DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................i
KeCANDRADIMUKAan...........................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................1
SEMBOYAN CANDRADIMUKA........................................................1
SEJARAH CANDRADIMUKA.............................................................1
LAMBANG CANDRADIMUKA..........................................................3
ANGGOTA CANDRADIMUKA...........................................................4
HAK-HAK ANGGOTA CANDRADIMUKA.......................................5
HILANGNYA KEANGGOTAAN CANDRADIMUKA :.....................6
TAHAPAN PENDIDIKAN CANDRADIMUKA..................................7
BENTUK KURIKULUM DAN JENJANG PENDIDIKAN..................7
PERENCANAAN PERJALANAN.............................................................9
EMPAT KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT DI ALAM TERBUKA...9
SAFETY................................................................................................10
FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN.....................................11
FAKTOR PERTIMBANGAN KESELAMATAN PENDIDIKAN DAN
LATIHAN.............................................................................................12
TABEL JADWAL KEGIATAN..........................................................13
ETIKA PERJALANAN........................................................................14
PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN..............................................15
PENDAHULUAN.................................................................................15
PERLENGKAPAN DASAR.................................................................16
PERLENGKAPAN TAMBAHAN.......................................................21
MENYUSUN PERLENGKAPAN KE DALAM RANSEL (PACKING)
...............................................................................................................21
PERENCANAAN PERBEKALAN......................................................22
IKLIM, MEDAN DAN ILMU PENAKSIRAN........................................25
IKLIM DAN MEDAN..........................................................................25
PENDAHULUAN.................................................................................25
IKLIM, MUSIM, DAN CUACA..........................................................26
BATASAN DAN PEMBEDA..............................................................28
JENIS-JENIS IKLIM............................................................................29
SUASANA YANG DISEBUT CUACA...............................................32
TROPOSFIR..........................................................................................32
AWAN...................................................................................................34
ANGIN..................................................................................................36
BAGAIMANA ANGIN DICIPTAKAN?............................................38
WAJAH BUMI : MEDAN....................................................................39
PENDAHULUAN.................................................................................40
MEDAN SURYA..................................................................................40
MEDAN FISIK.....................................................................................46
MEDAN KHAS INDONESIA TROPIK..............................................49
ILMU PENAKSIRAN...........................................................................57
PENDAHULUAN.................................................................................57
PENAKSIRAN......................................................................................57
KESEHATAN PERJALANAN DAN P3K..............................................69
KESEHATAN PERJALANAN............................................................69
PENDAHULUAN.................................................................................69
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...............................69
PENCAPAIAN KONDISI PRIMA.......................................................71
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PERJALANAN.....................................................................................71
POKOK-POKOK PPPK........................................................................71
TANDA-TANDA VITAL.....................................................................72
OBAT DAN PERALATAN PPPK.......................................................72
MENGATASI HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG..................73
GANGGUAN UMUM..........................................................................76
GANGGUAN SETEMPAT..................................................................79
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
iii
KeCANDRADIMUKAan
“Selama Syal dan darah kami masih berwarna merah, perjuangan kami bersama
CANDRADIMUKA tidak akan pernah berakhir....”
-CANDRADIMUKA-
KeCANDRADIMUKAan
PENDAHULUAN
CANDRADIMUKA adalah nama salah satu perhimpunan yang bergerak
dalam kegiatan alam terbuka, nama CANDADIMUKA diambil dari
bahasa Sansekerta yang berarti Tempat Penggodogan para calon
pemimpin, CANDRADIMUKA merupakan organisasi ekstrakurikuler
yang berada di bawah naungan OSIS SMA Negeri 3 Kuningan tetapi
memiliki Hak Otonomi sendiri.
CANDRADIMUKA berazaskan Pancasila dengan menitik beratkan pada
kemandirian serta kekeluargaan sebagaimana dengan yang tersirat pada
Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia.
SEMBOYAN CANDRADIMUKA
CANDRADIMUKA mempunyai semboyan “KAMI MENUJU
PUNCAK-MU”
Yang mengandung arti:
(1) Setiap Anggota CANDRADIMUKA akan terus berjuang untuk
meraih kesuksesan dikehidupan sebenarnya.
(2) Setiap Anggota CANDRADIMUKA akan terus melakukan
pendakian ke setiap gunung untuk mengibarkan panji
CANDRADIMUKA
SEJARAH CANDRADIMUKA
Organisasi ini berdiri di Kampus SMA Negeri 3 Kuningan dan diresmikan
pada tanggal 05 bulan Agustus tahun 1995, hingga waktu yang tak
terbatas.
Hingga Saat ini CANDRADIMUKA telah memiliki beberapa angkatan,
diantaranya :
00 Perintis I (Pr) 1993
00 Perintis II (Pr) 1994
01 Pendiri (Pnd) 1995
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
2
KeCANDRADIMUKAan
02 Tapak Harimau (TH) & Anggrek Rimba (AR) 1996
03 Giri Elang (GE) & Srikandi Ciputri (SC) 1997
04 Laskar Tunggal (LT) 1998
05 Lintas Halimun (LH) 1999
06 Lembah Elang (LE) 2000
07 Banyu Langit (BL) 2001
08 Kabut Rimba (KR) 2002
09 Panca Tunggal (PT) 2003
10 Sapta Elang (SE) 2004
11 Hujan Guntur (HG) 2005
12 Bayu Giri (BG) 2006
13 Medan Petir (MP) 2007
14 Badai Purnama (BP) 2008
15 Kabut Banyu (KB) 2009
16 Banyu Elang (BE) 2010
17 Eka Sapta (ES) 2011
18 Lembayung Senja (LS) 2012
19 Tebas Lembah (TL) 2013
20 Candra Kabut (CK) 2014
21 Kabut Kimaung (KK) 2015
22 Medan Gerhalang (MG) 2016
23 Lembah Purnama (LP) 2017
24 Padang Bintang (PB) 2018
25 Panca Halimun (PH) 2019
26 Banyu Rimba (BR) 2020
27 Tapak Sanggarung(TS) 2021
28 Bara Kimaung (BK)
2022
KeCANDRADIMUKAan
LAMBANG CANDRADIMUKA
KeCANDRADIMUKAan
(2) Dipakai dalam kain segitiga berwarna merah atau yang di sebut
Syal yang merupakan salah satu atribut Anggota
CANDRADIMUKA.
(3) Dipakai pada baju lapangan yang telah di tetapkan dan di jahit di
lengan baju sebelah kiri
(4) Dipakai pada property/ kekayaan Organisasi
(5) Dipakai pada kartu anggota
(6) Dan dapat digunakan oleh Anggota sebagai mana mestinya.
SYAL CANDRADIMUKA
(1) Syal CANDRADIMUKA adalah salah satu atribut yang wajib
dimiliki oleh anggota CANDRADIMUKA
(2) Syal CANDRADIMUKA tidak dapat dipinjamkan kepada orang
lain meskipun pada sesama anggota CANDRADIMUKA.
(3) Syal Merah CANDRADIMUKA wajib dipakai dalam setiap
kegiatan organisasi ataupun saat sebagai duta pada kegiatan
perhimpunan atau organisasi lain.
(4) Jika Syal CANDRADIMUKA hilang dan rusak dapat penggantian
dengan mengajukan kembali pada Dewan Pengurus setelah
memenuhi Persyaratan yang telah ditetapkan Dewan Pengurus.
(5) Syal merah Dapat ditarik atau diambil dari anggota yang
melakukan pelanggaran berat sebagai sanksi, dengan melalui
keputusan Rapat dari Dewan Pengurus.
(6) Setiap anggota CANDRADIMUKA hanya memiliki 1 (satu) Syal
CANDRADIMUKA.
(7) Syal CANDRADIMUKA hanya dikenakan di leher, kecuali dalam
keadaan mendesak atau kecelakaan.
ANGGOTA CANDRADIMUKA
Keanggotan adalah Seumur hidup. Anggota CANDRADIMUKA terdiri
dari:
ANGGOTA MUDA
KeCANDRADIMUKAan
(1) Anggota Muda CANDRADIMUKA adalah siswa-siswi SMAN 3
Kuningan yang telah lulus dalam menjalani masa pendidikan dasar
Teori yang dilanjutkan ke Pendidikan Dasar Lapangan dan
diangkat melalui surat keputusan dari Badan DIKLAT
CANDRADIMUKA dengan ditandai diberikannya Syal Merah.
(2) Anggota Muda CANDRADIMUKA belum mempunyai NRA
(Nomor Registrasi Anggota).
ANGGOTA PENUH
(1) Anggota penuh CANDRADIMUKA adalah anggota yang telah
menjalani proses sebagai anggota muda dan diangkat melalui surat
Keputusan Dewan Pengurus dengan ditandai diberikannya Nomor
Registrasi Anggota (NRA).
(2) Anggota Penuh CANDRADIMUKA terbagi atas 2:
a. Laskar Tua : Anggota Penuh CANDRADIMUKA yang telah
menyelesaikan Pendidikan Formalnya di SMAN 3 Kuningan.
b. Laskar Muda: Anggota Penuh CANDRADIMUKA yang
belum menyelesaikan Pendidikan Formalnya di SMAN 3
Kuningan.
ANGGOTA KEHORMATAN
Anggota Kehormatan adalah orang perorangan yang mendapatkan
kehormatan diangkat melalui Pertimbangan Musyawarah Anggota
serta disyahkan dengan Surat Keputusan Dewan Pengurus untuk
menjadi anggota CANDRADIMUKA atas dasar jasanya membantu
kinerja baik itu moril maupun materil dalam usaha pengembangan
dan kelangsungan organisasi CANDRADIMUKA selama 3 periode
Dewan Pengurus dan langsung mempunyai Syal
CANDRADIMUKA dan Nomor Registrasi Anggota.
KeCANDRADIMUKAan
b. Hak Duta : Hak Dipilih untuk menjadi perwakilan
CANDRDIMUKA pada kegiatan yang dilaksanakan oleh
perhimpunan atau organisasi lain.
c. Hak Informasi : Hak untuk mendapatkan Informasi tentang
organisasi CANDRADIMUKA dengan adil.
d. Hak Atribut : Hak memakai Atribut atau seragam yang telah
ditetapkan oleh Dewan Pengurus.
e. Hak Kegiatan : Hak untuk mengikuti seluruh kegiatan yang
dillaksanakan oleh CANDRADIMUKA.
f. Hak Fasilitas : Hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas
yang ada di CANDRADIMUKA.
(2) Setiap Anggota Muda CANDRADIMUKA mempunyai Hak
sebagai berikut:
a. Hak Duta : Hak Dipilih untuk menjadi perwakilan
CANDRDIMUKA pada kegiatan yang dilaksanakan oleh
perhimpunan atau organisasi lain.
b. Hak Informasi : Hak untuk mendapatkan Informasi tentang
organisasi CANDRADIMUKA dengan adil.
c. Hak Kegiatan : Hak untuk mengikuti seluruh kegiatan yang
dillaksanakan oleh CANDRADIMUKA.
d. Hak Fasilitas : Hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas
yang ada di CANDRADIMUKA.
(3) Setiap Anggota Kehormatan CANDRADIMUKA mempunyai Hak
sebagai berikut:
a. Hak Duta : Hak Dipilih untuk menjadi perwakilan
CANDRDIMUKA pada kegiatan yang dilaksanakan oleh
perhimpunan atau organisasi lain.
b. Hak Informasi : Hak untuk mendapatkan Informasi tentang
organisasi CANDRADIMUKA dengan adil.
c. Hak Atribut : Hak memakai Atribut atau seragam yang telah
ditetapkan oleh Dewan Pengurus.
d. Hak Kegiatan : Hak untuk mengikuti seluruh kegiatan yang
dillaksanakan oleh CANDRADIMUKA.
e. Hak Fasilitas : Hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas
yang ada di CANDRADIMUKA.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
7
KeCANDRADIMUKAan
KeCANDRADIMUKAan
BENTUK KURIKULUM DAN JENJANG PENDIDIKAN
A. Materi Pokok
1. KeCANDRADIMUKAan
2. Manajemen/Perencanaan Perjalanan
3. Perlengkapan dan Perbekalan
4. Navigasi Darat
5. Mountainering
6. Iklim, Medan dan Ilmu Penafsiran
7. Biologi Zoologi Practise (BZP)
8. Survival
9. Medical Practie (MP)
10. Komunikasi Lapangan (Komlap)
11. Latihan lapangan
a. Turun Tebing (Rapeling)
b. Naik Tebing ( Proshiking)
c. Lintas Kering (Penyebrangan)
d. Lintas Basah (Penyebrangan)
B. Materi Dasar Penunjang
1. Wawasan Lingkungan Hidup
2. Sosiologi Pedesaan
3. Organisasi dan Managemen
4. Prosedur Perizinan
5. PPGD
6. Search And Rescue (SAR)
C. Ekspedisi / Pengembaraan
Perencanaan Perjalanan
PERENCANAAN PERJALANAN
“Gunakan gunung dan laut sebagai ruang belajar untuk menghasilkan orang-
orang yang terbaik, untuk membangun karakter, untuk menanamkan
ketangguhan harapan individu dan kelompok di masyarakat tertgantung
kemampuannya bertahan hidup”
-Kurt Hanh-
Perencanaan Perjalanan
Ketiga, diperlukan mental yang siap untuk menghadapi kegiatan berat di
alam. Hal ini tidak dapat diajarkan oleh pelatih, namun harus
ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Penguasaan yang baik pada tiga
keterampilan lainnya akan sangat membantu.
