KERANGKA KERJA Jikn
KERANGKA KERJA Jikn
SISTEM JARINGAN INFORMASI KEARSIPAN NASIONAL statis (institusional maupun perorangan) yang masih dalam
( SJIKN ) format konvensional tetap relevan selamanya bagi kebutuhan
Dalam Rangka informasi masyarakat, namun terdapat resiko bahwa bahan-
Penyelenggaraan Sistem Kearsipan Nasional bahan tersebut akan semakin kurang terpublikasi karena
masyarakat sudah cenderung menggunaan Internet
1. PENDAHULUAN merupakan pilihan sarana pencarian bahan-bahan informasi,
khususnya dalam masyarakat penelitian. Semakin lama
1.1. Latar Belakang penyelenggara layanan kearsipan statis tidak mampu
merespon kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh
Semakin meluasnya ketersediaan akses ke jaringan-jaringan
teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini, semakin besar
komunikasi seperti Internet telah menstimulasi begitu banyak
resikonya bahwa banyak khasanah arsip yang tidak
penelitian dan pembahasaan yang positif mengenai potensialitas
tereksplorasi oleh masyarakat, yang pada akhirnya memberi
dari jaringan yang mungkin dapat meningkatkan akses ke gudang
dampak buruk terhadap kualitas penelitian. Dalam konteks
informasi. Kekuatan dari teknologi komunikasi modern telah
yang lebih besar, masyarakat tidak dapat memperoleh
membuka kemungkinan untuk mencapai tingkat koordinasi dalam
informasi utuh terhadap salah satu warisan budayanya.
mempresentasikan sumber-sumber informasi ke pengguna akhir
yang mungkin belum dimungkinkan dimasa lampau. Koordinasi Jaringan Informasi Kearsipan Nasional yang berbasiskan
yang meningkat seperti itu akan menjadikan proses pencarian teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan para
sumber-sumber informasi dalam khasanah arsip semakin lebih pengguna dimanapun di seluruh dunia yang memiliki akses ke
mudah dan lebih efisien, dan alasan utama bagi penciptaan suatu Internet untuk mampu mengontak suatu gateway,
jaringan kearsipan nasional adalah menyediakan kemudahan bagi mengirimkan permintaan dan langsung menerima respon
para pengguna untuk mencari bahan-bahan yang mereka perlukan. yang akan memberikan semua bahan-bahan relevan yang
terdapat di semua tempat penyimpanan arsip statis di seluruh
Konsekwensi dari kesempatan tersebut juga memberi pengaruh
Indonesia. Namun demikian, teknologi informasi bukanlah
signifikan kepada penyelenggara kearsipan. Informasi mengenai
sebagai satu-satunya sarana dalam mencapai hal tersebut,
warisan masa lampau baik yang telah dipublikasikan maupun belum
katalog nasional atau informasi katalog nasional merupakan
bentuk lain dari suatu media jaringan informasi kearsipan nasional representasi yang lengkap mengenai warisan nasional dalam
dalam rangka mencapai tujuan yang sama. bentuk arsip untuk waktu yang relatif singkat, salah satu
alternatifnya adalah dengan memfokuskan digitalisasi
Dasar dari kebutuhan tersebut adalah bahwa dengan jaringan akses terhadap katalog dan indeks, bukan pada dokumennya.
jarak jauh (remote-access network) yang dirancang sedemikian
rupa sehingga pengguna dapat mengejar kepentingan dan Dengan mengkonsentrasikan pada suatu jaringan sarana temu
kebutuhan mereka akan sangat berguna bila dibangun melampaui balik, dapat dipastikan bahwa hal ini merupakan fondasi bagi
batas-batas sektoral dalam masyarakat kearsipan. Suatu pencarian suatu layanan yang luas dimasa yang akan datang, karena
terhadap naskah dari seorang politikus atau penulis, untuk bukti entri-entri dalam katalog digital memberikan sarana
dari suatu gerakan sosial, politik atau keagamaan, atau sebagai pengindeksan penting yang diperlukan untuk penyampaian
referensi untuk suatu tempat atau urusan tertentu, akan format-format digital lainnya. Alternatif lainnya, untuk
membimbing seorang peneliti ke koleksi yang disimpan dalam dokumen-dokumen yang didigitalisasi dilakukan berdasarkan
berbagai tempat penyimpanan (repositori) dari berbagai sektor yang pemilihan tema-tema tertentu, dari pada melakukan
berbeda. Keunikan dari arsip menjamin bahwa koleksi (khasanah) digitalisasi terhadap semua khasanah arsip yang ada.
