Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN DASAR

KELUARGA MUSLIM PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

MUKADIMAH
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang bersusun kokoh.” (Terjemahan
Q.S Ash-Shaf: 4).

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu (masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkanmu daripadanya. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar; merekalah orang-orang beruntung.” (Terjemahan Q.S Ali-Imron: 103-104)

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN, STATUS, LAMBANG

Pasal 1: Nama

Organisasi ini bernama Keluarga Muslim Psikologi disingkat KMP.

Pasal 2: Waktu dan Kedudukan

1. Organisasi ini didirikan pada tanggal 27 Rajab 1409 H/5 Maret 1989 M.

2. Organisasi ini berkedudukan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM),


Yogyakarta.
Pasal 3: Status

Organisasi ini adalah Badan Kegiatan Mahasiswa yang berasaskan Islam.

Pasal 4: Lambang

Lambang KMP adalah sebagai berikut

1. Lambang KMP secara terpisah terdiri dari:


a. Bagian Bawah
Bagian bawah terdiri dari gambar Alquran dan Hadis, warna hijau, dan tulisan
KMP yang dicetak miring.
b. Bagian Atas
Bagian atas terdiri dari mata pena dan latar berwarna jingga.
c. Kubah Masjid

2. Filosofi Lambang:
Bagian bawah melambangkan Alquran dan Hadis sebagai landasan pikir secara
intelektual yang merupakan ciri khas serta pedoman hidup seluruh anggota KMP.
Bagian atas melambangkan mata pena sebagai aksi dari kegiatan berpikir. Semua
itu akan melahirkan peradaban yang dilambangkan dengan kubah masjid sebagai
lambang KMP secara utuh. Jingga melambangkan kejayaan dan semangat baru.
Hijau melambangkan gerak dinamis dan pertumbuhan. Huruf yang dipilih
menunjukkan kesan sederhana, elegan, dan modern. Akronim KMP yang ditulis italic
menunjukkan kesan dinamis dan bergerak ke depan.
BAB II
VISI DAN MISI

Pasal 5: Visi

Terbentuknya insan berkompetensi keislaman guna mewujudkan kehidupan kampus yang


islami.

Pasal 6: Misi

1. Membangun insan berkompetensi keislaman yang beradab, menjunjung tinggi


nilai-nilai islam, dan berilmu.
2. Membangun insan cendekia dalam beramal.
3. Mengoptimalkan syiar Keluarga Muslim Psikologi.
4. Mewujudkan ukhuwah islamiyyah di Fakultas Psikologi.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 7: Anggota
Anggota KMP adalah semua insan muslim di Fakultas Psikologi UGM, terdiri
dari mahasiswa, dosen, karyawan, dan alumni.

Pasal 8: Klasifikasi Anggota


a. Anggota Umum
b. Kader
c. Anggota Khusus

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9: Kelengkapan Organisasi


a. Musyawarah Akbar
b. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
c. Rencana Strategis
d. Garis-garis Besar Haluan Kerja
e. Majelis Musyawarah
f. Dewan Formatur
g. Pengurus Organisasi

Pasal 10: Pengurus Organisasi


a. Pengurus Harian
b. Pengurus Departemen
c. Pengurus Badan Semi Otonom
d. Pengurus Biro Khusus Kaderisasi

Pasal 11: Kekuasaan Tertinggi


Kekuasaan tertinggi organisasi ini ada pada Musyawarah Akbar.

Pasal 12: Tata Urutan Aturan


Tata urutan aturan KMP adalah sebagai berikut:
a. Ketetapan Musyawarah Akbar
b. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
c. Kebijakan Ketua
d. Ketetapan Musyawarah Biro Khusus Kaderisasi
e. Ketetapan Musyawarah Departemen atau Badan Semi Otonom

Pasal 13: Sistem Kaderisasi


Pengurus membentuk dan menjalankan suatu sistem kaderisasi terpadu KMP.