Keempat, diperlukan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang
akan dihadapi dan mencakup bagaimana memilih waktu yang tepat
untuk melakukan kegiatan – dihubungkan dengan lokasi, musim, serta
pengetahuan lingkungan medan akan ditempuh – dan bagaimana cara
mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Untuk perjalanan
gunung hutan tropis.
SAFETY
Penanggung jawab kegiatan perjalanan harus dapat memutuskan apakah
situasi dalam perjalanan adalah aman ataupun berbahaya. Faktor
keselamatan (safety) dalam hal ini harus dijadikan kerangka berpikir
dalam berkegiatan di alam terbuka.
Untuk keadaan berbahaya, dapat dilakukan penggolongan faktor
penyebabnya, yaitu bahaya subyektif dan bahaya obyektif.
Bahaya subyektif adalah potensi bahaya yang berada di bawah kendali
manusia yang melakukan kegiatan. Contohnya pemilihan alat yang
salah, cara penggunaan perlengkapan yang tidak dikuasai dengan baik,
pemilihan jenis perjalanan yang tidak tepat untuk para pesertanya, dan
lain-lain. Kasus-kasus yang terjadi misalnya perhitungan logistik
(perbekalan) yang salah sehingga kelaparan, lupa membawa baterai
cadangan, sarung tangan rusak sehingga terkena frost bite, mengajak
teman yang belum siap menghadapi kondisi medan yang akan didatangi,
tidak membawa peta topografi, tidak tahu cara menggunakan kompas
orienteering, dan masih banyak lagi tidak tahu, lupa, salah, bingung
yang lain. Hal ini sangat berkaitan dengan 4 terampil yang telah dibahas
sebelumnya.
Perencanaan Perjalanan
Perencanaan Perjalanan
3. FAKTOR PENYELENGGARA
Penyelenggaraan dalam perjalanan mencakup permasalahan faktor
teknis dan non-teknis. Pada perjalanan yang besar (ekspedisi), ada
faktor semi-teknis.
FAKTOR TEKNIS adalah permasalahan daya upaya operasi yang
berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan.
FAKTOR NON TEKNIS adalah permasalahan daya dukung operasi yang
tidak berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan.
FAKTOR SEMI – TEKNIS untuk ekspedisi besar dan kompleks adalah
permasalahan daya dukung operasi yang berhubungan langsung dengan
tingkat kesulitan medan, namun bersifat non-teknis (komunikasi, base-
camp team, advance-team, take in & out team, rescue team, delivery
team). Faktor ini berada di antara faktor teknis dan non-teknis.
Perencanaan Perjalanan
Dengan dasar Emergency Rescue Procedure (ERP), lokasi base camp
pendidikan dipilih yang mempunyai akses terpenuhinya factor-faktor
penyelamatan darurat. Beberapa lokasi favorit yang biasa dipakai
pendidikan atau pelatihan sudah memenuhi unsur ERP tinggal
bagaimana penyelenggara pendidikan membuat mekanismenya.
Demikian juga dengan beberapa lokasi operasi pendidikan untuk
gunung hutan, panjat tebing, sungai dan rawa laut sudah terbentuk
jaringan ERP-nya karena biasa dipergunakan instansi militer sebagai
lokasi pendidikannya. Pengawasan keselamatan peserta (fisik dan
Psikis) sangatlah penting dan menjadi tugas khusus penyelenggara guna
mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan latihan. Ada hal penting
yang harus selalu diingat oleh kita selama penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, yaitu : “keep safety first and use your brain, always!” selalu
menggunakan keselamatan dan tetap menggunakan akal dan pikiran
yang sehat dan bijaksana.
Berbicara masalah keselamatan, sebagai penyelenggara sebaiknya kita
berpatokan kepada rumus ‘human hazards + environtmental hazard =
injury potential” artinya perhatikan dan pertimbangkan bahaya-bahaya
yang akan timbul dari factor manusia dan factor alam (lingkungan) yang
bisa menjadi factor penyebab kecelakaan yang sangat potensial
TABEL JADWAL KEGIATAN
Rencana yang baik akan membagi kegiatan menjadi sejumlah tahapan
yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan.
Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu selesainya satu
pekerjaan dan ketidaktahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai.
Perencanaan Perjalanan
ini dapat dipakai secara cepat bila kita akan merencanakan suatu
perjalanan,kita bisa memakai pendekatan 5W1H.
1 (W) WHAT
Sebelum melakukan suatu jenis perjalanan,pasti kita sudah benar-benar
mengetahui apa yang akan kita lakukan.
2 (W) WHO
Siapa atau dengan siapa kita akan melakukan perjalanan tersebut?
3 (W) WHERE
Tempat mana yang akan didatangi.
4 (W) WHEN
Bila waktunya dan berapa lama kegiatan tersebut akan dilakukan.
5 (W) WHY
Kenapa kita melakukan kegiatan tersebut?
(H) HOW
5 W diatas merupakan persiapan awal pada tahap membuat suatu
kegiatan. Pada tahap ‘How’ atau bagaimana membuat dan
merealisasikan dari rencana itu adalah dengan merangkum dan
menjabarkan semua ‘W’ itu dalam sebuah kepanitiaan penyelenggaraan.
ETIKA PERJALANAN
Dalam perjalanan ke alam terbuka, kita akan melalui daerah serta lokasi
di mana terdapat adat istiadat, kepercayaan, dan atau kebiasaan
penduduk setempat yang terkadang terasa aneh oleh kita yang tidak
terbiasa.
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh
perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Dalam
merencanakannya, beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (misal : hutan, rawa,
tebing, dan lain-lain).
2. Menentukan tujuan perjalanan (misal : penjelajahan, latihan,
penelitian, kemanusiaan/SAR, dan lain-lain).
3. Mengetahui lamanya perjalanan.
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa.
5. Memperhatikan hal-hal khusus (misal : obat-obatan tertentu, dan
sebagainya).
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memilih
perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin,
tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya, atau dikenal
dengan istilah maximum utility in minimum weight. Perhitungan beban
total untuk perorangan tidak boleh melebihi sepertiga berat badan
(atau sekitar 15 sampai 20 kg), walaupun beberapa ada yang
mempunyai kemampuan sampai setengah berat badannya.
Dari kegiatan penjelajahan kita mengenal beberapa jenis perjalanan
yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :
1. Pendakian gunung.
2. Perjalanan menempuh hutan rimba.
3. Penyusuran sungai, pantai, atau rawa.
4. Penyusuran gua.
5. Pelayaran.
Demikian pula untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, dapat pula
kita kelompokkan berdasarkan jenis medan yang di hadapi. Dari tiap
kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapan yang
dibawa sebagai berikut :
PERLENGKAPAN DASAR
Dalam memilih perlengkapan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
A. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)
1. Sepatu
Yang perlu diperhatikan :
- Mempunyai kegunaan yang sesuai dengan
maksud perjalanan kita.
- Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki.
- Harus sejauh mungkin menguntungkan si
pemakai.
- Harus kuat untuk pemakaian yang berat.
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang :
- Melindungi tapak kaki sampai mata kaki (melindungi sendi kaki
dan ujung jari kaki).
- Kulit tebal,
- Lunak bagian dalam,
- Keras bagian depannya,
- Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup
kaku.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
17
3. Celana Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
- kuat, lembut
- ringan
- tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitannya cukup longgar
- praktis
- terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- mudah kering, bila basah tidak menambah berat.
4. Baju Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
- melindungi tubuh dari kondisi sekitar
- kuat
- ringan
- tidak mengganggu pergerakan
- terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- praktis
5. Topi Lapangan
Yang harus diperhatikan :
- Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri.
- Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala
bagian belakang.
- Topi yang dikenakan haruslah kuat dan tidak
mudah robek. Untuk keperluan tersebut,
terutama untuk medan gunung hutan, dianjurkan
memakai topi rimba, atau semacam topi jepang.
Jenis topi tersebut selain melindungi kepala dari
kemungkinan cedera akibat duri juga
melindungi bagian belakang kepala dari curahan
air hujan. Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan.
Selain akan menghalangi gerak juga kurang praktis. Topi jenis
koboi ini cocok kalau dipakai di padang rumput atau daerah-
daerah yang tidak terlalu banyak semaknya.
6. Sarung Tangan
Yang harus diperhatikan :
- Sebaiknya terbuat dari kulit.
- Bentuknya sesuai dengan tangan.
- Tidak kaku,
7. Ikat Pinggang
Pilihlah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala
yang tidak terlalu besar tetapi teguh.
8. Ransel
Yang harus diperhatikan :
- Ringan
- Kuat
- Sesuai Dengan Kebutuhan dan Keadaan Medan
- Praktis.
Tips menyetel ransel agar sesuai dengan tubuh:
9. Peralatan Navigasi
Kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pinsil, dan lain-lain.
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan sangat penting yang selalu
harus dibawa. Bungkuslah selalu peta dengan plastik agar tidak cepat
basah dan rusak.
10. Lampu Senter
Membawa lampu senter dengan bola lampu dan baterai cadangan
apabila menggunakan baterai.
11. Peluit
Yang perlu diperhatikan:
- Peluit yang dianjurkan adalah jenis peluit whistle, yang juga dikenal
dengan sebutan peluit pramuka.
12. Pisau
- pisau saku serba guna (multi blade)
- pisau pinggang
- golok tebas
Secara umum, pisau, golok tebas adalah alat bantu bagi kita untuk
keperluan menusuk, memotong, menyayat, melempar, dan yang
terpenting sebagai alat bantu kita untuk membuat api (memotong kayu
tipis-tipis, ranting). Banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan
tertentu, walaupun tetap dapat digunakan untuk urusan lain. Betapapun
juga pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi
pengembaraan. Karena itulah, harus benar-benar cocok fungsi dan
ukurannya untuk kita, kuat dan sesuai pegangannya, dapat dipercaya,
dan terutama, tajam.
Macam-macam Pisau
- Pisau Bowie
- Pisau Komando
- Pisau Pengulit (Skinner)
- Pisau Lempar
B. Perlengkapan Tidur
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
21
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini walaupun bukanlah hal yang teramat penting, namun
ada baiknya dibawa, untuk lebih menambah kenyamanan perjalanan.
- Putis
Putis adalah pembelat betis yang terbuat dari kain katun atau wool.
- Sarung Anti Pacet (Gaiters)
Semacam sarung setinggi lutut yang biasanya dibuat dari kain
tipis.
- Second Skin
Dikenal juga sebagai bicycle pants.
- Kelambu
- Kupluk (Balaclava)
- Semir Sepatu
- Ikat Leher/Kacu Segi Tiga
- Perlengkapan Pribadi Lainnya
o jarum, benang, kancing, tali sepatu cadangan, tali
tubuh/webbing.
o handuk, sikat gigi, odol, sabun, celana dalam.
o rokok, tembakau, tape, kamera, obat-obatan pribadi.
PERENCANAAN PERBEKALAN
Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan
salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
JENIS-JENIS IKLIM
Iklim dapat dibagi atas iklim yang dipengaruhi oleh matahari dan iklim
yang terjadi karena kondisi geografisnya.
Iklim Surya:
Iklim yang terjadi akibat perbedaan pancaran matahari terhadap muka
bumi. Iklim Surya terbagi-bagi lagi menjadi peristiwa yang teratur, atau
yang dinamakan musim.
Iklim Kutub:
Udara dingin dan hujan salju, mengalami siang kutub
dan malam kutub sekurang-kurangnya 1 hari dalam
setahun. Mempunyai dua musim panas dan dingin.
Iklim Ugahari:
Terjadi terutama di daratan belahan Bumi
Utara. Mengalami musim panas yang sejuk
dengan musim dingin yang kekutub-kutuban
dan hujan sepanjang tahun karena adanya
angin Barat dari laut. Musim gugur dan semi
merupakan titik balik matahari.
