Anda di halaman 1dari 18

RESUME

“ POLICE ANALYST PUBLIC LECTURE 1 : KONSEP DAN STUDI


KEBIJAKAN PUBLIK”

Disusun untuk memenuhi nilai tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
“Implementasi dan Evaluasi Kebijakan”

Dosen Pengampu : Irwan Amar, S.Sos., M.A.P

Disusun Oleh :

AGUSTINA

S1A120043

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Shalom Om Swastiastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Selamat Pagi, Selamat Datang, dan Selamat
bergabung pada acara virtual “Public Lecture By Jeff Aka” sesi pertama yang
diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara bekerja sama dengan Tanoto
foundation. Yang terhormat Kepala Lembaga Administrasi Negara (Dr. Adi
Suryanto M.Si), yang kami hormati Global CEO Tanoto Foundation (Dr. J Satrio
Tanujoyo), Narasumber kita pada hari ini yaitu Prof. Dr. Eko Prasojo, Deputi
Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (Dr. Tri Widodo Wahyu
Utomo SH.,MA ) para Pejabat di Lingkungan LAN (Lembaga Administrasi
Negara), para tamu undangan, peserta dan hadirin yang mengikuti acara ini baik
melalui webinar maupun YouTube.

Bapak Ibu sebelum memulai acara pada hari ini marilah bersama dengan
khidmat kita menyanyikan lagu Indonesia Raya

Hadirin yang berbahagia mengawali acara virtual Public Lecture seri


pertama kali ini marilah kita menghaturkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
akan dipimpin oleh saudara Pamuji Lisyanto Putro S.Kom, kepada saudara Pamuji
disilahkan

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh balik Bapak Ibu


yang kami hormati Marilah sejenak kita bersama-sama menundukkan
kepala bermunajat kepada Tuhan agar kegiatan hari ini diberkahi dan bisa
berjalan dengan lancar Izinkan saya memimpin doa dengan cara Islam
bapak ibu hadirin sekalian mohon berkenan untuk menyesuaikan dengan
keyakinan masing-masing. (sebagaimana yang telah berlangsung)

Laporan penyelenggaraan Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi


Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara yang kami hormati Bapak Tri
Widodo Wahyu Utomo kami silahkan.

Laporan Penyelenggaraan dari Bapak Tri Widodo Wahyu Utomo :

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua Om Swastiastu, Namo Budhaya
Salam Kebajikan untuk kita semua yang kami hormati bapak Menteri Sekretaris
Negara Prof. Dr Pratikno, M.Soc.,Sc, yang kami hormati kepala Lembaga
Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto M.Si, yang kami hormati Guru Besar Ilmu
Administrasi Universitas Indonesia Bapak Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.re.publ, yang
kami hormati CEO Global Top Condition Bapak Satrio Tanujoyo dan juga para
Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama dari berbagai Kementerian dan Pemerintah
Daerah dan khususon kepada para Pemangku Jabatan Fungsional Analis Kebijakan
yang tersebar di seluruh Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah serta
hadirin sekalian yang berbahagia.

Sesuai dengan peraturan menteri PAN dan RB nomor 45 tahun 2013 tentang
Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Lembaga Administrasi Negara diberikan
amanah sebagai instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis Kebijakan. Semenjak
Peraturan Menteri PAN ini berlaku, hingga saat ini jumlah analis kebijakan terus
meningkat dari tahun ke tahun terutama tren peningkatan terjadi pada dua tahun
terakhir, dimana peningkatan ini didorong oleh kebijakan penyederhanaan birokrasi
atau penyetaraan jabatan administrasi kepada jabatan fungsional. Untuk jumlah
angka dari jalur pengangkatan pertama Inpassing dan juga perpindahan jabatan
hingga saat ini jumlahnya sudah mencapai 835 orang sementara jumlah angka yang
diangkat melalui penyetaraan sudah mencapai 1960 orang yang berasal dari 23
Kementerian dan Lembaga yang telah menyampaikan laporannya kepada BKN dan
juga kepada PAN sebagai instansi Pembina. Jumlah ini akan terus meningkat
dengan adanya kebijakan penyederhanaan birokrasi di pemerintah daerah serta
beberapa Kementerian Lembaga yang masih belum menyelesaikan proses
penyetaraan jabatan.

Dengan adanya penambahan jumlah angka yang sangat signifikan tersebut


maka menjadi tantangan bagi lembaga administrasi negara sebagai instansi
Pembina terutama karena kebijakan penyetaraan jabatan tidak mensyaratkan
adanya uji kompetensi maupun ketersediaan informasi. Oleh karena itu, upaya-
upaya pengembangan kompetensi menjadi prioritas dalam fungsi pembinaan yang
dilakukan oleh lembaga administrasi negara. Salah satu upaya untuk
mengembangkan kompetensi itu adalah inisiatif berupa public lecture yang kita
selenggarakan pada saat ini. Bapak Menteri Sekretaris Negara dan juga bapak
Kepala LAN yang kami hormati, kegiatan virtual Public Lecture bagi jabatan
fungsional analis kebijakan ini akan dilaksanakan secara serial dimana dalam satu
bulan akan kita lakukan dua kali penyelenggaraan dan akan kita selesaikan pada
bulan Desember 2021 nanti.

