Anda di halaman 1dari 24

SCIENTIFIC ESSAY COMPETITION 2023

ORIENTASI AGENT OF CIVIL SOCIETY TERHADAP


INDONESIA EMAS: STUDI MASYARAKAT
DESA KEMIREN

Disusun oleh:
Andin Mei Sumartini 0065718288
Bagus Dhiyaa' Bella Septiawan 0069226425
Frista Ayu Ananta 0063443422

SMAN 1 BANYUWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Orientasi Agent Of Civil Society Terhadap


Indonesia Emas: Studi Masyarakat Desa Kemiren
2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Andin Mei Sumartini
b. NISN : 0065718288
c. Sekolah : SMAN 1 Banyuwangi
d. Alamat Rumah : Jln. Losari, No. 45, Singonegaran
e. No. HP : 081217664317
f. Alamat E-mail : andinmei245@gmail.com
3. Jumlah Anggota Tim :3
4. Guru Pendamping
a. Nama : Cintiya Aulia Fitriana, S.Pd
b. NIP :-
c. Alamat Rumah : Jl. Ikan Cumi- cumi, Sobo, Banyuwangi
d. No. Telp/HP : 089694415267
e. Alamat E-mail : cintiyaauliafit@gmail.com

Banyuwangi, 18 Maret 2023

Mengetahui,

Guru Pendamping Ketua Tim

Cintiya Aulia Fitriana, S.Pd Andin Mei Sumartini


NIP - NISN 0065718288
ORIENTASI AGENT OF CIVIL SOCIETY TERHADAP
INDONESIA EMAS: STUDI MASYARAKAT DESA KEMIREN

PENDAHULUAN
Indonesia di tahun 2045 menurut KEMENKO PMK dalam artikelnya,
diharapkan sudah menjadi negara maju yang setara dengan negara adikuasa. Negara
maju merupakan suatu negara dengan hidup yang relatif tinggi, dikarenakan
teknologi tinggi dan ekonomi yang seimbang. Ciri-ciri dari negara maju yakni,
memiliki SDM yang berkualitas serta memanfaatkan SDM dengan sebaik-baiknya,
tingkat pendidikan dan kesehatan yang tinggi, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, kualitas hidup penduduk yang tinggi, memiliki pendapatan penduduk
yang tinggi, fasilitas yang memadai dan mampu menyelesaikan masalah
kependudukan (Yuni, Revina dkk. 2020). Untuk dapat mewujudkan Indonesia
emas, tentunya perlu persiapan dan kerjasama dari seluruh pihak baik masyarakat
maupun pemerintah. Mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter,
juga unggul merupakan langkah untuk mencapai Indonesia emas. Berdasarkan misi
menuju Indonesia emas di atas, perkembangan masyarakat sipil melalui pelaku atau
agen-agen di dalamnya, dinilai dapat mewujudkan visi Indonesia emas.
Masyarakat di Indonesia dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis
berdasarkan karakteristiknya. Salah satu dari jenis masayarakat tersebut yaitu jenis
masyarakat sipil (civil society). Masyarakat sipil disebut juga dengan masyarakat
madani. Ciri-ciri umum masyarakat sipil yakni, toleransi yang tinggi, dapat hidup
mandiri, berpartisipasi secara aktif dalam publik, bekerja sama dengan sukarela,
menjunjung nilai kejujuran dan keadilan, menghargai adanya perbedaan, memiliki
jiwa nasional yang kuat, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, serta memiliki
sifat terbuka (Parmudi Mohamad.2015). Dilihat dari ciri-cirinya, masyarakat sipil
dapat mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045.
Namun di sisi lain, Moetar Lubis (2012) dalam pidatonya di Taman Ismail
Marzuki menyoroti enam ciri utama manusia Indonesia yaitu munafik, tidak
bertanggung jawab, bersikap feodal, percaya tahayul, artistik, dan berkarakter
lemah (Ambarita, Biner. 2017). Enam ciri utama yang dikatakan oleh Moetar Lubis
itu adalah masalah besar bagi masa depan bangsa Indonesia. Karena yang
menentukan masa depan Indonesia adalah masyarakat itu sendiri. Jika tidak

1
merubah enam ciri utama manusia Indonesia di atas, Indonesia akan sulit untuk
menjadi negara maju. Maka untuk itu, diperlukan perubahan masyarakat yang dapat
mencerminkan bangsa Indonesia serta dapat membawa Indonesia menjadi negara
maju.
Saat ini, di Indonesia banyak sekali masyarakat sipil yang telah berperan
aktif di berbagai bidang ekonomi, sosial, politik dan lain-lainnya. Bahkan di
beberapa daerah, salah satunya Banyuwangi, terdapat desa yang berpotensi menjadi
masyarakat agent of civil society, yakni Desa Kemiren. Desa Kemiren menarik
untuk dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini, karena Desa Kemiren memiliki
berbagai penghargaan di kancah nasional, seperti menjuarai lomba dalam ajang
desa wisata award 2021 kategori wisata berbasis budaya, serta masuk kedalam
jajaran 100 besar anugerah desa wisata Indonesia 2021. Dengan potensi yang
dimiliki masyarakat desa kemiren, masyarakat sipil di desa kemiren diharapkan
dapat memiliki sebuah komunitas tersendiri guna menuangkan ide-ide serta ikut
berpartisipasi membangun lingkungan masyarakat yang lebih baik. Jika hal ini terus
dipertahankan dan dikembangkan oleh masyarakat, maka Indonesia emas di tahun
2045 yang diharapkan dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah
yang dapat diambil yakni (1) bagaimana peran civil society atau masyarakat madani
di Desa Kemiren, (2) bagaimana orientasi civil society di Desa Kemiren dalam
mewujudkan Indonesia emas 2045. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
peran civil society di Desa Kemiren serta untuk meninjau masyarakat sipil atau civil
society dalam membangun Indonesia emas 2045. Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan dengan data yang
diperoleh dari hasil studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Orientasi Agent of Civil Society terhadap Indonesia Emas: Studi Masyarakat
Desa Kemiren sebagai judul penelitian ini, memiliki definisi yakni meninjau peran
peran pelaku masyarakat madani untuk mewujudkan Indonesia Emas dan Desa
Kemiren sebagai desa dengan masyarakat sipil yang ideal dengan heterogenitas
Kemiren yang heterogen di dalamnya. Indonesia emas merupakan sebuah konsep
generasi bangsa Indonesia di tahun 2045, yang memiliki target untuk menciptakan
Indonesia menjadi negara maju dan setara dengan negara adidaya.
PEMBAHASAN

