Anda di halaman 1dari 6

KOROSI LOGAM DAN PENGENDALIANNYA; ARTIKEL REVIEW

Azwar
Email : azwaryunus@pnl.ac.id
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe

Korosi adalah proses pengrusakan logam akibat reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya.
Proses korosi terjadi secara alamiah yaitu logam kembali bersenyawa dengan oksigen sebagaimana bahan
baku (ores) pada proses ekstraksi metalurgi pembuatan logam yang juga bersenyawa dengan oksigen.
Sehingga korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi metallurgy dimana sejumlah energy yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan logam kembali dilepaskan pada proses korosi. Proses terjadinya
korosi pada suatu logam membentuk suatu sel elektrokimia yang terdiri dari: anoda, katoda, larutan
elektrolit dan hubungan listrik antara anoda dan katoda. Maka menghilangkan salah satu dari ke -4 unsur
tersebut akan dapat menghentikan proses korosi. Ini menjadi prinsip dasar dalam pengendalian proses
pengkorosian logam, yaitu mengusahakan untuk mengontrol pertukaran ion antara logam (anoda) dengan
lingkungannya (katoda) dalam suatu media yang dapat menghantarkan arus listrik (elektrolit). Ada
beberapa macam tatacara pengendalian korosi yaitu pemilihan bahan yang tepat, perancangan instalasi
yang benar, pelapisan atau rekayasa permukaan, proteksi katodik dan pengondisian lingkungan. Maka
kemampuan seorang perancang dalam memahami proses terjadinya korosi akan menentukan jenis
pengendalian korosi yang sesuai; oleh karena prinsip terjadinya korosi dipicu oleh hal yang hampir sama,
sehingga ke 5 jenis metode pengendalian korosi tersebut sering digunakan secara parallel satu dengan
lainnya untuk efisiensi biaya.

Kata kunci : Reaksi elektrokimia, Ekstraksi Metalurgi, Sel Elektrokimia , Pengendalian Korosi.

