Anda di halaman 1dari 67

Disusun Oleh: Blasius Mengkaka

Modul
D

DIE GRAMMATIK DES DEUTSCHEN


©(

Untuk SMA/MA Kelas X Bahasa Semester 2


2

Halaman Pengesahan:

Modul ini telah disahkan sebagai sumber belajar dan mengajar Mata Pelajaran
Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua Kelas X Bahasa
Semester 2.

Atambua, 20 Januari 2020.

Diterbitkan dan dicetak untuk kebutuhan sendiri.

Produksi:
©2005-2021 Blasius Mengkaka di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua.

Website: https://independent.academia.edu/BlasiusMengkaka.
E-Mail: mengkakablasius@yahoo.com.
SMS: 082-145-749-290.

Dilarang mengcopy dan menyebarluaskan Modul ini tanpa izin tertulis dari
penyusun.
3

Liebe Schülerinnen, Lieber Schüler,


Liebe Kolleginnen, Lieber Kollegen,

puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas rahmatNya sehingga Modul
ini dapat tampil di meja belajar para siswa SMA Kelas X Bahasa Semester 2. Jika
bencana Corona makin dapat diatasi karena program vaksinasi, saya gembira, kita
pulih dan dapat bertemu di kelas seperti dahulu. Bahasa Jerman merupakan salah
satu bahasa penting dunia selain bahasa Inggris dan Mandarin. Jerman dikenal
sebagai salah satu negara penghasil ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia.

Pada tahun 2015, Situs Jakarta.diplo.de menulis, “bagi Indonesia, Jerman


merupakan mitra bilateral keempat terbesar di dunia dengan investasi sebesar 3
Miliar Euro pada tahun 2015. Tidak kurang 250 Perusahaan Jerman telah membuka
cabang di Indonesia. Sejak tahun 2009 telah dihidupkan kembali Forum Ekonomi
Jerman-Indonesia yang membuat laju ekonomi, perdagangan dan investasi telah
meningkat.

Modul Die Grammatik des Deutschen memiliki 5 Penguatan Pendidikan


Karakter (PPK) dalam bahan ajar Grammatisch bahasa Jerman bagi para siswa SMA
Kelas X Bahasa Semester 2 sesuai Kurikulum 2013. Modul ini menekankan semua
kemampuan yang dimiliki para siswa untuk bersaing di abad 21. Kami telah sajikan
untuk para peserta didik di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua sejak
tahun 2005. Beberapa isi Modul ini saya ambil dari sumber aslinya dan belum
sempat saya terjemahkan. Hal ini menjadi tugas guru di kelas untuk
menterjemahkannya agar para siswa dapat mengerti.

Saya ucapkan terima kasih kepada para penulis yang tulisannya saya kutip atau
saya ambil dalam Modul ini. Juga saya ucapkan terima kasih kepada alm. Abraham
Dakamoly, SM, Simon Fahik, S.Pd, Rm. Drs. Benyamin Seran, Pr, MA dan pihak-
pihak lain yang telah memberikan perhatian penuh atas terbitnya Modul ini.

Vielen Grüße!

Blasius Mengkaka
Penyusun/Deutschlehrer
4

TUJUAN MEMPELAJARI MODUL:

I.Mengembangkan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai


Permendikbud No. 160 Tahun 2014 yang menekankan pada 3 aspek Kompetensi,
yaitu:

1). Aspek Sikap:


-percaya, bersyukur dan beribadah kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaan.
-mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam hidup sosial.
-mencintai lingkungan hidup.

2). Aspek Pengetahuan: memahami materi-materi pengetahuan tata bahasa Jerman


dalam Modul ini ialah Die Verben, Zeitformen/Tempus, Temporaladverbien, Nomen
(Substantiv), Adjektive 1, Adjektive 2, Adjektive 3, Genitiv dan Nomenbegleiter
(Artikelwörter).

3). Aspek Keterampilan, meliputi:


3.1. Mendengarkan: memahami wacana lisan berbentuk kata, kalimat, teks atau
dialog singkat.
3.2. Berbicara: mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk kata, kalimat
atau teks singkat.
3.3. Membaca: mengembangkan literasi membaca, memahami kata, kalimat dan
teks-teks singkat.
3.4. Menulis: mengembangkan literasi menulis dan mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam bentuk kata, kalimat dan teks singkat.

II. Mengembangkan 5 Penguatan Pendidikan Karakter (Sesuai PP No. 87 Tahun


2017):
1. Religiositas: beriman dan beribadah kepada Tuhan sesuai agama dan
kepercayaan.
2. Nasionalisme, yaitu: cinta tanah air, rela berkorban untuk tanah air,
berkarakter pahlawan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Kemandirian: memiliki daya cipta dan kreativitas yang positif dan bermanfaat,
percaya diri, menafkahi diri sendiri dengan pekerjaan yang halal, teguh pada
pilihan yang baik.
4. Gotong royong: mampu bekerja sama, saling membantu, bersikap adil dan
rela berkorban, jujur
5. Integritas: berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah, percaya pada diri
sendiri.

KOMPETENSI DASAR (KD) MODUL:

1. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), berkomunikasi, menganalisis,


menyajikan dan membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui
pengetahuan tentang Die Verben.
5
2. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), berkomunikasi, menganalisis,
menyajikan dan membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui
pengetahuan tentang Zeitformen/Tempus.
3. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), berkomunikasi, menganalisis,
menyajikan dan membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat berdasarkan
pengetahuan tentang Temporaladverbien.
4. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), berkomunikasi lisan,
menganalisis, menyajikan dan membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat
melalui pengetahuan tentang Nomen (Substantiv).
5. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), menganalisis, menyajikan dan
membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui pengetahuan tentang
Adjektive 1.
6. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), menganalisis, menyajikan dan
membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui pengetahuan tentang
Adjektive 2.
7. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), menganalisis, menyajikan dan
membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui pengetahuan tentang
Adjektive 3.
8. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), menganalisis, menyajikan dan
membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui pengetahuan tentang
Genitiv.
9. Memahami (huruf/kata/kalimat/teks/suara), menganalisis, menyajikan dan
membuat tulisan kata/kalimat/teks singkat melalui pengetahuan tentang
Nomenbegleiter (Artikelwörter).
10. Memahami Program Start Deutsch.
6

DAFTAR ISI
Halaman
Sampul .......................................................................................................................... 1
Pengesahan .................................................................................................................... 2

Sambutan Penyusun ...................................................................................................... 3


Tujuan Mempelajari Modul .......................................................................................... 4
Kompetensi Dasar (KD) Modul .................................................................................... 5
Daftar Isi ........................................................................................................................ 6
Bab I. Die Verben ......................................................................................................... 7
Bab II. Die Zeitformen/Tempus .................................................................................. 13
Bab III. Temporaladverbien ........................................................................................ 17
Bab IV. Nomen (Substantiv) ....................................................................................... 19
Bab V. Adjectiv 1 ........................................................................................................ 38
Bab VI. Adjectiv 2 ...................................................................................................... 41
Bab VII Adjectiv 3 ...................................................................................................... 45
Bab VIII. Genitiv ........................................................................................................ 49
Bab IX. Nomenbegleiter (Artikelwörter ) ................................................................... 52
LAMPIRAN: Penilaian Hasil Pembelajaran Siswa .................................................... 54
1. Sikap ................................................................................................................. 54
2. Pengetahuan ...................................................................................................... 55
3. Keterampilan ..................................................................................................... 56
4. Pengayaan ......................................................................................................... 65
5. Remedial ........................................................................................................... 65
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 66
Tentang Penyusun ....................................................................................................... 67
7

Bab I. Die Verben

1.1.Das Verb
1.1.1.Verb mit Akusativ
Verba dengan Akkusativ artinya Verb tersebut membutuhkan objek penderita.
Contoh:

1.Die Deutschen trinken am liebsten Bier und Kaffe (Orang-orang Jerman itu sangat suka minum
Bir dan Kopi).
2. Du hast meine Frage noch nicht beantwortet (Kamu masih belum menjawab pertanyaanku).

Silahkan anda kembangkan untuk menjadi kalimat dari Verba-Verba mit Akusativ berikut:

abgrenzen -membatasi, memberi batas


achten - menghargai, mengira
bauen - membangun, mendirikan
beantragen - menyarankan
beantworten - menjawab
beauftragen - Memerintahkan
bedenken - memikirkan
bedeuten - berarti, memaksudkan
- mengerjakan,
behandeln - mengurus
behaupten - mempertahankan
bekommen - mendapat, memperoleh
benachrichtigen - Memberitahu
beneiden - iri, dengki
benutzen - menggunakan
beraten - menerka, menasihati
bewundern - mengagumi
drehen - membelok, memutar
ehren - menghormati, menghargai
enthalten - mengandung, berisi
erhalten - memegang, menerima
erziehen - mendidik, membesarkan

essen - makan
fassen -memegang, menangkap
fühlen -merasakan, meraba-raba
haben - memiliki, mempunyai
hassen - membenci
heben - mengangkat, mengajukan
hören - mendengar
lessen - membaca
lieben - menyukai, menyintai
8
bedienen - melayani, mengabdi
begreifen - mengerti, mengisi
begrüßen - memberi salam, menyambut
behalten - memegang, menyimpan
loben - memuji
retten - menolong, menyelamatkan
schlagen - memukul (mundur), menebang
sehen - melihat
treffen - mengenai, berjumpa dengan
trinken - minum
unterstützen - menyokong
verstecken - menyembunyikan
verteidigen - membela
wahrnehmen - melihat
zählen - menghitung, mengharapkan

1.1.2 Verb mit Dativ und Akusativ

Verb dengan Dativ dan Akusativ dengan melihat kata kerja yang membutuhkan pelengkap
(Akusativ). Jika Verb berpelengkap maka dengan sendirinya membutuhkan juga Dativ (objek
penyerta).

Contoh:
-Kannst du mir dein Fahrrad leihen? (Bisakah kamu meminjamkan sepedamu kepada saya?)
-Ich gebe dir 50 Euro. (Saya memberikan kepadamu 50 Euro).
- Ich schenke 100 Euro dir. (Saya memberi hadiah 100 Euro kepadamu)
-Ich zeige dir der active Berg Egon. (Saya menunjukkan kepadamu gunung Egon yang aktif).
-Sie anbieten 100 Euro uns. (Anda menawarkan 100 Euro kepada kami).
-Der Lehrer antwortet uns die Frage. (Bapak guru menjawab kepada kami pertanyaan-
pertanyaan).

Silahkan Anda kembangkan untuk menjadi kalimat dengan Verba-Verba di bawah ini!
-abnehmen = berkurang
-anbieten = menawarkan, mempersembahkan
-antun = mengenakan, melakukan
-antworten = menjawab
-anvertrauen = mempercayakan
-aufdrängen = mendesak, memaksakan
-befehlen = memerintahkan
-berichten = melaporkan, mengabarkan

beweisen - membuktikan
bewilligen - menerima, mengijinkan
nehmen - mengambil
opfern - mengorbankan
raten - menasihati, mengira
reichen - menyampaikan, mencapai
sagen - Berkata
schenken - memberi hadiah
schicken - mengirimkan
9
schreiben - menulis
schulden - berutang
bieten - menggigit
borgen - menjaminkan, meminjamkan
bringen - membawa
danken - memikirkan
empfehlen - menganjurkan, memujikan
entnehmen - merampas, menarik (wesel)
entziehen - mengambil, merampas
erlauben - mengijinkan
erwidern - menjawab, membalas
erzählen - menceritakan, bercerita
senden - mengirimkan
spenden - menghabiskan
übergeben - mengabaikan, melalaikan
untersagen - Melarang
verbieten - Melarang
vergeben - memberikan, memaafkan
verheimlichen - merahasiakan, menyembunyikan
verschaffen - memberi (kan), menyediakan
verschweigen - merahasiakan, tidak mengatakan
geben - memberi, menghadiahkan
gestatten - memperkenankan, mengijinkan
gestehen - mengakui, menginsafi, menganut
glauben - percaya, berpendapat, mengira
gönnen - merelakan, mengijinkan
leihen - meminjam, menyewa
liefern - menyerahkan, menyampaikan
melden - memberitahukan, melaporkan
mitteilen - Memberitahukan
nahelegen - menyarankan

versprechen - berjanji, menyanggupi


verweigern - menolak
verzeihen - memaafkan
vortragen - membawakan (deklamasi), memindahkan (saldo)
wegnehmen - mengambil, merampas, mencuri
widmen - mempersembahkan
zeigen - menunjukkan, memperlihatkan.
zumuten - menuntut, meminta (pengorbanan).
zutrauen - menganggap cakap untuk.

1.1.3 Verba mit Dativ


Beispiele:
10
Du fehlst mir sehr. - Kau sangat mempersalahkan saya.
Ich gratuliere dir. - Aku mengucapkan selamat kepada kau.

1.2.Was man über Verben wissen sollte.

Verben werden auch als "Tuwörter", "Zeitwörter" oder Tätigkeitswörter bezeichnet. Wörterbücher
geben. Verben immer mit dem Infinitiv an (Infinitiv = Grundform = nicht konjugiert). Verben
bestehen aus einem Verbstamm und der Endung "- e n" (sehr selten nur mit "- n").

Infinitiv Stamm Endung

arbeiten arbeit -en

lernen lern -en

machen mach -en


klingeln klingel -n

feiern feier -n

Das Verb bestimmt die Verbergänzungen. Beispiele:


• Die Verben "kaufen", "lieben" und "machen" haben eine Nominativ- und eine
Akusativ-Ergänzung.

Nominativ Verb Akkusativ

Die Frau macht eine Pizza

Der Mann kauft einen Tisch.

Das Mädchen liebt den Jungen.

• Die Verben "antworten, "glauben" und "helfen" haben eine Nominativ- und eine Dativ-
Ergänzung.

Nominativ Verb Dativ Satzende

Die Frau antwortet mir nicht.

Der Mann glaubt dem Jungen nicht

Der Junge hilft dem Mädchen.


Siehe auch: Ergänzungen sowie Prädikat

Ein Verb gibt die Zeitform an (deshalb auch "Zeitwörter" genannt):

Zeitform Nominativ Verb Ergänzung Verb 2

Präsen
s Das Kind macht die Hausaufgaben.
Perfe
kt Die Mutter hat Suppe gekocht.
Präteritu
m Das Auto fuhr gegen die Wand.

Verben verändern ihre Form, sie werden "konjugiert". Dadurch sind sie in der Lage,
Informationen über die
11
Anzahl der Personen Singular oder Plural), das Tempus (Präsens, Perfekt, ...) oder den
Modus (Indikativ oder Konjunktiv) zu geben. Diese Veränderungen der Form nennt man
"Konjugation".

Formen Nominativ Verb Ergänzung Verb 2

Singular Das Kind schläft heute unruhig.

Plural Die Väter trinken gerne Bier.