Sehingga, dengan demikian secara keseluruhan akan terdapat 18 kali serial


virtual public lecture dimana para pembicara atau pengampu dari lecture ini adalah
para akademisi dan juga para praktisi dari perguruan tinggi maupun juga dari
instansi pemerintah termasuk dari CEO BUMN dan juga NGO. dan pada akhir
tahun atau akhir dari sesi ini nanti, kita merencanakan bahwa sesi yang terakhir
akan diselenggarakan dan juga akan dihadiri oleh atau pakar kebijakan publik dari
beberapa negara sahabat kita.

Acara dilaksanakan secara full online atau virtual dan hingga saat ini yang
sudah mendaftarkan lebih dari 2500 orang, baik yang berasal dari analis kebijakan
maupun juga kekuatan fungsional lain dan juga jabatan-jabatan struktural bahkan
juga dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat baik di skala nasional maupun
skala internasional. Akhirnya Bapak Ibu sekalian kami ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Menteri Sekretaris Negara yang telah
berkenan untuk memberikan ceramah umum kepada para peserta sekalian. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Adi
Suryanto kepala Lembaga Administrasi Negara yang memberikan dukungan
sepenuhnya terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan berkenan untuk membuka
kegiatan pada pagi hari ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para
pembicara para dosen pengampu atau para pengampu dari public lecture ini dan
juga untuk kepada para Analis Kebijakan yang terus-menerus memperkuat
komitmen untuk mengembangkan diri sehingga mampu menghasilkan kinerja yang
kita harapkan dengan adanya kebijakan penyetaraan. Saya kira demikian yang bisa
kami sampaikan terima kasih wabillahi taufik walhidayah wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.Terima kasih kepada Pak Tri Widodo
Hadirin virtual public lecture yang berbahagia merupakan acara selanjutnya
adalah sambutan Global CEO Tanoto foundation yang kami hormati bapak Satrio
Tanujoyo kami silahkan

Sambutan Global CEO Tanoto foundation (Bapak Satrio Tanujoyo)

Yang terhormat bapak Pratikno selaku Menteri Sekretaris Negara, Bapak


Adi Suryanto selaku Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Bapak Eko Prasojo
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia. Bapak Ibu peserta
webinar Selamat pagi salam sejahtera puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih yang telah kesehatan berat kita semua dan kesempatan untuk hadir di
acara ini. Atas nama Tanoto foundation saya menyampaikan terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan oleh lembaga administrasi negara untuk bermitra
dengan kami dalam upaya meningkatkan kompetensi aparatur sipil negara hari ini
kita akan memulai seri kuliah umum dengan Tema besar “Penguatan Peran Analis
Kebijakan Dan Peningkatan Kualitas Analisa Kebijakan di Indonesia”. Kita akan
mempelajari bagaimana kita dapat merumuskan kebijakan yang tepat guna dan
terarah di era yang penuh dengan ketidakpastian ini yang di sebut dengan VUCA
Volatility, uncertanity, complexity dan ambiguity. Sangat penting kita untuk
memahami kebijakan ini agar organisasi pemerintahan dapat terus bertransformasi
menjadi lebih responsif aktif menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada publik
sikap merubah syarat kerja birokrasi kita dan cepat tanggap menyikapi dinamika
perubahan lokal dan global aparatur sipil negara adalah faktor penting roda
pemerintahan seorang analis kebijakan mempunyai peran strategis dalam birokrasi
karena analisa kebijakan yang dibuat dapat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang berdampak besar dalam menentukan arah roda pemerintahan
instrumen pengukuran indeks kualitas kebijakan atau ikatan (IKK) akan memberi
gambaran menyeluruh bagaimana kualitas kebijakan. Sejak secara internasional
indonesia kinerja pemerintahan dan apakah di lokasi tersebut lincah, responsif,
cepat tanggap, dan berkualitas. Indonesia setelah International Indonesia terus-
menerus meningkatkan peringkat indeks infeksivitas pemerintahan yang sering
disebut government infektif indeks atau by dari 48,85 di tahun 2009 ke-61 di tahun
2019 salah satu kontribusi peningkatan GII dari Indonesia adalah peningkatan
indeks kualitas kebijakan publik yang naik dari 39,23 di tahun 2019 ke-51,44 di
tahun 2019 data ini membantu pemerintah Indonesia untuk melihat sektor serta
permasalahan yang harus diperbaiki agar Indonesia menjadi lebih baik lebih
sejahtera dan lebih menarik bagi investor dunia kegiatan peningkatan kapasitas
aparatur sipil negara terutama analisis kebijakan seperti kuliah umum ini dapat
mempercepat terwujudnya pemerataan pemerintahan yang berkualitas
transformatif dan responsif diseluruh pendiri Indonesia sehingga Indonesia
mencapai target-target tujuan pembangunan berkelanjutan atau SPG dan
mendukung upaya pembangunan Indonesia lebih baik dimasa dan setelah pandemi.

