Coc Er Kasus Final
Coc Er Kasus Final
Oleh :
OLEH :
NI MADE ERNA YANTI
NIM.P07124322059
Pembimbing Utama :
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
ii
Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed
NIP. 197002181989022002
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM
KONTEKS CONTINUITY OF CARE DAN KOMPLEMENTER
Oleh:
NI MADE ERNA YANTI
NIM. P07124322059
TIM PENGUJI :
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
iii
Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed
NIP. 197002181989022002
ABSTRACT
iv
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “SP” UMUR 25 TAHUN
PRIMIGRAVIDA DARI UMUR KEHAMILAN 16 MINGGU 3 HARI
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS
ABSTRAK
v
RINGKASAN STUDI KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ibu “SP” Umur 25 Tahun Primigravida dari Umur
Kehamilan 16 Minggu 3 Hari Sampai 42 Hari Masa Nifas
vi
penting sekali dilakukan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis
melakukan asuhan kebidanan dalam konteks Continuity of Care dan
komplementer dengan merawat salah satu pasien pasien ibu hamil mulai
trimester II di wilayah UPTD Puskesmas Dawan I. Penulis memberikan asuhan
kebidanan pada Ibu “SP” umur 25 tahun primigravida dari usia kehamilan 16
minggu 3 hari dengan riwayat keluhan mual muntah pada trimester I dan riwayat
keluhan gatal pada perut di trimester III, dengan skor Pudji Rochyati 2.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan Asuhan
Kebidanan pada ibu ‘SP’ umur 25 Tahun primigravida beserta bayinya yang
menerima asuhan kebidanan sesuai standar secara komprehensif dan
berkesinambungan dari kehamilan trimester II sampai dengan 42 hari masa nifas.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode wawancara,
pemeriksaan, observasi serta dokumentasi. Ibu melakukan pemeriksaan selalu
memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 seperti mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir sesampai di tempat pemeriksaan dan tetap menggunakan
masker.
Pada masa kehamilan Ibu “SP” secara rutin dan teratur memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan. Pada trimester II, Ibu “SP” melakukan
kunjungan ke Puskesmas sebanyak dua kali kunjungan kehamilan, dokter
kandungan sebanyak satu kali, dan pada trimester ketiga ibu “Sp” melakukan
kunjungan ke Puskesmas sebanyak satu kali, ke PMB dua kali, dan dokter
kandungan dua kali. Standar pelayanan minimal sudah didapatkan secara
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan ibu. Informasi dan edukasi selama
kehamilan seperti tanda tanda bahaya selama kehamilan, pola nutrisi , pola
istirahat dan perencanaan kehamilan juga sudah diberikan. Asuhan komplemeter
yang sudah didapat adalah senam hamil.
Pada persalinan Ibu “SP” tanggal 11 Januari 2023 pukul 09.00 wita Ibu
datang diantar suaminya ke PMB Hj Siti Rohani, A.Md.Keb dengan keluhan sakit
perut hilang timbul. Asuhan kebidanan persalinan berlangsung secara normal
pada saat umur kehamilan 38 minggu 5 hari dengan kala satu durasi sembilan
jam dan kala dua berlangsung 30 menit. Pada saat persalinan dilakukan
pemantauan kemajuan persalinan, pemantauan kesejahteraan ibu dan pemantauan
vii
kesejahteraan janin sesuai standar. Ibu selama persalinan sudah minum dan
makan sesuai kebutuhan, ibu “SP” diberikan asuhan komplementer untuk
mengurangi nyeri yaitu massage counterpressure dan massage euffleurge serta
aromaterapi lavender. Suami juga ikut serta mendampingi ibu selama proses
persalinan. Saat persalinan ibu memilih posisi setengah duduk, karena ibu merasa
lebih nyaman. Pada pukul 09.00 wita bayi lahir spontan belakang kepala dengan
kondisi segera menangis, gerak aktif dan berjenis kelamin laki-laki.
Pada masa nifas, penulis melakukan empat kali pelayanan nifas Masa
nifas Ibu “SP” tidak ada mengalami masalah atau komplikasi pada proses
involusi, pengeluaran lochea, dan laktasi. Ibu “SP” sudah diberikan KIE tentang
tanda bahaya nifas, mobilisasi, kebutuhan nutrisi, pola istirahat, personal
hygiene, ASI ekslusif, senam kegel, senam nifas , dan asuhan komplementer
dengan pijat oksitosin dan aromaterapi lavender. Setelah dilakukan konseling ibu
dan suami memilih kontrasepsi IUD. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi
ibu “SP” telah sesuai dengan pelayanan neonatal esensial, bayi baru lahir telah
mendapatkan injeksi vitamin K pada satu jam pertama, HB-0 pada 1 jam setelah
pemberian vitamin K, imunisasi BCG dan polio 1. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi berjalan secara fisiologis.
Asuhan kebidanan pada Ibu “SP” umur 25 tahun multigravida dari
trimester II sampai dengan masa nifas 42 hari belum diberikan sesuai dengan
standar Laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai salah satu sumber bacaan dalam melakukan asuhan normal pada ibu
hamil, bersalin dan nifas sesuai dengan standar. Untuk ibu dan keluarga
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai mengatasi masalah
selama kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta mengenali sedini
mungkin komplikasi atau masalah yang mungkin terjadi dan bagi penulis
selanjutnya, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan terbaru sesuai evidence based dalam rangka mengoptimalkan asuhan
kebidanan yang diberikan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan
minggu 3 hari sampai dengan 42 Hari Masa Nifas”. Laporan kasus ini disusun dalam
rangka menyelesaikan mata kuliah praktik kebidanan komunitas dalam konteks Continuity of
Selama proses penyusunan laporan ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Melalui kesempatan
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes.
2. Ni Wayan Armini, S.ST.,M.Keb sebagai ketua prodi profesi bidan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Denpasar.
3. I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, S.ST.,M.Kes, sebagai pembimbing yang telah banyak
4. Hj Siti Rohani, A.Md.Keb sebagai pemilik tempat praktik yag telah mengizinkan penulis
5. Ibu ‘SP dan keluarga, selaku responden dalam laporan tugas akhir yang telah memberikan
ix
6. Keluarga, teman-teman dan rekan-rekan lain yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.
7. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam
8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu yang telah membantu dalam
laporan tugas akhir ini msih perlu disempurnakan. penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan kasus. Demikian
Penulis
x
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P07124322059
Jurusan : Kebidanan
1. Laporan kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu ‘SP’ umur 25 Tahun
Primigravida dari Kehamilan Trimester II Sampai dengan 42 Hari Masa Nifas adalah
benar karya sendiri atau bukan hasil karya orang lain
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya sendiri atau
plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia menerima sanksi sesuai
Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................................... x
DAFTAR ISI.......................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 4
C.Tujuan Penelitian................................................................................................................5
D.Manfaat Penelitian.............................................................................................................5
A.Kajian Teori........................................................................................................................8
B.Kerangka Pikir..................................................................................................................76
xii
BAB III METODE DAN PENENTUAN KASUS
A. Informasi klien/keluarga.......................................................................................78
C. Jadwal Kegiatan....................................................................................................87
A. Hasil......................................................................................................................95
B. Pembahasan........................................................................................................132
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................................156
B. Saran...................................................................................................................157
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Masa Nifas........................................................................................................... 88
komprehensif..........................................................................................................96
Tabel 8. Catatan Perkembangan Ibu ”SP” Beserta Bayi Baru Lahir yang
Tabel 10. Catatan Perkembangan Neonatus Ibu ”SP” yang Menerima Asuhan
124
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Partograf
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Tingginya AKI
dan AKB termasuk tantangan paling berat untuk mencapai Millenium Development
Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada September 2015 berisi 17
tujuan dan 169 target. Tujuan ketiga SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat
dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan salah satu
target mengurangi AKI secara global sebanyak 70 per 100.000 Kelahiran Hidup
tahun 2030.
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 189 per100.000 kelahiran hidup
(KH) dari 183 target RPJMN tahun 2024 dan 70 target SDGs tahun 2030. Angka
kematian neonatal 16,85 per 1000 kelahiran hidup dari 16 target RPJMN tahun 2024
Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali tahun 2021 sebesar 189,65 per 100.000
kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 83,79,6 per 100.000
kelahiran hidup, terjadi peningkatan yang cukup besar. Peningkatan kasus kematian
pada tahun 2021 sebesar 125 kasus, tertinggi terjadi di Kabupaten Buleleng yaitu 27
kasus, kota Denpasar 20 kasus dan Kabupaten Badung 20 kasus. Penyebabnya ada
dua yaitu obstetri dan non obstetri. penyebab obstetri antara lain karena perdarahan
7,2%, eklamsia 3,2 %. sedangkan karena non obstetri antara lain karena gangguan
kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 72,9 per 100.000 kelahiran
hidup. Hal tersebut juga sama pada angka kematian bayi mengalami peningkatan
sebesar 10,2 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 5,5
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana
termasuk KB pasca persalinan. Upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari
2
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi Tetanus bagi wanita usia subur
dan ibu hamil, pemberian tablet tambah darah, pelayanan kesehatan ibu bersalin,
pelayanan kesehatan ibu nifas, Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan
2021).
ibu dan bayi serta diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKB. Continuity of care
adalah salah satu upaya promotif dan preventif yang dilakukan melalui pendekatan
kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak (Profil Kesehatan Indonesia, 2021).
Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu secara efektif, aman dan holistik terhadap ibu
hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir dan kesehatan reproduksi pada
Keuntungan memberikan asuhan COC ini bisa dirasakan oleh klien dan bidan.
Klien mendapatkan keuntungan karena selama masa kehamilan sampai masa nifas
antara bidan dan klien mengetahui kondisi klien sehingga jika didapatkan kondisi
3
diluar batas normal dapat segera ditindaklanjuti. Keuntungan yang didapatkan bidan
sebagai pemberi asuhan yaitu dapat menerapkan asuhan yang telah diperoleh pada
saat pendidikan formal, bidan dapat mencegah kegawatdaruratan yang terjadi karena
pada ibu “SP” bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang terjadi pada ibu dari
kehamilan hingga 42 hari masa nifas. Skor Poedji Rochjati pada Ibu “SP” yaitu 2
yang merupakan skor awal ibu hamil dengan kategori kehamilan dengan risiko
rendah (KRR) serta ibu tidak memiliki riwayat pada keadaan patologis. Ibu “SP”
tidak bisa diramalkan. Oleh karena itu penulis melakukan pengkajian awal pada ibu
“SP” tanggal 06 Agustus 2022, Ibu mempunyai riwayat pusing dan mual. Ibu belum
kesejahteraan janin. Ibu sangat kooperatif dan memiliki antusias tinggi dalam
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu “SP” Umur 25 Tahun primigravida dari
Trimester II umur kehamilan 16 minggu 3 hari sampai 42 Hari Masa Nifas”. Ibu “SP”
merupakan ibu hamil dalam keadaan fisiologis sehingga memenuhi syarat untuk
4
consent telah dilakukan dan Ibu beserta keluarga bersedia untuk diberikan asuhan
kebidanan. Ibu “SP” beralamat di Br. Bingin Desa Kusamba sehingga memudahkan
penulis dalam memberikan asuhan kebidanan dan melakukan deteksi dini adanya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada laporan kasus
ini adalah “Apakah ibu SP” umur 25 tahun Primigravida yang diberikan asuhan
trimester II umur kehamilan 16 minggu 3 hari hingga 42 hari masa nifas dapat
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan laporan kasus ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hasil
penerapan asuhan kebidanan pada Ibu ‘SP’ umur 25 tahun primigravida dengan
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu beserta janinnya selama
masa kehamilan
b. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu beserta bayi baru lahir
5
selama masa persalinan/ kelahiran
c. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu selama masa nifas
postnatal.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, laporan kasus ini diharapkan dapat menambah teori dalam
2. Manfaat praktis
pengetahuan, dan keterampilan ibu dan keluarga tentang perawatan sehari – hari
b. Instansi kesehatan
hari sampai masa nifas dan neonatus sehingga dapat membantu program KIA.
c. Institusi pendidikan
6
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
d. Penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Asuhan kebidanan
didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktinya berdasarkan ilmu dan
kiat Kebidanan.
Asuhan Kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu dimana seorang
bidan dengan penuh tanggung jawab wajib memberikan asuhan yang bersifat
menyeluruh kepada wanita sepanjang kehidupannya yaitu semasa bayi dan balita,
remaja, hamil, bersalin, sampai menopause. Dalam falsafah asuhan kebidanan dapat
seorang tenaga yang profesional dan handal harus memberikan asuhan kebidanan
kepada wanita selama masa reproduksi, dimana setiap wanita mempunyai karakter
yang berbeda dan bersifat unik (Hatijar, Saleh and Yanti, 2020).
diakui secara resmi oleh negaranya serta berdasarkan kompetensi praktik kebidanan
dasar yang dikeluarkan ICM dan kerangka kerja dari standar global ICM untuk
Bidan adalah sebutan bagi seorang yang belajar khusus untuk menolong
perempuan saat melahirkan. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan
kepada perempuan sepanjang siklus hidup. Bidan dapat melakukan praktik diberbagai
tatanan pelayanan, muai di rumah sebagai praktik mandiri bidan, di masyarakat atau
komunitas, Puskesmas, rumah sakit, klinik dan unit Kesehatan lainnya (Anggraini,
2020).
2. Wewenang Bidan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Standar asuhan kebidanan meliputi (Cholifah
8
1) Standar I : pengkajian
Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber
berdasarkan evidence based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,
5) Standar V: evaluasi
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
keadaan atau kelainan yang ditemukan serta tidakan yang dilakukan dalam
9
B. Konsep dasar Continuity of care (CoC)
1. Pengertian
untuk memberikan dukungan dan membina hubungan saling percaya antara bidan
(RMNCH), Continuity of care meliputi pelayanan terpadu bagi ibu dan anak dari pra
disediakan oleh keluarga dan masyarakat melalui layanan rawat jalan, klinik, dan
2. Dimensi
Menurut WHO dalam Warsa (2022), dimensi pertama dari Continutiy of Care
yaitu dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta
hari-hari awal tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu tempat
masyarakat dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat memberikan asuhan
secara berkesinambungan.
3. Tujuan
Menurut Saifuddin (2014) dalam Hatijar, Saleh and Yanti (2020), tujuan
kembang bayi
10
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
4. Manfaat
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban
kasus, yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari
satu bidan atau tim praktiknya. Bidan dapat bekerja sama melalui multi disiplin dalam
Dampak yang akan timbul jika tidak dilakukan asuhan kebidanan yang
11
C. Kehamilan
1. Pengertian
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Situmorang et al., 2021).
1) Sistem reproduksi
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih
kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000
gram. Perubahan uterus adalah sebagai berikut: pada minggu ke-16 dari luar, fundus
uteri kira-kira terletak diantara setengah jarak pusat ke simfisis, pada minggu ke-20
fundus uteri terletak kira-kira dipinggir bawah pusat, pada minggu ke-24 fundus uteri
berada tepat dipinggir atas pusat, pada minggu ke-28 fundus uteri terletak kira kira 3
jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifodeus, pada minggu
ke-32 fundus uteri terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus xifodeus,
xifodeus, pada minggu ke-40 fundus uteri turun kembali (Hatijar, Saleh and Yanti,
2020).
12
2) Sistem endokrin
mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus luteum. Selain itu,
lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan
hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini
hingga aterm.
4) Sistem perkemihan
Pada trimester I, kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar
tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih
sering ingin buang air kecil. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Pada Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
5) Sistem pencernaan
Pada trimester II dan III, biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya
13
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ- organ
dalam perut. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar
hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus
termasuk vena hemoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam
6) Sistem muskuloskeletal
menyebabkan relaksasi jaringan ikat otot-otot. Hal ini terjadi maksimal pada satu
penambahan berat ini, bahu lebih tetarik kebelakang dan tulang lebih melengkung,
sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita. Lordosis progresif merupakan gambaran yang khas pada kehamilan
normal. Mobilitas sakroliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah besar, serta
kehamilan.
7) Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi
penurunan dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot
halus oleh progesteron. Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung) mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma
terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Pada
Trimester III, yaitu selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat. Pada
14
kehamilan, terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan
limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit (Mastiningsih and Agustina,
2019).
