Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andika Suherman

NIM : 8435122004

Prodi : Peternakan

POTENSI KANDUNGAN NUTRISI PAKAN BERBASIS LIMBAH PELEPAH KELAPA


SAWIT DENGAN TEKNIK FERMENTASI
Pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak ruminansia,
meskipun masih terbatas karena tingginya kandungan lignin dan rendahnya tingkat
kecernaan bahan kering. Fermentasi merupakan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas
pakan dari limbah ini dengan melibatkan mikroorganisme untuk mendegradasi serat kasar
dan mengurangi lignin.
Populasi mikroba dalam rumen sapi berperan penting dalam meningkatkan kecernaan
pakan, terutama bakteri selulolitik. Mikroorganisme Efektif (EM4) dapat meningkatkan
kualitas gizi ransum konsentrat berbasis lumpur sawit, dan jerami padi yang disilase atau
difermentasi juga diakui sebagai pakan yang cocok untuk mengatasi kekurangan pakan di
musim kemarau.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi potensi pelepah kelapa sawit sebagai
bahan pakan alternatif melalui fermentasi dengan bioaktivator rumen sapi dan
Mikroorganisme Efektif (EM4). Tujuan penelitian mencakup analisis uji proksimat untuk
menilai kualitas hasil fermentasi dan memilih aktivator sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Fermentasi dengan EM4 dianggap efektif karena mengandung
mikroorganisme yang afektif untuk pencernaan ternak, sementara proses fermentasi secara
umum dapat meningkatkan kandungan nutrisi limbah organik.

METODE
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan dua perlakuan dan tiga ulangan
pada setiap perlakuan. Perlakuan menggunakan bioaktivator rumen sapi dan mikroorganisme efektif,
sedangkan komposisi bahan yang digunakan pada masing-masing perlakuan sebagai berikut :
a.Pelepah Kelapa Sawit = 1kg

b.Rumen/mikroorganisme efektif = 40ml

c.Molase = 50ml

d.Dedak =100gr

langkah langkah yang di lakukan

 Persiapan Alat dan Bahan


 Pencacahan Pelepah
 Pembuatan Bioaktivator Rumen Sapi
- Air perasan rumen sapin100 ml, molase 50 ml
- Dicampur dan didiamkan 24 jam
 Pencampuran Bahan (Bioaktivator rumen/EM4 dan dedak
 Disimpan (suhu ruang selama 21 hari) lalu uji proksimat
Hasil Pembahasan
Hasil fermentasi pelepah kelapa sawit yang ideal menunjukkan ciri-ciri fisik berupa bau khas
fermentasi, warna kecoklatan, dan tekstur lunak atau remah. Hal ini menandakan adanya
proses mikrobial dan degradasi serat kasar oleh mikroorganisme, yang mengubah pelepah
kelapa sawit menjadi lebih mudah dicerna. Kualitas fermentasi yang baik ditandai oleh
warna kecoklatan, aroma khas fermentasi, serta tekstur utuh dan halus.
Pelepah kelapa sawit segar memiliki warna putih krem dan aroma manis, sedangkan pelepah
yang difermentasi mengalami perubahan menjadi kecoklatan seiring dengan lamanya masa
fermentasi. Analisis uji proksimat pada pakan ruminansia berbahan pelepah kelapa sawit
dengan bioaktivator rumen sapi dan mikroorganisme efektif memberikan informasi lebih
lanjut tentang kualitas hasil fermentasi.

Kadar air
Kadar air pada pelepah kelapa sawit yang difermentasi dengan bioaktivator rumen sapi
mengalami kenaikan sebesar 1,74%, sedangkan dengan aktivator mikroorganisme efektif
kenaikan kadar air mencapai 2,71%. Proses fermentasi dengan EM4 menyebabkan
perkembangan mikroorganisme yang lebih banyak, menghasilkan peningkatan kadar air.
Peningkatan ini terjadi karena dalam proses fermentasi terjadi degradasi bahan organik,
menghasilkan air dan karbon dioksida. Dengan demikian, peningkatan kadar air pada pakan
hasil fermentasi menunjukkan aktivitas mikroorganisme yang memanfaatkan substrat
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan mereka.