Keikutsertaan Tanoto foundation di dalam upaya peningkatan kualitas


permintaan ini sesuai dengan keyakinan yang ditanamkan oleh pendiri kami Bapak
Sukanto Tanoto dan ibu Tina binakai Tanoto bahwa setiap individu hendaknya
mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh di Bali juga
komitmen kami untuk turut berkontribusi terhadap pencapaian target tujuan
pembangunan berkelanjutan atau SPG kami berharap melalui rangkaian kuliah
umum ini dapat meningkatkan kompetensi analisis kebijakan menjadi sarana
percepatan diseminasi pengetahuan tepat guna untuk peningkatan kualitas
kebijakan birokrasi di Indonesia.

Bapak ibu hadirin yang berbahagia selanjutnya dengan hormat kami


mengundang Kepala Lembaga Administrasi Negara untuk memberikan sambutan
sekaligus berkenan membuka secara resmi Virtual Public Lecture By Jeff AKA
Sharing. Pertama yang kami hormati bapak Dr. Adi Suryanto kami persilahkan.

Sambutan Bapak Dr. Adi Suryanto Kepala Lembaga Administrasi Negara :

Bismillahirohmanirohim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Selamat Pagi, Salam Sejahtera untuk kita semua, pertama-tama saya ingin
mengajak kita semua untuk senantiasa tetap memanjatkan puji syukur ke Tuhan
yang maha kuasa yang maha pengasih maha penyayang yang hari ini telah banyak
memberikan nikmat kepada kita yang hari ini memberikan kesempatan kesehatan
kepada kita sejak kita bisa menggelar virtual lecture bapak Ibu sekalian khususnya
yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara Bapak Prof. Dr. Pratikno dan
juga narasumber kita Prof Eko Prasojo Mag, rer., publ selaku Guru Besar Ilmu
Administrasi Universitas Indonesia yang telah hadir ditengah-tengah kita dan juga
tentu kepada CEO Global fondation Pak Satrio Apa kabar pak Satrio semoga sehat
semua dan Bapak Ibu sekalian kolega saya Dilan dan juga kawan-kawan rekan-
rekan di instansi pemerintah baik Kementerian lembaga provinsi kabupaten kota
universitas-universitas, lembaga-lembaga, yang hadir ditengah-tengah kita, yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini pertama atas nama
lembaga saya ucapkan penghargaan apresiasi yang sangat tinggi pertama bagi
Tanoto foundation yang telah berkolaborasi dengan lembaga antarnegara untuk
terus-menerus bersama-sama memperjuangkan pengembangan kompetensi ASN
yang lebih baik lagi untuk menyongsong Indonesia yang lebih hebat lagi. Dan juga
tentu apresiasi yang sangat tinggi untuk Prof Eko yang telah ditengah-tengah
kesibukannya ini, Prof. Eko yang menyempatkan diri di tengah-tengah kita untuk
memberikan pencerahan terkait dengan peran analis kebijakan dalam kajian dan
analisis kebijakan di era VUCA.

Dan juga Bapak Ibu sekalian ini memang menjadi sebuah bahasan tema
yang menarik bagi kita semua mengapa demikian. Pertama, tadi disampaikan
Bapak Prof. Satrio bahwa memang kita sekarang menghadapi sebuah situasi yang
disebut dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity), jadi
kira-kira kalau kita ingin meminjam istilah cuaca ini kita sedang terbang dalam
cuaca yang turbulen, dimana cuaca yang penuh dengan ketidakpastian atau yang
berubah-rubah itu, maka saya kira ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat
berarti bagi kita semua karena selama kurun waktu yang cukup lama birokrasi
terutama di Indonesia ini tidak pernah mengalami sebuah situasi yang demikian
Kompleks.

Kita melihat dengan datangnya pandemic Covid 19 saya kira kita harus
banyak belajar dari situasi krisis ini dan birokrasi kita emang harus semakin belajar
bagaimana kita mengadaptasi dan mengkreasi kebijakan-kebijakan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi saat ini. maka kemampuan memanage krisis manajemen
bisnis menjadi sangat penting bagi kita, mungkin dulu kita terbiasa dengan pola
pola kerja yang Ajeg, pola-pola yang sangat predictable, pola-pola situasi yang
tidak terlalu banyak berubah, tapi hari ini kita birokrasi harus semakin lincah,
birokrasi semakin mencari terobosan-terobosan baru, hal-hal yang tidak biasa
menjadi biasa, sehingga kita bisa memulai kehidupan normal baru.

