Anda di halaman 1dari 49

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT-SYARAT TEKNIS

PASAL I - UMUM

1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN

a. Nama Pekerjaan : Pembangunan Gudang Peralatan BPKD

b. Lokasi Pekerjaan : Jalan Andi Mannapping Bantaeng

c. Tahun Anggaran : 2022

1.2. CAKUPAN PEKERJAAN

a. Cakupan pekerjaan dari kegiatan ini meliputi Aspek Arsitektural, Aspek Sipil, Aspek
Landscape. Keseluruhan tahapan pekerjaan dalam kegiatan ini, tidak hanya terbatas
pada salah satu atau keseluruhan klasifikasi/kelompok pekerjaan yang tersebut
diatas tetapi meliputi juga keseluruhan bagian-bagian pekerjaan dalam
klasifikasi/kelompok pekerjaan sebagaimana yang diuraikan dalam Daftar Kuantitas
Pekerjaan, dan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam Kontrak. Bagian-bagian
pekerjaan yang lebih terinci dapat dilihat pada Daftar Kuantitas Pekerjaan.
b. Pekerjaan Arsitektural mencakup pekerjaan :

1) Pekerjaan komponen dan finishing arsitektural

2) Pekerjaan Pelengkap lainnya

3) Sesuai gambar arsitektural berikut gambar – gambar kerja.

d. Pekerjaan Persiapan dan Akhir

1) Pekerjaan baru berupa sarana dan prasarana, Direksi Keet, Uitzet/Persiapan


Bouwplank dan pekerjaan Persiapan lainnya yang dibuat sesuai Kontrak
atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Melakukan pembersihan akhir dan uji coba/commissioning sarana dan
prasarana yang telah dibuat, termasuk pemeliharaan rutin selama kurun
waktu yang ditentukan dalam Kontrak.
c. TATA TERTIB DILAPANGAN

1) Keamanandan Ketertiban di Lapangan

a) Setelah memperoleh batas-batas lokasipekerjaan dan mendapat pelimpahan


lokasipekerjaan, Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang berada di lokasi pekerjaan dan sekitarnya.
b) Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas terjadinya gangguan
lingkungan yang diakibatkan oleh keberadaan para pekerjanya di sekitar
lokasi pekerjaan. Setiap pekerja yang dipergunakan dalam pekerjaan harus
memiliki identitas lengkap, tercatat, memiliki tanda pengenal serta
dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan Aparat yang berwenang setempat.
c) Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Pelaksana Pekerjaan harus
mengkoordinir para pekerjanya untuk tidak berkeliaran di luar lokasi
pekerjaan, mengotori, merusak ataupun hal-hal lainnya yang merugikan atau
mengganggu pihak lain.
d) Apabila terjadi kerusakan, kehilangan, dan kerugian pihak lain akibat ulah
para pekerja, Pelaksana Pekerjaan harus mengganti kerusakan, kehilangan,
dan kerugian pihak lain tersebut atas biaya sendiri.

e) Terhadap segala gangguan keamanan pada lokasi pekerjaan, Pelaksana


Pekerjaan harus segera melaporkan kejadiannya kepada Direksi Pekerjaan
dan Aparat Keamanan setempat.
f) Untuk menjaga keamanan lokasi pekerjaan dan lingkungannya Pelaksana
Pekerjaan wajib mengadakan “Satuan Pengamanan” lokasi pekerjaan dan
lingkungan akomodasi para pekerja.
2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lokasi Pekerjaan

a) Pelaksana Pekerjaan wajib memperhatikan kesehatan dan keselamatan


karyawan dan pekerjanya di lokasi pekerjaan sesuai dengan Undang-
uandang Keselamatan Kerja.
b) Kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan dan harus segera mengambil tindakan
seperlunya demi keselamatan si korban.
c) Pelaksana Pekerjaanberkewajiban menyediakan Kotak P3K, alat-alat
pemadam kebakaran, dan perlengkapan keselamatan/keamanan kerja yang
memadai.
3) Jam Kerja Pelaksanaan Pekerjaan

1) Untuk menjaga ketertiban/keamanan lokasi pekerjaan, Jam Kerja Normal


ditetapkan sbb :Jam 08.00 s.d. 17.00 WITA untuk setiap hari kerja.
2) Jika Pelaksana Pekerjaan menghendaki Jam Kerja lain, harus terlebih dahulu
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

d. PENGADAAN AIR DAN LISTRIK KERJA

1) Pengadaan air kerja yang memenuhi syarat-syarat sesuai standar konstruksi


merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Sebagai sumber air kerja
dapat memanfaatkan Air PDAM Existing atau petunjuk Direksi. Demikian pula
sumber daya Listrik dapat memanfaatkan jaringan listrik terdekat/eksisting.
2) Semua biaya yang diperlukan untuk Air Kerja dan Daya Listrik ditanggung
oleh Pelaksana Pekerjaan.
1.4. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

a. Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :

Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.

1) Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar
dan Bagiani lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui
tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
2) Semua produk harus baru.

b. Contoh dan Sumber Bahan

Sebelum mengadakan pemesanan, maka Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan


kepada Direksi Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detail lokasi sumber bahan
atau broscure/spesifikasi pabrik dan Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang
mungkin dapat dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan

c. Persetujuan Direksi Pekerjaan

1) Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi,


memilih bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang
berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 14 (empat belas) hari
sebelum pekerjaan pengolahan bahan dimulai, untuk mendapatkan
persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak
dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan
telah disetujui untuk dipakai.

2) Bilamana bahan semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan


digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut (khusus
ditujukan untuk proyek ini) harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan akan memberikan
persetujuan tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan untuk melakukan pemesanan
bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang di
bawah pengawasan Direksi Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
d. Pengadaan Bahan

1) Sumber Bahan

Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pemah


diidentifikasikai serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan
informasi bagi Pelaksana Pekerjaan.Pelaksana Pekerjaan tetap harus
bertanggungjawab untuk

mengidentifikasi dan memeriksa bahan, apakah bahan tersebut cocok untuk


dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

2) Variasi Mutu Bahan

Pelaksana Pekerjaan harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan


dan pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi
Spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan
tersebut tidak mungkin dapat menentukan batas-batas mutu bahan dengan
tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan haru dipandang sebagai hal
yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
Pelaksana Pekerjaan untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat
pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu
deposit yang tidak dapat diterima. Sedangkan untuk bahan pabrikasi harus
dipesan dari satu produsen yang telah disetujui/ditetapkan oleh Direksi.
3) Persetujuan

a) Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan


tertulis dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya.
Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan
yang telah disetujui.

b) Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan
yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus
ditolak, dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali
terdapat persetujuan lain dari Direksi
e. Penyimpanan Bahan

1) Umum

Bahan harus disimpan sedemikian rupa (sesuai dengan anjuran pabrik/produsen)


sehingga mutunya terjamin dan terpelihara, serta siap dipergunakan untuk
pekerjaan.Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi. Tanah dan bangunan
(property) orang lain tidak boleh dipakai sebagai tempat penyimpanan bahan
tanpa ijin tertulis dari pemilik atau peyewanya.