Kadar Abu
Kadar abu pada pelepah kelapa sawit setelah fermentasi dengan bioaktivator rumen sapi
meningkat 0,09% menjadi 6,24%, sementara dengan mikroorganisme efektif (EM4) kadar
abu meningkat 1,32% menjadi 7,17%. Peningkatan ini disebabkan oleh degradasi bahan oleh
mikroba dalam proses fermentasi, dan terdapat hubungan positif antara kadar serat kasar
dan kadar abu. Kadar abu menentukan kadar bahan organik dalam pakan, dan SNI
menetapkan batas maksimal kadar abu sebesar 12% dari total bahan.

Protein Kasar
Proses fermentasi pelepah kelapa sawit dengan bioaktivator rumen sapi menghasilkan
penurunan protein kasar sebesar 3,93%, sedangkan dengan aktivator mikroorganisme efektif
(EM4) penurunan hanya 0,36%. Hasil fermentasi menunjukkan kadar protein kasar sebanyak
4,28%, sedikit di bawah standar SNI yang menetapkan minimal 12%.
Penurunan protein kasar disebabkan kurangnya mikroorganisme dalam rumen, yang bisa
diatasi dengan penambahan bioaktivator rumen. Mikroorganisme rumen mampu
mengkonversi Non Protein Nitrogen (NPN) menjadi protein berkualitas tinggi dari pakan.
Fermentasi dengan EM4 juga menyebabkan penurunan protein kasar karena mikroba dalam
EM4 memanfaatkan protein pakan untuk hidup dan berkembang. Kesimpulannya,
penurunan protein kasar pada pakan fermentasi disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme
dalam proses fermentasi.

Lemak Kasar
Fermentasi pelepah kelapa sawit dengan bioaktivator rumen sapi menghasilkan penurunan
lemak kasar sebesar 2,21%, sementara dengan mikroorganisme efektif (EM4) mengalami
peningkatan 2,06%. Kandungan lemak kasar pada penelitian ini (2,21%) sesuai dengan batas
maksimal SNI untuk pakan ruminansia (6%). Lemak yang tinggi dapat mempengaruhi
aktivitas mikroba rumen dan memperpendek daya simpan pakan. Peningkatan kadar lemak
selama fermentasi disebabkan oleh kandungan lemak kasar dari mikroba yang berkembang
biak selama proses fermentasi.

Serat Kasar
Fermentasi pelepah kelapa sawit dengan bioaktivator rumen sapi meningkatkan serat kasar
sebesar 42,96%, sementara dengan mikroorganisme efektif (EM4) terjadi peningkatan
sebesar 55,49%. Penambahan dedak dan molase serta waktu fermentasi 21 hari
berkontribusi pada peningkatan serat kasar.
SNI menetapkan minimal 13% serat kasar untuk pakan ternak ruminansia. Peningkatan serat
kasar disebabkan oleh bahan tambahan dan waktu fermentasi. Aktivator EM4 dengan jamur
cepat tumbuh juga berkontribusi pada peningkatan serat kasar selama fermentasi. Dengan
demikian, hasil fermentasi dapat memenuhi standar serat kasar untuk pakan ternak
ruminansia.

Kesimpulan
1. Fermentasi pelepah kelapa sawit dengan bioaktivator rumen sapi meningkatkan kadar air
(1,74%), kadar abu (0,09%), dan serat kasar (8,21%).
2. Penggunaan aktivator EM4 dalam fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisi,
termasuk serat kasar (14,57%), lemak kasar (0,87%), kadar abu (1,32%), dan kadar air
(2,71%).
3. Kedua perlakuan memiliki keunggulan masing-masing, dengan bioaktivator rumen cocok
di peternakan, sedangkan EM4 direkomendasikan jika bioaktivator rumen tidak tersedia.

Anda mungkin juga menyukai