Anda di halaman 1dari 15

LK 1.1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Guru : Andi Saddang Ismail, S.Pd.
NIM : 233134715063
Asal Institusi : UPT SMAN 1 Gowa
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Rendahnya hasil belajar Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan
seni rupa pada peserta 1. Tasya nabila, Agung prasetyo analisis terhadap
didik abadi (2020) yang mempengaruhi hasil kajian literatur,
hasil belajar diantaranya (1) faktor wawancara dan
Gejala: observasi, dapat
internal yaitu yang berasal dari
1. Peserta didik suka diketahui penyebab
membolos, datang dalam diri siswa, seperti kurangnya masalah Rendahnya
terlambat, minat dan motivasi peserta didik hasil belajarpeserta
2. Tidak mengerjakan saat pembelajaran (2) faktor didik yaitu :
pekerjaan rumah, eksternal yaitu yang berasal dari 1. Kurangnya minat
3. Mengganggu di luar diri siswa, seperti metode guru peseta didik
dalam dan di luar yang tidak menarik bagi peserta dalam proses
kelas, pembelajaran
didik.".Nabillah, Tasya, dan Agung
4. Tidak teratur dalam 2. Media yang
kegiatan belajar, Prasetyo Abadi. "Faktor Penyebab digunakan belum
mengasingkan diri, Rendahnya Hasil Belajar Siswa." mampu
tersisihkan, tidak Prosiding Sesiomadika 2.1c(2020). memberikan
mau bekerja sama. stimulus bagi
2. Riswalkam, Riswalkam (2020). peserta didik
3. kurangnya
rendahnya hasil belajar seni rupa
kedisiplinan peserta
siswa pada materi menggambar didik
komik, hal ini terlihat pada hasil tes 4. ruang kelas kurang
belajar yang diperolah siswa. Salah kondusif
satu hal yang menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar ini adalah
media yang digunakan oleh guru
dalam mengajar belum mampu
memberikan stimulus bagi siswa
untuk meningkatkan hasil
belajarnya.”Riswalkam,
Riswalkam. Penggunaan Media
Pembelajaran Powtoon Dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Seni Rupa Materi Menggambar
Komik Siswa Kelas VIII-3 SMP PGRI
4 Padang. Diss. Universitas Negeri
Padang, 2020.
3. Oktaviani, Utari, et al (2020)
kurangnya kedisiplinan peserta
didik, dan kurangnya motivasi
belajar peserta didik. Faktor
eksternal mencakup ruang kelas
yang panas sehingga membuat
tidak nyaman, ruang kelas teoriyang
bising karena dekat dengan ruang
praktik sehingga fokus peserta didik
tidak optimal, dan faktor dari guru,
yaitu kurang menarik peserta didik
dalam menyampaikan materi
sehingga peserta didik merasa
bosan dan tidak berani bertanya.
“Oktaviani, Utari, et al. "Identifikasi
Faktor Penyebab Rendahnya Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik di
SMK Negeri 1 Tonjong." MATH
LOCUS: Jurnal Riset dan Inovasi
Pendidikan Matematika 1.1 (2020):
1-6.

Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepala sekolah)
 Faktor internal dalam diri
peserta didik sendiri yang tidak
termotifasi untuk belajar
 rendahnya pemahaman peserta
didik

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru seni budaya)
 Teknologi yang kurang
dimanfaatkan sebagaimana
mestinya oleh peserta didik
untuk mencari tambahan
reverensi dalam pembelajaran
 Lingkungan peserta didik yang
tidak mendorong dalam proses
pembelajaran

Syamsuri, S.Pd.
(pengajar praktik)
 Banyak faktor yang
mempengaruhi, diperlukan
refleksi materi secara berkala
dalam pembelajaran. sehingga
peserta didik dapat memahami
esensi materi.
Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.
(Pengawas bina)
 Metode belajar tidak sesuai
dengan karakteristik peserta
didik
 Siswa mengalami kesulitan
belajar