2) Tempat Penyimpanan di Lapangan

Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas
dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitamya. Bahan
yang langsung ditempatkan di atas tanah tidak boleh digunakan untuk
Pekerjaan, kecuali

jika permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis
permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal 10 cm sedemikian hingga
diterima oleh Direksi Pekerjaan.

f. Penumpukkan Bahan (Stockpiles)

1) Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya


segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak
terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan
bahan harus dibatasi sampai maksimum 3 meter atau disesuaikan dengan
karakteristik bahan.
2) Penumpukan semen disesuaikan dengan jadual kedatangan bahan tersebut,
bahan yang kedatangannya paling awal habis terpakai terlebih dahulu
daripada yang belakangan.
1.5. JADWAL PELAKSANAAN

a. Umum

1) Uraian

Jadual pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan


pemantauan sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadual tersebut
diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan
dalam program mobilisasi telah selesai.

2) Pengajuan

a) Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan Jadual pelaksanaan dalam batas


waktu 14 hari setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadual pelaksanaan
itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan,
dari Spesifikasi ini, di mana detail tersebut harus menunjukkan urutan
kegiatan yang diusulkan oleh Pelaksana Pekerjaan dalam melaksanakan
Pekerjaan.
b) Setiap bulan Pelaksana Pekerjaan harus melengkapi Jadual Pelaksanaan
untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress)
aktual sampai pada bulan bersangkutan.
c) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan Interval Mingguan pada setiap
hari Senin pagi, Jadual kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi
seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu
tersebut.
d) Jadual Pelaksanaan untuk Sub Pelaksana Pekerjaan harus diserahkan
terpisah atau menjadi satu dalam seluruh Jadual Pelaksanaan.

b. Revisi Jadual Pelaksanan

1) Waktu

Revisi semua Jadual pelaksanaan yang diuraikan di atas harus dilaksanakan


bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 15 (lima belas) persen
dari kemajuan keuangan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas
yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

2) Laporan

Pada saat menyerahkan Revisi Jadual Pelaksanaan maka Pelaksana Pekerjaan


harus melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan timbulnya revisi,
meliputi :

a) Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh Jadual karena adanya


perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau peminbahan jangka waktu
kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi Jadual.
b) Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-faktor
penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan
serta dampaknya.
c) Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.

1.6. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

a. Umum

Laporan ini berisikan kondisi dan kejadian faktual yang terjadi pada setiap kurun
waktu yang telah ditentukan yang sangat bermanfaat bagi dasar pengambilan
keputusan dan langkah-langkah atau kebijakan dalam Pelaksanaan kegiatan.

b. Materi Laporan

1) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat laporan pekerjaan untuk harian


secara teratur untuk disahkan oleh Direksi.
2) Dalam laporan harian harus dicantumkan daftar bahan-bahan yang didatangkan
dan jumlah tenaga yang bekerja setiap hari, keadaan cuaca, dan catatan lain
yang dipandang perlu.
3) Kepada Pelaksana Pekerjaan diwajibkan pula setiap satu minggu sekali
melaporkan nilai/bobot pekerjaan atau hal-hal lain yang perlu diketahui oleh
Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
4) Pihak Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan Buku Direksi dan Buku Tamu
yang akan diisi pula oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam proyek.
Pelaksana
Pekerjaan wajib mempelajari catatan-catatan harian tersebut dan
menandatangani sebagai tanda setuju.

5) Apabila Pelaksana Pekerjaan tidak dapat menyetujui catatan yang dibuat Direksi,
maka harus mengajukan surat keberatan selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah
cacatan tersebut ditulis oleh Direksi.
6) Direksi Pekerjaan akan memberitahukan secara tertulis seberapa jauh catatan
tersebut dapat diubah sebagai akibat dari surat keberatan tersebut.
c. Waktu Pelaporan

1) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan minta kepada Direksi untuk menilai pekerjaan,


yang telah diselesaikan, jika penilaian ini merupakan keharusan atau syarat
untuk melanjutkan pekerjaan.
2) Pelaksana Pekerjaan juga diwajibkan meminta kepada Direksi untuk menilai
bobot atau prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan, satu dan lain hal adalah
untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan administrasi pembayaran
angsuran.

3) Jika Pelaksana Pekerjaan lalai melakukan hal tersebut di atas ataupun Direksi
lalai melakukan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, maka masing-masing
pihak dapat mengadakan kesepakatan baru sesuai peraturan yang berlaku.

PASAL II - PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

a. Umum

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memelihara


Pekerjaan bebas dan akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang
diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua
sisa bahan bangunan dan bahan - bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos
yang nampak harus dibersihkan dan lokasi pekerjaan ditinggal dalam kondisi siap
pakai dan diterima oleh Direksi.

b. Pembersihan Selama Pelaksanaan

1) Pelaksana Pekerjaan harus melakukan pembersihan secara teratur untuk


menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian
dipelihara, bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran
lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

2) Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan


bebas dari kotoran dan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional
pada setiap saat.
3) Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh atau
yang baru dikerjakan dan pada lapangan sepak bola dipangkas dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga tingginya maksimum 3 cm.
4) Bilamana dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan harus menyemprot bahan
dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang
beterbangan.
5) Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa pekerjaan yang sudah selesai
dibersihkan secara teratur agar bebas dan kotoran dan bahan lainnya.
6) Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan drum di lapangan untuk
menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7) Pelaksana Pekerjaan harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah di tempat yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

8) Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa


bahan bangunan di lokasi pekerjaan tanpa persetujuan dan Direksi.
9) Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya,
seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi
yang ada.
10) Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan
ke dalam sungai atau saluran air, dan sekaligus harus merawat saluran
irigasi yang ada agar tidak terganggu atau aliran air lancar.
11) Bilamana Pelaksana Pekerjaan menemukan bahwa saluran drainase samping
atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap
jenis bahan selain dari pengaliran permukaan, baik oleh pekerja Pelaksana
Pekerjaan maupun pihak lain, maka Pelaksana Pekerjaan harus melaporkan
kejadian tersebut kepada Direksi, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencegah
terjadinya pencemaran lebih lanjut.
2.2. UITZET /PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUPLANK

1) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar
rencana.
2) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau
ditanyakan pada Direksi Teknis.

3) Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.

4) Dengan ketentuan tersebut Pelaksana Pekerjaan, Perencana, Direksi akan


menetapkan patok duga  0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok beton
yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau
tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.

5) Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
6) Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan
Bouplank. Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat III dengan
ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar
Pekerjaan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.

7) Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum


memulai proses Pekerjaan.
2.3. PAPAN NAMA PROYEK

1) Pelaksana pekerjaan wajib memasang Papan Nama Proyek.