Perfekt Die Katze hat sich aufs Bett gelegt.

Konjunktiv II Ich würde dir gerne helfen.


Dieses Arbeitsblatt ist
urheberrechtlich geschützt

1.3.Wie man Verben konjugiert?

Das folgende Beispiel zeigt die Konjugation des regelmäßigen Verbs "lernen":

lerne
Singular n Plural

1. Person Ich lerne Wir lernen 1. Person

2. Person Du lernst Ihr lernt 2. Person

3. Person er / sie / es lernt sie / Sie lernen 3. Person

• Der Infinitiv lautet " lernen ".


• Der Verbstamm lautet "lern".
• Die Verbendung " - en " wird konjugiert und ist veränderlich (-e, -st, -t und -en).

• Singular
o 1. Person Singular = Person, die spricht
ƒ Ich lerne gerne Fremdsprachen.

o 2. Person Singular = Person, die angesprochen wird (du benutzt man für
Familienmitglieder und Freunde).
ƒ Lernst du Portugiesisch?

o 3. Person Singular = Person oder Sache, von der gesprochen wird.


ƒ Maskulin: Der Mann spricht Deutsch. Er lernt Spanisch.

ƒ Feminin: Die Frau spricht Englisch. Sie lernt Chinesisch.


ƒ Neutral: Das Kind spricht Italienisch. Es lernt Japanisch.

• Plural:
1. Person Plural = Personen, die sprechen
Wir lernen Deutsch.

2. Person Plural = Personen, die angesprochen werden (Der Plural von du ist ihr. Es werden
gleichzeitig mehrere Familienmitglieder oder Freunde angesprochen.).
Liebe Kinder, lernt ihr immer noch Französisch?

3. Person Plural = Personen oder Sachen, von denen gesprochen wird.


12
ƒ Hans und Hilde wollen Serbisch lernen. Sie wollen auch Türkisch
lernen.

3. Person Plural = Höflichkeitsform für eine Person. (Sie mit großem Buchstaben!)
ƒ Herr Jansen, lernen Sie auch Griechisch?

3. Person Plural = Höflichkeitsform für mehrere Person. (Sie mit großem Buchstaben!)
Herr Schaaf und Frau Schaff, wollen Sie auch Arabisch lernen?

1.4.Was ist ein Prädikat? (Apakah sebuah Predikat itu?)

Das Prädikat ist der wichtigste Teil im Satz. Es wird durch Verben ausgedrückt.

1.5.Kein Verb, kein Satz! Tanpa kata kerja, bukan kalimat!

Das Verb kann allerdings nicht alleine stehen (es gibt nur wenige Ausnahmen!). Es braucht immer
eine Nominativ-Ergänzung, kurz Nominativ. Im Nominativ steht immer das Subjekt.

Das Subjekt kann eine Person sein. Die W-Frage lautet Wer?:

W-Frage Subjekt Verb Satzende

Ich lerne Deutsch.


Helga lernt Japanisch.
Karl lernt Hebräisch.

Wer lernt eine Fremdsprache?


Maike lernt Dänisch.
Christina und Christian lernen Niederländisch.

Die Schüler lernen Koreanisch.

• Das Subjekt kann eine Sache sein. Die W-Frage lautet Was?:

W-Frage Subjekt Verb Satzende

Was ist blau? Der Himmel ist blau.

Was kostet viel Geld? Ein Haus kostet viel Geld.

Was ist das? Das ist eine Schreibtischlampe.


Was gibt uns Wärme? Die Sonne gibt uns Wärme.

Was ist auf dem See? Ein Boot ist auf dem See.

Das Verb hat immer eine Nominativ-Ergänzung. Es kann nicht alleine stehen!

Nominativ + Prädikat = Wer / Was + Verb


13
Bab II. Zeitformen / Tempus

2.1. Was man über die Zeitformen wissen sollte?

Dalam bahasa Jerman terdapat 6 bentuk waktu (In der deutschen Sprache gibt es sechs
verschiedene Zeitformen). Die einzelne Zeitform wird Tempus genannt:

Vergangenheit
-Perfekt
-Präteritum (Imperfekt)
-Plusquamperfekt (Vorvergangenheit)
Gegenwart
-Präsens
Zukunft
-Futur I
-Futur II

Die Vergangenheit

Die Vergangenheit besitzt zwei Zeitstufen. Das Perfekt und das Präteritum bildet eine Zeitstufe,
das Plusquamperfekt die andere. Es ist wichtig zu verstehen, dass das Perfekt und das Präteritum
zur gleichen Zeitstufe gehören. Der Unterschied liegt alleinig in ihrer Verwendung:

Das Perfekt

Das Perfekt benutzt man überwiegend in der gesprochenen Sprache, also beim Sprechen. Das
Perfekt braucht einen Gesprächspartner, dem man etwas aus der Vergangenheit berichten möchte.
Der Gesprächspartner ist dem Sprecher vertraut und kommt in der Regel aus der Familie, dem
Freundes-oder dem Bekanntenkreis. Beispiele:

Position 1 Verb 1 Mittelfeld Verb 2

Gestern bin ich in Karlsruhe gewesen.

Dort habe ich vor dem Schloss einen alten Schulfreund wiedergesehen.

Zuerst habe ich ihn gar nicht erkannt.

Das Präteritum

Das Präteritum benutzt man überwiegend in geschriebenen Texten. Dazu gehören zum Beispiel
Zeitungen, Zeitschriften, Literatur etc. Auch die Nachrichten im Fernsehen oder im Radio
berichten Vergangenes im Präteritum, obwohl diese gesprochen werden. Beispiele:

Position 1 Verb 1 Mittelfeld Verb 2

Gestern trafen sich die Regierungsparteien im Kanzleramt.

Dort berieten sie über die geplanten Steuererhöhungen.

Die tagte bis zum späten Abend hinter verschlossenen Türen.


14
Koalition

Das Plusquamperfekt

Das Plusquamperfekt, auch die Vorvergangenheit genannt, gibt die Vergangenheit wieder, die vor
dem Präteritum/Perfekt geschehen war und die für die Handlung im Präteritum / Perfekt wichtig
ist. Deshalb heißt sie auch Vorvergangenheit.
Beispiele:

Klaus war bereits ins Bett gegangen und hatte das Licht ausgemacht, als plötzlich das Telefon
klingelte. Er tastete nach seiner Brille, die normalerweise auf dem Nachttischchen lag, als ihm
plötzlich einfiel, dass er sie bereits im Bad ausgezogen hatte, weil er noch geduscht hatte, bevor er
ins Bett ging. ...

2.2. Das Präsens

Das Präsens drückt aus:

Was jetzt passiert.

Position 0 Position 1 Verb 1 Mittelfeld / Satzende

Peter sitzt in der Badewanne.

Er hört Musik

Und liest ein Buch.


Plötzlich klingelt das Telefon.

Was früher begonnen hat und bis jetzt andauert.

Position 1 Verb 1 Mittelfeld / Satzende

Luis lernt schon seit drei Monaten Deutsch.

Seit Januar wohnt er in Heidelberg.


Seine deutsche
Freundin Ist bereits im vierten Monat schwanger.

• Was für immer gilt.

Position 1 Verb 1 Mittelfeld / Satzende

Sein Name ist Jürgen Beckenbauer.

aus einem Dorf in der Nähe von


Er und seine Familie kommen München.

Der Planet "Erde" hat nur einen Mond.

• Ein zukünftiges Geschehen.

Position 1 Verb 1 Mittelfeld / Satzende

Morgen gehen Anna und ich ins Kino.


Übermorgen fliegen wir nach Amerika.

Am 08.08. kommen wir aus den USA zurück.


15
2.3. Die Zukunft

Wie bereits gesehen, wird ein zukünftiges Geschehen mit dem Präsens in Verbindung mit einem
Zeitwort gebildet, das einen Hinweis auf ein zukünftiges Ereignis gibt. Zeitwörter sind zum
Beispiel gleich, in 5 Minuten, in einer Stunde, heute Abend, morgen, übermorgen, in drei Tagen,
am kommenden Wochenende, nächste Woche, etc. ... Das Futur I und II erfüllen andere Aufgaben.
a. Futur I
Das Futur I wird benutzt:
• um eine Prognose zu machen:
Es zieht sich immer mehr zu. Es wird heute noch
regnen. Marianne ist sehr verliebt. Sie wird ihn wohl
bald heiraten.
Der Patient ist sehr schwer erkrankt. Wahrscheinlich wird er das nicht
überleben.
• um über Pläne zu sprechen:
Holger wird im Sommer in die USA fliegen.
Bettina wird nach der Schule eine Ausbildung
beginnen. Herr Noll wird bald in Rente gehen. Er
ist schon 64.

• um ein Versprechen abzugeben:


Mama, ich werde jetzt immer lieb sein. Das verspreche
ich dir. Ab morgen werde ich eine Diät machen. Ich bin
einfach zu dick.
Mein Mann wird endlich das Rauchen aufgeben. Das hat er mir versprochen.
o um eine Vermutung in der Gegenwart zu formulieren:
Ute sieht so glücklich und zufrieden aus. Sie wird wohl frisch verliebt sein.
Dein Mann kommt jeden Tag später nach Hause. Der wird doch wohl
keine Geliebte haben, oder?
Der Student schaut nur aus dem Fenster und schreibt nicht. Er wird die
Prüfung wohl nicht schaffen.

ƒ um eine Aufforderung zu machen (Alternative zum


Imperativ!)
ƒ Du wirst mir sofort das Geld zurückgeben.
Ihr werdet euch sofort bei Herrn Kunert entschuldigen!
Du hast gestern eine andere Frau geküsst. Das wird dir noch Leid tun!
b. Futur II
Das Futur II wird sehr selten benutzt. Es prognostiziert eine abgeschlossene Handlung in der
Zukunft oder eine abgeschlossene Vermutung.Prognose mit abgeschlossener Handlung.
Im Jahre 2.133 wird man alle Lebewesen komplett geklont haben. Im Jahre
5.498 werden die Fische im Meer ausgestorben sein.
Im Jahre 100.000 wird der letzte Mensch die Erde berlassen haben, da sie unbewohnbar geworden
sein wird.
o Vermutung mit abgeschlossener Handlung
Alle Passagiere haben das Flugzeug verlassen. Nur Herr Jansen ist nicht dabei
gewesen. Er wird den Flug wohl verpasst haben.
Bei uns wurde eingebrochen. Die Einbrecher werden wohl durchs offene
Kellerfenster ins Haus gekommen sein.
16
Der Student hat sein Studium nach nur 4 Semestern mit "sehr gut"
abgeschlossen. Er wird wohl sehr fleißig gewesen sein.
17
Bab III. Temporaladverbien

3.1. Was man über Temporaladverbien wissen sollte.

Temporaladverbien (temporale Adverbien) geben über ein


zeitliches Geschehen Auskunft. Sie können Informationen über
einen Zeitpunkt, einen Zeitraum, eine Zeitdauer, zeitliche Wiederholungen, eine
zeitliche Häufigkeit etc. geben. Die verschiedenen Zeitfunktionen lassen sich durch
entsprechende Fragewörter erfragen:
• Wann kommt deine Schwiegermutter zu Besuch? - Morgen.
• Wann hast du Ute gesehen? - Gestern habe ich sie mit ihrem neuen Freund
in der Disko gesehen.
anfangs, augenblicklich, bald, damals, danach, dann, demnächst,
eben, endlich, gerade, gestern, heute, heutzutage, inzwischen, jetzt,
mittlerweile, nie, niemals, nun, schließlich, seitdem, sofort, später,
vorerst, vorgestern, vorhin, zuerst, zuletzt, ...

• Ab wann sind Sie in Urlaub? - Ab übermorgen.


• Ab wann sollst du diese Tabletten nehmen? - Ab sofort.
ab dann, ab jetzt, ab nun, ab morgen, ab übermorgen, ab sofort
• Seit wann haben Sie diese Schmerzen? - Seit gestern.
• Seit wann ist Egon verliebt? - Seit vorgestern. Er hat sie beim Tanzen
kennen gelernt.
seit damals, seit eben, seit gestern, seit vorgestern, seit vorhin, schon
immer
• Bis wann haben Sie Zeit? - Leider nur bis morgen.
• Bis wann hat der Patient geschlafen? – Bis vorhin. Er ist erst seit fünf
Minuten wach.
bis bald, bis dann, bis eben, bis gleich, bis jetzt, bis morgen, bis
später, bis übermorgen, bis ...
• Wie lange sind Sie schon in Deutschland? - Seit vorgestern.
• Wie lange lernen die Kinder schon Deutsch? – Zeitlebens. Deutsch ist ihre
Muttersprache.
seit eben, seit damals, seit gestern, immer, immer noch, nie, niemals,
noch, seit vorgestern, zeitlebens
• Wie oft gehst du ins Kino? - Sehr selten.
• Wie oft putzt Hartmut sich die Zähne? – Mehrmals am Tag.
bisweilen, häufig, manchmal, mehrmals, oft, selten
morgens, vormittags, mittags, nachmittags,
abends, nachts o montags, dienstags,
mittwochs, donnerstags, ..., wochenends o
einmal, zweimal, dreimal, zehnmal,
hundertmal, ...
18
3.2. Unterscheidung nach Tempus

Die Temporaladverbien werden im geeigneten Tempus verwendet:


3.2.1. Vergangenheit
anfangs, bereits, damals, eben, einmal, früher, gestern, neulich, seither,
soeben, vorgestern, vorhin
3.2.2. Gegenwart
augenblicklich, gegenwärtig, gerade, heute, heutzutage, jetzt, nun, sofort
3.2.3. Zukunft
obald, demnächst, morgen, übermorgen, später
19
Bab IV. Nomen (Substantiv)

4.1. Nomina (das Substantiv)

Dalam bahasa Jerman, kata benda dikenal dengan sebutan das Substantiv juga disebut dengan
nama das Nomen. Arti kata benda mengacu kepada kata benda baik benda konkret maupun benda
abstrak. Contoh kata benda konkret seperti Junge, Baum, Haus. Sedangkan contoh kata benda
abstrak seperti Erkenntnis, usw.
Dalam bahasa Jerman, kata benda terbagi ke dalam 3 jenis (Geschlecht), yaitu: jantan disebut
maskulinum (männlich ) misalnya der Garten; der Vater. Kedua, betina dinamakan femininum
atau (weiblich) seperti die Tulpe; die Tochter. Ketiga, netral dikenal dengan neutrum atau neutral
(sächlich ) umpamanya: das Gras, das Wetter. Ketiga jenis ini dikenal dengan sebutan das Genus
des Substantivs.
Dari contoh-contoh kata benda tersebut di atas, Anda melihat bahwa tiap kata benda selalu
diawali dengan huruf besar. Ini merupakan aturan dasar di dalam bahasa Jerman yang menyatakan
bahwa:

Tiap kata benda atau Nomina harus diawali dengan sebuah huruf Besar.

Pedoman-pedoman pembagian jenis kelamin kata benda, yaitu: .