PENDAHULUAN logam atau paduan logam dengan


Korosi muncul pada beberapa bidang kehidupan lingkungannya. Pada proses pembuatannya,
manusia terutama yang menyangkut dengan logam di ekstrak dari bijih logam (ore), dimana
bahan-bahan dari jenis logam sehingga bijih logam tersebut yang diperoleh dari hasil
mayoritas manusia mengenalnya sebagai penambangan masih bersenyawa dengan unsur
pengkaratan atau pengeroposan yang berdampak lain terutama oksigen. Untuk memperoleh
negative dan perlu untuk dihindari. Oleh karena logam, oksigen harus dipisahkan (diekstrak)
besarnya dampak yang ditimbulkan oleh korosi melalui proses ekstraksi metallurgy
dalam kehidupan, sehingga manusia melakukan membutuhkan energy yang besar [1,3].
berbagai upaya teknis untuk melawan atau
Proses korosi pada logam merupakan kebalikan
meminimalkan proses yang terjadi secara
dari proses ekstraksi metallurgy pembuatan
alamiah ini. Beberapa perusahaan besar
logam. Sejumlah energy yang dibutuhkan pada
menyediakan biaya yang sangat besar untuk
proses pembuatan logam dilepas kembali untuk
mengantisipasi masalah korosi pada produknya,
menghasilkan korosi dimana logam kembali
semisal perusahaan yang bergerak dalam bidang
bersenyawa dengan oksigen. Sehingga proses
otomotif dengan penggunaan logam yang
korosi bisa dikatakan sebagai suatu proses
dominan, demikian halnya dengan perusahaan
pengembalian logam ke bentuk alamiahnya
yang bergerak dalam bidang industri pesawat
yaitu bersenyawa dengan oksigen [2,4].
terbang, pusat pembangkit tenaga listrik,
industri kimia, serta bangunan berstruktur beton Material non logam semisal keramik memiliki
dan rangka baja. Maka dari tahapan ikatan antar atom yang sangat stabil dalam
perencanaan, pengoperasian dan bentuk ikatan ionik dimana tidak terdapat
pemeliharaannya harus disupervisi oleh ahli elektron bebas sebagaimana pada bahan logam
korosi yang bertanggungjawab untuk sehingga tidak bersifat reaktif secara kimia dan
meminimalisir biaya dan resiko yang mungkin elektrokimia dalam menghasilkan korosi.
ditimbulkan oleh korosi [1,2]. Demikian halnya dengan polimer (plastik) juga
tidak akan mengalami korosi karena ikatan
Korosi adalah suatu kerusakan (destructive) kovalen antara atom-atom karbon penyusunnya
yang dihasilkan oleh reaksi elektrokimia antara sangat stabil. Namun seiring dengan waktu
847
keramik dan polimer juga akan mengalami ItM iA tM
penurunan kualitas [3,4]. w = ; atau w=
nF nF
Korosi pada logam secara umum akan terjadi
bila atom-atom penyusun logam kehilangan dimana :
elektronnya menjadi ion-ion yang larut ke w = berat logam korosi (corroded) atau
dalam larutan sehingga logam secara gradual mengendap (plating); (gr)
terkonsumsi oleh proses ini membentuk I = arus (ampere)
karatan; disebut dengan proses elektrokimia M = berat atom logam
korosi seperti ditunjukkan pada gambar 1. Pipa n = valensi ion logam
air terbuat dari baja bertindak sebagai anoda t = waktu (detik)
akan melepaskan elektronnya menuju pengepas F = konstanta faraday (96500 C)
(fitting) tembaga sebagai katoda yang akan i = Kerapatan arus : I/A
menkonsumsi elektron tersebut yang keduanya A = Luas penampang anoda/katoda
terhubung untuk menghasilkan hubungan
listrik. Pipa baja (anoda) akan terkorosi karena
ion-ion nya akan terlarut dalam larutan PEMBAHASAN
sedangkan fitting tembaga akan terlindungi Konsep dasar pengendalian korosi
(katoda). Ini membuktikan bahwa korosi Jika suatu logam diexpose di alam terbuka
melibatkan reaksi elektrokimia, yaitu antara maka akan terjadi interaksi dengan lingkungan
bahan yang mengalami korosi terjadi yang melibatkan pertukaran ion antara
perpindahan elektron. Karena elektron adalah permukaan logam dengan lingkungannya
bermuatan negatif, maka perpindahannya tersebut. Karakteristik pertukaran ion dipacu
menimbulkan arus listrik sehingga reaksi nya oleh perbedaan potensial antara logam dan
dipengaruhi oleh potensial listrik yang akan lingkungannya yang menyebabkan terjadi
mengalir dari potensial tinggi ke potensial korosi pada logam tersebut. Namun produk
rendah yang dikenal dengan selisih energi korosi berupa karatan yang sifatnya rapat
bebas (ΔG) antara anoda dan katoda [2]. (dense) akan memberikan dampak positif bagi
Demikian hal nya dengan potensial baja dan logam karena dapat memutuskan pertukaran ion
tembaga, dimana potensial baja lebih positif sehingga korosi lanjutan akan berkurang [1,5].
dari tembaga, akibat selisih energi bebas
tersebut menyebabkan baja lebih reaktif dan Jadi konsep yang sangat mendasarkan dalam
terkorosi. melindungi logam dari korosi adalah
mengupayakan agar tidak terjadinya pertukaran
ion antara logam dengan linkungannya.
Kalaupun tidak bisa memutuskan sama sekali
pertukaran ion tersebut, maka diupayakan agar
pertukaran ion berlangsung dengan laju yang
lambat. Berdasarkan kriteria ini maka
muncullah istilah “pengendalian korosi” yang
sesungguhnya mengandung pengertian bahwa
pertukaran ion yang terjadi dikendalikan agar
tidak berlangsung secara cepat. Pertukaran ion
Gambar 1. Penampang pipa baja yang dengan lingkungannya berdasarkan tiori korosi
disambungkan dengan fitting tembaga [2]. tersebut dikenal dengan arus korosi. Sehingga
besar kecilnya arus korosi sangat menentukan
Laju korosi didefinisikan sebagai jumlah logam besar kecilnya laju korosi pada suatu logam [6].
yang hilang atau dilepaskan dari wilayah anoda
atau jumlah logam yang mengendap (plating) Metode pengendalian korosi pada logam
pada wilayah katoda. Laju korosi dapat Upaya pengendalian korosi yang lazim
ditentukan berdasarkan persamaan Faraday diterapakan dalam rangka perlindungan
dibawah ini [1]:

848
terhadap logam yang digunakan adalah sebagai Saat ini banyak bahan yang terbuat dari plastik,
berikut [1,7]: elastomer, komposit dan keramik. Material-
1. Pemilihan bahan yang tepat material tersebut memiliki resistansi terhadap
2. Perancangan kontruksi yang memadai korosi juga dapat digunakan untuk mencegah
3. Penerapan pelapisan logam korosi pada logam. Misalnya digunakan baik
4. Penerapan sistem proteksi katodik dan sebagai bahan pelapis baik sebagai pelapis
anodik permukaan luar (coating) maupun sebagai
5. Pengondisian lingkungan pelapis permukaan dalam (lining) untuk
Beberapa jenis praktek perlindungan yang telah melindungi logam dari korosi. Dengan
disebutkan diatas jarang bisa berdiri sendiri demikian dalam rangka perlindungan bahan
mengingan aspek biaya yang terlalu besar yang optimal, penguasaan yang cukup memadai
sehingga tidak ekonomis. Upaya pengendalian terhadap material-material non logam juga
korosi tersebut akan diuraikan dengan detai mutlak diperlukan oleh suatu team perancangan
dibawah ini : dalam bidang korosi [7].
1. Pemilihan bahan yang sesuai 2. Perancangan kontruksi
Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan Upaya melindungi logam dari korosi tidak
lingkungan tempat bahan tersebut dipalikasikan hanya memadai dengan pemilihan material
akan dapat menyebabkan kegagalan dini, yang tepat tapi juga sangat tergantung pada
berikut aspek keselamatan dan pembiayaan. pengetahuan dalam merancang bentuk atau tipe
Pemilihan bahan yang tepat yang dimaksudkan kontruksi. Dari berbagai literature dan
disini adalah memilih bahan logam/paduannya pengalaman yang ada, terdapat banyak
sedemikian sehingga pertukaran ion antara conntoh-contoh kontruksi yang memadai
logam/paduan tersebut dengan lingkungannya ditinjau dari segi ketahananya terhadap korosi
tidak berlangsung dengan cepat; atau dengan dengan tidak mengabaikan faktor keamanan,
kata lain adalah memilih logam/paduannya keindahan dan efisiensi dalam rangka
yang perbedaan potensial dengan pemeliharaan dan perawatannya [3].
lingkungannya sekecil mungkin. Dalam Sebaliknya ada juga rancangan kontruksi yang
prakteknya, jika lingkungannya terlalu agresif kurang baik terhadap korosi yaitu yang
(korosif) maka perancang lazim memilih logam memungkinkan terperangkapnya air, debu dan
atau paduannya yang memiliki ketahanan pengotor lainnya sehingga dapat menginisiasi
korosi yang lebih baik dari baja. Karakteristik korosi yang berujung pada kegagalan
pemilihannya didasari pada aspek apakah rancangan secara dini. Beberapa contoh dari
logam tersebut imun terhadap lingkungannya rancangan kontruksi yang kurang baik misalnya
tersebut atau apakah logam tersebut dapat terbentuknya lingkungan yang tidak kompetible
membentuk suatu lapisan tipis yang memiliki seperti bersentuhan antara bahan aluminium
sifat protektif dan memiliki sifat recovery yang dengan bahan beton, maka dikarenakan
memadai bila lapisan tersebut rusak [1,4]. alkalinitas bahan beton dapat menyerang
Namun perlu disadari bahwa dalam prakteknya, aluminium sehingga dapat menyebabkan
suatu sistem peralatan (technical system) jarang terjadinya korosi pada aluminium, demikian
sekali terbuat (tersusun) dari satu jenis bahan juga dengan permukaan yang kasar dan tajam,
logam saja sehingga karakteristik pengendalian serta desain suatu komponen yang sulit
korosi/pertukaran ion menjadi tidak dijangkau. Untuk pegangan didalam merancang
sesederhana yang dipikirkan. Dalam hal seperti kontruksi atau bentuk-bentuk komponen yang
ini, jika perlu ada yang „dikorbankan‟ maka sesuai dengan pencegahan korosi, biasanya para
para desainer akan memilih komponen yang perancang akan merujuk kepada standart-
bentuknya tidak rumit dan letaknya yang standart perancangan yang ada seperti
memudahkan pada saat penggantian komponen dipublikasikan oleh ISO, NACE, ASME [2].
(accessibility). Sehingga para perancang harus Dalam lingkungan yang mengalir, misalnya
memahami karakteristik suatu bahan logam pada installasi pipa, besar kemungkinan
dalam lingkungan tertentu [2].