dari tempat penyimpanan yang berbeda bukan duplikasi satu sama
lain, namun secara bersama-sama membentuk jalinan memori Bahan-bahan yang dimasukkan antara lain:
nasional.
gabungan dari bahan-bahan konvensional dan
media baru, seperti, naskah, peta, gambar bergerak
dan gambar statis, rekaman suara.
1.2. Kondisi saat ini
sumber-sumber yang diperlukan untuk keperluan
Dengan kondisi keterbatasan teknologi yang ada saat ini, masih proses belajar dan penelitian.
dirasakan sulit untuk melakukan digitalisasi terhadap semua
khasanah yang ada. Dan meskipun telah dilakukan beberapa proses Arsiparis relatif lebih lamban dalam memanfaatkan teknologi
digitalisasi bahan-bahan arsip, jumlah yang ada akan semakin informasi modern, sebagian karena keunikan dari sifat arsip,
bertambah, sehingga akan semakin sulit. Untuk memberikan
dan sebagian lagi karena begitu besarnya jumlah khasanah yang jaringan yang harus sesuai dengan database pusat
ada secara nasional. jaringan;
Kemampuan komunikasi antar data ( intercommunicability of data) masalah-masalah teknis, termasuk masalah akses,
mengenai khasanah arsip merupakan tantangan pertama yang dan deksripsi dan kontrol saran temu balik yang
harus dihadapi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, merepresentasikan koleksi-koleksi yang memiliki
sehingga perlu adanya kerja sama nasional dan internasional untuk pokok masalah yang berelasi dari beberapa institusi
mencari solusi terhadap permasalahan ini. yang berbeda;
Perlu dijajaki teknologi yang memungkinkan pencarian dapat masalah-masalah ekonomi, seperti biaya konversi
dilakukan lintas pemilik database sarana temu balik dan sarana temu balik, input data, pemeliharaan
mengembangkan tampilan untuk pencarian yang user friendly dan database, pelatihan dan dokumentasi.
tampilan yang efektif untuk respon.
2. KERANGKA KERJA JARINGAN INFORMASI KEARSIPAN
Masalah-masalah dalam penggabungan database: NASIONAL
Dari visi diatas, hasil yang akan dicapai dalam 5 tahun mendatang vi. Penyelenggara kearsipan statis dan manajemen
adalah: arsip dinamis mampu mengelola arsip untuk
penggunaan masa kini dan masa yang akan
i. Akses ke arsip-arsip statis atau warisan dokumenter datang.
lainnya yang telah didigitalisasi akan tersedia bagi
siapapun yang menginginkannya. vii. Penyelenggara kearsipan statis akan bekerja
secara lebih erat lagi dengan perpustakaan-
ii. Penyelenggara kearsipan statis akan memberikan perpustakaan, museum-museum dan sektor
layanan-layanan publik baik secara onsite maupun budaya yang lebih luas balik pada level lokal,
online, yang akan merespon sesuai dengan kebutuhan- nasional, regional dan internasional.
kebutuhan pengguna.
2.2. Payung Kebijakan
iii. Links antara arsip nasional dan universitas-universitas,
sekolah-sekolah, dan sektor-sektor pendidikan lainnya Sebagai payung kebijaksanaan mengenai Jaringan Informasi
akan semakin kuat dan akan memenuhi kebutuhan Kearsipan Nasional telah dikeluarkan Keputusan Presiden No.
para pengguna di sektor tersebut. 105 tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis. Namun
demikian, kebijakan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan
iv. Semua arsip statis dalam tempat-tempat penyimpanan suatu Rencana Tindak yang jelas. Secara implisit dapat
milik pemerintah, maupun dalam pengelolaan non-
diuraikan 6 tujuan utama dari kebijakan yang tertuang dalam Tujuan 5: Untuk memungkinkan sektor kearsipan siap
Kepres tersebut, yakni: terhadap pengolahan data elektronik yang
jumlahnya semakin meningkat.