8) Sistem metabolisme
Pada trimester I, II, dan III, basal metabolic rate (BMR) meninggi. Peningkatan
serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu. Pada
kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah
melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan
2019).
9) Sistem Integumen
Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi hiperpigmentasi
atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
leher, payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka disebut
kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi. Hiperpigmentasi
pada perut terjadi pada garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat kebawah
15
10) Sistem pernafasan
Pada trimester I, II, dan III perubahan anatomi dan fisiologis sistem pernapasan
kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena
pengaruh hormonal dan biokimia. Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan
bentuk dada berubah. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh
karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Kebutuhan
oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan
dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi
1) Kebutuhan fisik
a) Kebutuhan nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya. Penambahan berat badan merupakan salah satu indikator untuk mengukur
status gizi selama kehamilan, tergantung status gizi ibu prahamil, yang dipantau
dengan menimbang berat badan ibu hamil paling sedikit 1 kali tiap akhir semester.
Estimasi berat badan prahamil dapat dihitung berdasarkan IMT median : BB prahamil
ideal = IMT (median) x TB (m). nilai IMT median yang digunakan adalah 20,0.
16
Berikut adalah tabel peningkatan berat badan ibu hamil yang normal sesuai dengan
Tabel 1.
Kategori Kenaikan BB berdasarkan IMT
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah <18,5 12,5 – 18 kg
Normal 18,5 – 24,9 11,5 – 16 kg
Tinggi 25,0 – 29,9 7 – 11,5 kg
Obesitas > 30 5-9
Sumber : (Kemenkes RI, Buku KIA, 2020)
Menghitung IMT:
dan jaringan yang baru. Tubuh ibu memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada
kehamilan. Setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil.
(2) Protein
esensial guna memenuhi tuntutan pertumbuhan jaringan ibu dan janin. Sintesis
uterus, payudara, sel – sel darah merah, protein plasma, sekresi protein, susu selama
17
(3) Folat (asam folat)
Folat sangat diperlukan dalam sintesis DNA dan juga diperlukan untuk
mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan
folat dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi berat lahir
rendah/BBLR dan pertumbuhan janin yang kurang. 400 mikrogram folat disarankan
untuk ibu hamil. Folat dapat diperoleh dari suplementasi asam folat dan sumber alami
seperti sayuran berwarna hijau , jus jeruk, buncis dan kacang – kacangan
Jumlah besi yang dibutuhkan untuk kehamilan tunggal normal adalah sekitar
1000 mg, 350 mg untuk pertumbuhan janin dan plasenta, 450 mg untuk peningkatan
masa sel darah merah ibu, dan 240 untuk kehilangan basal. Tambahan besi dalam
bentuk garam ferrous dengan dosis 60 mg per hari, biasanya dimulai sejak kunjungan
Wanita yang berisiko tinggi mengalami defisiensi memerlukan dosis yang lebih
tinggi (60 mg perhari). Di Indonesia ditetapkan bahwa semua ibu hamil memerlukan
dosis 60 mg perhari. Tambahan besi sulfat dapat menyebabkan tinja berwana hitam
keabu-abuan. Beberapa wanita mengalami nausea, muntah dan bahkan diare atau
konstipasi. Untuk mengurangi gejala, tambahan besi harus dikonsumsi antar jam
18
(5) Zat seng (zinc)
Kadar seng ibu yang rendah dikaitkan dengan banyaknya komplikasi pada masa
prenatal dan periode intra partum. Jumlah seng yang direkomendasikan RDA selama
masa hamil ialah 15 mg sehari, dapat diperoleh dari daging, kerang, roti gandum utuh
atau sereal. Kelebihan suplemen seng dapat mengganggu metabolisme tembaga dan
besi.
(6) Kalsium
Metabolisme kalsium dalam tubuh ibu mengalami perubahan pada awal masa
kehamilan membuat simpanan kalsium dalam tubuh ibu meningkat yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pada trimester ketiga dan masa laktasi. Asupan kalsium
yang direkomendasikan adalah 1200 mg per hari dengan mengkonsumsi dua gelas
susu/125 g keju setiap hari. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
b) Seksual
Melakukan hubungan seks senyaman mungkin tidak menekan perut ibu selama
tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Riwayat abortus spontan atau abortus lebih
dari satu kali, ketuban pecah dini, perdarahan pada trimester III merupakan
sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan mengatasi kebosanan. Anjurkan agar
19
pasien mempelajari latihan Kegel untuk memperkuat otot-otot di sekitar organ
reproduksi dan meningkatkan tonus otot. Postur dan mekanika tubuh perlu
posisi jongkok. Mengangkat beban dengan memegang dekat ke tubuhnya dan jangan
sampai lebih tinggi dari dada. Untuk berdiri atau duduk satu kaki yang lain saat ia
Ibu hamil memerlukan istirahat paling sedikit 1 jam pada siang hari dengan
kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Istirahat sangat bermanfaat bagi ibu
hamil agar tetap kuat dan tidak mudah terkena penyakit. Ibu hamil sebaiknya tidur
dengan posisi miring ke kiri daripada miring kekanan atau terlentang agar tidak
mengganggu aliran darah di rahim. Dengan posisi demikian, rahim tidak menekan
vena kava dan aorta abdomalis. Untuk ibu hamil dengan oedema di kaki dianjurkan
tidur dalam posisi kaki tinggi dari pada kepala agar sirkulasi darah dari eksremitas
bawah beredar ke bagian tubuh atasnya. Tidur siang dilakukan kurang lebih selama 2
jam dan dilakukan lebih sering daripada sebelum hamil. Tidur malam pada ibu hamil
selama kurang lebih 8 jam, sebaiknya tidur lebih awal dan jangan tidur terlalu malam
neonatorum. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasinya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status TT ibu saat ini.
Ibu hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
20
Seseorang dikatakan status imunisasinya TT1 apabila telah mendapatkan
imunisasi DPT 1 saat bayi, dikatakan status imunisasinya TT2 apabila telah
mendapatkan imunisasi DPT 2 saat bayi, dikatakan status imunisasinya TT3 apabila
TT4 apabila telah mendapatkan imunisasi Td saat kelas 2 SD dan dikatakan status
f) Kebutuhan psikologi
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang
sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali
hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga
memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling
tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan fisik dan psikologis.
Tugas penting suami yaitu untuk memberikan perhatian dan membina hubungan baik
dengan istri, sehingga istri dapat mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya
kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil
21
seringkali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain di sekitarnya terutama
pada wanita yang pertama kali hamil. Keluarga harus menjadi bagian dalam
melalui kelas antenatal dan pasif memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
tentang keadaan yang ada di sekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu: Bapak,
tingkat global maupun pada tingkat nasional dan lokal. Pendampingan adalah
perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai dalam suka dan duka. Suami
adalah pria yang menjadi pasangan hidup resmi sepasang wanita atau isteri.
langsung sebagai pemandu persalinan, dimana yang terpenting adalah dukungan yang
proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi kenyamanan
bagi ibu bersalin. Peran pendampingan suami terhadap isteri terutama pada masa
empiris mengenai realitas sosial atas kepastian pelaksanaan peran dari aktor sosial
dan struktur sosial, realitas sosial atas tuntutan pemenuhan peran yang berkualitas,
22
realitas sosial atas manfaat signifikan yang diharapkan dapat dicapai dari peran bagi
struktur sosial, aktor sosial, sistem sosial serta perubahan (Limbong, 2021).
Kurang atau tidak berjalannya peran pendampingan suami terhadap isteri pada
bahwa kematian ibu masih banyak diakibatkan faktor resiko tidak langsung berupa
tanda bahaya, terlambat dirujuk, dan terlambat mendapat penanganan medis. Selain
masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender,
nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil
dan melahirkan. Hal ini sesuai pula dengan beberapa faktor penghambat secara socio-
medis yang disebutkan seperti beban pekerjaan atau ekonomi keluarga, persepsi,
suami dalam mempromosikan kesehatan ibu, dan meningkatkan peran aktif keluarga
dalam kehamilan dan persalinan. Suami melakukan peran aktif dalam mendukung ibu
menemaninya. Terdapat pengaruh antara dukungan suami terhadap perilaku ibu hamil
23
d. Penerapan Budaya Bali dalam Asuhan Kehamilan
Pada saat memberikan ANC pada ibu hamil kita sebagai bidan berhak untuk
mengajak ibu untuk menyadari bahwa kehamilan ini terjadi pasti karen keterlibatan
2) Pawongan
memberikan informasi yang lengkap dan akurat, sebagai bidan wajib mengakui gak
pasien untuk menentukan pilihan, tanpa melihat status umur, status pernikahan
ataupun karakteristik
tidak menyediakan plastic. Untuk menjaga energi ibu hamil tetap stabil kita bisa
melakukan grounding dan juga earthing. Serta menjaga lingkungan ibu hamil dimulai
1) Brain booster
dengan melakukan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak secara
24
mendukung program pemantauan masa kehamilan menjadi sebulan sekali selama
2) Yoga hamil
Yoga adalah suatu olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu ibu
hamil dalam melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama pada ibu
hamil trimester II dan III. Penelitian Sriasih, dkk (2020) yang menyatakan bahwa
prenatal yoga memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan nyeri punggung
ibu hamil trimester III. Gerakan relaksasi dalam prenatal yoga menyebabkan pikiran
dan otot tubuh menjadi lebih rileks, sehingga peredaran darah bekerja dengan baik
dalam tubuh akan menghambat ujung-ujung saraf nyeri, sehingga mencegah stimulus
nyeri untuk masuk ke medulla spinalis sehingga sampai ke kortek serebri dan
menurunkan nyeri punggung bawah pada ibu hamil, dilakukan dengan durasi 30-60
Herbal Therapy Compress Ball adalah berasal dari Thailand selama ratusan
tahun sebagai terapi tradisional (Baeha et al., 2018) . Herbal Therapy Compress Ball
Compress Ball dapat digunakan dengan cara dikukus selama 10–15 menit sebelum
digunakan untuk mengaktifkan konduksi panas serta meningkatkan aliran darah, anti
inflamasi efek dari bahan herbal, dan relaksasi efek minyak atsiri aromatik dari bahan
25
herbal. Kandungan Herbal Therapy Compress Ball bervariasi tergantung tersedianya
a) Music therapy
dapat digunakan oleh tubuh sebagai penghilang nyeri. Suharnah, Jama and Suhermi
b) Massase punggung
formatio retikularis, thalamus dan sistem limbik tubuh akan melepaskan endorfin.
kehamilan trimester ketiga dapat membantu ibu hamil merasa rileks dan mengurangi
nyeri punggung.
dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan
dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan
26
Tabel 2
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
I
2 kali Usia Kehamilan 0-12 minggu
II
1 kali Usia Kehamilan >12 minggu-
24 minggu
III
3 kali Usia Kehamilan >24 minggu
sampai dengan kelahiran
Sumber: Kemenkes, R.I. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. 2020
Kunjungan antenatal bisa lebih dari 6 (enam) kali sesuai kebutuhan dan
jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Jika kehamilan sudah
faktor risiko kehamilan atau penyakit penyerta pada ibu hamil termasuk
datang ke bidan, maka bidan tetap melakukan ANC sesuai standar, kemudian
27
Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai berikut (10T) :
menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau
kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20, yaitu pada trimester II dan III
berat badan hanya sedikit atau bahkan tidak naik. Rata-rata pertambahan BB
ibu antara usia kehamilan 0—10 minggu adalah sebesar 0,065 kg per minggu;
pada usia kehamilan 10—20 minggu 0,335 kg per minggu; pada usia
kehamilan 20-30 minggu 0,45 kg per minggu; dan pada usia 30—40 minggu
adalah 0,35 kg per minggu. Untuk ibu hamil yang tergolong kurus sebelum
untuk ibu hamil dengan BB sehat; dan 7—11,5 kg untuk ibu hamil yang
28
b. Ukur tekanan darah
dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria (Kemenkes, R.I., 2014).
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi
kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm.
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan,
fundus uteri dengan usia kehamilan, bidan harus melakukan kolaborasi atau
29
Tabel 3
Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan
letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada
akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit
30
f. Status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Wanita usia subur (WUS) termasuk calon pengantin dan ibu hamil wajib
selama kehamilan efektif untuk melindungi ibu dan janin terhadap penyakit
tetanus maternal pada ibu dan tetanus neonatorum pada bayi yang
maupun ingatan. Apabila data imunisasi tercatat pada buku imunisasi atau
di sekolah (BIAS) untuk ibu yang lahir pada dan setelah tahun 1977. Untuk ibu
yang lahir sebelum tahun 1977 langsung dimulai dengan pertanyaan imunisasi
saat catin dan hamil. Penentuan status Imunisasi T dilakukan dengan prinsip
R.I., 2020):
31
Tabel 4
Interval dan Masa Perlindungan Imunisasi Tetanus
Pada ibu hamil terjadi hemodilusi atau hydraemia, darah menjadi encer,
suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin berguna untuk
cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot.Setiap tablet
tambah darah mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet
tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh, kopi atau susu karena
akan menghambat penyerapan zat besi. Efek samping zat besi adalah
menimbulkan rasa maual, rasa enek, susah BAB, warna tinja menjadi hitam
(Tyastuti, 2016).
32
h. Tes laboratorium
hemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan
Hepatitis B,) malaria pada daerah endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai
indikasi seperti gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan
Asam (BTA), kusta, malaria daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk
hemoglobin dapat dilakukan pada Trimester I dan III (Kemenkes, R.I., 2015).
darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Ibu hamil
pemeriksaan, perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu hamil,
33
kesiapan mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas,
dan kejang, demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, muntah terus
menerus dan tidak mau makan, gerakan janin berkurang atau tidak bergerak
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/senam ibu hamil
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah
dengan ibu-ibu hamil yang lain dan melakukan diskusi bersama tentang
masalah yang dimiliki. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan
dengan menggunakan paket kelas ibu hamil seperti lembar balik, pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil dan pegangan fasilitator kelas ibu hamil
34
(Kemenkes RI, 2014).
dalam kelas ibu hamil dengan bertambahnya pengetahuan dan sikap ibu hamil
kelas ibu hamil terhadap pengetahuan tentang persiapan persalinan. Kelas ibu
kehamilan dan deteksi kehamilan resiko tinggi, hal tersebut terbukti dengan
hasil penelitian Aswita, Naningsi, dan yulita (2019) yang menyatakan bahwa
kelas ibu hamil meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang deteksi dini
kehamilan, meningkatkan sikap ibu hamil tentang deteksi dini kehamilan, serta
minggu.
Anjuran senam hamil ditujukan pada ibu hamil dengan kondisi normal
atau tidak terdapat keadaan-keadaan yang berisiko baik bagi ibu maupun bagi
35
janin, misalnya perdarahan, preeklamsia berat, penyakit jantung, kelainan
letak, panggul sempit, dan lain-lain. Senam hamil dapat memberi kebugaran
bagi ibu bersalin saat menjalani proses persalinan sehingga ibu bersalin yang
melakukan senam hamil dapat mengendalikan tenaga atau power pada saat
jalan lahir atau passage menjadi lentur dan akan memudahkan bayi atau
ibu dari rasa kelelahan, asupan oksigen tercukupi, ibu lebih rileks menghadapi
(2018) menyatakan ibu hamil yang rutin melakukan senam hamil sebagian
perinium.
D. Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu dan janin (Dwi dkk, 2012
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan (37-42 minggu), atau hampir cukup bulan
36
di susul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu atau persalinan
adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang variabel melalui jalan lahir biasa
1) Timbulnya his
melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan, teratur, makin lama
makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan
bertambah kuat, dan mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis servikalis lepas, kapiler
pembuluh darah pecah, yang menjadikan darah sedikit (Nursiah, 2014 dalam Warsa,
2022).
Lendir dari canalis servikalis keluar di sertai dengan sedikit darah. Perdarahan
yang sedikit ini disebabnya karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen
bawah rahim hingga beberapa kapiler terputus (Dewi, 2013 dalam Handayani, 2022).
4).Pengeluaran cairan
Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar
ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang ketuban pecah pada
37
pembukaan kecil, hal ini di sebut dengan ketuban pecah dini (Dewi, 2013 dalam
Handayani, 2022).