2) Papan Nama Proyek berbentuk segi empat dan berukuran 1.5 x 2 M, yang berisi
data tentang proyek yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
pemerintah dan mendapat persetujuan Direksi
3) Pelaksana Pekerjaan harus memasang dan menempatkan Papan Nama Proyek
pada lokasi yang mudah terlihat oleh publik dan wajib memelihara dan menjaga
keberadaan Papan Nama Proyek dalam keadaan baik selama masa pelaksanaan
dan pemeliharaan proyek.
4) Papan Nama Proyek harus terbuat dari bahan yang dapat bertahan selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Pemilihan bahan tersebut diserahkan sepenuhnya
kepada Pelaksana Pekerjaan namun atas persetujuan Direksi Proyek.
2.4 PERLENGAKAPAN K3

APD atau alat perlindungan diri adalah komponen alat yang mampu memberi
perlindungan ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja.
Dengan kata lain, APD merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat
bekerja.

Umumnya, penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko yang


harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya.
Sehingga, diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.

Berikut merupakan APD yang harus disediakan oleh penyedia jasa di lokasi
pekerjaan :

a. Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI atau
MSA Import.

Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta model
otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.

Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan dilarang
ditulis dengan spidol.

Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.

Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru. Helm
yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.

Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak.

b. Pelindung Mata (Googles/Safety Glasses)

Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan pelindung
mata.

Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai standar


ANSI Z.87.1-2010
Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan,

dan gerinda harus menggunakan pelindung mata yang sesuai.

c. Temeng Muka (Face Shield)

Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja (pekerjaan pengelasan,


pemotongan, gerinda, dll.) harus menggunakan pelindung muka sesuai standar
ANSI Z.87.1-2010.

Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik dengan trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan.

Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai, sekop,
dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm , sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat
menggunakan tameng wajah biasa.

Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.

d. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)

Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan.

Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan


potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.
Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat dari
katun, kertas atau kasa.

Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai.

Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan).

e. Sarung Tangan (Safety Gloves)


Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-
0652-2015.Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun
min. 8 benang

Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting,


penanganan tali baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan
kombinasi

Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan


sarung tangan kulit

Pekerjaan dengan bahan kimia dan beracun harus menggunakan sarung


tangan tahan kimia (bahan vynil, PVC, nitril, dll.)

Teknisi listrik harus menggunakan sarung tangan tahan listrik min. 5KV.

Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau
rusak.

f. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)


Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar SNI
7079-2009 dan SNI 0111-2009.

Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu karet
biasa

Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu dengan


pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir

Catat tanggal pembelian pada buku catatan.


Masa pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti baru.
Cek kondisi sepatu minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak.

g. Rompi keselamatan Dan Kartu Identitas (Safety Vest And Identity Card)

Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan rompi
reflektif.

Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/ reflektif. Bila


menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi reflektif.

Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek.

Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat diberikan


setelah lulus induksi keselamatan.
h. Celemek (Apron/Coveralls)

Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-bolong.

Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus dipakai
pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila diperlukan.

2.5. PEMBERSIHAN AKHIR

1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula termasuk kawasan proyek yang dimanfaatkan oleh Kontraktor.

2) Pada saat pembersihan akhir, semua bagian pekerjaan fisik, instalasi, dan
perlengkapan lainnya harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik
yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di
tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras untuk persiapan dan tempat
kerja harus digali dan dibersihkan. Semua permukaan lahan site maupun sekitar
site lainnya kondisi permukaannya harus dikembalikan seperti semula, bersih
dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang ke luar kawasan kegiatan.

PASAL III - PEKERJAAN TANAH

III,1 Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk mencarikan tempat


pembuangan dan pengangkutan galian ke tempat yang tidak mengganggu
lingkungan.
d. Pengamanan Pekerjaan Galian
e. Jadwal Kerja

1) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang tetap
stabil dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan/rembesan dan gangguan lainnya dari operasi pekerjaan
berikutnya.
2) Pelaksanaan pekerjaan Galian di luar jadwal Kerja Harian anatara pk. 08.00
s.d. 17.00 WITA, harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dan
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

f. Kondisi Tempat Kerja


1) Apabila pekerjaan sedang dilaksanakan pada tempat-tempat dimana air
tanah/rembesan mungkin sudah tercemari, maka Pelaksana Pekerjaan harus
senantiasa memelihara kondisi tempat kerja dengan memasok air bersih
yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci lengkap dengan sabun
dan disinfektan yang memadai.

4.4. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

a. UMUM

1) Uraian
Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding, kolom
beton, plat beton, listplang beton atau sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar kerja.

Toleransi Dimensi

a) Tebal plesteran rata-rata 15 mm untuk setiap lapis plesteran dengan


toleransi perbedaan ketebalan tidak lebih dari 2,5 mm setiap bidang
plesteran.
b) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1
m’ baik Tinggi atau Panjang per seribu.
2) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat

a) Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Kontraktor harus mengajukan


kepada Direksi contoh bidang plesteran untuk setiap jenis adukan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
b) Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang plesteran untuk setiap bagian
pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung jawab
atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
rencana Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki
atas biaya dan tanggungjawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh
Direksi.
4) Jadual Kerja

a) Jumlah pekerjaan plesteran yang dilaksanakan setiap satuan waktu


haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan plesteran
untuk menjamin agar seluruh pekerjaan plesteran hanya digunakan
adukan plester baru.
b) Lebar bidang plesteran maksimum setiap tahap plesteran tidak boleh
lebih dari 1 m’ untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat
plesteran kepala secara vertikal.

c) Setiap tahap pekerjaan, tebal plesteran tidak boleh lebih tebal dari 20
mm, hari guna memberikan kesempatan mengeringnya plesteran lapis
pertama sebelum pekerjaan plesteran dilanjutkan.
d) Setiap memulai pekerjaan plesteran harus sepengetahuan dan seijin

Direksi.

b. BAHAN

1) Bahan dan Standar

Untuk material Semen, Pasir dan Air, Kontraktor harus memberikan contoh
bahan terlebih dahulu kepada Direksi pekerjaan.

2) Penggunaan Komposisi Campuran

Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada


pasangan bata:

a) Plesteran trasram /kedap air : 1pc : 2ps

b) Plesteran kolom dan nat bata expos : 1pc : 3ps (ayakan halus)

c) Plesteran base pasangan Batu Alam/Granit : 1pc : 4ps

d) Plesteran dinding pada umumnya : 1pc : 4ps


Pasangan dinding sejauh tidak menempel pada tanah harus diplester sesuai
dengan adukan untuk dindingnya.

c. PELAKSANAAN

1) Membuat campuran :

a) Pasir harus bersih dari kotoran-kotoran dan diayak sesuai dengan


kebutuhan campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan
mekanis (beton molen) dengan pemakaian air secukupnya.
c) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan
adukan membeku lebih dari satu jam
2) Contoh bidang plesteran :

Kontraktor harus membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu,


kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan., pekerjaan plesteran
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.

