Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH HARGA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN WARUNG

MIE AYAM DAN BAKSO AIRI DI JALAN TRANS IRIAN WASUR 2

DISTRIK KABUPATEN MERAUKE

SKRIPSI

DI AJUKAN OLEH

NAMA : AGUS ADE KURNIAWAN

NP M : 143 033 201 16 002

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) YAPIS

MERAUKE

2022

i
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAPIS MERAUKE

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : AGUS ADE KURNIAWAN

NPM : 143 033 201 16 002

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S1)

Judul : Pengaruh Harga Terhadap Tingkat Penjualan Warung Mie

Ayam Dan Bakso AIRI Jalan Trans Irian Wasur 2 Distrik

Kabupaten Merauke.

Merauke………………………2022

Disetujui Dan Diterima Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Susana Santy, SE.M.Si H. Ali Syahbana SE,M.Si


NIDN: 99 12 36 85 08 NIDN: 14 27 09 75 02

Mengetahui,

Ketua
Program Studi Ekonomi
Pembangunan

Fetty R.Q Mulya, SE.,M.Si


NIDN: 12030571 02

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YAPIS MERAUKE

TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN SKRIPSI

NAMA :AGUS ADE KURNIAWAN

NPM : 143 033 201 16 002

PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN

JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU (S1)

JUDUL KARYA ILMIAH :PENGARUH HARGATERHADAP TINGKAT

PENJUALAN MIE AYAM DAN BAKSO AIRI DI

JALAN TRANS IRIAN WASUR 2 DISTRIK

KABUPATEN MERAUKE

Merauke,................2022

(.........................................) (..............................................)

Ketua Penguji Ttd

(.........................................) (..............................................)

Sekertaris Penguji Ttd

(.........................................) (..............................................)

Anggota Penguji Ttd

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Hanya untuk Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa.karena atas

rahmatnya danhidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

:“Pengaruh Harga Terhadap Tingkat Penjualan Warung Mie Ayam dan Bakso di

Jalan Trans Irian Wasur Distrik Kabupaten Merauke”,guna untuk melengkapi

penyelesaian skripsi pada jenjang S1 Ekonomi Pembangunandi Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Yapis Merauke.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis dapatkan

oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala

kekurangan dan akan menerima saran dan kritik.

Dan tak lupa juga menyampaikan rasa trimakasih yang mendalam sebesar

besarnya kepada pihak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dari

awal hingga selesainya skripsi ini, yaitu:

1. Bapak H. Ali Syahbana, SE. MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Yapis Merauke.

2. Fety R.Q.M. Mulya, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Sekolah Tinggi Ekonomi YAPIS Merauke.

3. Susana Santy, SE.M.Si.selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia

membantu baik moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

iv
4. H. Ali Syahbana SE,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

membantu baik moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Wakil Ketua I, II. III, Ketua Jurusan, Para Dosen dan Tenaga

Administrasi yang telah melayani penulis hingga pelaksanaan penulisan

Skripsi ini.

6. Ibu dan ayah tercinta yang telah begitu banyak mendukung, trimaksih atas

semua doa,pejuangan, pengorbanan selama ini, motivasi dan saran selama

ini hingga selesai penulisan skripsi ini.

7. Untuk adik adikku semuanya yang selama ini pun menginspirasi

mendukung dalam perkuliahan saya.

8. Sahabat sahabat semua orang orang terdekat yang turut memotivasi dalam

proses penulisan skripsi ini.

9. Teman seperjuang angkatan 2016 semua nya yang setia bersama selama

perkuliahan ini.

10. Untuk semua pihak yang turut terlibat yang tak dapat disebutkan satu

persatu disini.

Merauke,………. 2022

Penulis

AGUS ADE KURNIAWAN

143 033 201 16 002

v
DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ii


TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN SKRIPSI iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Hipotesis Penelitian4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
1. Tujuan Penelitian 4
2. Manfaat Penelitian 4
E. Sistematika Penulisan Skripsi 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
A. Landasan Teori 7
1. Pemasaran 7
2. Harga 10
3. Tingkat Penjualan 16
B. Kerangka Konseptual 20
C. Hipotesis 21
D. Penelitian Terdahulu 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN...............................................................23
A. Tempat dan Waktu Penelitian 23
B. Jenis dan Rancangan Penelitian 23
C. Jenis dan Sumber Data 23
D. Metode Pengumpulan Data 24
E. Populasi dan Sampel 25
F. Definisi operasional variabel 26

vi
G. Skala Pengukuran 29
H. Teknik Analisis Data 30
1. Uji Instrumen Penelitian 30
2. Uji Asumsi Klasik 31
I. Pengujian Hipotesis 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37
A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian 37
B. Karakteristik Responden 37
C. Hasil Analis Data 40
1. Deskripsi Jawaban Responden 40
2. Hasil Uji Validitas 43
3. Hasil Uji Reliabilitas 44
4. Uji Asumsi Klasik 45
5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana 48
D. Hasil Pengujian Hipotesis 49
1. Uji Parsial (Uji t) 49
2. Uji Koefisien Determinasi 50
E. Pembahasan 51
BAB V PENUTUP.................................................................................................53
A. Kesimpulan 53
B. Saran 53
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Harga Mie Ayam dan Bakso AIRI per Bungkus Tahun 2018-

2019 2

Tabel 1.2 Daftar Harga Mie Ayam dan Bakso AIRI per Bungkus Tahun 2020-

2021 3

Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................................30

Tabel 4.1 Karakteritik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................38

Tabel 4.2 Karakteritik Responden Berdasarkan Usia................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................................................................ 39

Tabel 4. 3 Karakteritik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................40

Tabel 4.4 Distribusi Responden Variabel Harga (X)...........................................41

Tabel 4.5 Distribusi Responden Variabel Tingkat Penjualan (Y) 42

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ………….................................................................44

Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................45

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov..............................……..46

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................47

Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................................48

Tabel 4. 11 Hasil Regresi Linier Sederhana..........................................................48

Tabel 4. 12 Nilai Uji Koefisien Determinasi (R2).................................................50

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era modernisasi yang bergulir saat ini mendorong terjadinya perubahan

perilaku manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Bertambahnya

aktivitas dan kesibukan masyarakat menyebabkan masyarakat membutuhkan

suatu produk yang dapat disajikan dengan praktis dan instan sehingga mudah

untuk mengkonsumsinya. Mobilitas manusia yang cepat menyebabkan manusia

tidak lagi menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat yang utama serta

memerlukan waktu lebih lama untuk menanaknya, akan tetapi mulai beralih

untuk mengkonsumsi Mie Ayam dan Bakso sebagai pengganti nasi untuk sumber

karbohidratnya.

Tingginya potensi pangsa pasar dan penghasilan menimbulkan adanya

persaingan pada pengusaha. Maju atau mundurnya suatu usaha akan sangat

ditentukan oleh kegiatan pemasaran karena pemasaran merupakan kegiatan usaha

yang berhubungan langsung antara dua pihak yaitu konsumen dan produsen.

Konsumen di sini sebagai pihak pembeli sedangkan produsen sebagai pihak

pengusaha atau pihak yang menjual. Pengusaha Mie Ayam dan Bakso di

Kampung Wasur 2 Kelurahan Rimba Jaya, Kecamatan Merauke, Kabupaten

Merauke mengetahui pentingnya strategi untuk mendapatkan hati pelanggan

sehingga pelanggan akan merasa puas dan akan memperoleh pelanggan yang

aktif dan loyal.