4.1.1 Kata benda jantan
Secara garis besar, yang termasuk kata benda berjenis jantan (der) yaitu:
1) Orang laki-laki, profesi, manusia, jabatan, tingkat sosial : der Freund, der Bote, der Chef,
der Lord, der Prinz, der Arzt, der Clown, der Prinz...
2) Waktu seperti nama bulan, minggu, tahun, hari, musim : der Montag, der Januar, der
Sommer, der Herbst, ...
Kecuali: die Nacht – malam.

3) Cuaca, mata angin, perubahan alam : der Schnee, der Norden, der Orkan, der Blitz, der
Storm, der Frost ...
4) Mineral dan perbatuan seperti der Diamant, der Stein, der Strand, der Kalk ...
5) Minuman beralkohol : der Cognac, der Wein ...
6) Kata benda yang berakhir dengan – er, – ling, - ar seperti der Körper, der Lehrling, der
Kommentar, der Basar, der Notar ...
7) Kata benda yang berakhir dengan – or, – us, - ist, - nom, - ant, - loge, - and, - ent seperti:
der Reaktor, der Optimismus, der Journalist, der Astronom, der Laborant, der Biologe,
der Doktorand, der Student ...
8) Kata benda yang berasal dari kata kerja tanpa akhiran : der Anfang (anfangen –
memulai), der Beginn (beginnen – mulai), der Besuch (besuchen – mengunjungi), der
Gang (gehen – pergi), der Verstand (verstehen – mengerti), der Augenblick (blicken –
memandang), der Sprung (springen – melompat) dan sebagainya.
Kecuali: das Verbot – larangan; das Lob – pujian; die Antwort – jawaban, die Umkehr –
pembalikan; die Trauer – kesedihan.
4.1.2. Kata benda betina
Yang termasuk kata benda berjenis betina (die) yakni:
1) Orang perempuan dan profesi : die Schwester, die Fotografin ...
2) Bilangan pokok seperti : die Eins, die Zwölf ...
3) Kata-kata benda dengan akhiran berikut adalah betina (lihat Tabel).

die -ade (fassade) -ine (Kabine)


20
-age (Garage) -ion (Information)
-anz (Toleranz) -isse (Kulisse)
-ei (Partei) -ive (Alternative)
-enz (Existenz) -keit (Schnelligkeit)
-ette (Tablette) -schaft (Wissenschaft)
-heit (Schönheit) -si s (Basis)
-ie (Kopie) -tät (Universität)
-ie (Familie) -ung (Umleitung)
-ik (Musik) -ur (Kultur)
-in (Freundin) -ü re (Lektüre)

Contoh lain: die Materei , die Klugheit, die Einsamkeit, die Freundschaft, die Meinung,
die Realität, die Theologie, die Musik, die Religion dan sebagainya.
Kecuali: das Gente, das Abitur.
4) Kata benda yang akar katanya dari verba dan menunjukkan suatu akhir : die Sicht, die
Tat ...
5) Berasal dari kata kerja akhiran –t kebanyakan adalah betina.

die Ankunft (ankommen) Pflicht (pflegen)


Fahrt (fahren) Schlacht (schlagen)
Flucht (fliehen) Schrift (schreiben)
Geburt (gebären) Sicht (sehen)
Nacht (nähen) Tat (tun)

Zucht (ziehen)

6) Kata benda yang ditutup dengan sebuah e: die Messe, die Reise ...
7) Nama-nama negara (Länden) dan nama-nama daerah berakhiran –ei, -ie dan – e.

die Tschechoslowakei Türkei Mongolei


Normandie Provence

4.1.3 Kata benda netral


Sekarang kita membahas jenis kelamin ketiga, yang dalam bahasa Inggris disebut neuter
(netral). Neuter atau netral berasal dari bahasa Latin (neither) yang artinya bukan jantan dan bukan
pula betina. Dalam bahasa Jerman, jenis ini disebut Neutral atau Neutrum. Yang termasuk kata
benda berjenis netral (das) sebagai berikut:
1) Kata benda dengan – chen dan – lein seperti : das Mädchen, das Büchlein, das
Kätzchen (kucing kecil).
2) Kata benda dengan akhiran – ment, - um : das Dokument, das Museum, das Element, das
Monument, das Instrument, das Parlament. Kecuali der (bisa pula das) Moment, der
Konsument.
3) Jenis kata (Wörtarten) seperti das Adjektiv, das Pronomen, das Verb, das Adverb, das
Substantiv. Kecuali der Artikel, die Präposition.
4) Menyatakan mengenai teori dan fisika Satuan (Einheiten) seperti das Bar, das Kilo, das
Pfund, das Volt, das Gramm, das Ohm, das Phon, das Watt. Kecuali die Tonne, der
Zentner. Untuk satuan meter dan liter, orang menyebut der atau das.
5) Menyatakan mengenai elemen (Elemente) kimiawi dan metal (Metalle) seperti das Blech,
das Gold, das Metall, das Silber, das Blei, das Jod, das Salz, das Zink, das Eisen, das
Kupfer. Kecuali der Stahl.
21
6) Menyatakan mengenai bahasa-bahasa (Sprachen) umpamanya das Deutsch (bahasa
Jerman), das Englisch (bahasa Inggris), das Norwegisch (bahasa Norwegia) dan
sebagainya.
7) Kata benda dengan akhiran –tum lazimnya netral sepe rti das Albertum, das Fürstentum,
das Baum. Kecuali: der Reichtum, der Irrtum.
8) Kata benda berakhiran –nis seringkali netral, hanya beberapa yang betina.
Yang netral :

das Bedürfnis Erlebnis Geheimnis


Begräbnis Erzeugnis Verständnis
Bündnis Gedächtnis Verzeichnis
Ereignis Gefängnis Zeugnis
Ergebnis

Yang betina :

die Erkenntnis Finsternis Wildnis


Erlaubnis Kenntnis
22

9) Kata benda yang akarnya dari verba (infinitiv): das Essen, das Vergnügen, das
Bedauern, das Essen, das Bemühen, das Können, das V erhalten, das Benehmen, das
Leben, das Vertrauen.
4.2. Deklinasi kata benda
Dalam bahasa Jerman, Anda selalu bertemu dengan deklinasi. Deklinasi artinya tasrif atau
konyugasi. Yang memiliki konyugasi tidak hanya kata kerja melainkan juga kata sandang, kata
sifat, kata ganti dan bahkan kata tanya. Deklinasi lazimnya ditentukan berdasarkan, yang di dalam
gramatika Belanda disebut namval atau di dalam gramatik Jerman sendiri disebut kasus. Dalam
bahasa Jerman sebagaimana pada bahasa lain ada 4 macam kasus yaitu kasus pertama: subjek atau
pokok kalimat – Nominativ; kasus ke dua: milik – Genitiv; kasus ke tiga: objek penyerta - Dativ
dan kasus ke empat: objek penderita - Akusativ.
Contoh:
1. Kuda itu telah menggondol hadiah pertama.
(Das Pferd hat den ersten Preis gewonnen).
2. Saya memberi kuda itu sepotong gula.
(Ich gebe dem Pferd ein Stück Zucker).
Penjelasan:
Dalam kalimat 1, kata Pferd sebagai pelaku (subjek) - Nominativ.
Dalam kalimat 2, Pferd sebagai objek penyerta - Dativ.
Di bawah ini disusun skema namval pertama dan namval keempat. Pelajarilah kasus-kasus
ini dengan sebaik-baiknya!
Namval pertama - Nominativ
der Mann der Lehrer der Hund (jantan)
die Dame die Frau die Gabel (betina)
das Kind das Haus das Fräulein (netral)
die Kinder die Männer die Menschen (jamak)
Namval ke empat - Akusativ
den Mann den Lehrer den Hund
die Dame die Frau die Gabel
das Kind das Haus das Fräulein
die Kinder die Männer die Menschen
Terlihat hanya kata-kata jantan yang berbeda antara namval pertama dengan ke empat dari
kata sandang.
Contoh:
Udo memanggil anjing itu. - Udo ruft den Hund.
Kami menegur laki-laki itu. - Wir reden den Mann an.
Tuan mencium perempuan itu. - Der Herr küßt die Dame.
Begitu pula:
Inge mengenal seorang laki-laki. - Inge kennt einen
Mann.
Krull memanggil seekor anjing. - Krull ruft einen Hund.
Udo tidak menyukai guru. - Udo mag keinen Lehrer.

Deklinasi artikel tidak tentu ein sebagai berikut:


23

1 ein Mann eine Frau ein Kind keine Leute


3 einem Mann einer Frau einem Kind keinen Leuten
4 einen Mann eine Frau ein Kind keine Leute
Juga pada nomina bukan jantan tidak ada perbedaan antara namval ke satu dengan ke empat.

Contoh:
Der Herr küßt die Dame di samping Ein Dame grüßte uns.
Inge ruft ein Fräulein di samping Ein Fräulein bed ient uns.
Wir hören keine Kinder. di samping Keine Kinder sind krank.
Demikian pula:
Apakah kau tidak membeli anjing? – Kaufst du keinen Hund?
Saya tidak memahami bahasa-bahasa asing. – Ich verstehe keine Fremdsprachen.
Aku tidak mengenal seorang jururawat rumah sakit pun di desa kami.
Ich kenne keine Krankenschwester in unserem Dorf.
Perhatikan!
Janganlah beranggapan bahwa namval ke empat selalu berada di belakang dalam kalimat sebab
tempatnya dalam kalimat tidak berhubungan dengan namval.
Contoh:
(1). Saya tidak mengenal laki-laki itu, tetapi benar anak lelakinya.(Ich kenne den Mann nicht, aber
wohl seinen Sohn).
(2). Laki-laki itu aku tidak kenal, tetapi benar anak lelakinya. (Den Mann kenne ich nicht, aber
wohl seinen Sohn).

Semua namval yang telah kita pelajari dapat disimpulkan sbb.:


1. der Mann die Frau das Kind die Leute
2. des Mannes der Frau des Kindes der Leute
3. dem Mann der Frau dem Kind den Leuten
4. den Mann die Frau das Kind die Leute
Penjelasan:
Kata benda mendapat – s atau – es dalam kasus kedua jantan dan netral. Biasa orang memakai – es
untuk kata-kata pendek. Misal: des Man nes, des Hauses.
Pada kata-kata panjang, gunakan – s : des Fahrrads, des Betrags.
Sudah tentu aturan namval kedua ini berlaku pula bagi kata-kata penentu seperti yang telah kenal.
Contoh:
jantan: dieses Mannes, jedes Milchhändlers, eines Vaters;
betina: jenes Frau, mancher Braut, ihrer Schwester;
netral: jedes Kindes, dieses Geldes, unseres Fahrrads;
jamak: aller Leute, solcher Eier, euerer Eltern.
4.3. Tunggal dan Jamak (Singular und Plural)

Untuk membuat bentuk jamak kata benda, umumnya tidak memakai aturan yang khusus.
Hanya ada 5 kemungkinan. Skema berikut tidak menampilkan aturan tetap, melainkan hanya
berupa pedoman. Cara seperti ini sering dilakukan orang.

a, o, u biasanya menjadi ä, ö, ü dalam jamaknya.


1) Singular : der Ball die Kunst das Spiel
Plural : die Balle die Künste die Spiele
24
Kata benda : der (jantan); die (betina) atau das (netral).

2) Singular : die Blume der Mensch der See


Plural : die Blumen die Menschen die Seen
Hampir seluruh kata benda betina dengan deklinasi n.

3) Singular : das Rad


Plural : die Räder
Netral dan beberapa kata benda jantan (Geist, Mann, Wald ...)

4) Singular : das Foto


Plural : die Fotos
Banyak kata-kata asing (Hotel, Park, Team) dan kata benda itu dengan akhiran:
- a (Sofa, Oma...)
- i (Mutti, Taxi...)
- o (Piano, Kino, Auto ...)

5) Singular : der Apfel der der das Mädchen


Plural : die Äpfel Kuchen die Bäcker die die Mädchen
Kuchen Bäcker

Jamak kata benda dalam bahasa Jerman sama seperti bahasa lain yaitu ada yang mendapat
tambahan sebuah atau beberapa huruf (simbol) pada kata benda itu, tetapi ada juga yang tidak
dibubuhi tambahan huruf (simbol) apapun. Perhatikan contoh berikut.
Diese Leute haben einen Sohn. – Orang-orang ini punya seorang anak laki-laki.
Frau B hat drei Söhne [zeune]. – Nyonya B punya 3 orang putra.
Der Junge ist nicht gesund. – Pemuda itu tidak sehat.
Diese Jungen sind krank. – Pemuda itu sakit.
Haben Sie einen Platz? – Apakah Anda punya sebuah tempat?
Drei Plätze sind noch frei. – Tiga tempat masih kosong.
Keine Klasse ist frei? – Apakah tidak ada kelas yang kosong?
Zwei Klassen sind frei. – Dua kelas kosong.
Es dauerte nur eine Stunde. – Itu hanya memakan waktu satu jam.
Ich wartete vier Stunden. – Aku menunggu empat jam.
Die Idee war nicht schlecht. – Gagasan ini tidak buruk.
Er hat immer neue Ideen. – Dia memang punya gagasan yang baru.
Er war eine schöner Tag. – Itu adalah hari yang bagus.
Die Woche hat sieben Tage. – Minggu punya tujuh hari.
Kaufst du das Buch? – Apakah kamu membeli buku?
25

-Neue Bücher sind teuer. – Buku-buku baru mahal.


