A. Hasil
a) Letak geografis
berikut:
Tabel 5.
Sarana dan Prasarana RSUD dr. H.L.M. Baharuddin, M.Kes
NO Unit LUAS
1. Luas Tanah 25.000 M2
2. Bangunan Rumah Sakit Baru 16.818 M2
( Sumber data : RSUD dr. H.L.M. Baharuddin, M.Kes )
Sarana kesehatan terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap,
Jenazah
kapasitas tempat tidur non covid 120 buah sedangkan tempat tidur
c) Tenaga kesehatan
tenaga sebanyak 537 orang ( PNS 170 orang dan non PNS 367 orang )
lainnya.
50
2. Karakteristik sampel
a) Jenis kelamin
Tabel 6.
Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin n %
Laki- laki 24 40.0%
Perempuan 36 60.0%
Jumlah 60 100%
(sumber : data primer, 2022)
( n = 36 ).
b) Umur
Karakteristik umur terdiri dari umur 45 sampai umur > 65. Untuk
Tabel 7
Karakteristik sampel berdasarkan umur
Umur n %
> 45-54 39 65.0%
55 – 64 16 26.7%
> 65 5 8.3%
Jumlah 60 100%
(sumber : data primer, 2022)
54 tahun.
51
c) Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan terdiri dari PNS, Wiraswasta, Swasta,
Petani, IRT, Buruh, dan Pensiun . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 8 berikut :
Tabel 8.
Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan n %
PNS 8 13.3%
Wiraswasta 6 10.0%
Swasta 2 3.3%
Petani 17 28.3%
IRT 21 35.0%
Buruh 1 1.7%
Pensiunan 5 8.3%
Jumlah 60 100%
( sumber : data primer,2022 )
d) Pendidikan
Tabel 9.
Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan n %
SD 18 30.0%
SMP 16 26.7%
SMA 18 30.0%
Sarjana/Diploma 8 13.3%
Jumlah 60 100%
(sumber : data primer, 2022 )
52
melitus, sebagian besar memiliki pendidikan SD dan SMA dengan
a) Pengetahuan Gizi
diabetes melitus tipe II dalam kategori kurang. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 10.
Distribusi sampel berdasarkan tingkat Pengetahuan Gizi
Penegetahuan gizi n %
Cukup 28 46.7%
Kurang 32 53.3%
Jumlah 60 100%
( sumber : data primer, 2022 )
b) Asupan Serat
melitus tipe II dalam kategori kurang . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 11.
Distribusi sampel berdasarkan Asupan Serat
Asupan Serat n %
Cukup 20 33.3%
Kurang 40 66.7%
Jumlah 60 100%
( sumber : data primer, 2022 )
53
Berdasarkan tabel 11 diatas, menunujukan bahwa dari 60 sampel
c) Asupan Lemak
melitus tipe II dalam kategori kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 12.
Distribusi sampel berdasarkan asupan lemak
Asupan Lemak n %
Lebih 13 21.7%
Cukup 15 25.0%
Kurang 32 53.3%
Jumlah 60 100%
( sumber : data primer, 2022 )
d) Asupan Karbohidrat
diabetes melitus tipe II dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 13.
Distribusi sampel berdasarkan asupan karbohidrat
Asupan karbohidrat n %
Lebih 15 25.0%
Cukup 30 50.0%
Kurang 15 25.0%
Jumlah 60 100%
( sumber : data prime, 2022)
54
Berdasarkan tabel 13 diatas, menunjukkan bahwa dari 60 sampel
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Gizi
yang baik dan tepat untuk penderita diabetes mellitus dan menjaga
55
didukung oleh penelitian phitri dan Widiyaningsih ( 2013 ) yang
lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014)
tindakan secara sadar, bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri.
Perilaku yang baik dapat mengontrol kadar guklosa darah (Hidayah, 2019).
2. Asupan Serat
Serat adalah jenis mineral yang tidak mudah dicerna dan diserap
memberikan energi pada tubuh, namun serat lebih rendah kalori. Konsumsi
56
serat tinggi diketahui dapat menurunkan efisiensi penyerapan glukosa yang
diet penderita DM anjuran asupan serat juga menjadi salah satu syarat
dalam diet tersebut. Diet tinggi serat bermanfaat dalam pengobatan DM,
serat yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Anjuran serat
memiliki asupan serat dengan kategori kurang yaitu 66.7% (n=40), dan
asupan serat kategori cukup yaitu 33.3% ( n=20 ). Hasil penelitian ini
57
lebih tinggi untuk mengalami kejadian DM tipe II. Makanan yang
rendah karbohidrat yang diserap oleh tubuh maka semakin rendah kadar
dalam lambung, baik serat larut air maupun tidak larut air mempunyai
rasa kenyang yang lebih lama dan keterlambatan penyampaian zat gizi
menuju ke usus halus. Selanjutnya di usus halus, jenis serat yang larut
dalam air dapat meningkatkan kekentalan isi di dalam usus halus yang
58
memperlihatkan bahwa serat yang banyak dikonsumsi oleh sampel
penelitian ini adalah jenis serat larut air, seperti : sayuran ( bayam, kelor,
3. Asupan Lemak
dalam darah yang merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit diabetes
mellitus (Purba & Monolimay, 2015). Asupan lemak yang berlebih mampu
53.3% (n=32), asupan lemak kategori cukup yaitu 25.0 % ( n=15 ) dan
asupan lemak kategori lebih yaitu 21.7 % ( n=13 ). Hasil penelitian ini
penelitian tentang asupan makan yaitu asupan lemak pada penderita DM,
sampe yang memiliki asupan lemak dengan kategori kurang sebesar 85.4%
total, asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dapat mengontrol kadar
glukosa darah dengan baik pada penderita diabetes melitus. Menurut teori
insulin, ketika lemak diolah untuk memperoleh energi kadar asam lemak
59
didalam darah akan meningkat, tingginya asam lemak didalam darah akan
dikonsumsi oleh sampel penelitian ini adalah jenis lemak jenuh, seperti :
daging sapi, daging ayam, ikan, ikan asin, dan telur asin. Lemak tidak
jenuh, yaitu lemak ini sangat baik untuk penderita DM karena dapat
4. Asupan Karbohidrat
proses pembentukan energi sehingga tubuh tidak cepat lapar dan energi
Melitus tipe II dimana Karbohidrat akan dipecah dan diserap dalam bentuk
60
penderita DM tipe II dengan asupan karbohidratnya tinggi melebihi
sederhana/ glukosa yang kemudian akan diserap oleh usus halus dan masuk
sebagian besar memiliki asupan lemak dengan kategori cukup yaitu 50.0%
penelitian tentang asupan zat makro yang salah satunya yaitu asupan
yang cukup yaitu 46.15% (n=6 ). Menurut Askandar (2012), syarat diet
darah. Pendapat itu sejalan dengan penelitian dari Azizah (2017), bahwa
61
tingginya asupan gula (karbohidrat) menyebabkan kadar gula darah
rendah kadar glukosa darah. Data asupan karbohidrat yang diperoleh dari
oleh sampel penelitian ini adalah jenis karbohidrat kompleks, seperti nasi,
singkong, ubi jalar, jagung segar, jagung pipil lama, roti, dan mie basah.
kenyang lebih lama dan tidak cepat menaikkann kadar gula darah dalam
pembentukan energi sehingga tubuh tidak cepat lapar dan energi tersedia
lebih besar untuk mengalami kejadian diabetes mellitus tipe II. Konsumsi
62
lebih besar untuk tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah (
Paruntu, 2012).
63