Tujuan 1: Untuk menjamin bahwa akses langsung dan cepat ke
arsip statis, dengan cara yang sangat mudah dan Tujuan 6: Untuk memaksimalkan nilai sumber informasi yang
nyaman, diberikan kepada semua warga negara disimpan oleh sektor kearsipan.
Indonesia dan para pengguna lainnya.
Tujuan 3: Untuk menjamin bahwa institusi-institusi publik, pada Model SJIKN adalah sarana yang digunakan oleh para
level lokal (propinsi dan kabupaten/kota) dan nasional, penyelenggara kearsipan, terutama ANRI selaku lembaga inti,
menseleksi, melestarikan dan mengelola arsip dinamis untuk memroyeksikan bangun atau pola pendayagunaan
dan arsip statis mereka dengan baik, apapun informasi arsip dengan memperhitungkan masalah-masalah
mediumnya, sesuai dengan dengan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan
Tujuan 4: Untuk mendorong organisasi-organisasi swasta dan secara nasional, dimana beberapa elemen yang memberi
perorangan untuk mengelola arsip-arsip mereka secara sumbangan bagi pencapaian tujuan pengelolaan arsip dan
efektif, dan melestarikan arsip-arsip statis yang bernilai pendayagunaan informasinya dimasukkan dalam suatu
historis dan bila memungkinkan memberikan kemudahan kerangka kebijakan yang utuh dan dengan pelimpahan
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya Penyusunan dan penyempurnaan model pengelolaan arsip
perubahan-perubahan perilaku pada: secara nasional dan pendayagunaan informasinya merupakan
tanggung jawab pemerintah yang dilaksanakan oleh ANRI.
1. Tingkat individual pengelola arsip, untuk menjamin Dalam prosesnya harus melibatkan secara aktif semua
bahwa nilai informasi arsip ditentukan dan tetap terjaga lembaga Negara, badan pemerintahan, swasta dan
saat arsip diciptakan, dipelihara dan digunakan, serta perseorangan.
disusutkan sesuai dengan sistem pengelolaan arsip
yang menjamin kelengkapan, reliabilitas dan 3.2. Elemen Model SJIKN
autentisitasnya.
Model SJIKN terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:
2. Tingkat lembaga, untuk menjamin pelaksanaan - Pinsip-prinsip
manajemen arsip yang efektif dan efisien dalam upaya - Kebijakan
pemberdayaan arsip bagi keperluan manajemen. - Perencanaan
- Kerja sama Prinsip-prinsip pengelolaan arsip pemerintah dan
- Standar pendayagunaan informasinya akan menjadi dasar
- Peraturan perundang-undangan penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan
- Sumber daya administratif serta menjadi arahan untuk
- Arsitektur teknis penyelenggaraan SJIKN nantinya.
- Infrastruktur komunikasi
- Perencanaan Prinsip-prinsip:
3.2.1. Prinsip-Prinsip
4. Arsip Pemerintah adalah aset nasional sehingga penyelenggara kearsipan statis yang memiliki
setiap Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan staf yang banyak hingga khasanah-khasanah
harus menyadari dan menjamin bahwa arsip yang yang dioperasikan oleh perorangan. Dengan
mereka kelola merupakan bagian dari khasanah khasanah yang dimiliki mulai dari yang
arsip Pemerintah yang harus dapat diketahui bersifat khusus hingga yang sangat umum.
keberadaannya dan bisa diakses serta digunakan Dan dengan struktur data yang bervariasi,
oleh Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan mulai dari level deskripsi tunggal, hingga yang
lainnya. tersturktur dengan baik dengan sarana-sarana
temu balik multi-level.
5. ANRI selaku inti organisasi dari Lembaga Kearsipan
Nasional berhak mengakses seluruh arsip Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan
Pemerintah. komunikasi dalam pengembangan Jaringan Informasi
Kearsipan Nasional, beberapa hal berikut ini bersifat
6. Pengaksesan oleh pihak luar lembaga terhadap arsip prinsip :
Pemerintah yang disimpan oleh sebuah Lembaga
Negara atau Badan Pemerintahan dilakukan sesuai 1. Semua penyelenggara kearsipan statis harus
dengan peraturan yang ditetapkan oleh ANRI. terkoneksi kedalam suatu infrastruktur
jaringan nasional (national networking
7. Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan wajib infrastructure).