-Er zeichnete das Haus? – Dia (m) menggambar rumah.
-Hier stehen nur neue Häuser [hoizer]. – Di sini hanya berdiri rumah-rumah baru.
-Die Kinder lieben ihre Mutter. – Alle Mütter bracht en ihre Kinder zur Schule.
-Krulls haben eine Tochter. – Mein Bruder hat vier Töchter.
Berikut ini pelajarilah beberapa kata dalam bentuk tunggal (Singular) dan jamak (Plural):
-die Küche – Küchen – dapur-dapur
-der Friseur – Friseure – tukang-tukang pangkas
rambut
-die Kartoffel – Kartoffeln – kentang-kentang -die
Schublade – Schubladen – laci-laci
-der Topf – Töpfe – belanga-belanga
-der Mülleimer – Mülleimer – bak/tong sampah
-der Finger – Finger – jari-jari
-der Fuß – Füße – kaki-kaki
-die Wunde – Wunden – luka-luka
-die Kraft – Kräfte – tenaga, gaya
-der Verlust – Verluste – kerugian-kerugian
-der Korb – Körbe – bakul, keranjang
-der Schrank – Schränke – lemari-lemari
-der Tisch – Tische – meja-meja
-die Socke – Socken – kaus-kaus kaki
-die Garage – Garagen – garasi-garasi
-die Treppe – Treppen – tangga-tangga
-die Bank – Bänke – bangku-bangku
-der Park – Parks – taman-taman
-der Garten – Gärten – kebun
-die Kiste – Kisten – peti-peti

Berikut ini pelajari pula bentuk jamak dari kata-kata benda netral.
1. Cukup banyak kata, yang mendapat tambahan - e untuk bentuk jamaknya. Misal:
das Schaf – die Schafe – biri-biri.
2. Tetap tidak berubah:
a. Kata-kata netral dengan – el, - er, -
er; Contoh:
das Segel – die Segel (layar-layar)
das Erdbeben – die Erdbeben (gempa-gempa bumi)
das Lager – die Lager (perkemahan, pemondokan tenta ra)
b. Kata-kata pengecil dengan – chen dan –
lein; Contoh:
das Mädchen – die Mädchen (anak-anak gadis)
26
das Fräulein – die Fräulein (nona-nona)
c. Kata-kata netral yang dimulai Ge- dan diakhiri – e . Contoh:
das Gemälde – die Gemälde (lukisan-lukisan)
3. – er + mendapat Umlaut:
a. Contoh: das Blatt – die Blätter (dedaunan)
b. Kata netral dengan – tum: das Eigentum – die Eigent
c. Kata-kata:
das Amt – die Ämter (jabatan-jabatan; kantor-kantor das Bad – die Bäder (tempat
mandi)
das Band – die Bänden (pita-pita) das Bild – die Bilder (potret-potret)
das Brett – die Bretter (papan-papan) das Buch – die Bücher (buku-
buku) das Dach – die Dächer (atap-atap) das Dorf – die Dörfer (desa-
desa)
das Fach – die Fächer (kejuruan-kejuruan) das Faß – die Fässer (tong, tahang,
tempayan) das Feld – die Felder (lapangan, tanah)
das Glas – die Gläser (kaca-kaca)
das Grab – die Gräber (makam-makam) das Haupt – die Häupter (kepala-
kepala) das Haus – die Häuser (rumah-rumah) das Korn – die Körner
(gandum-gandum) das Land – die Länder (negeri-negeri) das Licht – die
Lichter (cahaya-cahaya) das Loch – die Löcher (lobang-lobang) das Nest –
die Nester (sarang, gubuk)
das Schloß – die Schlösser (puri-puri, kunci-kunci) das Tal – die Täler (lembah-
lembah)
das Tuch – die Tücher (kain-kain, laken) das Gehalt – die Gehälter (gaji-
gaji)
das Gesicht – die Gesichter (wajah-wajah) das Gespenst – die Gespenster
(hantu-hantu)
4. Mendapat – n atau – en:
das Auge – die Augen (mata-mata) das Ohr – die Ohren (telinga-
Berikut ini pelajarilah bentuk jamak dari kata-kata benda betina.
1. Ada cukup banyak kata-kata berjenis betina yang mendapat tambahan –en atau – n
dalam bentuk jamaknya.
Contoh:
-die Zeitung – die Zeitungen (koran-koran).
-die Brille – die Brillen (kacamata-
kacamata).
-die Gabel – die Gabeln (garpu-garpu).
Jamaknya memperoleh – n bila kata benda tersebut be rakhir dengan e, el atau er. Kata-kata seperti
: Königin, Lehrerin mendapat n ganda: Königinnen, Lehrerinnen.
2. – e + mendapat Umlaut:
-die Ausflucht – die Ausflüchte (dalih-dalih)
-die Auskunft – die Auskünfte (keterangan-keterangan)
-die Bank – die Bänken (bangku-bangku)
-die Faust – die Fäuste (kepalan-kepalan) -die
Frucht – die Früchte (buah-buahan)
27
-die Gans – die Gänse (angsa-angsa).
-die Hand – die Händen (tangan-tangan).
-die Kraft – die Kräfte (kekuatan-kekuatan,
tenaga-tenaga).
-die Kuh – die Kühe ( sapi-sapi).
-die Kunst – die Künste (kesenian-kesenian).
-die Maus – die Mäuse (tikus-tikus).
-die Nacht – die Nächte (malam-malam).
-die Nuß – die Nüsse (buah kulit keras: kemiri, kastanye).
-die Stadt – die Städte (kota-kota).
-die Wand – die Wände (tembok-tembok).
-die Wurst – die Würste (sosis-sosis).
3. Hanya mendapat Umlaut:
-die Mutter – die Mütter (ibu-ibu).
-die Tochter – die Töchter (puteri-puteri, anak-anak perempuan).
Berikut ini pelajarilah bentuk jamak dari kata-kata benda jantan.

1. Banyak kata-kata berjenis jantan mendapat akhiran – e dalam jamaknya dan mungkin
pula sebuah Umlaut5:
-der Arzt – die Ärzte (dokter-dokter)
-der Baum – die Bäume (pohon-pohon
-der Freund – die Freunde (kawan-
kawan)
2. Tetap tidak berubah, bila kata benda tersebut berakhir dengan suku kata: – el, - en, - er
(bandingkan dengan kata benda netral). Contoh:
der Esel – die Esel (keledai-keledai)
28

5 Umlaut – tanda titik dua di atas huruf hidup a, o atau u → ä, ö, ü.

-der Wagen – die Wagen (mobil-mobil)


-der Roller – die Roller (skoter-skoter)
3. Ada sejumlah kata benda tertentu juga mendapat
Umlaut:
-der Acker – die Äcker (ladang-ladang)
-der Apfel – die Äpfel (apel-apel)
-der Bruder – die Brüder (saudara-saudara laki-laki)
-der Faden – die Fäden (benang-benang, tali-temali)
-der Garten – die Gärten (kebun-kebun)
-der Graben – die Gräben (parit-parit, selokan-selok an)
-der Hafen – die Häfen (pelabuhan-pelabuhan)
-der Hammer – die Hämmer (palu-palu)
-der Laden – die Läden (toko-toko)
-der Mantel – die Mäntel (jas-jas hujan)
-der Nagel – die Nägel (kuku-kuku, paku-paku)
-der Ofen – die Öfen (tungku-tungku, oven-oven)
-der Schnabel – die Schnäbel (paruh-paruh)
-der Vater – die Väter (ayah-ayah)
-der Vogel – die Vögel (burung-burung)
4. Bentuk jamaknya, hanya menambah – e di belakang kat a
bendanya:
-der Abend – die Abende (malam-malam)
-der Arm – die Arme (orang-orang miskin)
-der Beruf – die Berufe (jabatan-jabatan)
-der Besuch – die Besuche (kunjungan-kunjungan)
-der Erfolg – die Erfolge (hasil-hasil gemilang).
-der Hund – die Hunde (anjing-anjing).
-der Monat – die Monate (bulan-bulan) -der
Pfad – die Pfade (jalan-jalan kecil) -der Punkt
– die Punkte (nilai-nilai)
-der Schuh – die Schuhe (kaus-kaus)
-der Star – die Stare (penyakit mata)
-der Stoff – die Stoffe (bahan-bahan) -der Tag
– die Tage (hari-hari)
-der Verlust – die Verluste (kerugian-kerugian)
-der Versuch – die Versuche (usaha-usaha)
5. – er + mendapat Umlaut:
-der Mann – die Männer (orang-orang lelaki)
-der Rand – die Ränden (sisi-sisi, pinggir-pinggir)
-der Srauch – die Sträucher (semak-semak)
-der Wald – die Wälder (hutan-hutan) der
Wurm – die Würmer (cacing-cacing)
29

-der Irrtum – die Irrtümer (kesalahan-kesalahan)


-der Reichtum – die Reichtümer (kerajaan-kerajaan)
6. – en atau mendapat – n:
-der Mast – die Masten (tiang-tiang)
-der Motor – die Motoren (motor-
motor)
-der Muskel – die Muskeln (otot-otot)
der Nachbar – die Nachbarn (tetangga-tetangga)
-der Professor – die Professoren (profesor-profesor)
-der Schmerz – die Schmerzen (kesedihan-
kesedihan)
-der See – die Seen (laut-laut)
-der Staat – die Staaten (negara-negara)
-der Stachel – die Stacheln (duri-duri, sengat-
sengat).
-der Strahl – die Strahlen (sinar-sinar)
-der Untertan – die Untertanen (abdi-abdi
dalem)
-der Vetter – die Vettern (keponakan-
keponakan)
Achtung!
Jamak: der Star – die Stars (bintang-bintang: bint ang film, sepak bola).
See: der See – danau, telaga; die See dan das Meer artinya laut.
der Vetter – keponakan (anak laki-laki dari paman atau bibi)
der Neffe – keponakan (anak lelaki dari saudara lel aki atau saudara
perempuan) die Kusine – keponakan (anak perempuan dari paman atau bibi)
die Nichte – keponakan (anak perempuan dari saudara lelaki atau saudara perempuan).

Dalam pembahasan berikut ini, Anda akan mempelajari sejumlah kata benda jantan yang
berakhiran n – n atau – en dan mempunyai bentuk jamak yang berbeda. Pelajarilah dan perhatikan
perbedaan contoh berikut:
Singular:
Perubahan kuat Perubahan lemah
1. der Sohn 1. der Junge der Pilot
2. des Sohnes 2. des Junges des Piloten
3. dem Sohn 3. dem Jungen dem Piloten
4. den Sohn 4. den Jungen den Piloten
Plural:
1. die Söhn 1. die Jungen die Piloten
2. der Söhne 2. der Jungen der Piloten
3. den Söhnen 3. den Jungen den Piloten
4. die Söhn 4. die Jungen die Piloten
30
Penjelasan:
Tampak kata-kata Junge dan Pilot semuanya mendapat dalam 5 macam akhiran – Ø, – n, – en.
Inilah yang dinamakan orang sebagai perubahan lemah. Sedangkan perubahan pada kata Sohn
dan semua kata-kata jantan lain sebagai perubahan yang kuat dalam tasrif kata benda.
Perubahan lemah (5 x – n atau – en) terjadi pada:
a) Semua orang dan binatang yang berjenis kelamin laki-laki dengan akhiran – e. Contoh:
der Junge, der Kunde, der Däne, der Franzose, der Türke, der Löwe, der Hase.
b) Sebagian besar kata benda berjenis jantan, yang berasal dari bahasa asing (dari luar
bahasa Jerman). Contoh: der Kapitalist, der Pilot, der Patient, der Maschinist, der Soldat,
der Student, der Aristokrat, der Philosoph.
c) Nama orang dan binatang berikut ini:
der Bär – die Bären (beruang-beruang)
der Bauer – die Bauern (petani-petani)
der Christ – die Christen (orang-orang Kristen)
der Fink – die Finken (burung-burung kicau)
der Fürst – die Fürsten (raja-raja)
der Graf – die Grafen (bangsawan-bangsawan)
der Held – die Helden (pahlawan-pahlawan)
der Herr – die Herren (tuan-tuan)
der Hirt – die Hirten (gembala-gembala)
der Mensch – die Menschen (orang-orang, manusia)
der Ochs – die Ochsen (lembu-lembu jantan)
der Prinz – die Prinzen (pangeran-pangeran)
der Spatz – die Spatzen (burung-burung gereja)
der Tor – die Toren (orang-orang gila, orang-orang tolol)
Herr mendapat – n dalam tunggal dan –en dalam jamak :
1. der Herr 1. die Herren
2. des Herrn 2. der Herren
3. dem Herrn 3. den Herren
4. den Herrn 4. die Herren
31

Untuk sebuah alamat surat tampak seperti ini:


Herrn Max Krull
Bonnerstraße 178
5000 Köln

(Herrn: kasus ke 3; arti sebenarnya: kepada Sdr.)


Beberapa kata-kata asing mendapat – s dalam jamak:
das Auto – die Autos (mobil-mobil)
das Taxi – die Taxis (taksi-taksi)
das Moped – die Mopeds (sepeda-sepeda kumbang)
das Büro – die Büros (kantor-kantor)
das Kino – die Kinos (bioskop-bioskop)

das Hotel – die Hotels (hotel-hotel)


der Star – die Stars (bintang-bintang film)
das Restaurant – die Restaurants (restoran-restoran )
Kata benda yang bukan menyatakan adjektiva, disebut: kata-kata penentu.
Dalam bahasa
Jerman dapat dibentuk 7 kata penentu yaitu:
jantan betina netral jamak Makna
dies- er (e, es, e) - ini, itu, itu
jen- er (e, es, e) - ini, itu, di sana
jed- er (e, es, e) - tiap, setiap
manch- er (e, es, e) - sedikit, beberapa
solch- er (e, es, e) - yang (se) demikian
welch- er (e, es, e) - yang mana
all- er (e, es, e) - Semua
4.4. Bentuk diminutif
Diminutif yakni bentuk pengecilan (ukuran kecil), yang menyatakan :
1) Arti
,,Das ist klein” - itu kecil
ein Männchen = seorang laki-laki kecil
ein Brötchen = sepotong kecil roti
32

Bentuk-bentuk akhiran – i dapat berarti kelembutan. Bisa juga


dipakai dalam kata-kata singkatan asing : meine Mami - mamaku
tersayang
2) Bentuk
Kata benda dengan akhiran – chen atau – lein adalah netral:
der Baum - das Bäumchen
die Pflanze - das Pflänzchen
das Buch - das Büchlein

die Mami, die Omi (Oma = nenek)


der Vati (singkatan Vater), der Fund (singkatan Fundamentalist)
die Blume - das Blümchen
der Garten - das Gärtchen
Kata benda dengan akhiran – chen, - lein tetap tida k berubah dalam
jamak :
Singular Plural
das Blümchen die Blümchen
4.4.1. Nama hari dan bulan
Eine Woche hat sieben Tage! (satu minggu ada 7 hari).
Es ist Sonntag [zontaag] (Minggu), Es ist Montag [moontaag] (Senin),
Es ist Dienstag (Selasa), Es ist Mittwoch (Rabu), Es ist Donnerstag
(Kamis), Es ist Freitag (Jumat). Es ist Samstag atau Es ist Sonneabend
(Sabtu).
Ein Jahr hat zwölf Monate!(satu tahun ada 12 bulan) .