2
Masyarakat merupakan sekelompok orang-orang yang hidup dan saling
bekerjasama dengan tujuan yang berbeda dalam satu daerah. Berkaitan dengan
keanekaragaman masyarakat, dapat kita soroti secara khusus keberadaan
masyarakat sipil. Dalam bahasa inggris, masyarakat sipil atau civil society, diambil
dari bahasa latin. Civitas dei yakni kota illahi, sedangkan society adalah
masyarakat. Kata civil menyusun kata civilization yang berarti peradaban. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat sipil (civil society) yaitu masyarakat
yang sudah berperadaban maju. Terdapat teori lain yang membahas tentang
masyarakat madani, Hefner (1998:16-20) mengungkapkan bahwa masyarakat
madani adalah masyarakat modern yang dapat berinteraksi secara heterogen dan
plural dengan demokrasi dan bebas. Di situasi masa kini, masyarakat diharapkan
mampu mengorganisasikan diri sendiri, menumbuhkan kesadaran dalam
menciptakan peradaban. Sehingga dapat berpartisipasi di situasi global, kompleks,
serta menghadapi persaingan dan perbedaan (Rowland B. F. Pasaribu). Dari
seluruh pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani atau
masyarakat sipil merupakan masyarakat demokrasi yang mampu berinteraksi
secara heterogen dan dapat menciptakan peradaban baru.
Sudah hal yang lumrah bahwa generasi penerus Indonesia sangat berperan
penting dalam memajukan kehidupan selanjutnya. Menurut Badu (2012) Generasi
2045 yang berkarakter bercirikan diantaranya (1)Memahami dan konsisten tentang
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (2)Memiliki karakter serta jati diri.
Moralitas serta etika di aplikasi menggunakan konsisten, yang nilai-nilainya
bermula dari kepercayaan-kepercayaan dan tradisi/budaya bangsa sendiri,
(3)Meyakini bahwa Indonesia merupakan bangsa besar yang jamak, luas serta kaya
akan sumber dayanya, (4)Berdaya cipta, berdaya saing serta mendukung pada
percaturan global (wawasan global), melalui penguasaan Iptek, ITC (information
technologi cenderung) serta pasar, (5) memiliki tradisi belajar, kepemimpinan
pribadi serta bisa menyesuaikan diri tinggi pada bidang sains, usaha serta budaya,
(6) Menerapkan pola hidup sehat, mentalitas produktif, etos kerja mandiri serta
kreatif, (7) Cerdas secara spiritual, emosional serta sosial, dan cinta lingkungan, (8)
Mempunyai wawasan kewaktuan yang kuat dan berani ambil keputusan (Ambarita,
Biner. 2017). Dapat digaris bawahi bahwa generasi penerus yang akan menjadi

3
penghuni masyarakat Indonesia pada tahun 2045 agar memiliki pengetahuan yang
tinggi terhadap IPTEK dan sains, mampu bersaing di kancah dunia, kreatif, cerdas,
serta tetap teguh terhadap pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Maka
masyarakat sipil yang berisi generasi generasi unggul, secara ideal dinilai mampu
membentuk generasi emas yang dapat mewujudkan visi Indonesia emas tahun
2045.
Masyarakat sipil tidak dapat muncul dengan sendirinya. Tetapi datang dari
sebuah proses yang membutuhkan beberapa faktor sosial guna menompang
terwujudnya masyarakat sipil itu sendiri. Faktor-faktor sosial itulah yang akhirnya
menjadi pemersatu sekaligus mewujudkan masyarakat sipil itu sendiri tanpa harus
dipisahkan, hingga menjadi sebuah prinsip ideal hidup dalam berbangsa dan
bernegara. Diantara faktor-faktor sosial utama yang harus dimiliki oleh masyarakat
sipil menurut Arendt dan Habermas sebagaimana dikutip oleh M. Mawardi
(Mawardi, 2008: 21) adalah wilayah publik yang bebas (free public sphere),
demokrasi, toleransi, kemajemukan (pluralism), dan keadilan sosial (social justice)
(Hamid, Ihsan. 2018). Hal ini mampu digunakan untuk menganalisis bagaimana
keadaan masyarakat sipil terbentuk karena beberapa faktor sosial yang melekat di
dalam kehidupan masyarakat.
Peran ekonomi masyarakat sipil berfokus pada pemberian pelayanan untuk
warga negara, selain itu juga berperan pada kesejahteraan warga negara dan
menentukan perpindahan sosial “di mana negara dan pasar lemah” (Edwards, 2009,
hal.13). Selain beberapa peran tersebut, juga ada beberapa peran lain meliputi
penyaluran nilai-nilai sosial dan upaya dalam menunjang ekonomi sosial yang
disesuaikan dengan efisiensi pasar dengan nilai-nilai kooperatif (Edwards, 2009,
p.14). Peran ekonomi yang dimaksud selalu tidak lepas dari bagaimana cara
masyarakat saling memainkan peran untuk bekerjasama di bidang ekonomi demi
kesejahteraan bersama.
Selain berperan di bidang ekonomi, masyarakat sipil juga memainkan peran
sosial. Peran sosial yang dimaksud Edwards berkaitan dengan organisasi sukarela,
baik dalam bentuk organisasi atau tidak, asosiasi yang berkegiatan secara sukarela
ini mampu menciptakan modal sosial yang terbuka seperti kepercayaan dan
kemauan untuk bekerja sama (Putnam, 2000). Anheier juga mengaitkan peran

