Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

PARADIGMA KEMISKINAN, KETERBLAKANGAN, KETIMPANGAN


PENDAPATAN DAN PENGANGGURAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1 ( R.A12 MALAM )

Disusun Oleh :
1. Jehan leonar
2. budi utoyo
3. Riyan Saputra jaya
4. Dimas Saputra Rizky Siregar
5. Rabito akbar
6. sefia dwi mulyati
7. kemas Achmad arifai

Universitas Muhammadiyah Jambi 2023

Z
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii


Kata Pengantar................................................................................................................iii
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1-3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................3-4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................5 TINJAUAN
PUSTAKA.....................................................................................................................5-6
BAB III ...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN .............................................................................................................7
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Keterbelakangan dalam Era Globalisasi.... .............7-8
3.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Keterbelakangan dan Mendorong...8-11 BAB IV
PENUTUP.......................................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................1
Saran ........................................................................................................................................
..13...DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................14

ii
KATA PENGANTAR

Dalam makalah ini, kami akan memperkenalkan latar belakang yang menyeluruh
tentang keterbelakangan dan pembangunan. Kami akan membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi keterbelakangan, termasuk ketimpangan ekonomi dan sosial, tantangan
lingkungan, ketidaksetaraan sosial, dan ketidakstabilan politik. Selain itu, kami akan
menyoroti peran penting pemerintah, kebijakan pembangunan, serta upaya-upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasi keterbelakangan.

Makalah ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang konsep


keterbelakangan dan pembangunan. Kami berharap bahwa makalah ini akan menjadi
sumber informasi yang bermanfaat dan mendorong diskusi yang lebih luas tentang isu-isu
penting ini.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami,
makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keterbelakangan dan
pembangunan, serta mendorong langkah-langkah konkret untuk mencapai pembangunan
yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemikiran
baru bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memicu kesadaran dan tindakan yang
lebih besar untuk mengatasi keterbelakangan dan memajukan pembangunan di seluruh
dunia.

Hormat kami,

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pandangan teori modernisasi dan teori dependensi dalam menganalisis


fenomena keterbelakangan,nampak memiliki asumsi yang berbeda,sehingga diperlukan
suatu definisi keterbelakangan.Untuk memberikan definisi keterbelakangan memang agak
sulit,namun cara yang dipakai dengan melihat terjadinya kemiskinan,kebodohan,wabah
penyakit, maldistribusi pendapatan nasional,lemahnya adminisrasi,tiadanya organisasi
sosial. Oleh karena adanya kesulitan mendefinisikan tentang keterbelakangan maka Simon
Kuznets dalam M.L Jhingan (2014:9-10) mengusulkan tiga definisi tentang
keterbelakangan. Pertama, istilah itu dapat berarti kegagalan memanfaatkan secara penuh
potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada atau suatu
kegagalan yang bersumber pada perlawanan lembaga-lembaga sosial. Kedua,ia dengan
dapat berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan
beberapa negara ekonomi terkemuka pada masanya.Ketiga,ia dapat berarti kemiskinan
ekonomi,dalam arti kegagalan untuk menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta
benda yang memuaskan sebagian terbesar penduduk.

Berdasarkan definisi tentang keterbelakangan,maka dalam mendiskusikan masalah


negara sedang berkembang saat ini telah mencerminkan unsur-unsur ketiga definisi
tersebut.Pada umumnya ketakutannya timbul karena kemiskinan harta benda.Hal itu
dipertajam lagi oleh kenyataan ketertinggalan mereka dibanding dengan negara-negara lain
yang ekonomi lebih maju,dan biasanya hal tersebut dianggap sebagai masalah sosial yang
timbul lantaran kegagalan lembaga-lembaga sosial,bukan karena kelangkaan pengetahuan
teknologi.