Die Monate hei en : Januar [ya-nu-aar], Februar [ fee-bru-aar], Marz


[merts], April [april], Mai, Juni [yuni], Juli [yuli], August [august],
September, Oktober, November, Dezember [dee-tsember].
Beispiele: Ich habe Geburtstag im Juli. – Aku berulang tahun bulan Juli.
Der kleine Hans hat im August Geburtstag.
die Stunde – jam (60 menit)
die Uhr – jam (misalnya jam 6)
das Viertel – seperempat jam.
33

4.4.2. Bentuk kejadian kata


1) Nomina berasal dari verba
Nomina yang berasal dari verba dapat kita bagi kedalam 8
kelompok, yaitu :

maskulin feminin

1 2 3 4 5 6 7

Fahren der Fahrer die Fuhre die Fahrt die Erfahrung das Fa
der
Fliegen der Flug Flügel der Flieger die Fliege das Fli
Spreche der der die die das
n Spruch Sprecher Sprache besprechung Sprech
der
Tragen Betrag der Träger die Trage die Tracht die Eintragung das Tr

Penjelasan:
Aturan-aturan berikut hanya berlaku bagi nomina yang akarnya berasal dari
verba:
Nomina grup 1, 2 dan 3
selalu maskulin (jantan) –
→ 100% Nomina grup 4,
5 dan 6 selalu feminin
(betina) – → 95%
Nomina grup 7 selalu
netreum (netral) – →
100%
Nomina grup 8 selalu netreum – → 80%.
2) Nomina dengan akhiran – in
Hampir setiap kata benda yang mengacu kepada orang laki-laki, kita dapat
membuat sebuah kata benda yang melukiskan dalam imbangan betinanya:
der Flieger (penerbang) - die Fliegerin (penerbang wanita)
der Kunde (langganan) - die Kundin (langganan perempuan)
der Rechsanwalt (pengacara) - die Rechtsanwältin ( pengacara wanita
der Zauberer (penyihir) - die Zauberin (penyihir perempuan)
34

der Araber (orang arab) - die Araberin (orang perempuan arab)


der Chinese (orang cina) - die Chinesin (orang perempuan cina)
3) Nomina dengan akhiran – chen dan – lein
Semua kata benda dengan akhiran – chen dan – lein i ni
selalu netral. Anda dapat membaca lagi pembahasan yang
agak lengkap dalam sub bab bentuk diminutif pada bab kata
benda.
4) Nomina berasal dari adjektiva/partisipel
Nomina yang berasal dari adjektiva atau partisipel umpamanya:

Orang Benda

A b c d
der Alte die Alte das Alte
der Gute die Gute die Güte das Gute
der Rote die Rote die Röte das Rote
Nomina seperti jenis a, b dan d dideklinasikan
seperti adjektiva. Nomina seperti jenis c
dideklinasikan seperti kata benda (die Reise).
Sabine geht mit ihrem Alten spazieren.
(Sabin pergi berjalan-jalan dengan orang
tuanya)
5) Adjektiva berasal dari adjektiva/partisipel
Kemungkinan yang paling sering terjadi:
Derivasi (asal mula) dengan un- , über - , dan bentuk superlatif dengan
am aller-
unfreundlich (tidak ramah) ungenau (tidak tepat) unfrisiert (tidak
pangkas)
überfreundlich (di atas ramah) übergenau (di atas t epat)
am allerfreundlichsten am allergenauesten
6) Adjektiva berasal dari nomina
Kemungkinan yang paling sering terjadi:
Derivasi dengan – reich/ - voll/ - arm/ - los. Misalnya:
35

Gedankenreich gedankenvoll gedankenarm Gedankenlos


Geistreich geistvoll geistlos
Hilfreich hilflos
hoffnungsvoll hoffnungslos
7) Nomina majemuk
Bahasa Jerman juga mengenal nomina majemuk. Ada 2 aturan yang
kiranya perlu Anda ketahui yakni:
Aturan 1: Yang DI KIRI menegaskan yang
di KANAN. Artinya: Di kiri
deskriptif, di kanan merupakan
bentuk akar. Contoh:
Ein Sommerhaus adalah sebuah rumah untuk musim panas.
Ein Holzhaus adalah rumah terbuat dari kayu.
Ein Wohnhaus adalah rumah untuk dihuni.
Aturan 2: DI KANAN, akar kata sebagai faktor penentu:
jantan/betina/netral.
Contoh:
der Brunnen + das Wasser = das Brunnenwasser.
die Kirchen + das Wasser = das Kirschwasser.
Selanjutnya pahamilah kemungkinan kata majemuk yang berasal dari
kata Licht. Umpama: Mondlicht, Abendlicht, Nordlicht, Deckenlicht,
Augenlicht, Rotlicht, Frühlicht, Warnlicht, Rücklicht.

1) Was man über Nomen (Substantive, Hauptwörter) wissen sollte.

Im Deutschen sind etwa 50 % aller Wörter Nomen. Nomen werden auch


Substantive oder Hauptwörter genannt. Nomen und Namen beginnen im
Deutschen immer mit einem großen Buchstaben!
• Haus; Maus; Mann; Frau; Kind; Universität; Bürgermeister;
Umweltschutzorganisation; ...
36

Maskulinum Femininum Neutrum

Nomen haben im Deutschen ein grammatisches Geschlecht, auch Genus


genannt. Man unterscheidet drei verschiedene Geschlechter. Das
Geschlecht wird mit einem Artikel angegeben:

• Maskulinum, maskulin oder männlich sind: (Artikel = der)


der Abend, der Bart, der Computer, der Dienstag, der Esel, der Fuß,
der Gast, ...
• Femininum, feminin oder weiblich sind: (Artikel = die)
die Arbeit, die Bluse, die Cafeteria, die Dose, die Erde, die Fantasie,
die Geige, ...
• Neutrum, neutral oder sächlich sind: (Artikel = das) das Auto,
das Bier, das Café, das Deodorant, das Elfenbein, das Fest, das
Geschenk, ...

Nomen können im Singular oder Plural stehen. Der Artikel für alle
Nomen im Plural ist "die":
37

Singula
r Plural Singular Plural Singular Plural

der
Abend die Abende die Arbeit die Arbeiten das Auto die Autos

der Bart die Bärte die Bluse die Blusen das Band die Bänder

der
Comput
er die Computer die Cafeteria die Cafeterien das Café die Cafés

der
Diensta
g die Dienstage die Dose die Dosen das Deodorant die Deodorants

der Esel die Esel die Erbse die Erbsen das Elfenbein die Elfenbeine
der Fuß die Füße die Fantasie die Fantasien das Fest die Feste

der Gast die Gäste die Geige die Geigen das Geschenk die Geschenke

Nomen und ihre Begleiter (Artikel) werden dekliniert:

• maskulin:
Die Frau küsst den Mann. / Die Frau des Mannes heißt Elvira.
• feminin:
Hilfst du der Frau? / Die Frau heißt Isolde.
• neutral:
Gratulierst du dem Kind? / Die Mutter des Kindes heißt Edeltraud.

Die jeweilige Deklination des Nomens und seine Begleiter gibt der Kasus
vor, in dem das Nomen steht.
38

Bab V. Adjektive 1

5.1. Was man über Adjektive wissen sollte.

Adjektive, auch Eigenschaftswörter oder Wie-Wörter genannt,


beschreiben Eigenschaften von Nomen. Sie charakterisieren
Personen, Lebewesen, Begriffe, Dinge, Vorgänge oder Tätigkeiten.
Adjektive geben eine Antwort auf die Frage: " Wie ist eine Person
oder Sache."

Ute: "Kennst du schon den neuen Freund von Martina? Wie ist er?"
Heike: "Er ist einfach spitze. Martinas neuer Freund ist groß, hat
dunkle Haare, blaue Augen und fährt einen neuen roten Porsche
Cabrio. Er ist jung, gut aussehend, sehr höflich, nett und
nebenbei noch stinkreich."
Ute: "Warum hat die immer so viel Glück? Mein Freund ist
stinknormal. Er ist faul, arm, unhöflich, geizig, plump, stur
und fährt einen alten rostigen Fiat Uno."

Alle rot markierten Wörter sind Adjektive. Adjektive können


unterschiedlich verwendet werden:
Adjektive können hinter dem Nomen stehen
Adjektive können vor dem Nomen stehen
Adjektive können gesteigert werden
Adjektive können vergleichen

5.2. Adjektive hinter dem Nomen


39

Stehen Adjektive hinter dem Nomen,


werden sie nicht dekliniert bzw. nicht verändert.
Man unterscheidet:
5.3. Prädikative Verwendung des Adjektivs
Bei der prädikativen Verwendung des Adjektivs steht das Adjektiv
hinter dem Nomen. In diesem Fall wird es nicht dekliniert. Es
bleibt unverändert, weil das Adjektiv Teil des Prädikats ist. Dies
ist immer der Fall, wenn das Adjektiv mit den Verben bleiben, sein
oder werden benutzt wird.

Er ist groß. Sie ist hübsch. Das Haus ist alt. Der Mann ist krank.
...
Er bleibt groß. Sie bleibt hübsch. Das Haus bleibt alt. Der Mann
bleibt krank. ...
Er wird groß. Sie wird hübsch. Das Haus wird alt. Der Mann
wird krank. ...
5.4. Adverbiale Verwendung des Adjektivs

Auch bei der adverbialen Verwendung des Adjektivs steht das


Adjektiv hinter dem Nomen. Auch in diesem Fall wird es nicht
dekliniert. Es bleibt unverändert. Die adverbiale Verwendung des
Adjektivs bestimmt ein Verb näher.

Das Kind singt. /// Wie singt es? /// Es singt schön.
Der Koch spricht. /// Wie spricht der Koch?
/// Er spricht leise.
Der Junge läuft. /// Wie läuft der Junge? ///
Er läuft schnell.
40

5.5. Adjektive vor dem Nomen

Stehen Adjektive vor dem Nomen, spricht man von einer


attributiven Verwendung des Adjektivs In diesem
Fall wird das Adjektiv dekliniert bzw. verändert:

ƒ Adjektivdeklination mit dem bestimmten Artikel: der


neue Freund, ...
ƒ Adjektivdeklination mit dem unbestimmten Artikel:
ein neuer Freund, ...
ƒ Adjektivdeklination mit dem Nullartikel: blaue Augen,
dunkle Haare, ...

5.6. Steigerung und Vergleiche

Adjektive können gesteigert werden.


(1). Michael ist stark.
(2). Peter ist stärker.
(3). Guido ist am stärksten.

Adjektive können vergleichen.


(1). Michael ist so stark wie Andreas.
(2). Peter ist nicht so stark wie Michael.
(3). Guido ist stärker als Torsten.
41

Bab VI. Adjektive 2

Menurut Ending Khoerudin dalam karyanya berjudul Adjektiva


Denomina dalam Bahasa Jerman (2018), pengkajian adjektiva terutama
berkenaan dengan salah satu fungsinya dalam kalimat, yaitu sebagai atribut.
Pemaparan mengenai adjektiva lebih diarahkan pada adjektiva turunan
(abgeleitete Adjektive) khususnya adjektiva denomina yang mencakup
pembahasan mengenai adjektiva pangkal serta makna yang timbul sebagai hasil
derivasinya.

Bahasa Jerman termasuk bahasa berfleksi yang memiliki perubahan


internal dalam akar kata seperti pada kata gehen-ging-gegangen ‘pergi’,
singen-sang-gesungen ‘bernyanyi’, dan sinken-sank-gesunken ‘tenggelam’.
Selain itu, dalam bahasa Jerman juga dikenal istilah konjugasi.
Yang dimaksud dengan konjugasi adalah proses penyesuaian bentuk
verba dengan kala, persona dan jumlah (Kridalaksana, 2001: 117). Pada contoh
gehen-ging-gegangen di atas tampak adanya konjugasi berdasarkan kala.
Selain berdasarkan kala, konjugasi terjadi karena pengaruh persona serta
jumlah (singular atau plural).
Selain masalah konjugasi yang terkait erat dengan verba, terdapat juga
gejala menarik yang berhubungan dengan adjektiva. Adjektiva bisa dibedakan
atas adjektiva dasar seperti nett ‘ramah’, gut ‘baik’ serta adjektiva turunan yang
merupakan proses derivasi dari kelas kata lain, misalnya dari kelas kata
nomina. Adjektiva salzig ‘asin’ dan sympathisch ‘simpatik’ adalah contoh dari
adjektiva yang dibentuk masing-masing dari nomina Salz ‘garam’ dan
Sympathie ‘simpati’.

Di dalam kalimat, adjektiva ini dapat muncul dalam bentuk yang


berbeda.
Contoh:
Thomas ist sehr sympathisch. ‘Thomas sangat simpatik.’
Thomas ist ein sympathischer Mann. ‘Thomas laki-laki simpatik.’
Pada kalimat pertama, adjektival sympathisch berfungsi sebagai predikat
(bersama dengan verba ist ‘adalah’) dan menerangkan nomina Thomas yang
berfungsi sebagai subjek. Pada kalimat kedua, sympathisch adalah atribut yang
menjadi pewatas bagi nomina Mann ‘laki-laki’. Tampak bahwa sebagai atribut,
42

bentuk adjektivanya tidak lagi sama seperti pada kalimat pertama


(sympathisch), yaitu adanya akhiran –er pada adjektivanya (sympathischer).
Pada kalimat lain, adjektiva sympathisch juga muncul dengan bentuk
yang berbeda lagi, misalnya:
Ich mag den sympathischen Mann. ‘Saya suka laki-laki simpatik itu.’
Pada kalimat di atas bisa kita amati bahwa adjektiva sympathisch
memiliki akhiran lain yaitu –en sehingga menjadi sympathischen. Pada contoh
lain adjektiva sympathisch juga muncul dengan bentuk yang lain:
Sabine ist ein sympathisches Mädchen. ‘Sabine adalah gadis simpatik.’
Pada contoh tersebut adjektiva sympathisch memiliki akhiran –es
sehingga bentuknya menjadi sympathisches. Untuk mengetaui bentuk-bentuk
apa lagi yang dapat muncul dari sebuah adjektiva (khususnya adjektiva
denomina dengan sufiks –isch) diperlukan sebuah kajian lebih lanjut.
Selain dari bentuknya, hal lain yang menarik untuk diteliti adalah nomina
pangkal dari adjektiva denomina, misalnya:
sympathisch ‘simpatik’
grammatisch ‘gramatikal’
egoistisch ‘egoistis’
Pada contoh di atas, adjektival sympathisch pangkalnya adalah nomina
Sympathie. Grammatisch ‘gramatikal’ dibentuk dari pangkal Grammatik ‘tata
bahasa’, egoistisch ‘egoistis’ dibentuk dari nomina Egoist ‘egois’. Tentu perlu
analisis untuk dapat menentukan, nomina apa saja yang dapat menjadi pangkal
dari adjektiva denomina tersebut.