BAB V
PERMUSYAWARATAN

Pasal 14: Jenis-Jenis Permusyawaratan


a. Musyawarah Akbar
b. Musyawarah Istimewa Anggota
c. Musyawarah Dewan Formatur
d. Musyawarah Kerja Pengurus
e. Musyawarah Tengah Tahun Anggota
f. Musyawarah Pengurus Harian
g. Musyawarah Biro Khusus Kaderisasi
h. Musyawarah Departemen
i. Musyawarah Badan Semi Otonom
j. Musyawarah Panitia

BAB VI
KEUANGAN

Pasal 15: Sumber Dana


Dana KMP bersumber dari:
a. Usaha-usaha yang halal, jelas, dan diketahui oleh pengurus KMP.
b. Dana anggaran fakultas.
c. Dana bantuan dari Persatuan Orang Tua Mahasiswa Psikologi.
d. Infaq sukarela dari anggota.
e. Sumbangan dari para donatur.

Pasal 16: Alokasi Keuangan


Pengurus merencanakan dan menjalankan suatu sistem alokasi keuangan terpadu KMP.

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 17:
1. Perubahan Anggaran Dasar dapat diputuskan dan dilaksanakan oleh Musyawarah
Akbar atau Musyawarah Istimewa Anggota.
2. Pembubaran organisasi ini hanya dapat diputuskan dan dilaksanakan oleh
Musyawarah Istimewa Anggota.

BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 18:
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
KHATIMAH
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Terjemahan Q.S. Al-Anfal: 27).
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya menaati
kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.” (Terjemahan Q.S. Al-Ashr: 1-3)

Anggaran Dasar

disahkan dalam Musyawarah Akbar KMP

Hari Selasa, 4 Januari 2022 M/30 Jumadil Awal 1443 H.


Pukul 11.17 WIB Bertempat di Zoom Meeting

Pimpinan Musyawarah Notulis,

Raissa Widyasari Muhammad Hafiz Sabiqulhaq

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KELUARGA MUSLIM PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA


MUKADIMAH
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang
yang beruntung.” (Terjemahan Q.S. Ali-Imran: 104)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Terjemahan Q.S An-Nahl: 125)

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1: Pengertian Klasifikasi Anggota


1. Anggota umum adalah semua mahasiswa muslim yang terdaftar di administrasi
Bidang Akademik Fakultas Psikologi UGM.
2. Kader adalah semua anggota umum yang memenuhi persyaratan sebagai kader.
3. Anggota khusus adalah seluruh dosen, karyawan, dan alumni Fakultas Psikologi
UGM yang beragama Islam.

Pasal 2: Syarat Keanggotaan


1. Anggota umum
a. Beragama Islam,
b. Terdaftar sebagai mahasiswa di administrasi Bidang Akademik Fakultas
Psikologi UGM.
2. Kader
a. Anggota umum yang mendaftarkan diri ke KMP,
b. Telah menjalani Latihan Kepemimpinan 1 (LK 1) KMP, LK yang setara, atau
mengikuti matrikulasi sebagai tahapan awal kaderisasi KMP, dan
c. Ditetapkan sebagai kader oleh Musyawarah Pengurus Harian beserta Biro
Khusus Kaderisasi.
3. Anggota khusus
a. Beragama Islam,
b. Tercatat sebagai dosen, karyawan, atau alumni di administrasi Bidang Akademik
Fakultas Psikologi UGM serta pengurus yang telah demisioner namun masih
tercatat secara administratif sebagai mahasiswa psikologi.

Pasal 3: Hak Keanggotaan


1. Anggota umum berhak:
a. Mengajukan pendapat, gagasan, saran, dan evaluasi kepada pengurus,
b. Berpartisipasi dalam Musyawarah Akbar,
c. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KMP, dan
d. Menjadi kader KMP jika memenuhi syarat-syarat keanggotaan.
2. Kader berhak:
a. Mengajukan pendapat, gagasan, saran, dan evaluasi kepada pengurus,
b. Mendapatkan pembinaan dan perhatian dari pengurus KMP,
c. Berpartisipasi dalam Musyawarah Akbar,
d. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KMP, dan
e. Dipilih menjadi pengurus KMP.
3. Anggota khusus berhak:
a. Mengajukan pendapat, gagasan, saran, dan evaluasi kepada pengurus
b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KMP.

Pasal 4: Kewajiban Kader


1. Kader berkewajiban:
a. Mematuhi AD/ART, Ketetapan Musyawarah Akbar, dan ketetapan lainnya yang
mengikat anggota KMP,
b. Menjaga nama baik KMP, dan
c. Mengikuti seluruh alur kaderisasi KMP.