Peran analis kebijakan menjadi sangat penting memainkan peran dalam


proses perumusan masalah kebijakan sampai kemudian evaluasi kebijakan, karena
salah satu kualitas sebuah pemerintahan sebuah negara itu tadi menurut Pak Satrio
diukur dari indeks kualitas kebijakannya, Apakah kualitas kebijakan ini betul-betul
mampu melahirkan sebuah kinerja pemerintahan yang baik. Nah saya kira
tantangan pemerintah birokrasi saat ini, ini juga diharapkan oleh Bapak Presiden
bahwa Apa yg pernah sampaikan bapak presiden kita butuh inovasi-inovasi yang
distruktif, yang membalikkan ketidakmampuan menjadi sebuah peluang yang
membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan, serta keterbatasan menjadi
keberlimpahan, yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan, yang mengubah
tidak berharga menjadi bernilai bagi rakyat dan juga bangsa.

Harapan ini sangatlah tepat di era seperti ini, sehingga kunci kita untuk
memenangkan kompetisi Global, kunci kita untuk dapat mengatasi krisis adalah
dengan terobosan-terobosan inovasi-inovasi baru, cara berpikir baru, cara
berperilaku baru, cara berpemerintahan yang baru, sehingga kita akan semakin jeli,
menjadi pemerintahannya semakin lincah. Maka saya kira virtual public lecture ini
menjadi sangat penting bagi kita semua, apalagi hari ini kita akan mendapatkan
pencerahan dari dua pakar analis kebijakan yang menjadi acuan atau rujukan di
Indonesia.

Dua guru besar dari UGM dan juga Universitas Indonesia Bapak Pratik dan
juga Pak Eko dengan jam terbangnya saya kira ini akan bisa memberikan
pencerahan kepada kita bahwa memang kita tidaklah mudah, bagaimana kita terus-
menerus berupaya mengembangkan kapasitas para polisi analis kita sehingga betul-
betul mampu memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
peningkatan kualitas kebijakan di Indonesia. Saya kira apa yang harus kita lakukan
kedepan dan juga hari ini kita harus tetap mencari terobosan-terobosan baru, publik
lecture ini merupakan salah satu dari upaya kita untuk terus menerus
menggaungkan dan menyemangati terus menerus kemudian kita seiring seirama
untuk mengembangkan kapasitas para police analis.

Tentu di era yang krisis ini, di era yang VUCA tadi atau di era turbulen tadi
peran analis kebijakan menjadi strategis karena harus mampu merubah mindset,
merubah pola pikir, merubah cara-cara baru, kalau dulu mungkin kita merumuskan
kebijakan dengan cara-cara biasa bahkan biasa copy-paste dimana kebijakan satu
dicopy untuk kebijakan di tempat lain dan seterusnya. Maka hari ini saya kira
dengan situasi yang berbeda kita Justru harus berani memformulasikan masalah-
masalah dan memformulasikan kebijakan-kebijakan alternatif baru di era krisis
seperti ini di era pandemi Covid seperti ini sehingga kita bisa terus bergerak lincah
dan tidak diam karena birokrasi harus bergerak terus dan harus mampu memotivasi
serta harus mampu mendayagunakan kemampuan yang ada dan juga menumbuhkan
ekonomi masyarakat.

ASN ini menjadi berbeda dengan unsur-unsur yang lain karena kita harus
melayani, memberikan motivasi, harus terus bergerak memberikan edukasi
sehingga kita mampu memberikan pelayanan dan juga menumbuhkan ekonomi
yang produktif di tengah-tengah masyarakatnya. Pandemi mengajarkan kita harus
tetap waspada, berhati-hati, dan menjaga kesehatan tetapi bukan berarti membuat
kita takut segala-galanya, kemudian tidak melakukan apa-apa. Akan tetapi, kita
harus mencari cara-cara baru seperti apa yang bisa kita lakukan kedepan. saya kira
memang diskusi kita tentang peranan analis kebijakan ini menjadi sangat urgent
bagi kita karena menurut saya memang banyak sekali jejak-jejakkan yang
kemudian tidak sesuai dan berhadapan dengan masalah-masalah baru yang tidak
bisa dipertahankan sehingga perlu disesuaikan kemudian diformulasikan
Bagaimana kita bisa menerobos ditengah badai pandemi di tengah krisis seperti ini
sehingga ekonomi semakin tumbuh berkembang .
Peran police analis menjadi strategis karena muara dari tata kelola
pemerintahan adalah kebijakan yang baik. saya kira Bapak Ibu sekalian itu saja
beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini. Tentu saya berharap
menjual pabrik tekstil ini akan betul-betul bermanfaat buat kita dan saya berharap
para partisipan peserta semua juga dapat memanfaatkan para narasumber yang
hadir di tengah-tengah kita untuk berdiskusi untuk menjalin gagasan ide siapa tahu
dalam kesempatan yang berbahagia ini nanti akan muncul gagasan-gagasan,
formulasi-formulasi, pola-pola metode baru, yang bisa dikembangkan untuk
memperkuat peran analis kebijakan.

