Anda di halaman 1dari 15

MATERI IPA (KLS 6)

MATERI PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN


1. GENERATIF (KAWIN) dibutuhkan hewan betina dan jantan untuk berkembangbiak
a. Ovipar (BERTELUR)
Ovipar adalah hewan-hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur
pada umumnya harus dierami induknya hingga menetas. Proses pengeraman
dilakukan untuk menjaga suhu telur agar tetap stabil. Suhu telur yang tetap terjaga
sangat berpengaruh pada perkembangan bakal hewan yang ada di dalam telur.
Hewan-hewan yang berkembangbiak dengan cara ovipar adalah hewan jenis unggas,
reptil dan ikan.
Hewan serangga, misalnya kupu-kupu juga mengalami metamorfosis. Perubahan
bentuk tubuh ulat menjadi kepompongyang kemudian menjadi serangga
dewasamengalami metamorfosis sempurna.
Hal ini juga dialami, kumbang, lebah, nyamuk, dan lalat. Ada pula metamorfosis
tidak sempurna, contohnya pada belalang,jangkrik, kutu kepala, dan lipas.
Ciri khusus hewan ovipar
 tidak memiliki daun telinga.
 bukan merupakan hewan mamalia.
 induk tidak menyusui anaknya.
 tidak memiliki kelenjar susu.
 induk mengerami telur hingga menetas.
 telur berada di luar tubuh induknya.
b. Vivipar (MELAHIRKAN)
Vivipar adalah hewan-hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan.
Pada umumnya hewan ini termasuk jenis mamalia.
Ciri khusus hewan vivipar
 Memiliki kelenjar susu
 Memiliki daun telinga
 Penutup tubuh hewan vivipar adalah rambut
 Merupakan kelompok mamalia
 Individu baru akan dikeluarkan atau akan dilahirkan dari tubuh induknya
c. Ovovivipar (BERTELUR-MELAHIRKAN)
Ovovivipar adalah hewan-hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur
didalam tubuh dan menetas didalam tubuh kemudian mengeluarkan individu baru
dengan cara melahirkan.
Pembuahan pada jenis ovovivipar terjadi pada betina hingga terbentuk sebuah
telur. Di dalam telur anak tumbuh embrio yang akan berkembang menjadi keturunan.
Proses tersebut yang disebut kehamilan. Cadangan makanan didapat langsung dari
embrio telur tersebut bukan dari induknya. Namun telur hanya bertahan dalam jangka
waktu tertentu lalu menetas. Hingga telur menetas didalam perut dan dilahirkan.
Hewan yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar diantaranya kuda laut, ular
kadut, ikan guppy, ikan pari, ikan hiu, bunglon, iguana, kadal, salamander, platypus.
Ciri khusus hewan ovovivipar
 Memiliki embrio yang dapat berkembang menjadi cangkang telur dalam tubuh
induknya
 Tidak menyusui
 Pembentukan anak dilakukan dengan cara generatif
 Anak tidak diasuh oleh induknya
 Induk tidak memiliki Rahim
 Termasuk hewan berdarah dingin
 Setelah menetas individu baru akan keluar langsung dari tubuh induknya.