membuat deskripsi dan metadata dari arsip yang
mereka simpan serinci mungkin sehingga 2. Institusi-institusi besar (misalnya Badan Arsip
mempermudah teknik pengolahan informasinya dan Daerah) harus menyediakan gateway untuk
pengaksesannya. mengakses sumber-sumber kearsipan
nasional baik terhadap sarana temu baliknya
8. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional harus maupun khasanah-khasanah yang telah
merangkul semua penyelenggara kearsipan statis didigitalisasi.
secara nasional, mulai dari lembaga-lembaga
3. Gateways ini harus memberikan pengetahuan yang bidang kearsipan yang memenuhi kepentingan
lebih banyak lagi mengenai sumber-sumber lainnya masyarakat luas di seluruh negara, dapat diandalkan dan
baik yang telah masuk pada jaringan maupun yang terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif.
belum.
Dengan demikian perlu dikembangkan sistem dan proses
4. Situs-situs yang telah terkoneksi dengan baik harus kerja yang lebih lentur dalam pengelolaan arsip untuk
bertanggung jawab terhadap hosting bagi sumber- memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks
sumber elektronik yang belum mampu untuk dengan masyarakat.
berkoneksi dengan jaringan nasional baik
berdasarkan kewilayahan maupun dasar-dasar Perlu dikembangkan sistem manajemen organisasi
lainnya. jaringan yang dapat memperpendek lini pengambilan
keputusan serta memperluas rentang kendali dalam
pengelolaan dan layanan arsip. Pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan menciptakan, mengolah,
mendistribusikan, menyusutkan dan memberikan layanan
informasi arsip. Oleh karena itu ketika masyarakat
mendambakan terwujudnya reformasi sektor publik,
3.2.2. Kebijakan
pemerintah harus segera melaksanakan proses
transformasi menuju ke bentuk jaringan informasi.
Perlu dimengerti bahwa kemajuan teknologi informasi yang
Melalui proses tersebut dapat membentuk jaringan
pesat serta potensi pemanfaaatannya secara luas, membuka
sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan
peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan
instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu
arsip dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.
untuk menyederhanakan akses dan layanan arsip yang
harus disediakan oleh pemerintah.
Perubahan di atas harus mampu menjawab tuntutan perubahan
secara efektif dimana masyarakat menuntut pelayanan di
Agar kebijakan pengembangan sistem jaringan informasi memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang
kearsipan dapat dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, kompleks.
maka masih diperlukan peraturan, standarisasi dan peraturan
yang konsisten dan saling mendukung. Harus dikembangkan sistem manajemen
organisasi jaringan informasi kearsipan.
Pemerintah harus mampu memenuhi tuntutan masyarakat,
yaitu; Pemerintah harus mampu memanfaatkan
kamajuan teknologi informasi dan komunikasi
a. masyarakat menuntut layanan arsip yang memenuhi untuk meningkatkan kemampuan mengolah,
kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah mengelola, menyalurkan, dan
negara, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mendistribusikan informasi dan layanan arsip
mudah dijangkau secara interaktif. untuk publik.
b. masyarakat menginginkan agar aspirasi mereka Dengan demikian pemerintah dapat mengoptimasikan
juga diarsipkan, dengan demikian pemerintah harus pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan
memfasilitasi dokumentasi terhadap segala bentuk komunikasi untuk mengeleminasi sekat-sekat organisasi
partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen
kebijakan negara. dan proses kerja pengelolaan arsip yang memungkinkan
instansi-insatansi pemerintah bekerja secara terpadu
Untuk menjawab tantangan tersebut di atas pemerintah pusat untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan
dan daerah harus mampu membentuk dimensi baru ke dalam layanan arsip yang harus disediakan oleh pemerintah.
organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja pengelolaan Dengan demikian seluruh lembaga-lembaga negara,
arsip yang antara lain meliputi: masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan
Di masa mendatang pemerintah harus informasi dan layanan arsip pemerintah secara optimal.
mengembangkan sistem dan proses kerja
pengelolaan arsip yang lebih lentur untuk
3.2.3. Perencanaan Pembentukan jaringan informasi dan transaksi
layanan arsip yang memiliki kualitas dan
Pengembangan sistem jaringan informasi kearsipan nasional lingkup yang dapat memuaskan masyarakat
(SJIKN) merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis teknologi Indonesia.