4
ekonomi dan sosial masyarakat sipil dalam membuktikan bahwasanya justru peran
organisasi sukarela terhadap penyediaan layanan sosial dapat berguna untuk
menghidupkan kembali atau memperkokoh rasa kebersamaan dan memiliki serta
dapat meningkatkan kesadaran dan keterlibatan sipil (Anheier, 2009). Mengenai
peran sosial ini, dapat dikaji mengenai bagaimana hubungan antara masyarakat sipil
dan masyarakat pada umumnya dapat dianalisis melalui segi pelayanan sosial. Yang
sudah dijelaskan dalam buku Making Democracy Work, rasa komunitas ini pada
saatnya akan dipandang sebagai dasar berfungsinya lembaga-lembaga demokrasi
(Putnam, 1994). Pada dasarnya peran sosial juga berkaitan dengan bagaimana
lembaga, masyarakat lokal, dan masyarakat luar mampu bersinergi bersama sesuai
dengan fungsinya.
Peran masyarakat sipil dalam bidang politik. Menurut Edwards (2009,
hal.15) masyarakat sipil diinterpretasikan sebagai pengawasan terhadap negara dan
corporate secara teliti, serta memperkenalkan “transparansi, akuntabilitas, efisiensi,
efektivitas, dan aspek lain dari good governance”. Maka dari itu, masyarakat sipil
di bidang politik memiliki peran untuk mendeteksi penyelewengan dalam sistem
politik dan secara bersama menentangnya. Selain itu, masyarakat sipil dapat
menyalurkan keikutsertaannya di luar pemilu. Pemerintah tidak boleh melihat
masyarakat sipil sebagai lawan, namun sebagai pelengkapnya (Linz dan Stepan,
1996).
Objek yang dipilih dalam penulisan ini yaitu Desa Kemiren, sebagai salah
satu desa di Banyuwangi yang kental akan tradisi sekaligus mampu mengikuti
perkembangan zaman. Desa Kemiren terletak di wilayah Glagah, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Kemiren dinilai mampu
merepresentasikan Agent of civil society sebagai bagian dari usaha mewujudkan
Indonesia emas. Karena Desa ini telah meraih banyak penghargaan dalam bidang
wisata budaya, seperti juara dalam ajang desa wisata award 2021 kategori wisata
berbasis budaya, serta masuk kedalam jajaran 100 besar anugerah desa wisata
Indonesia 2021. Masyarakat Kemiren memanfaatkan hal tersebut untuk membentuk
organisasi yang dapat membuka lapangan pekerjaan dengan mengadakan wisata
budaya. Kehidupan Desa Kemiren didominasi oleh kehidupan sosial-budaya.
Dalam website resminya, Desa kemiren memiliki potensi wisata sebesar 95 persen,

5
potensi seni dan budaya sebesar 90 persen, sedangkan potensi UMKM dan
BUMDES sebesar 95 persen.

Peran Pelaku Civil Society di Desa Kemiren


Desa Kemiren dikenal juga dengan Desa Wisata Adat Osing. Nama Osing
diambil dari sebutan kelompok etnis Desa Kemiren yang merupakan penutur
Bahasa Osing. Desa yang kental akan tradisi ini, lambat laun semakin
mengembangkan kehidupannya agar tidak menjadi desa tradisional yang tertinggal.
Kelompok etnis Osing sebagai masyarakat adat mengupayakan program smart
kampung guna menjadi desa yang mandiri. Dalam hal ini, pemerintah mendukung
masyarakat Desa Kemiren untuk membentuk kelompok masyarakat secara mandiri.
Hal ini selaras dengan karaketrisitik masyarakat sipil dalam peran sosial yakni
mampu membentuk sebuah asosiasi sukarela dalam beberapa bidang, seperti
ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.
Desa kemiren merupakan Desa Adat Wisata yang sejauh ini berfokus pada
bidang sosial-budaya. Hal tersebut dikarenakan potensi yang ada, serta banyaknya
kelompok masyarakat membentuk organisasi yang terkait. Organisasi masyarakat
atau kelompok sosial formal di Desa Kemiren meliputi POKDARWIS (Kelompok
Sadar Wisata), Karang taruna desa, HIPA (Himpunan Pemakaian Air), Wisata
Pesantogan Kemangi, Paket Wisata Desa Kemiren, dan Homestay. Sedangkan
untuk organisasi non-resmi yaitu terdapat PATOK (Paguyuban Thulik Kemiren),
pasar kuliner, serta sanggar tari seperti sanggar Trisno Budoyo, Pesinawan, dan
Cinde Sutro. Semua organisasi tersebut berada dibawah naungan BUMDes (Badan
Usaha Milik Desa).
Kaitannya dengan POKDARWIS yang tidak kalah penting perannya di
Desa Kemiren, organisasi ini mampu membawa perubahan di kehidupan
masyarakat. Awalnya masyarakat Desa Kemiren mayoritas berprofesi sebagai
petani, namun karena minat anak muda untuk bertani sangat kecil dan pupuk yang
mahal sekaligus langka, akhirnya terbentuklah sebuah organisasi masyarakat yakni
POKDARWIS untuk membangun perekonomian desa melalui budaya atau tradisi
yang ada. (Wawancara dengan Suhaimi). Pokdarwis bekerja sama dengan
masyarakat sekitar dengan membentuk beberapa kegiatan seperti pasar kuliner yang
dilakukan setiap hari minggu. Patok atau paguyuban thulik (pemuda laki-laki)

