Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi

acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan

kelestarian fungsi sumber daya alam serta lingkungan hidup, sehingga

keberlanjutan pembangunan tetap terjamin.


Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan

lingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya mengelola sumber daya alam,

baik yang dapat diperbaharui maupaun yang tidak dapat diperbaharui melalui

penerapan teknologi ramah lingkungan, serta menerapkan secara efektif

penggunaan indikator-indikator hidup. Sasaran yang ingin dicapai adalah

terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan seiring

meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya kualitas lingkungan

hidup sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan.


Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat, misalnya

seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang

mengatakan bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi perbedaan

pendapat yang sering terjadi, dan supaya seseorang tidak memandang sesuatu dari

sudut kepentingannya sendiri, maka perlu adanya tolak ukur yang dapat

digunakan bersama. Di antaranya yaitu untuk mengatakan atau menilai bahwa

lingkungan telah rusak atau tercemar, dipakai baku mutu lingkungan. Penetapan

Page | 1
baku mutu lingkungan diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran

terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia.


Konsep daya dukung lingkungan sudah mulai banyak di perbincangkan.

Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap

lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktifitasnya menyebabkan

kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya (lahan terbangun) makin

bertambah dan sebaliknya lahan tidak terbangun makin berkurang. Selain itu,

pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi dengan peningkatan konsumsi

sumber daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi

masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi

masyarakat akan mempengaruhi daya dukung lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1. Apa pengertian baku mutu lingkungan ?


2. Apa saja jenis-jenis baku mutu lingkungan ?
3. Apa saja contoh dari penerapan baku mutu lingkungan ?
4. Apa saja fungsi baku mutu lingkungan ?
5. Apa pengertian daridaya dukung lingkungan ?

1.3 Tujuan

Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan :

1. Agar dapat memahami pengertian baku mutu lingkungan.


2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis baku mutu lingkungan.
3. Agar dapat mengetahui contoh penerapan baku mutu lingkungan.
4. Agar dapat mengetahui fungsi dari baku mutu lingkungan.
5. Agar dapat mengetahui pengertian dari daya dukung lingkungan.

1.4. Manfaat

Page | 2
Adapun Manfaat yang di peroleh setelah membaca makalah ini

diantaranya yaitu :

1. Dapat memahami pengertian baku mutu lingkungan.

2. Dapat mengetahui jenis-jenis baku mutu lingkungan.

3. Dapat mengetahui contoh penerapan baku mutu lingkungan.

4. Dapat mengetahui fungsi dari baku mutu lingkungan.

5. Dapat mengetahui pengertian dari daya dukung lingkungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Baku Mutu Lingkungan


Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau

bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan

terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.


Menurut pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan pemerintah

yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang

boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam media ambien.

Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu pengelolaan

Page | 3
lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu

pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu

kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan

tertentu.

Contoh kriteria:

Kriteria bahan pencemar dalam media air untuk kehidupan ikan:

Konsentrasi Pencemar (mg/l) Pengaruh terhadap Ikan


0,01 Tidak ada pengaruh
0,05 Ikan menderita dalam taraf rendah
Kematian telah terjadi masih dalam
0,1
tingkat rendah
0,5 Tidak ada yang dapat hidup

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai

aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap

pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.

Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana

dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan

sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia

termasuk logam berat.

Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:

1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah

Page | 4
Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga mengakibatkan baku

mutu lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan,

daya toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.

Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang

merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau

kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari

kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap

interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi

mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai

ambang batas (batas maksimum dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan

baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah

tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang mengatur

baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian pencemaran

lebih efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar dalam media

(maupun limbah) dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah

nilai ambang batas (NAB) atau telah melampaui.

Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4

Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut: “Perlindungan lingkungan

hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan

perundang-undangan.”

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Page | 5
“Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan

baku mutu lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup maupun

kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan ini dapat berbeda untuk

setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan perbedaan tata gunanya.

Perubahan keadaan lingkungan setempat serta perkembangan teknologi akan

mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah ditetapkan.”

Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke

lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan

tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan bukan

industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu lingkungannya yang

perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4

Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.

Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:

1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus

dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).


2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan

pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.


3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.
4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan

yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah

ditetapkan.
5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai

apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.