iv
Dengan melihat keterbelakangan yang dapat memengaruhi kehidupan
kemanusiaan,maka seorang etikawan bernama Denis Goulet dalam bukunya yang

berjudul The Cruel Chice,menekankan dampak keterbelakangan terhadap kondisi


kemanusiaan.Menurut Goulet dalam Bryant dan White (1987:19) bahwa perasaan yang
umum terdapat dalam keterbelakangan ialah rasa tidak berdaya secara individu maupun
kelompok apabila berhadapan dengan penyakit atau kematian,kebingungan dan
ketidaktahuan pada saat orang terbata-bata dan meraba-raba untuk memahami
perubahan,penyerahan nasib kepada manusiamanusia lain yang keputusannya menentukan
apa yang bakal terjadi,ketidakberdayaan menghadapi kelaparan dan bencana
alam.Kemiskinan kronis adalah neraka yang kejam dan orang tidak dapat mengetahui
betapa kejamnya neraka itu semata-mata dengan menatap kemiskinan. Untuk keluar dari
keterbelakngan sebagaimana yang dijelaskan oleh Goulet maka sesungguhnya ketika itu
mulailah muncul terminologi pembangunan (development). Kata pembangunan
(development) diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Amerika Serikat Harry S.Truman
dalam pidato pelantikannya pada tanggal 20 Januari 1949.Ia menyatakan bahwa Amerika
Serikat mempunyai tanggung jawab baru untuk kawasan belum berkembang yang
memerlukan pembangunan, seperti Amerika Selatan, Asia, Afrika dan semua negara bekas
jajahan.

Negara-negara tersebut merupakan negara terbelakang yang ketika itu baru


memproklamirkan kemerdekaannya. Paul Hoffman (Jhingan,2014:15) melukiskan suatu
negara yang terbelakang ditandai oleh kemiskinan, kota yang dipadati oleh pengemis,
penduduk desa yang mencari nafkah dikampung halamannya sendiri, jarang memiliki
industri dan seringkali persediaan tenaga dan listrik yang tidak memadai.Pemerintah belum
dapat memberikan pelayanan yang memadai dan komunikasi yang ada biasanya buruk
serta sebagian besar penduduk buta huruf. Negara-negara yang terbelakang atau negara
kurang berkembang tersebut kemudian dikenal dengan sebutan "negara dunia ketiga". Pada
perkembangan selanjutnya istilah dunia ketiga digunakan untuk menyebut semua negara
yang masuk dalam kategori "negara berkembang" (develoving country)
(Jamaludin,2016:74). Menurut Ratna Sukmayani dkk dalam Adon Nasrullah Jamaludin
(2016:75) disebutkan beberapa ciri utama negara berkembang, diantaranya :

v
a) sebagian besar penduduk ( >70% ) bekerja pada sektor pertanian.

b) industrinya berlatar belakang agraris, terutama memanfaatkan hasil kehutanan,


pertanian, dan perikanan ( industri sektor pertama dan sektor kedua ).

c) tenaga pertanian mengandalkan tenaga kerja manusia.

d) luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana sehingga
hasilnya tidak maksimal.

e) pendapatan per kapita rendah.

f) angka kelahiran dan kematian masih tinggi.

g) tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk dan


terbatasnya lapangan pekerjaan.

h) pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang buruk.

i) kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau tidak


meratanya pelayanan sosial.

j) kedudukan dan peran wanita sangat terbatas dan cenderung dipandang sebagai
kelas dua.

vi
1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai


keterbelakangan dan pembangunan dalam konteks era globalisasi. Berdasarkan tujuan
tersebut, rumusan masalah yang dapat diajukan adalah:

1. Apa pengertian dan karakteristik keterbelakangan dalam konteks era globalisasi?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keterbelakangan dalam era globalisasi?
3. Bagaimana keterbelakangan memengaruhi pembangunan di negara-negara
berkembang?
4. Apa peran pemerintah dalam mengatasi keterbelakangan dan mendorong
pembangunan yang berkelanjutan?

1.3 Tujuan Penelitian

Makalah ini memiliki beberapa tujuan yang relevan dalam mempelajari


keterbelakangan dan pembangunan di era globalisasi. Tujuan-tujuan tersebut antara
lain:

1. Menganalisis konsep keterbelakangan: Makalah ini bertujuan untuk memahami


secara mendalam konsep keterbelakangan dalam konteks globalisasi, termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhinya dan karakteristiknya.

2. Mempelajari tantangan dan hambatan: Makalah ini bertujuan untuk


mengidentifikasi dan menganalisis tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam
upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan di era globalisasi. Hal ini akan
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas masalah dan
menyoroti area-area yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.