informasi dan komunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Pembentukan mekanisme dan sarana akses
terhadap arsip pemerintah dalam upaya
Melalui pengembangan jaringan informasi dilakukan penataan memfasilitasi publik agar dapat berpartisipasi
ulang sistem manajemen dan proses kerja pengelolaan arsip di dalam perumusan kebijakan negara.
lingkungan pemerintah pusat dan daerah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan Pembentukan sistem manajemen dan proses
komunikasi. Pemanfaatan teknologi iformasi tersebut kerja pengelolaan arsip yang transparan dan
mencakup dua (2) aktivitas yang berkaitan yaitu: efisien serta memperlancar pengiriman/
penerimaan dan layanan arsip antar lembaga
a. penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, pemerintah pusat dan daerah.
penyusutan, serta layanan arsip secara elektronik;
Masyarakat mengharapkan layanan arsip yang
b. pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan terintegrasi tidak tersekat-sekat oleh batasan organsasi
komunikasi agar arsip dapat diakses secara mudah dan kewenangan birokrasi. Oleh karena itu, pelayanan
dan murah oleh masyarakat diseluruh wilayah arsip harus transparan, terpercaya, serta terjangkau oleh
negara. masyarakat luas melalui jaringan komunikasi dan
informasi, dengan mencakup:
Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan jaringan
informasi kearsipan diarahkan untuk mencapai tujuan; 1. Perluasan dan peningkatan kualitas jaringan
komunikasi dan informasi kearsipan ke
seluruh wilayah negara.
2. Pembentukan portal-portal informasi dan layanan pemerintah harus dirancang agar dapat mengadopsi
arsip yang dapat mengintegrasikan sistem kemajuan teknologi informasi secara cepat. Organisasi
manajemen dan proses kerja pengelolaan arsip di pemerintah harus berevolusi menuju organisasi jaringan,
antara instansi pemerintah terkait; sasaran ini di mana setiap unsur instansi pemerintah berfungsi
akan diperkuat dengan kebijakan tentang sebagai simpul dalam jaringan desentralisasi
keawajiban instansi pemerintah pusat dan daerah kewenangan dengan lini pengambilan keputusan yang
untuk menyediakan informasi dan layanan arsip sependek mungkin dan tolok ukur akuntasibilitas yang
secara on-line. jelas.
3. Pembentukan jaringan organisasi pendukung yang Rasionalisasi peraturan dan prosedur operasi, termasuk
menjembatani portal-portal informasi dan layanan semua tahapan perubahan, perlu diperkuat dengan
arsip tersebut di atas dengan situs dan sistem landasan peraturan dan prosedur operasi yang
pengolahan dan pengelolaan informasi yang berorientasi pada organisasi jaringan, rasional, terbuka,
terkait pada sistem manajemen dan proses kerja serta mendorong pembentukan kemitraan dengan sektor
pengelolaan arsip di instansi yang berkepentingan. swasta.
Sasaran ini mencakup pengembangan kebijakan
pemanfaatan dan pertukaran informasi arsip antar Pelaksanaan setiap strategi memerlukan kemampuan
instansi pemerintah pusat dan daerah. dalam melaksanakan transaksi, pengolahan, dan
pengelolaan arsip dalam berbagai bentuk dalam volume
4. Pembakuan sistem manajemen arsip elektronik yang besar, sesuai dengan tingkatannya. Kemajuan
untuk menjamin kelancaran dan keandalan teknologi informasi dan perkembangan jaringan
transaksi informasi antar organisasi diatas. komunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas
bagi instansi pemerintah untuk memenuhi keperluan
Pencapaian tujuan di atas harus ditunjang dengan penataan tersebut. Untuk itu diperlukan standardisasi dan
sistem manajemen dan proses kerja pengelolaan arsip di prosedur yang berkaitan dengan interoperabilitas
semua instansi pemerintah pusat dan daerah. Penataan sistem pertukaran dan transaksi informal antar portal
manajemen dan prosedur kerja di bidang kearsipan pemerintah.
