Disusun oleh :
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
TANGERANG
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian yang telah kami buat dengan judul
“HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ANSIETAS DENGAN IMPAKSI SERUMEN
PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI
BALARAJA” beserta seluruh isi dari penelitian ini adalah benar hasil karya tulis kami
sendiri, sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) program studi profesi dokter. Bagian atau data tertentu yang kami peroleh
dari Lembaga atau perusahaan dan/atau kami kutip hasil karya orang lain telah mendapat
izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan
ilmiah. Jika dikemudian hari ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
penelitian ini batal. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Klarasita Wibowo1, Nidya Sandra Adelina1, Shirley Ivonne Moningkey2, Ai Siti Zakiyah3,
Siti Zaenab Oktarina3
Data Penulis
1. Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Kampus FK UPH, Jl. Jendral
Sudirman No. 20, Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten
15810
2. Departemen Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Jl. Jendral Sudirman
No. 20, Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten 15810
3. Pusat Kesehatan Masyarakat Balaraja, Jl. Raya Serang KM 24, Desa Talagasari,
Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang 15610
ABSTRAK
Latar Belakang:
Impaksi serumen adalah kelainan dari telinga yang menyebabkan adanya sumbatan oleh
serumen pada meatus auditorius eksternus. Gangguan emosional seperti stres dan ansietas
merupakan salah satu dari faktor risiko terjadinya impaksi serumen. Serumen dapat terbentuk
dari sekresi kelenjar apokrin pada telinga yang menerima inervasi dari simpatik adrenergik
dan berespon terhadap norepinefrin menyebabkan pengeluaran keringat, yang dapat dipicu
oleh emosional seperti stres dan ansietas.
Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat stres dan ansietas dengan
impaksi serumen pada anak usia Sekolah Menengah Pertama di Balaraja.
Metode Penelitian:
Penelitian ini merupakan studi analitik komparatif kategorik tidak berpasangan studi potong
lintang (cross sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling.
Hipotesis:
Terdapat hubungan antara tingkat stres dan ansietas dengan impaksi serumen pada anak usia
Sekolah Menengah Pertama di Balaraja.
Hasil:
Penelitian ini mendapatkan sebanyak 106 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi. Pada sampel dengan tingkat stres sedang - berat dengan adanya impaksi
serumen yaitu sebanyak 16 (45,7%) responden dengan hasil analisa yang menunjukkan
p<0,05 sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian
impaksi serumen. Pada sampel dengan tingkat ansietas sedang - berat dengan adanya impaksi
serumen yaitu sebanyak 1 (2,9%) responden dengan hasil analisa yang menunjukkan p>0,05
sehingga terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat ansietas dengan kejadian
impaksi serumen.
Kata Kunci:
Impaksi serumen, tingkat stres, tingkat ansietas
LATAR BELAKANG RI) mengatakan impaksi serumen paling
Serumen dikenal oleh masyarakat banyak ditemukan di anak usia sekolah.3,4
umum sebagai kotoran telinga. Serumen Impaksi serumen adalah salah satu
merupakan sekresi telinga alami berupa kelainan dari telinga, dimana pada meatus
cairan yang keluar dari meatus auditorius auditorius eksternus terdapat sumbatan
eksternus. Serumen terbentuk dari yang disebabkan oleh serumen. Sumbatan
korneosit yang mengalami deskuamasi dan yang disebabkan oleh impaksi serumen ini
bercampur dengan sekresi dari kelenjar dapat menyebabkan gangguan
sebasea dan apokrin. Serumen secara pendengaran. Impaksi serumen biasanya
alami bersifat asam dan memiliki peran disebabkan oleh ketidakmampuan dari
yang penting dalam perlindungan terhadap telinga untuk membersihkan diri secara
patogen eksogen yang dapat menyebabkan alami ataupun karena menempatkan objek
otitis eksterna. Serumen dikeluarkan dari ke dalam telinga yang menyebabkan
telinga melalui mekanisme yang terdorongnya serumen lebih dalam lagi ke
membersihkan telinga melalui migrasi liang telinga. Impaksi serumen dapat
epitel dari umbo membran timpani ke arah menyebabkan gejala gangguan
lateral serta pergerakan rahang yang juga pendengaran kognitif, tinnitus, rasa tidak
dapat membantu mendorong serumen dari nyaman, telinga bau, hingga batuk kronis.
meatus auditorius eksternus ke ostium agar Faktor risiko terjadinya impaksi serumen
dapat keluar.1,2 antara lain seringnya menggunakan alat
Prevalensi impaksi serumen lebih membersihkan telinga yang mendorong
sering ditemukan pada anak-anak. Hasil serumen menjadi semakin dalam,
Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan penggunaan alat bantu dengar, kelainan
bahwa penduduk usia lima tahun keatas anatomi yang menghalangi mekanisme
mengalami impaksi serumen sebanyak pembersihan secara normal, serta
18,8%. Pada suatu survei yang dilakukan gangguan emosional seperti stres, ansietas,
oleh Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit dan depresi. Serumen terbentuk salah
THT Indonesia (Perhati) FK UI di satunya dari sekresi kelenjar apokrin.