Menurut Kotler & Keller (2013) bahwa keputusan pembelian adalah

konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai, sedangkan

menurut Chiffman & Kanuk (2013) keputusan pembelian adalah proses


1
penyeleksian terhadap dua pilihan alternatif atau lebih yang menghasilkan

keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Pengambilan keputusan pembelian

dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan masukan

informasi bagi konsumen yang berasal dari usaha-usaha pemasaran yang

dilakukan perusahaan seperti produk, harga, pelayanan, lokasi, sedangkan faktor

internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri konsumen meliputi motivasi,

persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan kepercayaan Chiffman & Kanuk

(2013).

Menurut Kotler & Armstrong (2013) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk,

diantaranya adalah kualitas produk, harga, promosi dan distribusi atau yang

dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah proses

penggabungan dalam strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi

masing-masing perusahaan yang terstandarisasi dengan produk, harga, promosi.

Kondisi warung Warung Mie Ayam dan Bakso AIRI. Disini ada beberapa

data yang diperoleh yaitu data sekunder tentang harga produk makanan nya. Pada

daftar list di bawah ini terdapat list harga dari 3 produk makanan yang tersedia di

warung mie Ayam dan bakso Airi.

Daftar harga Warung Mie Ayam dan Bakso AIRI, Jl. Trans Irian Wasur 2

Merauke, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Daftar Harga Mie Ayam dan Bakso AIRI per Bungkus

Tahun 2018-2019

No Merek Harga
1 Mie Ayam 12.000
2 MieAyam + Bakso 17.000
3 Bakso 12.000
Sumber: Warung Mie Ayam Dan Bakso AIRI data sekunder diolah tahun 2020

2
Untuk tabel di bawah ini ialah tabel harga dari tahun 2020-2021, sebagai

berikut :

Tabel 1.2 Daftar Harga Mie Ayam dan Bakso AIRI per Bungkus

Tahun 2020-2021

No Merek Harga
1 Mie Ayam 13.000
2 MieAyam + Bakso 18.000
3 Bakso 13.000
Sumber: Warung Mie Ayam Dan Bakso AIRI data skunder diolah tahun 2020

Dari daftar list harga diatas dapat dilhat terdapat adanya perubahan harga

tiap dua tahun yaitu di tahun 2018-2019 dan selanjutnya pada tahun 2020-2021.

Harga ini memiliki daya tarik terhadap tingkat penjualannya dalam arti memiliki

level nya. Setelah dilihat ternyata terkait penetapan harga dibentuk atas alasan

pertimbangan-pertimbangan yakni dari biaya produksi serta kondisi jangkauan

konsumen. Sementara mengenai perubahan harga yang terjadi disebabkan oleh

adanya kenaikan harga bahan-bahan dasar produksi itu sendiri. Untuk biaya

promosi di Warung mie Ayam dan Bakso Airi sendiri tidak memakan biaya yang

besar.

Berdasarkan pada latar belakang diatas penulis tertarik mengangkat

penelitian ini dengan judul : “Pengaruh Harga Terhadap Tingkat Penjualan

Mie Ayam Dan Bakso di Kampung Wasur 2 Distrik Kabupaten Merauke’’.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti

mengajukan permasalahan yaitu apakah terdapat pengaruh antara harga terhadap

tingkat penjualan mie ayam dan bakso di Kampung Wasur 2 Distrik Kabupaten

Merauke ?

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas maka hipotesis skripsi ini adalah

diduga bahwa harga memiliki pengaruh yang positif terhadap Tingkat Penjualan

Warung Mie Ayam dan Bakso AIRI.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan Tujuan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Harga berpengaruh signifikan terhadap Tingkat

Penjualan Warung Mie Ayam dan Bakso Airi di kampung Wasur 2 distrik

Kabupaten Merauke.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk Penulis

Agar dapat menambah pengetahuan/wawasan mengenai Pengaruh Harga

Terhadap Tingkat Penjualan Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi dan

diharapkan mampu melakukan penerapan teori ke praktek lapangan.

4
b. Untuk Objek Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Warung Mie Ayam Dan Bakso

Airi agar semakin efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas

pelayanan sehingga dapat tercapai tujuan yang telah di tetapkan dan di

harapkan oleh Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi.

c. Untuk Akademika

Sebagai bahan untuk di jadikan referensi untuk pembaca ataupun penulis

yang mungkin akan tertarik pada topic pembahasan yang dituliskan oleh

penulis.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pemahaman akan alur penelitian ini maka perlu dibuat

sistematika penulisan skripsi sebagi berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang

latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan

manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan landasan Pustaka yang mencakup teori-

teori yang berhubungandengan judul skripsi dan kerangka

konseptual.

5
BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Bab ini menguaraikan tentang metode pengumpilan data,

jenis dan rancangan penelitian , tempat, waktu penelitian

serta metode alisis data.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini ini menjelaskan mengenai gambaran umum, analisis

dan pengujian hipotesis, hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Menurut Ridwansyah (2017), pemasaran adalah serangkaian

institusi dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, melakukan

pertukaran, serta menyampaikan penawaran yang memiliki nilai bagi

pelanggan, partner, serta masyarakat luas. Proses yang dilakukan dalam

pemasaran :

1. Menciptakan (membuat produk, membangun merk, dan sebagainya.)

2. Mengkomunikasikan (melakukan promosi, penjualan, dan sebagainya.)

3. Melakukan pertukaran (menentukan harga, dan sebagainya.)

4. Menyampaikan (mendistribusikan ke yang membutuhkan)

Menurut Kotler dan Keller (2009) inti dari pemasaran (marketing)

adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.

Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah

“memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. American

Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut:

“pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara

menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya”.

Menurut Alma (2014) istilah pemasaran dalam bahasa inggris

dikenal dengan nama marketing. Kata marketing ini boleh dikata sudah

7
diserap ke dalam bahasa kita, namun juga diterjemahkan dengan istilah

pemasaran. Asal kata pemasaran adalah pasar = market. Apa yang

dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti

hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu. Di

dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan

segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan

sebagainya.

Menurut Keegan (2007), pemasaran adalah proses

mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah

organisasi pada kesempatan dan kebutuhan lingkungan. Pemasaran adalah

kumpulan konsep, sarana, teori, kebiasaan dan prosedur, serta pengalaman.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) pemasaran adalah sebagai berikut :

“Suatu proses dimana menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap

nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”.

Dari berbagai definisi di atas, maka pemasaran merupakan suatu

sistem menyeluruh dari kegiatan usaha. Pemasaran mencakup keseluruhan

aktivitas yang dikelola perusahaan dalam rangka menciptakan produk yang

tepat dan kemudian memastikan produk tersebut sampai ke tangan

konsumen dengan urutan proses atau langkah-langkah yang telah dirancang

agar memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Pemasaran juga

memiliki beberapa kegiatan seperti menciptakan, menawarkan, dan

menukarkan produk yang bermanfaat dengan pihak lain. Pemasaran yang

baik bukan sebuah kebetulan, melainkan dari hasil perencanaan dan

pelaksanaan yang cermat.

8
Dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah

penganalisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-

program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang

dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Titik berat

diletakkan pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan

distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani

pasar.

b. Konsep-konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan

perusahaan. Konsep pemasaran menghendaki bahwa kegiatan dalam

perusahaan harus diarahkan pada tujuan pemuasan kebutuhan dan

keinginan pelanggan. Pengertian konsep pemasaran menurut Kotler (1992)

adalah sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi terdiri

dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan

produk yang memuaskan secara efektif dan efisien dibanging pesaing.