kerja pengelolaan arsip pada instansi
pemerintah ke dalam pelyanan publik yang
3.2.4. Kerjasama terpadu, kurang mendapat perhatian.
Pada saat ini banyak instansi pemerintah pusat dan daerah pendekatan yang dilakukan secara sendiri-
berinisiatif mengembangkan pelayanan publik, termasuk di sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk
bidang kearsipan, melalui jaringan komunikasi dan informasi. mengatasi kesenjangan kemampuan
Inisiatif tersebut belum menunjukkan arah pembentukan masyarakat untuk mengakses jaringan
jaringan informasi yang baik. Beberapa kelemahan yang internet, sehingga jangkauan dari layanan
menonjol adalah: arsip yang dikembangkan menjadi terbatas
pula.
pelayanan yang diberikanmelalui situs pemerintah
tersebut belum ditunjang oleh sistem manajemen Tidak terstrukturnya data dan sistem informasi kearsipan
dan proses kerja pengelolaan arsip yang efektif serta keberagaman sistem yang dimiliki terjadi hampir
karena kesiapan peraturan, prosedur dan diseluruh badan pemerintah baik tingkat pusat maupun
keterbatasan sumber daya manusia angat daerah. Hal ini akan membawa permasalahan untuk
membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam melakukan integrasi secara menyeluruh di mana jika
sistem manajemen dan proses kerja pengelolaan dilakukan penatap-mukaan (interfacing) secara satu
arsip pemerintah. persatu akan mengakibatkan usaha yang sedemikian
besar dan sulit serta berpotensi untuk mengakibatkan
inisatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi kekacauan sistem yang lebih besar.
secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah
faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, Integrasi sistem informasi kearsipan tidak hanya
otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang menuntut adanya interkoneksi dan interoperasi data di
memungkinkan interoperabilitas antar situs secara antara sistem melainkan juga menuntut adanya integrasi
andal, aman, dan terpercaya untuk dalam proses bisnis yang berlangsung di antara sistem.
mengintegrasikan sistem manajemen dan proses Integrasi proses bisnis diperlukan untuk mengurangi
inefisiensi dan inefektivitas yang ditimbulkan sebagai beban Upaya untuk menjalankan sistem jaringan informasi
pekerjaan yang berlebihan dan berulang. kearsipan nasional tanpa dukungan yang memadai, akan
mengalami kegagalan yang tidak hanya menimbulkan
Selain itu integrasi sistem informasi kearsipan secara pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan
menyeluruh juga diperlukan dalam rangka mengembangkan masyakarat. Disamping itu, data arsip memiliki beberapa
sistem informasi pemerintah yang bersifat elektronis dalam atribut yang bersifat khusus, antara lain:
bentuk sistem jaringan informasi kearsipan.
bersifat multi level
Untuk mendukung implementasi dan operasionalisasi SJIKN
perlu kerjasama dengan membentuk simpul-simpul yang bergantung pada konteks (context dependent)
terjaring dalam SJIKN baik dari tingkat Pemerintahan Pusat,
Pemerintahan Provinsi hingga Pemerintahan Kabupaten/Kota. bervariasi secara struktur (structurally variable)
Berdasarkan pada lingkup aplikasi dan manfaat yang akan memerlukan interpretasi bagi mereka yang
didapat, penerapan SJIKN akan sangat tergantung hubungan di bukan bidangnya (non-specialist) melampaui
antara lembaga pemerintah, antara lembaga pemerintah dan batas-batas sektoral dimanapun
masyarakat serta pemerintah dan dunia usaha. Keberhasilan keberadaannya.
penerapan SJIKN akan sangat bergantung kepada keberhasilan
dalam membangun infrastruktur sistem informasi kearsipan Oleh karena itu perlu dibakukan sejumlah pengaturan
sebagai wahana utama yang akan menjadi landasan kerja sebagai berikut;
ini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat - Standar Metadata Kearsipan
atas informasi arsip, kerahasiaan dan keamanan - Standar Tesaurus Kearsipan (Fasilitatif/Administratif)
Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja - Pedoman/Kriteria Penentuan Arsip yang Memiliki Nilai
diperlukan agar arsip pemerintah dapat berfungsi - Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip Dinamis
secara optimal dan mampu berkembang ke tingkat - Jadwal Retensi Arsip (Fasilitatif/Administratif)
Menghadapi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif saat Arsiparis selaku pegawai pemerintah yang memiliki
ini, manajemen nasional harus memiliki kemampuan untuk kewenangan sekaligus kewajiban mengelola arsip
senantiasa bisa melakukan penyesuaian secara cepat pemerintah perlu secara lebih aktif diperkenalkan dengan
berdasarkan masukan informasi arsip yang akurat, karena itu pengetahuan dan ketrampilan manajemen informasi
pemerintah membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik secara lebih luas dan mendalam. Di antaranya dapat
dan terlatih dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan informasi, dilakukan melalui upaya penyelenggaraan diklat dan
termasuk informasi kearsipan. seminar manajemen informasi bagi arsiparis.