Kelas Kata
Kelas kata atau parts of speech memiliki ciri masing-masing untuk
dibicarakan. Menurut Keraf (1991: 52) kelas kata merupakan sekumpulan kata
yang memiliki ciri-ciri tertentu berdasarkan suatu kriteria. Kriteria tersebut
meliputi bentuk, fungsi, dan makna (Djajasudarma, 1997: 10).
Pembagian kelas kata dalam bahasa Jerman berbeda-beda. Menurut
sistem tradisional, kelas kata terbagi atas (1) verba, misalnya gehen ‘pergi’; (2)
substantiva misalnya Tisch ‘meja’; (3) adjektiva, misalnya nett ‘ramah’; (4)
Artikel (kata sandang), misalnya ‘der’; (5) pronomina, misalnya er ‘dia
(maskulin singular); (6) numeralia, misalnya eins ‘satu’; (7) adverbia, misalnya
fast ‘hampir’; (8) preposisi, misalnya mit ‘dengan’; (9) konjungsi, seperti weil
‘karena’ dan (10) interjeksi, misalnya pfui ‘ih’ (Gross, 1988: 51).
Pembagian kelas kata yang lain dikemukakan oleh Grebe (1993) dalam
Die Grammatik. Berbeda dengan klasifikasi tradisional, Grebe membagi kelas
kata ke dalam enam kelas, yaitu (1) verba, (2) substantiva, (3) adjektiva, (4)
Begleiter dan Stellvertreter Substantiv, (5) partikel dan (6) interjeksi. Yang
dimaksud Begleiter ‘pendamping’ adalah artikel, dan Stellvertreter ‘pengganti’
adalah pronomina. Dengan demikian, kelas kata yang keempat terdiri dari dua
kelompok yaitu artikel dan pronomina. Selain itu Adverb, Konjunktion dan
Präposition yang biasanya berdiri sendiri digolongkan ke dalam kelas partikel.
43

Klasifikasi kata yang lain dikemukakan pula oleh Helbig dan Buscha
(2001). Selain menggunakan istilah Konjunktion dan Subjunktion, mereka juga
menggunakan istilah Adjunktion untuk als ‘daripada’ dan wie ‘seperti’ yang
biasa digunakan dalam perbandingan adjektiva. Berbeda dengan Grebe,
mereka membagi kelas partikel ke dalam empat subkelas, yaitu
Abtönungspartikeln, Gradpartikeln, Steigerungspartikeln dan scheinbare
Partikel.
Meskipun terdapat beragam pendapat mengenai kelas kata dalam
bahasa Jerman, secara umum terdapat kesamaan pendapat. Kelas kata nomina
dan adjektiva, misalnya, yang menjadi pokok penelitian ini pada semua kelas
kata yang dipaparkan di atas masing-masing merupakan satu kelas kata
tersendiri.

Nomina
Dalam tata bahasa tradisional, Nomina dalam bahasa Indonesia sering
juga disebut dengan kata benda. Nomina adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Ciri-ciri nomina ialah
(1) cenderung menduduki fungsi subjek, objek atau pelengkap; (2) tidak dapat
diingkarkan dengan kata tidak; (3) umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik
secara langsung maupun yang diantarai oleh kata yang (Alwi, 1998: 213).
Batasan dan ciri nomina yang diajukan Alwi di atas cocok pula
diterapkan dalam bahasa Jerman. Selain dapat berfungsi sebagai subjek, objek
serta pelengkap, nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata nicht ‘tidak’
melainkan dengan kein ‘bukan’ serta dapat diikuti oleh adjektif yang berfungsi
atributif.
Para ahli gramatika bahasa Jerman sering menyebut istilah Substantiv
alih-alih Nomen. Secara umum kedua kata ini memang mempunyai makna
yang sama. Nomina adalah salah satu kelas kata yang merujuk pada kata yang
dapat dideklinasikan, baik berupa benda konkret seperti der Stein ‘batu’ atau
pun abstrak seperti die Erziehung ‘pendidikan’ (Kürschner, 1993: 143).
Nomina yang termasuk benda konkret terbagi menjadi dua kelompok: (1)
Eigennamen ‘nama diri’ seperti Klaus, Deutschland ‘Jerman’, Berlin; dan (2)
Gattungsbezeichnungen ‘nama jenis’ seperti Tier ‘binatang’ dan Pflanzen
‘tumbuhan’ (Grebe, 1993). Dalam bahasa Jerman, kelas kata ini mudah
dikenali karena huruf awal nominanya selalu ditulis dengan huruf kapital baik
di awal, tengah maupun akhir sebuah kalimat.
Ciri lain dari nomina adalah adanya kata sandang atau artikel. Semua
nomina dalam bahasa Jerman memiliki artikel. Pada kalimat di atas sebelum
Stein dan Tisch terdapat ein dan dem yang merupakan artikel dari Stein dan
Tisch. Ciri dan definisi nomina ini sangat berperan dalam mengkaji nomina
yang menjadi dasar pembentukan adjektiva denominal.

Jenis Nomina
44

Secara garis besar nomina dapat dibedakan atas nomina dasar dan
nomina turunan. Nomina dasar adalah nomina yang terdiri dari satu morfem,
sedangkan nomina turunan adalah nomina yang merupakan hasil dari proses
afiksasi, perulangan, atau pemajemukan (Alwi dkk., 1998). Ke dalam nomina
turunan termasuk (1) nomina berafiks, seperti keuangan, gerigi; (2) nomina
reduplikasi, seperti batu-batu, tetamu;
• nomina hasil gabungan proses, seperti batu-batuan; (4) nomina dari
pelbagai kelas sebagai hasil dari (a) deverbalisasi, seperti pengembangan; (b)
deadjektivalisasi, seperti ketinggian; (c) denumeralisasi, seprti kesatuan; (d)
deadverbialisasi, seperti kelebihan;
(e) penggabungan seperti jatuhnya (Kridalaksana, 1986: 66).
Secara umum pandangan di atas berlaku pula dalam bahasa Jerman.
Nomina turunan dalam bahasa Jerman dikenal dengan istilah abgeleitete
Nomen. Perbedaannya terletak pada reduplikasi. Dalam bahasa Jerman tidak
dikenal adanya pengulangan kata seperti dalam bahasa Indonesia. Selain itu
nomina bahasa Jerman dapat dibedakan pula menjadi tiga jenis, yakni feminin,
maskulin dan netral. Artikel untuk nomina feminin adalah die, untuk maskulin
adalah der dan untuk netral adalah das.
Contoh:
feminin : die Tasche = ‘tas’
maskulin : der Tisch = ‘meja’
neutral : das Foto = ‘foto’
Pada prinsipnya setiap nomina hanya memiliki satu genus saja. Namun
ada juga nomina yang memiliki tiga dan dua genus. Nomina Dschungel
‘rimba’ misalnya, memiliki ketiga genus tadi (yang paling sering digunakan
adalah maskulin). Contoh nomina yang memiliki dua genus adalah nomina
Meter ‘meter’ yang berartikel der atau das. Perbedaan penggunaan genus yang
berbeda ini bersifat regional (Engel, 1988: 501).
Secara umum tidak ada jawaban yang pasti mengapa sebuah nomina
bergenus feminin, maskulin atau netral. Misalnya, nomina Mädchen ‘gadis’,
bergenus netral dan bukan feminin. Namun demikian ada beberapa kelompok
nomina yang genusnya bisa diramalkan. Nama-nama mobil (BMW, Fiesta
Golf), nama bulan (Januar, Februar), atau arah angin (Osten ‘timur’, Westen
‘barat’) bergenus maskulin. Nama pohon (Akazie ‘akasia’, Tanne ‘pinus’), dan
nama kapal terbang (Boeing, Cesna) bergenus feminin, sedangkan nama warna
(Blau ‘biru’, Schwarz ‘hitam’) dan nama benua (Europa, Asien) termasuk
golongan netral.
45

Bab VII. Adjektive 3

Jumlah adjektiva dalam bahasa Jerman, mencapai seperenam dari keseluruhan kosakata.
Adjektiva adalah salah satu kelas kata yang berfungsi menerangkan kelas kata lain, yaitu nomina,
verba atau adjektiva lainnya (Weinrich, 1993: 477). Pada contoh schnelles Auto ‘mobil (yang)
cepat’, definisi ini terlihat jelas: adjektiva schnell ‘cepat’ berfungsi menerangkan nomina Auto
‘mobil’. Namun, fungsi semantis seperti ini juga bisa dilakukan oleh nomina, misalnya dalam
Direktor Müller. Nomina Direktor ‘direktur’ dalam frase tersebut juga berfungsi menerangkan
nomina. Dengan contoh ini saja tampak bahwa definisi di atas memiliki kelemahan.
Oleh karena itu, Engel (1988: 556) mengemukakan pendapat bahwa adjektiva adalah kelas
kata yang tak bergenus yang dapat terletak di antara determinatif dan nomina. Contoh:
-Die neue Ärztin ‘dokter baru’
-Ein ehemaliger Diplomat ‘mantan diplomat’
-Meine drei Brüder ‘tiga saudara saya’
Kata-kata neu ‘baru’, ehemalig ‘mantan’ dan drei ‘tiga’ pada contoh di atas termasuk ke
dalam adjektiva karena tidak saja berfungsi menerangkan nomina, tetapi juga karena letaknya
antara determinatif dan nomina. Hal ini memberikan implikasi bahwa kata-kata yang termasuk kata
bilangan (Zahlwörter), gerundif dan partisipel juga masuk dalam kelas kata adjektiva. Dengan
demikian, cakupan kelas kata ini menjadi lebih luas.
Contoh adjektiva dari kata bilangan misalnya:
die fünf Finger ‘kelima jari’
das fünfte Kind ‘anak kelima’
Contoh adjektiva gerundif:
eine noch zu korrigierende Arbeit ‘sebuah pekerjaan yang masih harus
diperbaiki’
ein leicht zu lösendes Problem ‘sebuah masalah yang mudah diselesaikan’
Contoh adjektiva dengan partisipel
die singende Frau (Part. I) ‘wanita yang (sedang) bernyanyi’ das gekochte
Wasser (Part. II) ‘air yang sudah dimasak’

Kelas kata adjektiva dapat dibedakan dari kelas kata lain dari ciri-ciri yang dimilikinya.
Menurut Kridalaksana (1986: 57) adjektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya
untuk bergabung dengan partikel tidak, mendampingi nomina atau didampingi oleh partikel lebih,
sangat, atau agak. Keraf (1991: 89) menyatakan bahwa dari segi bentuk, semua atau hampir semua
adjektiva bahasa Indonesia dapat dikaidahkan dengan se- + reduplikasi bentuk dasar + - nya,
seperti tinggi setinggi-tingginya.

Ciri seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana dapat pula diterapkan dalam bahasa Jerman.
Adjektiva dapat diingkarkan dengan kata nicht ‘tidak’. Namun ada juga pengingkaran yang
dilakukan dengan menambahkan prefiks, seperti un- atau ir-misalnya pada kata unmöglich ‘tidak
mungkin’ dan irreal ‘tidak nyata’.

Jenis Adjektiva
Dari segi bentuknya, adjektiva terdiri atas (a) adjektiva dasar yang selalu monomorfemis,
seperti besar, merah, sakit; dan (b) adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Adjektiva turunan
ini dapat merupakan (1) hasil pengafiksan seperti sesegar, terbaik, gemetar; (2) hasil penyerapan
adjektiva berafiks dari bahasa lain, seperti alami, duniawi; (3) adjektiva bentuk berulang, seperti
kecil-kecil, besar-besaran; adjektiva gabungan sinonim atau antonim seperti aman sejahtera, tua
muda; (5) adjektiva majemuk, seperti mahamulia, baik budi (Alwi dkk., 1998: 188-193).
46
Dalam bahasa Jerman, adjektiva turunan ini disebut dengan abgeleitete Adjektive yang
merupakan hasil derivasi dari kelas kata lain, seperti nomina, verba dan adverbia. Dari teori ini
tampak bahwa adjektiva denomina yang diteliti di sini termasuk ke dalam kelompok adjektiva
turunan atau abgeleitete Adjektive.
Selain klasifikasi di atas, Engel (1988: 560) mengelompokkan adjektiva secara semantis
menjadi lima kelompok, yaitu:
=Adjektiva kuantifikatif yang menerangkan jumlah, seperti viel ‘banyak’ dan wenig ‘sedikit’
=Adjektiva referensial yang menerangkan keadaan ruang atau waktu, seperti dortig ‘yang di
sana’, damalig ‘pada waktu itu’
=Adjektiva kualifikatif, yang menerangkan kualitas atau keadaan, seperti blond ‘pirang’, frisch
‘segar’, mutig ‘berani’
=Adjektiva klasifikatif, seperti ärztlich ‘(berhubungan dengan) dokter’, parlamentarisch
‘parlementer’ dan
=Herkunftsadjektive ‘adjektiva asal’, seperti norwegisch ‘(berasal dari) Norwegia’,
Stuttgarter ‘(berasal dari) Stuttgart).
Dari kutipan di atas tampak bahwa adjektiva denomina dengan sufiks -isch termasuk ke
dalam kelompok adjektiva klasifikatif dan Herkunftsadjektive. Tentu masih harus diteliti apakah
adjektiva denomina dengan sufiks –isch juga termasuk ke dalam kelompok lainnya atau tidak. Teori
di atas, paling tidak sudah dapat menggambarkan sebagian makna dari adjektiva denomina itu.

Fungsi Adjektiva
Secara sintaktis adjektiva memiliki tiga fungsi. Weinrich (1993) menjelaskan ketiga fungsi
tersebut sebagai berikut:

a. Fungsi Atributif
Secara atributif adjektiva berfungsi untuk menerangkan nomina. Adjektiva berperan sebagai
atribut dan nomina sebagai basis.
Contoh:
die blaue Blume ‘bunga biru’
Attribut Basis
Attribution

b. Fungsi Applikatif
Fungsi applikatif disebut juga fungsi adverbial. Dalam kasus ini adjektiva berfungsi
menerangkan verba, adverbia atau adjektiva lain. Dalam proses Applikation ini, verba, adverbia dan
adjektiva itu berperan sebagai basis. Sebagai applikat, adjektiva tidak dideklinasikan.
Contoh:

ein vollkomen glücklicher Mensch ‘manusia yang


betul-betul bahagia’
Applikat Basis
Applikation

Pada contoh di atas adjektiva vollkommen ‘betul-betul/sempurna’ menerangkan adjektiva


glücklich ‘bahagia’ yang merupakan basis aplikasi itu.

c. Fungsi Predikatif
Adjektiva dapat berfungsi pula sebagai predikat bersama verba tertentu, seperti sein
‘adalah’, werden ‘menjadi’ dan bleiben ‘tinggal’.
47
Contoh:
Ich bin heute mit meiner Arbeit unzufrieden
Kopulaverb Prädikatsadjektiv
Prädikation

Pada contoh di atas adjektiva unzfrieden ‘tidak puas’ bersama-sama dengan verba kopula
bin berfungsi sebagai predikat dari subjek ich ‘saya’.
Pemaparan mengenai ketiga fungsi ini, menurut peneliti, sangat penting terutama untuk
menentukan apakah sebuah kata termasuk adjektiva atau bukan. Hal ini terutama berlaku pada
fungsi kedua, sehingga dapat dibedakan apakah sebuah kata termasuk adjektiva atau adverbia.