3. Menjelajahi peran pemerintah: Makalah ini akan mengkaji peran pemerintah dalam
mengatasi keterbelakangan dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Ini
melibatkan analisis kebijakan, strategi, dan praktik yang telah diterapkan oleh
pemerintah untuk mendorong pembangunan.

4. Menyelidiki prospek pembangunan: Makalah ini akan melihat prospek


pembangunan di era globalisasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti

vii
inisiatif internasional, perkembangan teknologi, dan perubahan sosial-ekonomi.
Hal ini akan membantu mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mungkin
muncul di masa depan.

1.4 Manfaat Penelitian

Makalah ini memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari analisis yang
komprehensif tentang keterbelakangan dan pembangunan di era globalisasi. Manfaat-
manfaat tersebut meliputi:

1. Pemahaman yang lebih baik: Makalah ini akan memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang keterbelakangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
dalam konteks globalisasi. Ini akan membantu pembaca untuk mengidentifikasi
akar permasalahan, mengenali dampaknya, dan memahami kompleksitasnya.

2. Pengetahuan tentang tantangan dan hambatan: Melalui analisis yang mendalam,


makalah ini akan mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam
upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pengetahuan ini dapat
membantu dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih efektif untuk
mengatasi permasalahan yang ada.

3. Informasi tentang peran pemerintah: Makalah ini akan memberikan wawasan


tentang peran pemerintah dalam mengatasi keterbelakangan dan mendorong
pembangunan. Informasi ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mempelajari
kebijakan dan praktik yang telah terbukti berhasil, serta sebagai sumber inspirasi
untuk upaya pembangunan di masa depan.

4. Pemikiran tentang prospek pembangunan: Makalah ini akan menyelidiki prospek


pembangunan di era globalisasi, memberikan pemikiran tentang arah yang
mungkin diambil dan peluang yang dapat dimanfaatkan. Ini dapat memberikan
wawasan baru dan perspektif yang membantu dalam merencanakan langkah-
langkah strategis di masa depan.

viii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam era globalisasi, keterbelakangan menjadi tantangan yang kompleks dalam upaya
mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Globalisasi telah membawa dampak yang
signifikan terhadap keterbelakangan dan prospek pembangunan di berbagai negara.
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang
dampak globalisasi terhadap keterbelakangan serta prospek pembangunan di era ini.

1. Dampak Globalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi:


a. Stiglitz, J. (2002). Globalization and Its Discontents. Penguin Books.

 Stiglitz membahas bahwa globalisasi dapat memperkuat ketimpangan ekonomi


antara negara maju dan negara berkembang, sehingga mempengaruhi
keterbelakangan ekonomi suatu negara.

b. Rodrik, D. (2011). The Globalization Paradox: Why Global Markets, States, and
Democracy Can't Coexist. Oxford University Press.

 Rodrik mengemukakan argumen bahwa globalisasi ekonomi dapat menyebabkan


ketidakstabilan dan ketimpangan ekonomi yang dapat menghambat pembangunan
berkelanjutan.

2. Transfer Teknologi dan Penyebaran Pengetahuan:


a. UNCTAD. (2015). Technology and Innovation Report 2015: Fostering
Innovation Policies for Industrial Development. United Nations Conference on
Trade and Development.

b. World Bank. (2018). World Development Report 2019: The Changing Nature
of Work. World Bank.

 Laporan World Bank ini menyoroti dampak globalisasi terhadap penyebaran


teknologi dan pengetahuan, serta perubahan dalam dunia kerja yang dapat
mempengaruhi keterbelakangan dan pembangunan manusia.

ix
3. Mobilitas Tenaga Kerja dan Pergerakan Migran:
a. Castles, S., de Haas, H., & Miller, M. J. (2014). The Age of Migration:
International Population Movements in the Modern World. Palgrave Macmillan.

 Buku ini memberikan wawasan tentang dampak globalisasi terhadap mobilitas


tenaga kerja dan migrasi internasional, serta implikasinya terhadap keterbelakangan
dan pembangunan di negara-negara penerima maupun pengirim.

b. ILO. (2017). World Employment and Social Outlook: Trends 2017. International
Labour Organization.