6
Kemiren yang memproduksi kopi. Pokdarwis juga bekerja sama dengan masyarakat
untuk membangun homestay agar wisatawan yang sedang berwisata dapat
menikmati suasana desa lebih lama dan nyaman. Dapat dilihat bahwa keberadaan
kelompok-kelompok sosial ini termasuk dalam karakteristik masyarakat sipil,
karena mampu mengupayakan hidup mandiri, memiliki sifat demokrasi, pluralisme,
serta mempunyai toleransi yang tinggi.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana merupakan suatu kelompok
sosial di Desa Kemiren yang dapat terbentuk sebab adanya perubahan ketentuan
terkait Desa Wisata yang diturunkan oleh Pemerintah Banyuwangi pada Perda Kab.
Banyuwangi Nomor 1 Tahun 2017, tentang fungsi dan tujuan desa wisata yang
mana pengelolaan desa wisata dilaksanakan oleh Kelompok Sadar Wisata. Sebelum
adanya Pokdarwis, Desa Wisata Adat Kemiren dikelola oleh BUMDes dan
bersinergi dengan para pemuda, khususnya Karang Taruna desa (Riandara, Rezy
dan Sjafiatul Mardliyah. 2021).
Berikut merupakan peran-peran masyarakat Desa kemiren yang dapat
dikaitkan dengan peran-peran masyarakat sipil di berbagai bidang melalui
kelompok masyarakat yang sudah terbentuk di Desa Kemiren:
1. Peran Sosial-Budaya
Peran sosial masyarakat sipil, menjadikan masyarakat yang
bertujuan untuk mewujudkan kekeluargaan, kebersamaan, kepercayaan dan
kemauan untuk bekerja sama di lingkungan masyarakat baik secara individu
maupun kelompok. Desa kemiren menjadikan adat leluhur sebagai sebuah
festival, seperti tumpeng sewu, ider bumi, mepe kasur, arak-arakan barong,
dan mocopatan. Selain festival, untuk melestarikan adat leluhur, masyarakat
desa kemiren membangun beberapa sanggar, diantaranya:
Tabel 1. Sanggar di Kemiren

No. Nama Sanggar Produksi

1. Sapu Jagad Kesenian Barong, Gandrung

2. Cinde Sutra Gamelan Osing, Angklung Caruk,


Kuliner dan Tari-tarian

3. Tresno Budaya Batik, Pakaian Adat, Tari-tarian,


Barong

7
4. Rumah Budaya Osing Mocoan Lontar Yusuf, dan Kajian
Kebudayaan Osing

5. Genjah Arum Kopi, Godhongan, Tari-tarian,


Angklung, dan Kuliner

6. Mbok Temuk Tari-tarian

7. Pesantogan Kemangi Kuliner dan Kopi


Sumber Data: Pokdarwis Desa Kemiren, 2018.
Sanggar dan semua festival adat di Desa kemiren berada dibawah
naungan POKDARWIS atau Kelompok Sadar Wisata yang sebelumnya
dikembangkan oleh lembaga adat. Pokdarwis memiliki kontribusi terhadap
perkembangan pariwisata di Desa Kemiren, dan diharapkan dapat
mendorong serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat sipil di desa kemiren berhubungan dengan adat budaya,
dengan banyaknya organisasi masyarakat yang muncul, menjadikan
masyarakat di Desa Kemiren memiliki jiwa toleransi dan kerja sama yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan peran agen masyarakat sipil di bidang sosial.

2. Peran Bidang Ekonomi


Masyarakat sipil di Desa Kemiren berperan dalam penciptaan
lapangan kerja baru bagi masyarakat desa dengan memanfaatkan budaya
leluhur, melalui berbagai event festival budaya yang diadakan oleh
Pokdarwis. Pokdarwis juga melakukan kerjasama dengan masyarakat
sekitar dengan membentuk pasar kuliner, PATHOK, warung pesantogan
kemangi, dan homestay. Program-program tersebut berada dibawah
naungan BUMDes Kemiren. BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa
merupakan badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah desa yang berpusat
pada potensi wisata berupa wirausaha. Banyak para wisatawan yang hadir
melakukan kunjungan ataupun study. Sehingga dengan kedatangan
wisatawan dapat menambah pemasukan desa. Peran BUMDes dalam
menciptakan lapangan pekerjaan melalui budaya, sesuai dengan peran
masyarakat sipil dalam bidang ekonomi, yakni untuk mensejahterakan
masyarakat.

3. Peran Bidang Politik

8
Peran Politik Masyarakat Sipil secara umum adalah mengawasi
pemerintahan dan menyampaikan suara dari masyarakat ketika pemerintah
menyalahi aturan negara melalui demokrasi dalam politik. Organisasi
masyarakat di kemiren yang bergerak di bidang politik masih belum
terbentuk. Namun, Masyarakat di Desa Kemiren mengadakan agenda rutin
tahunan dalam bentuk Musrengbangdes, yaitu musyawarah bareng
BUMDes Kemiren. Di dalam musyawarah tersebut terdapat beberapa tokoh
masyarakat yang diundang dengan tujuan untuk menampung aspirasi-
aspirasi. Dari musyawarah yang telah dilakukan dihasilkan program kerja
desa yang akan dilakukan 1 tahun kedepan. Salah satu hasil
Musrengbangdes adalah program bedah rumah yang bertujuan untuk
mengembalikan khas rumah adat yang mulai menghilang akibat dari adanya
modernisasi. Dalam menjaga kelestarian pertanian, salah satu yang
diusulkan di musrengbangdes yakni memberikan bibit jagung dan bibit
palawija kepada para petani dengan harapan kegiatan pertanian lebih
produktif (Wawancara dengan Supriyanto).