2. VEGETATIF (TIDAK KAWIN)


a. Membelah Diri
Membelah diri adalah cara perkembangbiakan hewan dengan jalan membagi
tubuhnya menjadi dua bagian yang sama atau lebih secara langsung yang dilakukan
hewan bersel satu. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri
adalah Amoeba, protozoa, paramecium dan virus.
b. Bertunas
Bertunas adalah cara berkembangbiak hewan pada saat organisme baru tumbuh.
Tunas baru akan melekat sepanjang pertumbuhannya pada hewan dewasa hingga
menjadi organisme baru. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara bertunas
adalah Hydra, Porifera, dan coelenterate.
c. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara perkembangbiakan yang berasal dari potongan tubuhnya
sendiri atau pemutusan bagian tubuhnya. Contoh hewan fragmentasi adalah planaria
dan cacing pita.
ADAPTASI HEWAN
1. Adaptasi Hewan Terhadap Kondisi Lingkungan
Seperti halnya tumbuhan, hewan juga melakukan adaptasi. Secara umum tujuan hewan
melakukan penyesuaian diri adalah untuk mempertahankan hidup. Namun, secara khusus
tujuan penyesuaian diri hewan adalah sebagai berikut.
 Memenuhi kebutuhan hidup, misalnya air dan makanan.
 Mengatasi kondisi lingkungan yang ekstrem, misalnya lingkungan yang sangat panas,
dingin, atau kering.
 Melindungi diri dari pemangsa.
Perbedaan jenis makanan yang tersedia di setiap lingkungan mengakibatkan
hewan memiliki struktur tubuh yang berbeda juga. Berikut beberapa contoh
penyesuaian struktur atau alat tubuh hewan terhadap lingkungan.
a. Struktur Gigi
Perbedaan struktur gigi dapat ditemukan pada jenis hewan karnivora, herbivora, dan
omnivora.
 Struktur hewan pemakan daging (karnivora) tersusun atas gigi taring yang
sangat tajam. Tujuannya adalah untuk merobek-robek makanan yang berupa
daging. Contoh hewan karnivora yaitu kucing, harimau, buaya, dan ikan hiu.
 Hewan pemakan tumbuhan (herbivora) memiliki susunan gigi yang terdiri atas
gigi seri dan geraham. Tujuannya adalah untuk mengunyah makanan yang berupa
tumbuhan. Contoh hewan herbivora yaitu sapi, kuda, dan kambing.
 Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora) memiliki gigi yang terdiri
atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Contoh hewan omnivora yaitu tikus
dan kera.

Gigi taring pada buaya


Gigi seri dan geraham pada sapi

Gigi seri, taring, dan geraham pada kera

b. Bentuk Paruh
Perbedaan bentuk paruh dapat ditemukan pada jenis unggas atau burung.
 Paruh burung pemakan daging terlihat kokoh, runcing, dan tajam serta agak
melengkung. Paruh tersebut digunakan untuk merobek daging mangsa.
Contohnya paruh burung elang dan burung hantu.

Paruh pada burung elang


 Paruh burung pemakan madu atau nektar berbentuk kecil dan memanjang.
Paruh tersebut digunakan untuk mengisap nektar di dasar bunga. Contohnya
paruh burung kolibri.

Paruh burung kolibri


 Paruh burung pemakan ikan berbentuk panjang dan berkantong yang digunakan
untuk membawa ikan hasil tangkapannya. Contohnya paruh burung pelikan.

Paruh burung pelikan

 Paruh burung pemakan biji berbentuk pendek, tebal, dan runcing karena
digunakan untuk memecah biji-bijian. Contohnya paruh burung pipit dan burung
kenari.

Paruh burung kenari


 Paruh burung pemakan serangga berbentuk runcing dan agak panjang karena
digunakan untuk mematuk dan mengambil serangga yang ada dibalik kulit kayu.
Contohnya paruh burung pelatuk.

Paruh burung pelatuk


 Paruh unggas pemakan cacing berbentuk lebar dan memiliki struktur seperti
sisir di bagian pangkalmya. Struktur tersebut berguna untuk menahan makanan
yang licin agar tidak lepas dan menyaring makanan dari lumpur. Contohnya
paruh bebek dan angsa.

Paruh bebek

c. Bentuk Kaki
Variasi bentuk kaki juga dapat ditemui pada burung dan unggas. Selain
dipengaruhi oleh jenis makanan, bentuk kaki burung juga dipengaruhi oleh tempat
hidupnya.
 Kaki burung pemakan daging bentuknya kokoh dan memiliki kuku tajam.
Fungsinya adalah untuk mencengkram mangsa dan merobek makanan.
Contohnya kaki burung elang dan burung hantu.
Kaki burung elang

 Burung pengais memiliki cakar dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu
jari menghadap ke belakang. Bentuk kaki tersebut digunakan untuk mengais atau
menggali tanah dalam mencari makanan. Hewan yang memiliki jenis kaki ini
adalah ayam.