2.2 Jenis – Jenis Baku Mutu Lingkungan

Page | 6
Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal

menentukan apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau pabrik

dipergunakan dua buah sistem baku mutu lingkungan, yaitu:

1. Effluent Standard, merupakan kadar maksimum limbah

yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan

2. Stream Standard, merupakan batas kadar untuk

sumberdaya tertentu, seperti sungai, waduk dan danau. Kadar yang

ditetapkan berdasarkan pada kemampuan sumberdaya beserta sifat

peruntukannya. Miasalnya batas kadar badan air untuk air minum akan

berlainan dengan batas kadar bagi badan air untuk pertanian.

Ada beberapa macam baku mutu lingkungan antara lain yaitu baku mutu

air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi,

dan baku mutu air laut.

a. Baku Mutu Air

Baku mutu Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air.

Baku mutu air adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan

pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai

dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus,

pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi

merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut

tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini

Page | 7
dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga,

industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri

antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam

berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber

utama pencemaran air, terutama air tanah.

Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan

pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan

pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa

makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia

(detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di

permukaan maupun air tanah.

b. Baku Mutu Limbah Cair

Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat

atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air

pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri (KEPUTUSAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, NOMOR: KEP-

03/MENLH/l/1998) Dalam rangka untuk melestarikan lingkungan hidup agar

tetap bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan

pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke media lingkungan.

Kegiatan pembuangan limbah cair oleh kawasan industri mempunyai potensi

menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan

pengendalian.

Page | 8
Untuk melaksanakan pengendalian pencemaran air sebagaimana telah

ditetapkan dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990

tentang Pengendatian Pencemaran Air, perlu ditetapkan lebih lanjut Baku

Mutu Limbah Cair.

Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri

yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan

dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan hidustri yang telah memiliki Izin

Usaha Kawasan Industri. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan

yang mengusahakan pengembangan dan/atau pengelolaan Kawasan Industri.

Baku Mutu Limbah Cair Kawasan Industri adalah batas maksimum limbah

cair yang diperbolehkan dibuang ke lingk-ungan hidup dari suatu Kawasan

Industri. Limbah Cair Kawasan Industri adalah limbah dalam bentuk cair yang

dihasilkan oleh kegiatan Kawasan Industri yang dibuang ke lingkungan hidup

dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan

debit, kadar dan beban pencemar. Debit maksimum adalah debit tertinggi yang

masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.

Kadar maksimum adalah kadar tertinggi yang masih diperbolebkan

dibuang ke lingkungan hidup. Beban pencemaran maksimum adalah beban

pencemaran tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri yang telah mempunyai

Unit Pengolah Limbah Terpusat adalah sebagaimana tersebut dalam

Keputusan ini. Bagi Kawasan Industri yang belum mempunyai Unit Pengolah

Page | 9
Limbah Terpusat berlaku Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-jenis industri

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kadar maksimum

dari masing-masing parameter atau debit limbah maksimum sebagaimana

tersebut dalam Keputusan ini dapat dilampaui sepanjang beban pencemaran

maksimum tidak dilampaui.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KAWASAN INDUSTRI

BEBAN PENCEMARAN
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
MAKSIMUM
(mg/liter) (kg/hari.Hari)
BOD5 50 4.3
COD 100 8.6
TSS 200 17.2
pH 6.0 - 9.0

TABEL 1. DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM: 1 L per detik per HA lahan


kawasan yang terpakai.

c. Baku Mutu Udara Ambien

Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan

troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang

dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur

Lingkungan hidup lainnya.

Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi

zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan

gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.

Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis:

Page | 10
1. Sulfur dioksida;

2. Karbon monoksida;

3. Oksida nitrogen;

4. Oksida;

5. Hidrogen sulfida;

6. Hidrokarbon;

7. Amoniak;

8. Timah hitam/timbal;

9. Debu.

Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:

- Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi sekali setahun = 10

mg/m3 atau 9 ppm

- Konsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi sekali setahun =

40 mg/m3 atau 35 ppm

- Konsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan menggu-nakan

teknik spektroskop infra-merah non-dispersif.

d. Baku Mutu Udara Emisi

Page | 11
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari

suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang

mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.

Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau

bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga

tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.

e. Baku Mutu Air Laut

Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau

komponen lain yang ada atau harus ada , dan zat atau bahan pencemar yang

ditenggang adanya dalam air laut.

2.3. Fungsi Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu lingkungan ini berfungsi untuk menentukan terjadinya

pencemaran lingkungan hidup. Sedangkan Baku mutu lingkungan hidup meliputi

baku mutu air; baku mutu air limbah; baku mutu air laut; baku mutu udara

ambien; baku mutu emisi; baku mutu gangguan; dan baku mutu lain sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara prinsip setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke

media lingkungan hidup, sal dapat memnuhi beberapa persyaratan, antra lain

memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan mendapat izin dari Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Fungsi Baku Mutu Lingkungan adalah untuk mengatakan atau menilai

bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dan untuk mengetahui telah terjadi

Page | 12
perusakan atau pencemaran lingkungan digunakan. nilai ambang batas merupakan

batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan

lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat-zat,

mahluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang

berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan.

Dapat dikatakan lingkungan tercemar apabila kondisi lingkungan telah melewati

ambang batas (batas maksimum dan batas minimum) yang telah ditetapkan

berdasarkan baku mutu lingkungan. telah menetapkan baku mutu air pada sumber

air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi dan

baku mutu air laut. (Bapedal, 2001).

2.4. Pengertian Daya Dukung Lingkungan

Pengertian konsep dan ruang lingkup Daya Dukung Lingkungan menurut UU

No 23/1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan

antarkeduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada

hakekatnya daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomassa

tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan

waktu daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi

menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (Supportive Capacity) dan

kapasitas tampung limbah (Assimilative Capacity).

Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan

dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan

Page | 13
manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak

ekologi (Ecological Footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk

mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan

hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif.

Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini

kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang

dibutuhkan oleh makhluk hidup. Carrying Capacity atau daya dukung lingkungan

mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan

makhluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung

lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan

organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu

kawasan.

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya

dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas

lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk

yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut

di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada

di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber

daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang

sesuai.

Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu

kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah

Page | 14
(assimilative capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan

hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan

dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air

dalam suatu ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung

pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan

daya dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga)

pendekatan, yaitu:

a) Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.

b) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.

c) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan

hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan

kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan

dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan

air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung

lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah.

Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas

wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek

keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam

pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah.

Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan

lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Penentuan daya dukung lahan dilakukan

dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan.

Page | 15
i. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.

ii. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.

Di dalam Ketentuan Umum UU RI no 23 tahun 1997 Pasal 1 Ayat 6 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa daya dukung lingkungan

hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan

manusia dan makhluk hidup lain. Konsep tentang daya dukung sebenarnya berasal

dari pengelolaan hewan ternak dan satwa liar. Daya dukung itu menunjukkan

kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang dinyatakan

dalam jumlah ekorpersatuan luas lahan.

Pemahaman keberlanjutan pembangunan kota selain didekati melalui evaluasi

kinerja berbagai indikator pembangunan berkelanjutan, dapat dilakukan melalui

pendekatan daya-dukung lingkungan. Pendekatan daya-dukung pada awalnya

digagas untuk mengkaji kemampuan atau kapasitas alam menunjang kehidupan

satwa. Selanjutnya pendekatan ini dikembangkan untuk memahami kapasitas

lingkungan mendukung kehidupan manusia menurut berbagai pertimbangan.

Garret Hardin (1977) memberikan pengertian daya-dukung sebagai jumlah spesies

maksimum yang dapat didukung oleh suatu habitat tertentu tanpa batas tanpa

menimbulkan degradasi lingkungan dan tanpa menurunkan daya-dukung pada

masa mendatang. Pengertian yang sama disampaikan oleh Cohen (1995) yang

mengartikan daya-dukung sebagai populasi maksimum spesies yang dapat

didukung oleh suatu kawasan tertentu tanpa mengurangi kemampuannya

mendukung kehidupan spesies yang sama pada masa mendatang. Wiliiam Catton

(1986) mendefinisikan daya-dukung lingkungan secara lebih luas, yaitu sebagai

Page | 16
kapasitas maksimum dukungan terhadap suatu kehidupan, bukan saja terbatas

pada populasi, namun seluruh beban kehidupan manusia terhadap lingkungan.