Orientasi Civil Society di Desa Kemiren terhadap Indonesia Emas 2045


Desa kemiren dewasa ini merupakan Desa Wisata Adat Osing yang
mengemas adat leluhur sebagai festival. Budaya berupa adat dan tradisi yang ada
di Desa Kemiren masih sangat dijaga oleh masyarakat mengingat tradisi tersebut
sebagai penghormatan kepada leluhur desa yang dilaksanakan secara turun
temurun. Potensi yang paling mendominasi di Desa Kemiren adalah di bidang
Sosial Budaya. Desa Kemiren memiliki berbagai keanekaragaman dalam segi
budaya seperti tradisi dan adat. Tradisi dan adat masyarakat di Desa Kemiren masih
sangat dijaga sampai saat ini. Dulu tradisi dan adat tersebut hanya dilaksanakan
pada lingkup Desa Kemiren saja, seperti halnya kegiatan Slametan Tumpeng Sewu.
Dulu Slametan Tumpeng Sewu menjadi hal yang sakral dan salah satu kuliner yang
disajikan adalah Pecel pithik yang dianggap sebagai makanan untuk ritual (Fitriana,
2020). Seiring bertambahnya waktu, masyarakat mulai menyadari bahwa pecel
pithik merupakan sebuah potensi yang dapat dikembangkan.
Adanya perubahan zaman membuat masyarakat Desa Kemiren dapat
mengemas lebih menarik potensi budaya yang ada, sehingga mampu menarik minat

9
wisatawan serta masyarakat luar juga dapat mengikuti kesakralan dari tradisi
tersebut. Selain itu, hal tersebut dapat memberikan dampak pada perekonomian
Desa Kemiren. Karena dengan banyaknya wisatawan yang datang dapat
memberikan penghasilan lebih untuk Desa Kemiren.
Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi Indonesia Emas ketika genap
berusia 100 tahun. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui masyarakat sipil yang
memiliki karakteristik yaitu toleransi yang tinggi, dapat hidup mandiri,
berpartisipasi secara aktif dalam publik, bekerja sama dengan sukarela, menjunjung
nilai kejujuran dan keadilan, menghargai adanya perbedaan, memiliki jiwa nasional
yang kuat, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, serta memiliki sifat terbuka yang
sesuai dengan ideologi negara, yakni pancasila. Sehingga jika dianalisis dengan
kehidupan masyarakat Desa Kemiren, karakteristik tersebut telah tercipta dan
masyarakat Desa Kemiren dinilai mampu dikategorikan sebagai masyarakat sipil
karena masyarakat Desa Kemiren memiliki toleransi yang tinggi terhadap
modernisasi tanpa meninggalkan budaya leluhur, mandiri dalam mengelola potensi
yang dimiliki desa melalui kerja sama hingga dapat meningkatkan perekonomian
desa, dan menerima aspirasi warga untuk kepentingan desa.
Pada negara maju, desa-desa berkarakteristik seperti memiliki ketahanan
sosial & ekonomi, memiliki koneksi digital sehingga teknologi di desa tidak
memiliki perbedaan dengan di kota, serta adanya SDM yang berkualitas tinggi.
Dalam ketahanan sosial dan ekonomi, Desa Kemiren memanfaatkan modernisasi
guna menghasilkan pendapatan desa melalui organisasi masyarakat BUMDes yang
mengelola adat dan budaya serta kuliner melalui UMKM Desa Kemiren. Sehingga
pendapatan desa sebagian besar berasal dari para wisatawan yang tertarik dengan
potensi Desa Kemiren. Desa Kemiren melakukan digitalisasi guna mengenalkan
potensi yang dimiliki Desa Kemiren, seperti mempromosikan paket wisata yang
ditulis pada halaman website asli Kemiren. Dahulu mata pencaharian masyarakat
Desa Kemiren didominasi oleh petani. Seiring perkembangan zaman mata
pencaharian masyarakat Desa Kemiren mulai beragam. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya peningkatan sumber daya manusia di Desa Kemiren.
Maka dari itu, Desa Kemiren dapat dikategorikan sebagai desa yang ideal
dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045. Didukung oleh pendapat Bapak

10
Supriyanto selaku sekretaris Desa Kemiren menyampaikan bahwa untuk
mewujudkan Indonesia emas dibutuhkan inovasi-inovasi baru yang dimiliki setiap
desa guna mendorong desa untuk berkembang lebih baik, tentunya hal ini
diperlukan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat desa itu sendiri.