Pembentukan Adjektiva
Dalam bahasa Jerman adjektiva dapat dibentuk dari kelas kata verba, nomina, dan adverbia.
Dalam proses derivasi ini yang paling berperan adalah sufiks. Grebe (1993) menguraikan
pembentukan adjektiva itu sebagai berikut: a. Adjektiva Berpangkal Verba
Adjektival dapat dibentuk dari kelas kata verba dengan menambahkan sufiks
–bar dan –lich, misalnya:
heilen ‘menyembuhkan’ + -bar heilbar ‘dapat disembuhkan’ teilen ‘membagi’ +
-bar teilbar ‘dapat dibagi’
Proses derivasi ini berlangsung dengan cara menambahkan sufiks –bar pada Stamm (akar kata) dari
verba. Stamm ini diperoleh dengan menghilangkan –en atau –n dari sebuah verba. Pada contoh di
atas, Stamm dari heilen adalah heil- dan dari teilen adalah teil-. Adjektiva deverba dengan sufiks –
bar bermakna passiv, yaitu ‘dapat di <pangkal>’ seperti contoh di atas.
Adjektiva deverba juga dapat dibentuk dengan menambahkan sufiks –lich pada
Stamm sebuah verba.
Contoh:
erklären ‘menerangkan’ + -lich erklärlich ‘dapat diterangkan’ verdauen
‘mencerna’ + -lich verdaulich ‘dapat dicerna’
Baik proses pembentukan maupun makna yang ditimbulkan dari proses di atas sama dengan yang
terjadi dengan sufiks –bar.
Selain dengan sufiks –lich dan –bar, adjektiva deverba juga bisa dibentuk dengan sufiks –
abel seperti pada akzeptabel ‘dapat diterima’ dan transportabel ‘dapat dipindah’; dengan sufiks –ig
seperti pada wackelig ‘bergoyang’; sufiks –sam seperti pada duldsam ‘sabar’ dan dengan sufiks –
haft seperti pada naschhaft ‘suka jajan’.

b. Adjektiva Berpangkal Nomina


Pembentukan adjektiva dari kelas kata nomina di antaranya dilakukan dengan menggunakan
sufiks –lich dan –isch. Contohnya adjektival herbstlich ‘seperti pada musim gugur’ dan kindisch
‘kekanak-kanakan’. Proses derivasi keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:
Herbst + -lich herbstlich
Kind + -isch kindisch
Proses tersebut berlangsung dengan cara menambahkan sufiks –lich dan –isch pada nomina.
Selain dengan kedua sufiks tersebut, adjektiva denomina dapat dibentuk dengan sufiks –ig seperti
pada zornig ‘marah’, dengan sufiks –los seperti pada arbeitslos ‘menganggur’, dengan sufiks –sam
seperti pada furchtsam ‘cemas’, dengan sufiks
–haft seperti pada romanhaft ‘seperti dalam roman’, dengan sufiks –en seperti pada ‘golden’
(terbuat dari) emas’ atau dengan sufiks –al seperti pada national ‘nasional’.
Teori tentang pembentukan adjekitva denomina khususnya dengan sufiks –isch juga
dikemukakan oleh Naumann (1986) dan lebih luas lagi oleh Weinrich (1993).
48
c. Adjektiva Berpangkal Adverbia
Berbeda dengan pembentukan adjektival dari kelas kata nomina dan verba, derivasi
adverbia menjadi adjektival lebih jarang ditemukan. Contoh untuk adjektiva deadverbia misalnya
heutig dan gestrig. Kedua kata ini berasal dari adverbia heute ‘sekarang’ dan gestern ‘kemarin’.
Proses derivasinya berlangsung dengan menambahkan sufiks –ig. Pada contoh di atas adverbia
heute berubah menjadi heutig dan gestern menjadi gestrig.

Makna Adjektiva Denomina


Selain mengubah kelas kata, proses derivasi juga menimbulkan perubahan makna. Secara
umum makna gramatikal yang timbul dari proses derivasi nomina dengan sufiksasi adalah sebagai
berikut (Grebe, 1993):
a. memiliki/merasakan sesuatu

Contoh: angstlich ‘merasa takut’


optimistisch ‘merasa optimis’
bärtig ‘berjenggot’
b. senang melakukan sesuatu
Contoh: sportlich ‘senang berolahraga’
kriegerisch ‘suka berperang’
c. sesuai dengan sesuatu
Contoh: gesetzlich ‘sesuai dengan undang-undang’
moralisch ‘sesuai dengan moral’
d. perbandingan
Contoh: herbstlich ‘seperti pada musim gugur’
kindisch ‘seperti anak-anak’
holzig ‘seperti kayu’
e. terbuat dari
Contoh: wollen ‘terbuat dari wol’
seiden ‘terbuat dari sutera’
49

Bab VIII. Genitiv

8.1. Was man über das Genitivattribut wissen sollte.


Das Genitivattribut ist eine Nomen / Nomenkonstruktion (Nomen + Nomen),
wobei ein Nomen im Genitiv steht.
Das Nomen im Genitiv (= Genitivattribut) gibt häufig den Besitzer an.

• Das ist das Haus meines Vaters.


• Die Lehrerin korrigiert die Fehler des Kindes.
• Die Hauptstadt der Bundesrepublik Deutschland ist Berlin.
=Bei der Konstruktion Nomen + Nomen steht das
2. Nomen im Genitiv. - das Haus meines Vaters
/// die Fehler des Kindes, ...
=Fast alle maskuline und neutrale Nomen erhalten die Endung - s
oder - es .
- das Haus meines Vaters /// die Fehler des Kindes, ...
=Ausnahmen: Nomen der n-Deklination behalten ihre Form ( kein -
(e)s ).
- der Vater des Jungen /// die Frau des Präsidenten, ...
=Nomen im Plural sowie alle feminine Nomen bleiben
im Genitiv unverändert. - das Auto der Frau, die Haare
der Kellnerin, die Mütter der Kinder, ...
ƒ Nomenbegleiter (Artikel, Possessiv etc.) werden
ebenfalls im Genitiv dekliniert. o Die W-Frage im Genitiv
lautet Wessen?
Wessen Auto ist das? - Das ist das Auto meiner Freundin.
Wessen Buch ist das? - Das ist das Buch unserer Lehrerin.

8.2. Maskuline und neutrale Nomen mit - s und - es

Im Genitiv wird ein -s angehängt, wenn:


1. das Nomen mehrere Silben hat.
ƒ des Autos, des Büros, meines Fotos, des Königs, des Studiums, seines
Vaters, ...
2. das Nomen auf ein unbetontes -e, - el, - er, - en, - chen, - lein und - ling
endet.
a. des Bratens, des Jünglings, des Mädchens, des Mädels, des
Muskels, des Vogels, ...

Im Genitiv wird ein -es angehängt, wenn


50

ƒ das Nomen nur eine Silbe hat.


des Bildes, des Jahres, des Kindes, eines Mannes, meines Sohnes, eines
Tages, ...
Ausnahmen: des Chefs, des Films
ƒ das Nomen auf - s, - ss, - ß, - tz, - x oder - z endet.
meines Arztes, deines Glases, des Platzes, des Reflexes, des Schlusses, ...
ƒ das Nomen auf - nis, endet. (s wird verdoppelt!)
des Ereignisses, des Ergebnisses, des Verhältnisses, meines Zeugnisses, ...

8.3. Eigennamen als Genitivattribut


Wird ein Eigenname (Peter, Christine, Herr Maier, ...) benutzt, steht der
Eigenname im Genitiv an erster Stelle.
Die Eigennamen erhalten ein Genitiv -s:
(1). Das sind Petras Kinder.
(2). Stefans Frau ist schon wieder schwanger.
(3). Frau Meiers Auto ist in der Autowerkstatt.

Endet der Eigenname auf - s, - tz, - x oder - z, wird in der Schriftsprache ein
Apostroph ` angehängt:
(1). Ist das Hans` Auto?
(2). Fritz` neue Freundin heißt Sieglinde.
(3). Alex` Vater liegt im Krankenhaus.

In der gesprochenen Sprache ist diese Aussprache nicht möglich. Deshalb


vermeidet man in der gesprochenen
Sprache das Genitivattribut. Man verwendet die Form " von + Dativ ":
ƒ (1). Ist das das Auto von Hans?
ƒ (2). Die neue Freundin von Fritz heißt Sieglinde.
ƒ (3). Der Vater von Alex liegt im Krankenhaus.

8.4. Alternativen zum Genitiv


ƒ 8.4.1. Nomen + Nomen (Genitivattribut) / W-Frage = Wessen?
• Wessen Auto ist das? - Das ist das Auto meines Bruders.
Wessen Haus ist das? - Das ist das Haus meines Zahnarztes.
Wessen Pass ist das? - Das ist der Pass eines Schülers.
8.4.2. Namen (Genitivattribut) + Nomen / W-Frage = Wessen?
Wessen Auto ist das? - Das ist Peters Auto.
51

Wessen Haus ist das? - Das ist Herr Böckens Haus.


ƒ Wessen Pass ist das? - Das ist Michaels Pass.
=Nomen + von + Nomen (Dativ) / W-Frage = von wem?
ƒ Von wem ist das Auto? - Das Auto ist von meinem Bruder.
ƒ Von wem ist das Haus? - Das Haus ist von meinem Zahnarzt.
ƒ Von wem ist der Pass? - Der Pass ist von Michael.
=Verb: gehören (+ Dativ) / W-Frage = Wem?
ƒ Wem gehört das Auto? - Das Auto gehört Peter.
Wem gehört das Haus? - Das Haus gehört meinem Zahnarzt.
o Wem gehört der Pass? - Der Pass gehört einem Schüler.
8.5. Possessivartikel
(1). Ist das Peters Auto? - Ja, das ist sein Auto.
(2). Gehört das Haus deinem Zahnarzt? - Ja, das ist sein Haus.
(3). Ist der Pass von Michael? - Ja, das ist sein Pass.
8.5.1. Nomen + Verb
(1). Wann ist die Abfahrt des Zuges? - Der Zug fährt morgen um 10
Uhr ab.
(2). Wie lautete Utes Frage? - Ute fragte, wann die Pause endlich
beginne.
(3). Wann kommt das Flugzeug an? - Die Ankunft des Flugzeuges
ist noch ungewiss.
8.6. Komposita
(1). Eine Motorschraube ist weg. - Wie bitte? Eine Schraube des Motors fehlt?
(2). Wann beginnt die Jagd der Hasen? - Die Hasenjagd beginnt schon
morgen.
(3). Warum gefällt dir die Farbe der Wand nicht. - Ich finde die
Wandfarbe schön.
52

Bab IX. Nomenbegleiter (Artikelwörter)

9.1. Was man über Nomenbegleiter wissen sollte.

Ein Nomen steht selten allein (Ausnahme: Nullartikel). Fast immer wird das
Nomen durch Artikelwörter (Nomenbegleiter) begleitet. Das Artikelwort steht vor
dem Nomen. Die Nomenbegleiter haben immer

= dasselbe Genus:
maskulin: - der Junge, der Mann, der Mond, der Stern, der Tisch, ...
feminin: - die Arbeit, die Brille, die Dose, die Frau, die Sonne, ...
ƒ neutral: - das Auto, das Bad, das Bild, das Kind, das Kleid, das
Mädchen, ...
= denselben Kasus:
ƒ Nominativ: - Der Junge ist fleißig. Der Mann arbeitet. ...
ƒ Akkusativ: - Das Mädchen liebt den Jungen. Der Mann braucht einen
Tisch.
ƒ Dativ: - Er hilft der Frau. Wir gratulieren dem Lehrer. ...
Genitiv: - Die Frau des Lehrers ist gestern in einem Autounfall
verwickelt gewesen. ...
und denselben Numerus wie das entsprechende Nomen.
Singular: - der Junge, der Mann, die Frau, das Kind, ...
b. Plural: - die Jungen, die Männer, die Frauen, die Kinder, ...

9.2. Übersicht der Nomenbegleiter

Folgende Artikelwörter können ein Nomen begleiten:


=Nullartikel: Steht ein Nomen im Plural,
entfällt oft der Artikel: In der heutigen Zeit
braucht man Geld, Zeit und Geduld.

=bestimmter Artikel: Der bestimmte Artikel wird von allen


Nomenbegleitern am häufigsten gebraucht. - der, den, dem, des, die, den
Hat der Lehrer auch den Liebesbrief gelesen?
=unbestimmter Artikel: In einer Erzählung wird das Nomen mit dem
unbestimmten Artikel eingeführt. - ein, eine, einen, einem, einer, eines
53

Vor der Tür steht ein Mann mit einem Blumenstrauß in der Hand.
=Possessivartikel: Possessivartikel geben eine
Zugehörigkeit oder einen Besitz an. - mein, dein , sein, ihr,
euer, Ihr, meinen, meinem, meiner, ...
Warum hat dein Bruder meiner Schwester deinen Schlüssel gegeben?
=Demonstrativartikel: Demonstrativpronomen werden
sprachlich stärker betont. - diese, dieser, diesem, jene,
jener, jenem, derjenige, dieselbe, ...
Dieser Mann dort hat gestern meine Brieftasche gestohlen.
=Indefinitartikel: Die meisten Indefinitartikel stehen dem
bestimmten Artikel sehr nahe. - alle, einige, manche, ...
Alle Lebewesen müssen irgendwann einmal sterben.
=Interrogativartikel: Interrogativartikel sind
welch- und was für ein-- was für ein-, welch-.

==========ooooooOOOOoooooo=============
54

LAMPIRAN: Penilaian Hasil Pembelajaran Siswa

1. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian Sikap:
Aspek Perilaku yang
N Jumla Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Amin 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggung Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Berikut Contoh format penilaian :

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap 250 62,50 C
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam 50
55
membuat kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2. Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda
- Tertulis Uraian
Tes tertulis bentuk uraian mengenai penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan linier
dalam tanda mutlak, dan penerapannya dalam penyelesaian masalah nyata yang
sederhana
56
- Tes Lisan / Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
- Penugasan
Membaca mengenai pengertian nilai mutlak, ekspresi-ekspresi, penyelesaian, dan
masalah nyata yang terkait dengan persamaan dan pertidaksamaan linier dalam tanda
mutlak.
Tugas Rumah (Hausaufgaben):
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada Modul.
b) Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah (Hausaufgaben) dengan baik.
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah (Hausaufgaben) yang telah
dikerjakan untuk mendapatkan penilaian

3. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja.
Mengerjakan latihan soal-soal terkait materi yang diajarkan.
- Penilaian Proyek.
- Penilaian Produk.
- Penilaian Portofolio.
Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang sudah diselesaikan, kemudian
membuat refleksi diri.

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS


(Bentuk Uraian)
Soal Tes Uraian:
Bitte, machen Sie Konjugation Präsens für 5 Wörter Schawache Verben in Ihr Heft!. (1). fahren (2).
baden. (3). fliegen. (4). nehmen. (5). denken.
.

Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran


Alternatif
Penyelesaian Skor
jawaban
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
Jumlah 10

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


Nilai = × 𝟏𝟎
𝟓

Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Uraian


Topik : ………………….
Indikator : …………………..
Soal : Bitte, machen Sie Pluralform über:
a. Die Politik.
b. Die Diskussion.
Jawaban :
a. …………………
b. …………………

Pedoman Penskoran:
No Jawaban Skor
57
a.
b.
Skor maksimal

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS


(Pilihan Ganda)

Pilih Satu Jawaban yang paling tepat !