1) Power (tenaga/kekuatan)
dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
dominial, terkordinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter karena berada
b) Tenaga mengedan
sebagaian presentasi sudah berada di dasar panggul, sifat kontraksinya berubah, yakni
bersifat mendorong keluar dibantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha
volunteer.
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal
38
3) Passenger (janin, plasenta, dan air ketuban)
a) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberaapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin
b) Plasenta
Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di anggab sebagai bagian dari
c) Air ketuban
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet
tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan
mencegah ruptur atau robekan. Penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah
satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga saat terjadinya dilatasi serviks
atau pelebaran muara dan saluran serviks yang terjadi di awal persalinan, dapat juga
karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas, “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anak.
39
5) Pysician (penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan, yang mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin (Widia, 2015
dalam Meha, 2022). Tidak hanya aspek tindakan yang di berikan, tetapi aspek
konseling dan meberikan informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin utuk
mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga (Nursiah, 2014 dalam Warsa, 2022).
karena dapat mempengaruhi psikologis ibu. Kondisi psikologis yang nyaman, rileks
dan tenang dapat terbentuk melalui dukungan kasih sayang keluarga. Bentuk
dukungan bisa berupa support mental, berbagi pengalaman saat menjalani proses
persalinan, atau hal-hal positif lain, sehingga berpengaruh pada kekuatan ibu saat
melahirkan bayinya. Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberikan efek
pada ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang yang menyebabkan sel-sel
kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Zulfita et al.,
2021).
nyaman serta memberi penguatan pada saat proses persalinan. Dukungan fisik yang
dapat diberikan dapat berupa kontak mata, memegang tangan, dan menggosok
punggung. Bentuk dukungan lain yang dapat diberikan suami adalah advokasi yaitu
40
kemajuan persalinan. Dukungan fisik erat kaitannya dengan tindakan yang dapat
mengatur nafas, membantu merubah posisi, menemani ibu berjalan-jalan ringan atau
(Ratnanengsih, 2021).
kesiapan ibu hamil dalam proses persalinan bahkan juga memicu produksi ASI.
Suami sebagai orang yang paling dekat dianggap paling tahu kebutuhan istri. Suami
menemani ibu bersalin, siapa yang menjaga keluarganya yang lain) dan membuat
rencana siapa pembuat keputusan utama jika terjadi kegawatdaruratan dan siapa
pembuat keputusan bila pembuat keputusan utama tidak ada. Suami dapat
memberikan efek positif baik secara psikologi ataupun fisiologi terhadap ibu dan
janin. Dampak negatif bagi ibu hamil yang kurang mendapatkan perhatian dari suami
akan mengalami proses persalinan yang lebih panjang, tindakan medis yang
dilakukan akan lebih banyak karena psikologis ibu menurun. Dalam lingkup
psikologis menurun yang dimaksud karena ibu merasa tidak percaya diri, sehingga
41
menimbulkan kekhawatiran berlebih yang mengganggu proses persalinan (Slamet
1) Kala I (pembukaan)
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Lima benang merah tersebut antara
lain membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan
infeksi, pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan (JNPK-KR 2017
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan fisik
42
melakukan pengurangan rasa nyeri dengan teknik pernafasan dalam, melakukan
dengan cara keluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur (JNPK-KR
d) Pencegahan infeksi
satu individu ke individu lainnya (baik dari ibu, bayi baru lahir dan para penolong
persalinan) sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. Tindakan yang dapat
dilakukan seperti cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung
lainnya, menggunakan teknik asepsis atau aseptik, memproses alat bekas pakai,
menangani peralatan tajam dengan aman dan menjaga kebersihan dan sanitasi
kebersihan alat genetalia ibu (JNPK-KR 2017 dalam Direktorat Kesehatan Keluarga,
2020).
e) Pencatatan (dokumentasi)
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
Proses-proses fisiologis yang akan terjadi dari adanya gejala dan tanda kala II
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Penolong persalinan, selain diharapkan mampu
43
berbagai penyulit, mengenali gangguan atau komplikasi sejak tahap yang paling dini
dan menatalaksanaan atau merujuk ibu bersalin secara adekuat sesuai dengan lima
aspek benang merah dalam persalinan (JNPK-KR 2017 dalam Direktorat Kesehatan
Keluarga, 2020).
Asuhan sayang ibu dan sayang bayi diterapkan dalam proses persalinan dan
langkah APN, menganjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan seperti membantu
ibu berganti posisi, memfasilitasi kebutuhan nutrisi dan cairan serta memberikan
Kondisi ibu, bayi dan kemajuan persalinan harus selalu dipantau secara berkala
dan ketat selama berlangsungnya kala II persalinan. Adapun hal yang dipantau
diantaranya nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama kontraksi selama 30 menit,
DJJ setiap 5-10 menit, penurunan kepala bayi, warna cairan ketuban jika selaput
44
ketuban sudah pecah, menentukan adanya presentasi majemuk atau tali pusat di
samping atau terkemuka, putaran paksi luar segera setelah bayi lahir, kehamilan
kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir serta catatkan semua
3) Kala III
Asuhan dalam Kala III menurut JNPK-KR (2017) dalam Direktorat Kesehatan
fundus, tali pusat memanjang dan menjulur melalui vulva serta adanya semburan
Tindakan ini dilakukan untuk menilai adanya atonia uteri dalam 15 detik
4) Kala IV
45
Asuhan dan pemantauan pada kala IV diantaranya:
pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik menurun lebih dari 10
mmHg dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml.
Bilan ibu mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari
menyebabkan perdarahan dari laserasi atau robekan perinium dan vagina. Derajat
Satu meliputi robekan pada mukosa vagina, komisura posterior serta kulit
perinium. Robekan derajat dua meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perinium serta otot perinium. Robekan derajat tiga meliputi laserasi derajat dua
hingga otot sfingter ani. Dan terakhir robekan derajat empat hingga dinding depan
46
Mengingatkan ibu spirit yang dimiliki dalam proses persalinan merupakan hal
yang paling penting karena proses persalinan adalah perjalanan spiritual, sehingga
2) Pawongan
atau keluara untuk melakukan pijat punggung bawah pada ibu yang dimana
Untuk menjaga energi ibu bersalin tetap stabil kita bisa melakukan grounding
dan juga earthing. Salah satunya adalah penggunaan aroma terapi lavender untuk
47
alami yang diproduksi oleh tubuh manusia, maka endorfin adalah penghilang rasa
sakit yang terbaik. Peningkatan kadar hormone endorfin di dalam tubuh akan
2) Aromaterapi
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan dan mencegah ruptur perineum.
merupakan salah satu cara metode non-farmakologis yang mudah dan praktis
3) Massage punggung
Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan
menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal
48
yang terjadi karena pijat merangsang tubuh melepas senyawa endorfin juga dapat
menciptakan perasaan nyaman dan enak. Umumnya, ada dua teknik pemijatan
panjang atau tidak putus-putus. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan
kuat dengan cara menggosokan lembut dengan kedua telapak tangan dan jari pada
punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk
selama 30 menit dengan frekuensi 40 kali gosokan permenit, tetapi usahakan ujung
jari tidak lepas dari permukaan kulit (Herinawati, Hindriati and Novilda, 2019).
a. Definisi
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti dalam keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa
selama persalinan dan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu –
minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil
49
1) Periode immediate post partum
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering
Pada fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak
ada pendarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
50
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari
51
c. Kebijakan nasional masa nifas
Sesuai dengan pedoman bagi ibu hamil, nifas dan bayi baru lahir selama social
1) Kunjungan nifas pertama (KF 1): masa enam jam sampai dua hari setelah
pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar melalui
pemberian dua kapsul vitamin A, minum tablet penambah darah setiap hari,
pelayanan KB pascasalin.
2) Kunjungan nifas kedua (KF 2): hari ketiga sampai dengan tujuh hari setelah
pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar melalui
vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, minum
3) Kunjungan nifas ketiga (KF 3): pada periode delapan hari sampai dengan dua
52
Kunjungan nifas keempat (KF 4): pada periode dua puluh sembilan sampai dengan
53
.
uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari
meraba tinggi fundus uteri. Perubahan tinggi fundus uteri yaitu : Pada saat bayi
2) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan
3) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis dengan berat 350
gram
54
4) Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil tidak teraba) dengan berat
(b) Lokhea
mengandung darah dan sisa jngan desidua yang nekrotik di dalam uterus.
berkembang lebih cepat pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokhea berbau amis atau anyir dengan volumeyang berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea
keluarmya:
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan
55
sisa-sisa plasenta,dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan
mekonium.
atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
setviks, dan serabut jngan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama
2-6 minggu post partum. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau
busuk yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak
56
2) Sistem pencernaan
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang
mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak
berhasil dalam 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau
glyserin spuit atau diberikan obat yang lain (Zubaidah et al., 2021).
3) Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
Setelah melahirkan ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk
57
payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak
terisi darah sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel acini
payudara ke duktus yang terdapat pada putting. Ketika ASI dialirkan karena
isapan bayi atau dengan pompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan
ASI lebih banyak. Reflex ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama
4) Sistem endokrin
a) Oksitosin
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap tiga
bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan
sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus
2021).
58
b) Prolaktin
yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada
rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak
minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40%
minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk
wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi (Sulastri, 2020).
5) Sistem perkemihan
59
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu
bulan setelah wanita melahirkan. Ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
6) Sistem muskuloskeletal
wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot - otot recti abdominis sehingga
sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia
tipis dan kulit. Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak
bulan yang dinamakan striae. Striae pada dinding abdomen tidak dapat
60
e. Perubahan psikologis masa nifas.
1) Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif
2) Taking hold
Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum ibu menjadi orang tua yang
sukses dengan tanggung jawab terhadap bayinya. Pada masa ini ibu agak
3) Letting go
Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang ke rumah, pada ibu yang
bersalin di klinik dan sangat berpengaruh pada waktu dan perhatian yang
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini Berbagai
perubahan yang tejadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan
61
kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori
bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan
Sedangkan Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme
tubuh, minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.
Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan sampai 40 hari postpartum,
2) Ambulasi dini
Ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini beresiko mengalami involusi uteri
abnormal sebanyak 13,2 kali dibanding ibu yang melakukan mobilisasi dini.
62
melakukan mobilisasi dini karena mempunyai pengaruh yang baik terhadap
Oleh sebab itu sangat penting pula diperhatikan pengawasan terhadap tinggi
fundus uteri. Melakukan aktivitas fisik akan memberi pangaruh yang baik
memulihkan kesehatan. Pada seorang wanita pasca salin biasa ditemui adanya
proses pengecilan rahin atau involusi uteri. Di samping itu involusi uteri juga
2021).
3) Eliminasi
Ibu harus sudah buang air kecil dalam 6 jam pertama post partum, karena
semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan
63
sudah harus dapat buang air besar dalam 24 jam, karena semakin lama feses
tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya untuk buang air besar
secara lancar karena feses yang tertahan dalam usus semakin lama akan
mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses akan selalu terserap
4) Personal hygiene
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan
cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari Bagian-bagian paling utama di
bersihkan adalah putting susu dan daerah payudara (Fitriani and Wahyuni,
2021).
64
Menganjurkan ibu merawat perineum atau alat genetalianya dengan baik
perineum dari arah depan kearah belakang. Sarankan ibu untuk mengganti
pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari, kain dapat digunakan
ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau
disetrika. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang
6) Istirahat
Setelah melahirkan ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari anjurkan ibu untuk mencegah kelelahan yang berlebihan (Fitriani and
Wahyuni, 2021).
7) Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jamya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang hubungan seksual sampai
masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran (Fitriani
8) Keluarga berencana
65
Pasangan harus menunggu setidaknya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaiman mereka ingin
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan atara sel telur yang
Sebagai bidan wajib menyadari ibu menyusui, bahwa ASI yang keuar dari
payudara merupakan minuman bayi yang paling sempurna yang diciptakan oleh
2) Pawongan
atau keluara untuk melakukan pijat oksitosin pada ibu yang dimana tujuannya
Untuk menjaga energi ibu nifas tetap stabil kita bisa melakukan grounding dan
juga earthing. Salah satunya adalah penggunaan aroma terapi lavender untuk
66
h. Evidance based practice asuhan kebidanan nifas
1) Senam kegel
penurunan uterus. Senam ini otot pubococcygeus yang merupakan otot utama
yang diberikan senam kegel mengalami proses involusio uterus yang baik
67
proses involusio uterus yang buruk (71%) dan terdapat pengaruh senam kegel
Berdasarkan hasil penelitian, senam kegel memiliki efek yang signifikan untuk
2022).
2) Pijat oksitosin
Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan pada area punggung dari tulang
servix ke tulang rusuk kelima sampai dengan keenam pada kedua sisi menuju
ke scapula yang dapat merangsang kerja saraf parasimpatik. Saraf ini akan
menstimulasi kontraksi sel otot polos yang mengelilingi duktus laktiferus dari
68
kelenjar mamae yang menyebabkan aliran ASI dari kelenjar mamae.
oksitosin dengan peningkatan produksi ASI. Pijat oksitosin dapat membuat ibu
seperti keadaan sebelum hamil. Proses involusi dapat berlansung dengan baik
apabila kontraksi uterus baik. Pijat oksitosin merupakan salah satu tindakan
involusi dapat berlangsung cepat dan baik.. Oksitosin merupakan hormone yang
Burhanuddin, 2019).
F. Bayi 0 – 42 Hari
69
1) Pengertian bayi baru lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram
(Armini, Sriasih, dan Marhaeni, 2017). Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dari usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat
badan lahirnya 2500 gram sampai dengan 4000 gram, lahir langsung menangis,
dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Abarca, 2021).
2) Periode transisi
masing periode memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Beberapa saat dan
beberapa jam awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan keadaan
yang paling dinamis. Pada saat kelahiran, bayi berubah dari keadaan
periode ini, detak jantung cepat dan pulsasi tali pusar jelas. Warna kulit terlihat
sementara sianosis. Selama periode ini mata bayi membuka dan bayi
70
seketika setelah persalinan dan suara usus pada umumnya terdengar setelah usia
pernafasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur, suara usus muncul
tapi berkurang. Jika mungkin, bayi tidak diganggu untuk pengujian utama dan
memulihkan diri dari proses persalinan dan periode transisi ke kehidupan luar
labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
71
3) Adaptasi fisiologis
oleh tenaga kesehatan.Saat lahir, bayi harus beradaptasi dengan keadaan yang
oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar
rahim. Kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga homeostasis.
a) Sistem Pernafasan
mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
(1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik)
(3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus
(stimulasi sensorik)
72
(4) Reflek deflasi hering breur
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain adanya surfaktan yang menarik napas dan mengeluarkan napas
dalamnya belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps
b) Sistem kardiovaskuler
arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan menurun, sehingga
tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang
pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun
dan tekanan dalam aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia, duktur
arteriosis berobliterasi ini terjadi pada hari pertama (Armini, Sriasih, dan
Marhaeni, 2017)
73
c) Sistem termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut:
ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera
dikeringkan.
(2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkkan di atas meja, timbangan
74
(3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan
udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan
tempat bersalin.
(4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh
75
d) Sistem gastrointestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat
lahir. Kemampuan menelan dan mencerna selain susu bayi baru lahir cukup
bulan masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam, itulah sebabmya
bayi memerlukan ASI sesering mungkin. Pada saat makanan masuk kelambung
sering diikuti dengan refleks pengosongan lambung. Bayi yang diberi ASI
dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang
diberi minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
e) Sistem imun
Pada masa neoantus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang
dan lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga
76
fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada BBL hanya terdapat
gama globulin G sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena
berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta,
reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi
f) Hati
yaitu kenaikan kada protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel
Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifkasi hati
pada neonatus juga belum sempurna (Armini, Sriasih, dan Marhaeni, 2017).