Pasal 5:
Hal-hal mengenai keanggotaan KMP yang belum tercantum dalam AD/ART akan diatur oleh
kepengurusan KMP.

BAB II
MAJELIS MUSYAWARAH

Pasal 6: Fungsi Majelis Musyawarah


1. Fungsi Pengawasan dan Evaluasi, yaitu fungsi menilai kinerja serta memberikan
masukan secara aktif kepada kepengurusan KMP.
2. Fungsi Konsultatif, yaitu fungsi mendengarkan kabar dari pengurus KMP dan
memberikan saran apabila dibutuhkan.
3. Fungsi Penyelenggaraan Musyawarah, yaitu fungsi untuk menyelenggarakan
Musyawarah Kerja Pengurus, Musyawarah Tengah Tahun, dan Musyawarah Akbar.

Pasal 7: Kewajiban Majelis Musyawarah


1. Menjalankan Fungsi Penyelenggaraan Musyawarah.
2. Menyelenggarakan Musyawarah Istimewa Anggota bila dianggap perlu.
3. Membentuk perangkat-perangkat yang mendukung penyelenggaraan Musyawarah
Akbar dan Musyawarah Tengah Tahun.
4. Menjalankan Fungsi Pengawasan dan Evaluasi.
5. Menjalankan Fungsi Konsultatif.
6. Melakukan pendampingan terhadap Dewan Formatur (DF) hingga struktur dan
arahan kerja kepengurusan baru KMP disahkan.
7. Ketua Majelis Musyawarah bertanggung jawab kepada Musyawarah Akbar dalam
setiap periode kepengurusan.

Pasal 8: Hak Majelis Musyawarah


Mengetahui Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari setiap kegiatan KMP.

Pasal 9: Keanggotaan Majelis Musyawarah


1. Anggota Majelis Musyawarah adalah kader yang pernah menjabat sebagai pengurus
minimal selama dua periode kepengurusan KMP.
2. Anggota Majelis Musyawarah berjumlah lima orang yang dipilih dalam Musyawarah
Akbar. Masa keanggotaan Majelis Musyawarah maksimal dua periode
kepengurusan.
3. Anggota Majelis Musyawarah tidak sedang menjabat sebagai Pengurus KMP.

Pasal 10: Struktur Majelis Musyawarah


Struktur Majelis Musyawarah diatur oleh anggota Majelis Musyawarah pada
Musyawarah Akbar.

BAB III
DEWAN FORMATUR

Pasal 11: Tugas dan Wewenang Dewan Formatur


Membentuk struktur dan arahan kerja kepengurusan KMP berdasarkan Garis-garis Besar
Haluan Kerja.
Pasal 12: Keanggotaan Dewan Formatur
1. Anggota Dewan Formatur adalah kader yang berada dalam kepengurusan minimal
selama satu periode kepengurusan KMP.
2. Ketua Dewan Formatur adalah ketua baru KMP terpilih.
3. Dewan Formatur terdiri dari tujuh orang yang dipilih dalam Musyawarah Akbar
termasuk Ketua KMP dan Koordinator Badan Semi Otonom.

Pasal 13: Masa Kerja Dewan Formatur


1. Masa kerja Dewan Formatur dimulai sejak terpilih dan berakhir setelah
dikeluarkannya Surat Keputusan Dewan Formatur.
2. Masa kerja pembentukan struktur dan arahan kerja KMP paling lambat 30 hari sejak
ditentukan sebagai Dewan Formatur.
3. Penambahan masa kerja Dewan Formatur hanya bisa disepakati bersama Majelis
Musyawarah.

BAB IV
BIRO KHUSUS KADERISASI

Pasal 14: Pengertian Biro Khusus Kaderisasi


Biro Khusus Kaderisasi yang selanjutnya disingkat BKK adalah biro yang khusus
menjalankan tugas kaderisasi.

Pasal 15: Hak Biro Khusus Kaderisasi


BKK berhak menentukan dan mengawasi alur kaderisasi dengan berkoordinasi dengan
ketua KMP & koordinator BSO.

Pasal 16: Kewajiban Biro Khusus Kaderisasi


1. BKK berkewajiban menjalankan fungsi kaderisasi KMP untuk seluruh kader KMP
dengan dapat dibantu oleh pengurus KMP dalam pelaksanaannya.
2. BKK bertanggung jawab pada Ketua KMP.