Konsep pemasaran menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan,

maka harus diketahui kebutuhan pelanggan karena dengan mengetahui

kebutuhan pelanggan akan lebih mudah dalam memuaskan pelanggan.

Konsep pemasaran mempunyai 3 (tiga) unsur pokok yang harus

diperhatikan, yaitu:

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan harus memperhatikan keinginan dan kebutuhan

konsumen. Hal-hal yang peru diperhatikan dalam penerapan orientasi

konsumen adalah sebagai berikut:

9
a. Menentukan kelompok pembeli yang akan dilayani.

b. Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualan.

c. Menentukan produk atau program pemasaran

d. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau

model yang baik.

2. Integritas marketing

a. Beberapa departemen dalam perusahaan harus mengerti

bahwa tindakan yang mereka ambil memiliki pengaruh yang

besar terhadap perusahaan, untuk memperoleh dan

mempertahankan pelanggan.

b. Dalam kegiatan pemasaran ada penyesuaian dan koordinasi

antara produk, harga , saluran distribusi, dan promosi.

Dalam hal ini perusahaan harus menjalin hubungan yang baik

dengan konsumen, dengan cara memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen harus terus dilakukan, agar konsumen menjadi puas dan

perusahaan dapat memperoleh laba dalam jangka panjang yang sesuai

dengan harapan pihak perusahaan.

2. Harga

a. Pengertian Harga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) harga adalah nilai

barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang. Wikipedia bahasa

Indonesia mendefinisikan harga adalah suatu nilai tukar yang disamakan

dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu

10
barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan

tempat tertentu.

Alma (2014) menjelaskan di dalam ekonomi teori, pengertian harga,

nilai, dan utility merupakan konsep yang saling berhubugan. Yang

dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu

barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat memenuhi kebutuhan

(needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value

adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini

dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan

barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak melakukan barter tetapi sudah

menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga. Jadi harga (Price)

adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.

Menurut Tjiptono (2015) harga memainkan peran strategic dalam

pemasaran. Bila harga terlalu mahal, maka produk bersangkutan bakal

tidak terjangkau oleh pasar sasaran tertentu atau bahkan customer value

menjadi rendah. Sebaliknya, jika harga terlampau murah, perusahaan sulit

mendapatkan laba atau sebagian konsumen mempersepsikan kualitasnya

buruk. Penetapan harga merupakan salah satu keputusan terpenting dalam

pemasaran. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan

ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan

timbulnya biaya (pengeluaran).

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam

kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya suatu produk dan jasa

11
perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap

produk yang ditawarkan nantinya (Kasmir, 2004).

b. Menetapkan Harga

Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mereka

mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan

produk regulernya ke saluran distribusi atau wilayah geografis baru, dan

ketika perusahaan memasukkan penawaran pekerjaan kontrak baru.

Perusahaan harus memutuskan di mana perusahaan akan memposisikan

produknya berdasarkan kualitas dan harga. Perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijaakn

penetapan harganya, berikut langkah-langkah menetapkan harga, (Kotler

dan Keller, 2013):

Langkah 1 : Memilih Tujuan Penetapan Harga

Mula-mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin

memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,

semakin mudah perusahaan menetapkan harga.

Langkah 2 : Menentukan Permintaan

Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan

karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran

perusahaan.

Langkah 3 : Memperkirakan Biaya

Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan

perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan

ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi,

mendistribusikan, dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian

12
yang wajar untuk usaha dan risikonya. Tetapi, ketika perusahaan

menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka,

profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya.

Langkah 4 : Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar

dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga,

dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Mula-mula perusahaan harus

mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika penawaran perusahaan

mengandung fitur-fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat,

perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan

menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing

mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh perusahaan,

perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga perusahaan.

Sekarang perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan dapat

mengenakan lebih banyak, sama atau kurang dari pesaing.

Langkah 5 : Memilih Metode Penetapan Harga

c. Metode Menetapkan Harga

Metode penetapan harga ada 6 yaitu, (Kasmir, 2004) :

1. Cost plus pricing yaitu penentuan harga yang didasarkan kepada

harga pokok, biaya tetap, biaya variabel.

2. Cost plus pricing dengan markup sama seperti halnya dengan cost

plus pricing, harga dalam hal ini ditambahkan laba yang diinginkan.

3. Marginal pricing yaitu penentuan harga dengan menghitung marginal

cost ditambah dengan laba yang diinginkan.

13
4. Break even pricing atau target pricing yaitu harga yang ditentukan

berdasarkan titik impas.

5. Perceived value pricing yaitu harga ditentukan oleh kesan pembeli

(persepsi) terhadap produk yang ditawarkan.

Menurut Kotler dan Keller (2013:83) metode penetapan harga ada 6 yaitu :

1. Penetapan Harga Markup

Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup

standar ke biaya produk. Perusahaan konstruksi memasukan

penawaran tender dengan memperkirakan total biaya proyek dan

menambahkan markup standar untuk laba. Pengacara dan akuntan

umumnya menetapkan harga dengan menambahkan markup standar

pada waktu dan biaya mereka.

2. Penetapan Harga Tingkat Pengembalian Sasaran

Dalam penetapan harga tingkat pengembalian sasaran (target return

pricing), perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan

tingkat pengembalian atas investasi sasaran (ROI). General Motors

menetapkan harga mobilnya agar mencapai 15% sampai 20% dari

ROI. Utilitas public, yang harus menghasilkan tingkat pengembalian

investasi atas investasi yang wajar, juga dapat menggunakan metode

ini.

3. Penetapan Harga Nilai Anggapan

Sekarang semakin banyak jumlah perusahaan yang mendasarkan harga

mereka pada nilai anggapan (perceived value) pelanggan. Nilai

anggapan terdiri dari beberapa elemen, seperti citra pembeli akan

kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas

14
jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang dominan

seperti reputasi pemasok, ketepercayaan, dan harga diri.

4. Penetapan Harga Nilai

Dalam tahun-tahun terakhir, beberapa perusahaan telah menerapkan

penetapan harga nilai (value pricing) : mereka memenangkan

pelanggan setia dengan mengenakan harga yang cukup rendah untuk

penawaran berkualitas tinggi,. Karena itu penetapan harga nilai bukan

masalah menetapkan harga murah saja, tetapi juga masalah

merekayasa ulang operasi perusahaan agar menjadi produsen biaya

murah tanpa mengorbankan kualitas, untuk menarik sejumlah besar

pelanggan yang sadar nilai.

5. Penetapan Harga Going Rate

Dalam penetapan harga going rate (going rate pricing), perusahaan

mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing,

mengenakan harga yang sam lebih mahal, atau lebih murah

dibandingkan harga pesaing utama.

6. Penetapan Harga Jenis Lelang

Penetapan harga jenis lelang tumbuh semakin popular, terutama

dengan pertumbuhan internet. “Terobosan Pemasaran: Ebay”

menggambarkan peningkatan perusahaan internet yang sangat berhasil.

Ada lebih dari 2.000 pasar elektronik yang menjual segala hal dari

ternak sampai kenaraan bekas serta kargo sampai zat kimia. Salah satu

tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau

barang bekas.

15
d. Indikator harga

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2009) , indikator

harga yang bisa digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Katerjangkauan harga

Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum

mereka melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk

produk yang harganya dapat mereka jangkau.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak keberatan

apabila harus membeli dengan harga relative mahal asalkan kualitas

produknya baik. Namun, konsumen lebih menginginkan produk

dengan harga murah dan kualitas baik.