kurangnya minat baca pada Setelah dilakukan


Sumber kajian literatur :
peserta didik analisisterhadap hasil
1. Yoni, Efri (2020) menyatakan
kajianliteratur,
bahwa Terdapat
wawancara dan
beberapa tantangan dan
observasi, dapat
kendala dalam meningkatkan
diketahui penyebab
pertumbuhan minat baca
seperti keterbatasan jumlah masalah
kurangnya minat baca
buku cetak, minimnya fasilitas
perpustakaan dan lebih padapeserta didik yaitu :
menariknya program tayangan
televisi. 1. keterbatasa
“Yoni, Efri. "Pentingnya Minat n
Baca Dalam Mendorong jumlahbuku
cetak
Kemajuan Dunia Pendidikan."
Inovasi Pendidikan 7.1(2020). 2. Kegiatan membaca
diangap
2. Pitaloka (2019) menyatakan
membosankan
bahwa Rendahnya minat baca 3. Daya tahan
pada siswa dapat dipengaruhi membaca pada
oleh beberapa faktor, peserta didik
diantaranya sebagai berikut: rendah
4. Peserta didik tidak
 Lemahnya dukungan
termotivasi untuk
dan perhatian dari kepala
membaca
sekolah
 Kurangnya
pengelolaan perpustakaan
sekolah
 Kemajuan teknologi
 Acara hiburan
 Acara televisi
 Kurangnya dukungan
keluarga
dan lingkungan
Pitaloka, Pranandia
Popi. "Memupuk
minat baca anak." IQRA: Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan
Informasi (e-Journal) 12.2
(2019).
3. Firdaus, Wildani, et al.(2022)
Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi kurangnya minat
baca, seperti yang sering di jumpai
adalah menggunakan gadget yang
tidak terkontrol, kurangnya akses
untuk membaca serta kuranya
dukungan dari orang tua untuk
membaca terutama di daerah
terpencil. Firdaus, Wildani, et al.
"Meningkatkan Minat Baca Pada
Anak Usia Sekolah Melalui Gerakan
Literasi Rumah Baca Di Dusun
Sentono." DEVELOPMENT: Journalof
Community Engagement 1.1 (2022):
13-26.

Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepalasekolah)
 Kemajuan teknologi
dimana peserta didik lebih
suka bermain game dan
media sosial
 Daya tahan membaca pada
peserta didik rendah

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru seni budaya)
 Peserta didik tidak termotifasi
untuk membaca
 Keterbatasan buku atau bahan
bacaan

Syamsuri, S.Pd.
(pengajarpraktik)
 Bahan bacaan tidak sesuai
dengan yang siswa harapkan
 Kegiatan membaca diangap
membosankan

Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.


(Pengawas bina)
 Kurangnya literasi sejak dini
 Peran perpustakaan kurang
maksimal
2 Peserta didik kesulitan Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan
memahami materi seni 1. Agnes Reswari Ingkansari, Antonita analisis terhadap hasil
rupa Ardian Nugraheni, C. Suci Puji kajian literatur,
Setyowati, dkk (2021), salah satu wawancara dan
Gejala: permasalahan pendidikan saat ini observasi, dapat
1. Peserta didik Tidak adalah siswa belum mampu diketahui penyebab
suka menulis dan/atau menghubungkan antara materi yang masalah peserta
menggambar. dipahami dan mengaitkan didik kesulitan memahami
2. Peserta didik Masalah pengetahuan dengan kehidupan materi yaitu :
dengan tata bahasa. sehari-hari. Siswa memperoleh 1. Proses pembelajaran
3. Peserta didik Kesulitan pengetahuan tetapi belum tersentuh hanya menggunakan
menulis ide. oleh pendekatan yang dapat metode ceramah
4. Peserta didik Kesulitan membantu untuk menemukan makna 2. Peserta didik kurang
menuliskan pikiran lebih berarti. Siswa kesulitan untuk siap secara fisik dan
dalam urutan logis. memahami konsep pembelajaran mental dalam proses
5. Peserta didik karena guru hanya terbatas pada pembelajaran
Mengucapkan kata-kata metode ceramah, sehingga hanya 3. Kurangnya
dengan keras saat menerima transfer pengetahuan. pengetahuan dasar
menulis. Metode ceramah banyak digunakan peserta didik terhadap
oleh guru dalam berbagai situasi dan materi
tujuan. Pusat pengetahuan hanya ada 4. Kurangnya semangat
pada sang guru, metode seperti ini peserta didik untuk
kurang mengaktifkan siswa untuk memahami materi
memperoleh pengetahuan dan belajar
tentang nilai-nilai
Agnes Reswari Ingkansari, Antonita
Ardian Nugraheni, C. Suci Puji
Setyowati, dkk (2021).
“Menumbuhkan Berpikir Kritis
Paradigma, Desain, dan Media
Pembelajaran, hingga Manajemen
Sarana. PT Kanisius: Yogyakarta