Kaki ayam

 Jenis burung pemakan ikan (perenang) biasanya memiliki kaki yang berselaput.
Kaki jenis itu berguna untuk berenang atau berjalan di lingkungan yang
berlumpur. Burung yang memiliki bentuk kaki jenis ini adalah burung pelikan.
Kaki burung pelikan

 Jenis burung pemakan serangga memiliki dua jari kaki menghadap ke depan dan
dua jarinya lagi menghadap ke belakang dengan kuku yang tajam. Struktur kaki
tersebut digunakan untuk memanjat pohon ketika mencari serangga. Contohnya
kaki burung pelatuk.

Kaki burung pelatuk

d. Bentuk Mulut
Variasi bentuk mulut terdapat pada serangga. Berdasarkan jenis makanannya jenis
mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu: mulut pengisap, mulut penusuk dan
pengisap, mulut penjilat, dan mulut penggigit.
 Mulut pengisap contohnya kupu-kupu.
Mulut kupu-kupu

 Mulut penusuk dan pengisap contohnya nyamuk.

Mulut nyamuk

 Mulut penjilat contohnya lalat dan lebah.

Mulut lalat
 Mulut penggigit contohnya belalang dan semut.
Mulut belalang

e. Bentuk Lidah
Bentuk lidah panjang dan lengket dimiliki oleh beberapa hewan seperti cicak,
bunglon, landak, dan semut. Lidah tersebut digunakan untuk menangkap mangsanya
berupa serangga.

Lidah panjang dan lengket pada bunglon

2. Adaptasi Hewan Terhadap Kondisi Lingkungan Tertentu


Beberapa hewan memiliki ciri khusus untuk beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
tertentu. Misalnya adaptasi hewan di gurun, kutub, laut, dan lain-lain.
 Unta
Unta merupakan salah satu hewan yang hidup di daerah gurun yang panas dan kering.
Untuk dapat bertahan hidup di daerah tersebut, berikut beberapa bentuk adaptasi unta.
1. Terdapat rambut pada kelopak mata berguna untuk menghalangi debu masuk ke
mata ketika berjalan di pasir.
2. Telapak kaki yang lembut memudahkan berjalan di atas tanah berpasir.
3. Punuk berisi cadangan lemak yang dapat dipecah menjadi energi.
4. Usus yang sangat panjang untuk menyerap lebih banyak air dalam makanan.
Unta memiliki punuk, telapak kaki lembut, rambut pada kelopak mata

 Beruang Kutub
Beruang kutub hidup di daerah yang sangat dingin di permukaan bumi, yaitu di
kutub. Untuk dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut, beruang kutub melakukan
beberapa penyesuaian yaitu rambut putih sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat
oleh pemburu dan lapisan lemak di bawah kulit untuk bertahan di suhu
dingin. Kamuflase yaitu kemampuan yang dimiliki hewan untuk menyesuaikan warna
atau bentuk tubuhnya dengan lingkungan di sekitarnya.

Beruang memiliki rambut putih dan lapisan lemak di bawah kulit

 Lumba-Lumba dan Paus


Kedua mamalia ini hidup di laut. Alat pernapasannya berupa paru-paru. Oleh
karena itu, kedua hewan ini kerap muncul ke permukaan laut jika akan menghirup
oksigen. Kedua hewan ini juga memiliki kemampuan ekolokasi.
Lumba-lumba muncul ke permukaan laut untuk bernapas

