung tersebut mampu memasak pesanan hingga 100 porsi. Jumlah
pesanan ini sudah termasuk pesanan take away. Saya melakukan pengamatan kepada
salah satu pekerja saat memasak.
2. Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam
melakukan pekerjaan. Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja, yaitu :
1) Sikap Kerja Duduk
Menjalankan pekerjaan dengan sikap kerja duduk menimbulkan masalah
muskuloskeletal terutama masalah punggung karena terdapat tekanan pada
tulang belakang. Menurut Nurmianto (2004), keuntungan bekerja dengan
sikap kerja duduk adalah mengurangi beban statis pada kaki dan
berkurangnya pemakaian energi.
2) Sikap Kerja Berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan sikap siaga baik sikap fisik maupun mental,
sehingga aktivitas kerja dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti namun berbagai
masalah bekerja dengan sikap kerja berdiri dapat menyebabkan kelelahan,
nyeri dan terjadi fraktur pada otot tulang belakang.
3) Sikap Kerja Duduk Berdiri
Sikap kerja duduk berdiri merupakan kombinasi kedua sikap kerja untuk
mengurangi kelelahan otot karena sikap dalam satu posisi kerja. Posisi duduk
berdiri merupakan posisi yang lebih baik dibandingkan posisi duduk atau
posisi berdiri saja. Penerapan sikap kerja duduk berdiri memberikan
keuntungan di sektor industri dimana tekanan pada tulang belakang dan
pinggang 30 % lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun
berdiri saja secara terus menerus.
Postur kerja seorang pekerja melibatkan beberapa gaya otot, sehingga penerapan
postur kerja yang tidak baik akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada otot yang
pada jangka pendek mengakibatkan kelelahan fisik namun pada jangka panjang akan
mengakibatkan kerusakan otot, sendi, ligamen dan tendon. Hal ini menunjukkan
bahwa postur kerja seorang pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan hasil kerja. Postur kerja yang
kurang baik dan dilaksanakan secara repetitif (berulang-ulang) pada sistem kerja
ataupun fasilitas kerja yang tidak ergonomis akan mengakibatkan lebih cepatnya
timbul kelelahan pada pekerja tersebut. Kelelahan yang seringkali timbul pada
pekerja pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan hasil kerja.
Pada pengamatan ini, saya menemukan adanya postur tubuh yang tidak baik seperti
terlalu membungkuk dan menunduk saat memasak, berdiri pada kondisi yang sama
dalam waktu yang lama sekitar 5-10 menit. Selain itu, jarak antara tangan dengan
wajan cukup jauh dikarenakan ketinggian meja sebagai alas kompor diletakkan
hanyalah setinggi lutut pekerja. Hal inilah yang membuat pekerja harus membungkuk
secara berulang-ulang. menggunakan Nordic Body Map sebagai kuisioner untuk
mengetahui keluhan musculosceletal disorder (MSDs) yang dirasakan pekerja.
Keluhan MSDs tersebut akan diketahui dengan menggunakan kuesioner yang berupa
beberapa jenis keluhan MSDs pada peta tubuh manusia. Melalui kuesioner ini dapat
diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari
Tidak Sakit, Agak Sakit, Sakit dan Sangat Sakit.
LEMBAR KUESIONER NORDIC BODY MAP
Nama : Pekerja 1
Usia : 25 tahun
Tingkat Keluhan
No Jenis Keluhan Tidak Agak Sangat
Sakit
Sakit Sakit Sakit
0 Sakit pada atas leher
Dari hasil scoring, maka dapat diketahui jumlah skor pekerja yang diamati adalah
sebesar 52, dimana pada skala tersebut tingkat resiko yang akan terjadi berada pada
kategori sedang, sehingga tindakan perbaikan mungkin akan dilakukan di kemudian hari.
Tabel 2. Ringkasan Penyebab Keluhan
Bekerja dalam posisi berdiri untuk jangka waktu panjang secara terus-menerus
dapat menyebabkan kaki sakit, pembengkakan pada kaki, varises, kelelahan otot, nyeri
pada pinggang serta kekakuan pada leher dan bahu. Hal tersebut diakibatkan oleh tubuh
dipengaruhi pengaturan daerah kerja yang tidak ergonomis sehingga posisi-posisi tubuh
pekerja dalam beraktivitas merasa dibatasi, sehingga menimbulkan masalah-masalah pada
tubuh seperti tubuh pekerja terlalu membungkuk mengakibatkan nyeri pada punggung
pekerja. Berdiri yang terlalu lama membuat otot-otot menjadi kaku sehingga dapat
mengurangi suplai darah ke otot-otot. Hal ini mengakibatkan aliran darah yang seharusnya
diterima oleh otot berkurang dan menimbulkan kelelahan yang sangat cepat dan merasa
nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu.
3. Berikut merupakan foto kegiatan aktual pekerja saat memasak
4. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, usulan perbaikan yang dapat
diterapkan di kemudian hari adalah perbaikan posisi kerja dan peralatan kerja, yaitu :
Sebaiknya meja alas kompor diganti dan disesuaikan ketinggiannya dengan
kenyamanan pekerja agar mengurangi pekerja menunduk dan membungkuk
ketika memasak.
pekerja perlu mengubah posisi kerja yang lebih nyaman dan ergonomis seperti
memberikan waktu istirahat untuk duduk sebentar agar pekerja tidak harus
selalu berdiri dalam waktu yang lama ketika menunggu masakannya matang.