2. Lestari, Gadis (2022) proses


pembelajaran daring yang diawali
dengan mengambil absen secara
umum masih kurang efektif, sebab
guru hanya menyajikan video tanpa
ada penjelasan dari guru tersebut.
Guru juga memerintah siswa untuk
meringkas materi dalam buku
catatan dengan menggunakan
pedoman buku lembar kerja siswa
(LKS), dan buku paket. Setelah itu
guru memberikan tugas menggambar
ilustrasi kepada siswa tanpa ada
penjelasan, sehingga siswa kurang
memahamipelajaran
tersebut,”Lestari, Gadis. Analisis
Pembelajaran Daring pada Materi
Seni Rupa Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 24 Padang. Diss. Universitas
Negeri Padang, 2022.
3. Ahmadi dalam jurnal yang ditulis
oleh Lestari, Elvira (2018) Ada dua
faktor yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan belajar, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor
internal (faktor yang berasal dari
dalam diri siswa) mencakup minat,
motivasi, sikap belajar, dan
kesehatan fisik maupun kesehatan
mental siswa. Faktor eksternal
(berasal dari luar diri siswa) antara
lain dari lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat. Faktor-faktor tersebut
berdampak pada siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan
dalam belajar sehingga akan
menyebabkan hasil belajar siswa
yang rendah. “Kesulitan belajar seni
2017 Lestari, Elvira. Usaha Guru
Mengatasi Kesulitan Siswa dalam
Pembelajaran Seni Budaya Tari di
SMPN 6 Siak Hulu KabupatenKampar
Provinsi Riau Tahun Ajaran
2016/2017. Diss. Universitas Islam
Riau, 2018.

Sumber Wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepala Sekolah)
 pengetahuan dasar tentang
materi yang masih kurang
 Kurangnya motifasi pesertadidik
untuk memahami materi

Abdullah Maulid T, S.Pd. (Guru
seni budaya)

 Kurangnya minat peserta didik


dalam memahami materi
 Peserta didik mengangap
remeh materi tertentu
Syamsuri, S.Pd.
(pengajar Praktik)
 Guru perlu melakukan inovasi
dalam memaparkan materi dan
refleksi, apa penyebebab
keterlambatan siswa dalam
belajar. Mungkin media ajar
yang tidak sesuai dengan profil
belajar siswa atau bisa jadi
disebabkan oleh hal lain.
Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.
(Pengawas bina)
 Metode belajar tidak sesuai
dengan karakteristik siswa
 Media pembejaran yang
tidak sesuai sehingga
menghambat pemahaman
siswa tentang materi
tertentu

3 Kurangnya interaksi Sumber Kajian Buku: Setelah dilakukan


antara guru dan peserta 1. Dettiany Pritama (2015) Penyebab analisis terhadap hasil
didik dalam kurang percaya dirinya siswa ialah kajian literatur,
pembelajaran kurangnya pengetahuan yang wawancara dan
dimiliki dalam upaya meningkatkan observasi, dapat
Gejala kepercayaan diri siswa, guru diketahui penyebab
1. Guru susah dalam terkendala dengan ketidak mauan Kurangnya interaksi
mengarahkan siswa di siswa bekerjasama dalam upaya antara guru dan peserta
dalam pembelajaran meningkatkan kepercayaan diri didik dalam
2. Peserta didik susah siswa dan guru kesulitan mengajak pembelajaran yaitu :
untuk paham dalam berkomunikasi siswa yang memiliki 1. kurangnya rasa
menerima materi kepercayaan diri rendah.”STUDI percaya diri pada
yang diberikan TENTANG UPAYA GURU DALAM peserta didik
gurunya MENINGKATKAN KEPERCAYAAN 2. peserta didik tidak
3. Peserta didik tidak DIRI SISWA SD NEGERI 1 PENGASIH tertarik pada materi
nyaman didalam kelas yang diberikan
4. Enggan bertanya 2. Yossi Erma Yolanda, Luhur 3. Peserta didik memiliki
kepada guru tentang Wicaksono, Yuline ( 2019)Adapun karakter yang pendiam
materi yang tidak faktor internalnya siswa kurang 4. Peserta didik segang
dipahami percaya diri berinteraksi denganguru bertanya kepada guru
5. Peserta didik kurang yaitu pernah mengalami pembullyan,
motivasi dalam hal ini sesuai dengan pendapat
pembelajaran (Ghufron, Nur &Risnawati, 2011,
h.370) “pengalaman hidup”. Fakor
eksternal kurang percaya diri siswa
yaitu kurang menguasai pelajaran, hal
ini sesuai dengan pendapa tmenurut
(Ghufron, Nur &Risnawati, 2011,
h.370) “pendidikan”.STUDI TENTANG
ANAK YANG KURANG PERCAYA DIRI
PADA PESERTA DIDIK DI SMA
NEGERI 05 PONTIANAK
3. Henny Indrawati (2013). Guru masih
kurang mampu mengelola interaksi
belajar mengajar, karena belum
menggunakan pendekatan yang
bervariasi dalam mengajar. Sebagian
besar guru masih menggunakan
pendekatan teacher centered
approach atau berpusat pada guru.
Padahal untuk saat ini, pendekatan
pembelajaran yang sebaiknya
digunakan oleh guru adalah berpusat
pada siswa atau student centered
approach.
“Henny Indrawati (2013). Upaya
Peningkatan Kompetensi Profesional
Guru Mata Pelajaran Ekonomi dalam
Proses Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Vol 4, No 2.

Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepala Sekolah)
 peserta didik kurang memahami
materi yang diberikan
 peserta didik tidak tertarik pada
materi yang diberikan

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru seni budaya)
 peserta didik mengalami
permasalahan keluarga
 peserta didik mengalami
permasalahan dengan teman
sekelas

Syamsuri, S.Pd.
(Pengajar praktik)
 Peserta didik kurang percaya
diri
 Peserta didik memiliki karakter
yang pendiam

Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.


(Pengawas bina)
 Peserta didik segang bertanya
kepada guru
 Peserta didik mengalami
kesulitan belajar
4 Peserta didik kurang 1. Nur Wahidah (2022)Selama ini, Setelah dilakukan
aktif dalam proses proses pembelajaran masih terpusat analisis terhadap hasil
pembelajaran pada guru saja. Penggunaan metode kajian literatur,
ceramah menjadi pilihan bagi guru wawancara dan
Gejala: tanpa adanya suatu inovasi, sehingga observasi, dapat
1. Peserta didik siswa menjadi bosan dan cenderung diketahui penyebab
malas bertanya pasif. Hal ini menimbulkan keaktifan Peserta didik kurang aktif
kepada guru siswa yang rendah. “(Kanza et al., yaitu :
maupun kepada 2020) ANALISIS FAKTOR–FAKTOR 1. Proses
teman PEMICU TURUNNYA KEAKTIFAN pembelajaran
sekelompok SISWA DALAM PROSES terpusat pada
2. Peserta didik PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN guru
jarang IPA DI MASA PANDEMI.Vol. 10, No. 1 2. Peserta didik
mengemukakan Hal. 150-154 Januari 2022 merasa bosan
pendapat dengan dengan
3. Peserta didik 2. Apri Dwi Prasetyo (2021) pembelajaran
jarang Berdasarkan hasil observasi 3. Kurangnya
berinteraksi permasalahan yang dijumpai yakni: penerapan model
dengan teman (1) Kurang aktif nya siswa dalam pembelajaran yang
kelas kegiatan pembelajaran, (2) Siswa cocok untuk
4. Peserta didik bosan dengan pembelajaran yang karakteristik siswa
tidak bisa berlangsung (media pembelajaran 4. Peserta didik
memecahkan yang kurang bervariatif), (3) Siswa terlalu fokus pada
masalah yang kurang memberi respon terhadap gadget
diberikan guru pertanyaan yang diajukan guru, (4)
5. Peserta didik Siswa belum memahami secara
tidak bisa maksimal materi yang disampaikan,
mengerjakan dan (5) Kurangnya penerapan model
tugas yang pembelajaran yang cocok untuk
diberikan oleh karakteristik siswa.”Peningkatan
guru secara Keaktifan Belajar Melalui Model
mandiri Discovery Learning Di Sekolah
Dasar.”Jurnal Basicedu Vol 5 No 4
Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-
ISSN 2580-1147

3. Umi Badiah, Agung Setyawan,


TyasmiarniCitrawati (2020) Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa
rendahnya partisipasi dan antusias
siswa sehingga siswa cenderung
kurang aktif dan pasif dalam
pelaksanaan pembelajaran yaitu
Penerapan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru kelas kurang
meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran.” Studi Permasalahan
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
IPA Kelas VI SDN Socah 4
KabupatenBangkalan.
Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepala Sekolah)
 peserta didik kurang nyaman
dengan teman sekelasnya
 Peserta didik tidak menguasai
materi

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru Seni Budaya)
 Peserta didik tidak tertarik pada
materi yang diberikan
 Peserta didik terlalu fokus pada
gadget

Suparmin, S.Pd
(Pengajar Praktik)
 Suasana kelas yang tidak
kondusif
 Peserta didik tidak siap secara
sikis

Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.