Pasal 17: Struktur Kepengurusan Biro Khusus Kaderisasi


1. Posisi BKK lebih tinggi dari departemen dalam struktur kepengurusan KMP.
2. Struktur kepengurusan BKK termasuk dalam struktur kepengurusan KMP.
3. Pengurus BKK sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yang merepresentasikan
KMP dan BSO.

Pasal 18: Keanggotaan Biro Khusus Kaderisasi


1. Anggota BKK adalah kader yang telah menyelesaikan alur kaderisasi.
2. Anggota BKK dipilih oleh Dewan Formatur dengan mempertimbangkan rekomendasi
pihak yang dibutuhkan.

BAB V
BADAN SEMI OTONOM

Pasal 19: Pengertian Badan Semi Otonom


1. Badan Semi Otonom adalah badan yang dibentuk dan ditentukan oleh
Musyawarah Akbar dalam kepengurusan KMP untuk menunjang tercapainya
tujuan organisasi.
2. Badan Semi Otonom diatur oleh Dewan Formatur dalam urusan tugas dan
wewenangnya.
3. Badan Semi Otonom selanjutnya disingkat BSO.
4. BSO memiliki batasan, yaitu:
a. Memiliki spesifikasi di bidang kegiatan
b. Setiap BSO yang terbentuk memiliki diferensiasi dengan BSO lain
c. Ketentuan lebih lanjut terkait batasan dalam BSO diatur lebih lanjut dan
dikoordinasikan bersama Ketua KMP

Pasal 20: Syarat Pembentukan Badan Semi Otonom


1. Memiliki tujuan khusus yang mengacu pada visi dan misi KMP.
2. Memiliki susunan kepengurusan.
3. Memiliki pengurus setidaknya lima orang
4. Memiliki diferensiasi dengan BSO atau departemen yang sudah ada

Pasal 21: Kelengkapan Badan Semi Otonom


1. Dokumen mengenai profil lembaga yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga KMP.
2. Sistem manajemen administrasi, organisasi, dan transfer informasi yang terkendali.
3. Sumber keuangan: KMP dan swadaya.
4. Aktivitas dan peran kaderisasi lanjutan yang dikoordinasikan dengan BKK.

Pasal 22: Hak dan Wewenang Badan Semi Otonom


1. Berhak menentukan dan menjalankan manajemen organisasi sendiri dengan tetap
berkoordinasi bersama departemen KMP dan divisi BSO lain yang memiliki arah
gerak serupa.
2. Berhak menjalankan peran kaderisasi sendiri dengan berkoordinasi kepada BKK.
3. Berhak memilih calon koordinator sendiri untuk periode selanjutnya.
4. Berhak mengadakan kerja sama dengan pihak lain dengan berkoordinasi kepada
Ketua KMP.
5. Berhak mendapat bantuan dan masukan yang bersifat konsultatif dan sugestif dari
Ketua KMP.
6. Memiliki kebijakan tersendiri dalam hal kepengurusan, hak dan kewajiban anggota,
serta manajemen organisasi.

Pasal 23: Struktur Kepengurusan Badan Semi Otonom


1. Struktur kepengurusan BSO dibentuk dan ditetapkan oleh Dewan Formatur.
2. Struktur kepengurusan BSO masuk ke dalam Struktur Kepengurusan KMP.

Pasal 24: Syarat Pembubaran Badan Semi Otonom


1. Pembubaran BSO hanya dapat diputuskan dalam Musyawarah Akbar atau
Musyawarah Istimewa Anggota
2. BSO dapat dibubarkan apabila telah melanggar ketentuan KMP.

BAB VI
DEPARTEMEN

Pasal 25: Pengertian Departemen


1. Departemen adalah bagian dari KMP yang memiliki tugas atau arahan kerja
tertentu yang dibentuk oleh Dewan Formatur dalam kepengurusan KMP untuk
menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Departemen dibentuk dan ditetapkan oleh Dewan Formatur

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 26: Pengertian Pengurus


Pengurus KMP adalah kader yang masuk ke dalam kepengurusan KMP.

Pasal 27: Struktur Kepengurusan


Struktur kepengurusan KMP dibentuk dan ditetapkan oleh Dewan Formatur

Pasal 28: Pengurus Harian


Pengurus harian KMP terdiri dari: Ketua KMP, Wakil Ketua, Sekretaris Umum, Bendahara
Umum, Koordinator Departemen, Koordinator Biro Khusus Kaderisasi, dan Koordinator
BSO.

