Anda di halaman 1dari 4

UAS DIKLAT GIZI

Oleh :

NI WAYAN ARI MILAWATI


NIM. P0713122309

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2024
UJIAN AKHIR SEMESTER
PRODI GIZI DAN DIETETIKA
SEMESTER 2 RPL

SOAL

1. Pada saat pelaksanaan diklat walaupun sudah dipersiapkan sedemikian rupa,


apakah masih dijumpai adanya kekurangannya. Kalau ada sebutkan dan berikan
penjelasan kenapa hal tersebut bisa terjadi.

2. Bagaimana pencapaian tujuan khusus dari diklat tersebut?

3. Apabila seorang balita umur 3 tahun diberikan nugget mix kelor sebanyak 1
porsi. Berapa persen kecukupan energi dan protein nya dapat terpenuhi.

4. Berdasarkan nilai pretest dan posttest apakah terjadi peningkatan setelah peserta
mengikuti pelatihan? Jelaskan.

5. Jawaban dikumpulkan paling lambat Senin, 22 April 2024, di Korma MK,


Kemudian di up load di gcr.

Selamat Bekerja Semoga Sukses


JAWABAN :

1. Kekurangan saat diklat :


a. Beberapa tamu undangan datang terlambat dan ada beberapa tamu
undangan tidak bisa hadir serta beberapa diantaranya tidak
mengkonfirmasi ketidakhadiranya sehingga mengakibatkan acara
pembukaan diklat tidak berjalan tepat waktu.
b. Peningkatan nilai post test tidak signifikan (sedikit). Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah soal pre-post hanya 5 soal sehingga dengan kesalahan
1 soal saja sudah cukup mempengaruhi nilai peserta, dan sepertinya ada
beberapa soal yang membingungkan peserta saat menjawab sehingga saat
post test masih ada yg mendapatkan nilai 0.
c. Konsumsi datang terlambat, sehingga tamu undangan tidak mendapatkan
nasi kotak karena ada beberapa tamu undangan yang mendahului untuk
meninggalkan acara.
2. Pencapaian tujuan khusus diklat
a. Kader posyandu mengetahui manfaat PMT lokal dan jenis bahan lokal
untuk pembuatan PMT. Pencapaian dari tujuan khusus yang pertama dapat
dilihat dari nilai post-test terkait ini sebanyak 79,31% kader menjawab
benar.
b. Kader posyandu mengetahui jenis PMT lokal sesuai kelompok umur
balita. Hal ini bisa dilihat dari nilai post-test terkait jenis PMT ini
sebanyak 89,65% kader menjawab benar.
c. Kader posyandu mengetahui nilai gizi dan standar porsi PMT lokal sesuai
kelompok umur balita. Hal ini bisa dilihat dari materi terkait tujuan khusus
yang disampaikan oleh narasumber, peserta menyimak dan aktif dalam
sesi diskusi.
d. Kader posyandu mampu mempersiapkan PMT lokal sesuai kelompok
umur balita. Hal ini bisa dilihat saat praktek pembuatan PMT kader aktif
ikut serta dalam proses pembuatan PMT Lokal berupa Nugget Kelor dan
Rolade Ikan. Dan pada sesi diskusi juga kader aktif bertanya terkait proses
persiapan pembuatan PMT lokal ini.
3. Apabila balita umur 3 tahun mengonsumsi nugget mix kelor sebanyak 1 porsi
dengan berat 50 gram mengandung energi 209,2 kkal, protein 7,4 gram, lemak
15,2 gram, karbohidrat 10,4 gram dapat memenuhi kecukupan energi
sebanyak 15,5% dan protein sebanyak 37%.
4. Berdasarkan nilai pre-test terendah adalah 0 poin diperoleh 1 (3,45%) orang
peserta pelatihan sedangkan nilai pre-test tertinggi adalah 100 poin diperoleh
11 (37,93%) orang peserta pelatihan. Dengan rata-rata nilai 50. Sedangkan
nilai post-test terendah adalah 0 poin diperoleh 1 (3,45%) orang peserta
pelatihan sedangkan nilai post-test tertinggi adalah 100 poin diperoleh 14
(43,28%) orang peserta pelatihan. Dengan rata-rata nilai 56.
Peningkatan nilai pretest dan post test tidak terlalu signifikan hal ini
disebabkan karena soal pada pre test dan post test hanya 5 soal.

Anda mungkin juga menyukai