3. Daya saing harga

Perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan

mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya agar

produknya dapat bersaing di pasar.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

Tinggi rendahnya harga harus sesuai dengan manfaat yang

diterima oleh konsumen setelah melakukan pembelian

3. Tingkat Penjualan

a. Pengertian Tingkat Penjualan

Menurut Swastha (2007) penjualan adalah interaksi antara individu

saling bertemu muka yang ditunjukan untuk menciptakan, memperbaiki,

menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga

menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan merupakan kegiatan

16
menyampaikan kebutuhan yang telah dihasilkan pada mereka yang

diperlukan dengan imbalan menurut harga yang ditentukan atas persetujuan

bersama. Menurut Swastha dan Irawan (2000), volume penjualan adalah

volume total yang akan dibeli oleh sekelompok pembeli tertentu di daerah

geografis dan program pemsaran tertentu.

Menurut Rangkuti (2010), volume penjualan juga merupakan

jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar

jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan

laba yang akan di hasilkan perusahaan. Oleh karena itu volume penjualan

merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk

kemungkinan perusahaan agar tidak rugi. Jadi volume penjualan yang

menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan.

Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan diantaranya

adalah:

1. Menyusun produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen

melihatnya;

2. Penempatan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut

akan menarik perhatian konsumen;

3. Mengadakan analisa pasar;

4. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial;

5. Mengadakan pameran;

6. Mengadakan discount atau potongan harga.

Volume penjualan penting bagi setiap perusahaan selain dijadikan

pedoman untuk membuat ramalan penjualan yang diperlukan dalam

penyusunan rencana produksi, pembelian bahan, dan pengendalian

17
cadangan bahan. Bagi perusahaan tertentu dicari juga sebab gejala turun

dan naiknya volume penjualan, untuk menhindari kemungkinan suatu saat

akan mengalami kesalahan dalam membuat ramalan penjualan. (Rangkuti,

2010).

Perusahaan perlu menetapkan target penjualan yang akan dicapai

untuk suatu periode tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Target

penjualan ini sangat penting bagi kegiatan perencanaan keuangan dari

manager pemasaran, juga merupakan pedoman dalam menetapkan kegiatan

promosi yang akan dilakukan untuk mencapai volume penjualan yang akan

ditargetkan (Tjiptono, 2015)

b. Indikator Penjualan

Menurut Philip Kotler yang dikutip Swastha dan Irawan (2003),

menyimpulkan bahwa ada beberapa indikator dari volume penjualan

adalah sebagai berikut:

1. Mencapai Volume Penjualan

Volume penjualan menurut Kotler (2008) menyebutkan

bahwa menunjukkan jumlah barang yang dijual dalam jangka waktu

tertentu. Menurut Basu Swasta (2002) penjualan adalah interaksi

antara individu yang saling bertemu muka yang ditujukan untuk

menciptakan, memperbaiki, atau mempertahankan hubungan

pertukaran sehingga menguntungkan bagipihak lain. Perusahaan

harus memperhatikan bauran pemasaran dan memiliki strategi

pemasaran yang baik untuk memasarkan produknya untuk mencapai

penjualan yang tinggi. Kemampuan perusahaan dalam menjual

produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan,

18
apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan

mengalami kerugian.

2. Mendapatkan Laba

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh J Wild, KR

Subramanyan (2003), bahwa : “Laba merupakan selisih pendapatan

dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba

merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitung

berdasarkan atas dasar akuntansi akural”. Menurut pendapat yang

dikemukakan oleh Hendrikson yang diterjemahkan oleh Suwarjono

(2000), bahwa : “Laba adalah selisih dari pendapatan dan biaya,

dimana jumah pendapatan lebih besar dari pada biaya”.Sedangkan

Pengertian laba usaha menurut pendapat yang dikemukakan oleh

Soemarso S.R (2002), menyatakan bahwa : “Laba usaha adalah laba

yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat

menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas

usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan

menyebabkan para investor menarik dananya.

3. Menunjang Pertumbuhan Perusahaan.

Kallapur dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa

pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan ukuran perusahaan melalui peningkatan

aktiva.Kemampuan perusahaan untuk menjual produknya akan

meningkatkan tingkat penjualan bagi perusahaan yang dapat

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan untuk menunjang

19
pertumbuhan perusahaan dan perusahaan akan tetap bertahan di

tengah persaingan yang semakin ketat antar perusahaan.

B. Kerangka Konseptual

Faktor kepuasan konsumen sebagai salah satu ukuran keberhasilan bagi

para pelaku UMKM ( Usaha Menengah Kecil dan Mikro ), khususnya para

pelaku usaha Mie Ayam Bakso Airi di Kabupaten Merauke ini juga termasuk

faktor yang teramat penting bagi keberhasilan terselenggaranya usaha di bidang

UMKM.

Dari uraian di atas, maka kerangka pemikiran dituangkan dalam gambar

berikut ini. Dimana variabel (x) yaitu harga berpengaruh terhadap variabel (y)

yaitu tingkat penjualan.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Harga (x) Tingkat Penjualan (y)

20
C. Hipotesis

Menurut Yusuf (2005) hipotesis adalah kesimpulan sementara yang

belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara; yang

merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang menyatakan

hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus

dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.

Oleh karena itu pada penelitian kali ini hipotesis yang terbentuk

adalah adanya pengaruh harga mie ayam dan bakso Airi terhadap penjualan di

warung Mie Ayam dan Bakso Airi Jalan Trans Irian Wasur 2 Distrik

Kabupaten Merauke.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang di gunakan dalam

mengkaji penelitian yang di lakukan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak

menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun

penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan

beberapa penelitian terdahulu yang berupa jurnal terkait penelitian yang di

lakukan :

Tembesi Citra Neisia (2018) dalam judulnya “Pengaruh Harga

Terhadap Penjualan Produk Motor Yamaha Mio Pada PT. Hasjrat Abadi

Outlet Karombasan Manado” hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara harga terhadap penjualan motor

Yamaha mio pada PT. Hasjrat Abadi.

21
Hamid Halin dkk (2015) dalam judulnya “Pengaruh Harga Jual Kaca

Patri Jenis Silver Terhadap Nilai Penjualan Pada CV. Karunia Kaca

Palembang Tahun 2004-2015” hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang negative dan signifikan antara harga jual kaca patri perak

terhadap nilai penjualan pada CV. Karunia Kaca Palembang.

Ajeng Musdilawati (2014) dalam judulnya “Pengaruh Harga Jual

dan Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan (Studi kasus Pada PT.

Kertas Padalarang Persero)” hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume penjualan dengan

criteria hubungan rendah sedangkan biaya promosi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap volume penjualan dengan hubungan kuat.

22
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan berlokasi di Warung Makan Mie Ayam dan

Bakso Airi Jalan Trans Irian Wasur 2 Kabupaten Merauke. Waktu penelitian

dilaksanakan dari bulan…..hingga bulan….

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2016),

berpendapat bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian berbentuk

angka-angka dan analisis menggunakan statistik yang digunakan untuk

menguji kebenaran hipotesis yang dipakai.

Adapun Langkah selanjutnya adalah penulis mencari literatur-literatur

yang berkaitan dengan permasalahan tersebut serta menentukan metode

penelitian yang tepat sebagai pemecahan permasalahannya sebagai bahan

untuk pembuktian hipotesis. Data-data yang penulis kumpulkan dilakukan

dengan wawancara dan pengisian kuesioner oleh konsumen Warung Mie

Ayam dan Bakso Airi di Jalan Trans Irian Wasur II.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data diperoleh terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data

sekunder.