849
terjadinya erosi korosi. Untuk itu biasanya digunakan sebagai additive pada bahan pelapis
perancang akan mengupayakan agar aliran berbasis pelumas (oil-base coating). Reaksi
fluida didalam pipa tidak menimbulkan aliran antara red-lead dengan pelumas menghasilkan
turbulen yang perancanannya mengacu pada larutan inhibitor yang sangat efektif dalam
standart yang telah ditentukan. menanggulangi proses korosi. Selain red-lead,
digunakan juga bahan inhibitor dari jenis
3. Penerapan pelapisan chromat. Namun dewasa ini penggunaan
Perlindungan terhadap logam dengan cara keduanya sudah mulai dibatasi menyangkut
menerapkan pelapisan pada hakikatnya adalah dengan masalah kesehatan dan lingkungan [7].
melindungi logam dari lingkungan sekililingnya
Upaya lain untuk melindungi permukaan logam
sehingga petukaran ion antara permukaan
adalah dengan menerapkan bahan pelapis yang
logam dengan sekelilingnya dapat
memiliki sifat proteksi katodik. Bahan pelapis
dikendalikan. Berdasarkan hal ini maka
yang digunakan misalnya mengandung partikel-
karakteristik perlindungan korosi dengan
partikel seng yang halus yang diaplikasikan ke
menerapkan pelapis dikelompokkan menjadi 3
permukaan baja. Partikel-partikel ini akan
kelompok yaitu [1,7].
bersifat sebagai anoda yang mampu
1. Menerapkan hambatan (barrier) untuk
mengkonversikan daerah anoda pada
memisahkan logam dari lingkungan
permukaan baja menjadi daerah katoda. Supaya
sekelilingnya.
proses konversi ini berlangsung efektif, maka
2. Menggunakan inhibitor pada permukaan
penambahan serbuk seng harus banyak
logam untuk mengendalikan reaksi anodik.
sehingga partikel-partikel tersebut bersentuhan
3. Melengkapi permukaan dengan pelapis
secara listrik baik sesame partikel atau dengan
yang memiliki sifat proteksi katodik melalui
permukaan baja [5].
pengubahan daerah anoda menjadi daerah
katoda. Namun mengingat lapisan seperti ini relative
Namun apabila ditinjau dari jenis material yang kurang padat (porous); maka karakteristik
digunakan sebagai bahan pelapis, maka proses perlindungannya adalah proteksi galvanic. Jadi
pelapisan dapat dikelompokkan menjadi 3 pada saat seng teroksidasi, maka produk
kelompok yaitu : oksidasinya akan mengisi ruang-ruang yang
1. Proses pelapisan logam (metallic coating) porous tersebut dan membentuk penghalang
2. Proses pelapisan konversi (conversion (barrier). Apabila barrier semacam ini
coating) terkelupas atau tergores, maka produk oksidasi
3. Proses pelapisan non-logam (non-metallic yang terbentuk harus mampu menutupi kembali
coating) permukaan yang terbuka tersebut.

Menerapakan hambatan pada permukaan logam Proses pelapisan logam adalah melapisi
pada hakekatnya adalah memisahkan secara sebagian atau seluruh permukaan logam yang
listrik permukaan logam dengan lingkungannya digunakan dengan logam lain. Jenis-jenis
(barrier protection). Pelapisan yang diterapkan proses pelapisan yang lazim digunakan adalah :
harus memadai ketebalannya dan bebas dari metode penyemprotan (thermal spraying),
cacat atau discontinuity lainnya. Pelapisan yang pengelasan (welding) atau pelapisan yang
termasuk kedalam katagori ini adalah cat, tar, menerapkan teknik vapour deposition seperti
plastic, dan sejenis gemuk [5]. physical vapour deposition (PVD), chemical
vapour deposition (CVD) [5].
Sedangkan pelapisan yang mampu mengontrol
reaksi anodic pada permukaan logam yang Sedangkan proses pelapisan konversi adalah
dilindunginya adalah bahan-bahan yang proses pelapisan dimana produk hasil proses
mengandung pigmen yang mengendalikan pelapisannya berupa oksida logam dari logam
melalui pembentukan coating-inhibitive yang dilapisinya atau oksida logam lainnya.
chemicals (inhibitor). Bahan kimia ini berasal Jenis proses pelapisan konversi adalah antara
dari pigmen yang sedikit larut dalam air. lain : anodizing, chromating dan phosphatizing
Contohnya adalah red-lead yang sejak lama atau blackening. Sedangkan pelapisan dengan