Pemateri : Prof. Dr Pratikno M.Soc., Sc (Menteri Sekretaris Negara)

Tema : Peran Kajian Dan Analisis Kebijakan Serta Peran Strategis Analis
Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Kebijakan Di Indonesia Di Era
Volatility Uncertainty Complexity Dan Ambiguity (VUCA)

Jadi pemerintah itu melakukan konversi jabatan struktural eselon 3 dan 4


menjadi jabatan fungsional dalam skala besar besar-besaran. Hal ini di
dimaksudkan dengan tujuan dari konferensi adalah untuk konsolidasi sumber daya
negara. Konsolidasi anggaran dan konsolidasi SDM, yang tadinya organisasi itu
terbagi dalam kelompok-kelompok unit struktural yang kecil-kecil dan sudah
terbagi ketok antara unit 1 dengan unit yang lain. Sekarang para pegawai dan SDM
dikumpulkan dalam skala lebih besar dalam eselon 2 agar kekuatannya lebih solid
dan lebih besar.

Mengapa ini diperlukan karena kita menghadapi ketidakpastian umumnya


sering sekali sangat berubah kita menghadapi era disrupsi. Jadi kalau berubah maka
prioritas berubah maka kekuatan organisasi ini bisa dikerahkan untuk menghadapi
sebuah tantangan yang baru misalnya sebagai satu contoh saja saat ini kita sedang
menghadapi pandemi Covid 19 sehingga kita harus menyelesaikan krisis kesehatan
dan krisis ekonomi dan ini membutuhkan energi yang sangat besar .
Oleh karena itu, dengan konsolidasi SDM dan anggaran kita bisa
melakukannya dengan cara lebih baik. Jika nanti, misalnya ada isu lain lagi karena
dunia penuh ketidakpastian maka kekuatan organisasi yang besar SDM dan
organisasi bisa dikerahkan ke sana. Misalnya saat ini Indonesia yang berada pada
kawasan pulau-pulau besar harus fokus ke pulau Kalimantan misalnya maka
kekuatannya akan lebih besar digerakkan ke situ yang lainnya. Akan tetapi, jika
nanti kemungkinan kondisinya berubah bisa juga bergeser.

Jadi itulah konsolidasi SDM dan anggaran yang sangat diperlukan agar kita
mampu untuk memecahkan masalah secara cepat pada saat menghadapi kesan
ketidakpastian maupun menghadapi distrupsi yang semakin kencang. Pergeseran
struktural fungsional ini tentu saja membutuhkan ekosistem baru.

Pertama, cara kerja jabatan fungsional itu harus lebih cair dan lebih
kolaboratif memberikan ruang bagi konsolidasi kekuatan untuk memecahkan
masalah lintas sektor, lintas disiplin, lintas skill, dan lintas keahlian. Jadi, ini sebuah
ekosistem atau sebuah cara kerja baru yang harus kita bangun.

Kedua, yang sangat penting apresiasi kinerja terhadap pejabat fungsional.


Ketika kita menuntut kolaborasi maka GPI nya juga harus kolaboratif. Sangat
dikhawatirkan dengan model-model GPI yang sangat personal atau sangat
individual. Padahal yang sangat diinginkan di jabatan fungsional itu adalah
kolaborasi. Nah, kalau kita dorong kolaborasi tetapi GPI nya, indikatornya, dan
alat ukur kinerja nya itu sangat individual ini berarti tidak ada keseimbangan.
Dalam pemerintahan, harus memikirkan skala arus untuk perubahan GPI secara
signifikan. Nanti GPI ini akan terkait dengan isu-isu lain juga.

Ketiga, ekosistem kerja itu juga harus berubah dan harus mendorong
kolaborasi bukan hanya DPI nya saja. Misalnya sebagai contoh kalau biasanya
Pejabat itu di tempatkan pada ruangan terkotak-kotak kemudian ada ruang tertutup
dengan format regulasi dan dengan kebutuhan kolaborasi tentu saja akan berubah,
kantor juga akan berubah maupun suasana kantor juga akan berubah dan format
kantor juga akan berubah yang mendukung kolaborasi. Dan harus dilakukan besar-
besaran digitalisasi yang mempermudah kolaborasi dimanapun berada.