Segera setelah lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di
dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontrak
77
kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih. Bahkan sampai bayi dapat
menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan
diselimuti.
b) Pencegahan infeksi
c) Menjaga kehangatan
Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh, sehingga akan
mudah mengalami hipotermi, maka dari itu perlu dijaga kehangatannya. Bayi
baru lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu
evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi. Rentangan suhu normal pada bayi
yaitu suhu kulit 36-36,5°C, suhu rektal 36,5-37,5°C dan suhu axila 0,5-1°C
Perawatan tali pusat yang benar sampai tali pusat terlepas dalam
yang paling penting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat
78
e) Profilaksis salep mata
Pemberian salep mata pada bayi dalam waktu 1 jam setelah kelahiran
bertujuan untuk pencegahan infeksi akibat gonore dan klamidia. Salep mata
tetrasiklin 1% diberikan pada kedua mata dalam satu garis lurus mulai dari
bagian mata yang dekat hidung bayi menuju ke luar mata (JNPK-KR, 2017
f) Pemberian vitamin K
pada otak bayi baru lahir, akibat defisiensi vitamin K yang diberikan dengan
Dini (IMD) atau dalam 1 jam pertama kelahiran. Untuk bayi yang beratnya
kurang dari 1500 gram dosisnya 0,5 mg dan bayi yang beratnya lebih dari
79
Semua bayi harus mendapatkan imunisasi HB-0 segera setelah lahir
lebih baik dalam kurun waktu 24 jam setelah lahir. Imunisasi HB-0 diberikan
Indonesia 2020).
b. Neonatus
1) Definisi
Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0 - 7
hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7–28 hari (Widiastini, 2018).
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim maupun di luar rahim
80
Kementerian Kesehatan RI (2020) pada pedoman bagi ibu hamil, nifas
dan bayi baru lahir selama social distancing menyebutkan pelayanan neonatal
esensial atau kunjungan neonatal tetap dilakukan sesuai jadwal dengan upaya
pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu atau keluarga dengan
a) Kunjungan neonatal pertama (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
setelah lahir, asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan bayi, berikan
sampai dengan hari ke 7 setelah lahir. Asuhan yang diberikan yaitu menjaga
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. Asuhan yang diberikan kepada bayi
adalah memeriksa tanda bahaya dan gejala sakit, menjaga kehangatan tubuh
a) Asuh
(1) Nutrisi
81
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum/ makan ASI eksklusif.
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung
zat gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan
(a) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam
(b) Colostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang karena untuk menambah
(c) Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand), siang atau malam yang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena
perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini
mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan
lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.Hal ini sesuai
tambahan pemberian cairan (seperti : air putih, madu, susu formula, dan
sebagainya) atau makanan lainnya (seperti : buah, biskuit, bubur susu, bubur
82
(2) Eliminasi
Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari. Semakin banyak cairan yang masuk
maka semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman.
Pada hari ke 3–5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. 4–6 hari
kotoran bayi yang biasanya minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat
ASI kotorannya kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol,
(3) Tidur
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi
baru lahir mempergunakan sebagian besar dari waktunya untuk tidur. Neonatus
sampai usia 3 bulan rata–rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umunya, bayi
mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang
hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur
Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang
tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai wharton’s jelly,
yang ditutup oleh satu lapisan membran mukosa (kelanjutan dari amnion).
menghilangkan produk sisa secara terus menerus melalui tali pusat. Setelah
lahir, tali pusat mengering dengan cepat mengeras dan berubah warna menjadi
83
hitam (suatu proses yang disebut gangreng kering). Proses ini dibantu oleh
beresiko infeksi sampai tali pusat terpisah. Sebagai akibat, berasal dari kontak
langsung dari ibu masuk melalui kontak kulit ke bayi. Bakteri yang berbahaya
dapat disebarkan melalui hiegien yang buruk, teknik mencuci tangan yang tidak
baik dapat menyebabkan infeksi. Dapat pula terjadi tali pusat yang basah atau
lengket, tetapi hal ini masih juga merupakan proses fisiologis yang normal.
Pemisahan tali pusat seharusnya dalam 5-15 hari, meskipun bisa berlangsung
lebih lama. Alasan utama terjadinya pelepasan tali pusat yang lebih lama adalah
tentang cara terbaik perawatan tali pusat. Telah dilaksakan beberapa uji klinis
pada tali pusat bila dibiarkan terbuka dan tidak melakukan apapun selain
membersihkan luka tersebut dengan air bersih. Untuk diwaspadai bagi negara
yang beriklim tropis, penggunaan alkohol yang popular dan terbukti efektif di
tidak ditutup dan hanya dibersihkan setiap hari dengan menggunakan air bersih,
merupakan cara paling cost effective untuk perawatan tali pusat. Bidan
sebaiknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada sekitar tali
84
meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi
untuk dinasehati pada ibu, agar tidak membubuhi apapun dan hendaknya tali
Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi. Asih merupakan ikatan yang serasi
dan selaras antara ibu dan anak yang diperlukan pada tahun pertama kehidupan
mengasihi untuk memberikan rasa aman kepada anak. Lebih kepada ikatan
emosional yang terjadi antara anak dan orang tua. Kadang selalu bertindak
selaku teman dan kadang juga orang tua yang protektif. Kelembutan dan kasih
sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak sehingga mereka tidak segan
stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan,
85
dan juga setelah lahir dengan cara menyusui anak sedini mungkin. Asah
merupakan proses pembelajaran bagi anak, agar anak tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang cerdas ceria dan berakhlak mulia, maka periode yang
(window of opportunity) dan masa krisis (critical period) yang mungkin tidak
Pelayanan kesehatan pada bayi ditunjukan pada bayi usia 29 hari sampai
(dokter,bidan dan perawat) minimal empat kali, yaitu pada usia 29 hari- 2
bulan, usia 3-5 bulan, usia 6-8 bulan dan usia 9-12 bulan sesuai standar di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan ini terdiri dari
86
penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, polio
1-4 dan campak), Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi,
Sering memeluk dan menimang bayi dengan kasih sayang, gantung benda
berwarna cerah, tatap mata bayi dan ajak berbicara, perdengarkan musik. Pada
c. Evidance based practice asuhan kebidanan bayi baru lahir, neoantus dan
bayi
Inisiasi menyusui dini adalah langkah penting untuk memudahkan bayi dalam
memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan pada dada atau perut
sang ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan
menyusu. ASI berperan penting sebagai sumber makanan utama dan membantu
berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan
87
Hasil penelitian yang dilakukan Devriany, dkk (2018) yaitu rata-rata perubahan
ukuran panjang badan bayi neonatus yang mendapatkan ASI eksklusif dan ASI
non-eksklusif pada akhirnya sama (3,00 cm) selama 0-28 hari antara kelompok
bayi neonatus yang diberikan ASI eksklusif dan ASI non eks- klusif, tetapi pada
badannya lebih cepat meningkat yaitu pada hari ke-14 (3,00 cm), sedangkan
perubahan panjang badan bayi neonatus yang diberikan ASI non eksklusif
perubahan panjang badannya terlambat yaitu pada hari ke-28 (3,00 cm).
Inisiasi menyusui dini (IMD) yang tidak dilakukan pada hari pertama kelahiran
menunjukan adanya peningkatan risiko kematian bayi baru lahir empat kali
lipat lebih tinggi karena adanya indikasi pemberian susu formula dengan dosis
yang tidak tepat. Apabila bayi yang berisiko tinggi kematian (tidak sehat pada
diberikan dengan dosis yang susah ditentukn oleh dokter atau ahli gizi.
Terapi musik dapat membantu pertumbuhan yang lebih baik pada bayi, dimana
lagu yang tenang selama kurang lebih 40 menit perhari didapatkan kenaikan
Terapi musik klasik Mozart memiliki irama, melodi, frekuensi tinggi yang
88
ACTH sehingga terjadi peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan
selain diberikan terapi musik klasik Mozart juga dapat dipengaruhi oleh
karena terapi musik klasik Mozart dapat memberikan perasaan tenang kepada
3) Pijat bayi
neurodevelopment outcome at two years corrected age for very low birth
akan terjadi rangsangan pada nervus vagus yang akan merangsang hormone
penyerapan pada insulin dan gastrin. Insulin berperan dalam proses metabolism
disimpan dalam hati, lemak dan otot. Salah satu fungsi glikogen adalah
menghasilkan ATP yang cukup sehingga bayi akan lebih aktif beraktifitas
4) Menjemur bayi
Ikterus merupakan salah satu penyebab kematian neonatus. Faktor– faktor yang
89
Salah satu terapinya adalah dengan terapi sinar matahari. Terapi sinar matahari
selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam
07.00 sampai 09.00 pagi. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung
G. Kerangka Pikir
asuhan kebidanan bayi baru lahir. Penulis berencana memberikan asuhan secara
kehamilan trimester II sampai masa nifas terjadi hal yang patologi makan akan
Masa Kehamilan
90 sampai 42 hari
Ibu dan bayi sehat
Kolaborasi dan
Patologis
rujukan
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil ,Bersalin,
Nifas dan Menyusui serta Bayi Baru Lahir
91
BAB III
dilakukan kepada ibu “SP” dan Tn “GS” setelah mendapatkan persetujuan untuk
dilakukan asuhan dari masa kehamilan trimester II sampai 42 hari masa nifas.
Sebelum melakukan asuhan terlebih dahulu melakukan informed consent kepada ibu
“SP” dan Data yang diambil berupa data primer yang didapatkan dari wawancara
pada ibu ‘SP’ dan data sekunder yang didapatkan dari dokumentasi hasil
Data Subjektif (Dikaji pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 10.00 WITA)
Identitas Ibu Suami
Nama Ibu ‘SP’ Tn. ‘ GS’
Umur 25 tahun 26 tahun
Suku Bangsa Bali, Indonesia Bali, Indonesia
Agama Hindu Hindu
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Tidak Bekerja Helmer
Penghasilan Rp. 2.000.000
Alamat Br. Bingin, Ds Kusamba, Kecamatan Dawan,
Kabupaten Klungkung
No. Hp 082145550xxx
3. Riwayat Menstruasi
Ibu menarch pada umur 14 tahun, siklus haid teratur 29-30 hari, jumlah darah
saat menstruasi yaitu 3-4 kali ganti pembalut dalam sehari, lama haid 6-7 hari, saat
52
haid ibu tidak mengalami keluhan. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 13 April
4. Riwayat Pernikahan
Ini merupakan kehamilan yang pertama. Keluhan yang pernah pada trimester
I yaitu mual dan muntah di pagi hari. Ikhtisar pemeriksaan sebelumnya, ibu
dokter kandungan. Gerakan janin belum dirasakan. Ibu riwayat mengkonsumsi asam
folat 1x400 mcg sebanyak 30 tablet. Status imunisasi ibu T5. Ibu tidak memiliki
79
Tabel 5
Riwayat Hasil Pemeriksaan Ibu ‘SP’
8. Riwayat Kontrasepsi
80
Selama ini ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
seksual (PMS). Ibu tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti cervisitis
cronis, endrometriosis, myoma, benjolan pada leher rahim atau polip serviks, kanker
kanker, asma, DM, penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil kembar, TBC, PMS,
a. Data Biologis
istirahat. Pola makan ibu selama kehamilan yaitu ibu makan 4 kali dalam sehari.
Menu makanan bervariasi setiap hari, ibu makan dengan porsi sedang. Ibu tidak
memiliki pantangan terhadap makanan dan tidak memiliki alergi terhadap makanan.
Pola minum ibu dalam sehari adalah ibu minum air putih sebanyak ± 8 gelas/hari.
Pola eliminasi ibu selama sehari antara lain: buang air kecil (BAK) ± 5 - 6 kali/hari
dengan warna kuning jernih, buang air besar (BAB) 1 kali/hari karakteristik lembek
dan warna kuning kecoklatan. Pola istirahat ibu selama hamil yaitu tidur malam 6-7
jam tidur siang selama 1 jam. Pola aktivitas ibu selama hamil yaitu melakukan
81
pekerjaan rumah tangga ringan. Ibu mengatakan belum berani melakukan hubungan
seksual .
Ibu mengatakan tidak pernah diurut dukun, ibu tidak pernah minum obat
tanpa resep dokter, tidak pernah minum-minuman keras, dan tidak pernah minum
c. Data Psikososial
d. Data Spiritual
e. Perencanaan Persalinan
ditolong oleh Bidan, ibu dan suami sudah menyiapkan transportasi ke tempat
pengambil keputusan utama dalam persalinan yaitu ibu dan suami, pengambil
keputusan lain jika pengambil keputusan utama berhalangan yaitu mertua, dana
persalinan menggunakan dana pribadi/ BPJS, calon donor yaitu kakak kandung, RS
f. Pengetahuan
82
Pengetahuan ibu “SP” yaitu ibu sudah mengetahui perawatan sehari – hari
selama kehamilan, pola nutrisi pada ibu hamil, pola istirahat pada ibu hamil,
mengetahui tanda bahaya kehamilan, kehamilan dengan resiko tinggi, masalah lain
Ibu sudah vaksinasi sebanyak 3x dimana vaksinasi yang terakhir pada tanggal 13
Maret 2022 di UPTD Puskesmas Dawan I dengan jenis vaksinnya Astra Zeneca.
1. Pemeriksaan Umum
c. GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6
Lila: 24 cm
20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
83
a. Kepala
pengeluaran
pengeluaran, bersih
10) Perut
11) Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada kelainan,
12) Ekstremitas bawah : Tungkai simetris, tidak ada oedema, reflek patella
3. Pemeriksaan khusus
84
1) Genetalia : Tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan pada
bersih
4. Pemeriksaan penunjang
ditegakkan diagnosis yaitu ibu “SP” umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan
Masalah :
C. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
dengan persalinan sebelumnya dekat (<2 tahun) bahwa kehamilan resiko tinggi dapat
menyebabkan masalah pada ibu dan janin seperti kehamilan prematur, gawat janin,
keracunan dalam kehamilan, dan perdarahan. Sehingga ibu perlu kontrol rutin. Ibu
85
3. Memberikan KIE mengenai keluarga berencana. Ibu berencana memiliki 3 anak
air atau perdarahan dari jalan lahir, bengkak pada wajah, tangan, kaki, rasa pusing
yang teramat sangat/ nyeri kepala, nyeri ulu hati ibu bisa menyebutkan kembali dan
seperti demam menggigil, dan berkeringat, terasa sakit saat kencing atau keputihan
yang gatal, batuk lama lebih dari 2 minggu, jantung berdebar atau nyeri dada, diare
berulang, dan sulit tidur/cemas berlebihan. Ibu dan suami paham dan dapat
menyebutkan kembali serta akan datang jika mengalami salah satu masalah
hamil. Ibu bisa makan 3 kali dalam sehari dengan porsi sedang. Menu makanan
yang bervariasi: nasi, daging, kacang kacangan, sayur mayur. Ibu bisa konsumsi
buah oleh karena status gizi ibu dalam kategori lebih maka sebaiknya berat badan ibu
meningkat 0,3 kg/minggu selama kehamilan. Ibu akan mengikuti saran yang akan
diberikan.
tablet), dan menjelaskan manfaat vitamin. ibu paham cara konsumsi vitamin.
menggunakan masker bila keluar dari rumah, rutin mencuci tangan dan menghindari
kerumunan Ibu bersedia melakukannya dan selama ini ibu selalu mematuhi protokol
kesehatan
86
8. Melakukan kesepakatan kunjungan ulang tanggal 06 September 2022 atau
D. Jadwal Kegiatan
Dalam laporan kasus ini, penulis telah melakukan beberapa kegiatan yang
dimulai dari bulan Agustus 2022 sampai bulan Pebruari 2023 yang dimulai dari
setelah disetujui penulis memberikan asuhan kepada ibu “SP” dari umur
Tabel 6
Jadwal Kegiatan Asuhan dan Kunjungan yang diberikan pada ibu
‘SP’ dari Usia Kehamilan 16 Minggu 3 Hari sampai 42 Hari Masa
Nifas
87
No Waktu Kunjungan Implementasi Asuhan
1 2 3
kehamilan
5. Memberitahu pentingnya tes
laboratorium saat kehamilan dan
menjelaskan tentang Triple eliminasi
6. Pemberian suplemen sesuai umur
kehamilan
7. Menyepakati jadwal kunjungan
berikutnya
88
No Waktu Kunjungan Implementasi Asuhan
1 2 3
Januari 2023 persalinan dan persiapan persalinan
2. Memastikan ibu sudah menentukan
KB
3. Memastikan kelengkapan persalinan
yang diperlukan ibu seperti
kendaraan, kelengkapan administrasi
dan pakaian bersih untuk ibu dan
bayi
4. Memberikan KIE pemenuhan nutrisi
dan pola istirahat menjelang
persalinan
89
No Waktu Kunjungan Implementasi Asuhan
1 2 3
3 Masa nifas dan neonatus 1. Memantau pemeriksaan tanda vital
KF 1 dan KN 1 ibu dan bayi dan trias nifas
20 Januari 2023 2. Membimbing ibu dalam melakukan
senam kegel dan mobilisasi dini
3. Membantu dan mengajarkan ibu
teknik dan posisi menyusui bayinya
yang benar
4. KIE ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif secara on demand
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang
cukup selama masa nifas dan
memberitahu keluarga untuk
membantu merawat bayi
6. Memberikan KIE tanda bahaya masa
nifas
7. Memberikan KIE cara perawatan
luka perineum
8. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi
sehari-hari meliputi cara perawatan
tali pusat, cara memandikan bayi,
rutin menjemur bayi dan tanda
bahaya neonatus.