23
1. Data Primer.

Data primer didapat dengan wawancara mendalam serta melalui

dokumentasi langsung pada objek penelitian, seperti data kualitas

pelayanan dan data kepuasan pelanggan yang diperoleh dari depot dan

konsumen.

2. Data Sekunder.

Data sekunder didapatkan melalui dokumen yang dimiliki oleh pemilik

usaha. Serta, dilakukan juga studi literatur. Studi literatur dilakukan

dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, jurnal, dan artikel-

artikel yang berhubungan dengan topik bahasan penelitian ini antara lain

kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

D. Metode Pengumpulan Data

Guna mendapatkan data yang dibutuhkan, maka peneliti memakai

prosedur pengumpulan data, menurut Sugiyono (2014) berikut ini :

1. Wawancana (Interview)

Wawancara dipakai sebagai cara agregasi data ketika peneliti akan

melaksanakan penyelidikan awal untuk mengetahui masalah yang akan

diselidiki serta jika peneliti ingin tau bahwa kasus respondes kecil atau

sedikit.

2. Kuesioner (Agket)

Angket merupakan cara agregasi data yang diterapkan dengan

memebrikan respondes serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis.

Kuisioner adalah teknik yang efisien guna menghimpun data apabila peneliti

24
mengetahui pasti variabel yang akan diukur serta apa yang dapat diperlukan

dari responden.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Seseorang atau sekelompok, sumber pengambilan sampel berupa

benda atau beberapa hal yang menjadi ciri yang telah ditentukan oleh

peneliti untuk diteliti disebut populasi Sugiyono (2016). Populasi yang

diterapkan dalam penelitian ini adalah responden “Warung Mie Ayam Dan

Bakso Airi” yang pernah membeli pada Warung Mie Ayam Dan Bakso

Airi, jumlahnya sebanyak 982 orang . Berdasarkan hasil data penjualan

selama 12 bulan pada tahun 2020 sampai tahun 2021.

2. Sampel

Sugiyono (2010) memaparkan sampel merupakan elemen dari

jumlah dan karakter yang dipunyai populasi. Tidak semua orang dalam

populasi bisa diteliti sebab menimbang terbatasnya dana, tenaga, serta

waktu jadi peneliti bisa memakai sampel yang diperoleh dari separuh

populasi. Langkah pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan

non-probability sampling, yaitu sampling accidental. Adalah metode

penentuan sampel acak, yaitu siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

Salah satu rumus yang dipakai untuk menghitung jumlah populasi

tidak diketahui secara pasti adalah rumus Slovin. Rumus itu yang dipakai

25
dalam penelitian ini. Besarnya sampel bisa ditentukan dengan memakai

rumus Slovin pendekatan ini dinyatakan sebagai berikut:

Rumus :

Dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,

batas toleransi kesalahan (error tolerance),yaitu 10% (0,1).

Persentase kelonggaran karena tidak teliti digunakan 10% karena dari hasil

sampel yang peroleh sudah mewakili populasi. Maka besarnya sampe

adalah :

Jadi, sampel yang di gunakan sebanyak 90,75 dibulatkan menjadi

91 responden.

F. Definisi operasional variabel

Berikut adalah definisi operasional variabel dalam penelitian ini :

1. Harga

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2009), indikator harga

yang bisa digunakan dalam penelitian ini antara lain:

26
1. Katerjangkauan harga

Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum

mereka melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk

produk yang harganya dapat mereka jangkau.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak

keberatan apabila harus membeli dengan harga relative mahal

asalkan kualitas produknya baik. Namun, konsumen lebih

menginginkan produk dengan harga murah dan kualitas baik.

3. Daya saing harga

Perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan

mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya

agar produknya dapat bersaing di pasar.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

Tinggi rendahnya harga harus sesuai dengan manfaat yang

diterima oleh konsumen setelah melakukan pembelian

2. Tingkat Penjualan

Menurut Philip Kotler yang dikutip Swastha dan Irawan (2003),

menyimpulkan bahwa ada beberapa indikator dari volume penjualan

adalah sebagai berikut:

1. Mencapai Volume Penjualan

Volume penjualan menurut Kotler (2008) menyebutkan

bahwa menunjukkan jumlah barang yang dijual dalam jangka

waktu tertentu. Menurut Basu Swasta (2002) penjualan adalah

27
interaksi antara individu yang saling bertemu muka yang ditujukan

untuk menciptakan, memperbaiki, atau mempertahankan hubungan

pertukaran sehingga menguntungkan bagipihak lain. Perusahaan

harus memperhatikan bauran pemasaran dan memiliki strategi

pemasaran yang baik untuk memasarkan produknya untuk

mencapai penjualan yang tinggi. Kemampuan perusahaan dalam

menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari

keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka

perusahaan akan mengalami kerugian

2. Mendapatkan Laba

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh J Wild, KR

Subramanyan (2003), bahwa : “Laba merupakan selisih pendapatan

dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba

merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitung

berdasarkan atas dasar akuntansi akural”. Menurut pendapat yang

dikemukakan oleh Hendrikson yang diterjemahkan oleh Suwarjono

(2000), bahwa : “Laba adalah selisih dari pendapatan dan biaya,

dimana jumah pendapatan lebih besar dari pada biaya”.Sedangkan

Pengertian laba usaha menurut pendapat yang dikemukakan oleh

Soemarso S.R (2002), menyatakan bahwa : “Laba usaha adalah

laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat

menarik para investor untuk menanamkan dananya guna

28
memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang

rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya.

3. Menunjang Pertumbuhan Perusahaan.

Kallapur dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa

pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan ukuran perusahaan melalui peningkatan

aktiva.Kemampuan perusahaan untuk menjual produknya akan

meningkatkan tingkat penjualan bagi perusahaan yang dapat

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan untuk menunjang

pertumbuhan perusahaan dan perusahaan akan tetap bertahan di

tengah persaingan yang semakin ketat antar perusahaan.

G. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Dengan

skala ini, variabel penelitian akan dijabarkan menjadi indikator variabel.

Lalu indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuat

instrumen penelitian berupa pernyataan. Jawaban setiap instrumen

diberikan skor yang berbeda. Skor penilaian skala likert diuraikan

sebagai berikut.

Tabel 3.1. Skala Likert

No. Jawaban Skor

29
1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Ragu-Ragu (RG) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, 2016

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan pengujian terhadap suatu data

yang membuktikan bahwa data tersebut dapat dipercaya

kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Uji ini dilakukan untuk

mengukur valid atau sah tidaknya suatu angket atau kuesioner.

Kuesioner dikatakan valid atau sah apabila pertanyaan atau

pernyataan yang ada pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Uji validitas

digunakan untuk menghitung nilai r atau korelasi antara data

pada masing-masing pernyataan atau pertanyaan dengan skor

total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson’s

Product Moment Coeficient (r) dengan kriteria pengambilan

keputusan antara lain, apabila r hitung > rtabel, maka butir-butir

30
pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat

dikatakan valid. Apabila rhitung < rtabel, maka butir-butir

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat

dikatakan tidak valid (Ghozali, 2016). Untuk mengetahui valid

tidaknya item pernyataan dalam penelitian ini penulis

menggunakan program komputer Statistical Program for

Society Science (SPSS versi 23).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur atau

mengetahui sejauh mana suatu kuesioner dapat diandalkan pada

penelitian secara konsisten sehingga menghasilkan data yang

sama. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan

menggunakan teknik Cronbach Alpha ( ). Jika hasil pengujian

Cronbach Alpha > 0,70 maka variabel dikatakan reliabel

(Ghozali, 2016).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Suatu regresi sebaiknya mempunyai distribusi yang

normal, untuk Uji normalitas peneliti memakai pengujian

statisticnon-parametrikpone sample Kolmogorov-smirnovtest..