3) Persiapan pada bidang yang akan diplester :

a) Semua siar hendaknya dikerok sedalam lebih kurang 10 mm sebelum


diplester dan bila dinat bidang bata harus bersih dari bekas-bekas
perekat/kotoran-kotoran lainnya.

b) Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus diketrik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik atau disawut dengan adukan 1
pc : 2 ps ayakan halus.
c) Semua dinding bataco/beton cetak harus disawut dengan adukan 1pc :
2 ps ayakan halus sebelum diplester agar plesteran dapat melekat
dengan baik.
d) Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai
bersih dan dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.
4) Sudut-sudut dan bidang plesteran :
Semua sudut-sudut harus tegas, tajam dan lurus serta bidang–bidang
plesteran harus rata tidak bergelombang.

5) Kerataan bidang Plesteran :

Untuk dapat memcapai permukaan yang rata dari suatu plesteran sebaiknya
diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang, baik horisontal maupun
vertikal yang berpedoman kepada plesteran kepala.

6) Perbaikan bidang Plesteran :

Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diperbaiki secara


keseluruhan.Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu
dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian diplester
rata dengan sekitarnya.

7) Bidang Plesteran Tebal :

Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari 2,0 cm.
Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter panjang. Untuk plesteran
lebih dari 20 mm dan kurang dari 40 mm, sebelum lapisan tahap pertama
kering benar permukaannya di garis silang-silang untuk mengikat lapisan
berikutnya. Permukaan harus dibasahi secara berkala dan dilindungi dari
terik matahari atau hujan.

8) Plesteran Interior Finishing Cat :

Untuk plesteran Interior yang akan difinishing cat harus di aci terlebih
dahulu. Pengacian dilakukan setelah lapisan mengeras dan tidak berkerut
lagi. Tebal acian tidak kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 2 mm,
memakai bahan siap pakai seperti “hard finished” setara ex Jaya Board atau
dibuat dari kapur/mil dan semen yang diayak halus dengan perbandingan
campuran 1 pc : 8 kapur gamping/mil ayakan halus dan disetujui Direksi
Pekerjaan. Permukaannya halus dan rata, dilindungi dan dibasahi seperti
tersebut di atas.

9) Plesteran Eksterior Finishing Cat :

Plesteran Eksterior yang difinishing cat harus diaci terlebih dahulu,


pengacian dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak berkerut
lagi. Tebal acian tidak kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 2 mm,
memakai bahan pasta semen ayakan halus dicampur aditif jenis : Lemkra FK
103 untuk menghidari retak-retak.

10) Plesteran Exposed :

Plesteran expose dengan adukan 1pc : 3ps ayakan halus ditambah adetif
jenis Lemkra FK 103, dikerjakan langsung jadi sesuai dengan luas bidang
yang dikehendaki dan sesuai petunjuk Gambar atau Direksi Pekerjaan.
Setiap satu satuan bidang plesteran dengan bidang lainnya harus dipisahkan
dengan alur ukuran 10x10 mm. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm
dan tidak lebih dari 2,0 cm. Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter
panjang baik vertikal maupun horizontal.

11) Naad Plesteran dan Benangan :

Antara bidang plesteran dan kozyn atau kolom harus dibuat alur-alur
pemisah yang rapi. Bila tidak disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat
8x8 mm finish termasuk acian. Sedang benangan dibuat antara pertemuan
sudut dalam dan sudut luar bidang plesteran dengan bahan yang sama
dengan acian. Benangan harus lurus, siku dan bersudut tajam dan lurus.

d. HASIL AKHIR YANG DIKEHENDAKI :

1) Bidang plesteran halus, rata atau tidak bergelombang, dan tidak retak-retak

2) Alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan lurus

3) Sudut-sudut tajam, rapih dan lurus.

4.5 PEKERJAAN LANTAI

Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan sebagimana


yang dinyatakan dalam gambar kerja.

1. Lantai menggunakan rabat beton

2. Cara pemasangan :

a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan


persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urug yang menggunakan mesin
stamper dengan baik.

b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi


lantai yang telah direncanakan.
c. Apabila mutu dan cara pemasangan rabat beton tersebut tidak memenuhi
mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas wajib
melakukan perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana Kontraktor
dilapangan.

e. Perlindungan dan Pembersihan

a. Perlindungan

1) Kontraktor harus melindungi keramik yang telah terpasang maupun


adukan perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap
kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.

2) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi keramik lantai yang


telah terpasang. jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas
lalu lintas diatasnya; hanya untuk yang penting saja.

b. Pembersihan

1) Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan


sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa
dibersihkan hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air
dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1.

2) Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang


memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.

3) Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air
biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

c. Standar Rujukan / Pedoman Pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka


sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :

1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) NI-3.

2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).

3) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).

4) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

5) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983.

6) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan


struktur tembok bertulang untuk gedung 1983.
7) Pedoman Beton Indonesia SKSNI T-15-1991-03

8) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikan Direksi.
9) Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di
lapangan (site).

d. Pengajuan Kesiapan Kerja

1) Pelaksana Pekerjaan harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang


hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat
bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
Pelaksana Pekerjaan harus mengirimkan rancangan campuran (mix design)
untuk masing-masing mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hari
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

2) Pelaksana Pekerjaan harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh


pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut
selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi
pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari
setelah tanggal pencampuran.
4) Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh
pekerjaan perancah dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

5) Pelaksana Pekerjaan harus memberitahu Direksi secara tertulis paling


lambat 3 x 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran
atau pengecoran setiap jenis beton.
6) Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan acuan
dan pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi.
f. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Untuk penyimpanan semen Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan


yang tahan cuaca, kedap udara dengan lantai yang tidak lembab.Besi beton agar
dicegah tidak karatan dan semua agregat tetap bersih dari lumpur serta tidak
tercampur antara yang satu dengan.yang lainnya.

g. Kondisi Tempat Kerja


Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan selalu dijaga agar
selalu di bawah 30º C sepanjang waktu pencampuran atau pengecoran.
Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam.

b) Kelembaban udara tidak kurang dari 40%.

c) Jika turun hujan atau udara berdebu atau tercemar.

d) Acuan beton masih kotor dan pekerjaan persiapan belum tuntas.


h. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang cacat
1) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat toleransi, atau
tidak memeliki permukaan akhir sebagai beton exposed, tidak memenuhi
campuran yang dipersyaratkan, terjadi retak atau rongga. Untuk
perbaikannya harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi dan
dapat mencakup:
a) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dicor;

b) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya


gagal;

c) Melakukan injeksi dan/atau grouting pada bagian-bagian yang beton


yang retak atau berongga.
d) Perkuatan atau melakukan pembongkaran menyeluruh dan
mengadakan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat.
2) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu beton atau adanya
keraguan terhadap data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat
meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat
dinilai dengan adil, atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.

3) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi ini.