Pasal 28A: Ketua


1. Ketua KMP adalah kader yang telah menyelesaikan tahap akhir alur kaderisasi.
2. Sebelum ketua KMP dilantik, fungsi ketua diampu oleh Majelis Musyawarah.
3. Ketua KMP memegang amanah selama satu periode kepengurusan dan sesudahnya
dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode kepengurusan.
4. Jika Ketua KMP tidak dapat melakukan kewajiban sampai masa jabatan berakhir, ia
diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah Istimewa Anggota.
5. Selama Ketua KMP pengganti belum ditetapkan, fungsi ketua KMP dipegang oleh
Majelis Musyawarah.
6. Ketua KMP bertanggung jawab kepada Musyawarah Akbar dalam setiap periode
kepengurusan.

Pasal 28B: Tugas dan Wewenang Ketua KMP


1. Menjaga dan membawa KMP kepada visi misi sesuai Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga.
2. Mengatur dan memimpin jalannya kepengurusan KMP.
3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang mengatasnamakan KMP.
4. Memimpin rapat Pengurus Harian.
5. Menjaga sinergitas dengan BSO.
6. Menjaga komunikasi antardepartemen.
7. Menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pihak luar yang berkepentingan.
8. Memantau dan mengontrol jalannya program kerja KMP.
Pasal 28C: Wakil Ketua
1. Wakil Ketua adalah kader yang telah menyelesaikan tahap akhir alur kaderisasi.
2. Wakil Ketua memegang jabatan selama satu periode kepengurusan dan sesudahnya
dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode kepengurusan.
3. Jika Wakil Ketua tidak dapat melakukan kewajiban sampai masa jabatannya
berakhir, ia diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah Pengurus Harian.
4. Wakil Ketua bertanggung jawab kepada Ketua KMP.

Pasal 28D: Tugas dan Wewenang Wakil Ketua


1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas.
2. Menggantikan peran ketua ketika ketua berhalangan.
3. Memberikan saran dan kritik terhadap ketua.
4. Tugas-tugas lainnya yang disepakati oleh ketua dan wakil.
5. Mengontrol dan mengevaluasi jalannya program kerja KMP.

Pasal 28E: Sekretaris Umum


1. Sekretaris Umum adalah kader yang telah menyelesaikan tahap akhir alur
kaderisasi.
2. Sekretaris Umum memegang jabatan selama satu periode kepengurusan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode kepengurusan.
3. Jika Sekretaris Umum tidak dapat melakukan kewajiban sampai masa
jabatannya berakhir, ia diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah
Pengurus Harian.
4. Sekretaris Umum bertanggung jawab kepada Ketua KMP.

Pasal 28F: Tugas dan Wewenang Sekretaris Umum


1. Memegang timeline seluruh kegiatan KMP
2. Mengelola surat masuk dan surat keluar
3. Bertanggung jawab atas ruang sekretariat dan barang inventaris KMP
4. Berkoordinasi mengenai kesekretariatan dengan BSO
5. Melakukan pendampingan kepada sekretaris kegiatan KMP
6. Menyimpan dan mengelola dokumen lembaga dan dokumentasi kegiatan
7. Tugas dan Wewenang Sekretaris Umum berakhir saat Sekretaris Umum
kepengurusan baru dilantik

Pasal 28G : Bendahara Umum


1. Bendahara Umum adalah kader yang telah menyelesaikan tahap akhir alur
kaderisasi.
2. Bendahara Umum memegang jabatan selama satu periode kepengurusan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode kepengurusan.
3. Jika Bendahara Umum tidak dapat melakukan kewajiban sampai masa
jabatannya berakhir, ia diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah
Pengurus Harian.
4. Bendahara Umum bertanggung jawab kepada Ketua KMP.