Menyimak kondisi yang ada sekarang ini, perlu dilakukan Selain para arsiparis, pengetahuan tentang manajemen
pengubahan sikap pegawai pemerintah terhadap arsip dan informasi dan pengelolaan arsip serta informasinya juga
informasinya. Perlu disadarkan bahwa informasi arsip tidak perlu dimiliki oleh para pejabat senior yang memiliki
habis sekali pakai, diciptakan dan dimusnahkan pada akhir kewenangan untuk membuat keputusan-keputusan
proses kegiatan dari masing-masing unit kerja, melainkan strategis.
arsip merupakan aset nasional pemerintah yang dibutuhkan
untuk membantu keseluruhan aparatur pemerintah agar bisa Mengingat bahwa teknologi informasi dan komunikasi
bekerja lebih cermat dan efektif, dan dengan demikian akan berubah sangat cepat dari waktu ke waktu, maka
lebih meningkatkan produktivitas masing-masing lembaga dan pengetahuan dan ketrampilan pegawai pemerintah di
produktivitas nasional pada akhirnya.
bidang teknologi dan manajemen informasi harus sering Pada arsitektur teknis SJIKN dalam kaitannya dengan
diperbaharui pula. pengaksesan arsip dan informasinya perlu diperhatikan
beberapa masalah sebagai berikut;
3.2.7. Arsitektur Teknis
1. Visibilitas;
Selama ini arsip dinamis suatu Lembaga Negara atau Badan
Pemerintahan masih dikelola secara terpisah-pisah oleh Arsip yang dikelola oleh sebuah Lembaga Negara atau
masing-masing unit kerja, belum dikelola sebagai satu Badan Pemerintahan harus dibuat senyata mungkin
kesatuan khasanah arsip lembaga. Selain itu pengelolaan arsip
agar bisa diketahui keberadaanya oleh Lembaga
yang ada lebih berupa kegiatan penataan fisik/media arsip,
Negara atau Badan Pemerintahan lainnya. Untuk itu
belum pada pengelolaan informasinya. Dengan semakin
Lembaga Negara (LN) atau Badan Pemerintahan (BP)
berkembangnya kesadaran bahwa hakekat arsip adalah
informasi serta pentingnya nilai guna informasi kearsipan bagi perlu untuk mempresentasikan informasi tentang
manajemen, pendekatan terhadap pengelolaan arsip mulai khasanah arsipnya dan menyediakannya untuk
bergeser dari pengelolaan arsip yang sifatnya terpisah-pisah diakses oleh LN & BP lainnya secara mudah. Ada dua
menjadi terintegrasi dan pengelolaan terhadap informasi arsip hal yang perlu dilakukan berkenaan dengan hal
mulai disadari arti pentingnya. tersebut; pendeskripsian arsip (termasuk
metadatanya) dan mekanisme penemuan arsipnya.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat semakin
mendukung cara pendekatan baru tersebut. Penggabungan
2. Aksesibilitas;
teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan pengelolaan
arsip dan penggunaan informasinya mampu mengatasi
Arsip yang dikelola oleh sebuah Lembaga Negara atau
masalah ruang dan waktu, yang memang selama ini
Badan Pemerintahan tidak hanya sebatas diketahui
merupakan kendala utama dalam upaya mencapai pengelolaan
arsip dan pendayagunan informasinya secara efektif dan keberadaannya saja, melainkan juga bisa diakses
Strategi akses pada arsitektur teknis SJIKN, dengan dan pengolahan dokumen dan informasi elektronik,
memperhatikan empat hal tersebut di atas, terdiri dari dalam hal ini arsip, dalam rangka pengembangan