3. Adaptasi Hewan untuk Melindungi Diri


 Kelelawar
Kelelawar memiliki kemampuan ekolokasi, yaitu kemampuan untuk mendeteksi
mangsa, pemangsa, dan benda di sekitarnya menggunakan pantulan bunyi.
 Burung hantu
Burung hantu memiliki penglihatan dan pendengaran yang tajam dan peka untuk
mencari mangsa pada malam hari
 Cicak dan tokek
Cicak dan tokek dapat melindungi dirinya dari pemangsa dengan dua cara, yaitu
telapak kaki yang memiliki perekat sehingga memudahkannya merayap di dinding
dan kemampuan autotomi. Autotomi yaitu kemampuan memutuskan ekor untuk
mengelabui pemangsa.
 Bunglon
Bunglon memiliki kemampuan mimikri. Mimikri yaitu kemampuan untuk mengubah
warna kulit sesuai kondisi lingkungannya untuk mengelabui pemangsa dan
memudahkan mendapat mangsa.
 Walang sangit
Walang sangit dapat mengeluarkan bau yang menyengat untuk melindungi diri dari
pemangsa.
 Landak
Landak memiliki rambut seperti duri yang dilapisi keratin untuk menakuti musuh dan
melindungi diri dari pemangsa.
 Kalajengking
Kalajengking memiliki sengatan beracun di bagian ekor untuk menyerang musuh.
 Cumi-cumi
Cumi-cumi dapat menyemprotkan cairan berwarna hitam seperti tinta untuk
menghindarkan diri dari pemangsa.
 Ikan buntal
Ikan buntal memiliki kemampuan menggembungkan tubuh untuk perlindungan diri.
Selain itu, ikan ini juga memiliki duri-duri yang beracun pada tubuhnya untuk
melindungi diri dari pemangsa.
 Trenggiling dan kaki seribu
Trenggiling dan kaki seribu memiliki struktur kulit yang keras. Saat terancam, kedua
hewan ini akan menggulung diri sehingga pemangsa akan kesulitan untuk
memangsanya.

PERKEMBANGBIAKAN PADA MANUSIA


Perkembangbiakan pada manusia diawali terjadinyaperistiwa pembuahan (fertilisasi) sel
telur oleh sperma. Sel telur yang telah dibuahi sperma disebut zigot. Zigot tumbuh dan
berkembang di dalam rahim (uterus) menjadi embrio. Embrio terus tumbuh dan berkembang
menjadi janin
MATERI KESEIMBANGAN EKOSISTEM

EKOSISTEM adalah suatu tempat yang saling memberi dan saling menerima antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. terdiri dari 2 macam yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik.
 Komponen Biotik (merupakan komponen yang ada di alam dan meliputi semua makhluk
hidup seperti tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan manusia)
 Komponen Abiotik (merupakan seluruh unsur yang tidak hidup dalam ekosistem)

Pada ekosistem, hubungan interaksi tidak cuma terjadi antar makhluk hidup saja, juga
terjadi antara makhluh hidup dan tak hidup. Hubungannya tersebut sangatlah erat. Misalnya
saja sinar matahari (komponen abiotik) akan dipakai oleh komponen biotik untuk sumber
utama energi yang dimanfaatkan oleh produsen dalam rangka memproduksi makanan.
Tumbuhan hijau mempunyai fungsi sebagai produsen dimana produsen adalah merupakan
sumber makanan bagi konsumen. Apabila produsen dan konsumen mati maka selanjutnya
akan diurai oleh bakteri pengurai.
Keseimbangan antara produsen dan konsumen dalam suatu ekosistem harus terjadi. Suatu
kehidupan bisa tetap berlangsung terus apabila jumlah dari produsen jumlahnya lebih besar
dari pada jumlah konsumen tingkat I. Pada konsumen tingkat I jumlahnya harus lebih
banyak dari pada jumlah konsumen pada tingkat II dan begitu selanjutnya untuk tingkat di
atasnya. Pengertian piramida makanan adalah merupakan gambaran yang menunjukkan
perbandingan antara jumlah produsen dengan jumlah dari konsumen. Berikut contoh
piramida makan.

Anda mungkin juga menyukai