Untuk menguji suatu variabel terikat dan variabel bebas apa

memiliki distribusi normal atau tidak. Pengambilan keputusan

digunakan secara membandingkan pvalue ditetapkan dari hasil

31
pengujian normalitas dengan nilai sig yang telah ditetapkan

yaitu 0,05. Data tersebut normal apabila >0,05 (Ghozali,2016).

b. Uji Multikoliniearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau

tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas

dalam suatu model regresi linear berganda. Uji ini juga

bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam pengambilan

kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini

dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel

independen yang satu dengan variabel independen yang lain

(Ghozali, 2016)

Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat

korelasi di antara variabel independen. Uji Multikolinieritas

dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF

(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance, dan apabila

VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terbebas gejala

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji

didalam model regresi apakah terdapat ketidaksamaan variance

dari suatu residual dan satu pengamatan ke pengamatan lain.

Heteroskedastisitas tidak akan ditemukan pada model regresi

yang baik (Ghozali, 2016). Pengujian heteroskedastisitas pada

32
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan

dengan mengkorelasikan variabel independen dan nilai

unstandardized residual. Jika nilai korelasi antar variabel

independen dengan residual lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang

mempengaruhi disebut variabel independen dan variabel yang

dipengaruhi disebut variabel dependen (Ghozali, 2016). Model

persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:

Dimana:

Y = Tingkat Penjualan

X1 = Harga

a = Konstanta

b1 = Koefisien variabel X1

e = Standart error

I. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

33
Uji parsial atau uji-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh

variabel independen/bebas secara individual dalam menerangkan

variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2016). Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen

(kepuasan kerja dan komitmen organisasi) berpengaruh terhadap

variabel dependen (kinerja karyawan). Hipotesis dalam penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut:

H0 : 1, 2 = 0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen X1 (kepuasan kerja) dan X2 (komitmen organisasi)

terhadap variabel Y (kinerja karyawan).

Ha : 1 , 2 0 : terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen X1 (kepuasan kerja) dan X2 (komitmen organisasi)

terhadap variabel Y (kinerja karyawan).

Selanjutnya, pengambilan keputusan akan dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan ketentuan:

1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Melihat angka signifikansi, dengan ketentuan:

1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

34
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh

kepuasan kerja (X1) dan komitmen organisasi (X2) secara bersama-

sama terhadap kinerja karyawan (Y). Adapun hipotesis dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. H0 : 1, 2 = 0: secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara kepuasan kerja (X1) dan komitmen

organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

b. Ha : 1 , 2 0: secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

signifikan antara kepuasan kerja (X 1) dan komitmen organisasi

(X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Adapun cara pengambilan keputusannya, ialah:

a. Berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan

ketentuan:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Berdasarkan angka signifikansi, dengan ketentuan:

1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

35
3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilambangkan dengan R2 (R Square).

Uji ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh yang

diberikan variabel independen kepada variabel dependen. Koefisien

determinasi dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam

memprediksi variabel dependen. Semakin besar nilai R2 yang

diperoleh (mendekati 1), semakin besar juga pengaruh yang

diberikan variabel independen kepada variabel.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian

Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi Di Jalan Trans Irian Wasur 2

Distrik Kabupaten Merauke merupakan usaha dagang yang menjual produk

bakso dan mie ayam. Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi mulai berdiri pada

tahun 2018. Usaha ini didirikan oleh ibuk Indah Karyatun yang merupakan

pemilik langsung dari usaha tersebut. Setelah berjalan selama kurang lebih 4

tahun usaha ini terlihat semakin pesat dengan seiring bertambahnya karyawan

hingga saat ini jumlah karyawan pada Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi

sebanyak 7 orang karyawan tetap dan 6 orang karyawan luar sebagai total yaitu

sebanyak 13 orang. Usaha ini telah memiliki izin usaha sejak pertama kali

didirikan pada tahun 2018 dimana perizinan tersebut yaitu dari Badan

Penelitian dan Pengembangan Industry.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden diperoleh dari hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti untuk mengetahui “Pengaruh Harga Terhadap Tingkat

Penjualan Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi Di Jalan Trans Irian Wasur 2

Distrik Kabupaten Merauke” dengan membagikan kuesioner kepada 91 orang

Pelanggan Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi sebagai responden. Dalam

penelitian ini, karakteristik responden yang ingin diketahui adalah jenis

kelamin, usia, masa kerja, pendidikan terakhir, dan penghasilan. Berikut ini

diuraikan penjelasan mengenai karakteristik responden tersebut.

37
1. Jenis Kelamin

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian, diperoleh data tentang jenis kelamin responden

yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Karakteritik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Responden Persentase


No. Jenis Kelamin
(Orang) (%)

1 Laki-Laki 50 53%

2 Perempuan 41 47%

Jumlah 91 100

Sumber: Data primer, diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa responden

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 50 orang atau 53% lebih

banyak dibandingkan responden yang berjenis kelamin Perempuan

dengan jumlah 44 orang atau 47%. Hal ini berarti sebagian besar

pelangan Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi adalah laki- laki.

2. Usia

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian, diperoleh data tentang usia responden yang dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

38
Tabel 4.2. Karakteritik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah Responden
No. Usia Persentase (%)
(Orang)

1 18-27 tahun 12 13

2 28-37 tahun 34 36

3 38-47 tahun 32 34

4 > 47 tahun 16 17

Jumlah 94 100

Sumber: Data primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.2, jumlah responden yang berusia 18-27

tahun berjumlah 12 orang atau 13%, responden yang berusia 28-37 tahun

berjumlah 34 orang atau 36%, sedangkan responden yang berusia 38-47

tahun berjumlah 32 orang atau 32%, dan responden yang berusia lebih

dari 47 tahun berjumlah 16 orang atau 17%. Sehingga dapat diketahui

bahwa Pasien Peserta BPJS Kesehatan Pada DPP dr. Paul Justus Simon

Kalalo didominasi oleh karyawan yang berusia 28-37 tahun.

3. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian, diperoleh data tentang pendidikan terakhir

responden yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

39
Tabel 4.3. Karakteritik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Jumlah Responden
No. Pendidikan Terakhir Persentase (%)
(Orang)

1 SD - -

2 SMP 7 7

3 SMA/SMK 43 46

4 Diploma 4 4

5 Sarjana (S1) 39 41

6 Magister (S2) 1 1

Jumlah 55 100,0

Sumber: Data primer, diolah tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 43

orang atau 46%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Diploma

sebanyak 4 orang atau 4%. Responden yang memiliki pendidikan

terakhir Sarjana (S1) sebanyak 39 orang atau 41%, dan responden yang

memiliki pendidikan terakhir Magister (S2) sebanyak 1 orang atau 1%.