850
bahan-bahan non-logam antara lain adalah permukaan logam menjadi daerah katodik.
proses pelapisan dengan cat, lak,karet, Sistem ini hanya efektif untuk sistem-sistem
elastomer dan enamel [5]. yang terbenam dalam air atau didalam tanah.
Sistem perlindungan seperti ini telah berhasil
Mengingat bahwa proses pelapisan pada mengendalikan proses korosi untuk kapal-kapal
hakikatnya adalah melapiskan suatu material laut, struktur pinggir pantai, instalasi pipa dan
lain ke atas permukaan material lainnya, maka tangki bawah tanah atau laut. Cara pemberian
tingkat keberhasilan dari suatu proses pelapisan arus searah dalam system proteksi katodik ada
sangat tergantung pada kondisi permukaan dua cara seperti ditunjukkan pada gambar 2
yang akan dilapisi. Salah satu persyaratan dari yaitu [4,7]:
permukaan yang akan dilapisi adalah harus a. Menerapkan anoda korban (sacrificial
bebas dari debu, pelumas, lemak, terak, produk anode)
korosi (karatan), sisa logam pelapis, dan cacat b. Menerapkan arus tandingan (impressed
permukaan. Tahapan mengkondisikan current)
permukaan yang akan dilapisi lazim disebut
dengan tahapan penyiapan permukaan (surface
preparation). Penyiapan permukaan biasanya
terdiri dari tahapan pembersihan dan kadang-
kadang dilanjutkan dengan tahapan
pengkasaran permukaan (roughning) [7].
Untuk membersihkan permukaan logam dari
pengotor-pengotor seperti debu, terak, dsb,
dilakukan dengan cara-cara seperti : Gambar. Sistem proteksi katodik [4].
1. Cara mekanik
2. Menggunakan larutan organic (solvent Pada system proteksi katodik dengan anoda
cleaning) korban seperti pada instalasi lepas pantai tidak
3. Menggunakan larutan alkali memerlukan supply daya. Paduan yang
dijadikan anoda korban akan membangkitkan
Disamping itu, dikenal pula cara pembersihan arus yang diperlukan sebagai akibat adanya
permukaan yang lain seperti salt bath perbedaan potensial dengan struktur yang
descalling, ultrasonic cleaning dan plasma dilindunginya. Adanya pembangkitan arus dari
cleaning. Metode membersihkan permukaan anoda korban mengakibatkan umur anoda
yang mana yang paling cocok sangat tergantung korban terbatas. Maka jenis logam yang lazim
dari jenis pengotor; contohnya terak yang digunakan sebagai anoda korban antara lain :
terdapat pada permukaan mudah sekali magnesium, seng atau aluminium pada berbagai
dibersihkan dengan cara mekanik menggunakan derajat kemurnian atau paduan/campuran lain
sikat kawat, sedangkan jika pengotornya adalah dengan komposisi khusus [7].
pelumas atau lemak maka sebaiknya
dibersihkan dengan larutan pembersih (solvent Sistem proteksi katodik arus tanding adalah
cleaning). Setelah proses pembersihan kadang- memanfaatkan arus searah yang disupply dari
kadang dilanjutkan dengan proses pengkasaran suatu sumber daya dimana kutup positif dari
permukaan terutama sekali apabila proses sumber daya dihubungkan dengan anoda
pelapisan yang akan diterapkan adalah sedangkan kutup negatifnya dihubungkan
pelapisan mekanik. Adapun cara pengkasaran dengan sistem yang akan diproteksi. Anoda
permukaan antara lain : blasting, buffing, yang digunakan umumnya memiliki umur yang
chemical etching atau electroetching [6,7]. lebih panjang seperti misalnya besi cor
berkadar silikon tinggi, grafit atau aluminium.
4. Penerapan Proteksi Katodik dan Anodik Disamping itu kadang-kadang juga digunakan
Proteksi katodik adalah sistem perlindungan besi skrap, paduan timah hitam, platina atau
permukaan logam dengan cara mengalirkan paduan platina dengan palladium. Sedangkan
arus searah yang memadai ke permukaan logam sumber daya yang digunakan tergantung pada
untuk mengkonversikan semua daerah anoda di mudah tidaknya jaringan listrik yang diperoleh.