Iklim Sub-Tropik:
mempunyai 4 musim setahun, yaitu dingin,
semi, pana, gugur tanpa salju kecuali di
dataran tinggi, musim panas yang kering dan
sedikit hujan.
Iklim Tropik:
Dibatasi Isoterm 180C pada bulan
terdingin.matahari bersinar sepanjang tahun
dan dilewati matahari 2 kali setahun,udara
lembab,dan langit berawan terus.mempunyai
2 musim penghujan dan kemarau.
Iklim Surya
Iklim yang disebabkan oleh keadaan pengaruh alam sekitarnya yang
berwujud daratan, lautan, pegunungan, dataran tinggi, pedalaman, atau
mendapat pengaruh angin, arus laut.
1. Iklim Benua
terdapat pada kawasan yang luas dengan amplitudo suhu yang
besar, baik harian maupun tahunan. Udara kering pada petang hari.
Suhu tinggi, sering hujan zenithal turun disertai hujan angin, atau
matahari terik. Malam hari suhu sangat rendah, bahkan kadang
disertai hujan es. Umumnya terdapat di Sub-Tropik.
2. Iklim Laut
terdapat di pesisir dan kepulauan dengan amplitudo suhu rendah. Di
daerah tropik berawan terus, hujan sepanjang tahun, deras, dan
sering disertai angin kencang. Di daerah Sub-Tropik banyak awan,
sering hujan disertai badai.
3. Iklim Dataran Tinggi
terdapat pada dataran yang jauh di atas permukaan laut. Kawasan
ini mengalami amplitudo suhu yang besar. Di Ugahari bertekanan
rendah, sinar mataharinya terik dan kering. Terdapat baik di Iklim
Kutub, Sedang, maupun Tropis.
4. Iklim Gunung
terdapat di kawasan gunung. Amplitudo suhu rata-rata antar musim
panas dan musim dingin kecil, namun suhu harian bisa anjlok di
bawah nol. Tidak stabil, sering disertai topan dan badai salju.
Gunung Tropik relatif lebih stabil dibandingkan dengan gunung di
Kutub. Demikian pula gunung rendah relatif lebih stabil
dibandingkan gunung tinggi. Iklim gunung yang terisolir umumnya
menampilkan karakter yang sangat berbeda dari iklim dataran
rendahnya.
IKLIM MUSON
Muson berarti musim. Jadi iklim musim (iklim yang terulang teratur).
Terdapat di daerah yang sangat dipengaruhi oleh dua atau lebih sistem
iklim yang lebih besar. Contoh paling baik adalah Kepulauan Indonesia.
Kepulauan Indonesia mengalami musim kemarau dan penghujan akibat
dari adanya angin muson Barat Laut dan Timur Laut. Angin muson
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
31
Khas ilklim tropik adalah hujan sepanjang tahun dan relatif teratur.
Namun iklim tropik-muson di Indonesia, selain mempunyai daerah
basah, juga mempunyai daerah kering, kadang kala sangat tidak
menentu dan awan yang tak pernah absen setiap harinya. Dua kali
setahun, angin di Indonesia berbalik arah, satu angin membawa hujan
dan satu angin lainnya penyebab musim kemarau. Walaupun musim
utama yang terjadi adalah musim penghujan dan kemarau, di antara
kedua musim tersebut ada yang disebut musim pancaroba.
Di Indonesia dengan sendirinya mempunyai daerah yang benar-benar
kering (Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi Timur) dan daerah
yang sering dilanda banjir besar (Jawa, Sumatera). Hujan dapat
merupakan badai atau hanya gerimis. Air hujan dapat turun sekejap
pada hujan deras atau dapat turun terus-menerus sepanjang siang-
malam. Curah hujan setahun di daerah kering dapat dicapai dalam curah
hujan sehari di daerah basah.
Oleh karena Indonesia merupakan kepulauan, maka ada pengaruh besar
dari iklim laut. Iklim ini di Indonesia mempengaruhi angin lokal yang
sering menyebabkan hujan di musim kemarau. Pada beberapa tempat di
pesisir yang menghadap lautan, sering terjadi topan, walaupun topan
adalah gejala khas sub-tropik.
Uraian di atas hanyalah merupakan ciri-ciri umum. Indonesia masih
mempunyai iklim daratan dalam skala ‘mini’ (Kalimantan dan Irian),
dataran tinggi (Bokondini, Baliem, Garut, Bandung, Ijen, Gayo, dsb.),
iklim pegunungan (Pegunungan Cartensz, Mandala, Papandayan,
Susunan Atmosfir
AWAN
Seperti warta berita radio, bentuk awan merupakan pewarta cuaca yang
akan terjadi. Pagi hari ada bentuk awan yang seperti domba, artinya
akan hujan lebat siang harinya. Ada lagi yang seperti ekor kuda. Ada
yang membentuk ‘halo’. Kadang ada awan yang ditembus sinar
matahari. Ada juga yang seperti
blumkol.
Awan iridescent : awan
pencipta warna-warna di langit
Awan tinggi – di atas 6000 m
- Sirus :
awan transparan, terdiri
atas kristal es, terlihat
seperti ekor kuda. Pewarta
cuaca cerah. Jika langit
mendung berisi awan sirus,
artinya akan terjadi hujan.
- Siro-kumulus :
terlihat seperti kumpulan
domba, umumnya
berkelompok serta teratur.
Pewarta cuaca cerah. Jika
langit mendung, bisa
muncul hujan.
- Sirostratus :
ciri khasnya adalah halo
(lingkaran cahaya) di
sekeliling matahari atau bulan. Kadang langit menjadi putih susu.
Pewarta cerah-berawan. Bila langit mendung dan awan ini
mengecil, maka pewarta hujan.
Awan pertengahan – 2000 – 6000 m
- Alto – kumulus :
- Alto-stratus :
awan abu-abu tipis, diselingi sinar matahari yang menembusnya,
seolah-olah menembus kaca atau matahari / bulan muncul samar
seperti lingkaran bercahaya. Pewarta hujan gerimis atau hujan jujuh
(hujan ringan yang terus-menerus).
Awan rendah – sampai 2000 m
- Kumulo-nimbus :
Awan mendung pekat dan puncaknya lebar mendatar. Bila angin
lemah awan akan membumbung tinggi sampai 6000 m. Pewarta
hujan deras disertai kilat. Bila cuaca memburuk pewarta hujan
badai.
- Nimbo Stratus :
Awan mendung dan rendah, sering mengancam dalam
penampilannya. Pewarta hujan yang berlangsung berjam-jam.
Kadang diikuti dengan hujan es.
- Kumulus :
Awan rendah lepas abu-abu kebiruan. Bentuknya seperti bongkahan
kapas dan sering muncul di bawah lapisan pokok. Bila batas bawah
awan jelas, pewarta cuaca berawan. Bila batas bawahnya kabur,
menjadi pewarta cuaca hujan deras mendadak namun hanya
sebentar.
- Strato-Kumulus :
Awan abu-abu, mempunyai sisi gelap, tersusun dalam pola papan
catur, kelompok bulat. Sering matahari menembusnya membuat
sinar ‘hitam’, Bila terkumpul pada waktu Ashar ke Maghrib, maka
pewarta langit malam akan cerah. Awan ini pun pewarta hujan
lokal. (Sebentar air jatuh, segera cerah kembali).
- Stratus :
Awan rendah, di pegunungan sering menjadi kabut. Di langit akan
tampak seperti sumbat kain tua (bergumpal dan rombeng). Bila
ANGIN
Akibat adanya pemanasan dan pendinginan yang tidak sama terhadap
muka bumi, maka bergeraklah udara dari tempat yang dingin ke yang
panas. Dingin berarti tekanan tinggi dan panas berarti tekanan rendah.
Angin berbelok karena rotasi bumi, di belahan Utara ke kanan dan di
belahan Selatan ke kiri. Angin yang sehari-hari terasa adalah angin yang
diperlambat oleh pepohonan, bukit-bukit, dan lembah-lembah. Sifat
angin adalah makin tinggi tempatnya di atmosfir, makin kencang
gerakannya. Jadi makin tinggi kita naik, maka kita akan bertemu jenis
angin yang lebih kencang daripada jenis angin ketika masih di kaki
gunung.
Demikian kira-kira yang terjadi pada lapisan Troposfer kita, atau yang
sehari-hari kita sebut dengan cuaca. Pada sub-bab Penaksiran nanti,
akan dibahas bagaimana cuaca dapat diramalkan.
PENDAHULUAN
Mengapa binatang mampu hidup di tempatnya yang sekarang? Selain
beberapa pengecualian, tumbuhan dan binatang darat mempunyai
sebaran yang sempit karena dirintangi oleh dua faktor, yaitu rintangan
iklim dan rintangan fisik.
Iklimlah yang sebenarnya menentukan jalinan kehidupan serta wajah
alam. Wajah alam kemudian membentuk beberapa rintangan-rintangan
yang lebih rumit lagi. Pegunungan, darata, laut kuno, pulau purba,
sungai, danau pedalaman, dst. Oleh karena itu, diperlukan pembagian
tipe wajah alam.
Medan terbagi dua, yaitu Medan Surya dan Medan Fisik. Medan surya
adalah medan yang terbentuk karena dipengaruhi Iklim Surya, sedang
Medan Fisik adalah medan yang terpengaruh oleh Iklim Fisik.
MEDAN SURYA
Medan Surya terbentuk karena iklim surya dan curah hujan. Jadi medan
yang terjadi karena tenaga-tenaga dari matahari (lihat Iklim).
Wawasan adalah kawasan yang secara umum dipengaruhi oleh sistem
iklim yang sama, didominasi oleh flora dan fauna yang sama. Wawasan
terdiri atas sejumlah Bioma. Tempat kehidupan wawasan disebut
Biosfir.
Biosfir adalah tempat di dunia yang ada kehidupan. Tempat hidup di
Biosfir disebut Habitat, sedang tempat hidup yang terdapat makanan
disebut Substrat. Contohnya: jamur tempat hidupnya di daratan, artinya
habitatnya daratan, substratnya sisa-sisa organisme.
Ada beberapa istilah dalam lingkungan medan surya, yaitu:
- Habitat darat (terestrial): habitat yang berada dalam ekosistem
daratan.
- Habitat air (akuatik): habitat yang berada dalam ekosistem air.
HABITAT DARAT
Hutan Pohon Runjung
- Iklim sedang kering, 4 musim ( panas & gugur panjang dan kering,
musim dingin banyak hujan).
- Bioma: terletak hanya di dekat Kutub Utara.
- Fauna: burung paruh silang memiliki paruh khusus untuk
mengambil biji dari runjung, sehingga hanya hidup di sini. Rusa
tanduk besar dan rusa bagai.
- Flora : hutan runjung, pohon muda eru gunung dan balsam.
Hutan Peluruh Iklim Sedang
- Iklim sedang lembab, 4 musim.
Tundra
- Iklim Ugahari setengah gurun, 2 musim
- Bioma : dari hutan runjung sampai bertemu salju di bagian Utara.
Puncak gunung tinggi.
- Flora: lumut, lumut kerak, dan rerumputan.
- Fauna: umumnya merupakan pendatang musim panas, misalnya
Karibu, beruang raksasa, dan Harimau Siberia.
Padang Rumput
- Iklim sedang setengah gurun dan terletak di tengah benua (iklim
benua), 4 musim.
- Bioma: di tengah-tengah benua atau di daerah pedalaman dan
ketinggian gunung yang jarang terkena hujan.
- Flora: rumput-rumputan, bila terdapat pokok kayu disebut Sabana.
- Fauna: Bison, kuda, keluarga singa, keluarga macan, rusa, gajah,
dll. (Banyak fauna di sini, sehingga daerah ini menjadi ladang
perburuan. Banyak fauna di ambang kepunahan karena ladang
perburuan ini).
Gunung
- Iklim khas gunung, musim dan curah hujan dalam banyak hal tetap
tergantung letaknya di Bumi.
HABITAT AIR
Pembagian paling mudah adalah berdasarkan kadar garamnya, yaitu:
A. Air Tawar : Daratan, Pulau
1. Sungai, biomanya dari lereng gunung sampai muara.
2. Danau, biomanya tergantung pembagian medan Surya.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
46
MEDAN FISIK
Medan fisik adalah medan yang dipengaruhi oleh iklim fisik. Sejumlah
medan mempunyai nama yang sama, karena memang sama sifatnya.
Yang membedakannya adalah karena tipe kejadiaannya yang berbeda.