C. Hasil Analis Data

1. Deskripsi Jawaban Responden

Pada bagian ini akan disampaikan deskripsi jawaban responden

untuk masing-masing variabel.

a) Harga (X)

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuesioner maka

dapat diperoleh penilaian responden terhadap item pernyataan variabel

Harga sebagai berikut:

40
Tabel 4.1 Distribusi Responden Variabel Harga (X)

NO Pernyataan Kualitas Pelayanan JAWABAN Total


SS S RG TS STS
1 Harga Mie Ayam Dan Bakso Airi 16 50 10 12 3 91
terjangkau
2 Harga bervariasi sesuai dengan 19 50 17 4 1 91
ukuran produk
3 Harga Mie Ayam Dan Bakso Airi 22 46 13 10 0 91
sesuai dengan kualitas produk
4 Harga Mie Ayam Dan Bakso Airi 15 51 11 13 1 91
lebih ekonomis
5 Harga Mie Ayam Dan Bakso Airi 17 37 15 15 7 91
yang dapat bersaing dengan
produk lain

Pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa variabel Harga yang

direspon sangat baik oleh responden terdapat pada pernyataan nomor

2 (Dua) “Harga bervariasi sesuai dengan ukuran produk” dengan

rincian sebanyak 19 responden menjawab sangat setuju, 50 responden

menjawab setuju,17 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden

menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

Sedangkan untuk indikator yang direspon kurang baik dan

perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah terdapat pada pernyataan

nomor 5 (lima) “Harga Mie Ayam Dan Bakso Airi yang dapat

bersaing dengan produk lain” dengan rincian sebanyak 17 reponden

menjawab sangat setuju, 37 responden menjawab setuju, 15 responden

menjawab ragu-ragu, 15 responden menjawab tidak setuju, dan 7

responden menjawab sangat tidak setuju.

41
b) Tingkat Penjualan

Hasil pengumpulan data melalui kuesioner maka dapat

diperoleh penilaian responden terhadap item pernyataan volume

penjualan sebagai Berdasarkan berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Variabel Tingkat Penjualan (Y)

NO Pernyataan Kepuasan Konsumen JAWABAN Total


SS S RG TS STS
1 Penjualan mengalami peningkatan 16 62 7 4 2 91
2 Setiap bulannya selalu capai 15 45 25 4 2 91
target penjualan
3 Semua produk terjual dengan 29 45 11 4 2 91
mudah
4 warung tidak pernah kesulitan 13 49 23 5 1 91
dalam memasarkan produk karena
masyarakat sudah mengetahui
produk
5 Produk Mie Ayam Dan Bakso 17 37 15 15 7 91
Airi sangat dibutuhkan
masyarakat

Pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa Variabel tingkat

penjualan yang direspon sangat baik oleh responden terdapat pada

pernyataan nomor 3 “Semua produk terjual dengan mudah” dengan

rincian 29 responden menjawab sangat setuju, 45 responden

menjawab setuju,11 responden menjawab ragu-ragu,4 responden

menjawab tidak setuju dan 2 responden menjawab sangat tidak

setuju.

Namun, untuk pernyataan direspon kurang baik adalah yang

terdapat pada pernyataan nomor 5 “Produk Mie Ayam Dan Bakso

42
Airi sangat dibutuhkan masyarakat” dengan jumlah rincian 17

responden menjawab sangat setuju, 37 responden menjawab setuju,

15 responden menjawab ragu-ragu, 15 responden menjawab tidak

setuju dan 7 responden menjawab sangat tidak setuju.

2. Hasil Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur valid atau sah tidaknya

suatu angket atau kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan Pearson’s Product Moment Coeficient (r) dengan kriteria

pengambilan keputusan antara lain, apabila r hitung > rtabel, maka butir-butir

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan

valid. Apabila rhitung < rtabel, maka butir-butir pertanyaan atau pernyataan

dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan tidak valid (Ghozali, 2016).

Untuk mengetahui suatu item pernyataan dalam kuesioner valid

atau tidak, dalam penelitian ini penulis menggunakan program komputer

Statistical Program for Society Science (SPSS versi 26). Untuk data

jumlah (N) = 91 sampel, dengan taraf signifikan sebesar 5% (α = 0,05)

sehingga menghasilkan rtabel sebesar 0.2028 dengan rumus baca rtabel df =

N-2 atau 91-2 = 89 kemudian lihat pada r tabel. Sedangkan rhitung dapat dilihat

pada tabel correlation (lihat lampiran). Tabel berikut menunjukkan hasil

uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

43
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas

Butir
Variabel Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan

X.1 0,831 0.2061 Valid

X.2 0,800 0.2061 Valid


Harga
X.3 0,806 0.2061 Valid
(X)
X.4 0,777 0.2061 Valid

X.5 0,780 0.2061 Valid

Y.1 0,689 0.2061 Valid

Y.2 0,838 0.2061 Valid


Volume
Y.3 0,816 0.2061 Valid
penjualan (Y)
Y.4 0,793 0.2061 Valid

Y.5 0,763 0.2061 Valid

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.6 diatas, dapat dilihat

bahwa keseluruhan item pernyataan memiliki nilai rhitung > rtabel dengan taraf

signifikan 0,05 dimana rtabel = 0.2028. Sehingga dapat dikatakan bahwa

keseluruhan item variabel penelitian dinyatakan valid.

3. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur atau mengetahui sejauh

mana suatu kuesioner dapat diandalkan pada penelitian secara konsisten

sehingga menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini, pengujian

dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha (α). Jika hasil

pengujian Cronbach Alpha > 0,60 maka variabel dikatakan reliabel.

Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka pernyataan

44
dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, pengujian

reliabilitas menggunakan program komputer Statistical Program for

Society Science (SPSS versi 26). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada

tabel reliability statistics (lihat pada lampiran).

Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Batas
Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas

Harga (X) 0,851 0,60 Reliabel

Tingkat penjualan (Y) 0,829 0,60 Reliabel

Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing variabel

yaitu kualitas pelayanan dan kepuasan pasien dan kinerja karyawan

memiliki nilai lebih besar dari 0,60 yang berarti seluruh butir pernyataan

dalam lembar kuesioner penelitian ini dapat dinyatakan reliabel. Dengan

kata lain, seluruh instrumen pengukuran pada penelitian ini memiliki

tingkat kehandalan yang baik dan dapat digunakan dalam analisis pada

penelitian ini.

4. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji ini ialah agar dapat mengetahui apakah

suatu data penelitian yang ada berdistribusi normal atau mendekati

normal. Dan hasil dari uji ini disajikan kedalam grafik dan tabel

berikut :

45
Grafik P-P Plot yang dimana bahwa posisi titik-titik yang ada

mengikuti arah garis diagonal, maka hasil uji normalitas menggunakan

metode ini dinyatakan berdistribusi normal.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

N Signifikansi Keterangan
Unstandardized
Berdistribusi
Residual 91 0,49
Normal

Sumber: Data primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan hasil menggunakan

metode Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,49 yang dimana menunjukan

hasil yang lebih besar dibandingkan nilai signifikansi 0,05. Maka

disimpulkan uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

hasilnya ialah berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan dilakukannya uji ini ialah agar dapat mengetahui

apakah adanya korelasi antara kedua variabel bebas tersebut. Untuk

mendeteksi hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai VIF < 10 dan

46
juga nilai tolerance > 0,10. Apabila data yang telah diolah

menghasilkan demikian, maka dapat dikatakan bebas dari

multikolinearitas. Dan hasil dari uji ini disajikan kedalam tabel

berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Variabel N
Tolerance VIF

Strategi Pemasaran 91 1.000 1.000

Sumber: Data primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.10 data yang telah diolah menunjukan hasil

yang dimana tolerance lebih besar dari 0,10 dan juga VIF lebih kecil dari

10. Sehingga kesimpulan dari uji ini ialah tidak terjadi dampak

multikolinearitas antara kedua variabel bebas tersebut.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dilakukannya uji ini untuk bisa mengetahui sebuah

bentuk regresi apakah dalam pengamatan yang berbeda terjadi

ketidakselarasan varian dari residual tersebut. Dalam penelitian ini uji

glejser digunakan untuk mendapati ada dan tidaknya gejala

heteroskedastisitas yang terjadi. Apabila nilai signifikansi dari kedua

variabel bebas tersebut > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dan berikut hasil dari uji ini disajikan ke dalam

tabel berikut :