Pasal 28H: Tugas dan Wewenang Bendahara Umum


1. Mencatat setiap pemasukkan dan pengeluaran
2. Menyimpan dan mengelola uang kas KMP
3. Melakukan transparansi keuangan KMP secara berkala kepada seluruh pengurus
KMP
4. Berkoordinasi mengenai administrasi keuangan dengan BSO
5. Melakukan pendampingan kepada bendahara kegiatan KMP
6. Tugas dan Wewenang Bendahara Umum berakhir saat Bendahara Umum
kepengurusan baru dilantik

Pasal 29: Pengurus BSO


1. Pengurus BSO terdiri dari:
a. Koordinator
b. Sekretaris dan Bendahara
c. Koordinator Divisi
d. Pengurus Non-Koordinator
2. Pengurus BSO adalah kader yang bersedia menjadi pengurus BSO
3. Pengurus Harian BSO terdiri dari: Koordinator, Sekretaris dan Bendahara, dan
Koordinator Divisi.

Pasal 29A: Koordinator BSO


1. Koordinator BSO adalah kader KMP yang telah menyelesaikan alur kaderisasi KMP.
2. Koordinator BSO melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Kerja yang telah
ditetapkan di Musyawarah Akbar dan arahan kerja yang telah ditetapkan oleh
Dewan Formatur.
3. Koordinator BSO mengatur dan memimpin berjalannya BSO.
4. Koordinator BSO memegang jabatan selama satu periode kepengurusan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode kepengurusan.
5. Jika Koordinator BSO tidak dapat melakukan kewajiban sampai masa jabatan
berakhir, ia diganti oleh pengurus yang ditetapkan dalam Musyawarah Istimewa
Anggota.
6. Koordinator BSO melakukan evaluasi kegiatan dan mengoordinasikannya kepada
ketua KMP selama periode kepengurusan.

Pasal 29B: Sekretaris dan Bendahara BSO


1. Sekretaris dan Bendahara BSO memegang jabatan selama satu periode
kepengurusan
2. Sekretaris dan Bendahara BSO adalah pengurus yang membantu koordinator BSO
dalam menjalankan administrasi dan keuangan BSO.
3. Tugas dan Wewenang:
a. Mengatur administrasi dan keuangan BSO
b. Mengelola administrasi dan keuangan BSO
c. Mengoordinasikan administrasi dan keuangan BSO kepada Sekretaris Umum
dan Bendahara Umum.
d. Bertanggung jawab atas barang inventaris BSO
e. Menyimpan dan mengelola dokumen lembaga dan dokumentasi kegiatan dan
mengintegrasikannya ke Sekretaris Umum

Pasal 29C: Koordinator Divisi BSO


1. Koordinator divisi BSO adalah pengurus yang membantu koordinator BSO dalam
menjalankan program kerja BSO.
2. Penetapan koordinator divisi BSO disetujui oleh ketua KMP.
3. Koordinator divisi BSO memimpin berjalannya divisi di BSO dan bertanggung jawab
kepada koordinator BSO.
4. Jika Koordinator Divisi BSO tidak dapat melakukan kewajiban selama masa jabatan,
ia diganti oleh pengurus yang ditetapkan dalam Musyawarah BSO dengan
persetujuan Ketua KMP.

Pasal 30: Pengurus Departemen


1. Pengurus Departemen terdiri dari:
a. Koordinator
b. Pengurus Non-Koordinator
2. Pengurus Departemen adalah kader yang bersedia menjadi pengurus departemen
3. Masa bakti pengurus departemen adalah satu tahun periode kepengurusan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali maksimal satu kali.

Pasal 30A: Koordinator Departemen


1. Koordinator Departemen adalah kader KMP yang telah menyelesaikan alur
kaderisasi KMP.
2. Koordinator Departemen adalah kader yang membantu ketua dalam menjalankan
program kerja KMP.
3. Penetapan koordinator departemen disetujui oleh ketua KMP.
4. Koordinator Departemen memimpin berjalannya departemen dan bertanggung jawab
kepada ketua KMP.
5. Jika Koordinator Departemen tidak dapat melakukan kewajiban selama masa
jabatan, ia diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah Pengurus Harian.
6. Masa bakti koordinator departemen adalah satu tahun periode kepengurusan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali maksimal satu kali.

Pasal 31: Pengurus BKK


1. Pengurus BKK terdiri dari:
a. Koordinator
b. Pengurus non-koordinator
2. Pengurus BKK adalah kader yang bersedia menjadi pengurus BKK
3. Masa bakti pengurus BKK adalah satu tahun periode kepengurusan dan sesudahnya
dapat dipilih kembali maksimal satu kali.