beberapa sekolah Indonesia di 6 kota Kelenjar apokrin menerima inervasi dari
berbeda ditemukan bahwa insidensi simpatik adrenergik dan berespon terhadap
impaksi serumen cukup tinggi di anak norepinefrin, sehingga kelenjar apokrin
yaitu sebesar 30-50%. Kemudian di suatu terlibat dalam pengeluaran keringat yang
artikel yang dikeluarkan oleh Kementerian dipicu oleh emosional seperti stres,
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes ansietas maupun stimulus nyeri.1,2,5
Stres merupakan reaksi seseorang atau stres tertinggi adalah Sulawesi Tengah
baik secara emosional (mental atau psikis), yaitu sebanyak 11,6%, dan yang terendah
maupun secara fisik apabila terjadi ditemukan di Lampung yaitu sebesar
perubahan dari lingkungan yang 1,2%. Prevalensi ansietas diperkirakan
menyebabkan seseorang harus 20% dari populasi dunia yang menderita
menyesuaikan diri. Stres merupakan reaksi ansietas. Prevalensi ansietas di Indonesia
yang alami dan penting bagi kehidupan, berkisar 2-5% dari populasi umum atau
namun apabila berat dan terjadi secara 7-16% dari semua penderita gangguan
berkepanjangan dapat merusak kesehatan jiwa. Indonesia merupakan negara yang
mental seseorang. Ansietas atau setiap tahun prevalensi ansietasnya
kecemasan adalah perasaan khawatir, tidak mengalami peningkatan. Menurut
nyaman, atau gugup yang bervariasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
ringan hingga berat. Hal ini dapat Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang dilakukan
melibatkan perubahan kognitif, fisik, dan pemeriksaan kepada 14,988 orang sejak
perilaku. Bahaya yang nyata atau yang tahun 2020-2022 ditemukan pada masalah
dirasakan menyebabkan aliran adrenalin, cemas terdapat 68,8% memiliki masalah
suatu hormon dan pembawa pesan kimiawi cemas pada tahun 2020, 76,1% memiliki
di otak, yang pada akhirnya memicu reaksi masalah cemas pada tahun 2021 dan
kecemasan ini dalam proses yang disebut 75,8% memiliki masalah cemas pada
fight or flight response. Stres dan ansietas tahun 2022.5,6.7,8,9
ditemukan dapat mengaktifkan Penelitian yang telah dilakukan
Hypothalamic - Pituitary Adrenocortical oleh Sari menemukan adanya hubungan
axis (HPA axis) serta sistem saraf simpatik yang bermakna antara stres dengan
sehingga dapat menyebabkan peningkatan kejadian impaksi serumen. Namun pada
produksi glandula seruminosa atau apokrin penelitian yang telah dilakukan oleh Putra
dan glandula sebasea yang menyebabkan menemukan tidak terdapat hubungan
peningkatan produksi serumen. antara tingkat stres dengan kejadian
Menurut Data hasil Riset impaksi serumen. Selain itu terdapat
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun penelitian yang telah dilakukan oleh
2018 menunjukkan prevalensi penduduk Mohamed yang menemukan kejadian
Indonesia yang mengalami gangguan ansietas pada kasus impaksi serumen.
mental emosional atau stres sebesar 37.728 Ketiga penelitian tersebut berfokus pada
orang (9,8%), dengan provinsi dengan mahasiswa sebagai target penelitiannya
prevalensi gangguan mental emosional serta tidak menyingkirkan faktor risiko
impaksi serumen lainnya. Sehingga 3. Bagaimana tingkat ansietas pada
berdasarkan latar belakang tersebut, kami anak usia sekolah di sekolah
sebagai peneliti ingin mempelajari menengah pertama di Balaraja?
hubungan tingkat stres dan ansietas dengan 4. Apakah terdapat hubungan antara
impaksi serumen pada anak usia sekolah di tingkat stres dengan impaksi
sekolah menengah pertama di serumen pada anak usia sekolah di
Balaraja.10,11,12 sekolah menengah pertama di
Balaraja?
RUMUSAN MASALAH 5. Apakah terdapat hubungan antara
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, tingkat tingkat ansietas dengan impaksi
prevalensi impaksi serumen menunjukkan serumen pada anak usia sekolah di
bahwa penduduk usia lima tahun keatas sekolah menengah pertama di
yang mengalami impaksi serumen Balaraja?
sebanyak 18,8%.7 Selain itu, penelitian
sebelumnya yang menghubungkan tingkat MANFAAT PENELITIAN
stres yang dengan impaksi serumen masih Manfaat Akademis
minim dan hanya dilakukan pada Manfaat akademis dari penelitian
mahasiswa saja, sehingga belum dilakukan ini adalah sekiranya dapat memberikan
di usia anak sekolah di Indonesia. Oleh pengetahuan mengenai hubungan antara
karena itu, penulis ingin melakukan tingkat stres dan ansietas pada anak usia
penelitian untuk mengetahui apakah sekolah dengan kejadian impaksi serumen.
terdapat hubungan antara tingkat stres dan Selain itu diharapkan penelitian ini dapat
ansietas dengan impaksi serumen pada membantu peneliti agar mampu
anak usia sekolah di sekolah menengah melakukan edukasi kepada anak dengan
pertama di Balaraja. impaksi serumen yang mengalami
gangguan atau penurunan pendengaran
PERTANYAAN PENELITIAN mengenai perilaku kebersihan telinga.