PENUTUP
Masyarakat desa kemiren dapat dikategorikan sebagai masyarakat sipil
karena dapat hidup mandiri, memiliki toleransi yang tinggi, berdemokrasi,
pluralism, dan berperan aktif dalam publik. Peran masyarakat sipil di desa kemiren
untuk mewujudkan kerja sama di lingkungan masyarakat baik secara individu
maupun kelompok, dalam bidang sosial-budaya. Memberikan pelayanan terhadap
masyarakat melalui adanya lapangan kerja baru dalam bidang ekonomi, serta dalam
bidang politik sebagai perantara dalam menyalurkan aspirasi-aspirasi dari
masyarakat untuk kepentingan desa. Melalui potensi-potensi yang dimiliki desa
kemiren, Kemiren diperkirakan mampu menjadi desa ideal dalam mewujudkan
Indonesia emas 2045 yang dimana pada tahun tersebut Indonesia ditargetkan sudah
menjadi negara maju.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anheier, Helmut K. 2009. What Kind of Nonprofit Sector, What Kind of Society?
Comparative Policy Reflections. Article American Behavioral Scientist.
Vol. 52. No. 07.
Ambarita, Biner. 2014. Pembangunan Karakter Menuju Indonesia Emas Tahun
2045. Universitas Negeri Medan.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Glagah dalam Angka 2017. Banyuwangi:
Anugerah Setia Abadi.
Badu, Syamsu Qamar. 2012. Sosok Ideal Manusia Indonesia Generasi 2045.
Makalah. Yogyakarta: Konaspi VII Universitas Negeri Yogyakarta.
Edwards, John. 2009. Language and identity: An introduction. Cambridge:
Cambridge University Press.
Fitriana, Cintiya Aulia. 2021. Festival Kuliner Tumpeng Sewu dalam Ritual Adat
Bersih Desa Kemiren Sebagai Objek Pariwisata 2015 - 2019. Tidak
Diterbitkan. Skripsi. Universitas Jember.
Hamid, Ihsan. 2018. Urgensitas Masyarakat Madani Civil Society dalam
Mengurai Problematika Sosial: Suatu Tinjauan Terhadap Varian Konflik
di Lombok. Jurnal Kajian Sosial Keagamaan. Vol. 2. No. 1.
Hefner, Robert W (Ed). 1998. Democratic Civility; The history and Cross
Cultural Possibility of Modern Political Ideal. New Jersey: Transaction
Publisher New Brunswick.
Juan J. Linz, Alfred C. Stepan. 1996. Journal of Democracy Johns Hopkins
University Press. Vol. 7. No. 2.
Nur, Safitri, Heni, I Made Pageh, I Gusti Made Arya Suta Wirawan. 2020.
Perubahan Sosial Masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren Sebagai
Media Pembelajaran Sosiologi. e-Journal Pendidikan Sosiologi
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2 no.3.
Parmudi, Muhamad. 2015. Kebangkitan Civil Society di Indonesia. Jurnal at-
Taqaddum. Vol.7.
Putnam, Robert D. 2000. Bowling Alone. Universitas Kristen Petra Surabaya.
Putnam, Robert D. 1994. Making Democracy Work: Civic Education In Modern
Italy. Princenton University Press, Universitas Paramadina.

12
Riandara, Rezy dan Sjafiatul Mardliyah. 2021. Peran Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) Kencana dalam Pengembangan Desa Adat Osing
Kemiren. Jurnal J+PLUS UNESA, Vol 10, No. 1.
Stewart, Susan dan Jan Matti Dollbaum. 2017. Civil society development in
Russia and Ukraine: Diverging paths. Communist and Post-Communist
Studies xxx. Vol.1-14.
Sudiadi, Dadang. 2009. Menuju Kehidupan harmonis Dalam Masyarakat yang
Majemuk : Suatu Pandangan Tentang Pentingnya Pendekatan Multikultur
Dalam Pendidikan di Indonesia. Jurnal Kriminologi Indonesia. Vol. 33-42.
Yuni, Revina, Pasca Dwi Putra, Dedi Lanova Hutabarat. 2020. Sinergi Indonesia
Menuju Negara Maju. Prosiding of webinar Strategi Dunia Usaha
Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-
19. Universitas Medan.
file:///C:/Users/User/Downloads/bab-12-masyarakat-madani%20(4).pdf, diakses
pada 18 Januari 2023.
Novrizaldi. 2022. Indonesia Emas Diwujudkan oleh Generasi Muda,
https://www.kemenkopmk.go.id/indonesia-emas-2045-diwujudkan-oleh-generasi-
muda, diakses pada 27 Januari 2023.
https://kemiren.com/, diakses pada 13 Februari 2023.
Suhaimi selaku Ketua Adat Desa Kemiren, wawancara pada 1 Maret 2023
Supriyanto selaku Sekretaris Balai Desa Kemiren, wawancara pada 3 Maret 2023.

13
LAMPIRAN

Nama : Suhaimi
Jabatan : Ketua Adat Desa Kemiren
Waktu wawancara : 1 Maret 2023
Lokasi : Kediaman Pak Suhaimi, Desa Kemiren

Peneliti : “Apakah ada perubahan terhadap desa kemiren khususnya dalam


masyarakatnya?”
Informan : “Disamping mengikuti zaman, masyarakat Desa Kemiren juga
mempertahankan adat budaya yang merupakan warisan leluhur, bahkan
mengembangkan budaya tersebut, salah satunya dengan membuka
pasar kuliner pagi. Desa Kemiren sedang mengembangkan desa wisata,
melalui budaya leluhur, seperti contoh festival tumpeng sewu. Dahulu
tumpeng sewu hanyalah selamatan kampung, sekarabg dengan adanya
desa wisata menjadikan adat tersebut menjadi sebuah festival. Selain
tumpeng sewu, ada pula festival mepe kasur, arak-arakan barong,
mocopatan, dan beberapa lomba kuliner. Itu membuat Desa kemiren
dikunjungi wisatawan dari luar.”
Peneliti : “Adakah organisasi yang mengurus tentang wisata budaya, pak?”
Informan : “Ada, namanya Pokdarwis. Jadi Pokdarwis itu awalnya dibentuk oleh
lembaga adat yang ingin merangkul anak muda yang sudah tidak
tertarik bercocok tanam,di samping desa kemiren sudah menjadi desa
wisata, akhirnya dibentuklah Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata
(Kencana). Kebetulan saya sebagai kepala adat yang kemampuan di
segi ilmu pengetahuan kurang dalam, maka saya serahkan pokdarwis
kepada anak muda yang pengetahuannya lebih luas terutama dalam
sosial media.”
Peneliti : “Adakah campur tangan pemerintah dalam Pokdarwis?"
Informan : “Sebenernya masih ada campur tangan dengan pemerintah, agar
mendapatkan bantuan dari swasta. Bahkan pernah mendapat
penghargaan dari pemerintah seperti juara 3 nasional kategori desa