Pasal 31A: Koordinator BKK


1. Koordinator BKK adalah kader yang membantu ketua KMP dalam menjalankan
fungsi kaderisasi KMP.
2. Penetapan koordinator BKK disetujui oleh ketua KMP.
3. Koordinator BKK memimpin berjalannya BKK dan bertanggung jawab kepada ketua
KMP.
4. Jika Koordinator BKK tidak dapat melakukan kewajiban selama masa jabatan, ia
diganti oleh kader yang ditetapkan dalam Musyawarah Pengurus Harian.

Pasal 32: Periode Kepengurusan


Periode kepengurusan diawali sejak dilantiknya pengurus dan diakhiri dengan Laporan
Pertanggungjawaban.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 33: Musyawarah Akbar


1. Musyawarah Akbar adalah musyawarah evaluasi dan pengambilan keputusan
tertinggi yang dilaksanakan pada akhir periode kepengurusan dan diikuti oleh
anggota KMP, semua pihak yang diundang, dan diwajibkan bagi pengurus KMP.
2. Tugas dan Wewenang Musyawarah Akbar adalah:
a. Mengevaluasi dan menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus.
b. Meninjau, menyempurnakan, dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Rencana strategis, dan Garis-garis Besar Haluan Kerja.
c. Meninjau dan/atau menyempurnakan keputusan Musyawarah Akbar
sebelumnya.
d. Memilih dan menetapkan Ketua KMP dan Koordinator BSO.
e. Memilih dan menetapkan Dewan Formatur.
f. Memilih dan menetapkan Majelis Musyawarah.
g. Menetapkan hasil Musyawarah Akbar.
3. Musyawarah Akbar dipimpin oleh Majelis Musyawarah.
4. Bila Majelis Musyawarah berhalangan hadir maka pimpinan sidang Musyawarah
Akbar dipilih oleh peserta musyawarah.
5. Musyawarah Akbar dapat dilangsungkan bila dihadiri sekurang-kurangnya 50%
ditambah satu dari pengurus KMP.
6. Apabila dalam kondisi force majeure pengurus KMP yang hadir masih belum
memenuhi kuota tersebut, maka musyawarah dapat dimulai bila disepakati
sekurang-kurangnya 2/3 dari pengurus yang hadir.
7. Ketetapan Musyawarah Akbar sah bila disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari peserta
musyawarah.
8. Ketetapan Musyawarah Akbar yang belum dijelaskan dalam AD/ART akan dijelaskan
dalam tata tertib Musyawarah Akbar KMP.

Pasal 34: Musyawarah Istimewa Anggota (MIA)


1. Musyawarah Istimewa Anggota adalah musyawarah yang diadakan dalam masa
kepengurusan apabila dibutuhkan, terkait hal-hal di bawah ini:
a. Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b. Pembubaran organisasi.
c. Pertanggungjawaban Ketua KMP sebelum habis masa jabatan.
d. Pencabutan mandat Ketua KMP dan penetapan Ketua KMP yang baru.
e. Pertanggungjawaban Koordinator BSO sebelum habis masa jabatan.
f. Pencabutan mandat Koordinator BSO dan penetapan Koordinator BSO yang
baru.
2. Musyawarah Istimewa Anggota diikuti oleh anggota KMP, semua pihak yang
diundang, dan diwajibkan bagi pengurus KMP.
3. Musyawarah Istimewa Anggota dapat diselenggarakan bila:
a. Diusulkan oleh sekurang-kurangnya tiga orang dari Majelis Musyawarah.
b. Diusulkan oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari Pengurus
KMP.
c. Musyawarah Istimewa Anggota diselenggarakan oleh Majelis Musyawarah.

Pasal 35: Musyawarah Dewan Formatur


1. Musyawarah Dewan Formatur adalah musyawarah yang dilakukan oleh Dewan
Formatur terpilih untuk menjalankan tugas dan wewenang Dewan Formatur.
2. Keputusan Dewan Formatur sah jika disepakati sekurang-kurangnya oleh 4
dari 7 anggota Dewan Formatur.