1. Bagaimana tingkat kejadian Manfaat Praktis
impaksi serumen pada anak usia Manfaat praktis dari penelitian ini
sekolah di sekolah menengah adalah agar dapat dijadikan sebagai acuan
pertama di Balaraja? serta pengetahuan dan pengalaman dalam
2. Bagaimana tingkat stres pada anak melakukan penelitian yang terkait dengan
usia sekolah di sekolah menengah impaksi serumen dan tingkat stres dan
pertama di Balaraja? ansietas. Kemudian agar dapat
meningkatkan pengetahuan serta
kesadaran masyarakat terutama pada anak Tempat dan waktu penelitian
usia sekolah mengenai kejadian impaksi Penelitian bertempatkan di SMPN 2 dan
serumen serta tingkat stres dan ansietas. SMP Nurul Huda, Balaraja, Tangerang.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 -
TUJUAN PENELITIAN 16 September 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui angka kejadian Sampel
impaksi serumen pada anak usia Sampel pada penelitian ini yaitu anak
Sekolah Menengah Pertama di berusia 11 - 15 tahun yang bersekolah di
Balaraja. SMPN 2 dan SMP Nurul Huda dengan
2. Mengetahui tingkat stres pada anak ketersediaan mengikuti penelitian ini.
usia Sekolah Menengah Pertama di Variabel independen pada penelitian ini
Balaraja. adalah tingkat stres dan ansietas dengan
3. Mengetahui tingkat ansietas pada variabel dependen adalah impaksi
anak usia Sekolah Menengah serumen. Teknik pengambilan sampel pada
Pertama di Balaraja. penelitian ini dilakukan secara random
4. Mengetahui apakah terdapat sampling, dimana sampel akan diambil
hubungan antara tingkat stres secara acak serta disesuaikan kembali
dengan impaksi serumen pada anak dengan kriteria inklusi dan eksklusi
usia Sekolah Menengah Pertama di sehingga responden dapat memberikan
Balaraja. informasi yang memadai dan menjawab
5. Mengetahui apakah terdapat pertanyaan penelitian.
hubungan antara tingkat ansietas
dengan impaksi serumen pada anak Kriteria Inklusi
usia Sekolah Menengah Pertama di Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
Balaraja. siswa siswi yang masih bersekolah aktif di
SMPN 2 dan SMP Nurul Huda, responden
METODOLOGI berusia 11 - 15 tahun saat ini, kemudian
Desain Penelitian responden yang bersedia menjadi sampel
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pada penelitian ini dan telah mendapat
analitik kategorik tidak berpasangan persetujuan dari wali kelas responden.
dengan pendekatan cross-sectional
(potong lintang). Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah dan ansietas menggunakan kuesioner
responden menggunakan alat bantu DASS-42 yang dibagikan kepada
dengar, memiliki kelainan anatomi pada responden setelah dilakukannya
telinga, riwayat pembersihan telinga 1-3 pemeriksaan telinga. Selama penelitian,
hari sebelum pengambilan sampel, peneliti didampingi oleh dokter internship
kemudian responden yang sebelumnya serta perawat dan staf. Data yang didapat
telah terdiagnosa memiliki gangguan setelah itu dikumpulkan menggunakan
kejiwaan dan sedang dalam pengobatan Microsoft Excel. Penelitian ini
dari dokter. menggunakan uji statistik chi square dan
kemudian dianalisa menggunakan SPSS
Variabel Penelitian versi 26.0.
Variabel independen pada penelitian ini
adalah tingkat stres dan ansietas. Variabel HASIL
dependen pada penelitian ini adalah Pengumpulan data responden pada
kejadian impaksi serumen. penelitian ini dilakukan pada tanggal
15-16 September 2023 di SMPN 2 dan
Bahan dan Cara Penelitian SMPN Nurul Huda di Balaraja. Jumlah
Data yang diambil pada penelitian ini responden yang didapatkan sebanyak 106
merupakan data primer yang diambil sampel yang sebelumnya telah diseleksi
langsung dari responden. Pengambilan ulang untuk disesuaikan dengan kriteria
sampel menggunakan metode random inklusi dan eksklusi dari penelitian ini.
sampling yang dilakukan selama Jumlah responden penelitian telah
penjaringan ke SMPN 2 dan SMP Nurul memenuhi perhitungan jumlah sampel
Huda dalam rangka skrining kesehatan minimal dari penelitian.
gigi dan telinga. Pemeriksaan telinga
dilakukan menggunakan otoskop penlight Karakteristik Responden
standar General Care yang dilakukan oleh Tabel 1. Distribusi Statistik Deskriptif
dokter internship. Alat ukur tingkat stres Usia Responden