 Laporan ILO ini mengulas dampak globalisasi terhadap pasar tenaga kerja global,
termasuk migrasi tenaga kerja, dan menyoroti tantangan dan peluang yang muncul
dalam konteks keterbelakangan dan pembangunan.

4. Tantangan Lingkungan Global dan Pembangunan Berkelanjutan:


a. United Nations. (2015). Transforming our World: The 2030 Agenda for Sustainable
Development. United Nations.

 Dokumen ini menggambarkan hubungan antara globalisasi, tantangan lingkungan


global, dan upaya pembangunan berkelanjutan yang diadopsi oleh negara-negara
dalam Agenda 2030.

b. Sachs, J. D. (2015). The Age of Sustainable Development. Columbia University Press.

 Buku ini membahas pentingnya mengintegrasikan aspek lingkungan dalam


pembangunan, termasuk bagaimana globalisasi dapat mempengaruhi
keterbelakangan dan prospek pembangunan berkelanjutan.

x
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterbelakangan dalam Era Globalisasi

Dalam era globalisasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterbelakangan suatu
negara atau daerah. Pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini menjadi penting
untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan strategi pembangunan yang
efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterbelakangan dalam era globalisasi antara
lain:

1. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial merupakan


salah satu faktor yang signifikan dalam keterbelakangan. Globalisasi dapat
memperkuat ketimpangan ini dengan memperluas kesenjangan antara negara-
negara maju dan negara-negara berkembang. Hal ini terjadi melalui perdagangan
yang tidak adil, investasi asing yang tidak merata, dan akses terbatas terhadap
sumber daya dan peluang ekonomi.

2. Tantangan Lingkungan: Dalam era globalisasi, tantangan lingkungan menjadi


semakin kompleks. Perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan kelangkaan
sumber daya alam menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan.
Negara-negara yang menghadapi masalah lingkungan yang serius dapat mengalami
keterbelakangan dalam hal keberlanjutan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

3. Ketidaksetaraan Sosial: Ketidaksetaraan sosial, seperti ketimpangan pendapatan,


akses terbatas terhadap pendidikan, perumahan yang tidak layak, dan kurangnya
akses terhadap layanan kesehatan, juga merupakan faktor yang mempengaruhi
keterbelakangan. Ketidaksetaraan ini dapat menghambat mobilitas sosial dan
menciptakan lingkungan yang tidak inklusif.

4. Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik, termasuk konflik bersenjata,


korupsi, ketidakstabilan kelembagaan, dan kurangnya pemerintahan yang baik,
dapat menjadi penghambat pembangunan dalam era globalisasi. Ketidakstabilan
politik menciptakan ketidakpastian investasi, menghambat pembangunan
infrastruktur, dan melemahkan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas
pembangunan.

xi
Melalui pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterbelakangan
dalam era globalisasi, dapat dilakukan upaya-upaya yang lebih terarah dalam merumuskan
kebijakan dan strategi pembangunan. Tantangan ini harus diperhatikan dan diatasi untuk
mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di era globalisasi.

3.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Keterbelakangan dan Mendorong


Pembangunan Berkelanjutan

Peran pemerintah memegang peranan penting dalam mengatasi keterbelakangan dan


mendorong pembangunan yang berkelanjutan di era globalisasi. Pemerintah memiliki
tanggung jawab dalam merumuskan kebijakan, mengalokasikan sumber daya, dan
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan. Beberapa aspek peran
pemerintah yang relevan dalam konteks ini adalah:

1. Kebijakan Pembangunan: Pemerintah memiliki peran kunci dalam merumuskan


kebijakan pembangunan yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Kebijakan ini harus mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang
inklusif, pengentasan kemiskinan, peningkatan akses terhadap pendidikan dan
layanan kesehatan, perlindungan lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat.

2. Regulasi dan Hukum: Pemerintah bertanggung jawab dalam menciptakan regulasi


dan kerangka hukum yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini
mencakup perlindungan hak-hak masyarakat, pengaturan investasi asing,
perlindungan lingkungan, kebijakan pajak, dan regulasi pasar yang adil. Regulasi
yang efektif dan penegakan hukum yang kuat sangat penting untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang stabil dan berkelanjutan.