9. Asuhan komplementer pijat oksitosin
untuk meningkatkan produksi ASI
dan senam Kegel untuk membantu
penyembuhan luka perineum.
90
No Waktu Kunjungan Implementasi Asuhan
1 2 3
27 Januari 2023 bayi dan trias nifas
2. Melakukan pemantauan trias nifas
3. Memberikan KIE cara dan manfaat
pijat bayi
4. Memastikan kembali perawatan bayi
sehari-hari sudah dilakukan dengan
baik
5. Mengingatkan kembali ibu
memberikan ASI Eksklusif secara on
demand
6. Pemberian imunisasi BCG dan Polio
1
7. Memantau adanya tanda bahaya
neonatus
91
No Waktu Kunjungan Implementasi Asuhan
1 2 3
neonatus
8. Mengingatkan ibu untuk melakukan
penimbangan berat badan rutin di
posyandu terdekat
9. Memberikan KIE cara melakukan
stimulasi pada bayi
92
BAB IV
A. Hasil
Penulis melakukan pendekatan kepada ibu “SP” dan suami untuk dijadikan
responden kasus laporan tugas akhir. Setelah ibu “SP” dan suami menyetujui
sampai 42 hari masa nifas, melalui pemberian asuhan saat ibu memeriksakan
90
kehamilannya di Puskesmas dan PMB, membantu pada proses persalinan,
kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan
diuraikan asuhan kebidanan pada ibu “SP” dari usia kehamilan 16 minggu 3
Tabel 7
Catatan Perkembangan Ibu ‘SP’ Beserta Janinnya yang Menerima
Asuhan Kebidanan Selama Kehamilan Secara Komprehensif
96
UK 17W5D, TP 21 Januari 2023
Minggu Janin T/H Intrauterine
A : G1P0A0 UK 20 Minggu 2 Hari Janin
T/H Intrauterine
Masalah: Ibu belum mengetahui
mengenai hal-hal yang tidak boleh
dilakukan selama hamil
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham dan terlihat senang
2. Memberikan KIE mengenai hal-hal
yang tidak boleh dilakukan selama
kehamilan yaitu kerja berat, merokok atau
terpapar asap rokok, minum- minuman
bersoda/beralkohol/jamu, tidur telentang
>10 menit pada masa hamil tua, minum
obat tanpa resep dokter, dan stress
berlebihan. Ibu paham dan dapat
menyebutkan kembali penjelasan bidan
dan bersedia melakukan saran bidan.
3.Memberikan KIE ibu untuk menjaga
pola makan, istirahat cukup dan kontrol
rutin selama kehamilan. ibu paham dan
bersedia melakukannya
4.Memberikan suplemen 1x60mg (30
tablet), Kalk 1x 500 mg (30 tablet),
Vitamin C 1x50 mg (30 tablet). Ibu paham
cara konsumsi vitaminnya
97
5.Melakukan kesepakatan kunjungan ulang
tanggal 07 oktober 2022 atau sewaktu-
waktu jika ada keluhan. Ibu dan suami
sepakat
Jumat, 14 S : Ibu ingin melakukan pemerikasaan Bidan “S”
Oktober kehamilan, saat ini ibu tidak ada dan Ni Made
2022, Pk. keluhan. Gerak janin dirasakan aktif. Ibu Erna Yanti
16.00 Wita belum paham tentang kelas ibu hamil,
di PMB Hj cara memantau gerak bayi, dan stimulasi
Siti Rohani, pada janin
A.Md.Keb O : KU baik, kesadaran compos mentis
TD: 100/70 mmHg, BB: 63 Kg, S:
36,10C, N: 82x/menit, RR: 19x/menit
pemeriksaan fisik ibu hamil dalam batas
normal. TFU teraba 3 jari atas pusat, (25
cm) DJJ 136x/menit kuat teratur,TBBJ :
2.015 gram
A : G1P0A0 UK 26 Minggu 2 hari Janin
T/H Intrauterin
Masalah : Ibu belum mengetahui
mengenai kelas ibu hamil, cara
memantau gerak janin, dan stimulasi
janin
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham dan terlihat senang
2. Memberikan KIE kepada ibu dan
suami mengenai kelas ibu
hamil,menjelaskan tujuan ,mamfaat,dan
98
waktu pelaksanaan kelas ibu. ibu dan
suami bersedia mengikuti kelas ibu.
3. Memberikan KIE ibu untuk tetap
menjaga pola makan, istirahat
cukup,makan makanan yang
bervariasi,bergizi,bersih dan
matang,serta tetap menjaga kebersihan
diri. ibu paham dan bersedia
melakukannya
4.Memberikan KIE kepada ibu untuk
memberikan stimulasi kepada bayi sejak
dalam kandungan dengan mendengarkan
musik klasik seperti mozart Ibu bersedia
melakukannya
5.Memberikan KIE mengenai tanda
bahaya kehamilan Trimester III seperti
kaki dan tangan bengkak disertai nyeri
ulu hati dan pandangan kabur, gerakan
janin berkurang, keluar air atau darah
dari jalan lahir, ibu paham dan akan
segera periksa jika mengalami salah
satu tanda bahaya diatas
6. Memberikan suplemen 1x60mg (30
tablet), Kalk 1x 500 mg (30 tablet),
Vitamin C 1x50 mg (30 tablet). Ibu
paham cara konsumsi vitaminnya
7.Melakukan kesepakatan kunjungan ulang
tanggal 14 November 2022 atau sewaktu-
waktu jika ada keluhan. Ibu dan suami
sepakat
99
Senin, 14 S : Ibu ingin melakukan pemeriksaan Bidan “M”
November kehamilan dan mengikuti kelas ibu dan Ni Made
2022, Pk. hamil, saat ini ibu tidak ada keluhan. Erna Yanti
11.00 Wita Gerak janin dirasakan aktif.
di UPTD O : KU baik, kesadaran compos mentis
Puskesmas TD: 110/70 mmHg, BB: 65,7 Kg, S:
Dawan I 36,30C, N:
80x/menit, RR: 20x/menit pemeriksaan
fisik ibu hamil dalam batas normal. Pada
payudara terdapat pengeluaran
kolostrum. TFU teraba 4 jari diatas pusat
(30 cm), DJJ 131x/menit kuat teratur,
TBBJ: 2.790 gram Hasil pemeriksaan
laboratorium: Hb 11,6 gr/dl
A : G1P0A0 UK 31 Minggu 2 Hari Janin
T/H Intrauterine
P:
1.Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham dan terlihat senang
2.Melaksanakan kelas ibu hamil. Kelas
ibu hamil dimulai dengan penjelasan
umum kelas ibu hamil, perkenalan para
peserta, pre test lalu pemberian materi
kelas ibu hamil. Setelah pemberian
materi dilakukan posttest dan senam
hamil. Ibu dapat mengikuti kegiatan
dengan baik dan terlihat senang dan
nyaman
3. Menginformasikan tentang peran
100
pendamping pada saat persalinan. ibu
dan suami mengerti dan suami bersedia
mendampingi ibu pada saat persalinan.
4.Menginformasikan kepada ibu untuk
mengikuti kelas ibu hamil selanjutnya
yang akan diinformasikan lewat wa
group kelas ibu hamil. Ibu bersedia
melakukannya.
4.Memberikan suplemen 1x60mg (30
tablet), Kalk 1x 500 mg (30 tablet),
Vitamin C 1x50 mg (30 tablet). Ibu
paham cara konsumsi vitaminnya
5.Melakukan kesepakatan kunjungan ulang
pada tanggal 14 desember 2022 dan
sewaktu-waktu apabila ada keluhan. Ibu
dan suami sepakat.
Sabtu, 05 S : Ibu ingin melakukan pemerikasaan Bidan “S”
Desember kehamilan, saat ini ibu mengeluh gatal dan Ni Made
2022, Pk. pada perut. Gerak janin dirasakan aktif. Erna Yanti
17.00 Wita O : KU baik, kesadaran compos mentis
di PMB Hj TD:
Siti Rohani, 110/70 mmHg, BB: 66,2 Kg, S: 35,80C,
A.Md.Keb N:82x/menit,RR:20x/menit. pemeriksaan
fisik ibu hamil dalam batas normal. Pada
payudara terdapat pengeluaran
kolostrum.Pada perut terdapat striae
gravidarum. TFU teraba ½ pusat-px (31
cm), DJJ 139x/menit kuat teratur, TBBJ:
2.945 gram
A : G1P0A0 UK 33 Minggu 5 Hari Janin
101
T/H Intrauterine
Masalah: Ibu mengeluh gatal pada perut
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dan terlihat senang
2.Memberikan KIE kepada ibu bahwa
gatal pada perut adalah hal yang wajar
dialami oleh ibu hamil, hal tersebut
disebabkan oleh meningkatnya hormon
kehamilan. gatal pada perut semakin
terasa saat memasuki akhir masa
kehamilan karena perut yang semakin
teregang. Cara mengatasi hal tersebut
dengan menggunakan pakaian longgar,
nyaman, dan menyerap keringat, pakaian
dalam jangan menutupi perut, gunakan
sabun tanpa pewangi, jangan mandi
dengan air hangat, pakai pelembab kulit
seperti vco,minyak zaitun. Ibu dan suami
paham dan akan melakukan saran bidan
serta ibu dan suami memilih
menggunakan minyak zaitun.
3. Memberikan KIE kepada ibu
mengenai pentingnya melakukan
bonding dengan bayi sejak dalam
kandungan. Ibu dan suami dapat
melakukan komunikasi atau mengajak
bayi dalam kandungan
untuk mengobrol, mengelus perut ibu.
102
Ibu dan suami bersedia melakukannya.
4.Memberikan suplemen 1x60mg (20
tablet), Vitamin C 1x50 mg (20 tablet).
Ibu paham cara konsumsi vitaminnya
5.Melakukan kesepakatan kunjungan ulang
berikutnya pada tanggal 19 desember 2022
dan sewaktu-waktu apabila ada keluhan.
ibu dan suami sepakat
Rabu, 23 S : Ibu ingin melakukan pemerikasaan Bidan “S”
Desember kehamilan, saat ini ibu tidak ada dan Ni Made
2022, Pk. keluhan. Gerak janin dirasakan aktif. Erna Yanti
16.30 Wita O : KU baik, kesadaran compos mentis
di PMB Hj TD:
Siti Rohani, 100/60 mmHg, BB: 68 Kg, S: 36,30C,
A.Md.Keb N:
84x/menit, RR: 20x/menit. pemeriksaan
fisik ibu hamil dalam batas normal. Pada
payudara terdapat pengeluaran
kolostrum.
hasil pemeriksaan palpasi yaitu
TFU teraba 4 jari bawah px (33 cm),
Leopold I: bagian atas perut ibu teraba
bulat besar tidak melenting
Leopold II: bagian kiri perut ibu teraba
datar,panjang, bagian kanan perut ibu
teraba bagian kecil janin.
Leopold III: bagian bawah perut ibu
teraba bulat keras tidak dapat
digoyangkan
103
Leopold IV: posisi tangan sejajar
DJJ 152x/menit kuat teratur, TBBJ: 3255
gram Riwayat USG (21/12/22):BPD AC
FL:37W0D, JK laki-laki, plac: anterior,
AK: normal, letak kepala, TBBJ 3079
Gram
A : G1P0A0 UK 36 Minggu 2 Hari
Preskep Puki U T/H Intrauterin
Masalah
IMD dan KB
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dan terlihat senang
2. Memberikan KIE mengenai tanda
awal persalinan seperti perut mulas
teratur semakin sering dan lama, keluar
lendir campur darah. Ibu paham dan
dapat menyebutkan kembali tanda awal
persalinan.
3.Memberikan KIE mengenai proses
persalinan serta IMD. Ibu paham dan
akan melakukan IMD setelah bayi lahir.
4. Memberikan KIE mengenai kontrasepsi
IUD pasca salin. Ibu ingin menggunakan
KB setelah usia anak 42 hari.
5. Memberikan suplemen SF 1x 60 mg
(14tablet), Vitamin C 1x50 mg (14 tablet).
Ibu paham cara konsumsi vitaminnya
6.Melakukan kesepakatan kunjungan ulang
104
berikutnya pada tanggal 02 Januari 2023
dan sewaktu-waktu apabila ada keluhan.
ibu dan suami sepakat
Senin, 02 S : Ibu datang untuk melakukan Bidan “S” dan
Januari pemeriksaan kehamilan dan ibu Ni Made Erna
2023, Pk. mengatakan mengalami keluhan sering Yanti
17.30 Wita kencing. Gerakkan janin aktif dirasakan.
di PMB Hj O : KU baik, kesadaran compos mentis
Siti Rohani, TD:
A.Md.Keb 100/60 mmHg, BB: 68,5 Kg, S: 36,30C,
N:
84x/menit, RR: 20x/menit. pemeriksaan
fisik ibu hamil dalam batas normal. Pada
payudara terdapat pengeluaran
kolostrum.
hasil pemeriksaan palpasi yaitu
TFU teraba 4 jari bawah px (33 cm),
Leopold I: bagian atas perut ibu teraba
bulat besar tidak melenting
Leopold II: bagian kiri perut ibu teraba
datar,panjang, bagian kanan perut ibu
teraba bagian kecil janin.
Leopold III: bagian bawah perut ibu
teraba bulat keras tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV: posisi tangan sejajar
DJJ 152x/menit kuat teratur, TBBJ: 3255
gram
A : G1P0A0 UK 37 minggu 5 hari
Preskep U PUKI T/H Intrauterine
105
Masalah : ibu mengeluh sering kencing
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu, ibu paham
2. Mengingatkan kembali kepada Ibu
terkait keluhan sering kencing yang
ibu alami dan cara mengurangi
keluhannya, ibu paham dan bersedia
3. Mengingatkan kembali ibu tentang
tanda-tanda persalinan dan selalu
memantau gerak janin, ibu paham dan
mengerti
4. Memberikan Memberikan terapi SF 60
mg 1x1 (X), Vitamin C 50 mg 1x1
(X), serta mengingatkan cara
mengonsumsinya yaitu tidak dengan
teh, kopi maupun susu, ibu bersedia
mengonsumsinya
5. Menyepakati kontrol ulang pada
tanggal 09 Januari 2023 atau sewaktu
jika ibu mengalami keluhan
Pada tanggal 11 Januari 2023 Pk. 03.30 Wita ibu datang ke PMB
106
hilang timbul sejak pukul 23.00 WITA dan disertai pengeluaran lendir
Tabel 8
Catatan Perkembangan Ibu ‘SP’ Beserta Bayi Baru Lahir yang
Menerima Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan Secara
Komprehensif di PMB HJ Siti Rohani A.Md.Keb
Hari/tanggal/ Tanda
Catatan Perkembangan
waktu/tempat Tangan/Nama
1 2 3
Rabu, 11 S : ibu mengatakan sakit perut hilang Bidan “S”
Januari 2023, timbul sejak pukul 23.00 WITA disertai dan Ni Made
Pk. 03.30 pengeluaran lendir campur darah sejak Erna Yanti
Wita di PMB pukul 01.30 WITA, tidak ada keluar air
Hj Siti merembes seperti ketuban, gerak janin
Rohani, dirasakan aktif, makan terakhir pukul
A.Md.Keb 20.00 WITA, porsi sedang komposisi
nasi putih, ikan, tahu, sayur bayam.