Medan Fisik dikarenakan sebab-sebab di Bumi.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
47
TUMBUHAN
Hutan :
Medan yang didominasi pepohonan tinggi dan rapat, terdiri atas:
1. Hutan Primer:
Medan yang mempunyai pepohonan besar, tajuknya berdaun lebat
dengan tumbuhan di bawah karena tak kena cahaya, didominasi
oleh lumut dan humus, dan tumbuhan sulur yang mencari-cari
cahaya muncul di antara ranting tajuk.
2. Hutan Sekunder:
Medan yang pepohonannya ramping berdaun jarang dengan
tumbuhan bawah berupa semak belukar sukar ditembus, dulunya
berupa hutan primer, nanti ketika berkembang menjadi primer
kembali, jenis tumbuhan bisa berbeda dengan aslinya.
Padang :
Medan terbuka yang sangat luas didominasi oleh tumbuhan perintis.
Pohon terkadang muncul satu dua dengan bentuk yang ramping. Terdiri
atas:
1. Sabana :
Medan terbuka berumput dengan pohon-pohon yang sangat jarang.
Khas Ethiopia.
2. Stepa :
MEDAN-MEDAN KHAS
RAWA
TERMINOLOGI
Rawa adalah suatu ekosistem khas dataran rendah yang terdapat antara
wilayah transisi dataran dengan perairan, dimana daerahnya dipengaruhi
oleh kondisi perairan tersebut dan selalu jenuh air atau digenangi air
sepanjang tahun atau hamper sepanjang tahun.
TIPIKOLOGI RAWA.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
51
RAWA LAUT
Rawa adalah sebagian dari medan datar yang digenangi air. Macam-
macam rawa, yaitu:
- rawa danau
- rawa sungai
- rawa laut
Rawa terjadi akibat proses-proses berikut:
1. Rawa danau terjadi akibat dari genangan air yang tak terbuang
karena keadaan alam sekeliling, seperti hutan sekunder yang tidak
dikerjakan lagi dan dengan pengaruh tektonis lama-lama
mengandung air, juga dari sumber-sumber air.
LAUT
Sifat-sifat laut di Indonesia, antara lain adalah:
- Memiliki ombak yang besar serta dalam, sehingga berbahaya.
- Mempunyai arus yang kuat.
- Pantai-pantainya relatif kurang landai, sebagian besar cenderung
curam.
Sedangkan arus di Lautan Indonesia memiliki sifat sebagai berikut:
- Arus lautan Indonesia berada di bawah pengaruh arus Laut Cina
Selatan.
- Pada bulan Januari, terjadi arus yang mengalir dari Laut Cina
menuju Laut Jawa dan Selat Makassar, yang mengalir ke arah Utara
dan Timur menuju Lautan Teduh.
- Arus tersebut bersuhu panas yang terjadi akibat tiupan air laut dari
Timur Laut dan Tenggara.
- Pada bulan Juni, arus mengalir ke arah kebalikannya.
Perbedaan ketinggian permukaan air laut disebut pasang jika
permukaannya naik, dan surut jika permukaannya turun. Adapun
kejadian pasang surut adalah akibat pengaruh benda-benda angkasa,
seperti matahari dan bulan. Siklus pasang surut terjadi dalam waktu
sekitar 24 jam 50 menit, dan saling berganti setiap 12 jam 25 menit.
SUNGAI
Air permukaan bumi mengalir ke bagian yang lebih rendah. Oleh karena
tenaga erosi mengikis, maka akan membentuk lembah dan terjadilah
sungai. Lembah terkadang sangat curam karena tenaga erosi yang besar,
sehingga terbentuk ngarai, misalnya ngarai besar di Colorado yang
dalamnya kurang lebih 2000 meter. Bagan melintang dari sungai disebut
profil melintang sungai dan yang searah sungai disebut profil
memanjang. Di tempat yang lurus, air pada bagian tengah permukaan
sungai alirannya tercepat, disebut benang arus atau garis arus.
Profil memanjang sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Bagian hulu
Kemiringan sungai besar, arus air kencang, dan tenaga erosi kuat.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
57
ILMU PENAKSIRAN
‘Ke heula! Ati-ati maneh, aya oray di dieu teh. Lamun bau-bauna siga
kieu, pasti aya oray. (Tunggu dulu!Hati-hati kamu, di sini ada ular. Jika
baunya seperti ini, pasti ada ular).Tiba-tiba ada ular besar melesat
masuk ke sungai.
KOPRAL SOMA – ANGGOTA WANADRI, (SAAT SAR CISADANE ’92)
PENDAHULUAN
Dalam suatu perjalanan, terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaan
yang mengharuskan untuk menaksir terlebih dahulu kondisi medan yang
akan dihadapi. Maksudnya agar saat melewati medan tersebut kita tidak
terjebak dalam kesulitan. Misalnya, sebelum menyeberangi sungai, kita
harus menaksir lebar sungai, kedalaman, serta kecepatan arusnya.
Sebelum mendaki tebing kita harus menaksir tingginya agar dapat
memperkirakan panjang tali, serta peralatan lain yang diperlukan. Hasil
penaksiran yang didapat tentu saja tidak tepat benar. Ketelitian hasil
penaksiran akan tergantung dari kecermatan dan pengalaman.
PENAKSIRAN
Adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indra,
anggota tubuh, dan pengalaman, serta terkadang dengan bantuan alat
yang minimal.
PANCA INDERA
ANGGOTA TUBUH
Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui sebanyak
mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran,
seperti:
1. Bagian-bagian tubuh sendiri :
- panjang rentang tangan
- panjang jengkal jari
- lebar langkah kaki
- panjang telapak kaki
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
59
PENGALAMAN
Makin sering kita memakai penaksiran selama di medan, maka kita akan
mempunyai semacam ‘sense’. Contohnya bila sudah terbiasa menaksir
tinggi tebing, tak perlu menaksir lagi dengan bantuan tinggi badan.
Sudah terbayang di pikiran dan ‘sense’ : 100 meter setinggi itu !
ALAT BANTU MINIMAL
Alat bantu ini adalah alat bantu yang saat itu tersedia. Kiat penaksiran
adalah mau berpikir dua kali dari sudut pandang yang berbeda agarr
hasil penaksirannya mendekati akurat.
TEKNIK-TEKNIK PENAKSIRAN
1. Menaksir Lebar Sungai
a. Lebar Sungai Tenang atau Danau
Caranya :
- Jatuhkan benda berat (misal : batu) ke air.
- Perhatikan riak air yang berjalan menuju titik C, dan perhatikan
titik B, yaitu riak yang sama saat riak air yang menyentuh titik C.
- Ukur jarak A B. Lebar sungai = A B.
Di Hilir / Muara
Sungai di daerah hilir cenderung berbentuk huruf U, maka cara
mengukur kedalamannya sama seperti di atas, tetapi dapat dilakukan
dari tepi sungai. Tentu saja pengukuran sungai di hilir lebih mudah dari
pengukuran di hulu.
Cara 2
- Letakkan benda terapung di titik O.
- Setelah sekitar 15 meter dari titik O (titik A), berjalanlah kira-kira 50
langkah sambil memperhatikan benda tadi ( langkah biasa yang
kecepatannya dapat diperkirakan ).
- Setelah kita sampai di B, misalkan benda sampai di X.
- Ukur jarak AB dan AX.
AX
- Kecepatan arus sungai = ──── * (kecepatan langkah)
AB
Catatan :
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
64
4. Menaksir Tinggi
5. Penaksiran Waktu
Dapat digunakan Naismith's Rule (aturan Naismith). Cara tersebut
merupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut
aturan ini, kecepatan rata-rata orang berjalan di medan horizontal adalah
5 km/jam dan setiap kenaikan 300 meter ditambah 0.5 jam. Untuk
kecepatan turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 m, waktu
tempuhnya 5 km/jam ditambah 10 menit.
6. Penaksiran Jarak
Dalam operasi SAR sering kali kita harus memperkirakan jarak benda
yang terlihat, misalnya benda tersebut milik survivor. Untuk itu, berikut
terdapat tabel yang bisa membantu dalam memperkirakan jarak :
2. Dengan Bayangan
Ada dua cara. Keduanya dapat dipakai kapan saja selama ada cahaya
matahari.
a. Pada lokasi datar dan terbuka tancapkan tongkat (sekitar 1 m) ke
dalam tanah. Usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya
sebagai satu titik. Tunggu sekitar 15 menit dan tandai lagi
bayangannya yang baru. Hubungkan antara kedua titik. Garis yang
terbentuk menunjukkan arah Barat ( titik pertama) dan Timur (titik
kedua). Arah Utara dan Selatan dapat ditentukan dari arah Barat
dan Timur.
b. Cara kedua menghasilkan arah yang lebih teliti tetapi memerlukan
waktu yang lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun
tanda bayangan pertama didapat waktu pagi hari. Gambarkan busur
dari titik tersebut dengan tongkat sebagai pusatnya. Pada siang hari
bayangan akan memendek dan memanjang kembali waktu sore
hari. Jika bayangan sore telah menyentuh busur lingkaran, tandai
lagi yang terakhir ini. Garis antara kedua titik tersebut
menunjukkan arah Barat (titik pada pagi hari) dan Timur (titik pada
sore hari).
(gbr. dr. Sibolangit)
3. Dengan Perbintangan
perhatikan arah bulan, bintang, dan matahari yang terbit di Timur
dan terbenam di Barat.
…teknik pendakian tidak akan ada artinya bila tidak ditunjang dengan kondisi
yang baik. Pada prinsipnya pendakian gunung membutuhkan kekuatan dan
daya tahan otot tertentu.
TOMMY APRIANTONO – ANGGOTA WANADRI
KESEHATAN PERJALANAN
PENDAHULUAN
Dengan melihat arti secara umum dan tujuannya, maka hal-hal yang
dibicarakan menyangkut tentang persiapan perjalanan secara umum,
antara lain :
- Persiapan fisik
- Persiapan mental
- Pengetahuan praktis tentang kesehatan
- Perbekalan/gizi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Keberhasilan suatu perjalanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Fisik
Fisik yang baik tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, tetapi hanya
dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dalam kegiatan di alam
terbuka semacam pendakian gunung, menempuh rimba, penyusuran
pantai, diperlukan suatu kemampuan fisik yang memadai. Karena
tanpa kondisi fisik yang memadai, penggiat kegiatan alam terbuka
tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Untuk ini
kemampuan sistem jantung, paru-paru dalam tubuh haruslah terlatih.
2. Mental
Faktor mental memang sulit untuk dipahami. Bahkan kadang-kadang
sering diabaikan. Padahal tanpa keseimbangan antara faktor fisik dan
mental, maka tujuan suatu perjalanan tidak akan tercapai dengan
memuaskan.
TANDA-TANDA VITAL
- Mendengar Denyut Jantung
- Meraba Denyut Nadi
- Memeriksa Pernapasan
OBAT DAN PERALATAN PPPK
Peralatan
- Buku Petunjuk PPPK
- Mitella (pembalut segitiga), minimal 2 buah
- Verband ukuran 5 cm dan 10 cm
- Elastic verband 3 inci
- Kasa steril, kapas putih
- Sofratulla
- Plester, tensoplast, band aid
- Gunting, pinset, pisau lipat kecil
- Lampu senter
- Cotton bud, jarum kecil, peniti
Obat-obatan
- Obat pelawan rasa sakit dan demam (Aspirin, Antalgin,
Parasetamol)
- Obat diare, mulas-mulas, dan sakit perut lainnya (New Diatabs,
Papaverin, Trisulfa)
- Norit
- Oralit
- Obat anti alergi (CTM, Incidal)
- Obat pencegah nyeri lambung (Promag, Mylanta)
- Obat flu dan batuk
- Obat anti malaria (Pil Kina)
- Alkohol 70%, Rivanol 1/1000, Boorwater
- Obat cuci hama / antiseptik (Mercurochroom, Betadine)
- Obat tetes mata (Visine, Rohto, Insto).
- Salep mata mengandung antibiotika (Kemicetine Eye Zalf)
- Salep kulit mengandung antibiotika (Kloramfenikol Zalf)
- Salep luka bakar (Bioplacenton, Levertraan)
- Obat gosok / penghangat (Balsam, Minyak Kayu Putih)
- Krim anti sinar matahari, jika mungkin dengan Sun Protection
Factor (SPF) > 15
- Krim anti memar (Lasonil, Thrombophob)
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
74
(Gambar 1)
2. Buka jalan napas selebar-lebarnya, dengan cara dahi didorong ke
belakang, dan periksa bahwa lidahnya tidaknya tidak boleh jatuh ke
belakang, posisi leher menjadi lurus. Dapat pula kita beri bantalan
di bawah bahu. Jangan memberi bantal di bawah kepalanya, karena
leher akan tertekuk.