47
Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel N Signifikansi Keterangan

Strategi 91 0,41 Tidak terjadi

Pemasaran Heterokedastisitas

Sumber: Data primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil perhitungan yang ada pada

tabel uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi

(sig) antara variabel independen dengan absolut residual lebih besar

dari 0,05 maka tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas

5. Hasil Analisis Regresi Linier

Sederhana

Berdasarkan perhitungan regresi sederhana antara Harga(X)

terhadap Tingkat Penjualan (Y) dengan di bantu progam SPSS versi 26

dalam perhitungannya dapat diperoleh Hal ini terlihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.466 1.142 4.785 .000
totalx .721 .060 .787 12.041 .000
a. Dependent Variable: totally
Sumber : data diolah, 2020

48
Dari Tabel 4.8 kolom Unstandardized Coefficients Berdasarkan nilai

tersebut maka model regresi dapat diformulasikan dalam persamaan

regresi sederhana seperti berikut ini:

Y = 5,466 + 0,721 (X) + e

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Nilai konstan (a) sebesar 5,466 menandakan apabila variabel harga

diasumsikan sama dengan 0 maka tingkat penjualan meningkat

sebesar 5,466.

b. Nilai koefisien variabel harga (X) sebesar 0,721 menandakan apabila

kualitas harga mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat

penjualan akan mengalami kenaikan sebesar 0,721.

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji secara persial apakah variabel

harga (X) dapat berpengaruh terhadap tingkat penjualan (Y). Melalui

perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 26 dapat diketahui

hal-hal sebagai berikut:

Hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 26

seperti yang terlihat pada table 4.8, telah diketahui bahwa nilai

untuk variabel Kualitas Pelayanan sebesar 12.041 menunjukan bahwa

Harga (X) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Tingkat Penjualan

(Y). Nilai ttabel didapat dari dk = n-k (91-2) = 89, yaitu 1.66216

49
(Ghozali,2012) yang berarti nilai t hitung lebih besar dari yaitu 17.592

1.66216 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, karena signifikan lebih

kecil atau kurang dari 0,05 yaitu menunjukan bahwa Harga mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penjualan. Maka Ho ditolak dan

Ha diterima artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara harga

dengan tingkat penjualan, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa secara

parsial harga berpengaruh posistif terhadap tingkat penjualan pada

Penjualan Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi Di Jalan Trans Irian Wasur

2 Distrik Kabupaten Merauke

2. Uji Koefisien Determinasi

Tingginya pengaruh variabel bebas (X) secara bersama-sama

terhadap variabel terikat (Y) dapat juga ditinjau pada besarnya koefisien

determinasi ganda (R2). Jika R2 yang didapat hasil perhitungan besar

(mendekati 1) maka bisa dikatakan pengaruh variabel bebas besar terhadap

variabel terikat dan sebaliknya jika R 2 kecil, maka dapat dikatakan

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil. Hal ini bisa dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 Nilai Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .787 .620 .615 2.213
a. Predictors: (Constant), totalx
Sumber : data diolah, 2020

50
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 26 seperti

yang dapat dilihat pada tabel 4.9, maka diketahui nilai R Square adalah

sebesar 0,620 artinya adalah variasi dari suatu variabel bebas ialah Store

Harga bisa menjelaskan variabel Tingkat Penjualan sebesar 62% dan

sisanya di jelaskan dalam variabel lain sebesar 38% penelitian ini.

E. Pembahasan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menggunakan program

SPSS versi 26 dalam penelitian ini maka peneliti merangkum semua hasil

pengujian sebagai berikut.

Pengaruh harga Terhadap tingkat Penjualan

Hasil analisis menyatakan bahwa variabel Harga memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan dengan nilai koefisien

sebesar 0,721. Hal ini menjelaskan bahwa apabila terjadi kenaikan kualitas

pelayanan sebesar 1 persen maka akan berdampak pada kenaikan tingkat

penjualan sebesar 0,721. Pada pengujian uji t variable menunjukkan

Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

variable tingkat penjualan. Dari hasil observasi Kualitas Harga pada Harga

Mie Ayam Dan Bakso Airi sudah cukup baik dan sedang dilakukan

peningkatan mulai dari segi kualitas dan memerhatikan kepuasan pelanggan

sesuai dengan SOP yang berlaku. Penelitian ini didukung responden

berdasarkan kriteria mulai dari jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dari Tembesi Citra Neisia

yang berjudul “Pengaruh Harga Terhadap Penjualan Produk Motor Yamaha

Mio Pada PT. Hasjrat Abadi Outlet Karombasan Manado” yang

51
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara harga

terhadap penjualan.

Oleh karena itu dalam suatu penjualan produk pentingnya melihat

sisi kualitas pelayanan terutama dalam harga karena suatu produk apabila

memiliki harga yang sesuai dan dapat diterima oleh pasar pastinya akan

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dengan melihat tingkat penjualan

pada mie ayam bakso Airi. Pengembangan-pengembangan dalam kualitas

pelayanan perlu lebih ditingkatkan lagi agar kepuasan konsumen pada

warung makan mie ayam airi dapat terjaga dan juga meningkat sehingga

berimplikasi juga pada laba pendapatan yang diperoleh warung makan mie

ayam Airi.

52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil olah data serta analisis dari penelitian ini yang

berjudul “Pengaruh Harga Terhadap Tingkat Penjualan Pada Warung Makan

Mie Ayam dan Bakso Airi di Jalan Trans Irian Wasur 2 Distrik Kabupaten

Merauke” menghasilkan suatu kesimpulan yang diambil oleh peneliti sebagai

berikut :

Secara parsial, kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan

harga terhadap tingkat Penjualan pada Warung Mie Ayam Dan Bakso Airi Di

Jalan Trans Irian Wasur 2 Distrik Kabupaten Merauke, dengan hasil

pengujian hipotesis (uji t) diperoleh nilai thitung 12.041> ttabel 1.66216 dan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga apabila kualitas pelayanan pada Warung

Makan Mie Ayam dan Bakso Airi naik maka tingkat penjualan pada Warung

Makan Mie Ayam dan Bakso Airi juga mengalami peningkatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa

saran yang ingin disampaikan oleh penulis. Adapun saran-saran yang

diberikan adalah sebagai berikut :

Perlunnya upaya-upaya serta inovasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan pada warung Makan Mie Ayam dan Bakso Airi agar produk yang

dijual dapat bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya di pasar.

53
DAFTAR PUSTAKA

Neisia, Citra T. (2018). Pengaruh Harga Terhadap Penjualan Produk Motor


Yamaha Mio Pada PT. Hasjrat Abadi Outlet Karombasan Manado. Jurnal
Administrasi Bisnis. (6)3 : 35-43

Amaliah, Halimah A. 2017. Pengaruh Harga dan Biaya Promosi Terhadap


Volume Penjualan Emas (Studi kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang
Botanical Junction). Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Universitas Diponogoro.

Neisia, Citra T. (2018). Pengaruh Harga Terhadap Penjualan Produk Motor


Yamaha Mio Pada PT. Hasjrat Abadi Outlet Karombasan Manado. Jurnal
Administrasi Bisnis. (6)3 : 35-43

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D Cetakan


ke-23. Bandung: Alfabeta.

54

Anda mungkin juga menyukai