1.
a.
b.
c.
d.
e.
dst.

Kunci Jawaban Piliahan Ganda dan Pedoman Penskoran


Alternatif
Penyelesaian Skor
Jawaban
1 1
2 1
3 1
4 1
.... 1
20 1
Jumlah 20

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = × 10
20

Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Pilihan Ganda


Topik : ………………….
Indikator : …………………..
Soal : ………………….
Jawaban :
a. …………………
b. …………………
c. …………………
d. …………………
e. …………………

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (ANALISIS)- TES TERTULIS

N SK
PILIHAN GANDA ESSAY
NI
N A OR
L
O M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 P
A E AI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 G
1
2
58
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan

KELAS : .……………..
Pernyataan
Pengungkapa
Ketepatan
n Kebenara Dan lain
N penggunaa
Nama Peserta Didik gagasan yang n Konsep sebaginya
o n istilah
orisinil

Tida

Tida

Tida

Tida
Ya

Ya

Ya

Ya
k

k
1
2

Penilaian pengetahuan - Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Nama Pernyataan
Peserta Pengungkapan Kebenaran konsep Ketepatan Jumlah
Didik gagasan yang orisinil penggunaan istilah
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
Elsiana
Kanisia
....

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


PENILAIAN PENUGASAN

Penilaian Pengetahuan - Penugasan


Mengidentifikasi …………………….
Tugas : menyelesaikan tugas (Hausaufgaben) secara mandiri di rumah.
Indikator : membuat laporan tertulis tentang penyelesaian Hausaufgaben.

Langkah Tugas (Hausaufgaben) :


1. Lakukan penyelidikan kepustakaan untuk menyelesaikan tugas.
2. Tulislah data-data yang kamu dapatkan dalam bentuk kalimat/tabel di Modul yang berisi
……………………., ……………………..
3. Diskusikan hasil penyelidikan yang kamu lakukan bersama teman-temanmu untuk menjawab
pertanyaan dalam tugas:
a. Jenis Grammatik …………………….apa yang paling banyak digunakan
b. Bagaimana hal itu terjadi?
c. Fungsi apa yang diperoleh dalam kehidupan?
4. Tuliskan hasil kegiatannmu dalam bentuk laporan dan dikumpulkan serta dipresentasikan pada
kegiatan pembelajaran berikutnya

Rubrik Penilaian
Kelompok
No. Kriteria
9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 Kesesuaian dengan konsep dan prinsip bidang studi
2 Ketepatan memilih tema.
59
Kelompok
No. Kriteria
9 8 7 6 5 4 3 2 1
3 Kreativitas
4 Ketepatan waktu pengumpulan tugas
5 Kerapihan hasil
Jumlah skor

Keterangan: 100 = sangat baik, 75 = baik, 50 = cukup baik, 25 =


kurang baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai Perolehan =
20

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA

Pekerjaan :
• .............................................................................................................................................
.......
• .............................................................................................................................................
.......
• .............................................................................................................................................
.......
• .............................................................................................................................................
.......

Tabel : Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Tingkat Kriteria
4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan tugas ini.
Semua jawaban benar, sesuai dengan ilmu Grammatik dan penerapan konsep yang
berhubungan dengan tugas ini
3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar tentang Grammatik yang
berhubungan dengan tugas ini. :
Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah.
Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima
2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang berhubungan
dengan tugas ini. Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban
tidak sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.
1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan bahasa
Jerman yang berhubungan dengan tugas ini. Semua jawaban salah, atau Jawaban benar
tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.
0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong.

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN- UNJUK KERJA

KELAS : .…………..

Tingkat
No Nama Siswa Nilai Ket.
4 3 2 1
1.
2.
3.

Lembar Pengamatan
60
Penilaian Keterampilan - Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Topik : Membuat Kliping Bahasa Jerman.
KI : ………………………..
KD : ………………………..
Indikator : ………………………..

Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Akhir Jumlah


No Nama
Percobaan Percobaan Percobaan Skor
1
2
….
….

No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik


Persiapan Pembuatan Kliping - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan
(Menyiapkan alat Bahan) keperluannya
- Rangkaian alat persiapan tersusun dengan benar
30
dan tepat
1
- Bahan-bahan tersedia di tempat yang sudah
ditentukan.
20 Ada 2 aspek yang tersedia
10 Ada 1 aspek yang tersedia
Pelaksanaan Pembuatan - Menggunakan alat dengan tepat
Kliping. - Mengadakan bahan Kliping yang diperlukan
dengan tepat
2 30
- Memenambahkan bahan yang tepat
- Mengamati hasil pembuatan kliping dengan
tepat
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia
Kegiatan akhir pembuatan - Membuang bahan-bahan sisa pembauatan
Kliping. Kliping ke tempat sampah.
30 - Membersihkan alat dengan baik
3 - Membersihkan meja praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - PROYEK

Proyek : Kliping 3 buah Puisi (Gedicht)


• .........................................................................................................................................
• .........................................................................................................................................
• .........................................................................................................................................
• .........................................................................................................................................
Orientasi Masalah:
Bentuklah tim kelompokmu, kemudian pergilah ke Komputer umum kota yang ada di kotamu.
Cari di Internet puisi-puisi bahasa Jerman, catat para penulis, tanggal tulisan, buku sumber,
penerbit. Ketik dan tulislah kembali puisi-pusi itu di kertas HVS, buatlah ilustrasi menarik,
prensentasikan hasil kerjamu, buatlah presentasi singkat tentang isi dan maksud pusi-puisi
ditulis, bacalah dengan penuh penjiwaan pusi-puisi itu lalu tempelkan ke Majalah Dinding
sekolahmu!
Langkah-langkah Pengerjaan:
1. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 4 orang.
61
2. Selesaikan masalah terkait ……………
3. Cari data …………… dengan ……………….. tersebut
4. Bandingkan untuk mencari ………….. umum jumlah ……………………..pertahun
5. Lakukan prediksi …………….. dengan ……………… tersebut
6. Hasil pemecahan masalah dibuat dalam laporan tertulis tentang kegiatan yang dilakukan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pemecahan masalah, dan pelaporan hasil pemecahan
masalah
7. Laporan bagian perencanaan meliputi: (a) tujuan kegiatan, (b) persiapan/strategi untuk
pemecahan masalah
8. Laporan bagian pelaksanaan meliputi: (a) pengumpulan data, (b) proses pemecahan masalah,
dan (c) penyajian data hasil
9. Laporan bagian pelaporan hasil meliputi: (a) kesimpulan akhir, (b) pengembangan hasil pada
masalah lain (jika memungkinkan)
10. Laporan dikumpulkan paling lambat …………… minggu setelah tugas ini diberikan
Rubrik Penilaian Proyek:
Kriteria Skor
• Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 4
• Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
• Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
• Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah
yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
• Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
• Kerjasama kelompok sangat baik
• Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 3
• Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
• Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
• Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah
yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
• Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, tidak terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
• Kerjasama kelompok sangat baik
• Jawaban benar tetapi kurang sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 2
• Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
• Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang kurang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
• Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan
masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data kurang berbasis bukti
• Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang kurang sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
• Kerjasama kelompok baik
• Jawaban tidak benar 1
• Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
• Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang tidak jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
• Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan
masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data tidak berbasis bukti
• Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang tidak sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
• Kerjasama kelompok kurang baik
62

Kriteria Skor
Tidak melakukan tugas proyek 0

Penilaian Keterampilan – Proyek


Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Guru Pembimbing : ……………
Nama Proyek : …………… Nama : ……………
Alokasi Waktu : …………… Kelas : ……………

Skor
No Aspek
(0 – 100)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
1 - Alat dan bahan
- Gambar rancangan/desain
b. Uraian cara menggunakan alat
PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
2 b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
3
b. Performans
c. Presentasi
Total Skor

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


PENILAIAN PRODUK

Nama Produk : Kliping Gedicht/Märchen.


Nama Peserta Didik : ………………………………..
No Aspek Skor
1 Perencanaan Bahan 25 50 75 100
2 Proses Pembuatan:
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Pengumpulan Sumber.
c. Teknik Pembuatan
d. K3 ( Keamanan, Keselamatan, dan Kebersihan)
3 Hasil Produk:
a. Bentuk Fisik
b. Bahan
c. Warna.
Total Skor
➢ Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
➢ Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin
lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


PENILAIAN PORTOFOLIO
Tugas
• .........................................................................................................................................
• .........................................................................................................................................
• .........................................................................................................................................
63
• .........................................................................................................................................

Rubrik Penilaian
Nama siswa : ………………….
Kelas : ………………….
No Kategori Skor Alasan
1 1. Apakah portofolio lengkap dan sesuai dengan rencana?
2 2. Apakah lembar isian dan lembar kuesioner yang dibuat sesuai?
3 3. Apakah terdapat uraian tentang prosedur pengukuran/pengamatan yang
dilakukan?
4 Apakah isian hasil pengukuran/pengamatan dilakukan secara benar?
5. Apakah data dan fakta yang disajikan akurat?
6. Apakah interpretasi dan kesimpulan yang dibuat logis?
7. Apakah tulisan dan diagram disajikan secara menarik?
8. Apakah bahasa yang digunakan untuk menginterpretasikan lugas, sederhana,
runtut dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Jerman?
Jumlah
Kriteria: 100 = sangat baik, 80 = baik, 60 = cukup,
40 = kurang, dan 20 = sangat kurang

Skor Perolehan
Nilai Perolehan =
40

Penilaian Keterampilan – Produk


Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Nama Peserta Didik : ……………
Nama Produk : Kliping Bahasa Jerman Kelas : ……………
Alokasi Waktu : ……………
Skor
No Aspek
(0 – 100)
1 Tahap Perencanaan Bahan
Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
2
b. Teknik Pembuatan.
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
Tahap Akhir (Hasil Produk)
3 a. Bentuk fisik
b. Inovasi
Total Skor

Penilaian Keterampilan - Portofolio


Mata Pelajaran : Bahasa Jerman.
Kelas/Semester : …………………………..
Peminatan : …………………………..
Tahun Ajaran : 2019/2020
Judul portofolio : Pelaporan merancang dan membuat Kliping bahasa Jerman sesuai tema: Puisi
(Gedicht), Grammatik, usw.
Tujuan : Peserta didik dapat merancang/merakit alat dan menyusun laporan pembuatan
Kliping.
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh Laporan praktikum bidang studi
semester 1
Uraian tugas portofolio
1. Buatlah laporan kegiatan merancang/merakit alat, laporan praktikum bidang studi sebagai tulisan
ilmiah
64
2. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan
tugas
Penilaian Portofolio Penyusunan Laporan Perancangan Percobaan dan Laporan Praktik
(Sprechen)
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman.
Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan: Laporan
Nama Peserta didik : …………………
Kelas : …………………
Aspek yang dinilai Catata
N Period
Indikator Kebenara Kelengkapa Sistematik Grammati n/
o e
n Konsep n gagasan a k Nilai
1 …. ….
2 Menyusun
laporan
perancanga
n
percobaan
3 Menyusun
laporan
praktikum
4 …. ….

Rubrik Penilaian portofolio Laporan Praktikum


No Komponen Skor
1 Kebenaran Konsep Skor 25 jika seluruh konsep bidang studi pada laporan benar
Skor 15 jika sebagian konsep bidang studi pada laporan benar
Skor 5 jika semua konsep bidang studi pada laporan salah
2 Kelengkapan Skor 25 jika kelengkapan gagasan sesuai konsep
gagasan Skor 15 jika kelengkapan gagasan kurang sesuai konsep
Skor 5 jika kelengkapan gagasan tidak sesuai konsep
3 Sistematika Skor 25 jika sistematika laporan sesuai aturan yang disepakati
Skor 15 jika sistematika laporan kuang sesuai aturan yang
disepakati
Skor 5 jika sistematika laporan tidak sesuai aturan yang disepakati
4 Grammatik Skor 25 jika Grammatik laporan sesuai aturan
Skor 15 jika Grammatik laporan kuang sesuai aturan
Skor 5 jika Grammatik laporan tidak sesuai aturan
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 25 = 4 x 25 = 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Nilai portofolio = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖= x4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis surat.)
Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis
surat/Brief A1.)

JUDUL

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
65

4. Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah mencapai target pembelajaran sebelum waktu yang telah
dialokasikan berakhir, perlu diberikan kegiatan pengayaan.

5. Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai target pembelajaran pada waktu yang telah
dialokasikan, perlu diberikan kegiatan remedial

Mengetahui, Atambua, 22 September 2019


Kepala SMA Suria Atambua Guru Mata Pelajaran,

Rm. Drs Benyamin Seran, Pr, MA Blasius Mengkaka, S.Fil, Gr

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
66

DAFTAR PUSTAKA

Khoerudin, Ending. (2018). Adjektiva Denomina dalam Bahasa Jerman. (Pdf).

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 1 (Pengantar ke Arah Ilmu Makna). Bandung: Eresco

Djajasudarma, Fatimah. 1997. Analisis Bahasa Sintaksis dan Semantik. Bandung: Humaniora Press.

Engel, Ulrich. 1988. Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos Verlag.

Sagita, Wilda, Drs. M.Pd, dkk (Penulis Modul). 2018. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 SMATahun 2018-Bahasa dan Sastera Jerman SMA Kurikulum 2013. Jakarta: Direktorat
Jenderal Dikdasmen, Kemendikbud.

Grebe, Paul et. al. 1993. Die Grammatik. Mannheim: Grebe –Verlag.

Gross, Harro. 1988. Einführng in die germanictische Linguistik. München: Iudicim Verlag GmbH.

Helbig, G. dan Buscha, J. 2001. Deutsche Grammatik (Ein Handbuch für den Ausländerunterricht).
Berlin: Langenscheidt.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Allemania, Vol. 2, No. 2 Januari 2013.

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Kürschner, Wilfried. 1993. Grammatisches Kompendium (zweite Auflage). Tübingen und Basel:
Francke Verlag.

Moeliono, Anton. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Weinrich, Harald. 1993. Textgrammatik der deutschen Sprache. Mannheim: Grebe-Verlag.

Online Grammatik di http://www.meindeutschbuch.de


67

Blasius Mengkaka, S.Fil, Gr. adalah Guru Profesional Bahasa Jerman sejak tahun 2008 di SMA
Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua. Ia telah mengikuti banyak kegiatan Bimtek Bahasa
Jerman di Atambua dan Kupang. Ia pernah mengantar Tim Olimpiade Bahasa Jerman SMA Suria
Atambua berlaga di Regional 1 Deutscholympiade NTT Tahun 2019. Pada tahun 2014 menerbitkan
buku pertamanya Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer (Depok: Herya
Media)-ISBN 978-602-71351-5-4. Pada tahun 2016 menerbitkan buku keduanya Pendidikan,
Keindonesiaan dan Potensi Domestik (Depok: Herya Media)-ISBN 978-602-1032-55-8.

Anda mungkin juga menyukai