5.2. BAHAN
a. SEMEN

1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen


portland yang memenuhi AASHTO M85. Terkecuali diperkenankan oleh
Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan
gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
2) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.

b. A I R
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula, atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus
memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau air
minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan
air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minum 90% kuat tekan mortar dengan
air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

c. AGREGAT
1) Ketentuan Gradasi Agregat

Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu
ditolak bila kontraktor dapat menunjukan dengan pengujian bahwa beton
yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang diisyaratkan.

2) Pemilihan Gradasi Agregat

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar


tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus di cor.

5.3. PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

a. RANCANGAN CAMPURAN
Proporsi bahan dan berat penakaran harus di tentukan dengan menggunakan metode
yang di isyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang ada dalam
peraturan.

1) Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, disaksikan oleh Direksi,
dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan.

2) Penyesuaian campuran

a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)

Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan
pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air semen yang telah
ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan
yang memenuhi, tidak dinaikan.

Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air
atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk
meninggalkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penyesuaian kekuatan

Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,


kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
pekerjaan

c) Penyesuaian Untuk bahan-bahan Baru

Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
peberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis
dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran
percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
PASAL VI PEKERJAAN ATAP

6.1 RANGKA ATAP

a. UMUM

1. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan


pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi lainnya.
2. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh konsultan Pengawas. Kontraktor harus
mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi
seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar

3. Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat


pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di
lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.

4. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan


digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan.

5. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat


pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainya.
a. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan


ereksi (erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum
dalam gambar kerja meliputi :

1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)

2. Pekerjaan reng (batten)

3. Pekerjaan Atap Spandek 0.35 mm (warna) 9 gelombang

4. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)

Lingkup pekerjaan tidak meliputi :

1. Pemasangan rangka penutup atap

2. Pemasangan listplank WOODPLANK

3. Pemasangan penutup kap / atap Spandek 0.35 mm (warna)

4. Asesories atap seperti perabung, talang jurai, wall plashing dll

b. PERSYARATAN BAHAN
1. Rangka kuda-kuda mengunakan kuda-kuda dengan bahan dari baja ringan.
2. Baja ringan kuda-kuda yang dipakai adalah baja ringan setara Smart Truss
dengan sistem sambungan menggunakan Baut/Screw dan Dynabolt.
3. Rangka Atap Membran Pipa Galvanis 2.5''
4. Reng Pipa Galvanis 1.5''

5. Material struktur rangka atap

Properti mekanis baja (steel mechanical properties)

 Baja mutu tinggi G550

 Tegangan leleh minimum 550 MPa

 Modulus elastisitas 2,1 x 105 MPa

 Modulus geser 8 x 104 MPa

Lapisan pelindung terhadap korosi (protective coating)

Lapisan seng dan alumunium dengan komposisi sebagai berikut :

1. 55 % Alumunium
2. 43,5 % Seng (Zinc)

a. 1,5 % Silicon (Si)

b. Ketebalan pelapisan 50 gr/m2 dan 150 gr/m2 (AZ 50-AZ 150)

3. Profil material Rangka atap

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip channel

a. Batang C-75 tebal 0,80 mm, Batang C-75 tebal 0,60 mm ex Taso atau
setara, dan (sesuai perhitungan pabrik).

b. Reng Roof batten reng 150-R40.60 T=0,60 mm ex- taso atau setara, dan
(sesuai perhitungan pabrik)..

4. Persyaratan Design

a. Desain rangka atap harus didukung oleh laporan analisis perhitungan


yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam
perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State
Cold Formed Steel Structure Design), disertai juga dengan garansi
struktur tersebut selama 15 tahun.

b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari


material baja yang akan digunakan serta dokumen data-data produk.

5. Persyaratan Pra Konstruksi


a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada
prinsipnya ukran pada gambar kerja adalah ukuran jadi/ finish.

b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disisni yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan
harus diganti, kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat kontraktor tidak teliti dan
cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitektur,
Struktur, Mekanikal dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan dengan biaya kontraktor dan tidak dapat
dikalaim sebagai biaya tambah.
c. Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke
Konsultan Manajemen Produksi dan Tim Perencanaa untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak,
kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.

d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan


difabrikasi di workshop, baik workshop permanent maupun workshop
sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi dan ketetapan pemasanagan semua komponen struktur
konstruksi baja ringan.

6. Persyaratan Konstruksi

Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi adalah maut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut :

a. Kelas ketahanan korosi minimum (Minimum Corrosion Rating) : class 2

b. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type

12-14x210, dengan ketentuan sebagai berikut :

 Diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)

 Jumlah ulir per inchi

 (Threads Per Inch/TPI) : 14 TPI

 Panjang : 20 mm

 Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex.

Socket)

 Material : AISI 1022 heat


treated carbon steel

 Kuat geser rata-rata (shear average): 8,8 KN

 Kuat tarik minimum (tensile min): 15,3 KN

 Kuat torsi minimum (torque min): 13,2 KNm

 Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-
16x16, dengan ketentuan sebagai berikut :

Diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)

Jumlah ulir per inchi

(Threads Per Inch/TPI): 16 TPI

Panjang : 16 mm

Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. Socket)

AISI 1022 heat treated carbon



Material : steel

Kuat geser rata-rata (shear
average) : 6,8 KN

Kuat tarik minimum (tensile min) : 11,9 KN

Kuat torsi minimum (torque min) : 8,4 KNm

 Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan


pada gambar kerja.

Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt


dengan kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.

 Pemotongan material :

 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan


peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.

 Alat potong harus dalam kondisi baik.

 Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.

 Bagian bekas irisan harus benar benar datar, lurus dan bersih.

 Pelaksanaan
 Jarak kuda-kuda/gording maximal adalah 1,20 m, permukaan atas
semua gording atau rangka harus satu bidang sesuai dengan
kemiringan atap yang direncanakan.

 Pemasangan Reng/top span dengan jarak 38 cm.

 Atap dipasangkan ke rangka atap dengan cara dibaut/screw.

 Lisplank menggunakan bahan zincalum setara produk smarttrust


dengan ukuran lebar 30 cm, tebal plat 2 mm.

 Setelah Kuda-kuda baja ringan selesai dipasang dalam keadaan baik,


kuat dan kokoh, pelaksana harus memberitahukan dan meminta
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum dipasangi penutup
atap.

6.2 PENUTUP ATAP SPANDEK COLOUR

a. UMUM

Lingkup Pekerjaan disini meliputi :

Pemasangan atas penutup atap lengkap dengan segala acesoriesnya paku, skrup,
atau pengait lainnya dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan,

sesuai gambar.

b. BAHAN/ MATERIAL

1. Bahan Utama adalah atap spandek ukuran bahan 100 . 0.35 cm. SNI
bergaransi pabrik.
2. Bubungan adalah seng licin.

c. PELAKSANAAN

1. Jarak antar reng 50 cm atau menyesuaikan


2. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas/Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya, baik type maupun warna finishingnya.

3. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas/


Direksi mendapatkan persetujuan. Material yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.

4. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan


pengganti harus disetujui Direksi.yang didasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.

5. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak


diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan Direksi.
6. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi.
7. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan/perbedaan tersebut
terselesaikan.

8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan


yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik.

9. Pemasangan spandek

a. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan


melakukan pemasangan atap spandek sebelum konstruksi utama atap siap,
dan sudah dilakukan pengecekan.

b. Pemasangan atap spandek, baik urut-urutan maupun jarak over lapping


dan toleransi-toleransi yang diperkenankan, harus sesuai dengan petunjuk
yang dikeluarkan pabrik.

c. Setelah atap spandek terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada
susunan tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut
harus lurus.

d. Overlapping atap spandek harus tepat, sehingga tidak terjadi kebocoran


karena tampias.

BAB VII. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

7.1 Rangka Plafond Hollow Galvalum

a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan rangka plafond sesuai gambar.
2. Pemborong harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang.

3. Rangka langit-langit harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata,


garis vertikal dan horizontalnya harus saling tegak lurus membentuk sudut 90
(sembilan puluh) derajat atau sesuai disain. Jika terjadi lendutan atau
kekurangan-kekurangan lain, Pemborong wajib memperbaiki, jika Pengawas
memerintahkan dibongkar, Pemborong harus melaksanakannya atas biaya
Pemborong.

4. Pekerjaan rangka plafond meliputi : Pekerjaan rangka plafond metal furring.


b. Bahan-bahan

1) Rangka rangka holow alumunium 4x4 cm dan 2x4 cm.

2) Skrup baja ringan dan baut dynabolt penguat rangka induk dan rangka anak.

c. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Rangka plafond dibuat rata sesuai dengan gambar rangka holow 4x4 cm dan
2x4 cm.
2. Sebelum memasang Plafond, kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka
untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik letak, bentuk
maupun ukurannya

3. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.

4. Langit-langit harus dilengkapi dengan manhole ukuran 60x60 cm atau


menyesuaikan keadaan. Letaknya ditentukan dalam gambar instalasi, usul
dari Pemborong dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

5. Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan


penggantian sesuai dengan gambar.

6. Rencana penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola, gambar denah


dan agar diperhatikan benar-benar pengikat (fitting) dan peilnya.

7. Rangka harus datar (waterpass) sedang yang miring harus sesuai dengan
gambar detail arsitektur.

8. Pada pertemuan bidang langit-langit dengan dinding harus diperhatikan


pelaksanaannya dan harus sesuai dengan gambar.

9. Hubungan rangka utama dengan baja-baja struktural dilakukan dengan baut


dan mur.

d. Contoh-contoh

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-


contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas, akan digunakan sebagai
standard / pedoman untuk memeriksa / menerima bahan yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.

7.2 . PEKERJAAN PENUTUP PLAFOND

a. Umum

1. Lingkup Pekerjaan
a. Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini dilakukan meliputi seluruh pemasangan plafond termasuk
pemasangan list plafond, sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi.

c. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

d. Pekerjaan rangka plafond


e. Pekerjaan listrik

b. Bahan
1. Penutup plafond :

Digunakan gipsum Board tebal 9 mm yang bermutu baik, yang telah disetujui
dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.

2. Rangka plafond :

Digunakan rangka holow alumunium 4x4 cm dan 2x4 cm, atau sesuai dengan
gambar.

3. Finishing penutup plafond :

Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang
bermutu baik produk yang telah disetujui Direksi. Sebelum pengecatan semua
sambungan/pertemuan harus rata dan halus (ditreatment). Plafond & list plafond
gypsum ini difinish dengan cat.

4. Warna dan corak sesuai gambar/ditentukan kemudian.

5. Lis plafon :

Digunakan lis plafond gipsum profil 8 cm yang bermutu baik, yang telah disetujui
profil, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut atau sesuai dengan gambar.

c. Pelaksanaan

1. Sebelum Kontraktor melakukan pemesanan, terlebih dahulu mengajukan


contoh dari bahan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis. Bahan penutup plafond yang datang harus dalam pembungkus asli.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/
Pengawas.

3. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan


teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar
baru, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi.

5. Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang dengan baik,


lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-
cacat lainnya, dan telah disetujui oleh Direksi.

6. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau rangka atap
dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan
baik dan kuat pada pelat beton atau rangka atap dan tidak dapat berubah-
ubah bentuk lagi.

7. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka


harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

8. Bahan penutup langit-langit yang digunakan dengan ukuran sesuai gambar


produk yang dipakai.
9. Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek levelnya serta rata
permukaannya.

10. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dibawah


supervisi/ perwakilan dari pabrik bersangkutan dan dengan tenaga-tenaga
ahli.

11. Pada pekerjaan langit-langit perlu diperhatikan akan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
langit-langit seperti peletakan lampu, diffuser, fire detector dan lain-lain.

12. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang berada


diatasnya harus sudah terpasang dengan baik dan sempurna.

13. Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak
tercantum dalam gambar rencana langit-langit, harus diteliti dalam gambar
Elektrikal, Plumbing, AC dan lain-lain.

BAB VIII. PEKERJAAN KOSEN, PINTU & ACCESSORIES

8.1 KUSEN DAN PINTU

a. Umum

1. Lingkup Pekerjaan
2. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
3. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

4. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

a. Pekerjaan rangka plafond

b. Pekerjaan listrik

b. Bahan

1. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan


Pengawas.
2. Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
3. Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
4. Pewarnaan : Coklat sesuai standart produksi pabrik.

6. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.

7. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat


dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.

8. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan gambar


termasuk bentuk dan ukurannya Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu
harus mampu untuk menahan engsel-engsel pintu.

9. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr
dan terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil Test.
10 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna disyaratkan
proses fabrikasi warna profil-profil sebelum harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain,
profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.

b. Untuk diagonal 2 mm.

11. Accesssories
a. Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant.

b. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate


tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser

12. Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan


dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finis dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.

c. Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi
untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk, ukuran.

3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

8.3 KUNCI DAN PENGGANTUNG

a. Umum

1. Lingkup Pekerjaan

a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b) Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari


seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela
serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. Pekerjaan seksi lain yag berkaitan

a. Pekerjaan kusen

b. Pekerjaan lantai
b. Bahan

1. Bahan :
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah
disetujui Direksi.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
c. Untuk pintu-pintu besi shaft menggunakan merk Dekkson atau setara
disertai pada posisi single action.

b. Material kunci dan penggantung menggunakan merek merek ex- SES


atau setara meliputi :

1. Engsel kupu-kupu

2. Engsel pintu

3. Kait angin

4. Kunci tanam biasa

c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari
pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan
dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus
disediakan sebuah lemari anak kunci dengan ‘backed enamel finish’
dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor
pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi
denah.

d. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan Setiap kunci
pintu dilengkapi 3(tiga) buah anak kunci.

e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama
sekali.

Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi
door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang
dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai kondisi yang
memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

c. Pelaksanaan

1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus
disertai brosur/spesifikisi dari pabrik yang bersangkutan.
2. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan
lantai ke atas. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) dibawah
engsel atas.
3. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun
pintu dengan jarak sama.
4. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.
5. Posisi ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
6. Door closer yang digunakan type hydrolic, automatic back chek dengan
'adjustable force'. Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis
"holdopen”, yaitu pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti
dalam posisi terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki
7. dalam ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada
pelengkap gambar.

PASAL IX - PEKERJAAN ELEKTRIKAL

9.1. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. URAIAN

1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja,

peralatan kerja dan material serta melaksanakan seluruh pekerjaan sistem


listrik, hingga beroperasi sempurna.

2) Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang salir melengkapi dan


bersifat mengikat.
3) Pekerjaan instalasi listrik, harus dilaksanakan oleh ( sub kontraktor ) yang
mempunyai pekerja yang cukup dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan memiliki SIKA dan SPI dari PLN dan Telkom

4) Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakain bahan


adalah peraturan umum instalasi ( PUIL 1987 ), peraturan PLN, Standar
PLN, SII dan peraturan yang berlaku di daerah setempat.

3) LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik penerangan dan kontak-kontak
serta fixtures, secara lengkap dan berfungsi didalam maupun yang diluar
bangunan
Hubungan pentanahan seluruh sistem instalasi listrik sesuai peraturan yang
berlaku.
Pengujian sistem instalasi listrik sesuai dengan peraturan, sampai dinyatakan
baik secara tertulis.
4) MATERIAL
Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan Kontraktor harus
menyerahkan contoh material yang akan dipasang untuk mendapatkan
persetujuan dari : Pemberi tugas.

9.2 JARINGAN INSTALASI LISTRIK

Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara


sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
2. pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,20
meter, maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut:

a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan

b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati


kendaraan (pedestrian)

c. Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah
tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau
tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah
tersebut.

d. Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel
dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm atau sesuai gambar
perencanaan.

e. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi
dan kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus di tempatkan di atas kabel
PLN (jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).

f. Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus
diambil salah satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam ketentuan
di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan itu terletak
dalam satu saluran pemasangan batu beton dan semacam itu yang
mempunyai tebal dinding yang sekurang-kurangnya 6 cm.

3. Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
dari lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang
tahan lama atau yang sederajat.

4. Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan
lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang
menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di
bawah diukur dari sisi luar kabel.

5. Kotak-kontak biasa (KKB)

Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua
kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-
kontak harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan rating
250 Volt, 10 Amp. Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National dan MK.

6. Sakelar Dinding

a. Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe
rocker, mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis single atau double
gangs atau multiple gang (grid switch), RCS.

b. Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National dan MK.

7. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak

Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam
kotak dengan menggunakan baut.pemasangan dengan cakar yang mengembang
tidak diperbolehkan.

8. Kabel instalasi

a. Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYY, NYM, NYFGBY atau
NYA). Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm 2.
b. Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :
c. Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
d. Netral : biru
e. Pembumian : hijau dan kuning
f. Sambungan kabel harus di buat baik secara listrik dengan menggunakan
konus penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui
pengawas.
g. Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-
doos).
h. Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.

i. Kabel harus dari merk 3M, T & B atau setara.

j. Lasdop harus dari merk 3M, T & B, atau setara.

k. Untuk kabel instalasi Stop kontak lantai menggunakan kabel jenis NYM 3x2,5
mm2.

l. Untuk kabel Instalasi Stop Kontak AC menggunakan kabel jenis NYY 3x4
mm2.

9. Pipa instalasi pelindung kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus
sesuai antara satu dan lainya.

b. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.

c. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan
armature lampu. PVC conduit setara merk : EGA, Clipsal atau setara.

9.3. Pemasangan lampu-lampu

1. Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang


oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui
oleh pengawas dan seperti ditunjukan dalam gambar.
2. Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus
dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna
serta bebas dari semua cacat/kekurangan.

3. Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus
siap menyala.

4. Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-
lain.

5. Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak
sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya
tambahan.

6.

9.4. Sakelar dan kotak-kontak biasa

1. Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah


150 cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm
dari permukaan lantai.
2. Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa
ditempatkan pada lokasi yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal,
ganda atau multi gangs harus dipasang satu di atas yang lain dan titik
tengah deretan tersebut harus berada 1,45 cm di atas permukaan lantai.
Kotak-kontak biasa dekat pintu atau
3. jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir kusen dari sisi kunci seperti
ditunjukan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukan lain oleh
pengawas.
4. Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding

5. Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari
Bahan Metal yang mempunyai Terminal Grounding, dipasang pada
kedalaman tidak kurang dari 3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar
atau stop kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai Terminal
Grounding.

9.5. Pengujian

1. Pengujian seluruh system diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.


Pengujian system terdiri dari :
2. Pengujian sambungan-sambungan

a. Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit

b. Pengujian tahanan pembumian

c. Pengujian pemberian tegangan

3. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus


sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

4. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.

5. Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk


penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

6. Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam

7. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus


sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

9.6 GROUNDING
1. Semua panel, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable ladder dan
bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus
digrounding.
2. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor) atau kawat yang terisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
3. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).

4. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 (dua)
Ohm, diukur setelah tidak hujan selama 2 hari.

5. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis yang ujungnya


dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.

6. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 meter


atau sampai mencapai permukaan air.

7. Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan baut dengan


bahan campuran Tembaga.

8. Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah, dengan


menyambungkan terminal pembumian khusus arus lemah.

PASAL XI - PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. PEKERJAAN PENGECATAN TEMBOK

a. UMUM

Uraian :

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengecatan Dinding, Kolom


Acian; dan Beton, serta bagian-bagian lainnya pada lokasi yang ditunjuk
pada Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.Pada pekerjaan ini sudah
termasuk persiapan bidang cat, cat dasar atau alkali resisting, plamur
atau tanpa plamur, dan cat finishing.

b.Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :

i. Sebelum memulai pekerjaan Cat Kontraktor harus membuat schedul


finishing Cat atas dasar Schedule dan Gambar Rencana yang telah ada,
termasuk membuat jadwal waktu (schedule lengkap) tentang semua
jenis dan volume pekerjaan serta komponen/bahan yang diperlukan.

ii. Kontraktor harus membuat satu bidang contoh pengecatan untuk setiap
warna dan jenis Cat terpilih dalam rangka mendapatkan persetujuan
Direksi.
iii. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
rencana Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera
diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor hingge dapat
diterima oleh Direksi.
c. Jadual Kerja :

i. Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan


peralatan pengecatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
ii. Pastikan bahwa semua bidang cat sudah kering sempurna sesuai
ketentuan pabrik cat serta tidak ada yang cacat apabila diperlukan harus
diperiksa dengan peralatan khusus humidity.
iii. Setiap memulai pekerjaan Pengecatan harus sepengetahuan dan seijin
Direksi.