14
wisata. Ini juga ada peran dari pokdarwis yang sudah saya serahkan
kepada anak muda, saya tinggal mengarahkan saja.”
Peneliti : “Apa organisasi lain yang sejenis dengan Pokdarwis?”
Informan : “Ada, namanya PATHOK (Paguyuban Tholik Kemiren) yang
memproduksi kopi jaran goyang kemiren.”
Peneliti : “Hanya kopi saja pak? atau ada kulinernya”
Informan : “Iya hanya kopi saja, kalau kuliner semuanya ada di pasar kuliner”
Peneliti : “Kuliner pasar itu dibawah naungannya Pokdarwis, pak?”
Informan : “Oh, tidak. Kuliner pasar itu ada pengurusnya sendiri, Pokdarwis
sendiri, Pathok sendiri, tapi semua itu berada dibawah naungannya
BUMDes.”
Peneliti : " Peran organisasi-organisasi tersebut dengan potensi yang dimiliki
Desa Kemiren, apa saja?"
Informan : “Di Kemiren sendiri, potensi alam itu ga ada, tapi kalau adat-budaya
ada. Di sini banyak sanggar-sanggar, seperti sanggar gandrung, sanggar
tresno budoyo, sanggar barong, sanggar cindo sutro, pesinawang,
termasuk pokdarwis juga punya sanggar sendiri di daerah rumah adat
(Sukosari). Jadi kemiren ini masih mempertahankan adat istiadatnya
seperti rebowokasang.”
Peneliti : “Adat yang berkaitan dengan alam, selain rebowokasang?”
Informan : “Kalu berkaitan dengan alam ada labu nyingkal, labu nyemplung, labu
tandur, ada selametan kebonan. Jadi Kemiren ini penuh dengan
selametan atau ritual. Nah semua ritual itu harus ada pecel pithik,
termasuk ritual tumpeng sewu dan ider bumi.”
Peneliti : “Di Desa Kemiren ini ada program smart kampung, apa itu?”
Informan : “Program smart kampung di Desa Kemiren ini tujuannya untuk
berkembang menjadi desa mandiri. Desa mandiri itu desa yang tidak
bergantung kepada pemerintah, bisa mengelola desanya sendiri.
Program itu ada untuk meningkatkan usaha kecil (UMKM). Karena
dulu di Kemiren tidak ada warung, jangankan nasi, jual kopi saja tidak
ada. Pertama kali yang membuka warung (pecel pithik) itu lembaga
adat pesantogan kemangi, sebelum dibuka itu kami mengundang artis-

15
artis dan orang luar untuk makan gratis di malam itu, dan besok nya
baru buka. Rame banget, tapi yang datang bukan orang kemiren yang
beli, tapi luar Kemiren. Karena waktu itu pecel pithik tidak bisa
dinikmati sehari-hari, hanya untuk ritual saja. Dalam penyajian pecel
pithik untuk ritual, itu tidak boleh dicicip dan ayamnya dalam bentuk
ingkung, tapi kalau untuk sehari-hari ayamnya harus dipotong.”
Peneliti : “Pak, bagaimana dengan pendidikan di Desa Kemiren sendiri?”
Informan : “Di Kemiren sendiri pendidikan hanya ada sampai pada tingkat SD.
Sedangkan untuk tingkat selanjutnya, masyarakat harus pergi ke kota
untuk sekolah.”
Peneliti : “Adakah organisasi yang bergerak di bidang politik & agraris?”
Informan : “Ada tetapi tidak terbentuk sebagai organisasi yang tetap. Hanya
perkumpulan masyarakat biasa. Sedangkan untuk bidang agraris
terdapat organisasi kelompok tani, yang berada dibawah naungan
pemerintah.”
Peneliti : “Adakah kelompok organisasi yang khusus untuk perempuan?”
Informan : “Tidak ada, biasanya ya PKK & kader posyandu”
Peneliti : “Bagaimana dengan program paket yang ada di depan balai desa?”
Informan : “Itu merupakan program kejar paket C bagi masyarakat Desa Kemiren
yang memiliki sebutan yaitu Anggrek Bulan”
Peneliti : “Lalu mengenai Pathok / Paguyuban Thulik Kemiren, apakah
organisasi tersebut hanya identik dengan laki-laki saja? Apakah ada
organisasi serupa yang diperuntukkan untuk jebeng (wanita)?”
Informan : “Tidak ada, hanya terdapat Thulik Kemiren. Namun, jika untuk
Pokdarwis organisasi tersebut diperuntukkan bagi semua kalangan,
laki-laki dan perempuan.”
Peneliti : “Apakah organisasi desa ini memiliki keterkaitan dengan lembaga
yang berada diluar desa?”
Informan : “Ya ada. Salah satunya adalah Pokdarwis, organisasi tersebut memiliki
keterkaitan dengan Geopark Ijen.”
Peneliti : “Bagaimana dengan kepercayaan masyarakat Desa Kemire serta
sarana tempat ibadahnya?”

16
Informan : “Di Desa Kemiren sendiri mayoritas masyarakatnya beragama Islam
dan beribadah di tempat yang telah disediakan. Sedangkan untuk
masyarakat yang beragama non muslim, saat ini masih harus pergi ke
kota ketika hendak menjalankan ibadah.”
Peneliti : “Apakah Desa Kemiren memiliki teknologi yang ramah lingkungan?”
Informan : “Belum ada. Seperti halnya, di Desa Kemiren sumber energi listrik
masih bergantung dengan PLN / pemerintah.”
Peneliti : “Terkait dengan program smart kampung apakah memiliki program
yang berkaitan dengan teknologi?”
Informan : “Belum, karena saat ini Desa Kemiren hanya berfokus pada
pengembangan desa adat yang dimana menjadi pendapatan ekonomi
desa berasal dari sana. Mengembangkan melalui kesenian, kuliner,
budaya, dan adat istiadat nya.”
Peneliti : “Lalu adakah kontribusi pemerintah dalam pengembangan desa adat
Kemiren?”
Informan : “Untuk kontribusi dalam desa berkaitan dengan BUMDes selaku
pemerintah desa. Jika untuk pemerintah kota saya kurang paham.”
Peneliti : “Adakah program pelestarian lingkungan Desa Kemiren yang sudah
terlaksana atau sedang direncanakan?”
Informan : “Di Desa Kemiren sudah terdapat pelestarian rumah adat dan pakaian
adat. Program ini dilaksanakan melalui masyarakat yang ingin tempat
tinggalnya (rumah modern) diubah menjadi bangunan rumah adat, akan
mendapatkan subsidi dari desa karena bentuk dari pelestarian budaya
lokal serta membantu Desa Kemiren menjadi Desa Adat.”
Peneliti : “Lalu apakah masyarakat Desa Kemiren antusias dengan hal
tersebut?”
Informan : “Ya, selain di Desa Kemiren di tempat-tempat lain bahkan hingga
kota. Beberapa bangunan sudah memiliki arsitektur Osing. Karena
arsitektur tersebut sudah memiliki rebub. Dimana bangun harus
menggunakan arsitektur Osing seperti halnya kantor bupati, kantor
camat, bandara, dan masih banyak lagi.”