(Gambar 2)
(Gambar 3)
Bila penderita mengalami henti jantung (tidak terbaca denyut nadinya)
maka periksa reflek pupil matanya. Bila pupil mata tidak bereaksi
terhadap sinar (gambar 4a), berati penderita sudah meninggal (otaknya
sudah tidak berfungsi). Bila pupil mata bereaksi (mengecil) jika terkena
sinar (gambar 4b) maka kita harus melakukan pijat jantung luar. Karena
henti jantung umumnya bersamaan dengan henti napas, maka tindakan
kita adalah memberikan pernapasan buatan dan melakukan pijat jantung
luar.
(Gambar 5) (Gambar 6)
GANGGUAN UMUM
Yang dimaksud dengan gangguan umum adalah terpengaruhnya
keadaan fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Macam
gangguan umum :
- Lena
- Gugat- Pingsan
- Mati suri
- Penyakit pegunungan
1. Lena
Gejala subyektif : - pusing
- telinga berdenging
- mual
- mata berkunang-kunang
- merasa lemas
Gejala Obyektif : - keluar keringat dingin
- pucat
- denyut nadi lemah
Sebab-sebabnya karena peredaran darah ke otak berkurang, misalnya
karena :
- Emosi yang hebat.
- Rasa nyeri yang hebat.
- Berada dalam ruangan yang penuh orang, tanpa udara segar.
- Keadaan lemah setelah sakit.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
78
1. Luka
Luka dapat terjadi di mana saja dan dapat disebabkan oleh benda
tumpul dan benda tajam. Macam-macam luka pada jaringan kulit :
luka iris, luka tusuk, luka robek, dan luka memar.
Dasar Pertolongan :
a. menghentikan pendarahan.
b. mencegah infeksi.
c. mencegah kerusakan lebih lanjut.
d. menggunakan cara-cara yang mempermudah dan mempercepat
penyembuhan.
2. Luka Memar
Ditandai dengan kulit yang membiru dan membengkak.
Pertolongan : Kompres dengan es atau air dingin, berikan salep /
krim anti memar, seperti Lasonil atau Thrombophob.
3. Luka Bakar
Yang dimaksud luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang
disebabkan panas, karena terjadi sentuhan yang intensif antara tubuh
dengan benda panas yang melebihi 60oC.
Dasar Pertolongan :
a. Jauhkan sumber panas dari tubuh.
b. Oleskan obat sebangsa lemak, boozalf steril, levertranzalf.
c. Dibalut, longgar-longgar.
d. Berikan minuman banyak-banyak.
e. Jaga jangan sampai kedinginan.
f. Segera dibawa ke rumah sakit.
Keterangan :
A : Tidak berbisa
B : Ular berbisa dengan taring di belakang
C : Ular berbisa dengan taring di depan
D : Ular berbisa dengan taring di depan agak ke samping
Pertolongan pada luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang,
laba-laba, dan lainnya) :
a. Pada luka diolesi dengan amonia atau kapur sirih.
b. Pada sengatan kalajengking, harus dikompres dengan es atau
larutan soda kue.
c. Untuk mengurangi rasa sakit, dapat dioles dengan obat gosok
(balsem, atau obat gosok lainnya).
d. Bila disertai dengan shock atau pingsan, rawatlah dengan
semestinya.
e. Segera dibawa ke rumah sakit atau penolong lain yang lebih
berwenang.
Balutan”ransel”untuk
Patah tulang selangka
7. Pendarahan
Bila penderita terluka dan terjadi pendarahan berwarna merah segar,
sifatnya menyembur, dan seolah-olah berdenyut seirama denyut
jantung, maka kita harus segera bertindak. Ini berarti terjadi
pendarahan pada pembuluh nadi, dan akan berbahaya apabila
dibiarkan.
Cara menghentikan perdarahan :
1. Penekanan di tempat pendarahan
Setumpuk kassa steril atau kain bersih dilipat menjadi tebal, tutup
daerah luka dengan menekan. Pertahankan sampai perdarahan
berhenti, atau tiba pertolongan selanjutnya oleh dokter /
paramedis. Ganti kassa apabila sudah terlalu basah oleh darah.
Selanjutnya tutup kass dengan pembalut sambil ditekan,
kemudian bawalah ke rumah sakit. Selama itu, bagian yang
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
86
Tindakan pertolongan:
- Pastikan ada atau tidaknya tulang yang patah pada daerah itu.
- Kompres bagian yang bengkak dengan es atau air dingin selama
sekitar 30 menit.
- Balut bagian yang terkilir dengan pembalut yang elastis atau
mitella. Bila ada luka, atasi dengan baik sebelum dibalut.
9. Benda Asing di Tenggorokan
Bila benda asing masuk ke dalam saluran napas, dudukkan penderita
pada kursi dengan kepala menunduk, dan tepuklah tengkuknya keras-
keras. Biasanya benda asing itu dapat keluar. Bila belum berhasil,
coba jari-jari tangan untuk merogoh dan mencungkil benda tersebut
keluar. Caranya adalah dengan memasukkan jari tangan menyusur gigi
dan terus ke dinding belakang tenggorokan. Setelah benda tersebut
teraba, keluarkan ke arah mulut. Cara lain adalah dengan mendesak
benda tersebut dengan tekanan udara yang didorongkan dari rongga
perut.
Untuk anak usia 2 tahun atau lebih:
a. Peluklah korban dari belakang, lingkarkan tangan anda ke perut
tepat di bawah tulang iga akhir.
b. Bungkukkan punggung korban ke depan, dengan posisi kepala
agak menggantung.
c. Kepalkan salah satu tangan anda tepat di bawah ujung tulang dada
korban, kemudian letakkan telapak tangan anda yang lain di atas
kepalan tadi.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
88
10. Keracunan
Tindakan P3K terhadap keracunan harus dipikirkan penyebab
keracunannya.
1. Racun yang Tertelan
a. Keracunan Makanan
Keracunan makanan umumnya dapat diketahui dari riwayat
sebelumnya bahwa penderita telah memakan sesuatu yang
dicurigai beracun, misalnya jamur, singkong, makanan kaleng, dan
sebagainya.
Pertolongan :
- Tindakan utama dalam keracunan makanan adalah
mengusahakan agar si penderita muntah, yaitu dengan
menekan langit-langit tenggorokan dengan jari melalui mulut.
- Setelah muntah, beri tablet norit atau arang yang telah
ditumbuk halus.
- Bila perlu berikan pernapasan buatan.
Khusus untuk keracunan makanan kaleng, biasanya berakibat fatal.
Karena itu, yang terpenting adalah menghindarkan bahaya
keracunan dengan selalu memanaskan terlebih dahulu makanan
kaleng, karena racun botulinum dapat terurai dengan pemanasan.
Selain itu, pastikan bahwa makanan kaleng tersebut masih baru.
b. Keracunan Alkohol (bir, whisky, alkohol pekat, spirtus)
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
89
Pembalut dasi
untuk siku
Navigasi Darat
NAVIGASI DARAT
…dengan peta, kompas, dan pengalaman, di atas long boat kita dapat
memperkirakan letak suatu tempat dari arah bentangan sungai dan kelokan-
kelokannya, apalagi kalau ada ciri ekstremnya…
TEDDY KARDIN – ANGGOTA WANADRI
PENDAHULUAN
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di
medan sebenarnya ataupun di peta. Oleh sebab itu, pemahaman kompas
dan peta serta teknik-teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan
dipahami.
PETA
Secara umum, peta dinyatakan sebagai penggambaran dua dimensi
(pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan
tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat, umumnya dipakai
Peta Topografi.
1. Peta Topografi
Berasal dari Bahasa Yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat di
permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
bentuk garis-garis kontur, dimana satu garis kontur mewakili harga dari
satu ketinggian.
Peta topografi juga dilengkapi dengan simbol-simbol dari unsur-unsur
yang terdapat di permukaan bumi.
Navigasi Darat
a. Judul Peta
Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan
lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Lokasi yang berbeda
akan mempunyai judul yang berbeda pula.
b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta. Selain
sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna
sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar suatu
daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan juga
indeks lembar peta yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di
sekeliling peta tersebut.
c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur
Timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang
(Lintang Utara dan Lintang Selatan) yang sejajar dengan katulistiwa.
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan
detik.
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran
jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan
nol ini ada di sebelah Barat Jakarta (60o LU, 98o BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari Selatan ke Utara, sedangkan garis
horizontal diberi nomor urut dari Barat ke Timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4, 6 atau 8 angka. Untuk
daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang
lebih sempit dengan penomoran 8 angka.
Navigasi Darat
d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
berketinggian sama dari muka laut. Sifat-sifat garis kontur serta
pemakaiannya lebih lanjut akan diuraikan kemudian.
Navigasi Darat
e. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak
horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala Angka
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak di peta = 50.000 cm jarak horizontal di
medan sebenarnya.
2. Skala Garis
Contoh :
Skala 1:50.000 berarti tiap bagian sepanjang blok garis
mewakili 1 km jarak horizontal sebenarnya (balok kedua).
SKALA 1 : 50.000
SELANG KONTUR 25 METER
Navigasi Darat
f. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta
tersebut. Semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan
akan semakin akurat.
g. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta (= Utara Grid). Cara
paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan
yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah arah Utara Peta. Pada
bagian bawah peta biasanya juga terdapat penunjuk arah Utara Peta,
Utara Sebenarnya, dan Utara Magnetis. Utara Sebenarnya adalah arah
yang menunjukkan Kutub Utara bumi. Utara Magnetis adalah arah yang
menunjukkan Kutub Utara Magnetis bumi. Kutub Utara Magnetis bumi
letaknya tidak bertepatan dengan Kutub Utara bumi, kira-kira di sebelah
Utara Kanada, di Jasirah Boothia. Karena pengaruh rotasi bumi, letak
Kutub Magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Utara Magnetis
adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnetis kompas. Untuk
keperluan praktis, Utara Peta, Utara Sebenarnya, dan Utara Magnetis
dapat dianggap sama. Untuk keperluan yang lebih menuntut ketelitian,
perlu dipertimbangkan adanya Ikhtilap Peta, Ikhtilap Magnetis, Ikhtilap
Peta Magnetis, dan Variasi Magnetis.
Navigasi Darat
h. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini
memuat arti dari simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.
Untuk kepentingan Navigasi Darat, simbol-simbol yang penting
diketahui adalah: triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, desa dan
pemukiman, dan lainnya.
Navigasi Darat
2. Membaca Peta
a. Sifat-sifat Garis Kontur
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan untuk
menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan
membayangkan keadaan medan sebenarnya. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa sifat garis kontur, sebagai berikut :
Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu
mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan
khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun
kerapatan kedua garis berubah-ubah.
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang, sedang daerah
terjal/curam mempunyai kontur rapat.
Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur
berbentuk "U" yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk "V"
yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
Navigasi Darat
Garis Kontur = garis penghubung titik-titik berketinggian yang
sama
b. Ketinggian Tempat
Menentukan ketinggian suatu tempat dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama :
Lihat interval kontur peta, dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin
diketahui. Memang ada rumus umum : interval kontur = 1/2000 skala
peta. Tetapi rumus ini tidak selalu benar. Beberapa peta Topografi
keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000
(interval kontur 25 meter), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala
1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Dalam suatu misi SAR gunung hutan misalnya, sering suatu peta
diperbesar dengan cara di foto kopi. Untuk ini, interval kontur peta
tersebut harus tetap ditulis.
Peta keluaran Bakosurtanal (1 : 50.000) membuat kontur tebal untuk
setiap kelipatan 250 meter (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000,
1250 meter, dst), atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS
(skala 1 : 50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100
meter (misal : 100, 200, 300 meter, dst). Peta keluaran Direktorat
Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya.
Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk
penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung
ketinggian suatu tempat dengan cara :
Cari 2 titik berdekatan yang harga ketinggiannya tercantum.
1. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa
kontur yang terdapat antara
keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila
kedua titik terpisah oleh lembah).
2. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan
mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung
berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
3. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur
terdekat itu berada di atas titik, maka harga kontur itu lebih besar
dari titik ketinggian. Bila kontur berada di bagian bawah, harganya
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
108
Navigasi Darat
lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan
kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari (3).
Navigasi Darat
bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan
yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-
teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dan sebagainya.
di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat tonjolan
permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda
medan. Pergunakan belokan-belokan sungai, cabang-cabang sungai,
muara-muara sungai kecil.
dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-
tebing, delta, dan sebagainya, dapat dijadikan sebagai tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai. Akan selalu
digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
KOMPAS
1. Guna Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum
kompas akan selalu menunjuk arah Utara-Selatan (jika tidak
dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum
kompas tersebut adalah arah Utara Magnetis bumi. Jadi bukan utara
bumi sebenarnya.