Di birokrasi sanksi tentu saja harus dilakukan juga agar dengan fungsional
kita ingin memperoleh analisis fungsional estetis dari staf-staf kita dari saudara-
saudara jangan sampai kemudian dibebani dengan birokrasi maupun tugas-tugas
birokrasi sehingga kebijakan ini harus memikirkan substansi kebijakan dan harus
diregulasi kemudian harus dikerjakan secara bersama-sama. Dengan format kerja
baru dan suasana kerja baru ini akan mempermudah kinerja dari para pejabat
fungsional dan lebih optimal.

Keempat, Perlu ditegaskan juga bahwa pentingnya perubahan kapasitas


individual dari pejabat fungsional ketiga bergeser dan pejabat sempurna untuk
pejabat fungsional yang dibutuhkan itu berbeda itu bukan hanya penguasaan
kontennya tetapi juga karakternya, penguasaan materi, penguasaan konten-konten
itu juga penting tetapi perlu saya ingatkan bahwa di dunia yang distruktif sekarang
ini content itu mudah untuk absolut namun untuk sesuatu yang kita anggap bagus
dan kita anggap tepat menjadi tidak tepat sekarang ini.

Banyak sekali perubahan misalnya yang dihempas oleh revolusi industri


four point zero, dihempas oleh digitalisasi, dihempas oleh dunia distruktif dan
dihempas dari tempat kerja yang baru dimana semua ilmu itu yang tadinya hebat
menjaga tidak relevan.

Oleh karena itu selain penguasaan konten (content mastery) itu yang sangat
penting lagi adalah karakter sebagai pembelajar tanpa ada karakter sebagai
pembelajar mudah sekali terdapat fungsional analis kebijakan akan menjadi
Absolut hal itu terjadi karena dunia penuh berubah.

Kalau tidak ada karakter pembelajar maupun karakter untuk mixing skills
maka kontribusinya juga tidak akan ada. Bahkan kalau anda menjadi analis
kebijakan tentu saja harus punya sifat dan punya karakter yang mampu untuk
merumuskan masalah dengan baik dan harus punya empati kepada masyarakat,
kepada kemanusiaan, kepada bangsa dan negara.
Pemateri : Prof. Eko Prasojo, Mag.rer.publ.

Judul : Konsep dan Studi Kebijakan Publik Urgensi Kebijakan Publik dan
Merumuskan Masalah Kebijakan Yang Baik di Era VUCA

Berdasarkan apa yang telah disampaikan tadi bahwa di era yang


berkembang sangat cepat ini kita harus menyesuaikan berbagai kompetensi dan
budaya yang kita miliki untuk merespon berbagai dinamika dalam Vilatility,
Uncertainty, Complexcity, dan Ambiguity. Sebelumnya telah disampaikan oleh
Bapak Pratikno bahwa kita menghadapi perubahan-perubahan yang sangat radikal
sehingga perlu cara kerja baru, mindset baru, dan budaya baru agar bisa bekerja
secara lebih lincah dan fleksibel. Dan juga sudah disampaikan oleh Kepala LAN
Bapak Adi bagaimana kita menciptakan lingkungan yang semakin fleksibel.

Jadi perlu kita ketahui bahwa peran daripada analis kebijakan ini sangat
besar sekali dan memiliki peran yang luar biasa terutama para analis kebijakan ini
sangat dibutuhkan untuk merespon berbagai perubahan yang cepat di dalam
lingkungan global dan juga digital. Konteks ini menjadi sangat penting selain
daripada konten tentunya dan berbagai kondisi peraturan perundang-undangan
yang ada di Indonesia dan juga di tingkat regional maupun ditingkat Global.
Dengan mengembangkan Apa yang disebut dengan multilevel governance jadi
pemerintahan yang berlevel mulai dari pemerintah kabupaten kota, Provinsi,
nasional, regional, sampai dengan global.

Begitu sulitnya untuk membuat kebijakan publik dalam perspektif


multilevel governance karena kita harus mengintegrasikan berbagai konten
kebijakan supaya mendapatkan hasil yang baik hasil yang sesuai dengan
perubahan-perubahan yang kita maksudkan dan tidak ada lagi satu negara yang
memiliki kewenangan penuh untuk merespon berbagai perubahan itu secara
mandiri jadi tidak ada sofranitas penuh yang dimiliki oleh sebuah negara untuk
merespon berbagai perubahan itu. Pertama, karena banyak keputusan-keputusan
yang sudah sifatnya global governance jadi kadang-kadang kita tidak bisa
melepaskan diri dari berbagai keputusan dan kebijakan publik di tingkat Global.
Seperti misalnya Sosianable Poliaman gold yang sudah ditetapkan oleh United
Nations kita juga tidak bisa melepaskan diri dari berbagai pergeseran yang
disebabkan oleh digitalisasi kali ini akan membuka sekat-sekat antarnegara juga
antar masyarakat dengan masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah dan
seterusnya. Itulah sedikit pengantar yang perlu kita ketahui.