(Pengawas Bina)
 Peserta didik sedang sakit
 Motivasi peserta didik untuk
belajar masih kurang
Peserta didik kesulitan 5. Yuni Rhamayanti, Nova Christina Setelah dilakukan
5 dalam memahami soal-soal Dewi, dan Susi Sulastri Lubis analisis terhadap hasil
HOTS (2021). Siswa tidak pernah kajian literatur,
diajarkan berpikir pada level HOTS.wawancara dan
Gejala: Proses pembelajaran siswa tidak observasi, dapat
1. Peserta didik tidak pernah menyentuh berpikir kritis, diketahui penyebab
memahami konsep evaluatif dan kreatif. Rendahnya Peserta didik kesulitan
2. Peserta didik tidak minat belajar siswa, cara pandang dalam memahami soal-soal
terbiasa berpikir kritis siswa yang menganggap HOTS yaitu :
3. Peserta didik pembelajaran sulit dan 1. cara pandang
mengalami membosankan, dan keterbatasan peserta didik yang
kebingungan saat perekonomian siswa untuk menganggap
mengerjakan soal HOTS mengikuti bimbingan belajar dalam pembelajaran sulit
4. Peserta didik tidak hal mendalami soal-soal HOTS.” dan membosankan
percaya diri dalam Yuni Rhamayanti, Nova Christina 2. kurangnya
meningkatkan Dewi, dan Susi Sulastri Lubis (2021). ketelitian dalam
kemampuan berpikir Bank Soal Matematika (BSM) HOTS mengerjakan soal
kritis serta kreatif. Berbasis Blended Sebagai Persiapan HOTS
Menghadapi Kesulitan UNBK 3. Rendahnya tingkat
Matematika Tahun 2019. Jurnal konsentarsi dan
Pengabdian Kepada Masyarakat pemahaman peserta
Radisi Vol 1, No 1. didik
4. Peserta didik tidak
6. Kastri Fani, Fauziana, Rahmiaty terbiasa
(2021) Guru masih sangat mengerjakan soal
terbatas dalam memberikan soal- soal Hots
soal tipe HOTS kepada siswa dan
lebih cenderung soal tipe LOTS dan
MOTS. Penelitian ini menyimpulkan
penyebab dari permasalahan diatas
ialah karena pembelajaran yang
diterapkan oleh guru hanya dengan
menggunakan metode ceramah
saja. Hal ini yang mengakibatkan
siswa kurang aktif saat proses
pembelajaran, serta menyebab kan
siswa merasa bosan dan tidak
tertarik dengan pembelajaran
tersebut.”
ANALISISKEMAMPUANSISWADALA
MMENYELESAIKANSOALHOTS
PADA PELAJARAN IPA KELASVMIN
25ACEHUTARA.”Genderang
Asa: Journal Of Primary Education
PGMI IAIN LHOKSEUMAWE VOL 2
NO 2(2021)
3. Sofyan (2020) Faktor-faktor
penyebab siswa kesulitan belajar
dalam penyelesaian soal
HOTS yaitu kurangnya ketelitian
dalam mengerjakan soal HOTS,
kurangnya
kemampuan/kompetensi awal pada
diri siswa, proses pembelajaran
yang dialami kurang/belum
maksimal, dan siswa kurang
memahami soal HOTS.”
Sofyan · 2020 · Faktor-
faktor penyebab siswa
kesulitan belajar dalam
penyelesaian soal HOTS

Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepalasekolah)
 Kemampuan berfikir peserta
didik yang masih rendah
 Rendahnya tingkat konsentarsi
dan pemahaman siswa

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru seni budaya)
 Peserta didik tidak terbiasa
mengerjakan soal soal Hots
 Peserta didik malas untuk
berfikir kritis