2. Bagian-bagian Kompas
Secara fisik, kompas terdiri dari :
a. Badan
Tempat komponen-komponen kompas lainnya berada
b. Jarum
Selalu menunjuk arah Utara-Selatan pada posisi bagaimanapun
(dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet
lain dan jarum tidak terhambat perputarannya).
c. Skala Penunjuk
Menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin
3. Jenis-jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan.
Pada umumnya, dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misal
kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva). Kompas
bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu
dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris (segitiga). Kompas
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
110
Navigasi Darat
orienteering kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak
membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta.
4. Pemakaian Kompas
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis
medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari
pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok,
karabiner, tiang tenda, jam tangan, dan lainnya. Kehadiran benda-benda
tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan
berkurang.
Kompas Bidik
Navigasi Darat
Navigasi Darat
juga Sudut Kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan
sudut kompas tetap (istilah populernya "potong kompas"), maka harus
diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu
digunakan teknik back azimuth. Prinsipnya : membuat lintasan berada
pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka dan ke
belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya :
a. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus
dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (Sudut Kompas).
Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah
perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimuth.
b. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan
(pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon
yang khas, ujung kampung, dan sebagainya).
c. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (Sudut
Kompas). Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang akan
dilalui pada arah itu.
d. Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikkan kompas kembali ke
belakang (sudut back azimuth) untuk mencek apakah Anda berada
pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan
untuk mendapatkan "back azimuth yang benar".
e. Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan sasaran.
Dalam hal ini, Anda dan seorang rekan yang menjadi tanda
tersebut.
Navigasi Darat
3. Resection
Prinsip resection : menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection
membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan.
Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang berada
di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka
hanya perlu mencari satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-
langkah resection :
a. Lakukan orientasi peta.
b. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta,
minimal dua buah (B dan C).
c. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda
medan tersebut.
d. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita.
e. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut
pelurusnya (back azimuth).
f. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut
adalah posisi kita di peta (A).
Navigasi Darat
Resection
3. Intersection
Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik (benda) di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di
lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan
posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk dicapai.
Pada intersection, kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection:
a. Lakukan orientasi, dan pastikan posisi kita (A).
b. Bidik obyek yang kita amati (C).
c. Pindahkan sudut yang didapat ke peta.
d. Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta (B).
Lakukan langkah (b) dan (c) .
e. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
posisi obyek yang dimaksud (C).
Intersection
Navigasi Darat
ANALISA PERJALANAN
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-
kira medan yang akan dilalui, dengan cara mempelajari peta yang akan
dipakai. Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu, dan tanda-tanda
medan.
1. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa jarak sebenarnya yang kita tempuh
bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi
medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan,
kemudian mengalikannya dengan skala untuk memperoleh jarak
sebenarnya.
2. Waktu
Bila sudah dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus
memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak tersebut. Ada teori klasik untuk memperkirakan waktu tempuh ini,
yaitu Hukum Naismith (lihat Ilmu Penaksiran).
3. Tanda Medan
Cari dan ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
Navigasi Darat
ALTIMETER
Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu
menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas sering
tidak banyak digunakan. Di sini altimeter akan lebih bermanfaat.
Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang mudah dikenali di
peta, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan. Yang harus
diperhatikan dalam pemakaian altimeter :
- Setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian
altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.
- Altimeter sangat sensitif terhadap guncangan, cuaca, dan
perubahan temperatur.
Navigasi Darat
Altimeter
PENDAHULUAN
Survival berasal dari kata survive, yang secara sederhana dapat diartikan
sebagai upaya untuk mempertahankan hidup.
HAL-HAL YANG DIHADAPI
Secara umum, aspek-aspek itu dapat dipisahkan pada 3 golongan :
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung,
tertekan, kebosanan, dan lain-lain.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dan lainnya.
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna,
dan lain-lain.
MODAL DASAR DALAM MENGHADAPI SURVIVAL
1. Semangat untuk mempertahankan hidup
Seringkali malahan ada orang awam ke alam terbuka menghadapi
bahaya pada kondisinya yang parah, tetapi karena keinginannya
yang kuat untuk tetap hidup, seolah-olah dia mendapatkan
kekuatan yang berlebih untuk mengatasi keadaan tersebut. Jadi,
keyakinan yang kuat untuk mempertahankan hidup ini merupakan
modal dasar yang penting dan dapat mempengaruhi modal dasar
yang lain.
2. Kesiapan diri
Artinya di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival,
misalnya Navigasi Darat, P3K, Tali-temali, Biologi Praktis, Ilmu
Survival, Ilmu Medan dan Penaksiran, dan lain-lain.
3. Alat pendukung
Jumlah dan jenis peralatan yang dipunyai juga dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam survival. Survival tanpa peralatan apa-apa
dengan survival yang memiliki peralatan tentunya berbeda. Pada
kasus survival, maka nilai kegunaan sebuah pisau atau kapak akan
jauh lebih berharga bila dibandingkan dengan kartu kredit atau
emas berlian. Jadi, peralatan yang dipunyai pada saat survival akan
mempengaruhi keberhasilan dan cara survival.
I : Improvise
- Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan
mengisi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival.
- Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu,
merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan
dasar dengan berimprovisasi.
- Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada. Inilah hal
yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok
tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi dapat menjadi
bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.
2. Makanan
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam
adalah makanan, yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan
tenaga pada otot, dan mengganti sel-sel atau jaringan-jaringan yang
rusak. Sumber makanan dapat kita peroleh dari tumbuhan dan binatang
di daerah sekitar kita.
a. Makanan dari Hewan
Makanan yang bersumber dari sumber hewan terutama yang dibutuhkan
adalah kandungan lemak dan proteinnya. Golongan-golongan hewan
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan adalah :
- binatang lunak
- serangga
- reptil
- unggas
- binatang bertulang belakang
Yang menjadi masalah adalah cara menangkapnya. Jangan sampai
usaha untuk mendapatkannya menjadi terlalu melelahkan dan
kemungkinan membuat kita putus asa.
b. Makanan dari Tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan juga seratnya
memperlancar pencernaan. Harus diperhatikan, dalam keadaan survival
kita harus memakan sedikit demi sedikit tumbuhan yang tidak umum.
Maka sebaiknya tidak memakan hanya satu jenis tumbuhan saja. Hal-
hal yang harus diingat antara lain :
- kita dapat mencontoh binatang untuk menentukan apakah
tumbuhan tersebut dapat dimakan atau tidak, terutama bila
binatang tersebut adalah binatang menyusui.
- bila kita dapatkan jamur/cendawan maka sebaiknya tidak kita
makan, karena memilih yang beracun atau tidak adalah sangat
sukar. Selain itu, apabila dimakan tidak banyak menghasilkan
kalori.
3. A p i
Selain dapat menghangatkan tubuh, yang lebih penting adalah dapat
meningkatkan semangat psikologis. Seseorang yang dalam kondisi
survival pertama kali akan memilih membuat api sebelum mengerjakan
hal-hal yang lain. Fungsi api lainnya
adalah :
- penerangan
- memasak makanan/minuman
- membuat tanda-tanda atau kode
Api kecil lebih menghemat bahan bakar dan akan lebih mudah
dikontrol. Tiga elemen yang harus diperhatikan dalam membuat api
dapat digambarkan sebagai suatu segi tiga yang saling berhubungan.
Tiga Unsur Pembuat Api ; Ketidakserasian di antara ketiganya akan
menimbulkan asap. Jika tidak mempunyai bahan yang mudah terbakar,
harus kita siapkan bahan bakar di sekitar kita, yaitu :
- potongan-potongan kecil kayu kering
- serbuk penyala
Panas yang menyebabkan timbulnya api dapat diperoleh dari korek api,
lensa pembesar, batu penyala, dan lainnya.
4. A i r
Sangat diperlukan untuk setiap aspek kehidupan dan merupakan
prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air dapat mengakibatkan
dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena adanya
proses penguapan dari tubuh. Keadaan dehidrasi yang berlebihan dapat
juga menimbulkan kematian. Dari data statistik diperoleh ; bila
seseorang tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari maka
dia akan terancam kematian. Cara mengatasinya ialah kita harus minum
cukup (sekitar 2 liter/hari). Bila kemudian persediaan air habis, maka
kita harus mampu mencarinya.
Klasifikasi air dalam survival dapat kita bagi atas :
- Air yang dapat diminum langsung, syaratnya tidak berwarna
dan tidak berbau. Contohnya adalah air dari mata air, sungai,
danau, hujan. Jika tidak diperoleh sumber air, dapat dicari dari
tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun. Jenis tum
buhan yang mengandung air adalah :
• tumbuhan yang beruas-ruas, misalnya rotan.
• tumbuhan yang merambat, misalnya lumut.
• tumbuhan khusus, misalnya kantung semar.
- Jejak binatang menyusui juga menunjukkan lokasi mata air
karena pada pagi dan sore hari binatang-binatang pasti akan
membutuhkan minum.
- Air yang tercemar dan membutuhkan proses yang rumit
sehinggabisa diminum. Contohnya adalah air belerang, air rawa
dengan tingkat keasaman tinggi, air dari limbah pabrik, dan
sebagainya.
- Air yang tercemar tetapi dengan proses sederhana dapat
diminum, seperti : air yang tergenang, air berlumpur, air sungai
besar, dan lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jika air menjadi suatu masalah yang
kritis, jangan memakan sesuatupun. Sebab air tidak hanya dipakai untuk
melancarkan makanan melalui usus, tetapi juga melunakkan dan
mencairkan makanan. Proses kimiawi antara makanan dan usus sendiri
membutuhkan air.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
126
Gunakan tanda-tanda
KONTRAS
dengan sekitarnya
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Satu hal lagi yang juga ikut menentukan lamanya kita mengalami
survival adalah tindakan yang akan kita lakukan.
PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS
A. TEKNIK BERBIVAK ALAM
Bivak Perahu
Penyaringan Air
D. JEBAKAN/PERANGKAP
BOTANI PRAKTIS
Permasalahan dalam survival mengenai masalah Botani Praktis yaitu,
survivor harus mengenal karakteristik alamnya, karena daerah di
Indonesia ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa zona geografi
tumbuhan. Kita bersurvival di Indonesia Barat tentu akan lain dengan
bila kita menjumpai hutan-hutan di Nusa Tenggara Timur. Ada daerah
yang memiliki rawa yang luas, di mana tumbuhan yang ada sangat khas.
Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dalam materi ini dibedakan pada
dua hal :
1. Tumbuhan yang berguna (dapat dimakan, mengandung air, dapat
dipakai sebagai obat, dan lain-lain).
2. Tumbuhan yang berbahaya (beracun).
TUMBUHAN YANG BERGUNA
1. Tumbuhan Yang Dapat Dimakan
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi cukup
adalah umbi, baik umbi batang maupun umbi akar. Setelah itu baru
buah, biji, dan daun, dan bunga. Protein dan mineral dari tumbuhan bisa
didapatkan dari biji-bijian atau jamur,tetapi pilihan terakhir sebaiknya
dihindari (lihat keterangan untuk jamur).
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda (pucuk/tunas).
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
c. Tumbuhan yang tidak berbulu.
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap.
e. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.
Langkah-langkah yang perlu bila akan memakan tumbuhan :
a. Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja.
c. Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu,
karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid.
JAMUR !!!
Bila Anda menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan dimakan
karena sulit untuk membedakan jenis yang bisa dimakan atau jenis yang
beracun, kecuali bagi yang sudah ahli. Selain itu, kadar kalori jamur
sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman
umum yang digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan,
seperti : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki
gelang pada tangkainya, tidak berbau memuakkan, tidak memberi efek
warna hitam bila disentuhkan ke benda-benda perak.
Pedoman seperti itu sebenarnya terkadang sangat berbahaya. Banyak
juga jamur yang mempunyai ciri-ciri di atas justru mengandung racun.
Contohnya Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak
mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia.
Amanita verna dan Amanita virosa yang berwarna putih bersih memiliki
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
136
ZOOLOGI PRAKTIS
Untuk menangkap hewan diperlukan suatu keberanian dalam
mengambil keputusan. Misalnya : hewan selalu mencari air untuk
keperluan sehari-harinya. Apabila kita ingin mendapatkan bermacam
hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan
pada satu masalah. Bila di dekat sumber air banyak hewannya berarti
juga banyak hewan yang berbahaya bagi kita.
Habitat Hewan
Habitat bisa diartikan sebagai tempat makhluk hidup (hewan) bisa
tinggal (banyak dijumpai). Seperti misalnya : ikan banyak dijumpai di
air (sungai, danau, laut). Tidak pernah kita menemui ikan yang ada di
pucuk pohon, kecuali yang dibawa burung bangau ke atas pohon.