Konsep dan studi kebijakan publik tentunya ini berkaitan dengan


perkembangan konteks di dalam era VUCA. Bagaimana nanti kita menyesuaikan
berbagai kebijakan publik dalam kaitanya misalnya menggeser dari orientasi negara
kepada orientasi masyarakat dalam hal sebuah interaktif governance misalnya.
Perubahan-perubahan Global ini dan juga digital terjadi secara cepat dan pada saat
ini paling tidak ada empat perubahan yang kritikal dan strategic akan menentukan
sektor publik dan juga sektor swasta pada masa yang akan datang. Diantaranya
yaitu :

Pertama adalah terjadinya disrupsi di semua sektor kehidupan yang


disebabkan juga oleh pandemi Covid 19. Kedua, berkembanganya teknologi yang
konvergens seperti ICT : Artificial Inteligens, Big Data dan IoT yang akan
menghasilkan berbagai kemajuan. Ketiga, adalah momentum tenaga kerja milenial
seperti dirilis oleh BPS generasi W generasi Z dan generasi PoZ ini sudah
mendominasi demografi Indonesia hampir kurang lebih 63-64 persen penduduk
Indonesia adalah mereka yang berasal dari generasi milenial. Dalam bahasanya pak
Menteri tadi generasi Epic adalah generasi yang mudah beradaptasi dengan
berbagai perkembangan saat ini. Ini adalah kesempatan kita untuk membentuk
sistem yang menarik buat generasi W untuk masuk dalam sektor publik sektor yang
akan membuat kebijakan dan keputusan dalam berbagai sektor kehidupan
masyarakat.

Keempat adalah perubahan-perubahan yang sangat dramatis berkaitan


dengan mobilitas dan fleksibilitas. Saya sangat setuju dengan pendapat dari Bapak
Menteri tadi bahwa kedepan sumberdaya manusia sektor publik dan sektor swasta
ini mungkin akan Change able dan move able dari sektor swasta dan sektor publik.
Di sektor publik itu sendiri, SDM ini tidak hanya nanti terfokus pada satu
kementerian dan lembaga tetapi dia akan menjadi menjadi aset nasional yang bisa
bergerak dari satu kementerian ke kementerian lain dan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Syaratnya adalah basis untuk fleksibilitas itu yaitu
kompetensi. Analis kebijakan itu nanti bisa bekerja fleksibel dimanapun bisa di
Kementerian Dalam Negeri, bisa di Kementerian PAN-RB, bisa di kementerian
pendidikan DAN kesehatan selama syarat-syarat kompetensi sebagai analis
kebijakan itu dipenuhi oleh seseorang.

Sehingga nanti namanya statistisi misalnya dalam jabatan fungsional,


statistisi akuntan auditional itu bisa bekerja di mana saja, tidak harus bekerja di satu
Kementerian. Jadi masuk dikala di Kementerian Pendidikan sampai pensiun di
kementerian pendidikan. Itu paradigma lama, dan untuk paradigma baru Bapak Ibu
sekalian nanti bisa bekerja dimanapun kalau tersedia kompetensi yang dimiliki jadi
nanti kita bisa menjadi analis kebijakan di mana saja, bisa menjadi auditor akuntan
di mana saja, bisa menjadi statitisi dimana saja selama kita memenuhi syarat-syarat
kompetensi yang dipersyaratkan.

Kita selalu mengagung-agungkan bahwa kita sudah masuk revolusi industri


Four Point Zero tapi dalam prakteknya sebenarnya governance kita ini masih dalam
kondisi one point zero. Masih panjang jalan kita untuk menyesuaikan revolusi
industri PowerPoint sebagai enabling faktor atau sebagai necessary condition
karena model birokrasi kita ini sebenarnya masih model birokratik oriented politik.
Jadi, memang perang daripada politik itu masih besar untuk mengendalikan
birokrasi bahkan kadang-kadang proses pengangkatan jabatan itu juga masih
berbasis kepada kepentingan politik bukan profesionalisme kepada kedekatan
hubungan kekerabatan ini yang menyebabkan birokrasi kita tidak berorientasi
kepada kinerja tapi kepada kepentingan-kepentingan politik parsial.

Dan ini kita harus akui bahwa mainstream birokrasi kita ini masih seperti
ini, mungkin di pusat sudah ada berbagai perubahannya seperti di Kementerian
maupun di beberapa kementrian. Tapi kalau kita lihat di provinsi dan kabupaten
kota, governance kita ini masih birokrasi one point Zero birokratik oriented political
model kemudian transisinya adalah kepada bagaimana kita mengembangkan
market-oriented new public management model yang basisnya adalah Bagaimana
merespon berbagai perubahan-perubahan market pasar dengan menerapkan
prinsip-prinsip new public management yang lebih efisien, lebih terdesentralisasi,
menggunakan tools dan manajemen dari private Sector dan sterusnya.