3. Pengelolaan Sumber Daya: Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini meliputi pengawasan
eksploitasi sumber daya alam yang bertanggung jawab, perlindungan ekosistem,
pengelolaan air dan energi, serta pengendalian polusi. Pemerintah juga dapat
mendorong pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan penggunaan
sumber daya yang efisien.

4. Pembangunan Infrastruktur: Pemerintah memiliki peran penting dalam


pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kualitas

xii
hidup masyarakat. Investasi dalam pembangunan jalan, jaringan transportasi,
energi, sanitasi, dan teknologi informasi menjadi prioritas. Pemerintah juga perlu
memastikan akses yang adil dan inklusif terhadap infrastruktur bagi semua lapisan
masyarakat.

5. Kemitraan dan Kerjasama: Pemerintah dapat membangun kemitraan dan kerjasama


dengan berbagai pihak, termasuk organisasi internasional, sektor swasta, dan
masyarakat sipil. Kemitraan ini dapat mendukung transfer teknologi, investasi,
pendanaan pembangunan, dan pertukaran pengetahuan. Kerjasama yang baik juga
dapat meningkatkan efektivitas kebijakan dan program pembangunan.

Melalui peran yang kuat dan efektif, pemerintah dapat menjadi agen perubahan dalam
mengatasi keterbelakangan dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan di era
globalisasi. Dalam mengemban peran ini, pemerintah perlu memiliki komitmen politik
yang kuat, kapasitas kelembagaan yang memadai, serta akuntabilitas terhadap rakyat dalam
melaksanakan tugasnya.

Dampak Globalisasi terhadap Keterbelakangan dan Prospek Pembangunan

Globalisasi telah membawa dampak yang kompleks terhadap keterbelakangan dan


prospek pembangunan di berbagai negara. Dalam sub bab ini, kami akan membahas
beberapa dampak globalisasi yang relevan dalam konteks ini:

1. Pertumbuhan Ekonomi: Globalisasi telah membuka pintu bagi pertumbuhan


ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dan investasi internasional. Negara-
negara yang berhasil terlibat dalam rantai pasok global dan memanfaatkan peluang
pasar global dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun,
dampak globalisasi pada pertumbuhan ekonomi tidak merata, dan negara-negara
dengan keterbelakangan struktural dan lemahnya daya saing dapat tertinggal.
2. Transfer Teknologi: Globalisasi telah memfasilitasi transfer teknologi dan
penyebaran pengetahuan di seluruh dunia. Akses yang lebih mudah terhadap
teknologi baru dapat meningkatkan efisiensi produksi, inovasi, dan daya saing.
Namun, kesenjangan teknologi antara negara maju dan negara berkembang dapat
memperdalam ketimpangan pembangunan. Negara-negara yang tidak mampu

xiii
mengakses dan mengadopsi teknologi dengan cepat dapat tertinggal dalam proses
pembangunan.
3. Mobilitas Tenaga Kerja: Globalisasi telah meningkatkan mobilitas tenaga kerja,
baik melalui migrasi internasional maupun pergerakan tenaga kerja di dalam
negeri. Tenaga kerja yang terampil dan terlatih dapat meningkatkan produktivitas
dan kontribusi ekonomi suatu negara. Namun, migrasi yang tidak terkendali dan
eksploitasi tenaga kerja dapat menciptakan masalah sosial dan ekonomi, serta
meningkatkan kesenjangan dalam distribusi pendapatan.
4. Pengaruh Budaya dan Nilai: Globalisasi juga membawa pengaruh budaya dan
nilai-nilai dari negara-negara lain. Melalui media massa, teknologi informasi, dan
interaksi antarbudaya, nilai-nilai dan gaya hidup dari negara maju dapat menyebar
ke negara-negara berkembang. Hal ini dapat menciptakan pergeseran nilai budaya,
mengancam identitas lokal, dan menghadirkan tantangan dalam mempertahankan
keberagaman budaya.
5. Tantangan Lingkungan Global: Globalisasi juga memberikan tantangan bagi
keberlanjutan lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan konsumsi sumber
daya yang tinggi dapat menyebabkan degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan
kelangkaan sumber daya alam. Negara-negara yang kurang memiliki kapasitas
untuk mengelola dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi global dapat
menghadapi tantangan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam konteks keterbelakangan dan prospek pembangunan, penting untuk memahami


dampak globalisasi secara holistik. Sambil memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh
globalisasi, negara-negara juga perlu mengatasi tantangan yang dihadapinya untuk
memastikan bahwa proses pembangunan berjalan secara inklusif, berkelanjutan, dan
menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat.