Habitat yang paling banyak jenis hewannya adalah pantai dan laut
dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan yang ada akan
semakin sedikit. Jadi kalau tersesat di gunung dan ingin mencari
makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak gunung. Lebih baik
turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.
Perilaku Hewan
Perilaku setiap jenis hewan adalah khas. Kapan kita akan mudah
menangkap suatu hewan, kapan harus menghindarinya. Pada musim
kawin, hewan-hewan bisaanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat
seperti inilah yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah
dari daerah dingin ke daerah panas. Ikan salem atau belut yang
berpindah tempat di sungai dan laut untuk bertelur. Sedangkan hewan-
hewan menjadi sangat peka jika sedang menjaga telur atau menjaga
anaknya yang belum cukup umur.
Binatang Berbahaya
Binatang yang berbahaya bisaanya memiliki cirri-ciri seperti :
Memiliki bagian yang morfologinya dapat melukai, misalnya;
bertaring ,bercakar, dan bertanduk.
- Kucing hutan, babi rusa.
Mempunyai bisa
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
137
Serpentes (Ophidia)
Di Indonesia, diperkirakan ada 400
jenis ular. Di antaranya 110 jenis
termasuk ular berbisa. Ular berbisa
tersebut kebanyakan hidup di laut
atau sekitar pantai, bersifat pasif dan
jarang menggigit. Sedang yang
hidup di darat sekitar 35 jenis.
Populasi ular berbisa ini sangat rendah, sehingga ular tersebut banyak
dikategorikan langka/jarang ditemukan, meskipun mempunyai
kemampuan berbiak yang cukup besar. Ada yang dapat bertelur atau
beranak sampai puluhan ekor, tetapi setelah mengalami beberapa tahap,
yang dapat bertahan hidup jumlahnya sedikit sekali.
Kalau kita mendengar ada orang yang mati karena ular, jangan langsung
menuduh si ular sebagai penyebabnya, karena kita tahu bahwa ular akan
menggigit untuk membela dirinya. Entah karena terpijak, dipegang, atau
sarang dan telurnya diganggu (perkecualian untuk ular Cobra). Banyak
kasus yang terjadi justru disebabkan oleh rasa takut yang berlebihan dari
para korban ketika melihat ada ular di dekatnya. Rasa takut inilah yang
bisaanya mengakibatkan kematian karena fungsi jantung yang tidak
bekerja.
Data dari Yoshikara Kawamura (1972) menunjukkan jumlah kasus
gigitan ular sangat rendah. Ular banyak menggigit pada Bulan Mei,
paling sedikit pada Bulan Oktober. Sedikitnya, data yang diperoleh dari
jumlah kasus gigitan ular diperkirakan karena korban yang digigit dapat
mengobati sendiri (secara tradisional) atau korban tersebut tidak sempat
melaporkan diri karena sudah meninggal. Ular pada umumnya aktif di
siang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai (51.9 %),
kemudian jari kaki (11.6 %).
Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah
(Agkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.
Bisa Ular
Bisa ular terdiri dari kelenjar bisa dan saluran. Ukurannya tergantung
pada besar tubuh ular itu sendiri. Ular bisa menentukan jumlah bisa
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
139
PENCEGAHAN
‘ Aturan emas’ agar tidak dipatuk ular adalah, HINDARILAH ULAR!
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diingat:
- Ular takut kepada manusia, ketimbang sebaliknya. Berikan
kesempatan kepada ular untuk mundur.
- Belajar mengenali ular berbisa di daerah operasi. Usahakan untuk
tidak membunuh ular yang tidak berbisa.
- Jangan berjalan di malam hari. Banyak ular berbisa yang aktif di
malam hari.
- Jika terpaksa harus berjalan di malam hari, pakailah sepatu boot
untuk melindungi kaki.
- Ular bisaanya menghindari sinar matahari langsung. Sangat aktif
pada temperatur sedang (25 - 28C).
- Hindari
diketahui. Ular tinggal di daerah yang
terlindung.
- Ular berbisa dapat ditemui pada ketinggian, juga dapat memanjat
pohon dan pagar (ular pucuk, ular pohon, dan lain-lain).
- Berjalanlah di jalan setapak yang telah ada. Hindari semak belukar.
Gunakan pakaian-pakaian yang melindungi bila masuk daerah-
daerah bersemak.
- Hindari berjalan sendiri di daerah yang terkenal banyak ularnya.
12 TIPS ‘JANGAN’
1. Jangan menaruh kaki atau tangan di tempat yang tidak terjangkau
oleh pandangan mata.
2. Jangan mengangkat batu/pohon/batang kayu dengan tangan.
Gunakan kayu atau kaki yang terlindung sepatu boot.
3. Jangan mengganggu ular.
4. Jangan letakkan sleeping bag dekat celah-celah tebing atau semak
belukar.
5. Jangan duduk sembarangan. Periksalah lokasi tempat duduk
terlebih dahulu.
6. Jangan meninggalkan api menyala saat tidur.
7. Jangan melangkahi pohon tumbang, apabila tidak bisa melihat ke
sisi yang lain dari batang tersebut.
8. Jangan memasuki daerah ular tanpa pakaian pelindung.
9. Jangan memegang ular berbisa yang baru saja mati.
Mountaineering
MOUNTAINEERING
JENIS-JENIS PENDAKIAN/PERJALANAN
Olahraga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkat dan
kualifikasinya. Seperti yang kita dengar adalah istilah Mountaineering
atau istilah serupa lainnya. Istilah yang keren itu kita tersipu, karena
artinya yang begitu luas, misalnya mencakup pengertian perjalanan
mulai melintasi bukit hingga melakukan Ekspedisi ke Himalaya.
Menurut bentuk dan jenis medan yang di hadapi, mountaineering dapat
di bagi sebagai berikut :
1. Hill Walking/Feel Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatief landai. Tidak
membutuhkan peralatan teknis pendakian. Hal utama adalah jalur
pendakian sudah tersedia. Perjalanan ini dapat memakan waktu sampai
beberapa hari, sehingga keterampilan memilih tempat berbivak sangat
diperlukan, atau kadang-kadang sudah tersedia.
Contoh : perjalanan ke puncak gunung gede
2. Scrambling
Pendakian setahap demi setahap pada suatu permukaan yang tidak
begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untuk
keseimbangan, untuk pemula, tali kadang-kadang harus di pasang untuk
pengamanan dan mempermudah gerakan.
Contoh : perjalanan di sekitar puncak gunung Gede jika melalui jalur
cibodas, tali dipasang selain sebagai pengaman juga untuk
mempermudah perjalanan ke puncak.
3. Climbing
Di kenal suatu perjalanan pendek, yang umumnya tidak memakan
waktu lebih dari 1 hari, hanya rekreasi ataupun beberapa pendakian
Gunung yang praktis. Kegiatan pendakian yang membutuhkan
penguasan teknik mendaki dan penguasaan pemakaian peralatan.
Bentuk climbing ada dua macam :
a. Rock Climbing
Mountaineering
Pendakian pada tebing batu atau dinding karang. Jenis pendakian
ini akan diuraikan lebih lanjut, karena jenis pendakian inilah yang
umumnya ada di daerah tropis.
b. Snow and Ice Climbing
Pendakian pada es dan salju. Pada pendakian ini, peralatan-
peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw,
crampon, dan lain-lain.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua bentuk pendakian diatas.
Bisa memakan waktu berhari-hari, sampai berbulan-bulan. Disamping
pengetahuan teknik mendaki dan penglaman mendaki, perlu juga
dikuasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi dan
lain-lain.
Contoh :Ekspedisi ke himalaya
Mountaineering
tiga kategori umum. Pengelompokan ini sesuai dengan bagian tebing
yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan pada pegangan.
a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan
atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pijakan tangan.
Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecenderungan untuk
mempercayakan sebagian besar berat badan pada pegangan tangan, dan
menempatkan badannya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang
salah. Tangan manusia tidak bisa digunakan untuk mempertahankan
berat badan di bandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada
tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan
badan. Kecenderungan merapatkan badan ke tebing dapat
mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini
memberikan peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang
yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan
kesetabilan yang lebih baik.
b. Friction/Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai
gaya penumpu. Ini di lakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu
vertikal, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya
gesekan. Gaya gesek terbesar di peroleh dengan membebani bidang
gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan
pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang
baik.
c. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan
yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan
beberapa pengembangan, di kenal teknik-teknik berikut :
Jamming adalah teknik memanjat dengan memanfaatkan celah
yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat
dimasukan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai
pasak.
Chimneying adalah teknik memanjat celah vertikal yang cukup
lebar (chimney). Badan masuk di antara celah, dan punggung di
salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing
depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan
diletakan menempel pula. Kedua tangan membantu mendorong ke
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
148
Mountaineering
atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan
berat badan.
Bridging adalah teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih
besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan
kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan
mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang
berfungsi sebagai penjaga kseimbangan.
Lay back adalah teknik memanjat pada celah vertikal dengan
menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini, jari tangan mengait
tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk
menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan
menarik ke belakang dan kaki mendorong ke depan dan kemudian
bergerak naik ke atas silih berganti.
Teknik-teknik lain yang sering digunakan dalam pendakian tebing
adalah :
Hand Traverse adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak
menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila tempat pegangan
yang ideal sangat minim dan memanjat vertikal sudah tidak
memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak
memakan tenaga karena seluruh berat badan tergantung pada
pegangan tangan. Sedapat mungkin pegangan tangan dibantu
dengan pegangan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi
lebih merata.
Mantelself adalah teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras
kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar dan dapat
diandalkan untuk tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan
dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan
pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau
dada, maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan,
untuk mengangkat berat badan, yang dibantu dengan dorongan
kaki.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan
dasar, yaitu :
Mengamati, mengenal medan, dan menentukan lintasan/rute yang
akan dilalui, baik secara keseluruhan maupun selangkah, yang
sangat menentukan untuk langkah berikutnya. Permukaan tebing
yang banyak memiliki tangga-tangga (teras kecil), tonjolan,
Mountaineering
lekukan, dan celah serta sudut (corner) merupakan lintasan-lintasan
yang mungkin untuk dilalui.
Memikirkan teknik yang akan dipakai secara keseluruhan maupun
selangkah demi selangkah. Teknik tersebut merupakan pemikiran
atau hasil pengamatan dari litasan yang dilihat (apakah ada
chimney, crack, dan sebagainya).
Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan.
Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang
direncanakan.
Mountaineering
Sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia
sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Risiko yang di hadapi
pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu
dan benar-benar profesional yang akan melakukannya.
c. Artificial Climbing
Adalah pemanjatan tebing dengan bantuaan peralatan tambahan, seperti
paku tebing, bor, stirrup, dan lain-lainnya. Peralatan-peralatan tersebut
harus dipergunakan karena dalam pendakian sering sekali di hadapi
medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau
peluang gerak yang memadai, misalnya menghadapi medan yang blank
(tanpa ad tonjolan atau tumpuan). Peralatn berfungsi sebagai pengaman
dan juga untuk mendapat tumpuan. Biasanya pendakian dilakukan
secara berkelompok, dengan pembagian tugas yang jelas antara leader
dan belayer. Peralatan dan metode yang digunakan sebaiknya dimulai
dari yang paling sederhana dan tepat. Kemampuan untuk bergerak cepat
dan aman bukan disebabkan oleh adanya peralatan yang super modern,
tetapi lebih pada penggunaan teknik yang baik.
Sistem Pendakian
Dikenal dua macam sistem pendakian, yaitu :
a. Himalayan Style
b. Alpine Style
TEKNIK TURUN/RAPPELING
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai
teknik yang sepenuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappeling
adalah sebagai berikut :
Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat
bergantung.
Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing
sebagai pendorong gerak turun.
Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan
lainnya untuk mengatur keceptan turun.
Macam-Macam Dan Variasi Teknik Rappeling
A. Body Rappel
Mountaineering
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada
badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga
bagian badan yang bergesekan akan terasa panas.
B. Brakebar Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi
lain dari brakebar adalah descender (figure 8). Pemakaiannya hampir
sama, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.
C. Sling Rappel
Menggunakan sling atau tali tubuh, carebiner, dan tali. Cara ini paling
banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan
dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang diperlukan adalah italian
hitch.
D. Arm Rappel/Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian
belakang badan. Digunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Dalam rappeling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing,
dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sedikit mungkin
benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.
Sebelum mulai turun, hendaknya :
Periksa dulu anchornya.
Pastikan tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan
pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ke tanah).
Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke
bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat
menghindarinya, selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau
peralatan lainnya.
PERALATAN PENDAKIAN
Tali Pendakian
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
152
Mountaineering
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila
jatuh. Mengingat fungsi yang begitu penting, tali haruslah kuat.
Kekuatan tali ini tergantung dari diameter (ukuran tali) dan pabrik
pembuatnya. Dianjurkan, jenis-jenis tali yang di pakai hendaknya yang
telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-
peralatan pendakian. Panjang tali dianjurkan sekitar 50 meter, yang
memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi.
Umumnya diameter tali yang di pakai adalah 10-11 mm, tetapi sekarang
ada tali pendakian yang mempunyai kekuatan sama, yang berdiameter
9-8 mm. Untuk penggunaan double rope digunakan tali dengan diameter
8-9 mm. Ada dua macam tali pendakian, yaitu :
A. Static Rope
Tali pendakian yang kelenturannya mencapai 2-5 % dari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku. Umumnya berwarna putih
atau hijau. Tali statik digunakan untuk rappeling.
B. Dynamic Rope
Tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya
berwarna menyolok (merah, jingga, ungu). Pada penggunaannya,
digunakan oleh pendaki pertama (leader) sebagai pengaman dan
dipasang di pengaman-pengaman yang telah dipasang (chock, piton dan
sebgainya) dengan bantuan carabiner dan sling.
Perawatan tali adalah dengan menggantungkan atau disimpan ditempat
kering. Bila basah, dikeringkan dengan diangin-anginkan, jangan
terkena sinar matahari secara langsung. Apabila kotor, tali ini dapat
dicuci dengan cara menggosok atau menyikat dengan sikat halus.
Jangan sampai merusak mantelnya. Tali karmantel masih dapat dipakai
pendakian apabila mantel pada tali masih utuh, sehingga bagian dalam
masih terlindungi.
Hal yang berkaitan dengan tali pada pendakian adalah simpul-simpul
yang digunakan, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Mudah dibuat
Cepat untuk dikuasai
Aman (kuat) dan mudah untuk dibuka.
Mountaineering
SIMPUL
Hal yang berkaitan dengan tali pada pendakian adalah simpul. Simpul-
simpul yang digunakan, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- mudah dibuat
- cepat untuk dikuasai
- aman (kuat)
- mudah untuk dibuka
Simpul Pangkal
Untuk mengikatkan tali pada tiang.
Simpul Delapan
Untuk mengikatkan sesuatu. Banyak digunakan untuk simpul pada
harness atau anchor (tambatan).
Mountaineering
Simpul Nelayan
Digunakan untuk menyambung dua tali yang sama besar tetapi licin.
Sambungannya akan sangat kuat dan sulit untuk dibuka kembali. Tidak
dianjurkan untuk digunakan pada tali nylon.
Simpul Anyam
Digunakan untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar dan licin.
Simpul Kambing
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
155
Mountaineering
Gunanya untuk mengikat sesuatu. Ikatan simpul ini berbentuk seperti
lingkaran, dan tidak akan menjerat bila ditarik (lingkarannya akan tetap
ukurannya).
Simpul Pita
Gunanya untuk menyambung dua tali pipih, seperti webbing atau pita.
Italian Hitch
Dikenal juga dengan nama simpul setengah pangkal. Dipergunakan
untuk rapelling dan membelay.
Mountaineering
Carabiner
Carabiner adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan
mempunyai gate yang berfungsi seperti peniti. Dibuat dari alumunium
alloy dan mempunyai kekuatan yang bervariasi, sesuai dengan desain
pabrik pembuatnya. Biasanya kekuatan suatu carabiner tercantum pada
alat tersebut. Ada 2 jenis carabiner, yaitu :
Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman)
Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
Kekuatan Carabiner terletak pada pen yang ada, sehingga jika pen suatu
Carabiner sudah longgar sebaiknya jangan dipakai.
Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webing, terdiri dari beberapa tipe,
fungsi sling antara lain :
Sebagai penghubung.
Membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang
di tebing.
Mengurangi gaya gesek/memperpanjang point.
Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau
piton yang terpasang.
Descender
Mountaineering
Sebuah alat berbentuk angka delapan, terbuat dari alumunium alloy.
Fungsinya sebagai pembantu penahan gerakan, sehingga dapat
membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau untuk
rappeling.
Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban
dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk
naik pada tali.
Harnes/Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis
harnes :
Seat harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
Body harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung,
dan paha.
Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
Sepatu yang lentur dan fleksibel.
Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya.
Anchor (Jangkar)
Anchor adalah alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali
pendakian dimasukan pada anchor, sehingga pendaki dapat tertahan
oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
Natural Anchor, bisa merupakan pohon besar, lubang-lubang
ditebing, tojolan-tojolan batuan dan sebagainya.
Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan
diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton,
bolt, dan lain-lain.
Mountaineering
Peralatan-peralatan lain yang mendukung suatu pendakian adalah
helmet, sarung tangan, dan lainnya.
Climbing Call (Aba-Aba Pendakian)
Aba pendakian digunakan agar ada kerja sama yang baik antara leader
dan belayer. Aba-aba pendakian meliputi :
Cilimbing when you”re ready
Climbing
OK
Take in
Slack
Rock
Fall
Prosedur Pendakian
Tahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknya dimulai dari
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
2. Menyiapkan perlengkapan yang akan diperlukan.
3. a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa, agar
mudah untuk diambil/memilih dan tidak mengganggu gerakan.
Tugas leader adalah membuka lintasan yang akan dilalui oleh
dirinya sendiri dan pendaki berikutnya.
b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali
yang akan di pakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam
pergerakan dan mengamankan leader bila jatuh. Belayer harus
selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupun memperhatikan
tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.
4. Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera
memberi aba-aba pendakian.
5. Bila leader telah sampai ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus
memasang anchor.
6. Leader yang sudah memasang anchor diatas selanjutnya berfungsi
sebagai belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.
Mountaineering
Komunikasi Lapangan
KOMUNIKASI LAPANGAN
PENDAHULUAN
Dalam keadaan survival jiwa anda tergantung pada 4 hal yaitu :
perlindungan dari cuaca (dingin, hujan, panas), makanan, air dan regu
pencari. Juga dalam kegiatan operasi, seperti operasi SAR, pendakian
dalam regu, pertolongan bencana alam, komunikasi memegang peranan
penting dalam operasi tersebut. Kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain sangat vital untuk dikuasai dalam berkegiatan di alam
terbuka. Hal ini akan sangat terasa apabila kita berada dalam kondisi
survival dimana kita harus mampu memberikan isyarat untuk
memberitahukan atau meminta pertolongan pada seorang yang mungkin
dapat memberikan pertolongan pada kita. Dalam materi ini akan
diterangkan beberapa cara berkomunikasi yang praktis yang akan
berguna langsung dalam berkegiatan alam terbuka.
JENIS KOMUNIKASI LAPANGAN
1. SEMAPHORE
Semaphore adalah suatu isyarat dalam penyampaian berita dengan
sepasang bendera semaphore. Sepasang bendera tersebut diikatkan pada
tongkat pendek dan dipegang pada masing-masing tangan. Huruf-huruf
dan angka-angka dinyatakan dengan pengaturan oleh posisi sepasang
bendera tersebut.
Kegunaan :
Untuk penyampaian berita jarak jauh, sepanjang pemberitaan ini masih
bisa masih bisa ditangkap oleh pihak kedua (bisa dilihat dengan mata).
Tetapi pada saat ini sudah jarang dan hampir tidak pernah lagi
digunakan lagi.Walaupun kadang-kadang berguna pula dalam keadaan-
keadaan darurat
2. MORSE
Morse adalah suatu bentuk kode-kode atau isyarat-isyarat untuk
berkomunikasi. Bentuk tersebut merupaakn sambungan atau gabungan
suatu bentuk pendek dan panjang yang mewakili semua huruf, angka
dan tanda baca. Isyarat morse diciptakan tahun 1837 oleh Samuel
Morse seorang ahli komunikasi Amerika. Mula-mula hanya dipakai di
Amerika, tetapi pada tahun 1851 diterima untuk digunakan secara
Komunikasi Lapangan
Internasional pada suatu konfrensi telekomunukasi. Secara luas dan
populer isyarat ini di pakai pada zaman teknologi telegraf, dipakai
secara luas sebelum zaman teknologi telepon berkembang. Kegunaan
utama dari isyarat ini adalah untuk komunikasi jarak jauh atau untuk
komunikasi dimana komunikasi mulut kemulut tidak bisa dipakai lagi.
Seperti di jelaskan didepan isyarat ini sangat populer pada masa-masa
telegraf secara luas terpakai. Tetapi pada masa-masa sekarangpun
isyarat ini masih sangat berguna terutama untuk keadaan-keadaan
darurat [ emergency condition].
ALAT YANG BIASA DI GUNAKAN
Peluit. Peluit ini biasa digunakan bentuk isyarat dinyatakan
dengan suara pendek dan suara panjang.
Cahaya. Yang terbaik adalah cahaya lampu senter yang ditutup
dengan kain merah/jingga supaya tidak menyilaukan mata. Harus
dijaga supaya cahaya si pengirim bisa dilihat dengan jelas oleh si
penerima. Tanda dinyatakan dengan Penyinaran sekejap dan tanda-
tanda dengan penyinaran panjang (lama).
Asap. Usahakan digunakan harus dijaga agar jelas bisa terbaca.
Alat Telegraph (Elektronik). Digunakan secara luas pada waktu
alat telegraph masih terpakai. Pernyataan tanda sama dengan
peluit.
3. KOMUNIKASI RADIO
Kita sering melihat banyak anggota Polisi, TNI, Pemadam, SAR dan
instansi lain menggunakan radio dua arah yang lebih dikenal dengan
nama "HT". Masyarakat umum juga saat ini mulai banyak yang
memanfaatkan HT tersebut untuk berbagai kegiatan.
Komunikasi radio adalah cara berkomunikasi yang paling efisien di
dalam komunikasi lapangan. Secara umum radio dapat diartikan sebagai
hubungan jarak jauh dengan menggunakan peralatan elektronik,
misalnya pesawat SSB (Single Side Band), walkie talkie, pesawat CB,
dan jenis-jenis pemancar/penerima lainnya.
Kegunaan
Secara umum sangatlah banyak kegunaannya dari komunikasi radio
yang pasti misalnya mengirimkan berita dari tempat satu ke tempat lain
secara cepat.
Contohnya :
Komunikasi radio yang dilakukan pesawat-pesawat antariksa.
Diktat Kegiatan Alam Terbuka CANDRADIMUKA
162
Komunikasi Lapangan
Komunikasi antar regu pencari dan pos-pos pada opersai SAR,
ekspedisi, penjelajahan, dan sebagainya.
Emergency, SOS dan lainnya.
ETIKA BERKOMUNIKASI
Kode etik atau etika dalam menggunakan radio komunikasi terdiri dari 3
antara lain :
Komunikasi Lapangan
i) Membiasakan menulis di Log Book, dicatat dengan siapa
berkomunikasi dan kapan / tanggal dan waktu komunikasi
dilakukan
j) Menggunakan Nama Panggilan Juliet Zulu, No Daerah dan
Suffiknya, contoh JZ12AR
k) Dilarang menjadi net pengendali apabila sedang dalam statiun
bergerak.
Komunikasi Lapangan
Apabila mau memotong / menyela pembicaraan disebabkan ada
sesuatu informasi yang penting, gunakan pada saat jeda
komunikasi atau spasi, kemudian masuk dengan menyebutkan
Callsign. Monitor/menunggu sampai di sebutkan callsign atau
sampai sudah dipersilahkan menggunakan jalur
c. Kain
Digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara, dapat dibuat
dari kain putih, oranye, atau warna lain yang mencolok, mudah terlihat
dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang telah
disepakati bersama.
d. Isyarat Tubuh
Merupakan teknik lain komunikasi dari darat ke udara dengan gerakan-
gerakan tubuh yang mempunyai arti tertentu.
Komunikasi Lapangan
e. Flare
Digunakan khusus untuk operasi penyelamatan di gunung.
JENIS KODE KEADAAN DARURAT
SOS (diulang-ulang). SOS merupakan singkatan Save Our Soul
(Selamatkan jiwa kami), digunakan untuk memberitahukan suatu
keadaan darurat.
MAY DAY. Biasanya istilah ini dipergunakan pada penerbangan, untuk
memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara atau di
darat (setelah mendarat) dan segera membutuhkan pertolongan.
SECURITY. Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai
keamanan, cuaca, atau bencana alam.
PAN. Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keadaan-
keadaan darurat.
DAFTAR PUSTAKA