Ketiga, tentu kita ingin juga birokrasi kita ini berkembang ke dalam sebuah
model yang berbasis kepada public value atau nilai publik yang mengedepankan
kepada peran yang kompleks dan juga jaringan antara masyarakat pemerintah yang
public, private, people, filantropis, Partnership.

Apa yang dilakukan oleh Tanoto Foundation ini Pak Satrio adalah bagian
daripada P5 itu public, private, people, filantropis, Partnership. Peran daripada
filantropis itu juga penting dalam peningkatan kualitas pelayanan publik. Tentunya
kita juga akan menuju kepada Governance Four Point Zero yang menjadi syarat
enabling faktor dalam revolusi industri Four Point Zero. Sebagai Citizen oriented
government agency dengan menekankan kepada kecepatan karena bantuan
teknologi konvergensi berbagai hal tetapi juga mengedepankan Ethics.

Ini sangat penting sekali karena melihat tantangan besar yang kita hadapi
yang telah disampaikan Pak Menteri Sekretaris Negara bahwa kita harus berubah,
tidak bisa lagi menganut pola-pola lama dan transformasi struktural ke fungsional
ini adalah salah satu upaya kita untuk menjadikan birokrasi yang lebih ejal birokrasi
yang kapabel birokrasi yang punya budaya baik birokrasi yang adaptif terhadap
berbagai perubahan lingkungan strategis dan harapan-harapan masyarakat yang
berkembang sangat cepat.

Tantangannya masih banyak yang harus kita kerjakan dimana lembaga


administrasi negara punya tanggung jawab besar untuk meningkatkan kapabilitas,
skill, and expertise as skill, keahlian, kepakaran, daripada birokrasi ini untuk
menuju kepada Governance Four Point.

Berbicara kebijakan publik, kita perlu mengetahui dulu dari konsep publik
itu sendiri sebagai sebuah konsep yang tentu nanti beroposisi dengan private dan
meskipun dua Konsep ini selalu diperdebatkan dalam satu kurun waktu kepada
kurun waktu yang lain dalam teori kontemporer mengenai kebijakan publik
bagaimana kita memuaskan kepentingan individual sekaligus meningkatkan
kesejahteraan publik.

Dan hal ini yang tidak mudah karena terkadang di dalam konteks demokrasi
mayoritas suara itu menjadi penting “not simply What the majority one” artinya
tidak hanya simple apa yang diinginkan oleh mayoritas karena kalau itu yang kita
pakai sebagai basis pengambilan keputusan atau kebijakan publik maka banyak
orang yang tidak mayoritas tuh akan terpinggirkan hak-haknya. Jadi analis
kebijakan itu juga harus memikirkan bagaimana kita bisa memuaskan kepentingan
individual sekaligus bisa meningkatkan kesehatan publik secara umum.

Nah ini memang mekanismenya biasanya menghubungkan antara state


dengan market dan memang ada dua pergerakan saya lihat di negara-negara yang
mainstream yang “welfare state” seperti Jerman dan beberapa negara Eropa
kontinental itu bergerak kepada market maka mereka menambahkan social market
jadi sistem pasar sosialnya. Demikian juga saya pikir Cina pun sekarang sudah
menggeser Kepada New sosialisme jadi pada susul market sementara kalau kita
lihat negara-negara liberalis pasar bebas itu juga sudah bergerak menuju
keseimbangan baru. Bagaimana intervensi negara terhadap hak masyarakat.

Ada dua pendekatan utama yang pertama adalah pendekatan konstitusi


ideologi biasanya konstitusi telah memberikan batasan mana hal-hal yang harus
diterima atau tour dan juga diurus oleh negara. Ini bergantung kepada ideologi yang
dianut oleh sebuah negara, apakah dia welfare state atau dia liberal market.
Indonesian baik constitution Indonesia secara konstitusi adalah negara yang
menganut sosial maupun welfare yaitu welfare state kita bisa lihat pasal yang
mewajibkan negara jadi tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak, tiap-tiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan, tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan apa
kesehatan, fakir miskin anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, bumi air dan
kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara.
Jadi ini adalah perintah-perintah konstitusi yang mewajibkan negara untuk
intervensi di dalam ranah kehidupan masyarakat. Ini adalah sebuah rana yang harus
diatur oleh kebijakan publik meskipun dalam faktanya kita masih lihat banyak juga
yang tidak bisa dilaksanakan oleh negara. Misalnya kita ambil fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negaranya ini kan kewajiban konstitusional kita
lihat masih banyak pula orang-orang yang miskin anak-anak yang terlantar tidak
dipelihara negara. Hal ini adalah sebuah ideologi yang menetapkan kewajiban dan
juga hak negara juga rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai