Penanganan masalah mengacu kepada kreteria evaluasi yang meliputi nilai VCR
dari suatu ruas jalan tertentu, yang selanjutnya akan menentukan jenis
penanganan untuk ruas jalan tersebut. Jenis penanganan di ruas jalandapat
dikelompokkan menjadi :
A. Manajemen Lalu lintas
Pada prinsipnya penanganan ini ditekankan pada pemanfaatan fasilitas pada ruas
jalan yang ada, seperti :
1. Pemanfaatan lebar jalan secara efektif
2. Kelengkapan marka dan rambu yang memadai, serta seragam
sehingga ruas jalan dapat dimanfaatkan secara optimal baik dari segi
kapasitas maupun keamanan lalu lintas yang meliputi sistem satu arah,
pengendalian parkir, pengaturan lokasi rambu berbalik arah,
pengendalian kaki lima, pengaturan belok, serta kelengkapan marka
dan rambu jalan.
Jenis penanganan ini dilakukan bila ruas jalan tersebut sudah berada
pada kondisi VCR 0,6 sampai 0,8
Kota dan Kabupaten, yang merupakan titik berat pelaksanaan era otonomi
daerah, mempunyai konsekuensi logis sebagai penanggung jawab utama
penyediaan prasarana daerah. Sebelum era desentralisasi, pembiayaan
prasarana publik sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Namun sekarang pemerintah daerah mendadak memikirkan penyediaannya
sendiri. Sementara pemerintah pusat lebih menitikberatkan alokasi pembiayaan
pembangunan block grant berupa Dana Alokasi Umum (DAU) bagi setiapdaerah
dengan suatu kreteria tertentu, serta sebagian kecil dana disalurkan melalui
spesific grant berupa Dana Alokasi Khusus (DAK). Dewasa ini, ditengah situasi
krisis ekonomi, pemerintah pusat mengalami keterbatasan fiskal sangat serius
yang berdampak pada DAU dan DAK daerah yang sangat terbatas. Pada
akhirnya, pembiayaan prasarana selalu mendapat prioritas terakhir setelah pos
pengeluaran rutin dan sektor/sub sektor strategis lainnya.
Sistem transportasi jalan meliputi alat angkut, yaitu bis, truk, trailer, taksi, oplet
dan bemo, jalan (ways), yaitu jalan raya, rambu-rambu lalu lintas, traffic light,
jembatan, jembatan timbang, trotoir, zebra cross, serta terminal.
PEMBINAAN PERUSAHAAN
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pada dasarnya pengusaha bis antar
kota dan luar kota terdiri dari pengusaha yang struktur organisasinya masih
bersifat informal sebagian besar pimpinan dan karyawan masih mempunyai
hubungan famili. Demikian pula bagi unit usaha dengan bentuk badan hukum PT
(Perseroan Terbatas) yang lebih bersifat tertutup dan sistem manajemen yang
diterapkan masih belum profesional.
Dalam bagian ini akan dijelaskan nantinya, masalah proses manajemen pada
perusahaan angkutan jalan / bermotor dalam menyediakan jasa angkutan
kepada masyarakat (users). Proses manajemen ini dimulai dengan
merencanakan kapasitas bis, penetuan jumlah kendaraan dan pendapatan, route
costing, penjadwalan bis, kinerja dan standar pelayanan.
Salah satu matrik kota sebagai ciri kota modern adalah tersedianya sarana
transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran serta masalah yang
ditimbulkan oleh sarana transportasi akan semakin ruwet seiring dengan
kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk.
Masalah lalu lintas dan angkutan semakin vital peranannya sejalan dengan
kemajuan ekonomi dan mobilitas masyarakatnya. Hal-hal yang bersangkut paut
dengan transportasi menyinggung langsung kepada kebutuhan pribadi-pribadi
warga kota dan berkaitan langsung dengan ekonomi kota.
Masalah lalu lintas dan angkutan di kota-kota besar pada dasarnya disebabkan
oleh :
1. Pertambahan penduduk kota-kota besar yang sangat pesat, yaitu berkisar
antara 3% - 5 % per tahunnya
2. Perkembangan kota tidak diikuti dengan struktur tata guna lahan yang
serasi, hal ini disebakan oleh tidak konsistennya terhadap Rencana umum
Tata Ruang yang telah ditetapkan
3. Tidak seimbangnya pertambahan jaringan jalan serta fasilitas lalu lintas dan
angkutan jalan, bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan.
Pertambahan jumlah kendaraan berkisar antara 8-12 % pertahun,
sedangkan pertambahan panjang jalan berkisar antara 2-5 % pertahun, jika
pertumbuhan ini tidak dikendalikan, dikhawatirkan terjadi kemacetan total
dihampir semua kota-kota di Indonesia
4. Penggunaan kendaraan pribadi secara kurang efisien
5. Kwalitas dan jumlah kendaraan angkutan umum yang belum memadai.
Sarana, prasarana, jaringan, pelayanan, terminal dan sistem pengendalian
pelayanan angkutan umum belum berhasil ditata secara konsepsional
6. Kurangnya peranan kereta api sebagai angkutan kota (massal)
Disamping kelima jenis alat angkutan tersebut, terdapat pula berbagai gabungan
alat angkutan yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas (container).
Dengan peti kemas, barang dapat dipindahkan antar berbagai jenis alat
angkutan, sistem ini membentuk jenis gabungan alat angkutan sebagai berikut :
1. Piggyback, adalah gabungan antara kereta api dan kendaraan
bermotor
2. Trainship, adalah bentuk gabungan kereta api dengan kapal
3. Fishyback, adalah bentuk gabungan angkutan bermotor dengan
angkutan laut
4. Skyrail, adalah gabungan kereta api dan angkutan udara
Unsur Pengangkutan
Pengangkutan diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat
disembarang tempat. Selain itu, sumber yang berupa bahan baku tersebut harus
melalui tahapan produksi yang lokasinya juga tidak selalu di lokasi manusia
sebagai konsumen. Kesenjangan jarak antara lokasi sumber daya alam, lokasi
produksi dan lokasi konsumen yang melahirkan pengangkutan
Bagan Pengangkutan
Pengangkt
Dari bagan diatas tampak bahwa dalam pengangkutan mencakup lima unsur
Pokok, yaitu :
1. Manusia yang membutuhkan
2. Barang yang dibutuhkan
3. Kendaraan sebagai alat sarana angkutan
4. Jalan dan terminal sebagai prasarana angkutan
5. Organisasai (pengelola angkutan) dan tenaga kerja
Kelima unsur ini masing-masing memiliki ciri yang perlu dipertimbangkan dalam
Menelaah masalah angkutan
Pada dasarnya, dalam mengadakan dan melangsungkan pengangkutan harus
Ada jaminan bahwa penumpang atau barang yang diangkut akan sampai di
Tempat tujuan dalam keadaan baik seperti keadaan pada saat awal diangkut
Jaminan ini tak mungkin terpenihi tanpa diketahui lebih dahulu ciri penumpang
dan barang serta kondisi sarana dan prasarana serta pelaksanaan pengangkutan
PERENCANAAN PERANGKUTAN
Dalam pengiriman suatu barang merupakan tanggung jawab dari pada divisi
transport yang terdapat dalam suatu perusahaan, agar barang dapat dengan
selamat sampai ketempat tujuan dengan tepat dan dalam kondisi baik.
Keterlambatan atau lebih cepat dari waktu yang ditentukan akan mengakibatkan
biaya semakin besar dan citra perusahaan akan merosot dalam dunia usaha.
JALAN RAYA
Pembangunan jaringan jalan mulai makin meluas setlelah kendaraan bermotor
digunakan, mesin kendaraan bermotor berkembang cepat, sehingga peranannya
ikut mendorong kemajuan ekonomi dan sosial politik disuatu wilayah.
Jalan adalah prasarana angkutan, yaitu
- Jalan darat
- Lintasan sungai
- Laut
- Subway
- Terowongan
- Fly Over
Sedangkan perlengkapan jalan, berupa :
- Rambu lalu-lintas
- Pagar pengaman lalu lintas
- Tanda jalan
- Trotoar
KLASIFIKASI JALAN
Menurut peranannya klasifikasi jalan dikelompokkan atas 5 golongan dengan
karakteristik masing-masing sebagai berikut :
a. Jalan Arteri, melayani angkutan utama yang menghubungkan diantara
pusat-pusat kegiatan dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk sangat dibatasi secara efisien
b. Jalan Kolektor, melayani angkutan penumpang cabang dari pedalaman
kepusat kegiatan dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi
c. Jalan Lokal, melayani angkutan setempat, dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jalan masuk tidak dibatasi
d. Jalan akses, melayani angkutan pedesaan dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan sangat lamban, dan banyak jalan masuk
persimpangan
e. Jalan setapak, melayani pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor serta
umumnya belum beraspal.
Dalam hubungan ini dapat ditambahkan dinegara kita ada pengklasifikasian jalan
didasarkan pada kriteria tekanan gandar (sumbu) kendaraan, yaitu :
● Jalan kelas I, dapat menahan tekanan sumbu 7 ton
● Jalan kelas II, dapat menahan tekanan sumbu 5 ton
● Jalan kelas III, dapat menahan tekanan sumbu 3,5 ton
● Jalan kelas IIIA, dapat menahan tekanan sumbu 2,75 ton
● Jalan kelas IV, dapat menahan tekanan sumbu 2 ton
● Jalan kelas V, dapat menahan tekanan sumbu 1,5 ton
a. Kapasitas Dasar
Yaitu kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus
lalu lintas, faktor lingkungan yang berlaku untuk jalan kota.
Dengan ketentuan untuk masing-masing tipe jalan : 2 lajur 2 arah
tak terbagi (2/2 UD), 4 lajur tak terbagi (4/2 UD) dan 4 lajur
terbagi atau jalan satu arah (4/2D).
Tabel 4.1 : Kapasitas Dasar
Kapasitas Dasar
Tipe Jalan (smp/jam) Keterangan
4/2 D Perlajur
atau jalan satu arah 3,0 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
4/2 UD Perlajur
3,00 0,91
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
‹ 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
›3 1,04
Type kendaraan
No. Konversi arus kendaraan Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol
1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 7c 8
1. Ekivalensi mobil penumpang 0,7 1 1 1,2 1,2 1,2 1,6 1,6 1,6 1,6 0.5
(smp)
KABUPATEN GRESIK
VOLUME LALU LINTAS TERKLASIFIKASI
PADA RUAS JALAN KARTINI ARAH KE SURABAYA
Jenis Kendaraan TOTAL TOTAL
ARAH JAM Gol Gol Gol Gol Gol Gol
Gol 8 (knd/jam)
1 Gol 2 Gol 3 Gol 4 5a 5b Gol 6 7a 7b 7c Smp/jam
T 7 727 165 89 15 0 0 0 0 0 0 21 1017 791,4
T 8 914 251 139 4 2 5 3 2 0 0 42 1362 1072
T 9 1115 256 123 3 0 5 19 1 2 0 48 1572 1228,3
T 10 1060 296 134 8 0 0 18 2 0 0 49 1567 1238,1
T 11 1011 298 147 14 0 1 23 5 0 0 37 1536 1234
T 12 891 309 146 9 0 0 4 1 0 0 32 1392 1113,5
T 13 694 229 141 11 0 0 0 0 0 0 38 1113 888
T 14 497 178 74 2 0 0 2 0 0 0 20 773 615,5
T 15 383 148 27 8 5 0 2 0 0 0 10 583 466,9
T 16 809 230 72 5 1 3 0 0 0 0 9 1129 883,6
T 17 1009 343 153 9 2 3 9 3 0 0 35 1566 1255,8
T 18 1082 278 115 6 2 2 7 7 0 1 20 1520 1196,4
T 19 1052 373 98 2 0 0 0 3 1 0 24 1553 1228,2
T 20 808 332 79 0 0 0 0 1 0 0 5 1225 980,7
T 21 500 60 38 0 0 0 0 3 0 0 6 607 455,8
T 22 592 120 43 0 1 3 3 2 0 1 6 771 594,8
T 23 602 80 51 0 1 3 0 3 0 0 2 742 563
T 24 316 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 344 249,2
T 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2,2
T 2 5 3 0 3 0 0 0 0 0 0 3 14 11,6
T 3 7 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 8,1
T 4 12 5 2 0 0 2 0 0 0 0 5 26 20,3
T 5 60 62 9 1 0 0 0 0 0 0 12 144 120,2
T 6 252 154 28 8 0 0 0 0 0 0 28 470 382
Tabel : Perhitungan kapasitas jalan pada ruas tinjauan
Jenis Lebar Bahu/
No Nama ruas jalan Panjang Lebar jalan Lane Kerb Co FCw FCsp FCsf FCcs C
(m) (m) (m) (m) Smp/jam Smp/jam
1. Kota Jombang
Jalan Merdeka 1,19 9 2/2 UD 3 1,8 3.300 1,00 0,94 0,95 0,94 2.770
Jalan A. Yani 0,43 9 2/2 UD 4,5 0 3.300 1,08 0,94 0,80 0,94 2.519
Jalan Wachid Hasyim 2,10 11 2/2 UD 3 0 3.300 1,34 0,97 0,88 0,94 3.548
Jalan Gatot Subroto 2,90 7 2/2 UD 3,5 2,2 1.650 1 0,88 0,98 0,94 1.338
Jalan Basuki Rahmat 3,91 5,5 2/2 UD 5,5 0,8 1.650 1,08 0,88 0,91 0,94 1.341
Jalan A Rahman Saleh 0,91 7 2/2 UD 3,5 3 1.650 1 0,88 0,95 0,94 1.297
Jalan Brigjen Kertarto 2,70 6 2/2 UD 3 2 3.000 0,92 0,88 1,00 0,94 2.283
Jalan Mastrip 2,30 6 2/2 UD 3 2 3.000 0,92 0,88 1,00 0,94 2.283
2. Kota Gresik
Jalan Kartini 1,63 14,65 4/2 D 3,5 0 6.600 1 0,97 0,93 0,94 5.597
Jalan Dr. Sutomo 0,97 10,9 2/2 UD 5,6 0 2.900 1,34 0,94 0,93 0,94 3.193
Jalan Usman Sadar 1,03 9,8 2/2 UD 4,5 0 2.900 1,29 0,94 0,84 0,94 2.777
Jalan Gubernur Suryo 1,15 16,7 4/2 D 4 0 4.500 1,08 0,97 0,80 0,94 3.545
Jalan Maduran 1,12 11,7 2/2 UD 3 0 3.300 0,92 0,94 0,93 0,94 2.495
3. Kota Lamongan
Deket-Karang 18,3 3 2/2 UD 3 1,2 2.900 0,92 0,91 0,93 0,90 2.032
Binangun
1. Kabupaten Jombang
Jalan Merdeka 2.770 1.653 0,60
Jalan A. Yani 2.519 1.602 0,64
Jalan Wachid Hasyim 3.548 1.348 0,38
2. Kabupaten Gresik
Jalan Kartini 5.597 3.169 0,57
Jalan Dr. Sutomo 3.193 1.964 0,62
Jalan Usman Sadar 2.777 2.378 0,85
Jalan Gubernur Suryo 3.545 2.526 0,71
Jalan Maduran 2.495 1.288 0,52
3. Kabupaten Lamongan
Deket-Karang 2.032 921 0,45
Binangun
1. MANAJEMEN KAPASITAS
Strategi jangka pendek yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan lalu
lintas dan angkutan di dalam kota adalah dengan pengaturan kelancaran lalu
lintas (traffic management). Meningkatkan pengaturan kelancaran lalu lintas agar
dapat memaksimalkan penggunaan ruang jalan yang ada dan kapasitas ruas-
ruas jalan yang ada.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
a. Peningkatan kapasitas persimpangan
Persimpangan merupakan tempat rawan terjadinya kemacetan, karena di
persimpangan terjadi pertemuan antara dua atau lebih arus lalu lintas. Bila
arus lalu lintas yang berpotongan telah melampaui kapasitas persimpangan,
kemacetan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu peningkatan
persimpangan dengan melakukan perbaikan geometrik persimpangan
maupun penetapan cara pengendalian yang sesuai, sehingga dapat
meningkatkan kapasitas persimpangan
(max - X) x (n - 1)
(max - min)
Waktu perjalanan ruas jalan x vo lume lalu lintas
Kend-Menit / Km =
Panjang ruas jalan
(X - min) x (n - 1)
(max - min)
Waktu perjalanan x volume lalu lintas satu jam tersibuk
Kepadatan =
panjang ruas jalan
(smp.menit/km)
mentasi
(max - X) x (n - 1)
(max - min)
(X - min) x (n - 1)
(max - min)
(max - X) x (n - 1)
(max - min)
(X - min) x (n - 1)
(max - min)