Minum terakhir pukul 21.30 WITA
sebanyak 200 cc. BAK terakhir pukul
16.35 Wita, BAB pukul 06.00 WITA
dengan konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan. Ibu bisa bersitirahat
disela-sela kontraksi. Kondisi fisik ibu
kuat dan siap untuk melahirkan bayinya
O : KU : Baik, Kes : CM, BB : 69 kg,
TD : 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit,
pernapasan 20 x/menit, suhu 36,0 oC
Pemeriksaan fisik tidak terdapat
kelainan. Pada palpasi abdominal TFU 4
107
jari bawah px, MCD: 33 cm, TBBJ:
3410 gram Leopold I : Bagian perut atas
ibu teraba bagian besar, bulat, lunak
Leopold II : teraba bagian keras
memanjang seperti papan pada bagian
kiri perut ibu, teraba bagian kecil janin di
kanan perut ibu
Leopold III : teraba bagian bulat, keras
dan tidak dapat digoyangkan pada
bagian bawah perut ibu
Leopold IV : posisi tangan pemeriksa
divergen (tidak bertemu) perlimaan 2/5
His : 4x10’~40”, DJJ : 138 x/menit kuat
dan teratur
ekstremitas tidak ditemukan oedema
reflek patella positif di kedua tungkai.
Hasil pemeriksaan dalam: pada vulva
ditemukan pengeluaran lendir bercampur
darah, tidak ada keluar air ketuban, tidak
ada katrik/varises/oedema, porsio teraba
lunak dilatasi 5 cm, effcement 75%,
selaput ketuban utuh, presentasi kepala
denominator UUK kiri depan, moulase
penurunan hodge III+, tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat, kesan
panggul normal, anus tidak ada moroid.
A : G1P0A0 UK 38 minggu 5 hari
preskep U PUKI T/H Intrauterine + PK I
fase aktif
P:
108
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dan terlihat senang
2. Melakukan informed consent atas
asuhan yang akan dilakukan. Ibu dan
suami menyetujuinya.
3. Memfasilitasi ibu dalam pemenuhan
nutrisi, eliminasi, mobilisasi, dengan
melibatkan peran pendamping suami.
Ibu minum 200 cc, makan sedikit roti,
berjalan-jalan dibantu suami. BAK +- 50
cc
4. Membantu ibu tehnik relaksasi dan
mengurangi nyeri dengan melakukan
massage counterpressure serta
melibatkan suami. Ibu terlihat lebih
nyaman
5. Membantu ibu mengurangi rasa nyeri
yang dialami ketika kontraksi dengan
komplementer dan melibatkan suami.
Ibu memilih untuk menggunakan
aromaterapi lavender dan ibu terlihat
lebih nyaman
6. Menyiapkan alat dan bahan
persalinan. Alat dan bahan siap
7. Melakukan pemantauan kesejahteraan
ibu dan janin serta kemajuan persalinan
dengan partograf. Hasil terlampir dalam
partograf.
Rabu, 11 S: Ibu mengeluh sakit perutnya semakin
109
Januari 2023, keras
Pk. 07.30 O : KU : Baik, Kes : CM, BB : 69 kg,
Wita di PMB TD : 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit,
Hj Siti pernapasan 20 x/menit, suhu 36,0 oC djj
Rohani, 144x/menit. Hasil pemeriksaan dalam:
A.Md.Keb pada vulva ditemukan pengeluaran lendir
bercampur darah, tidak ada keluar air
ketuban, tidak ada
katrik/varises/oedema, porsio teraba
lunak dilatasi 9 cm, effcement 90%,
selaput ketuban utuh, presentasi kepala
denominator UUK kiri depan, moulase
penurunan hodge III+, tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat, kesan
panggul normal, anus tidak ada moroid.
A : G1P0A0 UK 38 minggu 5 hari
preskep U PUKI T/H Intrauterine + PK I
fase aktif
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dan terlihat senang
2. Memfasilitasi ibu dalam pemenuhan
nutrisi, eliminasi, mobilisasi, dengan
melibatkan peran pendamping suami.
Ibu minum 200 cc, makan sedikit roti.
BAK +- 50 cc
3.Memantau kesejahteraan janin. sudah
dilakukan pemantauan kesejahteraan
110
janin DJJ 144 x/menit
4.Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan pada lembar partograf.
Rabu, 11 S : ibu mengeluh sakit perut makin keras Bidan “S” dan
Januari 2023, dan ingin buang air besar Ni Made Erna
Pk. 08.30 Wita O :KU baik, kesadaran CM, TD: 110/70 Yanti
di PMB Hj Siti mmHg, Nadi 85 x/menit, pernapasan 20
Rohani, x/menit, suhu 36,0 oC, perlimaan 0/5,
A.Md.Keb His 5x10’~50”, DJJ : 153 x/menit kuat
teratur, nampak dorongan dan tekanan
pada anus, perinium menonjol, vulva dan
vagina membuka, lendir darah
bertambah banyak
Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan
lengkap, ketuban pecah spontan warna
jernih, presentasi kepala, denominator
UUK depan, moulase 0, penurunan
hodge IV, tidak teraba bagian kecil dan
tali pusat
A : G1P0A0 UK 38 minggu 5 hari
preskep U PUKI T/H Intrauterine + PKII
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dengan informasi yang
diberikan
2. Memeriksa kembali kelengkapan alat,
obat, dan bahan persalinan. Alat bahan,
dan obat sudah siap
3. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin,
111
suami membantu ibu dan ibu memilih
setengah duduk.
4. Membimbing ibu meneran dan
menyarankan suami untuk ikut serta
dalam membimbing ibu. Suami
memberikan kata-kata penyemangat dan
ibu dapat meneran efektif
5. Melakukan pemantauan DJJ selama
persalinan. DJJ 152x/menit
6. Memimpin persalinan saat kepala bayi
tampak membuka vulva dan vagina 5-6
cm. ibu dapat mengedan efektif. Bayi
lahir pukul 09.00 Wita, segera menangis,
kulit kemerahan, gerak aktif Apgar score
8-9, jenis kelamin laki-laki
7. Mengeringkan bayi diatas perut ibu
dan menggantinya dengan handuk kering
Bayi tidak dalam kondisi basah
112
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami. Ibu
dan suami paham dengan informasi yang
diberikan
2. Menginformasikan tindakan yang
akan dilakukan yaitu injeksi oksitosin 10
IU. Ibu dan suami setuju
3. Melakukan injeksi oksitosin 10 IU
pada 1/3 anterolateral paha ibu secara
IM. Tidak ada reaksi alergi
4. Melakukan penjepitan dan memotong
tali pusat. Tidak ada perdarahan aktif
5. Menempatkan posisi bayi untuk IMD.
Suami membantu ibu dalam proses IMD
serta ibu dan bayi nampak nyaman
6. Melakukan penegangan tali pusat
terkendali. Plasenta lahir pukul 09.05
Wita kesan lengkap
7. Melakukan masase fundus uteri
selama 15 detik. Kontraksi uterus baik
113
perineum grade I + vigorous baby masa
adaptasi
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
paham
2. Melakukan informed consent untuk
dilakukan penjahitan luka pada kulit
perineum dengan anastesi, ibu
bersedia
3. Melakukan penjahitan luka pada kulit
perineum dengan anastesi dengan
teknik interrupted (terputus)
menggunakan benang chromic catgut,
luka tertutup dan tidak ada
perdarahan aktif.
4. Melakukan eksplorasi, tidak ada
bekuan darah dan perdarahan tidak
aktif
5. Membersihkan dan merapikan ibu,
alat dan lingkungan
6. Memberikan KIE kepada ibu cara
memeriksa kontraksi uterus dan cara
melakukan masase pada fundus uteri,
ibu paham dan mampu melakukannya
7. Melakukan observasi dan pemantauan
kala IV sesuai partograp, hasil
terlampir
Rabu, 11 Asuhan Neonatus 1 Jam Bidan “S”
Januari 2023, S : Bayi sudah dalam keadaan hangat dan Ni Made
Pk. 10.00 dan IMD berhasil dilakukan 1 jam Erna Yanti
114
Wita di PMB O : KU : Baik, tangis kuat, gerak aktif,
Hj Siti warna kulit kemerahan
Rohani, A : Neonatus Aterm usia 1 jam +
A.Md.Keb vigorous baby masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
2. Melakukan informed consent bahwa
bayi akan diberikan injeksi vitamin K
dan salep mata, ibu dan suami bersedia
3. Memberikan salf mata gentamicin
sulfate 0,1% pada kedua mata bayi.
Tidak ada reaksi alergi
4. Menyuntikkan vitamin K 1 mg secara
IM di paha kiri 1/3 bagian atas
anterolateral, tidak ada reaksi alergi dan
tidak ada perdarahan
5.Menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan pakaian bayi dan
membiarkan bayi menetek. Bayi terlihat
nyaman
6.Membimbing ibu dan suami dalam
memeriksa kontraksi uterus dan
melakukan masase fundus uteri. Ibu dan
suami dapat melakukannya
7.Memfasilitasi ibu dalam pemenuhan
nutrisi, eliminasi, dan mobilisasi. Ibu
dibantu suami untuk minum air putih.
115
Ibu sudah miring kanan dan kiri
8. Melakukan pemantauan selama kala
IV. Hasil pemantauan terdokumentasi
pada lembar partograf
Rabu, 11 S: Ibu mengatakan senang karena bayi Bidan “S”
Januari 2023, lahir selamat. Ibu merasa sedikit lelah dan Ni Made
Pk. 11.05 dan lapar, ibu mengatakan belum Erna Yanti
Wita di PMB mengetahui tentang tanda bahaya nifas
Hj Siti O:
Rohani, Ibu : KU : Baik, Kes :CM TD : 110/70
A.Md.Keb mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S
: 36,0 oC, TFU teraba 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik, kantung
kemih tidak penuh, perdarahan tidak
Aktif
Bayi : KU baik, Kesadaran compos
mentis, S : 36,80C, HR : 138x/menit,
RR : 40x/menit, BAB (+), BAK (+)
A : P1A0 PsptB + 2 jam postpartum +
Vigorous Baby masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
2. Memberikan terapi asam mefenamat 3
x 500 mg (10 tablet), SF 1x 200 mg (30
tablet), Vitamin A 1 x 200.000 IU (2
tablet). Tidak ada reaksi alergi
3. Memberikan informed consent kepada
ibu dan suami untuk tindakan pemberian
116
imunisasi hepatitis B pada bayi. Ibu dan
suami setuju
4.Memberikan injeksi imunisasi hepatitis
B dosis 0,5 ml pada paha kanan 1/3
bagian atas anterolateral. Tidak ada
reaksi alergi.
5. Memberikan KIE kepada ibu untuk
makan makanan
bergizi, minum lebih sering, serta
istirahat cukup. Ibu paham dan akan
melakukannya.
6.Memberikan KIE untuk tetap menjaga
kehangatan bayi, memberikan ASI on
demand. Ibu bersedia melakukannya
7. Memberikan KIE mengenai tanda
bahaya masa nifas. Ibu paham dan akan
mengatakan jika mengalami tanda
bahaya tersebut
8. Membimbing ibu cara memeriksa
kontraksi uterus. Ibu mampu
melakukannya
9.Membimbing ibu melakukan
mobilisasi. Ibu mampu melakukannya,
suami membantu ibu selama mobilisasi
dan ibu berjalan ke ruang nifas dibantu
suami
Masa nifas ibu “SP” dimulai setelah persalinan yaitu tanggal 11 Januari
117
2023 sampai 42 hari masa nifas yaitu tanggal 23 Pebruari 2023. Selama masa
Tabel 9
Catatan Perkembangan Ibu ‘SP’ yang Menerima Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas Secara Komprehensif di PMB Ni Made HJ Siti
Rohani A.Md.Keb
Hari/tanggal/ Tanda
Catatan Perkembangan
waktu/tempat Tangan/Nama
1 2 3
Rabu, 11 KF 1 Bidan “S”
Januari 2023, S: ibu mengatakan ASI masih sedikit dan Ni Made
Pk. 15.00 keluarnya. Ibu sudah berjalan sendiri ke Erna Yanti
Wita di PMB kamar mandi. BAK (+) warna kuning
Hj Siti jernih, ibu dapat menyusui dengan posisi
Rohani, duduk dan berbaring. Ibu merasa senang
A.Md.Keb dengan kelahiran bayinya.
O : KU : Baik, Kes : CM TD : 100/70
mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S :
360C Kolostrum keluar lancar, TFU dua
jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lochea rubra.
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lokea rubra,
jahitan perineum utuh. Bonding
attachment : ibu menatap bayi dengan
118
lembut, mengajak bayi berbicara dan
menyentuh bayi dengan lembut.
A : P1A0 PsptB + 6 jam postpartum
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham
2. Membimbing ibu teknik menyusui yang
benar, ibu paham dan dapat
melakukannya dengan baik
3. Membimbing ibu cara melakukan
senam kegel, ibu mampu
melakukannya
4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
masa nifas dan personal hygiene, ibu
paham
5. Memberikan KIE untuk istirahat dan
melibatkan suami serta keluarga
lainnya dalam mengurus bayi dan
menjaga kehangatan bayi, ibu dan
keluarga paham
6. Memberikan asuhan komplementer
yaitu pijat oksitosin serta membimbing
suami cara melakukannya, ibu tampak
nyaman
7. Menyepakati kunjungan selanjutnya
pada tanggal 17 Januari 2023, ibu
paham dan bersedia
Selasa, 17 KF 2 Bidan “S”
Januari 2023, S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan Ni Made
Pk. 16.20 saat ini. Ibu makan teratur 3 x/hari Erna Yanti
Wita di PMB dengan menu bervariasi. Minum air
119
Hj Siti putih 6-7 gelas/hari.BAB 1 x/hari dan
Rohani, BAK 6 x/hari dan tidak
A.Md.Keb ada keluhan. Ibu mengatakan tidak
ada masalah dengan
lingkungan sosial ibu. suami dan
keluarga mendukung ibu dan membantu
dalam pengasuhan. Ibu sudah rutin
minum vitamin yang diberikan.
O : KU : Baik, Kes : CM, TD : 110/80
mmHg, BB : 67,5 kg
N :80 x/menit, R : 20 x/menit, S :
36,30C,Asi keluar lancar tidak ada
bengkak pada payudara, TFU pusat
simfisis, kontraksi uterus baik,kandung
kemih tidak penuh, perdarahan tidak
aktif, pengeluaran lochea
sanguilenta,vulva bersih dan tidak ada
tanda infeksi.
Skor bounding: 12
P1A0 P Spt B + 6 Hari Post Partum
Masalah: ibu tidak mengetahui mengenai
senam nifas
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
2. Mengingatkan ibu untuk tetap
menjaga pola makan, minum dan
istirahat cukup, ibu paham dan akan
120
melakukannya
3. Memberikan KIE agar ibu tetap
memberikan ASI eksklusif, ibu paham
dan akan melakukannya
4. Membimbing ibu melakukan senam
kegel dan senam nifas. Ibu mampu
melakukannya
5. Memberikan KIE mengenai alat
kontrasepsi. Ibu paham dan akan
menggunakan KB saat bayi 42 hari
6. Memberikan KIE mengenai tanda
bahaya pada ibu nifas, ibu paham
dengan penjelasan bidan
7. Melakukan kesepakatan dengan ibu
dan suami untuk kunjungan selanjutnya
ibu dan suami sepakat tanggal
25/01/2023.
121
12. Ibu belum yakin mengenai KB
A : P1A0 PSpt B + 14 Hari Post Partum
Masalah: ibu bingung memilih jenis KB
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
2. Mengingatkan ibu untuk menjaga
pola makan, minum dan istirahat cukup,
ibu paham dan akan melakukannya
3. Memberikan KIE agar ibu tetap
memberikan ASI eksklusif, ibu paham
dan akan melakukannya
4. Membimbing ibu melakukan senam
kegel. Ibu mampu melakukannya, dan
kooperatif mengikuti senam kegel
5. Memberikan konseling mengenai
kontrasepsi. ibu dan suami setuju
menggunakan kontrasepsi IUD dan akan
melakukan pemasangan saat bayi umur
42 hari 2023, ibu bersedia
Rabu, 23 KF 4 Bidan “S”
Pebruari S : Ibu mengatakan tidak ada dan Ni Made
2023, Pk. keluhan. Ibu berencana untuk Erna Yanti
17.30 Wita menggunakan kb IUD
di PMB Hj O : KU : Baik, Kes :CM,
Siti Rohani, TD :110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R :
A.Md.Keb 20x/menit, S : 36,20C, BB: 67 kg, ASI
keluar
lancar, tidak ada bengkak pada
122
payudara,TFU tidak teraba, pengeluaran
lochea alba,tidak ada tanda infeksi.
Inspekulo : tidak terdapat kelainan pada
vagina, tidak ada
pengeluaran.Bimanual : tidak ada nyeri
goyang porsio dan nyeri tekan supra
simfisis, posisi uterus antefleksi dan
panjang uterus 7 cm.
A : P1A0 P Spt B + 42 Hari Post Partum
+ Akseptor KB Baru IUD
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami. Ibu dan suami
paham
2. Melakukan informed consent untuk
tindakan pemasangan IUD, ibu dan
suami setuju
3. Melakukan pemasangan IUD, sudah
dilakukan dan perdarahan tidak aktif
4. Memberikan KIE mengenai efek
samping penggunaan alat kontrasepsi
IUD, ibu paham
5. Menyarankan agar ibu kontrol
kembali 1 minggu lagi atau apabila ada
keluhan, ibu paham dan akan datang
6. Mengingatkan ibu untuk menjaga
pola makan, minum dan istirahat cukup,
ibu paham dan akan melakukannya
7. Memberikan KIE agar ibu tetap
memberikan ASI eksklusif, ibu paham
123
dan akan melakukannya
Bayi ibu “SP” lahir pada tanggal 11 Januari 2023 pukul 09.00 WITA,
segera menangis, gerak aktif, kulit kemerahan dan jenis kelamin laki-laki.
Selama ini bayi ibu “SP” tidak pernah mengalami bahaya atau sakit. Berikut
124
Tabel 10
Catatan Perkembangan Neonatus Ibu ‘SP’ yang Menerima Asuhan
Kebidanan pada Masa Neonatus Secara Komprehensif di PMB
Ni Made HJ Siti Rohani A.Md.Keb
Hari/tanggal/ Tanda
Catatan Perkembangan
waktu/tempat Tangan/Nama
1 2 3
Rabu, 11 KN 1 Bidan “S”
Januari 2023, S : Ibu mengatakan saat ini bayi tidak ada dan Ni Made
Pk. 15.00 masalah dan tidak rewel, menyusu kuat, Erna Yanti
Wita di PMB BAB (+), BAK (+). Ibu tidak
Hj Siti paham mengenai tanda bahaya pada bayi
Rohani, O : KU : Baik, tangis kuat, gerak aktif,
A.Md.Keb kulit kemerahan, iketrus (-) HR 140
x/menit, RR 44 x/menit, suhu 36,9 oC
PB : 51 cm, LK/LD: 34/33 Pemeriksaan
fisik: kepala simetris, ubun-ubun datar,
sutura terpisah, tidak ada caput
suksedanum dan tidak ada sefal
hematoma. Mata bersih, simetris,
konjungtiva merah muda, sclera putih,
tidak ada kelainan, refleks glabella positif.
Hidung tidak ada pengeluaran, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Mulut bersih,
mukosa bibir lembab, refleks rooting
positif, refleks sucking positif, refleks
swallowing positif. Telinga simetris, tidak
ada pengeluaran. Leher tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
125
bendungan vena jungularis, refleks
tonicneck positif. Pada dada tidak ada
retraksi otot dada, keadaan payudara
simetris, puting datar, tidak ada benjolan.
Pada abdomen tidak ada distensi, ada
bising usus, tali pusat basah, bersih dan
tidak ada perdarahan. Punggung normal,
simetris dan tidak ada kelainan. Genetalia
jenis kelamin laki-laki, lubang anus
ada,tidak ada kelainan. ekstrimitas pada
tangan warna kulit kemerahan, simetris,
jumlah jari lengkap, gerak aktif, refleks
moro positif, refleks graps positif, dan
tidak ada kelainan. Pada kaki warna kulit
kemerahan, simetris, jumlah jari lengkap,
pergerakan aktif, refleks babynski positif
dan tidak ada kelainan
A : Neonatus Aterm usia 6 jam sehat
Vigorous baby masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami paham
2. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
tentang tanda bahaya neonatus, ibu
paham dan bisa menjelaskannya
kembali
3. Mengingatkan kepada ibu dan suami
untuk selalu menjaga kehangatan bayi
untuk menghindari hipotermi, ibu dan
126
suami paham
4. Mengingatkan kepada ibu dan suami
untuk selalu mencuci tangan dan
menjaga kebersihan sebelum dan
sesudah menyusui, ibu dan suami
mengerti dan bersedia
Kamis, 12 S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Bidan “S”
Januari 2023, pada bayi. Bayi telah mampu menyusu dan Ni Made
Pk. 08.00 dengan baik dan hanya diberikan ASI Erna Yanti
Wita di PMB secara on demand. Bayi sudah BAB satu
Hj Siti kali warna kehitaman dan BAK dua kali.
Rohani, O : KU baik, kesadaran composmentis.
A.Md.Keb HR : 140 kali per menit, S : 36,8 0C, R :
38 kali per menit. Pemeriksaan fisik :
kepala simetris, sutura normal dan ubun-
ubun datar, wajah simetris, tidak ada
kelainan, konjungtiva merah muda dan
sklera putih, tidak ada kelainan pada
hidung, telinga dan mulut. Tidak ada
retraksi dada, abdomen simetris dan
tidak ada perdarahan tali pusat
A : Neonatus Aterm usia 23 jam sehat +
Vigorous baby masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan, ibu dan suami paham
2. Melakukan informed consent untuk
dilakukan pijat bayi dan
memandikan bayi, ibu dan suami
127
bersedia
3. Menyiapkan alat dan bahan, sudah
siap
4. Melakukan pijat bayi, bayi tampak
nyaman
5. Memandikan bayi, sudah dilakukan
6. Memberikan KIE kepada ibu
tentang perawatan tali pusat, ibu
paham
7. Memberikan KIE bahwa sebelum
pulang bayi akan dilakukan
pengambilan darah untuk Skrining
Hipotiroid Kongenital (SHK), ibu
dan suami bersedia
8. Menggunakan pakaian lengkap pada
bayi, kehangatan bayi terjaga
9. Mengingatkan kembali ibu untuk
selalu menjaga kehangatan bayi, ibu
dan suami paham
10. Memberikan KIE untuk selalu
menyusui bayi secara on demand,
ibu bersedia
11. Memberikan KIE untuk rutin
menjemur bayi di pagi hari, ibu dan
suami bersedia
12. Menyepakati kunjungan selanjutnya
pada tanggal 25 Januari 2023. Ibu
bersedia.
128
Januari 2023, S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan Ni Made
Pk. 16.20 pada bayinya, menyusu kuat, BAB/BAK Erna Yanti
Wita di PMB baik, tidak ada masalah, bayi sering
Hj Siti gumoh
Rohani, O :KU bayi baik, tidak ada perdarahan
A.Md.Keb pada tali pusat, tangis kuat, gerak aktif,
warna kulit kemerahan. Iketrus (-) HR
144x/menit, pernapasan 45 x/menit, suhu
36,7OC, BB: 3300 gram. Tidak ada
perdarahan tali pusat. Tali pusat kering
dan bersih.
A : Neonatus usia 6 hari sehat
Masalah: ibu belum paham cara
menyendawakan bayinya
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami. ibu dan suami
memahami penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE agar rutin
melakukan pijat bayi di rumah. ibu
bersedia untuk melakukannya.
3. Melakukan informed consent untuk
pemberian imunisasi BCG dan polio 1.
Ibu dan suami setuju.
4. Memberikan imunisasi BCG 0,05cc
pada lengan kanan dan polio 1 sebanyak
2 tetes.Tidak ada reaksi alergi
5. Memberikan KIE pada ibu untuk
menyusui anaknya secara on demand
129
atau setiap 2 jam. ibu bersedia
6. Mengajarkan ibu cara
menyendawakan bayi setelah menyusui.
ibu mampu melakukannya
7. Melakukan kesepakatan kunjungan
ulang tanggal 25 Januari 2023 atau
kontrol jika bayi mengalami tanda
bahaya. ibu dan suami sepakat
130
kepada pada ibu dan suami memahami
penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE mengenai tumbuh
kembang bayi hingga satu bulan dan
stimulasinya. ibu dan suami mengerti
dan memahaminya.
3. Memberikan KIE ibu untuk selalu
menjaga kehangatan bayi, ibu bersedia
melakukannya
4. Memberikan KIE mengenai cara
perawatan bayi dirumah, ibu paham dan
akan melakukannya
5.Menginformasikan kepada ibu
mengenai jadwal imunisasi pada bayi
yaitu saat bayi berumur 2 bulan. Bayi
tetap ditimbang setiap bulannya untuk
mengetahui tumbuh kembang bayi. Ibu
dan suami paham dan bersedia
melakukannya
131
cuping hidung. Mulut mukosa lembab.
Dada tidak ada retraksi. Perut tidak ada
distensi.
A: Bayi usia 42 hari sehat
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada pada ibu dan suami memahami
penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE mengenai tumbuh
kembang bayi dan cara stimulasi bayi.
Ibu paham dan bersedia melakukannya
3. Mengingatkan ibu untuk memberikan
ASI Eksklusif. Ibu mampu
melakukannya
4. Memberikan KIE mengenai tanda
bahaya pada bayi. Ibu paham dan akan
segera periksa jika anak mengalami
tanda bahaya.
5. Menginformasikan kepada ibu
mengenai jadwal imunisasi dan timbang
rutin bayi. Ibu paham dan bersedia
melakukannya
6. Melakukan kesepakatan kunjungan
ulang imunisasi bayi saat bayi umur 2
bulan pada tanggal 11 Maret 2023. Ibu
dan suami sepakat
B. Pembahasan
132
Ibu “SP” dari umur kehamilan 16 minggu 3 Hari sampai masa nifas 42 hari
berkesinambungan dilakukan pada semua ibu hamil sehingga ibu hamil dapat
serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Ibu “SP” sudah melakukan
kali, PMB sebanyak 2 kali. Pemeriksaan Ibu “SP” dengan dengan tenaga
minimal 6 kali selama kehamilannya dengan distribusi waktu: dua kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan tiga kali pada trimester
mengalami telat haid dan mual muantah di pagi hari, kemudian dilakukan
133
Kg, tinggi badan 152 cm dan LiLA 24 cm.
Status gizi ibu berdasarkan tinggi badan dan berat badan didapatkan
hasil IMT 27 (status gizi lebih). Berdasarkan teori tinggi badan ibu dalam
batas normal atau lebih dari 145 cm. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145
(Kemenkes R.I. 2014). Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan cukup sekali
diawal kunjungan ANC trimester I tujuan untuk skrining ibu hamil berisiko
Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu “SP” termasuk kategori tidak KEK karena
ukuran LILA lebih dari 23,5 cm. Bila ibu hamil mengalami KEK maka akan
dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Kemenkes R.I. 2014).
pada ibu hamil dilakukan saat pada kunjungan pertama di trimester pertama
dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu atau dari kontak pertama,
Ultrasonografi (USG). Apabila saat K1 ibu hamil datang ke bidan, maka bidan
trimester I dan III dan pemeriksaan triple elimination pada trimester II.
134
Kadar hemoglobin Ibu “SP” dalam batas normal yaitu pada trimester pertama
kadar Hb 11,8 g/dl dan pada trimester ketiga 11.6 g/dl. Cek kadar hemoglobin
Ibu hamil disebut anemia jika kadar Hb < 11 g/dl (Kemenkes, R.I., 2021).
Penimbangan berat badan Ibu “SP” sudah dilakukan secara rutin setiap
bervariasi antara satu ibu dengan lainnya. Berat badan Ibu “SP” sebelum hamil
Indeks Masa Tubuh Ibu “SP” 23,5 sehingga peningkatan berat badan yang
Pengukuran tekanan darah pada Ibu “SP” sudah dilakukan secara rutin
setiap kali kunjungan. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria (Kemenkes, R.I., 2014)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada ibu “SP” dilakukan pada setiap
135
menggunakan pita ukur dimulai sejak usia kehamilan ibu “SP” 27 minggu.
minggu (Kemenkes, R.I., 2014). Tinggi fundus uteri ibu selama masa
kehamilan sesuai dengan usia kehamilan ibu dan tidak ditemukan adanya
masalah.
trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
menunjukkan bagian terendah janin adalah kepala dan sudah masuk pintu atas
kepala janin dapat masuk PAP pada akhir kehamilan atau pada saat proses
normal, yaitu berkisar antara 130 – 150 kali per menit. Sesuai teori penilaian
denyut jantung janin dilakukan di akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Denyut jantung janin lambat kurang dari 120 kali/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin
136
(Kemenkes, R.I. 2014).
tanggal 20 juni 2023 karena ini merupakan kehamilan pertama ibu. Pemberian
untuk mencegah tetanus maternal pada ibu dan tetanus neonatorum pada bayi
suplemen yang telah dikonsumsi yaitu asam folat, SF, kalsium, dan vitamin C
Asam folat dikonsumsi sejak usia kehamilan 7 minggu. Asam folat sangat
eritropoisis (produksi sel darah merah). Asam folat juga membantu mencegah
neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kebutuhan asam
folat pada ibu hamil yaitu 400 mikrogram per hari (Mastiningsih and Agustina,
2019).
Pemberian tablet tambah darah pada ibu “SP” sudah rutin dilakukan
setiap kunjungan. Ibu “SP” mengkonsumsi tablet tambah darah sejak usia
suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin berguna untuk
cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot minimal 90
137
tablet selama hamil.
diagnosa dan masalah yang telah ditetapkan. Menurut Elda, dkk (2017)
menyatakan bahwa setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
masalah atau kelainan yang membutuhkan rujukan. Namun, karena ibu “SP”.
mengenai tentang hal atau pengetahuan yang dibutuhkan ibu. Konseling yang
diberikan pada ibu ‘SP’ terkait masalah dan cara mengatasi keluhan yang
dialami.
trimester III yaitu gatal pada perut ibu. Setelah dilakukan pemeriksaan ibu
mengalami striae gravidarum. Striae gravidarum adalah bentuk parut dari kulit
karena terjadinya peregangan pada saat hamil dan kenaikan berat badan selama
trimester terakhir kehamilan (Susilawati dan Julia, 2017). Untuk mengatasi hal
tersebut penulis memberikan edukasi untuk mengurangi rasa gatal dan tidak
138
pakaian longgar, nyaman, dan menyerap keringat, pakaian dalam jangan
menutupi perut, gunakan sabun tanpa pewangi, jangan mandi dengan air
Minyak zaitun dipilih karena minyak zaitun kaya akan vitamin E. 100 g
minyak ekstra virgin mengandung 14,39 mcg (sekitar 96%) alpha tocopherol.
Sedangkan pada minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dalam 100 g nya hanya
yang kuat, diperlukan untuk menjaga membran sel, selaput lendir dan kulit dari
lemak tak jenuh tunggal yang lebih stabil pada suhu tertinggi dibanding
minyak lain seperti minyak kelapa yang banyak mengandung lemak jenuh
dimana minyak zaitun adalah salah satu minyak paling sehat untuk
terdapat pengaruh minyak zaitun untuk mengurangi striae gravidarum pada ibu
informasi dan edukasi (KIE) terkait pengetahuan yang belum diketahui ibu
penulis mengajak ibu “SP” untuk mengikuti kelas ibu hamil dan senam hamil.