17
Peneliti : “Karena Desa Kemiren merupakan desa adat yang ramai akan
pengunjung, bagaimana dengan jaminan keamanannya?”
Informan : “Semua itu sudah dikelola oleh Pokdarwis, lembaga adat, dan
pemerintah desa yang saling bekerjasama.”

18
Nama : Supriyanto
Jabatan : Sekretaris Desa Kemiren
Waktu wawancara : 2 Maret 2023
Lokasi : Kantor Balai Desa Kemiren

Peneliti : “Apakah ada program lain selain jajanan pagi dan bedah desa, apakah
program tersebut udah dapat meningkatkan perekonomian?”
Informan : “Kebetulan kemiren dikenal desa wisata adat budaya, disitu kami
pemerintah desa dan pokdarwis intinya untuk meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Contohnya ada tamu
kunjungan misalnya pesan paket kuliner keunggulanyya kan pecel pitik.
Itu nanti dibagikan ke masyarakat dan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Selain jajanan tradisional kita memiliki
program paket wisata kuliner. Selain itu ada galeri, souvenir, oleh-
oleh.”
Peneliti : “Apakah desa kemiren memiliki suatu kelompok masyarakat
tertentu?”
Informan : “Kan ada 2 jenis kelompok masyarakat, ada yang terikat dan tidak
terikat. Contohnya pkk, pokdarwis, dan hipa.”
Peneliti : “Emmm mungkin apakah ada organisasi dalam bidang ekonomi,
politik atau yang selain disebutkan itu?”
Informan : “Ya hipa itu karena Sudan memiliki SK. Yang nggak ada sk nya
banyak. Semua orang bisa membuat kelompok masyarakat”.
Peneliti : ”Saya sempat mengecek pada website ny kemiren, itu ada bumdes
dibawahnya ada pokdarwis, pesantogan,Paket Wisata,dan homestay.
Nah itu apakah mereka 1 organisasi apakah berbeda?”
Informan : “Nah jadi kan ada bumdes, dibawah bumdes meliputi beberapa usaha.
Salah satunya ada wisata, pokdarwis, jajanan kuliner, warung kemangi.”

Peneliti : “Tadi saya didepan melihat tulisan smart kampung, untuk tujuannya
sendiri katanya untuk menjadi desa mandiri. Nah, sebenarnya Desa
mandiri itu apa?”

19
Informan : “Desa mandiri adalah Desa yang fasilitasnya sudah tercukupi dan
lengkap untuk memberikan pelayanan ke masyarakat. Cuma kemiren
sebenarnya bukan smart kampung, karena kita hanya memiliki lahan
yang kecil. Yang dimana seharusnya sebuah desa smart kampung itu
yang memiliki RTH dan memiliki ruang-ruang khusus, seperti untuk
pkk dan lain-lain.”
Peneliti : “Gini pak saya pernah denger musrengbangdes, bisa dijelaskan pak?”
Informan : “Jadi musrengbangdes itu adalah acara tahunan di desa. Dimana
dilakukan 1 tahun sekali untuk menggali aspirasi masyarakat yang ingin
diajukan untuk usulan pengajuan kegiatan tahunan di desa. Jadi kita
ketika melakukan kegiatan tidak semata-mata hanya usulan kepala desa
atau aparat desa saja, tetapi kita melibatkan masyarakat. Acara ini
mengundang seluruh tokoh masyarat, rt dan rw, pokok perwakilan
untuk menggali aspirasinya.”
Peneliti : “Dari organisasi tadi yang sudah disebutkan perannya untuk
mengeksplor potensi di Desa kemiren itu apa?”
Informan : “Ya jadi untuk organisasi hipa perannya untuk pembagian air di
persawahan, karang taruna untuk pengembangan desa, seperti
mengelola kegiatan kegiatan desa.”
Peneliti : “Menurut bapak, bagaimana masyarakat kemiren dalam menerima
modernisasi, karena kan kemiren terkenal karena adat istiadatnya?”
Informan : “Jadi masyarakat kemiren menerima modernisasi, karena saat ini
sendiri apa2 membutuhkan smartphone, internet dll. Tapi dalam
teknologi, masyarakat keniren masih tergolong awam daripada
masyarakat kota.”
Peneliti : “Adakah program dari desa untuk mewujudkan Indonesia emas pada
tahun 2045?”
Informan : “Ada beberapa program dari bupati, dimana setiap desa diharapkan
memiliki inovasi-inovasi terbaru dan mungkin kreatif, namun ya karena
disini keterbatasan ruang jadi inovasi-inovasi tersebut masih kecil.
Contohnya mesin kecil itu (sambil menunjukan mesin dibelakang)
Meskipun begitu, sampai sekarang pihak desa masih mencari-cari

20
inovasi-inovasi apa yang bisa dilakukan dan dilaksanakan di Desa
Kemiren.”

21

Anda mungkin juga menyukai