Pasal 36: Musyawarah Kerja Pengurus


1. Musyawarah Kerja Pengurus adalah musyawarah yang dilakukan di awal
kepengurusan untuk mensosialisasikan kelengkapan organisasi KMP serta program
kerja KMP.
2. Musyawarah Kerja Pengurus dihadiri oleh anggota KMP dan wajib bagi pengurus.
3. Musyawarah Kerja Pengurus dilaksanakan selambat-lambatnya 30 hari setelah
struktur kepengurusan terbentuk.
4. Penundaan penyelenggaraan musyawarah kerja Pengurus hanya bisa disepakati
bersama Majelis Musyawarah.
5. Musyawarah Kerja Pengurus diselenggarakan oleh Majelis Musyawarah.

Pasal 37: Musyawarah Tengah Tahun Anggota


1. Musyawarah Tengah Tahun Anggota adalah musyawarah yang diselenggarakan
pada tengah tahun kepengurusan yang berlaku.
2. Musyawarah Tengah Tahun Anggota diadakan guna:
a. Mengevaluasi kinerja kepengurusan yang telah berjalan selama setengah tahun
kepengurusan.
b. Memberikan rekomendasi atas hasil evaluasi untuk kepengurusan setengah
tahun berikutnya.
Pasal 38: Musyawarah Pengurus Harian (MPH)
1. Musyawarah Pengurus Harian adalah musyawarah pengambilan keputusan masalah
keseharian kepengurusan, serta masalah khusus lain yang meliputi perencanaan,
koordinasi, pengawasan, dan evaluasi.
2. Musyawarah Pengurus Harian dihadiri oleh Pengurus Harian serta dapat dihadiri
oleh satu atau lebih anggota departemen dan/atau divisi dan/atau BKK jika
diperlukan.
3. Musyawarah Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua KMP atau yang ditunjuk.

Pasal 39: Musyawarah Departemen


1. Musyawarah Departemen adalah musyawarah yang dilakukan oleh
masing-masing departemen dalam rangka konsolidasi untuk menjalankan
arahan kerja dan program kerja departemen.
2. Musyawarah Departemen adalah musyawarah pengambilan keputusan tertinggi
masalah-masalah keseharian dalam lingkup kerja departemen yang bersangkutan.
3. Musyawarah Departemen dipimpin oleh Koordinator Departemen atau yang ditunjuk.

Pasal 40: Musyawarah BSO


1. Musyawarah BSO adalah musyawarah yang dilakukan oleh masing-masing BSO
dalam rangka konsolidasi untuk menjalankan arahan kerja dan program kerja BSO.
2. Musyawarah BSO adalah musyawarah pengambilan keputusan tertinggi
masalah-masalah keseharian dalam lingkup kerja BSO yang bersangkutan.
3. Musyawarah BSO dipimpin oleh Koordinator BSO atau yang ditunjuk.

Pasal 41: Musyawarah Panitia


Musyawarah panitia adalah musyawarah yang dilakukan oleh suatu kepanitiaan untuk
membahas pelaksanaan kegiatan dalam kepanitiaan tersebut.

Pasal 42: Musyawarah BKK


1. Musyawarah BKK adalah musyawarah yang dilakukan oleh BKK dalam rangka
konsolidasi untuk menjalankan fungsi kaderisasi KMP.
2. Musyawarah BKK adalah musyawarah pengambilan keputusan tertinggi
masalah-masalah keseharian dalam lingkup kaderisasi.
3. Musyawarah BKK dipimpin oleh koordinator BKK atau yang ditunjuk.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 43:
1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diputuskan dan dilakukan pada
Musyawarah Akbar atau Musyawarah Istimewa Anggota.
2. Keputusan perubahan Anggaran Rumah Tangga dinyatakan sah jika disetujui
sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta musyawarah.
BAB X
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 44:
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
sesuai dengan tata urutan aturan KMP.

BAB XI
PENGESAHAN

Pasal 45:
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Musyawarah Akbar KMP X di Zoom Meeting
pada 5 Januari 2022.

KHATIMAH
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Terjemahan Q.S. Al-Anfal: 27).

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat-menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati dalam kesabaran.” (Terjemahan Q.S. Al-Ashr: 1-3)

Anggaran Rumah Tangga

disahkan dalam Musyawarah Akbar KMP


Hari Rabu, 5 Januari 2022 M/2 Jumadil Akhir 1443 H. Pukul 11.13 WIB. Bertempat di
Zoom Meeting

Pimpinan Musyawarah, Notulis,


Zafira Amani Salsabila Salwa

Anda mungkin juga menyukai