xiv
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan analisis dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa globalisasi


memberikan tantangan dan prospek yang kompleks bagi keterbelakangan dan
pembangunan di era modern. Globalisasi telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
ketimpangan sosial, keberlanjutan lingkungan, serta aspek sosial dan budaya. Dalam
beberapa kasus, globalisasi telah memperkuat ketimpangan ekonomi antara negara maju
dan negara berkembang, yang dapat menghambat pembangunan berkelanjutan. Namun,
globalisasi juga memberikan peluang untuk transfer teknologi, akses pasar global, dan
mobilitas tenaga kerja yang dapat mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.

4.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam menghadapi tantangan
dan memanfaatkan prospek keterbelakangan dan pembangunan di era globalisasi:

1. Perkuat kerja sama internasional: Negara-negara perlu meningkatkan kerja sama


internasional dalam rangka mengatasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang
yang ditawarkan oleh globalisasi. Ini meliputi kerja sama ekonomi, transfer
teknologi yang adil, akses pasar yang lebih besar, serta kolaborasi dalam isu-isu
lingkungan global.

2. Kebijakan dan regulasi yang efektif: Negara-negara harus mengadopsi kebijakan


dan regulasi yang efektif untuk mengelola dampak globalisasi. Hal ini termasuk
perlindungan terhadap ketimpangan ekonomi, perlindungan lingkungan,
perlindungan hak-hak pekerja, dan pengaturan investasi asing. Kebijakan dan

xv
regulasi yang baik dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pembangunan yang berkelanjutan.

3. Investasi dalam sumber daya manusia: Pendidikan dan pengembangan


keterampilan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan
prospek globalisasi. Negara-negara perlu mengalokasikan sumber daya yang cukup
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pelatihan keterampilan, dan
pengembangan tenaga kerja yang adaptif terhadap perubahan global.

4. Pemberdayaan ekonomi lokal: Negara-negara harus mendorong pemberdayaan


ekonomi lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap ekonomi global dan
memperkuat ketahanan ekonomi. Ini dapat dilakukan melalui dukungan pada
sektor usaha kecil dan menengah, pengembangan ekonomi berbasis masyarakat,
dan promosi kewirausahaan lokal.

5. Pelestarian budaya dan identitas lokal: Dalam menghadapi arus globalisasi, penting
untuk menjaga dan mempromosikan budaya dan identitas lokal. Negara-negara
perlu melindungi warisan budaya, mempromosikan seni dan budaya lokal, serta
membangun kesadaran akan pentingnya identitas nasional dalam konteks global.

Dengan mengadopsi saran-saran ini, diharapkan negara-negara dapat mengelola tantangan


dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh globalisasi untuk mencapai
pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan seimbang.

xvi
Daftar Pustakan

Hadi, S. (2011). Globalisasi dan Implikasinya bagi Pembangunan Nasional.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kuncoro, M. (2012). Globalisasi, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan


Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Prasetyo, A., & Siregar, R. (2016). Globalisasi Ekonomi dan Pembangunan


Berkelanjutan. Jakarta: Rajawali Pers.

Simbolon, H. (2013). Globalisasi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Sosial. Jakarta:


Rajawali Pers.

Sofyan, B. (2015). Pembangunan Ekonomi di Era Globalisasi. Jakarta: Kencana.

Sudarsono, H. (2018). Pembangunan Ekonomi Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Sumarno, S. (2014). Pembangunan Berkelanjutan di Era Globalisasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Suryanto, Y. (2012). Globalisasi dan Pembangunan Nasional. Bandung: Alfabeta.

Wirjono, P. (2011). Keterbelakangan dan Pembangunan: Perspektif Ekonomi


Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat.

xvii
Yusuf, A. (2013). Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Globalisasi.
Jakarta: Rajawali Pers.

xviii

Anda mungkin juga menyukai