4. BAHAN

a.Bidang Interior (dalam ruang) dipakai setara Vinilex:

a) Cat Dasar (Primer) : 1 lapis

b) Under Coat : Wall Filler 1 lapis

c) Cat Finish : 2 lapis.

2) Bidang Exterior (luar ruang) dipakai cat setara Vinilex :

a) Cat Dasar (Primer) : 1 lapis

b) Under Coat : Tanpa Wall Filler

c) Cat Finish : 2 lapis.

2. PELAKSANAAN

a.Pengecatan Bidang Interior:


i. Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian
atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
ii. Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
iii. Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis.
Lapis kedua digunakan Acrylic Wall Filler dengan kapi untuk
mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering diamplas hingga
halus dan rata, semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapis
ketiga digunakan cat finish yang dikuas merata dengan kuas roll, sedang
lapis keempat dengan cat yang sama setelah semua bidang cat dalam
kondisi baik dan kering.

b. Pengecatan Bidang Exterior:


i. Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian
atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
ii. Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
iii. Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer atau Cat Dasar, yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan
kuas roll : 1 lapis. Lapis kedua digunakan cat finish dikuas merata
dengan kuas roll, sedang lapis ketiga dengan cat yang sama setelah
semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering.
c. Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan perlengkapan Cat, Kontraktor
harus mengajukan contoh-contoh bahan dan methode pengecatan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.

3. Hasil Akhir Yang diharapkan :

5) Bidang cat rata atau tidak belang-belang, permukaan rata dan bersih dari
semua kotoran-kotoran.
6) Semua komponen cat teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk,
dan petunjuk pabrik atau Direksi.
7) Finishing akhir warna merata, permukaan rata, dan tidak cacat dan kotor.

11.2.PEKERJAAN PENGECATAN CAT PLAFOND

4. UMUM

a. Uraian :
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengecatan bidang plafondu, serta
bagian-bagian lainnya pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau petunjuk
Direksi Pekerjaan.Pada pekerjaan ini sudah termasuk persiapan bidang cat,
cat dasar dan cat finishing.

b. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :

i. Sebelum memulai pekerjaan Cat Kontraktor harus membuat schedul


finishing Cat atas dasar Schedule dan Gambar Rencana yang telah ada,
termasuk membuat jadwal waktu (schedule lengkap) tentang semua
jenis dan volume pekerjaan serta komponen/bahan yang diperlukan.

ii. Kontraktor harus membuat satu bidang contoh pengecatan untuk setiap
warna dan jenis Cat terpilih dalam rangka mendapatkan persetujuan
Direksi.
iii. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
rencana Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera
diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor hingge dapat
diterima oleh Direksi.
c. Jadual Kerja :
i. Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan
peralatan pengecatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
ii. Pastikan bahwa semua bidang cat sudah kering sempurna sesuai
ketentuan pabrik cat serta tidak ada yang cacat apabila diperlukan harus
diperiksa dengan peralatan khusus humidity.
iii. Setiap memulai pekerjaan Pengecatan harus sepengetahuan dan seijin
Direksi.

f. BAHAN
1) Bidang Interior (dalam ruang) dipakai setara Mowilex :

a) Cat Dasar (Primer) : 1 lapis

b) Cat Finish : 2 lapis.

2) Bidang Exterior (luar ruang) dipakai cat setara Mowilex :

a) Cat Dasar (Primer) : 1 lapis

b) Cat Finish : 2 lapis.


g. Pelaksanaan
1) Pengecatan Bidang Interior:

a Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian
atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai cat dasar yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis. Lapis kedua
digunakan Cat untuk mendapatkan permukaan bidang rata, setelah
kering diamplas hingga halus dan rata, semua siar dan benangan dibuat
rapi dan lurus. Lapis ketiga digunakan cat finish yang dikuas merata
dengan kuas roll, sedang lapis keempat dengan cat yang sama setelah
semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering.

2) Pengecatan Bidang Exterior:


a Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian
atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama Cat Dasar, yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis. Lapis kedua
digunakan cat finish dikuas merata setelah semua bidang cat dalam
kondisi baik dan kering.
3) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan perlengkapan Cat, Kontraktor
harus mengajukan contoh-contoh bahan dan methode pengecatan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.

h. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN :


1) Bidang cat rata atau tidak belang-belang, permukaan rata dan bersih dari
semua kotoran-kotoran.
2) Semua komponen cat teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk,
dan petunjuk pabrik atau Direksi.
3) Finishing akhir warna merata, permukaan rata, dan tidak cacat dan kotor.

11.3 BITUMEN WATERPROOFING

a. UMUM
Standard build up roof dengan lapisan inflasi Lapisan waterproofing bitumen
membran semi fleksibel terdiri dari bitumen diperkuat dengan lapisan felt atau
fabric serta lapisan non bituminus berupa mineral agregat yang bekerja
bersama-sama untuk mencegah retakan pada membran akibat panas daripada
sinar matahari.

b. BAHAN

 SIKA Bituseal T-130 SG (Sistem torching / bakar)

c. Pelaksanaan

1. Ketika diaplikasikan pada atap beton lapisan bitumen membran pada


umumnya dibakar (bisa juga self adhesive), aspal mencair dan bitumen di sini
memiliki peran ganda yaitu sebagai waterproofing dan sekaligus sebagai
adhesive.
2. Bitumen membran yang berwarna hitam ini pada umumnya memiliki daya
tahan yang baik terhadap bahan-bahan kimia seperti asam dan larutan alkali,
hanya saja material bitumen tidak tidak tahan terhadap minyak.
3. Ketahanan terhadap panas sinar matahari akan di serap oleh lapisan felt atau
fabric dengan tujuan menahan regangan akibat perubahan thermal
4. supaya membran tidak retak. Karena sifatnya yang termoplastik dan water
repellent, membran bitumen mudah di aplikasikan, tetapi harus dilindungi dari
expose sinar matahari yang bisa mempercepat kerapuhan secara natural
karena pengaruh adanya proses oksidasi.

BAB XII PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. UMUM

a. Uraian :

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan lain-lain sebagai pendukung dari


pekerjaan pembangunan gedung ini, serta bagian-bagian lainnya pada lokasi
yang ditunjuk pada Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

b. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :

i. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus membuat schedul atas dasar


Schedule dan Gambar Rencana yang telah ada, termasuk membuat jadwal
waktu (schedule lengkap) tentang semua jenis dan volume pekerjaan serta
komponen/bahan yang diperlukan.
ii. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingge dapat diterima oleh Direksi.
c. Jadual Kerja :

i. Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan


peralatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
ii. Pastikan bahwa semua pekerjaan sempurna sesuai ketentuan pelaksanaan
serta tidak ada yang cacat apabila diperlukan harus diperiksa dengan
peralatan khusus.
iii. Setiap memulai pekerjaan harus sepengetahuan dan seijin Direksi.

Bantaeng, 2022

Perencana :

Tim Dinas PU dan Penataan Ruang

Anda mungkin juga menyukai