851
Untuk mengkonversikan arus AC menjadi DC laju korosi dengan inhibitor dapat diakibatkan
digunakan rectifier. Jika tidak memungkinkan oleh terbentuknya lapisan pasif atau dengan
maka dapat digunakan batere atau sel surya cara menghilangkan zat-zat yang agresif dari
sebagai sumber penyuplai arus searah [3,7]. lingkungan [1].
Jika penggunaan sistem proteksi katodik
tersebut dikombinasikan dengan penggunaan KESIMPULAN
pelapis, maka harus memperhatikan hal berikut 1. Korosi merupakan proses alamiah yaitu
ini : pengrusakan logam akibat terjadinya
1. Selama proses proteksi katodik berjalan pertukaran ion dengan lingkungannya yang
(meskipun beroperasi dengan karakteristik dikenal dengan arus korosi. Maka laju
sempurna) pada sisi katoda senantiasa akan korosi ditentukan oleh besar kecilnya arus
timbul ion-ion hidroksida (alkalinitas), oleh korosi tersebut.
karena itu bahan pelapis harus tahan 2. Konsep dasar pengendalian korosi pada
terhadap alkalinitas. logam adalah mengupayakan agar tidak
2. Gas hidrogen yang dihasilkan dari sistem terjadinya pertukaran ion antara logam
proteksi katodik yang tidak sempurna dengan linkungannya atau mengendalikan
bahkan dapat menegelupas lapisan laju pertukaran ion tersebut.
pelindung. 3. Metode perlindungan korosi yang dipilih
didasari pada beberapa hal : perlindungan
Sedangkan pada perlindungan secara anodik yang efektif, praktis, dan ekonomis; serta
(proteksi anodik), tegangan sistem yang keluasan pengetahuan dan pengalaman si
dilindungi dinaikkan sehingga memasuki perancang dalam menganalisa system
daerah anodiknya. Pada kondisi ini sistem teknik dari suatu peralatan, karakteristik
terlindungi karena terbentuknya lapisan pasif. operasi dan interaksi dengan
Syarat yang harus dipenuhi agar sistem ini lingkungannya.
berjalan dengan baik adalah karakteristik
lingkungannya harus stabil. Pada jenis
DAFTAR PUSTAKA
lingkungan yang tidak stabil (berfluktuatif) 1. A.A. El-Meligi, Corrosion Preventive
penerapan sistem proteksi anodik tidak Strategies as a Crucial Need for Decreasing
dianjurkan [4,7]. Environmental Pollution and Saving
Economics, National Research Centre,
5. Pengkondisian Lingkungan Physical Chemistry Dept, Dokki, Cairo,
Mengubah lingkungan dapat membantu Egypt, 2010
mengendalikan korosi dan meningkatkan 2. Denny A Jones, Principle and prevention of
efektifitas pengendalian korosi. Dehumidifikasi corrosion, Mc Graw Hill, New York, 1995.
dan purifikasi atmosfir merupakan dua contoh 3. KR. Trethewey, J. Chamberlain, KOROSI
yang paling umum dilakukan. Fasilitas untuk Mahasiswa dan Rekayasawan, PT.
penyejuk udara yang dapat mengatur humiditas Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991.
atmosfer menjadi relatif rendah dapat 4. William D. Callister, Jr., Materials Science
membantu menurunkan perusakan logam. and Engineering: An Introduction, John
Disamping itu, dengan humiditas yang rendah, Wiley & Sons, Inc., USA, 2007
fasilitas elektronik yang terpajang ke 5. Catherine M. Cotell, James A. Sprague, et. Al,
lingkungan dapat diturunkan laju ASM Hand book Surface Engineering, ASM
pengrusakannya oleh korosi [1,7]. International, 1994.
Pengkondisian lingkungan dapat juga diperoleh 6. Azwar, Modul ajar Korosi Logam, Jurusan
melalui penambahan zat inhibitor yaitu suatu Teknik Mesin politeknik Negeri
zat kimia yang ditambahkan ke lingkungan baik Lhokseumawe, Lhokseumawe 2010
secara selang seling maupun secara kontinyu 7. V. Ashworth, 2010, Principles of Cathodic
sehingga mampu menurunkan atau bahkan Protection, the Third Edition article 10.1
mencegah tejadinya reaksi korosi. Penurunan volume 2, pp 10:3–10:28, Elsevier B.V

852

Anda mungkin juga menyukai