Dengan demikian daya-dukung lingkungan juga terkait dengan aspek fisik,

ekonomi, sosial, budaya, dan binaan.

Daya-dukung lingkungan pada dasarnya bersifat tidak tertentu, oleh karena

dapat batasnya dapat ditingkatkan melalui masukan teknologi sebagaimana

dinyatakan oleh faktor-faktor daya-dukung yang terdiri atas sumberdaya alam,

sosial-budaya, sosial-ekonomi, perekonomian, dan teknologi. Dengan demikian

daya-dukung lingkungan dapat dijadikan basis perencanaan untuk menaksir batas

(threshold) kapasitas lingkungan untuk ditingkakan melalui rekayasa teknologi

dan manajemen pemanfaatan sumberdaya alam.

Dalam perkembangannya daya-dukung lingkungan diterapkan untuk

kepentingan kehidupan manusia, termasuk diantaranya alokasi ruang untuk

fungsi binaan. Secara teoretik daya-dukung merepresentasikan kemampuan lahan

untuk mendukung kegiatan pertanian secara luas, namun dalam konteks ruang

perkotaan daya-dukung lingkungan diharapkan dapat menjadi dasar untuk

mengenali batas kelayakan huni warga kota. Oleh karenanya, faktor-faktor

penentu daya-dukung perlu disesuaikan dengan karakteristik lahan perkotaan.

Faktor-faktor tersebut diantaranya :

 Ketinggian (altitude), terkait dengan hambatan klimatologi dan

kemampuan peresapan airtanah (recharge area).


 Kelerengan (slope), terkait dengan hambatan terjadinya longsor.
 Potensi genangan, terkait dengan hambatan terjadinya banjir dan

genangan.

Page | 17
 Kawasan berfungsi lindung, terkait dengan hambatan bagi perlindungan

terhadap infrastruktur alam.


 Karakteristik fisik spesifik, seperti amblesan (land subsidence), perosokan

tanah, dan kekuatan fondasi bangunan.

Analisis daya-dukung dapat dilakukan melalui tumpang tindih

(overlay/superimpose) peta-peta yang memuat faktor-faktor di atas hingga

teridentifikasi batas-batas ruang kota yang potensial dimanfaatkan bagi hunian

dan aktifitasnya di luar berbagai hambatan di atas. Batas tersebut merupakan

manifestasi artificial threshold kelayakan huni ruang kota yang selanjutnya dalam

pembangunan kota berkelanjutan direncanakan sebagai benchmark untuk

ditingkatkan melalui : rekayasa, substitusi, dan adaptasi.

BAB III

Page | 18
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan

bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak

menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda

lainnya.

Menurut pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan

pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah

bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh

berada dalam media ambien. Secara objektif, baku mutu merupakan

sasaran ke arah mana suatu pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria

baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan data ilmiah

yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu kualitas air atau

udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan tertentu.

Baku mutu lingkungan terbagi atas 3, yaitu : baku mutu air, baku

mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi, dan

baku mutu air laut.

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan

hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara

mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung

kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan

Page | 19
hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh

keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang

bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi

faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.

3.2. Saran

Saran dari makalah ini adalah, bahwa kita selaku masyarakat di

wajibkan untuk selalu memperhatikan baku mutu lingkungan serta daya

dukung lingkungan. Dan juga sebagai pelaku utama terhadap

keseimbangan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://pinterdw.blogspot.com/2012/06/daya-dukung-lingkungan.html
http://ceritabiologi.wordpress.com/2012/06/19/daya-dukung-lingkungan/
http://www.slideshare.net/IkoMatussuniah/hukum-lingkungan-13527718

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/daya-

dukung-lingkungan/

http://www.scribd.com/doc/55457372/69/Daya-dukung-lingkungan

Page | 20
http://werdhapura.penataanruang.net/index.php?

option=com_jfusion&jfile=doku.php&id=isu_strategis

%3Bdaya_dukung_lahan&Itemid=10&jfile=doku.php&id=isu_strategis;daya_duk

ung_lahan&do=backlink

Page | 21

Anda mungkin juga menyukai