139
Ibu “SP” mengikuti kelas ibu hamil pada usia kandungan 31 minggu. Banyak
ibu hamil dengan bertambahnya pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai
Parwandari, dan Pesak (2015) menyatakan ada pengaruh pelaksanaan kelas ibu
hamil terhadap pengetahuan tentang persiapan persalinan. Kelas ibu hamil juga
deteksi kehamilan resiko tinggi, hal tersebut terbukit dengan hasil penelitian
Aswita, Naningsi, dan yulita (2019) yang menyatakan bahwa kelas ibu hamil
diberikan kelas ibu hamil. Exercise/ senam hamil penting untuk menjaga agar
tubuh ibu hamil tetap bugar dan mengurangi keluhan-keluhan lazim yang
dialami pada kehamilan. Setelah mengikuti materi yang diberikan, ibu “SP”
mengikuti senam hamil yang dipandu oleh penulis. Ibu “SP” mengikuti senam
hamil sebanyak 2 kali selama kehamilan. Ibu “SP” merasa senang mengikuti
senam hamil karena membuat badan menjadi lebih rileks. Penelitian terhadap
Semangga dan Fausyah (2021) menyatakan ada hubungan antara senam hamil
140
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
didampingi oleh suami. Hal ini berdampak positif selama masa kehamilan
tanda bahaya selama hamil. Selain itu, suami juga mendapatkan informasi
dalam mengurangi ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu “SP” selama masa
kehamilan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rullyni dan Jayanti (2022)
atau intranatal
berlangsung normal apabila terjadi pada usia kehamilan antara 37-42 minggu
Ibu “SP” bersalin di PMB dan ditolong oleh bidan. Persalinan ibu ‘SP’
141
minggu 5 hari secara spontan presentasi belakang kepala dan tidak ada
komplikasi baik pada ibu maupun janin. Bayi lahir pukul 09.00 Wita
(11/1/2023) dengan gerak aktif, tangis kuat dan warna kulit kemerahan.
Ibu “SP” datang ke PMB dengan keluhan perut sakit hilang timbul.
sampai kaki dalam batas normal. Pada pemeriksaan dalam pukul 03.30
didapatkan pembukaan 5 cm. Pemantauan DJJ 138 kali permenit, teratur dan
kuat. Kekuatan his 4 kali dalam 10 menit durasi 40 detik. Pada pukul 08.30
dilakukan pemeriksaan dalam oleh karena ibu mengeluh ingin buang air besar
dengan hasil pembukaan 10 cm. Kala I ibu berlangsung selama sembilan jam.
pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata lebih
dari satu cm hingga dua cm per jam (primipara) dan terjadi penurunan bagian
semua dalam batas normal. Dan tercatat pada lembar partograf. Asuhan
142
persalinan kala I memberikan asuhan sayang ibu meliputi pemenuhan nutrisi
dan cairan ibu bersalin berhubungan dengan salah satu faktor yang
kekurangan nutrisi dan cairan akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dan ibu
massage.
melibatkan dukungan suami atau keluarga. Suami ibu ‘SP’ sangat kooperatif
menyuapi ibu makanan dan memberikan minum air putih, membantu ibu
Metode pengurangan rasa nyeri pada ibu “SP” yaitu dengan teknik massage
counterpressure. Ibu “SP” juga diberikan aromaterapi lavender untuk membuat ibu
lebih rileks. Hasil penelitian Budiarti dan Solica (2020) menyatakan massage
sehingga merasa lebih rileks dan nyaman. Tindakan massage itu sendiri dapat
143
impulsyang diinterpretasikan sebagai nyeri. Endorphine bertindak sebagai
pesan nyeri. Adanya endorphin pada sinaps sel-sel saraf menyebakan status
kecil, sehingga menurunkan transmisi nyeri, selain itu memberikan rasa lebih
tenang, nyaman dan rileks serta lebih dekat dengan petugas kesehatan yang
melayani secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.
dalam persepsi nyeri, termasuk motivasi untuk bebas dari nyeri, dan peranan
diberikan aromaterapi lavender ibu merasa lebih nyaman dan sedikit rileks. Hal
tersebut terjadi karena efek dari lavender dimana memiliki manfaat dalam
aromaterapi lavender didasari dari hasil penelitian Hetia, dkk (2017), yang
144
pada persalinan kala I fase aktif. Bunga lavender yang digunakan sebagai
yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender Wangi yang
sama halnya dengan endorphin yang dihasilkan secara alami oleh tubuh dan
berkurang.
lebih efektif mengurangi nyeri persalinan pada fase akselerasi persalinan kala
mengalami nyeri berat dan cara atau metode yang dipilih ibu untuk mengatasi
secara inhalasi.
145
mempersiapkan perlengkapan bayi dan alat untuk proses persalinan. Selama
persalinan kala I suami ibu “SP” mendampingi ibu untuk melewati proses
proses persalinan ini dipengaruhi oleh tenaga ibu saat mengejan, pemilihan
posisi setengah duduk yang memberikan ibu rasa nyaman pada saat persalinan,
kepada ibu sehingga ibu dapat meneran dengan efektif dan mempercepat
komplikasi. Asuhan persalinan kala III yang diberikan pada ibu yaitu
ibu secara IM dalam satu menit pertama setelah bayi lahir dilanjutkan dengan
peregangan tali pusat terkendali (PTT). Segera setelah plasenta lahir dilakukan
146
masase fundus uteri selama 15 detik. Menurut JNPK-KR (2017), persalinan
kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Tujuan dari manajemen aktif kala III adalah
Asuhan yang diberikan pada kala III yaitu manajemen aktif kala III yang
lahir, penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri (JNPK-KR,
2017).
Segera setelah lahir bayi dilakukan IMD. Bayi tengkurap di dada ibu
dukungan dan membantu ibu selama proses ini. IMD dilakukan selama kurang
lebih satu jam. Inisiasi menyusu dini dilakukan segera setelah bayi lahir
kurang lebih selama satu jam dengan meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
sehingga terjadi kontak skin to skin antara ibu dan bayi. Menurut IMD
setelah bayi lahir. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan
pemantauan kala IV dan edukasi cara menilai kontraksi uterus serta teknik
147
masase fundus uteri. Pemantauan kala IV yang dilakukan meliputi memantau
tinggi fundus uteri dan menilai kondisi kandung kemih ibu. Secara
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Keadaan yang
dipantau meliputi keadaan umum ibu, tekanan darah, pernapasan, suhu dan
nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan jumlah darah.
fisiologis dan tidak ada masalah, tanda-tanda vital dalam batas normal,
kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak penuh, TFU 2 jari bawah pusat,
Pemantauan satu jam kedua juga didapatkan dalam keadaan fisiologis. Pada
kala IV penulis juga memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas dan
pemberian ASI secara on demand pada bayi. Pemenuhan nutrisi ibu sudah dilakukan
untuk mengembalikan energi ibu yang hilang saat persalinan. Sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dengan asuhan yang didapatkan ibu pada kala IV persalinan.
148
Hal tersebut sesuai dengan teori dimana pelayanan pasca persalinan dilakukan
minimal 4 kali yaitu 6-48 jam setelah persalinan (KF1), hari ke-3 sampai ke-7
setelah persalinan (KF2), hari ke-8 sampai ke-28 setelah persalinan (KF3), dan
Asuhan yang diberikan kepada ibu “SP” pada KF I yaitu pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang
keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam
tablet tambah darah, dan KIE KB. Asuhan yang diberikan pada KF II yaitu
pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran
ASI eksklusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan
konseling KB. Asuhan KF III sama dengan KF II. Terakhir yaitu asuhan pada
pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, minum tablet
melakukan pijat oksitosin. Ibu “SP” merasa nyaman dan rileks. Hasil
149
produksi ASI. Pijat oksitosin merupakan salah satu contoh intervensi mandiri
ASI. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri, dkk (2020) yang
menyatakan ada hubungan pemberian pijat oksitosin dengan prosuksi ASI. Ibu
yang mendapat pijat oksitosin berpeluang memproduksi ASI 2-3 kali lipat dari
produksi ASI responden setelah dilakukan pijat oksitosin dan aroma terapi
ASI. Aromaterapi lavender selain dapat meningkatkan produksi ASI juga bisa
mudah, gampang dilakukan, dan aman bagi ibu. Intervensi ini juga dapat
kesehatan.
Saat kunjungan nifas ibu “SP” juga diajarkan senam kegel agar tubuh
ibu tetap bugar. Selain itu senam kegel mempunyai banyak manfaat lain yaitu
150
pasca persalinan. Senam nifas bisa dilakukan pada 24 jam setelah persalinan, 3
(Wahyungsih, 2018).
standar. Saat bayi lahir, dilakukan IMD dan terdapat pengeluaran kolostrum
pada kedua payudara ibu. Selama masa nifas, ibu tidak mengalami masalah
pada payudara dan produksi ASI ibu dalam jumlah banyak setelah rutin
dan berniat memberikan ASI ekslusif sampai enam bulan dilanjutkan sampai
Pada masa nifas terdapat tiga periode masa nifas yaitu fase taking in,
fase taking hold dan fase letting go. Fase taking in berlangsung hari pertama
rasa mulas, nyeri luka jahitan (Wahyuningsih, 2018). Dalam hal ini penulis
tergantung terhadap orang lain terutama dukungan keluarga dan bidan. Ibu
merupakan fase penerimaan tanggung jawab akan peran barunya. Ibu sudah
151
sendiri dan bayi sudah meningkat, ibu sudah merasa lebih nyaman dan
metode suntik, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implant dan pil serta
jangka panjang cocok untuk ibu yang tidak ingin anak lagi dan tidak
jenis vaksin astrazaneca sebanyak 2 kali. Ibu tidak mengalami keluhan setelah
vaksinasi.
4. Penerapan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Bayi Ibu “SP”
Bayi ibu “SP” lahir pada usia kandungan 38 minggu 5 hari dengan
berat 3100 gram. Menurut Armini, Sriasih, dan Marhaeni (2017) Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari umur kehamilan 37-42 minggu dengan
berat lahir 2500-4000 gram. Bayi Ibu “SP” lahir pukul 09.00 WITA, dilakukan
pemotongan tali pusat 2 menit setelah lahir yaitu pukul 09.02 WITA dan
perawatan tali pusat dan diberikan salf mata gentamicin sulfat 0,1% di
mata kanan dan kiri bayi untuk mencegah infeksi mata dan dilanjutkan
152
diberikan suntikkan Vitamin K1 1 mg pada pukul 09.30 WITA untuk
mencegah perdarahan. Pada Pukul 11.00 WITA bayi diberikan Imunisasi HB-
fisik pada bayi. Asuhan bayi baru lahir pada bayi ibu “SP” sesuai dengan
standar yaitu IMD, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian vitamin
Bayi Ibu “SP” sudah mendapatkan asuhan sesuai standar pada setiap
kunjungan yaitu KN 1 saat bayi berumur 6 jam dan 1 hari, KN 2 saat bayi
berumur enam hari dan KN 3 saat bayi berumur 14 hari. Selain itu penulis juga
kenaikan berat badan bayi selama satu bulan setelah lahir dan 42 hari untuk
penulis melakukan pijat bayi sambil mengajarkan ibu tehnik pijat bayi.
Menurut Utami (2013), bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap,
pada saat pemijatan. Sentuhan-sentuhan yang diberikan pada saat pijat bayi
153
dengan peningkatan jumlah durasi tidur bayi serta berkurangnya gangguan
tidur bayi.
terhadap peningkatan berat badan pada bayi. Pijat bayi sangat bermanfaat
adalah meningkatkan penyerapan makanan sehingga bayi lebih cepat lapar dan
bayi akan lebih sering menyusu kepada ibunya, sehingga bisa meningkatkan
Berat badan bayi Ibu “SP” mengalami kenaikan 1200 gram selama satu
bulan. Hal ini dikarenakan bayi Ibu “SP” sangat kuat menyusu sehingga
kebutuhan nutrisi bayi sudah terpenuhi dengan baik dengan memberikan ASI
secara on demand dan eksklusif. Pada umur enam hari bayi sudah
mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1, hal tersebut sudah sesuai dengan
hingga bayi berumur dua tahun. Bayi ibu “SP” diberikan stimulasi sejak dini
154
mengajak bayi bermain. Segera setelah lahir dilakukan IMD, kemudian di
rawat gabung bersama dengan ibu. Ibu juga selalu memperlihatkan kasih
menunjukkan bahwa semua anggota keluarga turut serta menjaga dan merawat
bayi.
155
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
asuhan kebidanan pada ibu “SP” dari usia kehamilan 16 minggu 3 hari
1. Asuhan kebidanan selama kehamilan pada ibu “SP” dan janin pada masa
3. Asuhan kebidanan selama masa nifas pada ibu “SP” berlangsung secara
fisiologis, dimana asuhan yang diberikan pada ibu “SP” sudah sesuai dengan
standar pelayanan.
4. Asuhan kebidanan pada bayi ibu “SP” sejak baru lahir sampai usia 42
hari berjalan secara fisiologis, dimana asuhan yang diberikan sudah sesuai
dengan standar
B. Saran
1. Bagi Penulis
masa kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi. Keluarga juga
bersalin, nifas dan bayi baru lahir sehingga bisa memberikan pelayanan yang
optimal.
dan terbaru meliputi buku, jurnal dan evidence based terbaru terkait pelayanan
157
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T. and Bangsawan, M. (2019) ‘Aplikasi Relaksasi Nafas dalam terhadap Nyeri
dan Lamanya Persalinan Kala I Ibu Bersalin di Rumah Bersalin Kota Bandar
Lampung’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 15(1), p. 59. doi:
10.26630/jkep.v15i1.1359.
Cholifah, S. and Purwanti, Y. (2019) Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas. Sidoardjo: UMSIDA Press.
Direktorat Kesehatan Keluarga (2020) Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi
Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19. Available at:
http://www.kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Pedoman bagi Ibu Hamil,
Bersalin, Nifas dan BBL di Era Pandemi COVID 19.pdf.
Doko, T. M., Aristiati, K. and Hadisaputro, S. (2019) ‘Pengaruh Pijat Oksitosin oleh
Suami terhadap Peningkatan Produksi Asi pada Ibu Nifas’, Jurnal
Keperawatan Silampari, 2(2), pp. 66–86. doi: 10.31539/jks.v2i2.529.
Fitriani, L. and Wahyuni, S. (2021) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Yogyakarta: Deepublish.
Hatijar, Saleh, I. S. and Yanti, L. C. (2020) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan, CV. Cahaya Bintang Cermelang.
158
Uterus Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Totoli Majene’, Journal of
Health, Education and Literacy, 1(2), pp. 113–119. doi: 10.31605/j-
healt.v1i2.274.
Juliastuti et al. (2021) Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Kusumastuti, Dewi, A. P. S. and Noviani, D. (2021) ‘Inisiasi Menyusu Dini Dan Pijat
Oksitosin Untuk Mempercepat Involusi Uterus Pada Ibu Postpartum’,
Urecol, 2019, pp. 928–934.
159
Pratiwi, D. et al. (2021) ‘Asuhan Kebidanan Komplomenter Dalam Mengatasi Nyeri
Persalinan’, pp. 4–5.
Suharnah, H., Jama, F. and Suhermi, S. (2021) ‘Pengaruh Terapi Musik Klasik
terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III’,
Window of Nursing Journal, 2(1), pp. 191–200. doi: 10.33096/won.v2i1.370.
Sulastri (2020) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Malang: Literasi
Nusantara.
160
Widiastini, N. L. (2018) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Bogor: IN Media.
Zulfita et al. (2021) ‘Peran Suami Mempercepat Proses Persalinan Istri’, Jurnal Abdi
Mercusuar, 01(01), pp. 1–10.
Zuraida Dania Pumi Keta (2020) ‘Pengaruh Kombinasi Yoga Dan Aroma Terapi
Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di Pondok
Pesantren Sumatera Thawalib Parabek’, Maternal Child Health Care
Journal, 2(2).
161
Lampiran 4
112
NO KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahapan Persiapan
a. Penjajakan Kasus
b. Penyusunan usulan kasus
c. Konsultasi usulan kasus
d. Seminar usulan kasus
e. Perbaikan usulan kasus
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan izin usulan kasus
b. Pelaksanaan asuhan selama
kehamilan trimester ketiga hingga
42 hari masa nifas
3. Tahap pengakhiran penelitian
a. Mengolah data hasil kasus binaan
b. Penyusunan laporan tugas akhir
112
Lampiran 5
DOKUMENTASI PADA SAAT MELAKUKAN ASUHAN