Syamsuri, S.Pd.
(pengajar praktik)
 Kurangnya pemahaman siswa
terhadap soal/materi hots
pada satu sisi tentu kurang
baik, tapi di sisi lain juga perlu
dipahami mengapa itu terjadi.
siswa yang mampu memahami
materi tingkat tinggi tentu
akan menjadi tolak ukur juga
untuk keberhasilan guru
dalam mengajar.
 Daya analisa peserta didik
yang masih kurang
 Peserta didik kurang teliti
dalam mengerjakan soal soal
Hots
Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.
(Pengawas bina)
 Rata rata keterampilan
berfikir siswa masih di rana,
mengingat, memahami dan
menerapkan
 Kondisi ekonomi peserta
didik yang kurang
mendukung
6 Peserta didik kurang 1. Abd Aziz Ardiansyah dan Nana Setelah dilakukan
memanfaatkan penggunaan (2020). Pada zaman sekarang ini analisis terhadap hasil
media teknologi dalam dikalangan pelajar banyak sekali kajian literatur,
proses pembelajaran penggunaan smartphone yang wawancara dan
setiap hari dibawa ke sekolah, observasi, dapat
Gejala: kebanyakan siswa smartphone diketahui penyebab
1. Peserta didik lambat hanya digunakan untuk bermain Peserta didik kurang
menemukan game dan media sosial, hal ini memanfaatkan penggunaan
informasi dalam dapat menjadi salah satu faktor media teknologi dalam
pembelajaran yang akan mengganggu proses proses pembelajaran yaitu
2. Peserta didik belajar mereka, karena :
kekurangan konsentrasinya berkurang. Siswa 1. Perhatian
referensi dan lebih fokus untuk melihat peserta didik
berakibat tidak smartphone, bahkan siswa dapat hanya terfokus
kreatif dalam proses menyebabkan kecanduan pada game dan
pembelajaran smartphone.”Abd Aziz Ardiansyah media sosial
3. Tidak meningkatnya dan Nana (2020). Peran Mobile 2. Kemandirian
minat pada Peserta Learning Sebagai Inovasi dalam peserta didik untuk
didik Meningkatkan Hasil Belajar Siswa mencari informasi
4. Peserta didik pada Pembelajaran di Sekolah. masih kurang
kekurangan Indonesian Journal Of Educational 3. Rendahnya
informasi dalam Research and Review, Vol 3 No 1 P- pengetahuan
pembelajaran. ISSN: 2621-4792, E-ISSN: 2621- Peserta didik dalam
8984. pengoprasian
2. Chandra Anugrah Putra (2017). media teknologi
Masih banyak siswa yang 4. Pembatasan
memanfaatkan internet bukan penggunaan
untuk proses pembelajaran gadget/HP pada
melainkan hanya untuk bermain di peserta didik
depan komputer, gadget di daerah
pelosok yang masih sedikit
jaringan internet akan terhambat.
Alasan lain adalah penggunaan
gadget untuk hal-hal negarif.”
Chandra Anugrah Putra (2017).
Penggunaan Teknologi Gadget
Sebagai Media Pembelajaran.
Bitnet: Jurnal Pendidikan
Teknologi Informasi Vo 2 No

3. Unik Hanifah Salsabila, Windi


Mega Lestari, Ria satul Habibah,
Oqy Andaresta, Diah
Yulianingsih (2020) Masih
terdapat guru- guru maupun siswa
yang tidak memiliki perangkat
teknologi sebagai fasilitas
penunjang dari kegiatan belajar
mengajar pada sistem daring,
seperti halnya laptop dan gadget.
Jikapun mereka memiliki fasilitas
pendukung tersebut namun
terkadang laptop maupun
gadget yang mereka miliki itu
kurang memadai untuk digunakan
dalam melakukan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan
(Aprilia, 2020).”
PemanfaatanTeknologi Media
Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19 Vol.2 No.2 Desember
2020 | Hal 1-13

Sumber wawancara :
Islamuddin, S.Pd.,M.Pd.
(Kepala Sekolah)
 Pembatasan penggunaan
gadget/HP pada peserta didik
 Kurangnya sarana pendukung
dalam proses pembelajaran

Abdullah Maulid T, S.Pd.


(Guru seni budaya)
 Kemandirian peserta didik
untuk mencari informasi masih
kurang
 Faktor ekonomi keluarga yang
kurang mendukung

Syamsuri, S.Pd
(Pengajar {Praktik)
 Perlu memberikan pemahaman
lagi ke Peserta didik, karna dalam
pembelajaran, teknologi menjadi
Sangat penting. Teknologi yang
dilibatkan bisa membuat dampak
untuk peserta didik dan guru
contohnya muncul beragam ide
atau inovasi peserta didik akan
berdampak luar biasa dalam hal
inovasi di masa mendatang, pola
pikir dan kreatifitas mereka.

Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Pd.


(Pengawas Bina)
 Rendahnya pengetahuan Peserta
didik dalam pengoprasian media
teknologi
 Guru masih kurang dalam
merancang proses pembelajaran
berbasik TIK

Anda mungkin juga menyukai